Sie sind auf Seite 1von 17

Ibadah haji adalah fardhu (wajib) untuk setiap Muslim yang mampu

Allah (swt) memerintahkan haji dalam ayat ke-97 Surah al Al-Imran:

"Disana terdapat tanda tanda yang jelas (petunjuk Allah), diantaranya maqam tempat

Ibrahim berdiri untuk berdoa, dan siapa saja yang memasukinya maka amanlah dia. Dan

ziarah ke Baitullah adalah kewajiban kepada Allah bagi umat manusia, bagi orang yang

dapat menemukan jalan ke sana. Adapun orang yang mengingkari (kewajiban) haji,

ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu dari semua makhluk) "(QS.

al Al-Imran I, 97).

"Sempurnakan ibadah haji dan umrah karena Allah." (QS. al Baqarah, 196)

"Wahai manusia! Allah (swt) telah menetapkan kewajiban ibadah haji. Bersegeralah untuk

melakukan ibadah haji." (Muslim)

Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam

Haji adalah salah satu rukun Islam. Jadi, itu adalah perintah Allah (swt) yang fardhu seperti

sholat dan puasa.

Diriwayatkan oleh 'Abdullah bin' Umar bahwa Rasulullah (saw) bersabda:

"Kekuatan islam ditopang oleh lima (pilar), bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,

bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan melaksanakan sholat, membayar

Zakat, Ziarah ke Rumah Allah (Ka'bah) dan puasa Ramadhan. "(Sahih Muslim, Buku 1,

Hadis 20)

Haji membedakan umat Islam dari Kristen dan Yahudi

Kunjungan ke Ka'bah adalah khusus bagi umat Islam. Dalam agama Kristen dan Yudaisme

tidak ada kewajiban haji sesuai dengan doktrin Islam.

"Barang siapa yang memiliki cukup makanan untuk perjalanan, alat transportasi untuk

mencapai ke Mekah, namun tidak melakukan haji, kemudian ia mati, ia maka akan mati

sebagai seorang Yahudi atau Kristen" (At-Tirmidzi, Al-Bazzar)


Haji adalah salah satu perbuatan yang paling unggul

Dikisahkan oleh Abu Huraira:

Rasul Allah bertanya, "Apakah perbuatan terbaik?" Dia menjawab, "Beriman kepada Allah

dan Rasul-Nya (Muhammad). Penanya itu kemudian bertanya," Apa berikutnya (dalam

kebaikan)? Dia menjawab, "Ikut serta dalam jihad di jalan Allah." Penanya kembali

bertanya, "Apa berikutnya (dalam kebaikan)?" Dia menjawab, "melakukan ibadah Haji ke

Mekah 'Mabrur, (yang diterima oleh Allah dan dilakukan dengan maksud mencari

keridhoan Allah saja dan tidak untuk pamer dan tanpa melakukan dosa dan sesuai dengan

tradisi Nabi). " (Bukhari, Book 2, Hadis 25) (Muslim, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah)

Haji adalah penghapusan bagi dosa-dosa

Dikisahkan oleh Abu Huraira: Rasul Allah berkata,

"Siapapun yang melakukan haji ke rumah ini (Ka'bah) dan tidak mendekati istrinya untuk

hubungan seksual atau melakukan dosa (saat melakukan ibadah haji), ia akan keluar

tanpa dosa seperti anak yang baru lahir. (yang baru dilahirkan oleh ibunya) . " (Bukhari,

Kitab 28, hadis 45)

Pahala haji adalah "jannah"

Sayidina Abu Huraira meriwayatkan bahwa Rasulullah (saw) bersabda:

"Melaksanakan 'Umrah adalah kafarat untuk dosa yang dilakukan (antara itu dan

sebelumnya). Dan pahala haji mabrur (yang diterima oleh Allah) adalah surga." (Bukhari,

Umra, 1) (Muslim, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah)

Haji memberi wanita pahala jihad

Jika seorang wanita berhasil dalam melaksanakan haji nya dalam keikhlasan tanpa

melakukan dosa, ia dianggap telah mencapai jihad terbaiknya.


Dikisahkan Ummul Muminin 'Aisyah: Saya berkata"!. Ya Rasulullah Kami menganggap

jihad sebagai perbuatan terbaik", Nabi bersabda, "Jihad terbaik (untuk wanita) adalah haji

mabrur." (Bukhari, Haij; 595)

Dikisahkan oleh Aisyah: Aku berkata, "Ya Rasulullah tidak bolehkah kami berpartisipasi

dalam pertempuran suci dan jihad bersama dengan Anda!?" Dia menjawab, "Yang terbaik

dan jihad paling unggul (untuk wanita) adalah haji yang diterima oleh Allah." Sayidina

'Aisha menambahkan: Sejak aku mendengar itu dari Rasul Allah aku telah bertekad untuk

tidak melewatkan haji. (Bukhari, 29, 84)

Ketika paling banyak hamba diampuni adalah pada hari-hari haji

'Aisyah (ra) menceritakan Rasulullah (saw) bersabda:

"Tidak ada hari dimana Allah membebaskan lebih banyak hamba-Nya dari neraka

daripada hari 'Arafah. Dia semakin dekat, kemudian memuji mereka ke malaikat, sambil

mengatakan: Apa yang hamba-hamba-Ku inginkan? "

(Muslim, Buku 7, Hadits: 3126)

Hari Arafah adalah hari yang cukup penting bagi haji. Wuquf yang merupakan pilar

penting dari haji dilakukan pada hari Arafah pada sore sampai matahari terbenam. Rukun

haji seorang muslim yang tidak melaksanakan wuquf tidak sah.

