Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pasal 1
Pasal 2
1. Masa orientasi pegawai baru dilaksanakan selama 1 (satu) minggu di Unit Laboratorium .
2. Masa pelatihan pegawai baru dilakukan selama 3 bulan.
Pasal 3
1. Setiap calon Karyawan Laboratorium wajib menjalankan Test Kesehatan yang ditentukan
oleh rumah sakit, terdiri dari dari pemeriksaan darah Hematologi lengkap, Urin rutin, HbsAg,
Anti Hbs dan pemeriksaan foto Thorax.
2. Semua petugas Laboratorium yang sudah bekerja minimal 3 tahun yang dalam tugas sehari-
harinya berhubungan dengan sampel pasien secara langsung dianjurkan mendapat Vaksinasi
Hepatitis B atas biaya rumah sakit.
3. Semua petugas Laboratorium mengikuti program pemantauan kesehatan berkala terdiri dari :
1) Pemeriksaan Fisik tiap 2 tahun
2) Pemeriksaan Laboratorium : Hematologi lengkap, Urin rutin, SGOT, SGPT, Hbs Ag dan
Anti Hbs tiap tahun.
3) Pemeriksaan foto Thorax tiap 3 tahun bagi petugas biasa dan tiap 1 tahun bagi petugas
yang bekerja dengan bahan yang mengandung bakteri Tuberkulosis.
4. Berhak mendapat perlindungan kecelakaan akibat kerja.
5. Berhak mendapat makaann dan minuman penambah gizi.
6. Berhak mendapat sarana keamanan kerja berupa Jas Laboratorium, Masker dan Sarung
Tangan.
Pasal 4
KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM
Pasal 5
1. Pengambilan spesimen darah dilakukan oleh perawat atau analis yang sudah mahir
melakukan plebotomi dan dilakukan dengan trauma dan pembendungan seminimal mungkin.
2. Analis menyiapkan spesimen dengan benar untuk dapat dianalisa dalam waktu yang
ditetapkan untuk setiap tes.
3. Semua sisa spesimen : darah, serum, cairan tubuh, liquor harus disimpan sesuai bentuk
,waktu dan suhu yang sudah ditentukan.
Pasal 6
KEBIJAKAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang dikeluarkan, sudah melalui Quality Control oleh
analis pemeriksa, petugas administrasi dan petugas checker.
2. Semua pemeriksa laboratorium yang dilakukan secara manual ataupun menggunakan
autoanalyser harus sudah dipahami analis dan dilakukan dengan tahapan yang benar sesuai
SPO.
3. Analis harus memperhatikan satuan-satuan yang benar dalam mengeluarkan hasil.
4. Pemeriksaan skreening HIV yang reaktif dilakukan duplo dan bila tetap reaktif spesimen
dirujuk untuk pemeriksaan dengan kemampuan lebih spesifik.
5. Kerancuan hasil analisa laboratorium tidak boleh dikeluarkan dahulu hasilnya dan harus
dibicarakan dengan Analis Senior, Kepala Unit Pelayanan ataupun Kepala Laboratorium
Patologi Klinik.
Pasal 7
1. Petugas laboratorium harus melakukan tugas administrasi secara rapi dan lengkap mulai
penerimaan pasien sampai pengeluaran hasil laboratorium.
2. Semua print out hasil alat maupun catatan pemeriksaan manual harus ditempelkan pada surat
permintaan pemeriksaan laboratorium.
3. Pengoperasian komputer harus dilakukan dengan tata laksana yang benar.
4. Setiap bulan dilakukan rekapitulasi pemeriksaan laboratorium.
Pasal 8
1. Hail Laboratorium yang termasuk dalam Daftar Nilai Kritis harus segera dilaporkan dalam 1
(satu) jam kepada DPJP melalui Perawat yang bertugas disaat itu
2.
3. Hasil laboratorium dikeluarkan dalam bentuk cetakan hasil yang telah diparaf petugas
checker ataupun Kepala Unit Laboratorium sesuai shift kerja laboratorium.
4. Hasil Laboratorium untuk pasien diruang ICU dapat langsung dilihat oleh petugas di ICU
setelah divalidasi oleh Analis yang bertugas
5. Distribusi dan penyerahan hasil laboratorium untuk pasien rawat inap menggunakan lembar
ekspedisi yang diletakan di unit laboratorium. Distribusi dan penyerahan hasil laboratorium
rawat jalan menggunakan lembar ekspedisi rangkap 2 dan diserahkan ke Front Office bagian
pengambilan hasil, selain itu hasil juga bisa diambil di unit laboratorium.
6. Hasil laboratorium untuk pemeriksaan Cito dapat diambil di laboratorium sesuai daftar
selesainya pemeriksaan Cito.
7. Hail Laboratorium yang termasuk dalam Daftar Nilai Kritis harus segera dilaporkan dalam 1
(satu) jam kepada DPJP melalui Perawat yang bertugas disaat itu
8. Hasil laboratorium dikeluarkan dalam bentuk cetakan hasil yang telah diparaf petugas
checker ataupun Kepala Unit Laboratorium sesuai shift kerja laboratorium.
