Sie sind auf Seite 1von 29

AKTULISASI PANCASILA DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA

Sosial dan budaya adalah satu kesatuan hal yang sangat mudah berubah, yang
disebabkan oleh adanya perkembangan zaman seperti, Globalisasi yang membuat
dengan mudahnya budaya bangsa luar masuk ke negara kita, perubahan gaya hidup,
berkembangnya perekonomian pada suatu megara, hingga masuknya kebiasaan-
kebiasaan masyarakat negara lain kedalam negara kita, yang membuat hilangnya rasa
bangga terhadap budaya yang terdapat pada negara indonesia.

Perubahan sosial budaya itu sendiri adalah sebuah gejala perubahan struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. perubahan sosial dan budaya ini merupakan
gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan ini
terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Menurut HIRSCHMAN mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya
merupakan penyebab dari perubahan. (wikipedia bahasa lndonesia)

Oleh karenya aktualisasi pada bidang sosial budaya ini memiliki pengaruh yang akan jauh
lebih besar dari pada bidang - bidang lain yang dikaji dalam makalah ini, karena
aktualisasi pada bidang ini manfaatnya akan dengan langsung dirasakan oleh masyarakat
indonesia, berbeda dengan bidang ekonomi, politik, dan hukum yang hanya dirasakan
secara langsung oleh para petinggi kita yang bekerja atau mengabdi pada bidang -
bidang tersebut dan masyarakat hanya mendapatkan manfaat secara tidak langsung.
Singkat kata, dalam aktualisasi bidang ini semua masyarakat dapat menerapkannya, tapi
tidak untuk tiga bidang lainnya.

Dengan keaneka ragaman suku dan budaya di Indonesia, kita selaku warganya harus
dapat menciptakan dan mengamalkan pengaktualisasian Pancasila dan UUD 1945 pada
bidang ini, karena akan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam upaya
mempersatukan bangsa Indonesia ini.
Oleh karenanya diperlukan juga pengendalian aktualisasi sosial dan budaya dengan
tepat dan juga seimbang antara budaya yang satu dengan yang lainnya, yang terdapat
diIndonesia.
walaupun harus secara seimbang, tentunya ada wilayah yang diprioritas dalam
pengamalan aktualisasi pancasila dan UUD1945 ini, karena luasnya wilayah NKRI
memaksa kita untuk memprioritaskan daerah - daerah yang masih minim tingkat
pendidikannya, atau bisa dikatakan daerah tertinggal, agar terjadinya keseimbangan
antara daerah yang satu dengan yang lain.
Berikut ini adalah beberapa contoh singkatnya:
1. Rutinitas Pemberian penyuluhan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara, hal seperti ini harus dilakukan diseluruh wilayah
indonesia, namun sangat baik jika ditekankan pada wilayah Indonesia bagian timur
khususnya beberapa wilayah yang ada di Irian jaya.
Karena pada wilayah tersebut masih sangat sering terlihat konflik antar suku yang
disebabkan perbedaan kebudayaan dan juga pendapat di antara mereka. Bahkan belum
lama ini konflik terjadi karena perbedaan calon pejabat daerah yang mereka dukung. Hal
ini mencerminkan pula kurangnya kesadaran tentang hidup berdemokrasi.
2. Penekanan aktualisasi sosial budaya pada aspek agama, karena masih sangat hangat
ditelinga kita tentang banyaknya kasus perselisihan yang diawali oleh perbedaan
keyakinan umat beragama, seperti yang terjadi di ambon dan poso yang telah menelan
banyak korban. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa menghargai antara umat beragama
dalam kehidupan sosial mereka.
Diharapkan dengan adanya aktualisasi.
3. Era globalisasi saat ini memaksa bangsa kita berbaur dengan bangsa lain diberbagai
belahan dunia, yang tentunya kehidupan sosial dan juga budaya yang mereka anut
sangat berbeda dengan budaya asli indonesia. Sebagai bangsa yang luhur tentunya kita
harus dengan terbuka menerima kehadiran mereka sebagai upaya mempersatukan
umat manusia diseluruh dunia. tetapi kita jangan sampai meninggalkan budaya yang
sudah mendarah daging dalam tubuh kita dan menggantinya dengan budaya bangsa
lain, dalam hal ini budaya yang paling banyak adalah budaya masyarakat barat yang
suka/gemar menggunakan pakaian yang terbuka khususnya untuk kaum wanita, dan
mungkin dapat juga disebut cara berpakaian mereka tidak sopan bagi masyarakat timur
seperti bangsa indonesia. Ada baiknya budaya bangsa lain yang sekiranya dapat merusak
atau bertentangan dengan budaya asli Indonesia kita tinggalkan saja, agar sosial budaya
dinegara kita masih tetap terjaga dan sejalan dengan pancasila dan UUD 1945.

Oleh karenanya bangsa yang terlahir sebagai bangsa dengan beraneka suku, budaya dan
agama ini harus selalu melakukan pengaktualisasian pengamalan Pancasila dan UUD
1945, agar menjadi bangsa yang bersatu, merapatkan barisan, dan menggenggam
tangan saudara sebangsa dan setanah air, tanpa membeda - bedakan antara satu
dengan yang lain.

AKTULISASI PANCASILA DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA


Sosial dan budaya adalah satu kesatuan hal yang sangat mudah berubah, yang
disebabkan oleh adanya perkembangan zaman seperti, Globalisasi yang membuat
dengan mudahnya budaya bangsa luar masuk ke negara kita, perubahan gaya
hidup, berkembangnya perekonomian pada suatu megara, hingga masuknya
kebiasaan-kebiasaan masyarakat negara lain kedalam negara kita, yang membuat
hilangnya rasa bangga terhadap budaya yang terdapat pada negara indonesia.

