Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Home
Materi Kuliah
Type and h
May 5
Dosen Pengampu :
Oleh :
ANNA ZUKIATURRAHMAH
115130101111065
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya sehingga
penulis bisa menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Mekanisme Berangkai dan
Pindah Silang pada Alel.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dan arahan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada drh. Dyah Ayu Octaviani, M.Biotech yang telah membimbing dan memberikan
arahan tentang makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
.. i
Kata Pengantar
. ii
Daftar Isi
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 4
A. Pindah Silang . 5
B. Berangkai .. 8
3.1 Kesimpulan .. 11
Daftar Pustaka
.. 12
BAB I
PENDAHULUAN
Percobaan-percobaan persilangan pada kacang ercis yang dilakukan oleh Mendel, baik
monohibrid maupun dihibrid, telah menghasilkan dua hukum Mendel, yakni hukum segegasi
dan hukum pemilihan bebas.
dalam sebuah kromosom. Peristiwa berangkai dapat terjadi pada kromosom tubuh (autosom)
maupun pada kromosom kelamin (gonosom). Gen-gen jumlahnya hingga ribuan pada tiap
kromosom. Peristiwa terdapatnya dua atau lebih banyak gen pada sebuat kromosom yang
sama disebut berangkai/Linkage. Gen-gennya dinamakan gen-gen terangkai.
Saat ini kita telah mengetahui bahwa banyaknya gen pada kacang ercis, dan juga pada setiap
spesies organisme lainnya, jauh lebih banyak daripada jumlah kromosomnya. Artinya, di
dalam sebuah kromosom tertentu dapat dijumpai lebih dari sebuah gen. Gen-gen yang
terdapat pada kromosom yang sama dinamakan gen-gen berangkai (linked genes), sedang
fenomenanya sendiri dinamakan berangkai (linkage).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
Berangkai (linkage) adalah suatu peristiwa terdapatnya dua atau lebih gen dalam sebuah
kromosom. Berangkai ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan berangkai tidak sempurna.
Berangkai sempurna terjadi apabila tidak ada pindah silang antara gen-gen pada satu
kromosom, sedangkan berangkai tidak sempurna terjadi bila ada pindah silang (crossing
over) antara gen-gen dalam satu kromosom.
1. Temperatur
Temperatur yang kurang atau lebih dari temperature biasanya dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya pindah silang
1. Umur
Semakin tua suatu individu, maka pindah silang yang terjadi semakin berkurang
1. Pindah Silang
Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis (peristiwa pembentukan
gamet) pada kebanyakan makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan dan manusia.
Pindah silang terjadi ketika meiosis I (akhir profase I atau permulaan metafase I), yaitu ketika
kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid. Pada waktu kromosom-kromosom
hendak memisah (yaitu pada anafase I), kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan
putus dibagian kiasma, kemudian tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara
timbal balik. Berhubung dengan itu gen-gen yang terletak pada bagian yang pindah itu akan
berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelahnya (homolognya).
Jadi Pindah silang Kejadiannya berlangsung pada tahap akhir profase dan metaphase pada
pembelahan meiosis I. Tempat persilangangan 2 kromatid disebut chiasma. Kromatid-
kromatid yang bersilangan itu akan melekat dan putus di bagian chiasma, kemudia tiap
potongan akan melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik.
Gambar 1
Gambar 2
Bukti bahwa pindah silang terjadi sesudah kromosom homolog mengalami duplikasi
diperoleh dari hasil analisis genetik pada percobaan menggunakan kapang Neurospora
crassa. Kapang ini sangat cocok untuk keperluan analisis genetik terutama karena dalam fase
reproduksi aseksualnya terdapat askosopra haploid yang akan mengalami pembelahan mitosis
sehingga berkecambah dan tumbuh menjadi miselium multisel yang juga haploid. Dengan
adanya miselium haploid inilah, keberadaan gen-gen resesif dapat dideteksi karena
ekspresinya tidak tertutup oleh gen dominan.