Jutaan umat Islam dari seluruh dunia memohon, berdoa dan menyembah Allah (swt) pada

hari yang sama, di tempat yang sama, Arafah dan Allah swt melimpahkan pengampunan-

Nya atas begitu banyak hamba pada hari Arafah yang diberkati .

"Tidak ada hari yang lebih baik dari pada hari Arafah dalam satu tahun, tidak ada hari

yang lebih baik daripada hari Jumat selama seminggu." (Tirmidzi)

Haji adalah ibadah yang bahkan bayi dihargai

Ibnu Abbas, meriwayatkan bahwa Nabi (saw) bertemu dengan beberapa pengendara di al-

Rawha 'dan berkata, "Siapa orang-orang ini?" Kata mereka, "Kaum Muslimin." Mereka

berkata, "Siapa kau?" Katanya, " Rasulullah saw. "Seorang wanita mengangkat seorang
anak dan berkata," Apakah ada haji untuknya? "Dia berkata, 'Ya, dan Anda akan

mendapatkan pahala." (Muslim, 1336)

Haji adalah ibadah yang mendapat keuntungan dari karunia Allah (swt) sehubungan

dengan imbalan duniawi juga

Dikisahkan oleh Ibn 'Abbas:

"Dzul Majaz-dan 'Ukaz adalah pasar rakyat selama periode pra-jahiliyah sebelum

Islam. Ketika orang-orang memeluk Islam, mereka tidak menyukai untuk melakukan

tawar-menawar di sana sampai Ayat Suci berikut diwahyukan: - Tidak ada salahnya bagi

kalian Jika kalian mencari dari karunia Tuhanmu (selama haji oleh perdagangan, dll)

(2.198) ( Bukhari, Haj, 822)

Seperti disebutkan dalam suatu ayat, umat Islam diperbolehkan untuk terlibat dalam

perdagangan dan bisnis selama hari-hari suci Haji. Namun, tentunya tidak boleh

mencegah para jamaah dari memenuhi kewajiban haji mereka. Larangan perdagangan

khusus pada jam- jam di hari Jumat.

Haji adalah ibadah yang dapat mengenal Nabi dan sahabat-Nya lebih dekat

Haji adalah ibadah yang mengilhami renungan mendalam untuk umat Islam karena

dilakukan di tempat-tempat suci di mana Nabi tercinta (saw) dan para sahabatnya yang

diberkati memenuhi tugas terhormat mereka.

Ibadah haji adalah untuk mengetahui "kepribadian kolektif dari Rasulullah (saw)" dengan

pengetahuan tertentu yang merupakan sumber kebahagiaan dan perantaraan ummat ini.

Apa yang kita harus fahami dari ekspresi "kepribadian kolektif Nabi" adalah dakwahnya

(misi) dan keberadaannya sebagai nabi masa lalu dan bahkan masa depan.

Dunia ini seperti sebuah masjid yang imamnya adalah Nabi Muhammad (saw)yang

diberkati.

Mekah adalah mihrab nya (altar) di mana Islam telah muncul dan itu adalah tempat di

mana Nabi memimpin umat manusia untuk mempelajari ajaran iman.


Madina adalah mimbar di mana Islam mulai diimplementasikan dan di mana etika sosial

Islam diajarkan dan didirikan pada kehidupan sosial.

Mengunjungi tempat-tempat suci ini dengan renungan mendalam tentu membantu

Muslim mendapatkan pengetahuan tulus dan tertentu tentang Nabi (saw) dan para

sahabatnya yang dikasihi.

Haji mengingatkan Hari Kiamat

Haji adalah seperti latihan dari Perkumpuulan Agung pada Hari Kiamat.

Ritual haji seperti symbol yang mengingatkan akan Hari Kiamat.

Rumah Suci Kabah di musim Haji mengingatkan "mahsyar" (lapangan tempat manusia

dihimpun).

Perjalanan Haji mengingatkan perjalanan manusia dari dunia ke akhirat. Ihram, pakaian

haji, menyerupai kain kafan. Wuquf di Arafah dan Muzdalifah adalah pengingat dari

Qiyamah (hari kiamat) dan padang mahsyar. Talbiyah adalah ekspresi penyerahan kepada

Allah (swt). Tawaf (mengitari Kabah) adalah seperti contoh para malaikat yang

mengelilingi para Arasy (Kursi Allah), menyentuh, mencium atau menunjuk Hajar Aswad

(Batu Hitam) melambangkan kesetiaan kita kepada janji kita, sa'i antara Safa dan Marwa

melambangkan kebaikan (thawabs) dan dosa-dosa dan jantung yang bolak-balik antara

nafs dan jiwa. Mengorbankan hewan melambangkan pengorbanan nafs (jiwa) dengan

melaksanakan ibadah dan keselamatan organ tubuh kita dari neraka sebagai imbalan atas

organ hewan yang diqurbankan.

Selama haji, semua jamaah haji apapun bangsa, bahasa, warna, peringkat atau status

sosialnya, memakai pakaian yang sama,yaitu kain ihram yang menyerupai kain

kuburan. Lapangan Haji penuh orang berpakaian ihram memanifestasikan fakta yang

disebutkan dalam ayat "Setiap jiwa akan merasakan kematian." (QS Al-Imran, 185). Refleksi

kematian yang mendalam dan praktis tersebut adalah cara yang bagus dan efektif akan

ketulusan, pengabdian, penyerahan yang mengarah ke keyakinan yang kuat.

