Sie sind auf Seite 1von 13

JURNAL

KEANEKARAGAMAN ECHINOIDEA (BULU BABI) PADA ZONA INTERTIDAL DI

KAWASAN PESISIR PANTAI DESA PORTO KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN

MALUKU TENGAH

DI SUSUN OLEH :

WIRO ROMARIO ENDOM

NIM : 2010 40 015

UNIVERSITAS PATTIMURA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

AMBON

2017
KEANEKARAGAMAN ECHINOIDEA (BULU BABI) PADA ZONA INTERTIDAL DI

KAWASAN PESISIR PANTAI DESA PORTO KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN

MALUKU TENGAH

Wiro R Endom1 , Prof. Dr. J. F. Rehana2, S. I. A. Salmanu3

FKIP Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pattimura

ABSTRAK

Diversity of species is as a characteristic level of biological community based organizations. It can also
apply for Echinoidea species diversity found in the intertidal zone in the coastal village of Porto, where
community activities and also erosion in coastal areas may affect the diversity of the types of sea
urchins. The purpose of this study is to identify and explain the diversity of Echinoidea in the intertidal
zone in the coastal village of porto. This research was conducted on 8-10 February 2016. This type of
research is descriptive research type, which only saw the value of diversity of Echinodea using a
formula that has been there. At the study site to observe only the first station and every station consists
of five transects, each consisting of 5 plots observations. The method that obtained in this study is
squared transect method. Data taken by using purposive sampling with criteria based on the
topography. Environmental characteristics are measured such as temperature, pH, salinity, and
dissolved oxygen. The results showed that research sites that is on the beach tanjong, Echinoidea kind
that is found consists of 4 families that Diadematidae, Stringilocentrotidae, Echinometridae,
Toxopneutidae. The research found five types of Echinoidea consisting of Tripneustes gratilla, Diadema
setosum, Echinotrix calamari, Echinometra mathaei, Strongylocentratus purpuratus. Diversity Index
Echinoidea on the location of the research shows that at low levels of diversity research station.

Keyword:
Keanekaragaman, Jenis Echinoidea (Bulu babi), zona intertidal,purposive sampling
PENDAHULUAN mikroba. Dimanapun filum itu terdapat selalu

Indonesia yang merupakan negara dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti

kepulauan terbesar di dunia dengan sekitar gerakan air, suhu, salinitas, dan cahaya

17.508 pulau dimana 6.000 pulau diantaranya (Romimohtarto dan Juwana, 2003).

berpenghuni. Luas laut Indonesia mencapai 5,8 Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah

juta km2 atau mendekati 70% dari luas yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang

keseluruhan negara. Indonesia memiliki garis cukup besar. Wilayah ini telah mengalami

pantai sepanjang 81.000 km. Namun demikian, banyak perubahan fungsi untuk dapat

semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk memberikan manfaat dan sumbangan yang besar

dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat

pesisir seperti pemukiman, perikanan, pelabuhan, melalui peningkatan devisa negara. Tekanan

dan objek wisata, menyebabkan tekanan ekologis lingkungan terhadap perairan makin lama

terhadap ekosistem pesisir semakin meningkat. semakin meningkat karena masuknya limbah dari

Kawasan konservasi laut merupakan suatu berbagai kegiatan di kawasan-kawasan yang telah

kawasan intertidal atau subtidal, termasuk air dan terbangun di wilayah pesisir tersebut. Jenis

tumbuhan, hewan serta aspek sosial, budaya dan limbah yang masuk seperti limbah organik, dan

sejarah yang terkandung di dalamnya yang anorganik (sampah) inilah yang menyebabkan

dilindungi oleh hukum atau peraturan lainnya penurunan kualitas lingkungan perairan.

untuk melindungi setiap bagian atau keseluruhan Penurunan kualitas lingkungan ini dapat

kawasanperlindungan (Susetiono. Dkk, 2010). diidentifikasi dari perubahan komponen fisik,

Laut merupakan ekosistem yang memiliki kimia dan biologi perairan disekitar pantai.

keanekaragaman hayati yang tinggi. Hampir Zona intertidal desa porto memiliki

setiap filum hewan dapat ditemukan di laut berbagai jenis substrat yang berbeda, baik yang

seperti, Coelentrata, Echinodermata, Annelida, berpasir, berlumpur, berbatu dan berkarang. Zona

serta Molluska. Anggota dari filum ini memiliki intertidal di daerah tersebut menempati areal

peranan yang sangat penting dalam ekologi laut. yang sangat luas, dan pada saat air laut mencapai