Pada gambar 5.2 a) Pindah silang terjadi sebelum kromosom mengalami duplikasi. Ternyata
dilihat dari kedelapan askospora hasil pembelahan mitosis gamet dapat dipastikan bahwa
keempat gamet yang dihasilkan seluruhnya merupakan gamet tipe rekombinasi atau sama
sekali tidak ada gamet tipe parental. Hal ini jelas sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena
dari penjelasan sebelumnya kita mengetahui bahwa persentase gamet tipe rekombinasi
berkisar dari 0 hingga 50%.
Sebaliknya, pada Gambar 5.2.b) pindah silang terjadi sesudah kromosom mengalami
duplikasi. Tampak bahwa kedelapan askospora yang terbentuk terdiri atas dua macam, yaitu
askospora yang berasal dari gamet tipe parental dan askosopra yang berasal dari gamet tipe
rekombinasi. Di antara askospora tipe parental masih dapat dibedakan lagi askopora dari
parental pertama (AB) dengan askospora dari parental kedua (ab). Oleh karena kemungkinan
pada Gambar 5.2.b) ini masuk akal, maka dapat disimpulkan bahwa pindah silang terjadi
setelah kromosom mengalami duplikasi.
1. Pindah Silang Tunggal terjadi pada satu tempat. Terbentuk 4 gen, 2 tipe parental dan
2 tipe rekombinan . Tipe parental terbentuk lebih banyak dibandingkan dengan tipe
rekombinan.
2. Pindah Silang Ganda terjadi pada dua tempat. Terjadi pada dua en yang berangkai
maka terjadi pindah ssilang ganda yang akan nampak dalam fenotip. gen yang
terbentuk dapat tipe perental, rekombinan atau keduanya.
Nps = X 100%
Adanya perbedaan jumlah di antara macam gamet yang terbentuk tersebut disebabkan oleh
kecenderungan gen-gen berangkai untuk selalu berada bersama-sama. Jadi, kalau gen-gen
yang berangkai adalah sesama dominan dan sesama resesif, maka gamet yang mengandung
gen-gen dominan dan gamet yang mengandung gen-gen resesif akan dijumpai lebih banyak
daripada gamet dengan kombinasi gen dominan-resesif. Demikian pula, dalam keadaan gen
dominan berangkai dengan gen resesif, gamet yang mengandung kombinasi gen dominan-
resesif akan lebih banyak jumlahnya daripada gamet dengan kandungan gen sesama dominan
dan sesama resesif.
Di antara tiga buah gen berangkai, misalnya gen-gen dengan urutan AB-C, dapat terjadi tiga
kemungkinan pindah silang. Pertama, pindah silang terjadi antara A dan B atau pindah silang
pada interval I. Ke dua, pindah silang terjadi antara B dan C atau pindah silang pada interval
II. Ke tiga, pindah silang terjadi antara A dan B sekaligus antara B dan C. Kemungkinan yang
terakhir ini dinamakan pindah silang ganda (double crossing over).
