Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Berakhlak kepada Rasulullah dapat diartikan suatu sikap yang harus dilakukan
manusia kepada Rasulullah sebagai rasa terima kasih atas perjuangannya
membawa umat manusia kejalan yang benar. Berakhlak kepada Rasulullah perlu
dilakukan atas dasar pemikiran sebagai berikut:
1. Rasulullah SAW sangat besar jasanya dalam menyelamatkan
kehidupan manusia dari kehancuran. Berkenaan dengan tugas ini, beliau telah
mengalami penderetin lahir batin, namun semua itu diterima dengan ridha.
2. Rasulullah SAW sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia.
Pembinaan ini dilakukan dengan memberikan contoh tauladan yang baik. Allah
berfirman:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik. (al-Ahzab 21)
3. Rasulullah SAW berjasa dalam mejelaskan al-Quran kepada manusia,
sehingga menjadi jelas dan mudah dilaksanakan. Penjelasan itu terdapat dalam
haditsnya, Firman Allah SWT:
Artinya: Dialah yang mengutus kepada kamu yang
buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan
hikmah. Dan sesungguhnya, mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata. (QS al-Jumuah, 62; 2).
4. Rasulullah SAW telah mewariskan hadits yang penuh dengan ajaran
yang sangat mulia dalam berbagai bidang kehidupan.
5. Rasulullah SAW telah memberikan contoh modek masyarakat yang
sesuai dengan tuntunan agama, yaitu masyarakat yang beliau bangun di Madinah.
CARA BERAKHLAK KEPADA RASULULLAH
Adapun diantara akhlak kita kepada rasulullah yaitu salah satunya ridho dan
beriman kepada rasul , ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang
harus kita nyatakan sebagaimana hadist nabi saw; Aku ridho kepada allah sebagai
tuhan, islam sebagai agama dan muhammad sebagai nabi dan rasul. Beriman
kepada nabi dan rasul, yaitu berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu
sebagai utusan Tuhan kepada ummat manusia. Kita mengakui kerasulannya dan
menerima segala ajaran yang disampaikannya. Banyak cara yang dilakukan dalam
berkhlak kepada Rasulullah SAW. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW Mengikuti dan mentaati Rasul
merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Karena
itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan
Allah SWT akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam
derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah:
Artinya: Dan
barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-
orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan
mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS 4:69). Disamping itu, manakala kita
telah mengikuti dan mentaati Rasul SAW Allah SWT akan mencintai kita yang
membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah manakala kita
melakukan kesalahan, Allah berfirman:
Artinya: Katakanlah: jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 3:31) Oleh karena itu, dengan
izin Allah Swt, Rasulullah SAW diutus memang untuk ditaati, Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul,
melainkan untuk ditaati dengan izin Allah (QS 4:64). Manakala manusia telah
menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan mentaatinya, maka
ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt. Dengan
demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata
uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman:
Artinya: Barangsiapa mentaati rasul,
sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari
ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka (QS 4:80). Tunduk dan patuh kepada ajaran yang disampaikan Rasul. Allah
berfirman: Artinya: Katakanlah: "Ta`atlah kepada Allah
dan ta`atlah kepada rasul. (QS an-Nur 54).
2. Mencintai dan memuliakan Rasulullah Keharusan yang harus kita
tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau setelah
kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul
setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah
Artinya: Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-
anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal
yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn
(dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik
(QS 9:24). Mencintai ajaran yang di bawanya, Nabi Muhammad SAW, bersabda:
. Artinya: Tidak beriman salah seorang
diantaramu, sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada dirinya sendiri, orang
tuanya, anaknya dan manusia semuanya. (H.R. Bukhari Muslim).
3. Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah Mengucapkan
sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda ucapan
terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat berasal
dari kata ash shalah yang berarti doa, istighfar dan rahmah. Kalau Allah
bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada
Nabi, Firman Allah SWT, Rasulullah SAW dalam sabdanya menyatakan sebagai
berikut: Artinya: Orang yang kikir ialah orang yang
menyebut namaku didekatnya, tetapinia tidak bersholawat kepadaku. (H.R Ahmad
). Artinya: Siapa yang bersholawat kepadaku satu kali,
Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali sholawat. (H.R Ahmad).