Perubahan sosial budaya itu sendiri adalah sebuah gejala perubahan struktur sosial
dan pola budaya dalam suatu masyarakat. perubahan sosial dan budaya ini
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.
Perubahan ini terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu
ingin mengadakan perubahan. Menurut HIRSCHMAN mengatakan bahwa
kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. (wikipedia
bahasa lndonesia)

Oleh karenya aktualisasi pada bidang sosial budaya ini memiliki pengaruh yang
akan jauh lebih besar dari pada bidang - bidang lain yang dikaji dalam makalah
ini, karena aktualisasi pada bidang ini manfaatnya akan dengan langsung
dirasakan oleh masyarakat indonesia, berbeda dengan bidang ekonomi, politik,
dan hukum yang hanya dirasakan secara langsung oleh para petinggi kita yang
bekerja atau mengabdi pada bidang - bidang tersebut dan masyarakat hanya
mendapatkan manfaat secara tidak langsung. Singkat kata, dalam aktualisasi
bidang ini semua masyarakat dapat menerapkannya, tapi tidak untuk tiga bidang
lainnya.

Dengan keaneka ragaman suku dan budaya di Indonesia, kita selaku warganya
harus dapat menciptakan dan mengamalkan pengaktualisasian Pancasila dan UUD
1945 pada bidang ini, karena akan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
upaya mempersatukan bangsa Indonesia ini.
Oleh karenanya diperlukan juga pengendalian aktualisasi sosial dan budaya
dengan tepat dan juga seimbang antara budaya yang satu dengan yang lainnya,
yang terdapat diIndonesia.
walaupun harus secara seimbang, tentunya ada wilayah yang diprioritas dalam
pengamalan aktualisasi pancasila dan UUD1945 ini, karena luasnya wilayah
NKRI memaksa kita untuk memprioritaskan daerah - daerah yang masih minim
tingkat pendidikannya, atau bisa dikatakan daerah tertinggal, agar terjadinya
keseimbangan antara daerah yang satu dengan yang lain.
Berikut ini adalah beberapa contoh singkatnya:
1. Rutinitas Pemberian penyuluhan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan
dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, hal seperti ini harus dilakukan
diseluruh wilayah indonesia, namun sangat baik jika ditekankan pada wilayah
Indonesia bagian timur khususnya beberapa wilayah yang ada di Irian jaya.
Karena pada wilayah tersebut masih sangat sering terlihat konflik antar suku yang
disebabkan perbedaan kebudayaan dan juga pendapat di antara mereka. Bahkan
belum lama ini konflik terjadi karena perbedaan calon pejabat daerah yang mereka
dukung. Hal ini mencerminkan pula kurangnya kesadaran tentang hidup
berdemokrasi.
2. Penekanan aktualisasi sosial budaya pada aspek agama, karena masih sangat
hangat ditelinga kita tentang banyaknya kasus perselisihan yang diawali oleh
perbedaan keyakinan umat beragama, seperti yang terjadi di ambon dan poso yang
telah menelan banyak korban. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa menghargai
antara umat beragama dalam kehidupan sosial mereka.
Diharapkan dengan adanya aktualisasi.
3. Era globalisasi saat ini memaksa bangsa kita berbaur dengan bangsa lain
diberbagai belahan dunia, yang tentunya kehidupan sosial dan juga budaya yang
mereka anut sangat berbeda dengan budaya asli indonesia. Sebagai bangsa yang
luhur tentunya kita harus dengan terbuka menerima kehadiran mereka sebagai
upaya mempersatukan umat manusia diseluruh dunia. tetapi kita jangan sampai
meninggalkan budaya yang sudah mendarah daging dalam tubuh kita dan
menggantinya dengan budaya bangsa lain, dalam hal ini budaya yang paling
banyak adalah budaya masyarakat barat yang suka/gemar menggunakan pakaian
yang terbuka khususnya untuk kaum wanita, dan mungkin dapat juga disebut cara
berpakaian mereka tidak sopan bagi masyarakat timur seperti bangsa indonesia.
Ada baiknya budaya bangsa lain yang sekiranya dapat merusak atau bertentangan
dengan budaya asli Indonesia kita tinggalkan saja, agar sosial budaya dinegara
kita masih tetap terjaga dan sejalan dengan pancasila dan UUD 1945.

Oleh karenanya bangsa yang terlahir sebagai bangsa dengan beraneka suku,
budaya dan agama ini harus selalu melakukan pengaktualisasian pengamalan
Pancasila dan UUD 1945, agar menjadi bangsa yang bersatu, merapatkan barisan,
dan menggenggam tangan saudara sebangsa dan setanah air, tanpa membeda -
bedakan antara satu dengan yang lain.
http://ahmarabyad.blogspot.co.id/2011/11/aktulisasi-pancasila-dalam-bidang.html
Implementasi Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa ini
dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman
disintegrasi selama lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan
penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru
banyak menuai kritik dan protes terhadap pancasila.
Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan
dalam pengertian keabsahan substansialnya, tetapi dalam konteks
implementasinya. Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan
politik berbangsa dan bernegara bukan hanya bersal dari faktor domestik, tetapi
juga dunia internasional.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman
globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta
neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara
berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan
dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan
kepribadian bangsa.
Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya
merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun
pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain
POLEKSOSBUDHANKAM.
Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan
reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi
dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai social budaya dalam
masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia
saat ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk
massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan
yang lainnya yang muaranya adalah masalah politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa
ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar
nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada
nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya.