Kehidupan biota laut, tumbuhan, hewan maupun surut terendah, panjang dasar perairan yang
kering dapat mencapai ratusan meter. Kondisi ini Kelompok Echinoidea merupakan salah

dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir setempat satu komponen penting dalam keanekaragaman

mencari hewan laut untuk memenuhi kebutuhan fauna di daerah terumbu karang. Hal ini karena

sehari-hari (Nyabakken 2003). terumbu karang berperan sebagai tempat

Keanekaragaman jenis adalah sebagai berlindung dan sumber pakan bagi fauna

suatu karakteristik tingkatan komunitas Echinoidea. Echinoidea juga merupakan

berdasarkan organisasi biologisnya. Hal ini dapat kelompok biota penghuni lamun yang cukup

digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. menonjol. Kelompok Echinoidea ini dapat hidup

Suatu komunitas memiliki keanekaragaman menempati berbagai macam habitat seperti zona

tinggi jika disusun oleh banyak spesies dengan rataan terumbu karang, daerah pertumbuhan

kelimpahan spesies yang sama dan jika algae, padang lamun, koloni karang hidup dan

komunitas disusun oleh spesies yang rendah dan karang mati dan beting karang. Ekosistem

terdapat sedikit spesies dominan, maka terumbu karang ditempati oleh berbagai jenis

keanekaragaman jenis rendah. Hal tersebut dapat fauna invertebrata, salah satunya adalah

pula berlaku untuk keanekaragaman jenis kelompok Echinoidea yang merupakan biota

Echinoidea yang terdapat pada zona intertidal di penghuni terumbu karang yang dominasi

kawasan pesisir pantai desa Porto, dimana (Yusron, 2009).

aktivitas masyarakat dan juga erosi yang terjadi Letak wilayah desa Porto secara

pada daerah pesisir dapat mempengaruhi administratif, sebelah timur berbatasan


keanekaragaman jenis dari bulu babi tersebut. dengan desa Haria, sebelah barat berbatasan
Selain itu informasi mengenai struktur komunitas
dengan Pulau Haruku, sebelah selatan
Echinoidea kawasan pantai ini belum di dapatkan
berbatasan dengan laut Banda, dan sebelah
sehingga penelitian ini dapat menjadi penting
utara berbatasan dengan desa Kulur. Pantai
karena akan memberikan informasi menyangkut
desa Porto selalu mengalami perubahan-
keanekaragaman jenis bulu babi di kawasan
perubahan yang disebabkan oleh aktivitas
tersebut (Abubakar, 2011dalam Hehanussa, J.
manusia seperti pengambilan pasir, kerikil
2013).
dan juga batu serta dapat disebabkan oleh rataan terumbu dan padang lamun kemungkinan

abrasi akibat gelombang terutama saat musim telah mengurangi populasi Echinodermata

timur. Pasang surut yang terjadi dipantai desa terutama kelompok Echinoidea (bulu babi), maka

dikhawatirkan akan mengganggu kelestariannya


Porto umumnya terjadi 2 kali dalam sehari
pada zona intertidal di kawasan pesisir pantai
yaitu pada waktu pagi dan dan sore hari dan
desa Porto, Kecamatan Saparua, Kabupaten
juga siang dan malam hari.
Maluku Tengah.
Daerah pesisir pantai Desa Porto berada
METODE PENELITIAN
pada pulau saparua, daerah ini memiliki pasang
Penelitian ini mengunakan metode transek
surut yang cukup panjang dan luas Jadi, baik
kuadrat. Panjang transek adalah 250 m tegak
untuk dilakukan penelitian. Pada daerah pantai
lurus dengan garis pantai. Jarak antara transek
ini di dominasi oleh padang lamun, hutan
satu dengan yang lain adalah 10 m. penelitian ini
mangrove, terumbu karang hidup, karang mati
dilakukan hanya pada satu stasiun.
dan daerah berpasir. Namun, menurut masyarakat
Alat alat yang di gunakan pada penelitian
setempat, pengambilan hewan bulu babi
ini adalah rol meter, tali rafia, stoples, kertas dan
(Echinoidea) pada masah lampau hingga
bulpoin, kamera, kayu patok, Thermometer, pH
sekarang dalam jumlah yang sangat banyak untuk
meter, Refraktometer, DO meter. Sampel yang
di konsumsi, terutama pada waktu-waktu musim
digunakan dalam penelitian ini adalah
timur kemungkinan telah menurunkan tingkat
seluruh jenis Echinoidea (Bulu Babi) yang
keanekaragaman dari hewan tersebut. Jenis bulu
terdapat dalam plot pengamatan yang diambil
babi yang di konsumsi oleh masyarakat setempat

adalah bulu babi jenis Tripneustes gratilla. secara purposive sampling. Pengambilan