Melalui haji, Muslim memahami arti sebenarnya dari "Allahu Akbar"


"Seringnya menyatakan "Allahu Akbar! (Allah Maha Besar!) " selama haji adalah untuk

alasan di atas. Haji yang berkah adalah ibadah pada tingkat universal untuk semua orang.

Seperti halnya pada hari istimewa seperti festival, seorang prajurit pergi ke perayaan raja

seperti Jenderal di lingkaran jendral, dan menerima nikmat-Nya, dengan cara yang sama,

seorang Hajji, tidak peduli seberapa rendahnya, kembali menuju Pemelihara nya di bawah

judul yang maha Pemelihara setiap wilayah bumi, seperti orang suci yang telah melalui

semua tingkatan. Ia dihormati dengan ibadah universal. Yang pasti, derajat universal

dominicalitas yang dibuka dengan kunci haji, dan cakrawala kebesaran Tuhan yang

terlihat oleh matanya melalui teleskop, serta lingkup ibadah yang secara bertahap

terungkap ke hatinya dan imajinasi melalui kepatuhannya , dan panas, ketakjuban,

kekaguman, dan ketakutan akan dominicalitas yang disebabkan oleh tingkat keagungan

dan tahap terakhir manifestasi, hanya bisa ditenangkan dengan 'Allah Maha Besar! Allah

Maha Besar! ', Dan terungkapnya tingkat yang dilihat atau dibayangkan hanya dapat

dicanangkan oleh itu. Setelah haji, makna ini ditemukan dalam berbagai derajat mulia dan

universal dalam sholat Hari Raya ('Idul Adha), doa minta hujan, dan doa doa yang

dibacakan pada gerhana matahari dan bulan, dan dalamsholat berjamaah. Dengan

demikian, pentingnya tanda dan peringatan Islam, juga bahkan jika dari kategorikan

Sunnah, terletak pada alasan ini "(Badiuzzaman, The words, 16th Word).

Haji adalah cara pendidikan karakter

Haji, selain merupakan kewajiban, adalah cara pendidikan juga. Haji menetapkan akhlak

yang baik dan menghasilkan manfaat sosial banyak yang membawa banyak kebaikan

untuk individu dan masyarakat Muslim.

Seorang Haji menghadapi banyak kesulitan, kesukaran dan situasi sulit selama periode

persiapan, perjalanan dan ritual selama haji yang mengajarkan dia untuk bersabar dan

tunduk, lembut dan permisif dan mengajarkan bagaimana mengontrol emosinya dan

tetap tenang.
Haji adalah perkumpulan tahunan terbesar di dunia

Haji adalah seperti sebuah konferensi internasional dengan jutaan umat Islam berkumpul

dari berbagai budaya dan kebiasaan yang berbeda beda. Dalam haji, jamaah belajar

untuk fokus pada poin umum dan menjaga persatuan, persaudaraan sejati dan harmoni

meskipun terdapat perbedaan dan melihat bahwa tidak ada perbedaan yang benar-benar

nyata dan setiap manusia sama dan sederajat di hadapan Allah. Juga haji adalah

kesempatan besar untuk bertemu Muslim dari berbagai negara dan berbagi ide, perasaan,

belajar lebih banyak tentang negara-negara Muslim lainnya.

Haji memperkuat perasaan persaudaraan universal dan memanifestasikan bahwa

Islam adalah agama persatuan dan solidaritas

Haji menghapus segala macam perbedaan dan memberikan kesatuan umat Islam. Dua

juta orang dari ratusan negara yang berbeda dan bangsa yang berbeda, warna yang

berbeda dan budaya yang berbeda berkumpul di tempat yang sama untuk tujuan yang

sama, mereka mengenakan pakaian yang sama dan menghadap ke Kiblat yang

sama. Mereka berbagi perasaan yang sama dan tindakan yang sama. Mereka menyebut

Tuhan yang unik yang sama dan mengikuti langkah-langkah Nabi yang sama (saw). Tidak

peduli mereka kaya atau miskin mereka sama dalam kewajiban dan hak. Seluruhnya ini

membuat Muslim menyadari bahwa mereka sebenarnya hanyalah saudara satu sama lain

atas nama Islam. Jadi, haji membentuk persaudaraan yang tulus di kalangan umat Islam

dan jelas memanifestasikan bahwa Islam adalah agama persatuan dan solidaritas.
Paling banyak dibaca
Apa Makna Gerakan-gerakan Dalam Sholat

Apa arti " Ramadhan "?

Apa Arti Fardhu


Apa Arti Qurban dalam Islam

Pentingnya, Pahala dan Manfaat Haji

Baru ditambahkan
APA KABAR GEMBIRA YANG DIJANJIKAN BAGI MEREKA YANG BERTAUBAT?

Apa arti " Ramadhan "?


Keutamaan-keutamaan Ramadhan al Mubarak

Apa Arti Fardhu


Apa Makna Gerakan-gerakan Dalam Sholat
6 AMALAN SETARA IBADAH HAJI
Melaksanakan ibadah haji ke tanah suci menjadi impian bagi setiap umat islam. Meskipun begitu,
tidak semuanya bisa berangkat ke sana karena Allah belum menakdirkannya. Namun jangan
putus asa karena setiap umat islam berpeluang untuk mendapatkan pahala yang setara ibadah haji.