3. Langkah-langkah Pembahasan

a) Maksud pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya.


b) Prinsip-prinsip pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya.
c) Langkah pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya.
d) Kendala pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya.
e) Cara mengatasi kendala pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya.

B. Maksud dari Pelaksanaan Pancasila Dalam Bidang Sosial Budaya

Secara sederhana implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan


ataupenerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman,
2002),mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam
Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa implementasi
adalahperluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian implementasi sebagai
aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdindan
Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan
bahwa implementasi adalah sistem rekayasa.
Pengertian-pengertian tersebut memperlihatkan bahwa kata implementasi
bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.Ungkapan
mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan
norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
Sedangakan pengertian dari sosial budaya adalah salah satu bidang kehidupan
manusia dalam mengembangkan kebudayaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara yang berkaitan dengan pemenuhan hajat hidup manusia khususnya
dalam memenuhi kepuasan batiniah, material dan sosial.
Maka, implementasi Pancasila dalam bidang sosial budaya dapat diartikan
sebagai aktivitas ataupun tindakan dalam mengembangkan kebudayaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang didasarkan pada nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Seluruh aktivitas pengembangan sosial budaya
berlandaskan norma-norma luhur yang ada pada Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung
di dalam pancasila merupakan nilai-nilai yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sendiri
yang berasal dari adat istiadat , kebudayaan dan nilai religius bangsa Indonesia.
C. Prinsip-Prinsip Implementasi Pancasila Dalam Bidang Sosial Budaya

Pelaksanaan pancasila merupakan salah satu bentuk perwujudan pancasila


dalam tindakan dan kegiatan praktis dalam kehidupan manusia. Pelaksanaan pancasila
dapat diusahakan dan terjadi dalam kehidupan disetiap orang yang mendukungnya; dan
menurut Notonagoro jenis pelaksanaan semacam ini diistilahkan subjektifikasi subjektif.
Sedangkan sebagai yang didukung dan diusahakan oleh bangsa Indonesia, Pancasila
tentu saja akan dilaksanakan secara bersama-sama dalam seluruh segi kehidupan
bangsa Indonesia. Dalam kehidupan bersama Pancasila dapat dilaksanakan oleh bangsa
Indonesia dalam menyusun lembaga-lembaga kemasyarakatan, kenegaraan maupun
pemerintahan; dalam membuat kaidah-kaidah atau norma-norma bagi kehidupan
bersama; serta dalam menentukan arah tujuan bagi kehidupan bersama. Dan
pelaksanaan pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan bersama ini disebut subjektifitas
objektif.