9. Hasil Laboratorium untuk pasien diruang ICU dapat langsung dilihat oleh petugas di ICU
setelah divalidasi oleh Analis yang bertugas
10. Distribusi dan penyerahan hasil laboratorium untuk pasien rawat inap menggunakan lembar
ekspedisi yang diletakan di unit laboratorium.
11. Distribusi dan penyerahan hasil laboratorium rawat jalan menggunakan lembar ekspedisi
bisa diambil di unit laboratorium.
12. Hasil laboratorium untuk pemeriksaan Cito dihubungi oleh petugas Laboratorium untuk
dapat diambil dilaboratorium
Pasal 9
1. Penyimpanan arsip laboratorium dilakukan dengan rapi dan tertata dengan baik.
2. Penyimpanan arsip laboratorium dilakukan selama 3(Tiga) tahun untuk arsip umum dan
selamanya untuk arsip khusus (HIV, BMP).
3. Arsip laboratorium yang telah melewat penyimpanan 3(Tiga) tahun dimusnahkan dengan
Berita Acara.
Pasal 10
1. Perencanaan pembelian perbekalan laborartorium harus disusun secara bulanan dan diajukan
sesuai system administrasi yang sudah ditetapkan Direksi Rumah Sakit.
2. Pengajuan kebutuhan perbekalan laboratorium ke Kepala Unit Logistik dengan persetujuan
Kepala Penunjang Medik berdasarkan kebutuhan stok minimal yang ditentukan laboratorium.
3. Pembelian perbekalan laboratorium dapat dilakukan secara langsung atau kontrak sesuai
kebutuhan.
4. Uji coba alat dan reagen laboratorium dalam rangka perencanaan pengadaan wajib dievaluasi
dan dilaporkan ke Direktur Medik.
Pasal 11
1. Semua petugas laboratorium harus melakukan tahapan kerja baik ditugas pra analisa, analisa
dan post analisa sesuai SPO.
2. Penggunaan alat medis dan non medis laboratorium harus dilakukan dengan hati-hati dan
penuh tanggung jawab.
3. Analis harus memperhatikan masa kadaluarsa reagen dan open vial stabilitasnya.
4. Analis menyiapkan dan menggunakan reagens dan media mikrobiologi sesuai kebutuhan.
5. Semua reagens, media dan logistik harus disimpan sesuai dengan ketetapan suhu
penyimpanan dan tempat yang sesuai.
6. Semua petugas laboratorium harus melakukan administrasi pencatatan dan pelaporan reagen
dan logistik lain sesuai ketentuan.
Pasal 12
1. Penerimaan barang dari gudang ke laboratorium harus berdasarkan surat bukti permintaan
barang yang sudah disetujui Kepala Penunjang Medik dan Kepala Unit Logistik dan dicatat
dalam buku logistik laboratorium dengan rapi dan teratur.
2. Penyimpanan reagen dan logistik lain harus berdasarkan rumus FIFO (First In First Out) dan
suhu penyimpanannya.
3. Penyimpanan bahan berbahaya harus sesuai ketentuan K3 Laboratorium.
Pasal 13
1. Semua petugas laboratorium harus melakukan pemeliharaan dan kalibrasi alat medis dan non
medis laboratorium sesuai SPO dan mengatasi masalah alat sesuai daftar trouble shooting
alat.
2. Semua alat harus mempunyai buku berisi catatan tanggal pengadaannya, perbaikan-
perbaikan/kalibrasi oleh teknisi alat, tindakan petugas laboratorium untuk melakukan troubke
shooting dan kalibrasi alat.
3. Semua alat medis laboratorium harus mempunyai sertifikat kalibrasi dari perusahaan alat
tersebut yang diperbaharui setiap 6 bulan.
Pasal 14
Pasal 15
KEBIJAKAN PEMANTAPAN MUTU
Pasal 16
1. Laboratorium dapat merujuk pemeriksaan spesimen yang tidak dapat dikerjakan sendiri
karena keterbatasan kemampuan atau sebagai pembanding atau tes konfirmasi ketempat
laboratorium rujukan yang sudah ditentukan atas persetujuan Kepala Laboratorium.
2. Semua hasil laboratorium rujukan diberikan kepada konsumen dalam bentuk hasil aslinya.
3. Laboratorium Rujukan adalah Laboratorium yang sudah mempunyai MOU dengan RS Tebet,
terkecuali bila Laboratorium tersebut tidak dapat mengerjakan pemeriksaan tertentu
4. Laboratorium rujukan memberi Kontrol Mutu ke Laboratorium Klinik Rumah Sakit Tebet
Pasal 17
Pasal 18
KEBIJAKAN LIMBAH
Pasal 19
Petugas laboratorium wajib mengikuti pertemuan setiap satu kali seminggu dihari Jum'at, untuk
membahas masalah, penambahan ilmu laboratorium dan lain-lain, kecuali petugas yang akan dan
lepas shift malam atau berhalangan atau halangan pada hari tersebut diatas.