Dengan demikian, sehubungan dengan sampel secara purposive sampling adalah

meningkatnya aktifitas masyarakat setempat teknik penentuan sampel dengan

(masyarakat lokal) pada masa lampau hingga pertimbangan tertentu oleh peneliti. Jenis
sekarang ini yang selalu pengumpulan berbagai Echinoidea (Bulu Babi) yang temukan dalam
jenis Echinoidea (bulu babi) terutama di daerah
plot pengamatan dianggap telah mewakili
keseluruhan populasi jenis Echinoidea pada dilakukan dengan bantuan buku panduan

zona intertidal di kawasan pantai Desa Porto. invertebrata.

Sedangkan untuk tahap penelitian adalah sebagai c. Prosedur Kerja

berikut: Prosedur kerja dalam penelitian ini adalah

1. Penempatan Lokasi Penelitian sebagai berikut:

Penelitian di awali dengan melakuakan survei 1. Mengukur panjang garis pantai.

pendahuluan terhadap kondisi lokasi penelitian. 2. Menentukan garis transek dan pemetaan

Penelitian ini di lakukan pada Zona Intertidal di kuadrat sebagai berikut :

Kawasan Pesisir pantai Desa Porto Kecamatan Membuat garis transek pada stasiun

Saparua Kabupaten Maluku Tengah. pengamatan dengan panjang 250 m. Garis transek

di bentangkan secara vertikal dari batas pasang

2. Pengambilan Sampel tertinggi sampai pada surut terendah. Dimana

a. Faktor Lingkungan jarak antara transek adalah 10 m dan jumlah

Sebelum melakukan penghitungan pada transek sebanyak 5 garis transek. Pada setiap

jenis Echinoidea (Bulu Babi) yang ditemukan trasek dibuat 5 plot dengan ukuran 1x1 m dengan

pada plot pengamatan dilakukan pengukuran jarak antara plot 5 m.

faktor-faktor lingkungan yang meliputi suhu, pH, 3. Setelah pembuatan plot dilakukan

salinitas, dan oksigen terlarut (DO) pada lokasi pengamatan pada masing-masing plot

pengamatan tersebut. pengamatan untuk mendata jenis-jenis bulu babi

yang terdapat dalam plot pengamatan.

b. Bulu Babi (Echinoidea) 4. Jenis bulu babi yang ditemukan di masukan

Setelah mengukur faktor-faktor lingkungan ke dalam masing-masing stoples untuk

pada lokasi penelitian, dilakukan pengambilan diidentifikasi dan didokumentasikan.

sampel berdasarkan ciri tubuh, bentuk tubuh dan 5. Setelah itu bulu babi di lepaskan kembali ke

warna tubuh fauna Echinoidea (bulu babi) habitatnya.

dengan penekanan terhadap jumlah individu dan Data akan di analisis secara deskriptif dengan

jumlah jenis. Identifikasi fauna Echinoidea sumber data dari:


1. Keanekaragaman 2. Kemerataan (Evenness)

Keanekaragaman jenis-jenis bulu babi dihitung Kemerataan spesies bulu babi dihitung dengan

dengan indeks keanekaragaman Shannon-Winner rumus Pielou.

(Emiyarti dkk, 2013). H'


E
H= - ( pi ln pi ) ln S )

Pi = ni / N Keterangan :

Keterangan : E = Evenness

H = Indeks keanekaragaman jenis S = Jumlah spesies

Pi = Probabilitas penting untuk tiap spesies = 3. Kekayaan spesies (Richness)

ni/N Kekayaan spesies bulu babi dihitung dengan

ni = Jumlah individu dari masing-masing spesies rumus Margalef.

N = jumlah seluruh individu S 1


R
a. Kriteria indeks keanekaragaman dibagi dalam ln (n)

3 kelompok yaitu : Keterangan :

H < 1 : Keanekaragaman jenis rendah S = Jumlah jenis

1 < H < 3 : Keanekaragaman jenis sedang n = Jumlah seluruh individu

H > 3 : Keanekaragaman jenis tinggi

HASIL
Deskripsi tentang jeni-jenis bulu babi

A. Deskripsi Jenis Echinoidea Yang (Echinoidea) yang di temukan pada lokasi

Ditemukan Pada Kawasan Pesisir Pantai Desa penelitian menurut Rumahlatu (2007) adalah

Porto Kecamatan Saparua Kabupaten sebagai berikut :

