Sie sind auf Seite 1von 9

Laporan Hasil Pengamatan

Smoking Cessation

Pembimbing:
Dr. dr. Shirley I. Moningkey, M.Kes
dr. Achmad Muchlis, MARS

Disusun Oleh:
Liza Maria Rouly 07120120108

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
PUSKESMAS CURUG
2017
TANGERANG
A. IDENTITAS PASIEN
Nomor Rekam Media : 454865
Nama : Tn. S
Umur : 52 tahun
Alamat : Kadu
Pekerjaan : Buruh pabrik
Pendidikan : SD
Tinggi Badan : 172 cm
Berat Badan : 70 kg

Kategori Perokok
Perokok aktif berat sejak 30 tahun yang lalu:
Jumlah batang rokok yang dihisap dalam satu minggu terakhir adalah 20
batang rokok per hari
Jumlah batang rokok yang dihisap dalam 1-2 bulan terakhir sebanyak 25
batang rokok per hari.

Riwayat Mencoba Berhenti Merokok


Belum pernah mecoba untuk berhenti merokok.
Pasien belum pernah mencoba untuk berhenti merokok karena pasien merasa
suntuk dan gelisah bila tidak merokok, serta pasien tidak pernah memiliki
keluhan sehubungan dengan saluran pernapasan, seperti sesak atau batuk
lama.

Niat Berhenti Merokok


Terdapat niat untuk berhenti merokok.
Pasien berniat untuk berhenti merokok karena usia pasien semakin tua, dan
ada tetangga pasien yang mengalami masalah paru karena kebiasaan merokok.

2
B. METODE

Metode yang digunakan dalam program Smoking Cessation ini


diambil dari panduan WHO mengenai European Strategy for Smoking
Cessation Policy. Metode ini adalah memotivasi perokok untuk melawan
ketergantungannya terhadap rokok. WHO dan American Psychiatric
Association menyebutkan bahwa penyebab utama perokok untuk berhenti
merokok dan kasus relapse dikarenakan efek ketergantungan yang
ditimbulkan oleh salah satu zat yang terkandung dalam rokok yaitu nikotin.
Beberapa metode yang digunakan antara lain adalah:
1. Brief opportunistic advice from a health care professional
Intervensi diberikan secara langsung oleh tenaga kesehatan secara 10-
15 menit dimana para perokok dijelaskan bahaya dari rokok dan
diberikan beberapa tips mengenai cara berhenti merokok dengan
pemicu dari lingkungan dan diri sendiri.
2. Individual counseling
Intervensi ini memberikan kesempatan kepada perokok untuk dapat
berinteraksi dengan petugas kesehatan dan menjelaskan kesulitan
dalam berhenti merokok sehingga petugas tersebut dapat membantu
perokok mencari solusi untuk kesulitan-kesulitan tersebut yang dapat
meningkatkan kepercayaan diri perokok untuk dapat berhenti.
3. Behavioural approach
Para peserta perokok diberikan pilihan, apakah ingin berhenti seketika
atau berhenti secara bertahap melalui pengurangan bertahap dari
jumlah rokok yang dihisap dengan menetapkan target jumlah rokok
maksimal yang dapat dihisap dengan menetapkan target jumlah rokok
maksimal yang dapat dihisap dalam kurun waktu tertentu. Pasien juga
dijelaskan melalui prinsip berhenti merokok dimana apabila berhenti
lebih cepat lebih baik.
4. Terapi pengganti nikotin
Terapi ini menggunakan permen karet sebagai pengganti sesaat apabila
perokok timbul keinginan untuk merokok.

3
Metode-metode tersebut dilakukan dengan menetapkan target dimana
dalam 1 minggu pasien dapat mengurangi jumlah batang rokok yang
dihisap menjadi 10 batang/hari. Pasien melakukan kunjungan sebanyak 3
kali. Pertemuan yang pertama kali adalah saat pasien datang berobat,
rentang waktu antara setiap kunjungan adalah 3 hari. Total waktu
pengamatan adalah 7 hari dengan pengamatan efektif 7 hari, mulai tanggal
28 Agustus 4 September 2017 di Puskesmas Curug.

C. HASIL PENGAMATAN
1. Hasil Pengamatan
Berikut adalah hasil pengamatan jumlah merokok pasien mulai dari
tanggal 28 Agustus 4 September 2017.

Tanggal 28 Agustus 2017.

Jumlah Waktu Skala Tempat Dengan


rokok aktivitas siapa
yang
dihisap/
hari
1 06.00 3 Di depan rumah Sendiri
2 09.00 2 Tempat kerja Teman
3 12.30 2 Tempat kerja Teman
4 13.30 3 Tempat kerja Sendiri
5 14.00 1 Tempat kerja Teman
6 15.00 3 Di depan rumah Sendiri
7 16.00 2 Di depan rumah Sendiri
8 17.00 3 Di depan rumah Teman
9 18.00 1 Di depan rumah Sendiri

4
Tanggal 29 Agustus 2017.

Jumlah Waktu Tempat Dengan


rokok yang aktivitas siapa
dihisap/hari
1 07.00 Di depan rumah Sendiri
2 09.00 Tempat kerja Teman
1 11.30 Tempat kerja Teman
3 12.30 Tempat kerja Sendiri
1 14.00 Tempat kerja Teman
4 15.00 Di depan rumah Sendiri
2 20.00 Warung Sendiri
1 21.00 Warung Teman
3 22.00 Warung Sendiri

Tanggal 30 Agustus 2017.