D. Langkah Implementasi Pancasila Dalam Bidang Sosial Budaya

Sebagai perbuatan khas manusiawi, segala tindakan yang dilakukan oleh


manusia didasarkan oleh pemikiran dan pemahaman. Hasil pemikiran dan pemahaman
tersebut secara langsung ataupun tidak langsung digunakan sebagai landasan untuk
bertindak. sebab dengan pemikiran dan pemahaman yang dimilikinya manusia dapat
memahami keberadaan dirinya dalam hubungannya dengan yang lain, dan berdasarkan
pemahaman akan keberadaan dirinya manusia akan memilih untuk menentukan langkah
bagi keberadaan dirinya lebih lanjut. Menurut Bakker (1972), manusia merupakan
makhluk yang sebagai subjek mampu memahami diri, memilih dan menentukan diri,
serta mampu mengusahakan untuk menempatkan dan menjadikan dirinya dalam
hubungannya dengan yang lain.
Dari pemahaman akan diri, lingkungan, hubungannya dengan yang lain, dan
berdasarkan pengalaman hidupnya, manusia dapat menghayati serta merasakan
keberadaan dirinya, untuk selanjutnya memilih dari berbagai kemungkinan yang ada
untuk menyelenggarakan serta menempatkan dirinya dalam hubungannya dengan yang
lain. Pemilihan itu terjadi atas berbagai situasi yang menawarkan berbagai hal yang
bernilai sesuai dengan kecenderungan yang dimilikinya. Hal-hal yang dirasa bernilai itu
akan memberikan daya tarik serta kecenderungan akan dipilih untuk diusahakan.
Demikian pula dalam malaksanakan Pancasila, kita perlu memahami Pancasila dengan
benar, yang meliputi fungsi dan kedudukannya dalam kehidupan kita.
Bangsa yang berbudaya Pancasila adalah bangsa yang berpegang pada prinsip
religiositas, pengakuan bahwa manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan,maka manusia hendaknya mampu
menempatkan diri secara tepat dalam hubungan dengan Tuhannya. Pertama ia harus yakin akan
adanya Tuhan sebagai kekuatan gaib, yang menjadikan alam semesta termasuk
manusia,yang mengatur dan mengelolanya sehingga terjadi keteraturan, ketertibandan
keharmonian dalam alam semesta. Kedua, sebagai akibat darikeyakinannya itu, maka
manusia wajib beriman dan bertakwa kepada-Nya,yakni mematuhi segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya.
Bangsa yang berbudaya Pancasila berpandangan bahwa manusia sebagai
ciptaan Tuhan dikaruniai berbagai kemampuan dasar, dengan kapasitas rasional dan
memiliki hati nurani, yang membedakan manusia dari makhluk lain ciptaan Tuhan.
Kemampuan dasar tersebut adalah cipta, rasa, karsa,karya dan budi luhur. Di samping
itu manusia juga dikarunia kebebasan untuk memanfaatkan potensi tersebut. Dengan
kemampuan ini manusia dapat memahami segala hal yang berkembang di sekitar
dunianya, mampu menangkap maknanya, mampu memberikan penilaian dan
selanjutnya menentukan pilihan terhadap hal-hal yang akan dilaksanakan atau
dihindarinya, yang harus dipertanggung jawabkan.
Bangsa yang berbudaya Pancasila menghendaki berlangsungnya segala sesuatu
dalam suasana yang selaras, serasi dan seimbang. Hal ini hanya mungkin terjadi apabila
setiap warga masyarakat menyadari akan hak dankewajibannya, menyadari akan peran,
fungsi dan kedudukannya sesuaidengan amanah Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam menunjang hidup manusia, Tuhan menciptakan makhluk lain seperti
makhluk nabati, dan makhluk hewani baik di darat, laut maupun udara, untuk dapat
dimanfaatkan oleh manusia dengan penuh kearifan. Segala makhluk tersebut perlu
didudukkan sesuai dengan peruntukannya, sesuai dengan fungsinya, peran dan
kedudukannya dalam menciptakan harmoni, dan kelestarian ciptaan
Nya. Setiap makhluk mengemban amanah dari Tuhan untuk diamalkan dengan
sepatutnya.
Di samping kemampuan dasar tersebut di atas, manusia juga dikaruniai
olehTuhan dengan nafsu, akal dan kalbu yang merupakan pendorong dalammenentukan pilihan
dan tindakan. Tanpa nafsu, akal dan kalbu tersebut makamanusia sekedar sebagai
makhluk nabati, yang tidak memiliki semangatuntuk maju, mencari perbaikan dan
kesempurnaan dalam hidupnya. Dalammemanifestasikan nafsu tersebut maka perlu
dipandu oleh akal dan budi luhur, sehingga pilihan tindakan akan menjadi arif dan
bijaksana. Di sini letak martabat seorang manusia dalam menentukan pilihannya; dapat
saja yang berkuasa dalam menentukan pilihan ini adalah hawa nafsu, sehingga pilihan
tindakannya menjadi bermutu rendah; dapat pula pilihan ini didasarkan oleh
pertimbangan akal sehat dan dilandasi oleh budi luhur dan bimbingan keyakinan agama,
sehingga pilihan tindakannya menjadi berbudaya dan beradab.
Bangsa yang berbudaya Pancasila menciptakan masyarakat yang demokratis,
suatu masyarakat yang pluralistik, menghargai segala perbedaan yang dialami
manusia, menghargai perbedaan pendapat, sportif, yang pada akhirnya bermuara pada
suatu masyarakat yang selalu mengutamakan kesepakatan dalam menentukan
keputusan bersama, dan selalu mematuhinya. Keputusan bersama ini dapat berupa
kesepakatan yang bersifat informal, sosial maupun kultural oleh masyarakat, dapat pula
bersifat formal maupun yuridis, seperti peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan oleh negara. Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang
anggotanya menjunjung tinggi kesepakatan bersama dan menjunjung tinggi peraturan
hukum. Hal ini berarti bahwa penegak hukum dan warga masyarakat sama-sama mematuhi
hukum sesuai dengan peran dankedudukan masing-masing.
Bangsa yang berbudaya Pancasila menghargai harkat dan martabat manusia.
Dengan kata lain hak asasi manusia dijunjung tinggi. Manusia didudukkan dan
ditempatkan sesuai dengan harkat dan martabatnya. Hak-hak sipil dan politik warga
masyarakat dihormati, demikian pula hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Dalam
masyarakat yang demokratis yang menjunjung tinggi hakasasi warganya maka akan
tercipta keadilan, kesetaraan gender, kebenarandan keutamaan hidup, nilai yang sangat
didambakan. Dengan demikian akantercipta masyarakat yang berbudaya dan beradab.
Bangsa yang berbudaya Pancasila menuntut berlangsungnya disiplin,
transparansi, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam segala penyelenggaraan
kehidupan. Dengan nilai-nilai tersebut akan tercipta keteraturan, ketertiban,
ketentraman, kelugasan, saling percaya mempercayai, kebersamaan, anti kekerasan dan
kondisi lainnya yang memperkuat kesatuan dan persatuan masyarakat sehingga
terhindar dari berbagai penyimpangan termasuk korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
berbagai penyelenggaraan kehidupan, termasuk penyelenggaraan pemerintahan.
Bangsa yang berbudaya Pancasila mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara, tanpa mengesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok masyarakat.
Berbagai kepentingan ini perlu diatur begitu rupa sehingga tercipta ke-harmonian.

E. Kendala Implementasi Pancasila Dalam Bidang Sosial Budaya


a) Pengaruh Budaya Luar Terhadap Budaya Indonesia
Kebudayaan Indonesia terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan lain seperti
kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India
masuk dari penyebaran agama Hindu dan Budha. Dari waktu ke waktu budaya barat
semakin marak dan diserap dengan mudah oleh masyarakat Indonesia, tanpa
mempedulikan apakah budaya itu merusak atau tidak. Namun secar tidak langsung
masyarakat Indonesia lebih menyukai budaya luar dari pada budaya sendiri yang masih
lekat dengan nilai-nilai Pancasila. Bebrapa contoh budaya asing yang sangat negative
namun marak di Indonesia yaitu seks bebas, pengkonsumsian narkoba dan obat-obat
terlarang, dan gaya berpakaian.

