Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Activity Code
(with minimal 3 digits 3.1.3.2
activity code)
Name of
Sesanti
consultant/staff
Position TO
Co travellers
Date of Report
31 October 2017
Submission
ACTIVITY DESCRIPTION
Workshop & Meeting to Monitoring and Evaluation Programmatic Management of Drug
Activity Name Resistant Tuberculosis (PMDT) and Introduction of the Shorter MDR TB Regimen in
Papua
Hotel Fave Jayapura, Jl. Jend. Ahmad Yani No. 12 Jayapura Papua/
Place and Date of
Activity (inclusive
26-29 October 2017
travel date)
1. General Purpose:
To monitor & evaluate the implementation of PMDT performance for improving
PMDT services & care and coordination between referral hospital and sub referral
hospital in Papua
2. Specific Purpose:
Activity Purpose a) To review the coordination between referral hospital and satellite treatment
centers including logistics management
b) To assess treatment response in DR TB patients
c) To review progress towards the achievements of PMDT indicator target &
promote strategies to scale up of DR-TB care
d) To provide an introduction of the shorter MDR TB Regimen
- Facilitate integration and coordination of DR TB care to align diagnostic services for
patients with access to high quality care based on NTP protocols
- Facilitate strengthening DR TB reporting and monitoring systems to improve patients
notification and logistics (drugs and supplies management) according to NTP
protocols
Output/ deliverable
- Accomplishments based on key program indicators shall be regularly analyzed and
discussed by PMDT treatment facility physician and his/ her team.
- The implementation plan for the introduction of shorter MDR TB Regimen is ready
for use at provincial level and safely & effectively introduced under piloting conditions
Provincial Resource Person:
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Kepala UPT ATM Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Kepala Seksi TB dan Malaria UPT ATM
Kepala Sub. Bag. TU UPT ATM
Kepala BLK Provinsi Papua
TO PMDT Provinsi Papua
Dr. Samuel Baso, Sp.PD
Dr. Viktor, Sp.P
Dr. Bagus Sukaswara
Dr. Tigor Silaban
Dr. Helena Pakiding, Sp.P
Zr. Siti Soeltif, S.Kep, Ns, M.Si
Zr. Suprapti, S.Kep, Ns
Dra. Lusia Ang, Apt
Kamla Awaludin, Msi
Yakobus R. Kombong, SKM
Dr. Michael Demetouw
Participant Yulpriati Kalua
Ivom Suwary, SKM
Alfrida Kambuaya, SKM
Dormawan Samosir, SE
Idhar Tuharea, SE
Injuk Susi Andriyani, SKM
KNCV
BLK
IF Provinsi Papua
CTB
Aisiyah
Papua Based:
Wasor and Head of Disease Control and Prevention Department represented by the
DHO Jayapura City, Jayapura District, Keerom District, Merauke District, Jayawijaya
District, Nabire District, Mimika District, Biak District: Wasor and Kabid P2M.
Pulmonologist/ Internist, physician and nurse represented by team of PMDT from
RSUD Jayapura, Abepura, Puskesmas Sentani, Puskesmas Arso 3, RSUD Merauke,
RSUD Wamena, RSUD Nabire, RSUD Mimika, RSUD Biak, Puskesmas Biak Kota
Day 1 27 October 2017
Key Findings/ Session 1: The shorter MDR TB Regimen
Conclusion
(please write in Dr. Victor Paulus, Sp.P., FAPSR as Clinical Expert Team for PMDT Program presented
English) the introduction of the shorter MDR TB Regimen
The shorter MDR-TB regimen has two phases:
1. The intensive phase consists of kanamycin, high-dose moxifloxacin (or high dose
gatifloxacin if available), clofazimine, ethambutol, high-dose isoniazid, pyrazinamide
and prothionamide) given daily for four months. The intensive phase will be extended
until smear conversion if smear conversion is not achieved within four months, with a
maximum of six months. Kanamycin will be given twice-weekly from the fourth month
onwards. Failure might be declared at six months for those who have both positive
smear at six months and poor clinical response to treatment.
2. The continuation phase consists of high-dose moxifloxacin (or gatifloxacin),
clofazimine, ethambutol, and pyrazinamide given daily for an additional five months.
In Papua, Provincial Health Office made the decision to run the shorter MDR TB
Regimen only in RSUD Dok 2 Jayapura on a small number of patients involved (only 5
patients).
A number of shorter MDR TB Regimen drugs has not been received yet by the
provincial warehouse pharmacy.
Session 2: PMDT in RSUD Jayapura
Laboratory Strengthening
LPA update: improved 1st line LPA and new 2nd line LPA
Subsequent evaluation study suggests high sensitivity (>90%) and specificity (95%) for
MDR TB
Ensuring policy formulation the use of TCM Diagnostic Algorithm and coordination of
specimen referral system.
