Sie sind auf Seite 1von 31

[Type text]

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Pengertian
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.1
2. Visi dan Misi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
3. Tujuan
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang 1 :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

6
[Type text]

c. Hidup dalam lingkungan sehat


d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
4. Fungsi2
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan pembangunan lintas
sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggung jawab puskesmas meliputi:

7
[Type text]

1) Pelayanan kesehatan perorangan.


Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
5. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
a. Paradigma sehat
b. Pertanggungjawaban wilayah
c. Kemandirian masyarakat
d. Pemerataan
e. Teknologi tepat guna
f. Keterpaduan dan kesinambungan
6. Peran pokok petugas puskesmas
Dalam menjalankan perannya sebagai penyedia pelayanan kesehatan
Puskesmas didukung beberapa petugas yang mempunyai fungsi masing-
masing antara lain:

8
[Type text]

a. Petugas Medis
1) Dokter Umum: Melakukan pelayanan medis di poli umum,
puskesmas keliling, pustu, posyandu.
2) Dokter Gigi: Melaksanakan pelayanan medis di poli gigi,
puskesmas keliling.
3) Dokter Spesialis: Khusus untuk puskesmas rawat inap
sebaiknya ada kunjungan dokter spesialis sebagai dokter
konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan dan penyakit
dalam.
b. Petugas Kesehatan
1) Bidan : Pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA & KB),
pelaksana asuhan kebidanan.
2) Perawat Umum : Pendamping tugas dokter umum, pelaksana
asuhan keperawatan umum.
3) Perawat Gigi : Pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan
keperawatan gigi.
4) Perawat Gizi : Pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah
gizi masyarakat.
5) Sanitarian : Pelayanan kesehatan lingkungan pemukiman dan
institusi lainnya.
6) Sarjana Farmasi : Pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan
kesehatan.
7) Sarjana Kesehatan Masyarakat: Pelayanan administrasi,
penyuluhan, pencegahan dan pelacakan masalah kesehatan
masyarakat.
c. Petugas Non Kesehatan
1) Administrasi : Pelayanan administrasi pencatatandan
pelaporankegiatan puskesmas.

9
[Type text]

2) Petugas Dapur :Menyiapkan menu masakan dan makanan


pasien puskesmas perawatan.
3) Petugas Kebersihan : Melakukan kegiatan kebersihan
ruangandan lingkungan puskesmas.
4) Petugas Keamanan : Menjaga keamananpelayanan khususnya
ruangan rawat inap.
5) Sopir : Mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan
puskesmas keliling di luar gedung puskesmas.
7. Upaya Kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.
a. Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya
kesehatan masyarakat esensial meliputi:
1) pelayanan pengobatan;
2) pelayanan promosi kesehatan;
3) pelayanan kesehatan lingkungan;
4) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
5) pelayanan gizi; dan
6) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.1,2
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada, yakni:
1) Upaya Kesehatan Sekolah
2) Upaya Kesehatan Olah Raga

10
[Type text]

3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


4) Upaya Kesehatan Kerja
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Upaya Kesehatan Jiwa
7) Upaya Kesehatan Mata
8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
b. Upaya Kesehatan Perseorangan/UKP
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai
dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan dalam bentuk
rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care),
home care, dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan
tersebut maka puskesmas harus menyelenggarakan manajemen
Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat dan pelayanan laboratorium.
8. Upaya Pengobatan12
Upaya pengobatan di Puskesmas adalah segala bentuk pelayanan
pengobatan yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit
atau gejalanya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan
teknologi yang khusus untuk keperluan tersebut.
1. Jenis-jenis upaya pengobatan dasar adalah sebagai berikut :
a. Pengobatan Dalam Gedung :
1) Poli Umum.
2) Poli Gigi (Rawat Jalan).
3) Apotek.
4) Unit Gawat Darurat (UGD).
5) Perawatan Penyakit (Rawat Inap).