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada
hari kiamat, ialah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku. (H.R
Turmudzi).
4. Mencontoh akhlak Rasulullah. Jika Rasulullah bersikap kasih saying
keras dalam memperthankan prinsip, dan seterusnya maka manusia juga harus
demikian. Allah berfirman:
Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang
yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah
dan keridhaan-Nya.(QS al-Fath 29).
5. Melanjutkan Misi Rasulullah. Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan
menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum
muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang
Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian
agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah
Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw:
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil
tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka
hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad, Bukhari
dan Tirmidzi dari Ibnu Umar). Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan
agar kita termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad
Saw.
6. Menghormati Pewaris Rasul Berupaya menjaga nama baiknya dari
penghinaan dan cemoohan yang orang-orang yang tidak suka padanya.[7]
Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para
pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-
nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara
hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun (QS 35:28). Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh
Rasulullah Saw: Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya
Nabi tidak tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya
mewariskan ilmui kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya
berarti telah mengambil mbagian yang besar (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Karena
ulama disebut pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak
hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan
kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti
inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena
pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka
orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk
menghormatinya.
7. Menghidupkan Sunnah Rasul Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak
mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan adalah Al-Quran dan
sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu
berpegang teguh kepada Al-Quran dan sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau
bersabda: Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat
selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku
(HR. Hakim). Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada
terhadap bidah dengan segala bahayanya, beliau bersabda: Sesungguhnya, siapa
yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,. Kamu
semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku.
Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu
kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bidah dan setiap bidah itu
sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah,
Hakim, Baihaki dan Tirmidzi). Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul
menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah
Saw. [8]
Surah Al Qalam ayat 4
Jadi ,Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah[2] sikap seseorang
terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau rohani . Kita harus adil
dalam memperlakukan diri kita , dan jangan pernah memaksa diri kita untuk
melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.
Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita
melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh kita menderita. Seperti; terlalu
banyak bergadang, sehingga daya tahan tubuh berkurang, merokok, yang dapat
menyebabkan paru-paru kita rusak, mengkonsumsi obat terlarang dan minuman
keras yang dapat membahyakan jantung dan otak kita. Untuk itu kita harus bisa
bersikap atau beraklak baik terhadap tubuh kita. Selain itu sesuatu yang dapat
membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis. Misalkan iri, dengki , munafik dan
lain sebagainya. Hal itu semua dapat membahayakan jiwa kita, semua itu
merupakan penyakit hati yang harus kita hindari.
Hati yang berpenyakit seperti iri dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit
sekali menerima kebenaran, karena hati tidak hanya menjadi tempat kebenaran,
dan iman, tetapi hati juga bisa berubah menjadi tempat kejahatan dan kekufuran.
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka kita dituntut untuk mengenali
berbagai macam penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya
merupakan tempat kebaikan dan keimanan menjadi tempat keburukan dan
kekufuran. Seperti yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri
dengki dan munafik. Maka kita harus mengenali penyakit hati tersebut
Dengki, Orang pendeki adalah orang yang paling rugi. Ia tidak mendapatkan
apapun dari sifat buruknya itu. Bahkan pahala kebaikan yang dimilikinya akan
terhapus. Islam tidak membenarkan kedengkian. Rasulullah bersabda: Abu
Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, hati-hatilah pada
kedengkian kaerena kedengkian menghapuskan kebajikan, seperti api yang
melahapminyak.(H.R.AbuDawud).
Munafiq, Orang yang mereka ucapkanmunafiq adalah orang yang berpura-
pura atau ingkar. Apa tidak sama dengan apa yang ada di hati dan tindakannya.
Adapun tanda-tanda orang munafiq ada tiga. Hal ini dijelaskan dalam hadits, yaitu:
, , . :
Dari Abu hurairoh r.a. Rasulullah berkata: tanda-tanda orang munafiq ada tiga,
jika ia berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia
berkhianat. (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan an-Nisai)