***RSUD Wamena should refer RR confirmed specimen for culture & DST.
Bu Lusi reminds all PMDT referral and sub referral Hospital In order to apply to Provincial
Drug Pharmacy Warehouse the need for a grant of 2nd Line Anti TB Drugs & Supplies,
please submit timely the reports & application form on quarterly.
Day 2/ 28 October 2017
Cohort Review held by Dr. Samuel, Internist Clinical Expert Team Jayapura
Hospital
NARRATIVE
Day 1, October 26, 2017 leaving for Jayapura from Wamena
Day 2, October 27, 2017
9.19 am sambil menunggu kadis, kasie menyampaikan biaya renovasi. 30 november paling lambat.
Pelatihan tb ro masih ada kesempatan untuk yg belum pernah mendapat pelatihan, memberi kesempatan untuk
dinkes mengajukan dokter, perawat, farmasi di RS, konselor.
Sosialisasi paduan jangka pendek.
Kepala upf paru rsud dok dua, dr. viktor Paulus, sp.pfapsr
Rsud dok dulu yg memulai dg jumlah 10 pasien
Q1: table tatalaksana pasien mangkir. Penambahan dosis sesuai jumlah mangkir jika pasien <8 minggu.
Oat injeksi, kanamycin? Jika alergi cm tetap harus dilakukan skin test.
Untuk stok, logistic belum sampai. Running 5 pasien di RSUD Dok Dua dulu, menunggu logistic.
Dr. berry nabire: jika terjadi vt (torsarde pointes) apakah ada petunjuk untuk penggantian menggunakan quinolone
lain. A: str distop
Cara anamnesis pasien riwayat penggunaan quninolon atau oat lini dua.
Saran dari RSUD merauke, dr. hendra: untuk pihak manajemen penggunaan quinolone, saya sebagai sp.p apakah
ada kebijakan pemakaian quinolone untuk menghadapi resistensi obat. Jika belum ada, dibuat kebijakan.
Bu Lusi menanggapi: memang belum ada kebjijakan tertulis, tetapi setiap pertemuan rko, telah disampaikan
pembatasan quinolone, hanya sebatas Cipro bahkan tidak ada pengadaan lagi.
Dr. mariana sebagai moderator presentasi rsud jayapura oleh Dr. Samuel, Sp.PD
Sejak 93
Paparan mtptro rsud jayapura
Bagaimana cara manajemen support pasien. Ngo bagaimana bantu? ctb bantu cohort.
Bagaimana agar tim solid.
Pelatian tim tak mei 2013
Jejarin internal rsud dok dua menjaring tb ro semua tterduga tb rod an pasien tb ro tersentralisasi di poli mdr dan
perawatan di ruang paru
Mulai malakukan perawatan dan pengobatn pasien mdr mei 203 sampai sekarang
Penilaian tolok ukur mtptro fasilitas layanan kesehtan menjadi center of excellent coe sbg rs rujukan mtptro prov
paua mei 2013.
Mulai mei 2017 sudah melakukan mini kohort pasien yg sedang dlm perawtan / pengobatan tb ro
Melakukan pembinaan/ mentoring klinis
Domisili
Tantangan
Adanya lfu dan bbrp pasien yg menolak pengobatan
Adanya bbrp kasus kematian sebelum pengobatan
Inisiasi tatalaksana kasus dilakukan di RS, ambulatory, sesuai dg standar anmun untuk elanjutkan pengobatan di
puskesmas belum berjalan
Monitoring dan supervise yg belum adekuat dilakukan
SDM perlu pelatihan ojt, supervise rutin
Cakupan geografis yg terbatas
Psikosial pasien
Foto ruang, gazebo, ruang fase lanjutan,, visite, fgd,, mini cohort
Mini cohort dianggap sangat membantu melihat bolong-bolong
Dr. Hendra: bertanya dan minta pendapat, pasien telah diobati TB RO kemudian terjadi gangguan telinga, tinnitus
sebulan belakangan, konsul THT, ternyata ada keterbatasan dalam pemeriksaan penunjang. Rsud merauke saat 5
pasien, yg meninggal 3, 1 kasus anak, 1 belum on tx, 1 meninggal dalam tx. On tx: 1 lari tidak tahu kemana, dibawa
pulang ke kampung. Jadi tinggal 3 berjalan.
Tinnitus dibulan ketiga, belum diketahui sudah konversi atau belum hasil bta/kultur belum ada.
Kanamycin 1 gram, BB 54 kg.
Jika tinnitus saja, tetap dilanjutkan dg dosis kanamycin range paling rendah, atau diganti Cm
Koinfeksi HIV, ART (+)
Wamena: sgo sgptt 100 hbe antigen lebih, tolong periksa juga hepatitis
Biak: pasien baru tb ro hiv dm berapa kgd, hb 12 art positif, proteinuria, kemungkinan dehidrasi kreatinin tinggi,
Usg: cholestititis, kurus tidak perlu diobati. Asal sgot sgpt tidak perlu diobati
Bu kamla: ternyata wamena 2, tapi belum menerima kultur dst. Tolong segera dikirim dst. Libur tetap diterima.