Berikut adalah 6 amalan yang berpahala ibadah haji namun tidak menggugurkan kewajiban untuk
berhaji bagi yang mampu.

1. Melaksanakan Shalat Fardhu di Masjid Secara Berjamaah


Keterangan yang menyatakan bahwa shalat berjamaah di masjid berpahala haji terdapat dalam
hadist dari Abi Umamah Radhiyallahu Anhu.
Rasulullah bersabda, Barang siapa yang berjalan menuju shalat fardhu berjamaah, maka ia
seperti haji. Dan barang siapa yang berjalan menuju shalat sunat, maka ia seperti umrah
sunah. (HR Ath Thabrani)
2. Berbuat Baik Kepada Orang Tua
Berbuat baik kepada kedua orang tua tak hanya menjadi sebuah kewajiban bagi seorang anak,
namun juga bisa mendatangkan pahala yang setara dengan berhaji.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan
berkata, Sesungguhnya aku ingin sekali berjihad, tetapi aku tidak memiliki kemampuan untuk
itu. Rasulullah kemudian bertanya, Apakah masih ada yang hidup di antara kedua orang
tuamu? Lelaki itu menjawab, Ibuku, Rasul kemudian bersabda, bertakwalah kepada Allah
dengan berbuat baik kepada ibumu. Sebab jika engkau melakukan itu, engkau adalah jamaah
haji, umrah dan mujahid (Orang yang berjihad). (HR Ath Thabrani)
3. Menghadiri Majelis Ilmu di Masjid
Umat muslim memiliki kewajiban untuk mencari ilmu, entah itu ketika muda ataupun tua. Dan
salah satunya adalah dengan cara menghadiri majelis ilmu yang diadakan di masjid.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, Barang siapa yang pergi ke masjid, ia tidak
menginginkan hal itu kecuali untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya. Maka ia mendapat
pahala seperti pahala orang yang menunaikan ibadah haji, sempurna hajinya. (HR ATh
Thabrani)
4. Menunaikan Umroh di Bulan Ramadhan
Salah satu kemuliaan yang terdapat bulan Ramadhan adalah dilipatgandakannya pahala. Begitu
pun juga jika seseorang melaksanakan umroh di bulan tersebut, maka Allah akan memberinya
pahala layaknya ibadah haji.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
Melaksanakan umroh di bulan Ramadhan itu (berpahala) seperti haji atau (seperti) haji
bersamaku. (HR Muttafaqun Alaih)
5. Duduk di Masjid Setelah Shalat Subuh, Berdzikir Dan Melaksanakan Shalat Isyraq
Pahala ibadah haji juga bisa didapat setiap pagi yakni dengan berdzikir di masjid setelah
melaksanakan shalat subuh hingga matahari terbit dan melakukan shalat isyraq. Bahkan
Rasulullah menyebutkan amalan tersebut akan berpahala haji yang sempurna.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, Rasulullah bersabda, Barang siapa shalat subuh
berjamaah, kemudian ia duduk (menunggu) sambil berdzikir hingga terbit matahari, lalu ia
melaksanakan shalat dua rakaat, maka baginya pahala haji dan umroh, sempurna, sempurna,
sempurna. (HR Tirmidzi)
6. Berdzikir Setelah Shalat Wajib
Amalan terakhir yang mendatangkan pahala berhaji adalah dengan berdzikir setelah shalat wajib,
sebagaimana hadist dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu.
Dalam suatu waktu orang fakir dari kaum Muhajirin datang kepada Rasulullah dan
berkata, Orang-orang kaya pergi membawa derajat yang tinggi dan tempat yang bergelimang
nikmat. Nabi bertanya, Apa itu? Mereka kemudian berkata, Mereka shalat sama seperti
kami shalat dan mereka berpuasa sama seperti kami berpuasa. Hanya saja (bedanya) mereka
memiliki kelebihan harta sehingga mereka bisa menunaikan ibadah haji, umroh, berjihad dan
bersedekah (dengan hartanya, sementara kami tidak bisa karena miskin).
Lantas Rasulullah bersabda, Apakah kalian ingin aku ajari sesuatu yang (jika kalian amalkan)
kalian dapat mengungguli orang-orang yang mendahului kalian dan mengalahkan orang-orang
setelah generasi kalian? Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama dari kalian, kecuali orang
yang mengamalkan hal yang sama seperti yang kalian amalkan?
Mereka menjawab, Ya, Wahai Rasulullah. Beliau bersabda, Kalian bertasbih, bertahmid dan
bertakbir setiap selesai shalat (masing-masing) sebanyak 33 kali. (HR Muttafaqun Alaih).
Demikian 6 amalan yang pahalanya setara dengan ibadah haji dan bisa kita amalkan meski hidup
dalam kesederhanaan. Semoga Allah memudahkan kita melaksanakan semua amalan tersebut
sehingga pahala berhaji pun bisa kita dapatkan. Aamiin
21 Persiapan Dan Persediaan Awal Mental Dan
Spiritual Sebelum Pergi Menunaikan Ibadat Haji Dan
Umrah Ke Tanah Suci
Posted 30/09/2013 by Shafi-Q in HAJI, Zulhijjah. Tagged: /Rohani Dan Jasmani, 21 Persiapan Dan Persediaan Awal
Mental Dan Spiritual Sebelum Pergi Menunaikan Ibadat Haji Dan Umrah Ke Tanah Suci, Persiapan /Persediaan Awal
Mental Dan Spiritual, Persiapan Dan Persediaan Awal Fizikal Sebelum Pergi Menunaikan Ibadat Haji Dan Umrah Ke
Tanah Suci, Persiapan Dan Persediaan Awal Sebelum Pergi Menunaikan Ibadat Haji Dan Umrah Ke Tanah Suci. 1
Comment

.
Banyak yang perlu disedia dan dilakukan sebelum berangkat menunaikan ibadah Haji dan Umrah.
Persiapan awal mental dan rohani terutamanya mesti dititikberatkan supaya pemergian ke tanah suci
benar-benar dapat menyucikan jiwa dan menguatkan akidah.