11
[Type text]

6) Pertolongan Persalinan (Kebidanan).


b. Pengobatan Luar Gedung :
1) Rujukan Kasus.
2) Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel).
2. Kegiatan pengelolaan obat di puskesmas terbagi menjadi :
a. Pengelolaan logistik obat-obatan.
b. Pencatatan dan pelaporan obat.
c. Peningkatan mutu petugas puskesmas bidang obat-obatan.
3. Program kerja pengobatan adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
1) Mendapatkan riwayat penyakit.
2) Mengadakan pemeriksaan fisik.
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium.
4) Membuat diagnosa.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
1) Rujukan diagnostik
2) Rujukan pengobatan atau rehabilitasi
3) Rujukan lain.
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu,
keterjangkauan obat, perbekalan kesehatan rumah tangga dan
kosmetika.Kegiatan pokok puskesmas adalah sebagai berikut :
a) Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
diseluruh puskesmas dan jaringannya.
b) Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan.
c) Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan
terutama untuk penduduk miskin.
d) Peningkatan mutu pelayanan farmasi, komunitas dan rumah sakit.

12
[Type text]

Upaya pengobatan di puskesmas adalah segala bentuk pelayanan


pengobatan yang diberikan kepada seseorang untuk membantu
menghilangkan penyakit atau gejala-gejalanya.
4. Keberhasilan Upaya Pengobatan
Pengukuran secara kualitatif diukur dengan membandingkan standar
prosedur kerja masing-masing program dengan kemampuan staf dalam
melaksanakan kegiatan masing-masing. Sedangkan pengukuran secara
kuantitatif diukur dengan membandingkan target yang sudah ditetapkan
dengan cakupan pelayanan kegiatan program.
5. Catatan Medik Upaya Pengobatan
Catanan medik berupa rekam medis yang memiliki tujuan untuk
menunjang tercapainya tata tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan kegunaannya dalam aspek administrasi,
medis, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan dan dokumentasi
6. Sasaran Upaya Pengobatan
Sasaran dari pengobatan dasar adalah individu dan keluarga
7. Cakupan Program Upaya Pengobatan
a. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui mendapatkan riwayat
penyakit, melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
kemudian membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa rujukan diagnostik dan rujukan pengobatan atau rehabilitasi
9. Manajemen Puskesmas3,7
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas membentuk
fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen pusksesmas yang

13
[Type text]

dikenal yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, Pengawasan dan


Pertanggungjawaban.
1) Perencanaan
Proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi
masalah kesehatan di wilayah kerja pusksesmas. Rencana tahunan
puskesmas dibedakan atas dua macam, yaitu rencana tahunan upaya
kesehatan wajib dan rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.
a) Upaya Kesehatan Wajib
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas
adalah sebagai berikut:
- Menyusun usulan kegiatan
- Mengajukan usulan kegiatan
- Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
b) Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan
yang dilakukan oleh puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
- Menyusun usulan kegiatan
- Mengajukan usulan kegiatan
- Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
B. Sanitasi tempat-tempat umum (TTU)
1. Definisi
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan
pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa
sehingga munculnya penyakit dapat dihindari. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor lingkungan
untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang
disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan
masyarakat dapat optimal.

14
[Type text]

Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya


penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan
lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat
umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang
bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan
penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.
Sanitasi tempat-tempat umum,merupakan masalahkesehatan
masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat
bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang
dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat
menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan,
minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum
harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara,
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan
sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang
dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan
penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu
kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal
angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon
kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung
pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain.
Dari STTU ada dua usaha yg dilakukan :
a. Pengawasan dan pemeriksaan faktor lingkungan dari tempat-tempat
umum dan faktor manusianya sendiri yang melakukan kegiatan.
b. Penyuluhan terhadap masyarakat (edukasi), terutama yang menyangkut
pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang
timbul dari tempat-tempat umum.

15
[Type text]

Pelaksanaan STTU tidak lepas dari pengendalian lingkungan. WHO


merumuskan usaha pengawasan lingkungan, sebagai berikut:
a. Penyediaan air bersih, dengan penekanan pada kualitas dan kuantitas
yang memenuhi syarat kesehatan siap untuk digunakan, mencakup juga
segi perencanaan, design, pengelolaan dan pengawasan sanitasi
penyediaan air minum bagi masyarakat.
b. Pengolahan air kotor dan pengendalian pencemaran air, meliputi juga
pengumpulan, pengolahan dan pembuangan air kotor rumah tangga,
sistem pengenceran, pengawasan kualitas air permukaan (termasuk laut)
dan air tanah.
c. Pengelolaan sampah padat, meliputi penanganan dan cara pembuangan
yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
d. Pengawasan vektor penyebab penyakit, meliputi pengawsan terhadap
binatang arthropoda, Molusca, binatang pengerat, dan beberapa
binatang/serangga lain penyebab penyakit.
e. Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah oleh kotoran manusia
dan bahan kotoran lain yang dikeluarkan manusia, binatang, dan
makhluk hidup lainnya.
f. Hygiene makanan, meliputi juga hygiene susu
g. Pengawasan pencemaran udara
h. Pengawasan terhadap bahaya radiasi.
i. Kesehatan kerja, terutama pengawasan terhadap adanya
gangguan/bahaya dari lingkungan fisik, kimia, biologis.
j. Pengawasan terhadap gangguan suara.
k. Perumahan dan lingkungannya, terutama yang erat hubungannya dengan
aspek kesehatan masyarakat, meliputi bangunan untuk perkantoran,
umum, dan institusi.
l. Perkotaan dan perencanaan perkembangannya.
m. Aspek kesehatan dari alat-alat transportasi udara, laut, dan darat