Sesuai dengan banyaknya macam pindah silang yang terjadi, gamet tipe rekombinasi yang
dihasilkan ada tiga macam, yaitu gamet tipe rekombinasi hasil pindah silang pada interval I,
gamet tipe rekombinasi hasil pindah silang pada interval II, dan gamet tipe rekombinasi hasil
pindah silang ganda
1. Berangkai secara coupling phase dengan susunan SIS (CIS) yaitu apabila gen-gen
dominan berangkai-berangkai pada suatu kromosom, sedangkan alel-alelnya yang
resesif berangkai pada kromosom homolog. Genotip yang umum digunakan adalah
AB
Ab
Contoh persilangan pada lalat Drosophila melanogaster dengan gen-gen sebagai berikut :
P CS x cs
CS cs
Gamet CS cs
F1 CS
cs
(F1 x F1)
Gamet CS CS
cs cs
F2
CS
cs
CS
1. cs sayap keriput, thorax bergaris
Cs
1. Berangkai secara repulsion phase dengan susunan TRANS yaitu apabila gen dominan
berangkai pada satu kromosom dengan gen resesif dari agen yang bukan alelnya,
sedangkan alel resesif dari gen yang disebut peratma tadi berangkai pada kromosom
homolognya dengan alel dominan dari gen yang disebut kedua. Genotip umum yang
digunakan adalah Ab
Ab
Contoh persilangan pada lalat Drosophila melanogaster dengan gen-gen yang berangkai
sempurna secara repulsion phase susunan trans adalah sebagai berikut :
P Cs x cS
Cs cS
Gamet CS cs
F1 Cs
cS
Gamet Cs Cs
cS cS
F2
Cs
cS
Cs
cS
Perbandingan fenotip :
1 sayap normal, thorax bergaris : 2 sayap normal, thorax normal : 1 sayap keriput, thorax
normal
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pindah silang terjadi ketika meiosis I (akhir profase I atau permulaan metafase I), yaitu ketika
kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid. Pindah silang berlangsung pada tahap
akhir profase dan metaphase pada pembelahan meiosis I. Tempat persilangangan 2 kromatid
disebut chiasma. Kromatid-kromatid yang bersilangan itu akan melekat dan putus di bagian
chiasma, kemudia tiap potongan akan melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik.
DAFTAR PUSTAKA
No comments
Leave a Reply
Name (required)
Website
CAPTCHA Code*
Type and h
Motto
Recent Posts
Archives
May 2013
June 2012
Time Is Money
May 2013
S M T W T F S
Jun
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31
Recent Comments
Categories
Uncategorized
Meta
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.org
Who's Online
Pindah silang adalah proses yang menyebabkan bagian kromosom homolog saling bertukar,
menghasilkan rekombinasi baru gen-gen pada kromosom yang sama. Pindah silang dan asortasi
bebas merupakan mekanisme untuk menghasilkan kombinasi baru gen. Seleksi alam kemudian
bertindak untuk melestarikan kombinasi baru tersebut yang menghasilkan mahluk hidup dengan
kesesuaian maksimum, yaitu peluang maksimum pelestarian genotipe tersebut. Pindah silang
terjadi sewaktu sinapsis kromosom homolog pada profase I (zigoten dan pakhiten) meiosis.
Sebelumnya kita harus memahami bahwa lokasi gen pada kromosom disebut lokus yang tersusun
dalam sekuen linier. Lokus juga berarti lokasi serangkaian gen yang berurutan dengan fungsi yang
berkaitan. Kedua alel pada suatu gen heterozigot menempati posisi yang sama dalam kromosom
homolog, yaitu alel A pada kromosom homolog yang satu dan alel a menempati posisi yang sama
pada kromosomhomolog yang lainnya. Pindah silang terjadi pada tahap tedtrad sesudah replikasi
kromosom sewaktu interfase, yaitu sesudah kromosom mengganda sehingga terdapat empat
kromatid untuk setiap kromosom homolog. Pindah silang melibatkan pematahan masing-masing
kedua kromosom homolog (kromatid) dan patahan tersebut saling bertukaran. Peluang terjadinya
pindah silang diantara dua lokus meningkat dengan meningkatnya jarak antara dua lokus tersebut
pada kromosom.
Tujuan
1. Memahami dasar genetika pindah silang (crossing over)sebagai mekanisme penting dalam kombinasi
baru gen,
Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis pada semua mahluk hidup. Pindah
silang ialah proses penukaran segmen dari kromatid, terjadi antara kromatid yang bukan
pasangannya dari kromosom homolong dan berlangsung pada saat kromosom mengganda menjadi
2 kromatid berpasangan (bersinapsis) dan yang homolog bergandeng pada bidang ekuator.
Kejadiannya berlangsung pada tahap akhir profase dan metaphase pada pembelahan meiosis I.