Laporan tcm juga belum.
Merauke: follow up per bulan dapat hasil kapan, tiap bulan kirim tapi hasil baru menerima kiriman bulan Mei.
BLK: hasil 8 minggu. Tolong jika belum terima setelah 8 minggu, sms
1;40 WIT
UPDATE PEMERIKSAAN LAB UNTUK DIAGNOSTIK TB RO BU KAMLA BLK
Review : jumlah kasus 2% kasus baru dan 12 % kasus pengobatan ulang
(masih memakai estimasi lama)
Who lab rujukan biakan harus ada 5 juta penduduk.
Pemantauan mutu uji resistensi,
Sebagai rujukan tb ro juga mikroskopis.
Tujuan membentuk system jejaring laboratorium TB
- Agar mempermudah koordinasi dan pembinaan ole LRN biakan dan uji kepekaan
Tahun ini blk belum panel tapi resertifikasi ulang akan dilakukan 30 november 2017
Pendampingan medium padat sampai nasional memutuskan hanya menggunakan medium cair
Cm 40 2.0
Ofl 4.0 2.0
Mfx
Mengapa menggunakan dua konsentrasi rendah dan tinggi, jika konsentrasi rendah tidak tumbuh maka bisa
dijadikan dasar pengobatan.
Catatan:
Labo sangat dianjurkan untuk membeli oat lini dua
Blk sudah dibeli sampai dua tahun ke depan.
Pilihan untuk memulai program dengan tepat waktu, bblk Surabaya dapat membantu pengadaan obat dan
mendistribusikannya dalm volume kecil
Untuk kelanjutan sdp, laboratorium
Biaya botol 25 maret 2015, 20%
Jika sudah dapat obat, konsentrasi berapa, kebutuhan berapa, digunakan untuk berapa tahun.(harus dalam
penyimpanan-70 derajat).
Alat ini sudah ada, hasil sudah didapat dalam 3 hari tergantung kualitas sputum,
Hasil dst dalam waktu 13 hari sudah didapatkan menggunakan flouresence.
Medium cair, dibawahnya ada penyubur yg dibungkus silicon,
Setelah sputum diolah, dimasukkan ke dalam tabung kemudian ke dalam alat ini.
MGIT PANTA
Polymyxin B
Amphotericin B
Naladixic Acid
Trimethoprim
Azlocillin
Menekan pertumbuhan non mycobacterium
Rs abe ada tcm---akan berbagi wilayah siapa yg diperiksa rs abe dan blk
Pot sputum non steril jumlahnya masih banyak, bagaimana? Tidak apa-apa tetapi memakai rantai es pro tcm?
Untuk kultur,
Pesan bu Lisa: Sangat penting petuga skes. Di rs rujukan sub rujukan tb rod an satelit memonitor ketersediaan oat
dan non oat tb ro untuk menjamin kesinambungan
Alaur permintaan
Pusat
Ifp
Rs rujukan
Penyimpanan, distribusi
Day 2 October 28
Pak Jack menawarkan pelatihan etb manager dan persiapan ojt satelit
Dr.Mariana diperkenalkan kembali untuk menerima usulah pelatihan satelit TB RO.
M&E tidak mengambil alih fungsi wasor.
Tiap satelit, dokter, perawat, farmasi, konselor.
Dr. Helena, fasilitator tb ro spesialis paru rsud abepura,
Deg-degan jika menemukan rr, masih persiapan ruangan rehab, panik.
Bu Kamla,
Alur specimen
Kota jayapura faskes berada di lab rujukan sehingga lebih rumit.
Terlihat rumit tapi tidak
Identitas suspek TB 05, mengikuti nomor TB 06/ 04
Jika RR, BLK langsung kultur dan faskes merujuk kef askes tb ro atau rs rujukan
Disertai tb 05 dan hasil tcm dan form rujukan pasien.
Faskes tb ro dan rs rujukan
Merauke:
Nomor identitias suspek
Cohort review
Desi wally, HIV NR, kategori 5, on tx 27 Oktober 2016, MDR (RH RR), conversi di bulan
Dr. mariana menjelaskan system dan teknis kegiatan cohort review, mini cohort
TO mengawal pengiriman sampel dan klaim
Kerom ada 3 pasien, salah satu pejabat di inspektorat,
1. Direct Supervisor:
Report distribution 2. ...............
Ada 2 cara:
1. Tuliskan nama file apabila ada lampiran (presentasi, data dan lainnya). Dan
lampirkan file tersebut.
2. Sangat direkomendasikan untuk menempelken dokumen tersebut dalam
laporan ini
Caranya: Click insert di menu atas, lalu pilih object, pilih create from file, dan
browse file yang ingin di attach. File yang di tempelkan tetap harus diattach
agar terhubung.
Attachment
PHOTOS