Dalam usaha meraih Haji Mabrur, maka para bakal haji diharapkan dapat melakukan pematangan
sikap, ikhlas, sabar, saling membantu dan amalan beragama. Hendaklah difahami betul-betul segala
perkara yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji dan umrah mahupun persiapan rohani dan
jasmani (spiritual dan fizikal).
.
.
Persiapan Awal Mental Dan Spiritual
.
Membersihkan dan mensucikan diri secara rohani atau spiritual boleh dilakukan dengan cara seperti
bertaubat dan memohon ampun kepada Allah , memperbaiki kekhusyukan solat,
mengeluarkan zakat dan mohon kemaafan orang lain. Iaitu memperbaiki hubungan dengan Allah
dan antara sesama manusia sebagaimana huraian ringkas di bawah ini:
.
.
1. Syahadah
Perbetulkan iktikad dalam memaknakan syahadah. Biar setiap urat dan saraf kita benar-benar
merasai getarannya apabila melafazkan kalimah lailahaillallah muhammadur
rasulullahkerana Syahadah itu janji hati kepada Allah .
Allah Azza wa Jalla berfirman:














Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian
mereka tidak ragu dan berjuang di jalan Allah dengan harta dan dirinya, merekalah
orang-orang yang benar. (Surah Al-Hujuraat: Ayat 15)
.
.
2. Ikhlas Niat
Dalam menunaikan tuntutan Allah untuk mengerjakan Haji dan Umrah yang diwajibkan
ke atas diri seseorang muslim, perlulah dibersihkan hati dari segala cacat cela dengan berniat ikhlas
kerana Allah . Jadi niat ini semestinya diselidiki selalu dan diperbetulkan supaya jangan
terpesong.
Niat sebenarnya pergi menunaikan ibadah Haji dan Umrah hanya melaksanakan perintah Allah
dan mengharapkan keredhaanNya semata-mata. Dengan itu haruslah ditanamkan
semangat dengan perasaaan tulus dan ikhlas serta belajar bebaskan diri dari segala tekanan duniawi
yang akan memberatkan fikiran sepanjang perlaksanaan haji.
.
Dari Amirul muminin Umar bin Al-Khotthob rodiallahuanhu, ia berkata, Aku mendengar
Rasulullah bersabda, Sesungguhnya amalan-amalan itu berdasarkan niatnya dan
sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan, maka sesiapa yang berhijrah
kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya adalah kepada Allah dan RasulNya, dan
sesiapa yang hijrahnya kerana untuk menggapai dunia atau wanita yang hendak
dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang dihijrahi.(Hadis Riwayat Al-Bukhari r.a.)
.
.
3. Tingkatkan Amalan
Jika sebelum ini amat jarang atau belum pernah melakukan amalan-amalan seperti berzikir,
membaca Al-Quran, qiamullai, bertafakkur, bersedekah (wang, harta, tenaga, lisan) dan sebagainya.
Maka perlulah dipertingkatkan semua amalan tersebut dengan harapan dapat melakukannya dengan
mudah di tanah suci kelak. Jika ketika di Makkah dan di Madinah baru hendak lakukan, maka akan
menjadi suatu bebanan dan keterpaksaan yang akhirnya memaksa diri melakukannya juga.
Amalan yang dilakukan kerana terpaksa, apabila balik ke tanah air, sukar untuk diteruskan. Maka
tiadalah penambahbaikan yang berlaku. Oleh yang demikian latihlah diri sebelum berangkat ke tanah
suci kerana latihan ini memerlukan kecekalan dan masa yang panjang.
.
.
4. Muhasabah Diri
Dekatkan diri kita kepada Allah seperti perbanyakkan istighfar dan sentiasa
melakukan Qiamullai seperti melakukan solat-solat sunat seperti Solat Sunat
Tahajud, Taubat dan Hajatuntuk membantu kita bermunajat kepada Allah .
Mengetahui sikap negetif dan pupuklah diri dengan sifat-sifat yang terpuji dan berusaha membuang
sifat-sifat yang buruk dan tercela.
.
.
5. Taubat Nasuha
Bertaubat atas kesemua dosa dan kelalaian kita terhadap suruhan Allah serta
meninggalkan segala yang makruh dan perbuatan-perbuatan mungkar. Bersihkan diri dari segala
dosa dan perbuatan lampau yang telah banyak kita lakukan dengan melakukan Solat Taubat dan
memohon keampunan kepada Allah .
Jika seseorang itu bertaubat daripada dosa kepada Allah , maka hendaklah memenuhi
syarat-syarat Taubat Nasuha :
1. Menyesal atas segala perbuatan dosa.
2. Segera meninggalkan perbuatan dosa tersebut.
3. Berazam tidak akan melakukan lagi dosa-dosa itu.
4. Jika berdosa kepada sesama insan, maka hendaklah memohon maaf dari orang tersebut
dan jika dia mengambil hak seseorang, maka hendaklah dia memulangkan hak mereka itu.
.