Tempat persilangangan 2 kromatid disebut chiasma. Kromatid-kromatid yang bersilangan itu akan
melekat dan putus di bagian chiasma, kemudia tiap potongan akan melekat pada kromatid
sebelahnya secara timbal balik. (Didjosepoetro, 1974 )
Akibat pindah silang adalah tertukarnya materi kromosom. Pindah silang dibedakan atas :
1. Pindah silang tunggal ialah pindah silang yang terjadi pada satu tempat dan menyebabkan
terbentuknya 4 macam gamet, yaitu CF dan cf yang disebut tipe gamet tetua/tipe parental karena
memiliki gen seperti yang dimiliki induk/parentalnya dan Cf dan cF yang disebut tipe gamet
rekombinasi karena merupakan gamet tipe baru sebagai hasil adalanya pindah silang. Gamet tipe
parental dibentuk dalam jumlah yang lebih banyak karena tidak mengalami gangguan pindah silang
sedangkan gamet tipe rekombinasi dibentuk lebih sedikit. Akibatnya keturunan yang mempunyai
sifat seperti parental selalu berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan keturunan tipe
rekombinasi (lihat gambar).
Jika individu hasil pindah silang ini ditestcross (disilangkan dengan ccff) maka hasil persilangannya
adalah 79,4 & fenotipe tetua dan 20,6 % fenotip rekombinasi
2. Pindah silang ganda ialah pindah silang yang terjadi di dua tempat (double crossing over).
Biasanya terjadi pada 3 buah gen yang berangkai pada satu kromosom (lihat gambar).
Gambar Proses pindah silang ganda
(Nio, 1990 )
2. Pindah silang ganda tiga strand terjadi bila pindah silang yang kedua melibatkan satu kromatid yang
sama dengan pindah silang yang pertama dan kromatid tersebut berpindah silang dengan kromatid
ketiga.
3. Pindah silang ganda empat strand terjadi bila pindah silang pertama dan pindah silang kedua
melibatkan pasangan kromatid yang berbeda. (Suryo.1984 )
Gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama cenderung untuk tetap bersama (berpautan)
waktu diwariskan kepada turunannya. Pindah silang terjadi antara kromatid pada sebuah tetrad
yang melibatkan dua atau lebih kromatid. Peristiwa pindah silang menghasilkan kombinasi baru
(rekombinasi) gen, yang berlainan dengan susunan gen pada induk. Apabila jarak antara dua atau
lebih gen yang berpautan itu panjang maka kemungkinan terjadinya pindah silang pun menjadi
besar. Selain itu pula pindah silang pada kromosom yang panjang, dapat terjadi sekali (tunggal) atau
ganda. (Ayala and Kiger, 1984)
Faktor yang mendasari pindah silang adalah jarak antar gen. Karena , jarak ini mempengaruhi
kemampuan suatu gen untuk saling berpindah tempat dengan alel pada gamet diseberangnya.
Suhu yang ekstrim pun merupakan faktor dari pindah silang karena suhu tinggi atau rendah
mempengaruhi meiosis dan juga mempengaruhi rekombinan . Penggunaan bahan kimia atau radiasi
dapat meningkatkan pindah silang. Dan juga kontrol gen, beberapa lokus gen telah diidentifikasi
meningkatkan atau menurunkan frekuensi rekombinan. Beberapa lokus ini mempengaruhi pada
waktu kromosom berpasangan ketika meiosis, yang lainnya sesudah kromosom berpasangan. (
Anonim A. 2009 )
Gambar Keterangan
Pp x Mm
Gambar Keterangan
3.2 Pembahasan
Pindah silang adalah proses yang menyebabkan bagian kromosom homolog saling bertukar,
menghasilkan rekombinasi baru gen-gen pada kromosom yang sama. Terjadinya segregasi dan
rekombinasi dua buah gen berangkai tidak lain karena mereka mengalami peristiwa yang dinamakan
pindah silang (crossing over), yaitu pertukaran materi genetik (gen) di antara kromosom-kromosom
homolog. Dari pengertian pindah silang tersebut kita dapat menyederhanakan batasan tentang
gamet tipe parental dan gamet tipe rekombinasi. gamet tipe parental adalah gamet dengan susunan
gen yang sama dengan susunan gen pada individu, sedang gamet tipe rekombinasi adalah gamet
yang susunan gennya merupakan rekombinasi susunan gen pada individu. gamet tipe parental
adalah gamet bukan hasil pindah silang, sedang gamet tipe rekombinasi adalah gamet hasil pindah
silang.