b) Keberagaman Budaya Indonesia


Keberagaman budaya sering menjadi pemicu timbulnya konflik di Indonesia.
Kesalahpahaman atau konflik yang timbul akibat adanya keanekaragaman budaya di
Indonesia antara lain konflik Ambon, Poso, Timor- Timor dan konflik Sambas.
Masyarakat Ambon umumnya adalah kelompok masyarakat yang statis. Mereka
lebih suka memjadi pegawai negeri, menguasai lahan tempat kelahirannya, juga
memiliki lading dan pengolahan sagu. Berbeda dengan masyarakat Bugis, yang
merupakan kaum pendatang dan tidak memiliki lahan. Pada umumnya masyarakat Bugis
adalah pedagang sehingga banyak menguasai bidang ekonomi di Ambon, kemudian
lama kelamaan kemampuan finansial mereka lebih besar. Kesenjangan ekonomi inilah
yang memunculkan konflik. Konflik serupa juga terjadi di Poso, Timor-Timor dan Sambas.
Konflik antara warga lokal dengan suku pendatang.
Selain itu yang menjadi masalah saat ini adalah identitas dan nilai-nilai
kebudayaan masing-masing suku suku bangsa di setiap daerah di Indonesia sudah mulai
luntur bahkan menghilang. padahal nilai-nilai kebudayaan berfungsi untuk
mempertahankan harga diri. Nilai-nilai yang mulai luntur akan megikis harga diri dan
harga diri bangsa. Saat ini budaya Indonesia bukan saja dikatakan sudah mulai luntur
tetapi sudah banyak yang menghilang dari kebudayaan Indonesia. Misalnya tradisi Pela
Gandong di Ambon, Maluku yang sudah sejak dua geberasi tidak di praktekkan tradisi
yang mengandung identitas dan nilai-nilai budaya asli orang Ambon yaitu cinta
persaudaraan dan perdamaian.

F. Cara mengatasi kendala Implementasi Pancasila Dalam Bidang Sosial Budaya


Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan tuntunan dan pegangan
dalam mengatur atau mengendalikan sikap dan prilaku manusia Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia yang menjadi sumber moral dan menjelma dalam wujud yang
beraneka ragam. Kebudayaan daerah dapat dikembangkan dalam rangka memperkaya
nilai-nilai pancasila yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa. Nilai-nilai tersebut adalh
nilai baru yang tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Dalam konteks pengembangan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila, perlu
diperhatikan perubahan sikap masyarakat terhadap nilai-nilai yang ada akibat dinamika
yang terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia.

G. Penutup
Kesimpulan
a) Maksud implementasi Pancasila dalm bidang sosial budaya adalah sebagai aktivitas
ataupun tindakan dalam mengembangkan kebudayaan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Seluruh aktivitas pengembangan sosial budaya berlandaskan norma-norma
luhur yang ada pada Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila
merupakan nilai-nilai yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sendiri yang berasal dari
adat istiadat , kebudayaan dan nilai religius bangsa Indonesia.
b) Prinsip-prinsip implementasi Pancasila dalm bidang sosial budaya
Dalam kehidupan bersama Pancasila dapat dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dalam
menyusun lembaga-lembaga kemasyarakatan, kenegaraan maupun pemerintahan;
dalam membuat kaidah-kaidah atau norma-norma bagi kehidupan bersama; serta dalam
menentukan arah tujuan bagi kehidupan bersama. Dan pelaksanaan pelaksanaan
Pancasila dalam kehidupan bersama ini disebut subjektifitas objektif.

c) Langkah implementasi Pancasila dalam bidang sosial budaya


Bangsa yang berbudaya Pancasila adalah bangsa yang berpegang pada prinsip religiositas,
pengakuan bahwa manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa.
Bangsa yang berbudaya Pancasila berpandangan bahwa manusia sebagai ciptaan Tuhan
dikaruniai berbagai kemampuan dasar, dengan kapasitas rasional dan memiliki hati
nurani, yang membedakan manusia dari makhluk lain ciptaan Tuhan.
Bangsa yang berbudaya Pancasila menghendaki berlangsungnya segala sesuatu dalam
suasana yang selaras, serasi dan seimbang.
Bangsa yang berbudaya Pancasila menciptakan masyarakat yang demokratis, suatu
masyarakat yang pluralistik, menghargai segala perbedaan yang dialami
manusia, menghargai perbedaan pendapat, sportif, yang pada akhirnya bermuara pada
suatu masyarakat yang selalu mengutamakan kesepakatan dalam menentukan
keputusan bersama, dan selalu mematuhinya.
Bangsa yang berbudaya Pancasila menghargai harkat dan martabat manusia. Dengan kata
lain hak asasi manusia dijunjung tinggi.
Bangsa yang berbudaya Pancasila menuntut berlangsungnya disiplin, transparansi,
kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam segala penyelenggaraan kehidupan.
Bangsa yang berbudaya Pancasila mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, tanpa
mengesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok masyarakat.
d) Kendala implementasi Pancasila dalam bidang sosial budaya
Pengaruh budaya luar terhadap kebudayaan Indonesia
Keberagaman budaya di Indonesia
e) Cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam implementasi Pacasila di bidang sosial
budaya
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan tuntunan dan pegangan dalam
mengatur atau mengendalikan sikap dan prilaku manusia Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia yang menjadi sumber moral dan menjelma dalam wujud yang beraneka
ragam. Kebudayaan daerah dapat dikembangkan dalam rangka memperkaya nilai-nilai
pancasila yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa.

