Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PEMBIMBING:
dr. Sutiyono, Sp.OG (K) Obsos
Diajukan Oleh:
Adinda Rizky
Aulia A, S.Ked
J510165002
REFRAT
MANAJEMEN KEHAMILAN PADA EPILEPSI
1
Diajukan Oleh :
Adinda Rizky Aulia A, S.Ked
J510165002
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari selasa September 2016
Pembimbing :
dr. Sutiyono, Sp.OG (K) Obsos (..................................)
Dipresentasikan di hadapan :
dr. Sutiyono Sp.OG (K) Obsos (..................................)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
2
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
D. Manfaat..................................................................................................
A. Definisi Epilepsi................................................................................6
B. Etiologi................................................................................................6
C. Patofisiologi........................................................................................8
F. Diagnosis ..........................................................................................12
G. Diagnosis Banding............................................................................13
H. Penatalaksanaan................................................................................13
I. Prognosis............................................................................................15
BAB IV SARAN..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Epilepsi merupakan gangguan paroksimal dimana cetusan neuron korteks
serebri mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik
atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermiten dan streotipik. Epilepsi
adalah istilah untuk cetusan listrik lokal pada substansia grisea otak yang terjadi
sewaktu-waktu, mendadak dan sangat cepat 1.
Kehamilan pada wanita dengan epilepsi sampai saat ini masih dianggap
sebagai kehamilan risiko tinggi, dikarenakan adanya pengaruh yang kurang baik
dari epilepsi terhadap kehamilan dan sebaliknya serta pengaruh obat anti epilepsi
terhadap janin 3. Kurang lebih 6% bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendapat
terapi obat anti epilepsi (OAE) tersebut mengalami cacat bawaan baik secara
anatomis maupun fisiologis 4.
Dalam menghadapi kehamilan resiko tinggi seperti ini, maka pada ibu
hamil dengan epilepsi sebaiknya dibutuhkan penanganan secara terpadu antara
ahli kebidanan dan ahli saraf agar dapat bebas dari serangan epileptik, serta ahli
anak untuk memantau adanya gangguan perkembangan dan kelainan kongenital.
4
Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk membahas kasus epilepsi dalam
kehamilan ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
5
Bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinik (gejala dan tanda-tanda) yang
serupa dan berulang secara paroksimal yang disebabkan oleh hiperaktivitas listrik
abnormal sekelompok neuron korteks serebral yang spontan akibat gangguan
fungsi otak secara intermitten bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut.
Epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang,
berulang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi 6.
Epilepsi dalam kehamilan dapat berupa epilepsi pada wanita hamil yang
memang sudah didiagnosis dengan epilepsi, dan dapat juga berupa epilepsi
gestasional. Epilepsi gestasional merupakan keadaan dimana bangkitan epilepsi
baru pertama kali terjadi saat wanita tersebut hamil 7.
B. Etiologi
7
Pada wanita hamil volume plasma meningkat kira-kira sepertiga pada
trimester ketiga, hal ini disebabkan oleh efek dilusi. Penentuan dan angka
penurunan dari konsentrasi obat anti epilepsi berbeda untuk setiap jenis obat.
Penurunan kadar obat dalam darah untuk fenitoin dan fenobarbital kira-kira
80% terjadi pada trimester pertama, sedangkan untuk karbamazepin terbesar
penurunannya pada trimester ketiga 7.
4. Faktor psikologis
Kecemasan serta ketegangan emosional dan gangguan tidur yang terjadi
selama kehamilan diduga dapat meningkatkan frekuensi bangkitan epilepsi,
meskipun mekanisme yang jelas masih belum dapat diketahui hingga saat ini
789
.
C. Patofisiologi
Teori kanal ion : yang berperan adalah kanal ion natrium, ion calcium, dan
+ ++
ion klorida. Na influx dan Ca influks yang berperan dalam proses
eksitasi, sedang Cl influx berperan dalam proses inhibisi
8
proses hiperpolarisasi yang menyebabkan penghambatan rangsang
(inhibisi) mencegah bangkitan listrik.