16
[Type text]

n. Pencegahan terhadap bahaya kecelakaan


o. Tempat-tempat rekreasi dan tourisme, terutama yang erat hubungannya
dengan aspek lingkungan sehat dari pemandian pantai, kolam renang,
tempat camping dan lain sebagainya
p. Tindakan-tindakan sanitasi dihubungkan dengan epidemi, pertolongan
darurat, bencana, daerah urbanisasi dan transmigrasi.
q. Tindakan usaha-usaha pencegahan yang diperlukan agar lingkungan
bebas resiko-resiko terhadap kesehatan.
Kegiatan yang mendasari sanitasi tempat-tempat umum (STTU), yaitu:
a. Pemetaan (monitoring)
Pemetaan (monitoring) adalah meninjau atau memantau letak,
jenis dan jumlah tempat-tempat umum yang ada kemudian disalin
kembali atau digambarkan dalam bentuk peta sehingga mempermudah
dalam menginspeksi tempat-tempat umum tersebut.
b. Inspeksi sanitasi
Inspeksi sanitasi adalah penilaian serta pengawasan terhadap
tempat-tempat umum dengan mencari informasi kepada pemilik,
penanggung jawab dengan mewawancarai dan melihat langsung kondisi
tempat umum untuk kemudian diberikan masukan jika perlu apabila
dalam pemantauan masih terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan
pembenahan
c. Penyuluhan
Penyuluhan terhadap masyarakat (edukasi) terutama untuk
menyangkut pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-
bahaya yang timbul dari TTU.

17
[Type text]

2. Pedoman Penyehatan Sarana Dan Bangunan Umum


Dasar pelaksanaan kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi
tempat-tempat umum adalah Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003
tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Menurut
Kepmenkes tersebut, batasan pengertian penyehatan sarana dan bangunan
umum, adalah upaya kesehatan lingkungan, dalam pengendalian faktor
risiko penyakit pada sarana dan bangunan umum. Faktor resiko penyakit
adalah hal-hal yang memiliki potensi terhadap timbulnya penyakit.
Tujuan diadakannya penyehatan sarana dan bangunan umum adalah
sebagai upaya untuk meningkatkan pengendalian faktor risiko penyakit
dan kecelakaan pada sarana dan bangunan umum. Adapun sasaran dari
kegiatan ini adalah :
a. Lingkungan Pemukiman antara lain perumahan, asrama, pondok
pesantren, condominium / apartemen, rumah susun dan sejenisnya.
b. Tempat umum antara lain hotel, penginapan, pasar, bioskop, tempat
rekreasi, kolam renang, terminal, Bandar udara, pelabuhan laut, pusat
perbelanjaan dan usaha-usaha yang sejenis.
c. Lingkungan kerja antara lain kawasan perkantoran, kawasan industri,
atau yang sejenisnya.
d. Angkutan umum antara lain bus umum, pesawat udara komersial,
kapal penumpang, kapal ferry penumpang, kereta api dan sejenis.
e. Lingkungan lainnya antara lain tempat pengungsian, daerah
transmigrasi, lembaga permasyarakatan, sekolah dan sejenis.
f. Sarana Pelayanan Umum antara lain samsat, bank, kantor pos dan
tempat ibadah yang sejenis.
g. Sarana Kesehatan antara lain rumah sakit, puskesmas, laboratorium,
pabrik obat, apotik dan yang sejenis.