.
6. Perbaiki Kualiti Solat
Jika tahap solat kita masih sama seperti ketika belajar di sekolah dahulu, kita perlulah memperbaiki
dan meningkatkan kualiti solat terutama mutu bacaan dan tajwid agar lebih khusyuk dan betul.
Rasulullah bersabda: Bersolatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku bersolat.
Memperbanyakkan solat sunat adalah antara langkah memperbaiki kualiti dan menambah
kekhusyukan solat fardhu kita. Dalam solat juga terdapat zikir dan doa yang kita pohonkan, maka
berdoalah dengan khusyuk dan yakin, bukan dengan sambil lewa.
.
.
7. Banyakan Berpuasa
Puasa dapat menundukkan nafsu dan menjadi perisai nafsu manusia, maka perbaikilah kualiti puasa
fardhu kita dan banyakkanlah berlatih dan melakukan puasa sunat. Sekiranya ada puasa yang belum
diqadha atau dikeluarkan fidyahnya, tunaikanlah semampu mungkin. Begitu juga dengan puasa nazar
yang belum ditunai, maka laksanakanlah secepat mungkin.
.
.
8. Belajar Bersabar
Sifat sabar amat diperlukan dalam melaksanakan ibadah haji, Sikap ini bahkan mulai diuji sebaik
seseorang memutuskan untuk berangkat ke tanah suci. Semua urusan memerlukan kesabaran, baik
pada menunggu giliran haji, pemeriksaan kesihatan, pendaftaran, mengikuti manasik haji dan
sebagainya.
Di tanah suci sendiri, ketika berkumpulnya jutaan jemaah dengan pelbagai ragam, tabiat dan
kebiasaan yang berbeza dan akan ada saja perilaku yang boleh menimbulkan kemarahan jemaah.
Bersabarlah demi ketaatan kita kepada Allah .
.
.
9. Kawal Perasaan
Kesabaran juga berbentuk hubungan kita dengan suami atau isteri atau anak atau sahabat kita
sendiri. Ada kalanya pertengkaran antara suami atau isteri dan sebagainya akan sering berlaku
apabila tidak dikawal dengan rasa sabar dan syukur.
Adakalanya di tanah suci, hati kita terdetik berkenaan sesuatu, ia akan berlaku tanpa disedari, maka
belajarlah sejak di tanah air lagi agar mengawal perasaan, sentiasa berfikiran positif dan bersifat
husnuzon.
Jauhilah sikap suka mengkritik segala perkara atau sering merungut akan sesuatu yang berlaku.
Anggaplah ia sebagai ujian dari Allah yang mahu melihat akan tahap amarah dan
kesabaran kita.
.
.
10. Jihad Kasih Sayang
Bagi seorang wanita menunaikan haji menuntut pengorbanan tinggi kerana fitrah mereka yang
dianugerahi sifat pengasih dan sensitif dengan jarak perpisahan terutama terhadap anak dan
keluarga. Pengorbanan besar terpaksa dilakukan demi mendekatkan diri kepada Allah .
Rasulullah bersabda: Jihad orang tua, kanak-kanak, orang lemah dan orang
perempuan ialah haji dan umrah. (Hadis Riwayat Muslim r.a.).
Oleh itu, wanita Islam hendaklah berusaha dan berikhtiar bersungguh-sungguh untuk menunaikan
haji. Cita-cita untuk menunaikan haji mestilah dekat di hati kita.
.
.
11. Tolong-Menolong
Kerap berlaku suatu keadaan kita diminta untuk memberikan pertolongan kepada orang lain yang
memang perlu dibantu khususnya bagi mereka yang selalu uzur. Lakukan bantuan dengan
segera. Jangan ragu-ragu kerana dengan pertolongan yang diberikan, maka nescaya Allah
akan membalasnya dengan membantu anda. Percayalah bahawa orang-orang yang banyak
membantu orang lain dengan ikhlas, segala urusannya akan menjadi mudah dan lancar, dan ajaibnya
dia akan terhindar dari pelbagai kesukaran. Yang penting niat menolong dengan ikhlas, tanpa
mengharapkan balasan kecuali redha Allah semata-mata.
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu adalah
orang yang paling baik budi pekertinya. (Hadis Riwayat al-Bukhari r.a.).
.
.
12. Berinfak Dan Bersadaqah
Lakukan infak dan sedekah dengan hati yang ikhlas. Bersedekah bukan terhad kepada harta dan wang
ringgit sahaja, anggota badan, tenaga empat kerat, lisan dan senyuman turut boleh disumbangkan
dalam kehidupan seharian. Bersedekahlah membantu orang-orang miskin dan mereka yang
memerlukan yang ditemui ketika dalam pejalanan atau jiran-jiran kita bagi melatih diri menjadi
pemurah dan melembutkan hati.
Allah juga berfirman:



















Mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad): apakah yang akan mereka
belanjakan (dan kepada siapakah)? Katakanlah: Apa jua harta benda (yang halal)
yang kamu belanjakan maka berikanlah kepada: Kedua ibu bapa, dan kaum kerabat,
dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan orang-orang yang terlantar
dalam perjalanan. Dan (ingatlah), apa jua yang kamu buat dari jenis-jenis kebaikan,
maka sesungguhnya Allah sentiasa mengetahuiNya (dan akan membalas dengan
sebaik-baiknya). (Surah Al-Baqarah: Ayat 215)
Hadis riwayat Asma binti Abu Bakar ra., ia berkata: Rasulullah bersabda
kepadaku: Berinfaklah atau memberilah dan jangan menghitung-hitung, kerana Allah
akan memperhitungkannya untukmu. (Hadis Riwayat Muslim r.a.)
.
.
13. Hindari Riyak
Elakkan diri dari perasaan riak, ingin dipuji, takbur, sombong merasa hebat, ingin bergelar dan
dipanggil haji atau hajah. Berserahlah sepenuhnya kepada Allah dan lakukan semuanya
itu dengan taqwa.
Allah berfirman:



















Wahai orang-orang yang beriman! Jangan rosakkan (pahala amal) sedekah kamu
dengan perkataan membangkit-bangkit dan (kelakuan yang) menyakiti, seperti
(rosaknya pahala amal sedekah) orang yang membelanjakan hartanya kerana
hendak menunjuk-nunjuk kepada manusia (riak), dan ia pula tidak beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Maka bandingan orang itu ialah seperti batu
licin yang ada tanah di atasnya, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
ditinggalkannya bersih licin (tidak bertanah lagi). (Surah Al-Baqarah: Ayat 264)
.
.
14. Memahami Sifat-Sifat Mahmudah Dan Mazmumah
Mengetahui dan memahami sifat-sifat yang terpuji dan sifat-sifat yang tercela. Pupuklah diri dengan
sifat-sifat yang terpuji dan cuba buangkan sifat-sifat yang tercela.
Jaga tiga perkara; Mulut, Telinga dan Mata selalu ingat amalan kerana Allah , Bukan
untuk riak, ujub dan sombong, jujur dalam perbuatan dan kata-kata.
Dan dari Wabishah bin Mabad rodhiallohu anhu dia berkata: Aku datang kepada Rasulullah ,
Baginda bersabda, Apakah kamu datang untuk bertanya tentang kebajikan?Aku
berkata, Ya. Baginda bersabda Bertanyalah kepada hatimu. Kebajikan adalah apa
yang menjadikan tenang jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa yang
menggelisahkan jiwa dan menimbulkan keraguan dalam hati, meskipun orang-orang
terus membenarkanmu. (Hadits hasan yang kami riwayatkan dari Musnad Imam Ahmad bin
Hambal dan Musnad Imam Ad-Darimi dengan sanad hasan).
.
.
15. Meminta Maaf
Mohon maaf kepada orang ibu bapa, suami isteri, anak-anak, saudara-mara, keluarga dan kaum
kerabat. Bermaaf-maafan sesama kaum muslimin tidak kira saudara, sahabat atau jiran tetangga
samada ada berbuat salah atau tidak dan minta maaf daripada semua orang yang pernah kita lakukan
kesalahan terhadap mereka.
Begitu juga, jika kita ada menzalimi orang, terambil harta orang, hendaklah dipulangkan harta
tersebut, atau kita minta supaya dihalalkan.
Rasulullah bersabda: Sesiapa yang ada sebarang kesalahan dengan saudaranya
maka hendaklah diselesaikan sekarang, kerana sesungguhnya di sana (di akhirat)
tiada lagi wang ringgit untuk dibuat bayaran, (yang ada hanyalah) diambil hasanah
(kebaikan) yang ada padanya, kalau dia tidak mempunyai kebaikan, diambil
keburukan orang itu lalu diletakkan ke atasnya. (Hadis Riwayat Bukhari r.a.).
.
.
16. Keredhaan Ibu Bapa & Suami
Berusaha untuk mendapatkan keredhaan ibu bapa dan suami, walaupun tidak sewajarnya ibu bapa
atau suami melarang anak/isterinya daripada ibadat haji yang wajib.
Rasulullah bersabda: Keredhaan Allah terletak pada keredhaan ibu bapa
dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan ibu bapa. (Hadits Riwayat
At-Tirmidzi r.a.).
.
.
17. Teman Perjalanan
Bagi kaum wanita pula ditambahkan syarat iaitu mestilah mendapat izin suami atau walinya dan
mesti ditemani mahram. Harus mendapatkan mahram atau teman yang soleh yang dapat menasihati
dan membantu kita ketika dalam kesusahan atau melakukan kesilapan.
Mencari teman dan rakan yang baik dalam perjalanan. Sebab kadang-kadang ada teman ketika di sini
baik, tetapi di Makkah berbalah. Ada juga insiden suami isteri berbalah atau bermasam muka.
Kadang-kadang perkara tersebut tidak masuk akal tetapi berlaku. Sebagai contoh, ada suami isteri
yang bercerai selepas melakukan ibadah haji.
.
.
18. Bersangka Baik Kepada Allah
Baik sangka, menurut Abu Muhammad al-Mahdawi, adalah membuang prasangka buruk (qathul
wahm). Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata : Rasulullah bersabda : Allah berfirman
: Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu. (Hadis Riwayat Bukhari r.a.).
Dari Jabir bin Abdillah ra bahwa ia mendengar Rasulullah berkata tiga hari sebelum wafatnya
: Jangan seorang di antara kamu mati kecuali dia berbaik sangka kepada
Allah.(Hadis Riwayat Muslim r.a.)
Orang yang beriman hendaklah meyakini setiap perkara yang berlaku ke atas dirinya sama ada baik
atau buruk, semuanya telah ditentukan oleh Allah . Jika kita bermohon kepada Allah
, maka hendaklah bersangka baik jika apa yang diharapkan tidak terlaksana. Mungkin
Allah mahu beri yang lebih baik lagi.
Firman Allah :


