E. Manifestasi klinis
10
Banyak penyandang epilepsi yang mengalami gejala yang timbul beberapa
waktu atau segera sebelum bangkitan, sebagai gejala prodromal atau gejala
peringatan. Gejala ini bersifat afektif sebagai perubahan mood, depresi, mudah
tersinggung, ketakutan dan tampak bodoh sedangkan gejala awal beberapa detik
atau menit sebelum bangkitan disebut aura. Gejala klinis yang berhubungan
dengan kriteria diagnostik, tergantung jenis bangkitan 6 :
a. Bangkitan parsial :
b. Bangkitan umum :
F. Diagnosis
Pada epilepsi pola EEG dapat membantu untuk menentukan jenis dan
lokasi bangkitan. Gelombang epileptiform berasal dari cetusan paroksismal yang
bersumber pada sekelompok neuron yang mengalami depolarisasi secara sinkron.
Gambaran epileptiform yang terekam pada EEG muncul dan berhenti secara
mendadak, seringkali dengan morfologi yang khas. Gelombang epileptiform dapat
muncul pada sekitar 1-2% orang yang tidak mengalami epilepsi. Rekaman EEG
pada penderita epilepsi dalam keadaan sadar dan istirahat dapat menunjukkan
gambaran yang normal 1.
G. Diagnosis banding
12
Sinkop
gangguan jantung
hipoglikemia
keracunan
histeria
narkolepsi
pavor nokturnus
13
o Diberikan asam folat (> 0,4 mg/hari) selama masa reproduksi dan
dilanjutkan selama kehamilan
o Jenis OAE jangan diganti bila tujuannya hanya untuk mengurangi risiko
teratogenik
o Pada pasien yang menggunakan karbamazepin, divalproex sodium atau
asam valproat perlu dilakukan:
Pemeriksaan kadar alpha-fetoprotein serum (minggu 14-16
kehamilan)
Pemeriksaan ultrasonografi level II (struktural) (minggu 16-20
kehamilan)
Amniosintesis untuk pemeriksaan kadar alpha-fetoprotein dan asetil
kolinesterase dalam cairan amnion
16
pre dan
postnatal,
perkembangan
lambat
I. Prognosis
Pasien epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas serangan paling
sedikit 2 tahun dan bila lebih dari 5 tahun sesudah serangan terakhir obat
dihentikan, paien tidak mengalami sawan lagi dikatakan telah mengalami remisi.
Diperkirakan 30% pasien tidak akan mengalami remisi meskipun minum obat
dengan teratur. Sesudah remisi kemungkinan munculnya serangan ulang paling
sering didapatkan pada sawan tonik-klonik dan sawan parsial kompleks.
Demikian pula usia muda lebih muda mengalami relaps sesudah remisi 15.
17
BAB III
KESIMPULAN
18
BAB IV
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
19
3. Yerby S, Leavitt A, Erickson S, et. al. 2002. Antiepileptics and the
development of congenital anomalies. Neurology; 42: 132-140
4. Bittigau P, Sifringer M, Ikonomidou C. 2003. Antiepileptic drugs and
apoptosis in the developing brain, Ann N Y Acad Sci; 993:103-124.
5. Azarbayjani, F. 2001. Common mechanism for teratogenicity of
antiepileptic drugs. Drug induced embryonic arrhythmia and
hypoxiareoxygenation damage. Acta Universitatis Upsaliensis. Comprehensive
Summaries of Uppsala Dissertations from the Faculty of Pharmacy; 253. 54
6. Suroto., 2014. Neurologi untuk dokter umum. Bagian Neurologi Fakultas
Kedokteran UNS.
7. Japardi, Iskandar. 2002. Epilepsi pada Kehamilan. Majalah Kedokteran
Nusantara.
8. Caughey, Aaron B. 2012. Epilepsy in Pregnancy. Available from
www.emedicine.medscape.com/article/272050
9. Taufiqurrohman, A. Nuradyo, D. Harsono. 2008, Manajemen Epilepsi
pada Kehamilan. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
10. Chang, Bernard S. & Lowenstein, Daniel H. 2003. Epilepsy. N Engl J
Med; 349: 1257-1266.
11. Thomas, Sanjeev V. 2002. Epilepsy and Pregnancy. Current Science; 82
(6): 720-731
12. Mamoli D, Ratti S, Battino D. 2003. Epilepsy and pregnancy. Neurol Sci;
23: 267-269
13. Ramson, Dombrowski, Evans, Ginsburg. 2002. Contemporary therapy in
obstetrics and gynecology. Philadelphia: WB Saunders: 115-8
14. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Bangkitan Epilepsi.
Panduan praktis diagnosis & tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2009.p.73-99.
15. Arief M., 2000. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : Media Aeculapius.
20