18
[Type text]

Untuk pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat, adalah Direktorat


Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
(Ditjen PPM & PL), dan sebagai penanggung jawab program adalah
Direktur Jenderal PPM & PL. Untuk pelaksanaan di tingkat propinsi
sebagai penanggung jawab adalah Gubernur Kepala Daerah dan
Pelaksananya adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi. Pelaksanaan di
Tingkat Kabupaten, sebagai Penanggung jawab program adalah Bupati /
Walikota dan pelaksananya adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota. Di Tingkat Kecamatan Penanggung jawab pelaksanaan program
adalah Camat dan pelaksananya adalah Kepala Puskesmas.
C. Mutu Pelayanan2,9,13,17
1. Pengertian Mutu Pelayanan
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
Sementara itu pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah yang
merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Sama halnya dengan
kebutuhan dan tuntutan, makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula
mutu pelayanan kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan mutu pelayanan
kesehatan adalah timbulnya kepuasan pada setiap pasien sesuai degan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar profesi yang telah ditetapkan.

19
[Type text]

2. Penilaian Mutu Pelayanan


Jonas dan Rosenberg dalam buku Health Care Delivery in United States
mengemukakan tiga aspek penilaian mutu pelayanan, yaitu :
a. Pendekatan.
Pada aspek pendekatan ini, terbagi menjadi dua. Pertama yaitu
pendekatan umum seperti lisensi, akreditasi, dan sertifikasi. Kedua,
pendekatan khusus yaitu komite medis, organisasi profesi, kepuasan
pasien, dan pengaturan malpraktik.
b. Teknik.
Pada aspek teknik penilaian mutu dapat dinilai dengan evaluasi
struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil.
c. Kriteria, secara eksplisit dan implisit. Berbagai cara itu dapat
dikombinasikan satu sama lain.
3. Konsep Pelayanan Berkualitas
Salah satu konsep yang service quality yang popular adalah service
quality. Berdasarkan konsep ini, service quality diyakini mempunyai lima
dimensi yaitu :
a. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan
sesuai yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
b. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan untuk menolong
pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik.
c. Emphaty (empati), yaitu rasa peduli untuk memberikan perhatian secara
individual kepada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan, serta
kemudahan untuk dihubungi.
d. Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan, kesopanan, petugas serta
sifatnya yang dapat dipercaya sehingga pelanggan terbebas dari resiko.
e. Tangible (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
karyawan, dan sarana komunikasi.

20
[Type text]

4. Manejemen Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Pendekatan Sistem


Analisis input, proses, output dan outcome dapat digunakan unuk
menilai kinerja organisasi dengan memperkirakan output berdasarkan
kapasitas input dan proses. Input adalah sumber-sumber yang menjadi bahan
mentah. Proses adalah strategi mengolah bahan mentah menjadi produk,
sedangkan output adalah hasil dari input yang telah diproses. Outcome
adalah manfaat yang dirasakan oleh pengguna diluar sistem. Analisis ini
dapat juga digunakan untuk menilai mutu dari pelayanan kesehatan.
Untuk input diperlukan Resources dan output dapat diperluas
menjadi impact. Di luar komponen daerah terdapat lingkungan (ekonomi,
sosial, budaya) yang mempengaruhi sistem tetapi tidak dapat dipengaruhi
oleh situasi itu sendiri, dan para pelaksana sistem harus menyesuaikan diri
dengan lingkungan apabila ingin berhasil dengan baik.
Ciri-ciri suatu sistem :
a. Mempunyai tujuan.
b. Mempunyai struktur.
c. Terdapat mekanisme input-proses-output yang kadang-kadang disertai
feed back.
d. Merupakan satu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling bergantung satu sama lain.
e. Mempunyai batasan dengan lingkungan.
f. Mempunyai supra sistem.
g. Ada Hierarki
h. Ada sistem yang lain yaitu subsistem.
Pendekatan Sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah
yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan
melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita
menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa
terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan

21
[Type text]

bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut
dengan masalah lainnya.Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan
sistem ini dilaksanakan antara lain :
a. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya
terbatas akan dapat dihindari.
b. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran
sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
c. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara
lebih cepat dan objektif.
d. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.
Dalam pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara menyeluruh
dilakukan dengan analisa sistem. Ada banyak batasan tentang analisa sistem,
beberapa di antaranya:
a. Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan
relevansi antara beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang
ada.
b. Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan
fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan berbagai masalah yang
dihadapi untuk kemudian dicarikan berbagai jalan keluarnya, lengkap
dengan uraian, sehingga membantu administrator dalam mengambil
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa sistem yang
baik adalah :
a. Tentukan input dan output dasar dari sistem.
b. Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.
c. Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan :
1) Fersibility : cari yang memungkinkan.
2) Viability : kelangsungan.