Maluku Tengah.
a B

c d

Gambar 1. a. Tripneustes gratilla, famili dari Toxopneutidae, panjang durinya 1 cm, terdapat duri

primer dengan fariasi warna putih, orange dan warna merah, sedangkan duri sekunder hanya halus dan

sedikit. (b). Diadema Setosum, famili Diadematidae, berbentuk bulat dan mempunyai duri-duri yang

berwarna hitam yang tajam dengan panjang durinya 8-10 cm.(c). Echinotrix calamari, fanili

Deadematidae, berbentuk bulat dan mempunyai duri yang berwarna hitam dengan sirip-sirip putih

dengan panjang durinya 1-8 cm.(d). Echinometra mathaei ,famili Echinometridae. Bentuk tubuh hewan

ini bulat dan sedikit lonjong. Hewan ini memiliki duri yang tidak begitu tajam, panjang durinya 3-4

cm.(e). Strongylocentratus purpuratus merupakan salah satu anggota dari 54 famili

Strongylocentrotidae. Bentuk tubuh dari hewan Strongylocentratus purpuratus ini bulat dan memiliki

10 ruas. Jenis Echinodermata ini memiliki duri pendek yang berwarna dengan sirip putih hitam yang
sangat panjang, dengan panjang duri sekitar 1-2 cm. Mulutnya terdapat pada bagian oral dan anusnya

terdapat pada bagian aboral

B. Keanekaragaman, Kemerataan, Kekayaan, nilai yang berbeda-beda. Pada lokasi stasiun

Jenis Echinoidea di Kawasan Pesisir Pantai penelitian indeks keanekaragaman jenis

Desa Porto Kecamatan Saparua Kabupaten Echinoidea yang tertinggi yaitu, sebesar 0,3417

Maluku Tengah. dan indeks keanekaragaman yang terendah, yaitu

1. Indeks Keanekaragaman Jenis Echinoidea sebesar 0,2309. Total indeks keanekaragaman

Indeks keanekaragaman jenis Echinoidea di jenis Echinoidea pada stasiun penelitian yaitu

kawasan pesisir pantai desa Porto kecamatan 1,5724.

Saparua Kabupaten Maluku Tengah mempunyai

Tabel 1. Hasil Perhitungan Indeks Keanekaragaman Jenis Echinoidea

Ni N pi Ln pi pi ln pi H'

42 189 0,2222 -1,50 -0,3342 0,3342

45 189 0,2381 -1,44 -0,3417 0,3417

19 189 0,1005 -2,30 -0,2309 0,2309

40 189 0,2116 -1,55 -0,3286 0,3286

43 189 0,2275 -1,48 -0,3368 0,3368

Total 1,5724

2. Kemerataan (Evenness) Jenis Echinoidea lokasi stasiun penelitian yaitu 0,2123 dan nilai

Kemerataan jenis echinoidea pada kawasan terendah pada stasiun penelitian yaitu sebesar

pesisir pantai Desa Porto Kecamatan Saparua 0,1435.

Kabupaten Maluku tengah nilai tertinggi pada


0.3
0.2
0.1
0
Stasiun 1

Gambar 1. Rata-Rata Nilai Kemerataan Jenis Echinoidea Pada Daerah Perairan Pantai Desa

Porto Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah

Tabel 2. Hasil Perhitungan Nilai Kemerataan Jenis Echinoidea

Nama Spesies H' ln S E

Tripneustes gratilla 0,3342 1,6094 0,2077

Diadema setosum 0,3417 1,6094 0,2123

Echinotrix calamari 0,2309 1,6094 0,1435

Echinometra mathaei 0,3286 1,6094 0,2042

Strongylocentratus purpuratus 0,3368 1,6094 0,2093

Total 0,9770

3. Kekayaan (Richness) Jenis Echinoidea sebesar 8,4027 dan nilai terendah pada stasiun

Kekayaan jenis Echinoidea pada kawasan penelitian yaitu sebesar 3,4374. Total nilai

pesisir pantai Desa Porto Kecamatan Saparua kekayaan jenis Echinoidea pada stasiun

Kabupaten Maluku Tengah memiliki nilai penelitian yaitu 35,13836.

tertinggi pada stasiun penelitian yaitu denan nilai


40
30
20
10
0
Stasiun 1

Gambar 2. Rata-Rata Nilai kekayaan Jenis Echinoidea Pada Daerah Perairan Pantai Desa Porto

Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah

Nama Spesies S ln n R

Tripneustes gratilla 41 5,2364 7,8297

Diadema setosum 44 5,2364 8,4027

Echinotrix calamari 18 5,2364 3,4374

Echinometra mathaei 39 5,2364 7,4478

Strongylocentratus purpuratus 42 5,2364 8,0207

Total 35,13836

Tabel 3. Hasil Perhitungan Nilai Kekayaan Jenis Echinoidea

KESIMPULAN tersebut. Tingkat keanekaragaman spesies pada

stasiun penelitian ini tergolong dalam

Pada lokasi penelitian di temukan 5 spesies keanekaragaman kecil.