Peristiwa pindah silang, bersama-sama dengan pemilihan bebas (hukum Mendel II), merupakan
mekanisme penting yang mendasari pembentukan keanekaragaman genetik karena kedua-duanya
akan menghasilkan kombinasi baru di antara gen-gen yang terdapat pada individu sebelumnya.
Selanjutnya, seleksi alam akan bekerja untuk mempertahankan genotipe-genotipe dengan
kombinasi gen yang adaptif saja. Oleh karena itulah, banyak ilmuwan yang menganggap bahwa
pindah silang dan pemilihan bebas sangat penting bagi berlangsungnya proses evolusi.
Pada profase I meiosis kedua kromosom homolog akan mengalami duplikasi menjadi empat buah
kromatid Selanjutnya, keempat kromatid ini akan membentuk sinapsis yang dinamakan tetrad. Pada
saat terbentuknya konfigurasi tetrad inilah pindah silang terjadi.
Bukti bahwa pindah silang terjadi sesudah kromosom homolog mengalami duplikasi diperoleh dari
hasil analisis genetik pada percobaan menggunakan kapang Neurospora crassa. Kapang ini sangat
cocok untuk keperluan analisis genetik terutama karena dalam fase reproduksi aseksualnya terdapat
askosopra haploid yang akan mengalami pembelahan mitosis sehingga berkecambah dan tumbuh
menjadi miselium multisel yang juga haploid. Dengan adanya miselium haploid inilah, keberadaan
gen-gen resesif dapat dideteksi karena ekspresinya tidak tertutup oleh gen dominan.
Secara skema bukti yang menujukkan bahwa pindah silang terjadi pascaduplikasi kromosom dapat
dilihat pada Gambar di bawah ini.
Pola askus
A b 100%
A B
A b A b A b
a b
a B a B a B
a B
Meiosis I
Meiosis II,
Mitosis
a)
Pola askus
parental
A B A B A B
A B A B
A b A b rekombinasi
a b
a b a B a B
a b a b a b
parental
Meiosis I
Meiosis II,
Mitosis
b)
Gambar. Hasil pindah silang dilihat dari pola askus pada
Neurospora crassa
Pada Gambar a pindah silang terjadi sebelum kromosom mengalami duplikasi. Ternyata dilihat
dari kedelapan askospora hasil pembelahan mitosis gamet dapat dipastikan bahwa keempat gamet
yang dihasilkan seluruhnya merupakan gamet tipe rekombinasi atau sama sekali tidak ada gamet
tipe parental. Sebaliknya, pada Gambar b pindah silang terjadi sesudah kromosom mengalami
duplikasi. Tampak bahwa kedelapan askospora yang terbentuk terdiri atas dua macam, yaitu
askospora yang berasal dari gamet tipe parental dan askosopra yang berasal dari gamet tipe
rekombinasi. Di antara askospora tipe parental masih dapat dibedakan lagi askopora dari parental
pertama (AB) dengan askospora dari parental kedua (ab). Oleh karena kemungkinan pada Gambar b
ini masuk akal, maka dapat disimpulkan bahwa pindah silang terjadi setelah kromosom mengalami
duplikasi.