22
[Type text]

3) Cost : cari yang harganya murah/terjangkau.


4) Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar.
d. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.
e. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.
Program dan pelayanan kesehatan Puskesmas pada dasarnya
adalah sebuah sistem, maka analisis yang dilakukan adalah analisis
sistem, yaitu suatu cara kerja dengan menggunakan fasilitas yang tersedia,
melakukan pengumpulan berbagai masalah yg dihadapi oleh suatu sistem
pelayanan dan program kesehatan untuk kemudian dicarikan berbagai jalan
keluar/pemecahan yang memungkinkan lengkap dengan uraiannya sehingga
dapat membantu pimpinan Puskesmas dalam pengambilan keputusan untuk
mencapai tujuan Puskesmas yang telah ditetapkan.
Analisis dengan pendekatan sistem dilakukan dengan cara merinci
faktor-faktor atau komponen-komponen sistem pelayanan dan program
kesehatan. Oleh sebab itu, analisis situasi program dan pelayanan
Puskesmas meliputi analisis terhadap:
a. Input: Sumber daya Puskesmas meliputi 7 M + 1 I (Man, money,
material, method, market dan social marketing, minutes/ time,
information).
b. Proses: Proses manajemen Puskesmas yakni pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen dan pelayanan kesehatan Puskesmas. Namun
karena aspek proses dalam program dan pelayanan Puskesmas
sangat banyak dan berbeda-beda, maka analisis lebih menekankan
pada input dan output.
c. Output (hasil antara): Indikator-indikator ketiga pilar Indonesia
Sehat yang mempengaruhi hasil akhir, yaitu indikator-indikator
keadaan lingkungan, indikator-indikator perilaku hidup masyarakat,
serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan.

23
[Type text]

d. Outcome (hasil akhir): Derajat kesehatan berupa indikator-


indikator mortalitas (kematian), yang dipengaruhi oleh indikator-
indikator morbiditas (kesakitan) dan indikator-indikator status gizi.
e. Impact (manfaat dan dampak/efek): Efek langsung dan tidak
langsung atau konsekuensi yang diakibatkan dari pencapaiuan
tujuan, yaitu benefit cost, kepuasan pelanggan dan masyarakat serta
derajat kesehatan (Angka Harapan Hidup/AHH).
f. Lingkungan: Lingkungan fisik, biologis, dan sosio-kultural,
lingkungan tugas (task environment) dan lingkungan umum
(general environment) atau lingkungan makro, yaitu ekonomi, sosial,
budaya, demografi, dan lingkungan, politik, pemerintahan, dan
hukum, teknologi, dan persaingan.
5. Teori Problem Solving (Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah)
Problem solving cycle (siklus solusi masalah) adalah proses mental yang
melibatkan penemuan masalah, analisis dan pemecahanmasalah. Tujuan
utama dari pemecahan masalah adalah untukmengatasi kendala dan mencari
solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah.

Gambar 2.1 . Kerangka problem solving

24
[Type text]

Langkah-langkah problem solving adalah:


a. Identifikasi Masalah
Masalah adalah sesuatu yang tidak diinginkan. Perbedaan yang
diinginkan dengan fakta yang terjadi. Sebuah kondisi yang seharusnya
sudah terjadi, namun kenyataan belum terjadi, atau target yang tidak
tercapai bisa juga dijadikan sebuah masalah.Dalam pembangunan
kesehatan, termasuk gizi telah ditetapkan target kondisi yang diharapkan
tercapai dalam jangka waktu tertentu, Jika hal tersebut tidak dapat dicapai
maka akan timbul masalah baru atau akan dihadapi konsekuensi dari
ketidak tercapaian tersebut.Idealnya masalah diidentifikasi dengan
pengumpulan data primer di lapangan, namun bisa juga dilakukan dengan
menganalisis data sekunder seperti laporan pelaksanaan kegiatan periode
sebelumnya.Apabila dalam analisis masalah menggunakan data primer,
maka yang didefinisikan sebagai masalah adalah dependen variabel dalam
pengumpulan data tersebut, dengan alat quesioner, langkah-langkah yang
digunakan adalah:
1) Mengidentifikasi berbagai permasalahan secaramakro maupun mikro
yang berbasis fakta dan data (evidence based).
2) Mengklasifikasi dan mengidentifikasi permasalahan sesuai dengan
lima komponen kesehatan masyarakat yang meliputi aspek
epidemiologi, lingkungan perilaku, pelayanan kesehatan dan
manajemen.
3) Memformulasikan identifikasi permasalahan dalam pernyataan
negatif.
b. Prioritas Masalah
Matrik prioritas masalah merupakan alat dalam menyusun urutan
prioritas dari sejumlah masalah. Caranya setiap masalah di rangking
manfaat atau kegunaannya kalau berhasil diatasi dan rangking usaha atau