Jumlah Waktu Tempat Dengan


rokok yang aktivitas siapa
dihisap/hari
2 12.00 Tempat kerja Sendiri
2 13.00 Tempat kerja Teman
2 15.00 Di depan rumah Sendiri
2 15.45 Di depan rumah Sendiri
2 17.00 Di depan rumah Sendiri
3 18.00 Di depan rumah Sendiri
2 20.00 Warung Teman
2 21.00 Warung Teman

5
Tanggal 31 Agustus 2017.

Jumlah Waktu Tempat Dengan


rokok yang aktivitas siapa
dihisap/hari
3 06.30 Di depan rumah Sendiri
1 08.00 Tempat kerja Sendiri
1 10.00 Tempat kerja Teman
2 15.15 Di depan rumah Sendiri
2 15.45 Di depan rumah Sendiri
3 17.00 Di depan rumah Sendiri
2 17.45 Di depan rumah Sendiri

Tanggal 1 September 2017

Jumlah Waktu Tempat Dengan


rokok yang aktivitas siapa
dihisap/hari
3 06.45 Di depan rumah Sendiri
3 12.30 Tempat kerja Sendiri
1 13.30 Tempat kerja Teman
3 15.15 Di depan rumah Sendiri
1 15.45 Di depan rumah Sendiri
3 17.30 Di depan rumah Sendiri

Tanggal 2 September 2017.

Jumlah Waktu Tempat Dengan


rokok yang aktivitas siapa
dihisap/hari
2 06.30 Di depan rumah Sendiri
3 09.00 Tempat kerja Teman

6
2 11.00 Tempat kerja Teman
2 12.15 Tempat kerja Sendiri
2 15.00 Tempat kerja Teman
3 17.15 Di depan rumah Teman

Tanggal 3 September 2017.

Jumlah Waktu Tempat Dengan


rokok yang aktivitas siapa
dihisap/hari
1 07.00 Di depan rumah Sendiri
1 10.00 Tempat kerja Teman
2 11.00 Tempat kerja Teman
2 12.30 Tempat kerja Sendiri
2 15.00 Di depan rumah Teman
1 16.30 Di depan rumah Teman
Berikut adalah grafik dari jumlah rokok yang dihisap setiap harinya
selama masa observasi:

Hari 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
20 batang 18 batang 18 batang 15 batang 14 batang 14 batang 10 batang
rokok

7
Jumlah rokok
25

20

15

Jumlah rokok
10

0
1 2 3 4 5 6

2. Pembahasan

Pasien merupakan seorang perokok aktif yang memiliki kebiasaan


dalam merokok sebanyak 20-25 batang per harinya. Dengan mengikuti
program smoking cessation yang diadakan di Puskesmas Curug, pasien
menetapkan target untuk mengurangi jumlah rokok dihisap per harinya
menjadi 10 batang per hari, yang sudah dipertahankannya selama hari
terakhir dari masa observasi.

Menurut pasien, ia selalu diingati oleh istrinya untuk tidak merokok


dan dilarang oleh istrinya untuk tidak merokok di dalam rumah, maka
pasien selalu merokok di teras rumah. Karena pasien selalu diingatkan
oleh istri pasien, pasien ingin mencoba berhenti dan juga dengan bantuan
program ini, pasien menjadi lebih termotivasi. Namun, dengan kesibukan
pasien pada kerjaan, serta pengaruh dari teman sekitarnya dan teman
kumpulnya pasien di warung. Pasien juga mengaku bahwa dengan
mengurangi jumlah rokok yang dihisap per harinya, biaya pengeluaran
hariannya juga berkurang.

Pasien juga mengaku bahwa setiap kalinya ia memiliki keinginan


untuk merokok, pasien selalu ingat apa yang dikatakan oleh istrinya
mengenai bahayanya dari rokok, serta nasihat dari dokter juga. Pasien

8
tidak dapat berhenti merokok secara total dalam kurun waktu yang dekat,
namun pasien masih ingin mencoba untuk menurunkan jumlah rokok
yang dihisap di dalam kurun waktu yang cepat secara perlahan-lahan.

Setelah mengikuti program smoking cessation ini, pasien mengaku


bahwa kesulitan dan hambatan yang terberat dalam berhenti merokok
adalah saat pasien sedang bersama teman kerjanya dan teman kumpulnya
di warung, termasuk saat pasien memiliki masalah pada pekerjaannya.
Namun, pasien juga mengaku bahwa tanpa tekad dari dirinya sendiri, ia
tidak dapat berhenti merokok. Maka pasien selalu mengigat apa yang
dikatakan oleh dokter dan istrinya. Pasien juga mulai menghindar dari
perkumpulan temannya bila sedang merokok atau tempat-tempat yang
terdapat asap rokok dan mengajak teman-temannya untuk coba berhenti
merokok.

3. Kesimpulan

Upaya dalam berhenti merokok untuk perokok aktif bukanlah sesuatu


tugas yang mudah, namun memerlukan dua faktor yang penting. Kedua
faktor tersebut adalah faktor internal yang merupakan tekad dari
pasiennya sendiri dan faktor eksternal yang merupakan nasihat dan
dukungan dari istrinya. Untuk dalam lingkungan kerjanya, perusahaan
dapat membuat lingkungan bebas rokok dan dilarang untuk merokok di
sekitar lingkungan kerja. Untuk masyarakat, diharapkan juga agar
didirikan spanduk dan kampanye mengenai bebas rokok dengan
menunjukkan gambar-gambar efek rokok terhadap kesehatan oleh karena
jumlah perokok di Indonesia masih tinggi.

Das könnte Ihnen auch gefallen