Peristiwa pindah silang akan menyebabkan terbentuknya gamet tipe rekombinasi, gamet tipe
rekombinasi merupakan gamet hasil pindah silang. Sementara itu, persentase gamet tipe
rekombinasi sampai dengan batas tertentu (lebih kurang 20%) memperlihatkan korelasi positif
dengan jarak fisik antara dua gen berangkai. Dengan demikian, besarnya persentase pindah silang
juga menggambarkan jarak fisik antara dua gen berangkai.
Di antara tiga buah gen berangkai, misalnya gen-gen dengan urutan A-B-C, dapat terjadi tiga
kemungkinan pindah silang. Pertama, pindah silang terjadi antara A dan B atau pindah silang pada
interval I. Ke dua, pindah silang terjadi antara B dan C atau pindah silang pada interval II. Ke tiga,
pindah silang terjadi antara A dan B sekaligus antara B dan C. Kemungkinan yang terakhir ini
dinamakan pindah silang ganda (double crossing over).
Sesuai dengan banyaknya macam pindah silang yang terjadi, gamet tipe rekombinasi yang
dihasilkan ada tiga macam, yaitu gamet tipe rekombinasi hasil pindah silang pada interval I, gamet
tipe rekombinasi hasil pindah silang pada interval II, dan gamet tipe rekombinasi hasil pindah silang
ganda. Kalau kita misalkan bahwa kedudukan ketiga gen berangkai tersebut seperti pada Gambar C,
maka gamet tipe rekombinasi yang dihasilkan adalah Abc dan aBC (hasil pindah silang I), ABc dan
abC (hasil pindah silang II), serta AbC dan aBc (hasil pindah silang ganda). Selain itu, ada juga gamet
tipe parental, yaitu ABC dan abc.
A B
C
a b
c
interval I interval II
A B
C
A B
C
a b
c
a b
c
A B
C
A b C
a
B c
a b
c
Dari delapan macam gamet yang dihasilkan tersebut, gamet tipe parental dengan sendirinya
paling besar persentasenya, sedang gamet yang paling kecil persentasenya adalah gamet tipe
rekombinasi hasil pindah silang ganda.
Faktor yang mendasari pindah silang adalah jarak antar gen. Karena , jarak ini mempengaruhi
kemampuan suatu gen untuk saling berpindah tempat dengan alel pada gamet diseberangnya.
Suhu yang ekstrim pun merupakan faktor dari pindah silang karena suhu tinggi atau rendah
mempengaruhi meiosis dan juga mempengaruhi rekombinan . Penggunaan bahan kimia atau radiasi
dapat meningkatkan pindah silang. Dan juga kontrol gen, beberapa lokus gen telah diidentifikasi
meningkatkan atau menurunkan frekuensi rekombinan. Beberapa lokus ini mempengaruhi pada
waktu kromosom berpasangan ketika meiosis, yang lainnya sesudah kromosom berpasangan.
Pada praktikum yang dilakukan banyaknya tipe pindah silang yang di lakukan adalah 2 tipe, adalah
pindah silang tunggal dan pindah silang ganda.
DAFTAR PUSTAKA
Ayala, F.J. and Kiger, J.A. (1984). Modern Genetics. 2nd ed. Menlo Park: The Benjamin/Cunning
Publ.Co.,Inc.
1. Pindah Silang adalah peristiwa bertukarnya bagian berkas kromatid dengan bagian berkas kromatid
lain dari kromosom yang homolog.
2. Pindah silang terbagi menjadi 2 yaitu pindah silang tunggal dan pindah silang ganda.
3. Faktor yang mendasari pindah silang yaitu jarak antar gen, suhu yang ekstrim, penggunaan bahan
kimia atau radiasi, dan juga kontrol gen.