25
[Type text]

upaya yang dilakukan untuk penyelesaiannya.Kriteria yang dinilai


manfaat dan usaha dengan menggunakan skala 1-5, yaitu :
a) Angka 5 melambangkan kemampuan riil besar
b) Angka 4 melambangkan kemampuan riil sedang
c) Angka 3 melambangkan kemampuan riil cukup
d) Angka 2 melambangkan kemampuan riil kurang
e) Angka 1 melambangkan kemampuan riil sangat kecil
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai
extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat
dipilih prioritas masalah.
c. Analisis Penyebab Masalah
Mencari penyebab yang paling mungkin akan mengarahkan
kepada akar penyebab masalah, sehingga tindakan yang sesuai pada akar
penyebab masalah yang ditemukan itu akan menghilangkan masalah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tema (penilaian
masalah) :
1) Menyangkut pelayanan kesehatan dan manajemen mutu puskesmas.
2) Mampu dipecahkan oleh circle, terutama pada awal terbentuknya
circle, sebaiknya memilih tema yang relatif mudah.
3) Masalah (tema) yang dipilih harus spesifik (tidak terlalu luas),
sehingga siapapun bisa mengerti dengan jelas dengan membaca tema
tersebut.
4) Untuk menentukan semua penyebab ini bisa digunakan alat diagram
Tulang Ikan (Ishikawa) dengan teknik sumbang saran yang
melibatkan semua anggota circle.
5) Memilih penyebab yang paling mungkin (dominan) di antara semua
penyebab yang ada (point no. 1). Untuk memilih penyebab yang
dominan ini bisa dilakukan 2 cara sesuai dengan karakteristik
penyebabnya :

26
[Type text]

a. Jika penyebab-penyebab tersebut pengaruhnya bisa


dikuantitatifkan, maka bisa menggunakan diagram pareto
sehingga akan dipilih penyebab yang berpengaruh paling besar,
atau bisa menggunakan diagram tebar sehingga akan diketahui
penyebab-penyebab yang benar-benar memberikan pengaruh
terhadap masalah.
b. Jika penyebab-penyebab tersebut pengaruhnya tidak bisa
dikuantitatifkan (kualitatif), pemilihan penyebab yang dominan
bisa dilakukan melalui kesepakatan yang melibatkan semua
anggota circle.
d. Alternatif Pemecahan Masalah
Pemilihan alternatif pemecahan masalah mengacu pada:
kemampuan (ketersediaan sumber daya: tenaga, dana, sarana, metode)
waktu, faktor Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya (poleksosbud). Dalam
kondisi tertentu seringkali alternatif pemecahan masalah tidak perlu
dipilih, karena kegiatan untuk memecahkan masalah sudah ditentukan.
Prioritas pemecahan masalah yang dipilih diharapkan dapat mengungkit
pemecahan masalah yang lain. Kegiatan yang digunakan adalah
brainstorming.
e. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yaitu mengambil satu kegiatan terpilih
dari alternatif-alternatif pemecahan masalah menggunakan kriteria
mutlak dan keinginan.
f. Penyususnan Rencana Kegiatan
Secara umum POA (plan of action) mencakup 4W+1H sebagai
berikut:
1) Bentuk kegiatan
2) Tujuan
3) Sasaran

27
[Type text]