Saran
Kehidupan sosial budaya hendaknya dijalankan berlandaskan nilai-nilai luhur
yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia maka
sudah sepantasnya dan selayaknya pelaksanaan kehidupan sehari-hari dalm bidang
apapun itu terutama dalam bidang sosial budaya tidak mengindahkan kaedah-kaedah
luhur Pancasila. Kita wujudkan Indonesia yang sejahtera dengan menerapkan budaya
yang berpancasila.
PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA
Sosial = Pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung
nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan
unsur pemersatu
Budaya = Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan
cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan
kekuatan pendukung penggerak kehidupan.
Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan
alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah.
Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala
kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebudayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-
budaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima
sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar
dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia.
Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-
sifat dasar:
o Religius
o Kekeluargaan
o Hidup seba selaras
o Kerakyatan
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial
budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang
serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya
asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
http://aditya-g-aditya.blogspot.co.id/2011/02/pengaruh-aspek-
ideologipolitikekonomiso.html
Di setiap bangsa seluruh dunia pasti memiliki satu ideologi sebagai
dasar Negara begitu juga Indonesia sebagai bangsa yang beradab juga
memiliki satu ideologi sebagai dasar negara yaitu, pancasila. penetapan
pancasila sebagai dasar Negara bukan berasal dari pemikiran seseorang
seperti halnya ideologi-ideologi di negara lain seperti sosialis dan liberalisme.
pembentukan dan penetapan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
sebenarnya adalah suatu proses panjang sejarah bangsa Indonesia. Nilai-nilai
yang terkandung di dalam pancasila merupakan nilai-nilai yang menjadi ciri
khas bangsa Indonesia sendiri yang berasal dari adat istiadat, kebudayaan dan
nilai religius bangsa Indonesia.
Sosial dan budaya adalah satu kesatuan hal yang sangat mudah
berubah, yang disebabkan oleh adanya perkembangan zaman seperti,
Globalisasi yang membuat dengan mudahnya budaya bangsa luar masuk ke
negara kita, perubahan gaya hidup, berkembangnya perekonomian pada suatu
megara, hingga masuknya kebiasaan-kebiasaan masyarakat negara lain
kedalam negara kita, yang membuat hilangnya rasa bangga terhadap budaya
yang terdapat pada negara indonesia.
Perubahan sosial budaya itu sendiri adalah sebuah gejala perubahan
struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. perubahan sosial dan
budaya ini merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan ini terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Di bidang Sosial Budaya, Pancasila merupakan sumber normatif
dalam pengembangan aspek sosial budaya yang mendasar pada nilainilai
kemanusian,nilai Ketuhanan dan niali keberadaban. Pembangunan di bidang
sosial budaya senantiasa mendasar pada nilai yang bersumberpada harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Pembangunan bidang
sosial budaya menghindarkan segala tindakan yang tidak beradab .dan tidak
manusiawi, sehingga dalam proses pambangunan haruslah selalu mengangkat
nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri sebagai nilai dasar yaitu
nilai Pancasila.
Inti dari kedudukan dan fungsi pancasila adalah pancasila sebagai
dasar Negara republik Indonesia. Tetapi perlu diketahui bahwa asal muasal
pancasila berasal dari unsur-unsur yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri,
sehingga kedudukan pancasila dapat dikembangkan menjadi dasar pandangan
hidup.oleh karena itu setiap warga Negara wajib menghayati serta
mengamalkan nilai-nilai atau esensi-esensi yang terkandung dalam pancasila
tersebut.
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas,
bahwaPancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik
Indonesia, dansebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa,
Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan
menimbulkan tekad untukdilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah
telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik di
dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila
itu,maka perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus, serta dilakukan
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam
Pancasilaoleh setiap warga negara Indonesia dan setiap penyelenggara negara
serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat
maupun didaerah.
Pelaksanaan ataupun implementasi pancasila juga dapat dilakukan dalam
berbagai bidang. Salah satu bentuk pelaksanaan pancasila adalah dalam bidang
sosial budaya. Perjalanan pancasila dapat secara jelas dilihat di tengah-tengah
kultur ataupun budaya yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.

2. Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya?


b) Apakah prinsip-prinsip pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya?
c) Bagaimana langkah pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya?
d) Apakah kendala pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya?
e) Bagaimana cara mengatasi kendala pelaksanaan pancasila dalam bidang sosial budaya?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi Pancasila


Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar
budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan
utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai
yang terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan
ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari
luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan
kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang
berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan
sebagai berikut:
o Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
o Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan
diaktualisasikan agar mampu membimbing dan mengarahkan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
o Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan
ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk
menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
o Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh
masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.
o Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual
untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme
o Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan
cara mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain.

B. Pengertian Social Budaya


Sosial merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari
kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan sebagai acuan
dalam berhubungan antar manusia yang bersifat abstrak dan berisikan simbol-
simbol yang berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan dan berfungsi
untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu
sebagai anggota suatu masyarakat.
Sedangkan budaya berasal dari kata Sans yaitu Bodhya yang artinya
pikiran dan akal budi. Budaya adalah segala hal yang dibuat oleh manusia
berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa, dan
kepercayaan adat istiadat ataupun ilmu.
Maka, pengertian sosial budaya itu sendiri adalah segala hal yang
diciptakan oleh manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya untuk kehidupan
bermasyarakat.Atau, lebih singkatnya, manusia membuat sesuatu berdasarkan
budi dan pikirannya yang diperuntukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Di bidang Sosial Budaya , Pancasila merupakan sumber normatif dalam
pengembangan aspek sosial budaya yang mendasar pada nilainilai
kemanusian,nilai Ketuhanan dan niali keberadaban . Pembangunan di bidang
sosial budaya senantiasa mendasar pada nilai yang bersumberpada harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Pembangunan bidang sosial
budaya menghindarkan segala tindakan yang tidak beradab .dan tidak manusiawi ,
sehingga dalam proses pambangunan haruslah selalu mengangkat nilai- nilai yang
dimiliki bangsa Indonesia sendiri sebagai nilai dasar yaitu nilai Pancasila.
Dalam pembangunan sosial budaya perlu ditumbuhkembangkan
kembali budaya malu, dan budaya keteladanan .