Boleh jadi kamu membenci sesuatu, pada hal ia amat baik bagimu dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, pada hal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui. (Surah al-Baqarah, ayat 216)
.
.
19. Istiqamah
Perjalanan suci yang di redhai Allah tidak terlepas daripada berbagai cabaran yang hanya akan dapat
di atasi oleh semangat yang tinggi, bersabar, tidak berputus asa dan beristiqamah.
Rasulullah telah bersabda: Amal kebaikan yang disukai Allah ialah yang sentiasa
dilakukan walaupun sedikit. (Hadis Riwayat Bukhari r.a.)
Istiqamah sangat penting dalam semua hal. Rasulullah menyuruh kita istiqamah dalam membuat
kebaikan, juga dalam melihat kecacatan dan membaikinya. Beristiqamah dalam melakukan sesuatu
perkara amar makruf nahi mungkar haruslah dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan niat itu
hendaklah ikhlas kerana Allah .
.
.
20. Bekalan Taqwa
Segala persediaan dari kelengkapan material seperti wang ringgit, tempat penginapan, makan-
minum jika tidak disertai dengan bekalan taqwa, maka dibimbangi ibadah haji dan umrahnya itu
akan hilang dari matlamat asalnya iaitu kerana Allah .
Pastikan para jemaah membawa bersama-sama bekalan taqwa sebagaimana firman Allah
:







Dan hendaklah kamu membawa bekal secukupnya, sesungguhnya sebaik-baik
bekalan ialah taqwa. (Surah Al-Baqarah 2 : Ayat -197)
Abdullah bin Umar r.a. apabila melihat rombongan haji sedang melalui satu jalan, beliau
berkata: Pada hari ini, para jemaah haji menjadi semakin berkurangan dan
pengembara-pengembara semakin bertambah ramai.
Maksud beliau adalah, kekasih Allah yang sebenar semakin berkurangan sementara
mereka yang tidak ikhlas telah bertambah dengan ramainya. Beliau menyeru ke arah sederhana dan
menjauhkan segala kemewahan dan keseronokan.
Setiap jemaah haji hendaklah menunjukkan tanda keghairahan mencintai Allah dan
bukannya tanda cinta kepada kecantikan yang dihiaskan. Rasulullah bersabda:
Akan datang kepada manusia suatu masa, di mana naik haji umat aku kerana 4
perkara:
Orang kaya naik haji kerana melancong.
Orang pertengahan naik haji kerana beniaga.
Orang miskin naik haji kerana meminta-minta.
Orang Qari dan Ulama naik haji kerana riyadan nama.
(Hadis Riwayat Ad Dailamy)
.
.
21. Tawakal
Tawakal adalah penyandaran hati dan menyerah diri sepenuhnya kepada Allah . Amat
perlu ditanam dalam diri dengan sifat bertawakal sebelum berangkat ke tanah suci bagi menghadapi
pelbagai kerisauan, kemaslahatan dan menghilangkan bahaya dalam urusan ibadah Haji dan Umrah,
menyerahkan semua urusan kepadaNya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahawa tidak ada
yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya dan mendatangkan manfaat kecuali Allah
semata.
Menurut pendapat Imam Ghazali r.a: Tawakal membawa erti bahawa kita menyerahkan
diri kepada Allah sewaktu menghadapai kesusahan atau ketika menghadapi waktu
yang sukar dan genting dalam hidup ini. Pada ketika ini, hati perlu di teguhkan
seteguh-teguhnya sehingga ia mencapai satu titik ketenangan dan ketenteraman di
dalam jiwa.
.
.
Penutup
.
Tujuan sebenar kita menunaikan Haji atau Umrah ialah untuk memperbaiki jiwa. Maka kita perlulah
membuat persediaan awal yang mantap agar kita mendapat suatu kebaikan yang amat besar daripada
ibadat Haji dan Umrah tersebut.
Setiap hari, keadaan diri kita mestilah lebih baik daripada yang sebelumnya. Hari ini lebih baik dari
semalam dan begitulah seterusnya, iaitu pembaikan yang berterusan. Oleh itu jemaah perlu secara
sedar untuk berniat melakukan persiapan rohani, mental dan spiritual kerana ianya akan
membersihkan diri dari segala cacat dan cela.
Dengan demikian kita dapat berangkat dalam keadaan bersih dan suci. Terlepas dari segala beban
duniawi yang akan membebankan fikiran sepanjang perjalanan menunaikan ibadah haji.
Usahakan agar perjalanan rohani ini boleh berjalan dengan baik dan lancar serta berharap ibadah
hajinya mendapatkan redha Allah dan menjadi haji yang mabbur sebagaimana sabda
Rasulullah : Haji yang mabrur tiada ganjarannya yang sesuai melainkan
syurga. (Hadis Riwayat Tabrani dari Ibnu Abbas)
.
.

Wallahu Alam Bish Shawab
(Hanya Allah Maha Mengetahui apa yang benar)
.
.
Artikel Berkaitan:
Persiapan Dan Persediaan Awal Fizikal Sebelum Ke Tanah Suci (Klik Di Sini)
.

Das könnte Ihnen auch gefallen