bulu babi (Echinoidea) yang tergolong dalam 4 Faktor fisik juga begitu memberikan

famili yaitu famili Diadematidae, famili pengaruh terhadap penurunan tingkat

Stringilocentrotidae, famili Echinometridae, keanekaragaman jenis Echinoidea. Berdasarkan

famili Toxopneutidae. Pada stasiun penelitian hasil pengukuran suhu air laut pada lokasi

Diadema setosum merupakan jenis Echinoidea penelitian menunjukan bahwa angka yang

yang paling mendominasi atau yang paling sudah melebihi batas toleransi dari hewan

banyak di temukan pada stasiun penelitian makrobentos, sedangkan untuk faktor kimia
yang lain baik pH, salinitas, dan oksigen Echinodermata Matapelajaran Biologi

terlarut masih dalam batas toleransi bagi hewan Pada Siswa Tunanetra Kelas X

makrobentos. Jadi dari hasil pengukuran Maguwoharjo. Yogyakarta: Perpustakaan

terhadap karakteristik lingkungan pada lokasi Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

penelitian kemungkinan faktor lingkungan tidak Indra, B. V. Sekilas Mengenai Landak Laut.

begitu berpengaruh terhadap menurunnya Iwayan, Karmana. 2010. Analisis keaneka

tingkat keanekaragaman jenis bulu babi Ragaman Epivaina Dengan Metode

(Echinoidea). Koleksi Pitfall Trap di Kawasan Hutan

DAFTAR PUSTAKA Cangar Malang. FPMIPA IKIP

Abubakar, S. K. 2011. Struktur Komunitas Mataram.

Echinodermata Pada Zona Intertidal Di Moningkey, R. D. 2011. Peranan Ekologi

Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Dalam Komunitas Rumput Laut Di

Pendidikan, Vol 8(1):51-53. Perairan Pesisir Kema Kabupaten

Aziz, A. 1981. Fauna Echinodermata dari Minahasa Utara. Jurnal Perikanan dan

terumbu karang Pulau Pari. Oseanologi Kelautan Tropis, Vol. VII-1:1-5.

dan Limnologi di Indonesia, Vol 33(2): Nurfitriani, D. 2011. Stuktur Komunitas

187-189. Ekhinodermata Di Sepanjang Pantai

Campbell, N.A, 1993. Biologi Fifth Edition. Bagian Selatan Pulau Melinjo,

Benyamin Cummings Publising Kepulauan Seribu.

Company,Inc. Redwoord City. Nyabakken, J.W. 2003. Biologi Laut; Suatu

Emma, R. R. 2012. Distribusi dan Pendekatan Ekologis. Gramedia

Keanekaragaman Echinodermata Pusataka.

Diperairan Leuweung Sancang. Raharja, Setya. 2011. Pendidikan Berwawasan

Universitas Pendidikan Indonesia. Ekologi : Pemberdayaan Lingkungan

Hasanah, Nur. 2008. Efektivitas Penggunaan Sekitar Untuk Pembelajaran.

Media Tiga Dimensi Terhadap

Pemahaman Konsep Arthropoda Dan


Ramimohtarto, K. Juana, S. 2009. BIOLOGI Kema, SulawesiUtara. Oseanologi dan

LAUT Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Limnologi di Indonesia, Vol 36(3): 329-

Laut 342.

Rumahlatu, D. 2007. Keanekaragaman Susetiono & Priti, S. 2010. Penyusun Paduan

Echinodermata Pada Daerah Pasang Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Untuk

Surut Pantai Desa KairatuKabupaten Kawasan Konservasi Laut di Indonesia.

Seram Bahagian Barat. Simbiosis, Vol Jakarta.

(4):1-14. Wijayanti, M. H. 2007. Kajian Kualitas

Sembiring, H. 2008. Keanekaragaman dan Perairan di Pantai Kota Bandar

Distribusi Udang Serta Kaitannya Lampung Berdasarkan Komunitas

Dengan Faktor Fisik Kimia di Perairan Hewan Makrobentos. Semarang:

Pantai Labu kabupaten Deli Serdang. Program Magister Managemen Sumber

USU Repositori. Daya Pantai.

Supono & Ucu, Y. A. 2010. Stuktur komunitas

Echidermata Di Padang Lamun Perairan

Das könnte Ihnen auch gefallen