Contoh Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dalam Bidang Sosial Budaya


Dalam bidang sosial budaya, sikap yang harus kita tunjukkan antara lain
1. mempelajari nilai sosial budaya bangsa indonesia
2. menyaring budaya asing yang masuk dan tidak sesuai dengan budaya
bangsa
3. mengendalikan sikap egoisme, sukuisme, primordialisme, dan chauvinisne
4. saling menghargai dan tidak melecehkan nilai-nilai budaya setempat
5. meningkatkan kemampuan dan penguasaan iptek
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Sosial-Budaya
Pancasila merupakan suatu kerangka di dalam suatu kelompok di dalam
masyarakat dapat hidup bersama, bekerja bersama di dalam suatu dialog karya
yang terus menerus guna membangun suatu masa depan bersama

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang
ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah
publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap
pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai
sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Upaya Menjaga dan Memantapkan Pemahaman Ideologi
Pancasila Melalui Peran Sosial-Budaya
Menurut Alfian terdapat empat faktor yang dapat menjadikan suatu ideologi tetap
dapat bertahan dan menjadi ideologi yang tangguh, yakni (1) bahwa ideologi tersebut
berisi nilai dasar yang berkualitas, (2) bahwa ideologi tersebut dipahami, dan bagaimana
sikap dan tingkah laku masyarakat terhadapnya, (3) terdapat kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan pemikiran-pemikian yang relevan dengan ideologi tersebut
tanpa menghilangkan jatidiri ideologi dimaksud, dan (4) seberapa jauh nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi itu membudaya dan diamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sejauh mengenai Pancasila sebagai suatu ideologi, faktor kualitas nilai yang terkandung
dalam Pancasila tidak perlu diragukan, tetapi faktor pemahaman dan sikap masyarakat,
faktor kemampuan masyarakat, dan faktor pembudayaan dan pengamalan ideologi
masih memerlukan usaha untuk dapat mempertahankan, memantapkan, memapankan,
dan mengokohkan Pancasila. Untuk itulah perlu adanya usaha secara serius, dengan
jalan mengimplementasikan Pancasila dalam segi aspek kehi Kebudayaan dalam arti luas
adalah keseluruhan ide, aktivitas dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada naluri,
yang menjadi milik bersama untuk menciptakan kemudahan hidup, diwariskan melalui
proses sosialisasi dan transformasi.

Sosial budaya merupakan salah satu bidang kehidupan manusia dalam mengembangkan
kebudayaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berkaitan
dengan pemenuhan hajat hidup manusia khususnya dalam memenuhi kepuasan
batiniah, material dan sosial.

Sejak abad ke-20 dengan terjadinya keanekaragaman yang luar biasa dalam kehidupan
berbangsa di negara-negara berkembang, masyarakat dunia mengakui bahwa
keanekaragaman sosial bidaya atau pluralisme merupakan masalah yang hakiki.
Masyarakat pluralistik adalah masyarakat yang terdiri atas sejumlah golongan suku
bangsa yang terwujud dalam satuan-satuan masyarakat dengan kebudayaannya yang
berdiri sendiri, dan menyati menjadi bangsa dalam sebuah negara.

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat pluralistik, dengan semboyan