4) Biaya dan sumbernya


5) Target pencapaian
6) Waktu pelaksanaan
7) Penanggung jawab
8) Indicator keberhasilan untuk penilaian
g. Pelaksanaan
1) POA dilaksanakan dengan melakukan : pembagian tugas,penggerakan,
koordinasi dan motivasi
2) Kepemimpinan memegang peran yang penting, dimanapemimpin
harus mampu menggerakan dan mengkoordinir stafdan sumber daya
lainnya untuk mencapai target/tujuan yangtelah ditetapkan dalam
perencanaan.
3) Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh :
modelkepemimpinan, interaksi pimpinan dan staf, interaksi di antara
staf, faktor lingkungan (lintas sektoral dan masyarakat),peraturan dan
situasi sosial politik dan ekonomi.
h. Penilaian
i. Pada saat kegiatan dilaksanakan dilakukan pemantauan (antara lain lewat
supervisi/ bimbingan/ bimbingan teknis /bimtek) dengan tujuan :
1) Mengatasi masalah yang muncul dengan segera.
2) Mengarahkan pencapaian tujuan.
3) Mengatasi penyimpangan dan pelaksanaan yang timbul.
4) Bimtek disertai dengan kala karya dan waskat sangat pentinguntuk
dilakukan secara berkesinambungan.
5) Evaluasi kegiatan dilakukan baik menyangkut proses, hasilkegiatan
dan dampaknya (jangka panjang). Indikatorkeberhasilan program,
menelaah data-data yang ada ataupenelitian-penelitian dapat
dipergunakan sebagai alat evaluasi.

28
[Type text]

6) Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan


di waktu mendatang.
7) Evaluasi perlu dibarengi dengan umpan balik.
D. Standart Operating Procedure15
1. Pengertian Standart Operating Procedure
Standart operating procedure (SOP) adalah Suatu standar atau
pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan
suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Standar operating
prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus
dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima
oleh seorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga sesuatu
kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.
2. Tujuan Standart Operating Procedure
a. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim
dalam organisasi atau unit
b. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi
c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
terkait
d. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan
administrasi lainnya
e. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi
3. Fungsi Standar Operating Procedure
a. Memperlancar tugas petugas atau tim
b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
c. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak
d. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja

29
[Type text]

e. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas rutin


4. Prinsip-Prinsip Standar Operasional Pelayanan
a. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan
b. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau
perkembangan iptek serta peraturan yang berlaku
c. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada
setiap upaya
d. Harus didokumentasikan
E. Kepuasan Pasien3,16,17
1. Pengertian Kepuasan Pasien
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil
dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang
diharapkan. Pada dasarnya pengertian kepuasan mencakup perbedaan antara
tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Ukuran
keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasaan
penerima pelayanan. Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila
penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan
dan diharapkan.
2. Dimensi Kepuasan
Pada umumnya, dimensi kepuasan dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu :
a. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan kode etik serta standar
pelayanan profesi. Ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup
penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai hubungan dokter-pasien,
kenyamanan pelayanan, kebebasan melakukan pilihan, pengetahuan
dan kompetensi teknis, efektifitas pelayanan, dan yang terakhir
keamanan tindakan.
b. Kepuasan yang mengacu pada persyaratan pelayanan kesehatan.
Ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian terhadap

30
[Type text]

kepuasan pasien mengenai ketersediaan pelayanan kesehatan,


kewajaran pelayanan kesehatan, kesinambungan pelayanan kesehatan,
penerimaan pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan kesehatan,
keterjangkauan pelayanan kesehatan, efisiensi pelayanan kesehatan
dan mutu pelayanan kesehatan.
3. Teori Indeks Kepuasan Masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang
tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh
pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan
membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) diperlukan untuk
mengetahui tingkat kepuasan masyarakat secara berkala dan mengetahui
kecenderungan kinerja pelayanan pada masing-masing Unit Pelayanan
instansi Pemerintah dari waktu ke waktu. Komponen ini berkaitan dengan
pelaksanaan survei IKM, metode yang digunakan, skor yang diperoleh,
serta tindak lanjut dari hasil pelaksanaan survei IKM.
Unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks
kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang


diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur
pelayanan;
b. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif
yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya;
c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian
petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta
kewenangan dan tanggung jawabnya);

31
[Type text]

d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam


memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja
sesuai ketentuan yang berlaku;
e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang
dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan
penyelesaian pelayanan;
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan
pelayanan kepada masyarakat;
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara
pelayanan;
h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan
dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang
dilayani;
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati;
j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;
k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;
l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat
memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;
n. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang

32
[Type text]

digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan


pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari
pelaksanaan pelayanan.
Hasil Survei Kepuasan Masyarakat, dimaksudkan untuk:
a. Mengetahui kelemahan atau kekuatan dari masing-masing unit
penyelenggara pelayanan publik.
b. Mengukur secara berkala penyelenggaraan pelayanan yang telah
dilaksanakan oleh unit pelayanan publik.
c. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan langkah
perbaikan pelayanan.
d. Sebagai umpan balik dalam memperbaiki layanan. Masyarakat terlibat
secara aktif mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik.
F. Pembuatan Media Edukasi Leaflet
a. Latar Belakang Pembuatan Media Edukasi leaflet
Komunikasi adalah proses yang menyangkut hubungan manusia
dengan lingkungan sekitarnya.Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah
dari lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi kegiatan
yang tidak relevan. Dengan kata lain manusia berkomunikasi karena perlu
mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Dalam
berkomunikasi,manusia tentunya memerlukan media komunikasi. Media
komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi,
mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan
informasi.
Media komunikasi sangat berperan dalam kehidupan masyarakat.
Proses pengiriman informasi di zaman keemasan ini sangat canggih.
Teknologi telekomunikasi paling dicari untuk menyampaikan atau
mengirimkan informasi ataupun berita karena teknologi telekomunikasi
semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat, mudah, murah, efektif

33
[Type text]

dan efisien. Berbagi informasi antar Benua dan Negara di belahan dunia
manapun semakin mudah.
Selebaran atau leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil
mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai
informasi mengenai suatu hal atau peristiwa.
Leaflet merupakan jenis pamphlet atau brosur yang paling
populer.Biasanya terdiri dari satu lembar saja dengan cetakan dua muka.
Namun yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang membentuk
beberapa bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau halaman
tersendiri.
b. Tujuan Pembuatan Media Edukasi Leaflet
1. Tujuan Umum: Dengan pembuatan media edukasi leaflet diharapkan
petugas dapat melakukan tugasnya sesuai dengan SOP yang berlaku.
2. Tujuan Khusus:
a) Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b) Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c) Media dapat memperjelas informasi.
d) Media dapat mempermudah pengertian.
e) Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistis.
f) Media dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap
mata.
g) Media dapat memperlancar komunikasi.
c. Keuntungan Leaflet
1. Dapat disimpan lama
2. Materi dicetak unik
3. Jangkauan media jauh
4. Dapat membantu media lain
5. Dapat disebarluaskan dan dibaca atau dilihat oleh khalayak, target
yang lebih luas.

34
[Type text]

6. Dapat digunakan sebagai referensi


d. Kekurangan Leaflet
1. Diseminasi memakan waktu dan mahal
2. tingkat buta huruf yang tinggi dapat mengurangi efektivitas dan
manfaat dari pesan yang dicetak
3. Percetakan memerlukan operasi khusus, yang luas, dan dukungan
logistik.
e. Proses Komunikasi
Proses komunikasi memenuhi 6 unsur, yaitu:
1) Reference: Stimulus yang memotivasi seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain, dapat berupa pengalaman, ide tau
tindakan.
2) Pengirim atau komunikator, dapat berupa perorangan atau
kelompok.
3) Pesan: Informasi yang dikirimkan, dapat berupa kata-kata, gerakan
tubuh atau ekspresi wajah.
4) Median: Alat atau sarana yang dipilih pengirim untuk
menyampaikan pesan pada penerima/sasaran.
5) Penerima sasaran: Kepada siapa pesan yang ingin disampaikan
tersebut dituju.
6) Umpan balik: Reaksi dari sasaran terhadap pesan yang
disampaikan.

35
[Type text]

G. Kerangka Teori

Inspeksi sanitasi tempat-tempat


(TTU) di Puskesmas Gunungpati

Input : Proses :
SIMPLE PROBLEM
a) Man P1 :
b) Money 1. SOP dan Kuesioner Output
c) Material P2 :
Cakupan
d) Method 1. Kepatuhan petugas
e) Marketing terhadap SOP
f) Lingkungan Pelayanan inspeksi
sanitasi TTU ( mutu
Outcome
2. Kuesioner kepuasan pelayanan)
Kepuasan pelanggan
pelanggan terhadap
terhadap pelayanan
pelayan inspeksi
inspeksi sanitasi TTU
sanitasi TTU
P3 : COMPLEX
1. Daftar Tilikan PROBLEM
( mutu pelayanan)

Masalah Mutu

H. Kerangka konsep

Kepatuhan Petugas sanitarian Kepuasan Pasien


Terhadap SOP Inspeksi sanitasi
Terhadap inspeksi sanitasi TTU
tempat-tepat umum (TTU)

MUTU PELAYANAN

36

Das könnte Ihnen auch gefallen