Bhinneka Tunggal Ika, yang harus diwujudkan dalam membangun jiwa kebangsaan yang
kuat, berdiri di atas perbedaan kultur, agama, adat-istiadat, ras, etnis dan bahasa.
Keanekaragaman tersebut tidak boleh meretakkan kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia. Itulah bentuk kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia yang juga mewarnai
kehidupan bidang politik, ekonomi dan keamanan nasional. Terkait dengan hal tersebut
maka dalam implementasi konsep, prinsip dan nilai Pancasila dalam bidang sosial
budaya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bangsa yang berbudaya Pancasila adalah bangsa yang berpegang pada prinsip
religiositas, pengakuan bahwa manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, maka manusia
hendaknya mampu menempatkan diri secara tepat dalam hubungan dengan
Tuhannya. Pertama ia harus yakin akan adanya Tuhan sebagai kekuatan gaib,
yang menjadikan alam semesta termasuk manusia, yang mengatur dan
mengelolanya sehingga terjadi keteraturan, ketertiban dan keharmonisan dalam
alam semesta. Kedua, sebagai akibat dari keyakinannya itu, maka manusia wajib
beriman dan bertakwa kepada-Nya, yakni mematuhi segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
2. Bangsa yang berbudaya Pancasila berpandangan bahwa manusia sebagai
ciptaan Tuhan dikaruniai berbagai kemampuan dasar, dengan kapasitas rasional
dan memiliki hati nurani, yang membedakan manusia dari makhluk lain ciptaan
Tuhan. Kemampuan dasar tersebut adalah cipta, rasa, karsa, karya dan budi
luhur. Di samping itu manusia juga dikaruniai kebebasan untuk memanfaatkan
potensi tersebut. Dengan kemampuan ini manusia dapat memahami segala hal
yang berkembang di sekitar dunianya, mampu menangkap maknanya, mampu
memberikan penilaian dan selanjutnya menentukan pilihan terhadap hal-hal
yang akan dilaksanakan atau dihindarinya, yang harus dipertanggung jawabkan.
3. Bangsa yang berbudaya Pancasila menghendaki berlangsungnya segala sesuatu
dalam suasana yang selaras, serasi dan seimbang. Hal ini hanya mungkin terjadi
apabila setiap warga masyarakat menyadari akan hal dan kewajibannya,
menyadari akan peran, fungsi dan kedudukannya sesuai dengan amanah Tuhan
Yang Maha Esa.
4. Dalam menunjang hidup manusia, Tuhan menciptakan makhluk lain seperti
makhluk jamadi, makhluk nabati, dan makhluk hewani baik di darat, laut
maupun udara, untuk dapat dimanfaatkan oleh manusia dengan penuh kearifan.
Segala makhluk tersebut perlu didudukkan sesuai dengan peruntukannya, sesuai
dengan fungsinya, peran dan kedudukannya dalam menciptakan harmoni, dan
kelestarian ciptaan-Nya. Setiap makhluk mengemban amanah dari Tuhan untuk
diamalkan dengan sepatutnya.
5. Di samping kemampuan dasar tersebut di atas, manusia juga dikaruniai oleh
Tuhan dengan naftsu, akal dan kalbu yang merupakan pendorong dalam
menentukan pilihan dan tindakan. Tanpa naftsu, akal dan kalbu tersebut maka
manusia sekedar sebagai makhluk nabati, yang tidak memiliki semangat untuk
maju, mencari perbaikan dan kesempurnaan dalam hidupnya. Dalam
memanifestasikan naftsu tersebut maka perlu dipandu oleh akal dan budi luhur,
sehingga pilihan tindakan akan menjadi arif dan bijaksana. Di sini letak martabat
seorang manusia dalam menentukan pilihannya; dapat saja yang berkuasa
dalam menentukan pilihan ini adalah hawa naftsu, sehingga pilihan tindakannya
menjadi bermutu rendah; dapat pula pilihan ini didasarkan oleh pertimbangan
akal sehat dan dilandasi oleh budi luhur dan bimbingan keyakinan agama,
sehingga pilihan tindakannya menjadi berbudaya dan beradab.
6. Bangsa yang berbudaya Pancasila menciptakan masyarakat yang demokratis,
suatu masyarakat yang pluralistik, menghargai segala perbedaan yang dialami
manusia, menghargai perbedaan pendapat, sportif, yang pada akhirnya
bermuara pada suatu masyarakat yang selalu mengutamakan kesepakatan
dalam menentukan keputusan bersama, dan selalu mematuhinya. Keputusan
bersama ini dapat berupa kesepakatan yang bersifat informal, sosial maupun
kultural oleh masyarakat, dapat pula bersifat formal maupun yuridis, seperti
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh negara. Masyarakat yang
demokratis adalah masyarakat yang anggotanya menjunjung tinggi kesepakatan
bersama dan menjunjung tinggi peraturan hukum. Hal ini berarti bahwa
penegak hukum dan warga masyarakat sama-sama mematuhi hukum sesuai
dengan peran dan kedudukan masing-masing.
7. Bangsa yang berbudaya Pancasila menghargai harkat dan martabat manusia.
Dengan kata lain hak asasi manusia dijunjung tunggi. Manusia didudukkan dan
ditempatkan sesuai dengan harkat dan martabatnya. Hak-hak sipil dan politik
warga masyarakat dihormati, demikian pula hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya. Dalam masyarakat yang demokratis yang menjunjung tinggi hak asasi
warganya maka akan tercipta keadilan, kesetaraan gender, kebenaran dan
keutamaan hidup, nilai yang sangat didambakan. Dengan demikian akan tercipta
masyarakat yang berbudaya dan beradab.
8. Bangsa yang berbudaya Pancasila menuntut berlangsungnya disiplin,
transparansi, kejujuran dan tanggung jawab sosial dalam segala
penyelenggaraan kehidupan. Dengan nilai-nilai tersebut akan tercipta
keteraturan, ketertiban, ketentraman, kelugasan, saling percaya mempercayai,
kebersamaan, anti kekerasan dan kondisi lainnya yang memperkuat kesatuan
dan persatuan masyarakat sehingga terhindar dari berbagai penyimpangan
termasuk korupsi, kolusi dan nepotisme dalam berbagai penyelenggaraan
kehidupan, termasuk penyelenggaraan pemerintahan.
9. Bangsa yang berbudaya Pancasila mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara, tanpa menggesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok
masyarakat. Berbagai kepentingan ini perlu diatur begitu rupa sehingga tercipta
keharmonisan.

Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Pancasila adalah landasan dasar negara Indonesia maka Pancasila sebagi
Paradigma pembangunan negara Inonesia, Pancasila berperan sangat penting untuk
membangun sosial dan budaya yang ada di indosesia kearah yang lebih baik.
Sosial budaya adalah segala hal yang diciptakan oleh manusia dengan
pemikiran dan budi nuraninya untuk kehidupan bermasyarakat.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan sosial budaya merupakan
kerangka kesadaran yang dapat mendorong untuk universalisasi yaitu melepaskan
simbol simbol dari keterikatan struktur dan transendentalisasi yaitu
meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan
spiritual.Pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.

B. Saran-saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila
merupakan falsafah negara kita republik Indonesia, maka kita harus menjungjung
tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan
penuh rasa tanggung jawab demi tercapainya tujuan negera Republik Indonesia

https://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/06/makalah-peran-sosial-budaya-
dalam.html
http://www.academia.edu/8914878/MAKALAH_PANCASILA_SEBAGAI_IDE
OLOGI_BUDAYA_STKIP_PGRI_TULUNGAGUNG
http://renachr.blogspot.co.id/2015/05/pelaksanaan-pancasila-dalam-bidang.html
http://valentiena92.blogspot.co.id/2012/03/implementasi-pancasila.html

http://ahmarabyad.blogspot.co.id/2011/11/aktulisasi-pancasila-dalam-bidang.html
http://renachr.blogspot.co.id/2015/05/pelaksanaan-pancasila-dalam-bidang.html

Sumber :

http://www.academia.edu/7177398/Implementasi_Pancasila_dalam_Sosial_Budaya

Wahana, Paulus. 1993. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Kanisius.

Das könnte Ihnen auch gefallen