BAB I
PENDAHULUAN
-
C S
Rasio fenotipe F2 menunjukkan bahwa kombinasi parental berwarna, tak keriput
dan tak berwarna, keriput), jauh lebih besar
jumlahnya dibandingkan dengan rekombinasi (berwarna, keriput dan tak berwarna, tak
keriput). Bila c dan s tak terpaut satu dengan yang lain (bebas; maka hasil uji
silang seharusnya memberikan rasio fenotifik I : I : 1 : I atau Kombinasi parental =
Rekombinasi = 50% tetapi dalam hal ini:
c s
c s
c s
4,035
Rekombinasi C S 149
c s
c s 152
ab ab
Gen-gen yang terangkai secara demikian, dikatakan bahwa gen-gen terangkai dalam
keadaan coupling phase atau gen-gen mempunyai susun sis
2. Gen dominan terangkai dengan gen resesip yang bukan alelnya pada satu kromosom,
sedang alel resesip dari gen pertama den alel dominan dari gen ke dua terangkai pada
kromosomnya homolognya. Ada beberapa cara untuk menulis genotipnya, ialah: (Ab)(aB),
Ab/aB, Ab:aB, Ab Ab .
aB aB
Gen-gen yang terangkai secara demikian, dikatakan bahwa gen-gen terangkai dalam
keadaan "repulsion phase" atua gen-gen mempunyai susunan "trans".
Sekarang yang resmi adalah cara
penulisan yang terakhir Ab .
aB
Rangkai sempurna
Apabilap gan-gen yang berdekatan satu dengan lain, maka meiose selama gen-gen
tidak mengalami perubahan letak, sehingga gen-gen itu bersema-sama menuju ke
gamet.
Contoh: pada lalat Drosophila dekenal gen-gen yang terangkai, yaitu :
Cu = gen untuk sayap normal
cu = gen untuk sayap keriput (lalat tak dapat terbang)
Sr = gen untuk dada polos (normal)
sr = SCn untuk dada bergaris-garis
Lalat dihibrid dengan fenotip sayap normal dada normal ada kemungkinan
mempunyai dua macam genotip, ialah:
Cu Sr (gen-gen terangkai dalam susunan sis)
cu sr
Cu sr (gen-gen terangkai dalam susunan trans)
Marilah kita tinjau dua kemungkinan itu
dikawinkan dengan lalat betina sayap normal (baik sayap maupun dadanya) tetapi
heterozigotik
Cu Sr . Oleh karena gen-gennya terangkai.
cu sr
sempurna, maka lalat dihibrid F1 ini akan membentukdua macam gemet saja, ialah gemat (Cu
Sr) dan gemet (cu sr). Berhubungan dengan itu, maka apabila lalat-lalat F1 ini dibiarkan
kawin sesamanya akan didapatkan lalat-lalat F2 dengan perbandingan = 3 lalat normal : 1
lalat sayap keriput pada garis-garis (Gb. X-2). Perbandingan ini jelas menyimpang dari
prinsip mendel, sebab andaikan gen-gen itu tidak terangkai, maka perkawinan dihibrid
menghasilkan kturunan dengan perbandingan 9:3:3:1.
P X
Sayap normal
Dada normal
F2
Cu Sr Cu sr cu Sr cu sr
Tidak ada Tidak ada
Cu Sr - -
Sayap Sayap
normal normal
Dada Dada
normal normal
Cu sr - - - -
Tidak ada
cu Sr - - - -
Tidak ada
cu sr
Sayap Sayap
normal keriput,
Dada dada
normal bergaris-
garis
Diagram perkawinan pada lalat Drosophila dimana gen-gen terangkai sempurna dengan
susunan sis pada dihibridnnya. Berhubung dengan itu perkawinan dihibrid menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotip 3:0:0:1 atau disingkat 3:1.
dengan lalat betina sayap normal homozigotik dada bergaris-garis ( ). Lalat lalat F1
tentunya normal ( baik sayap maupun dadanya) tetapi heterozigotik ( ). Oleh karena gen-
gennya terangkai sempurna, maka lalat dihibrid F1 ini akan membentuk dua macam gamet
saja, ialah gamet ( Cu sr ) dan gamet ( cu Sr ). Bila lalat-lalat f1 ini dibiarkan kawin
sesamanya akan didapatkan lalat-lalat F2 dengan perbandingan = 2 lalat normal : 1 lalat
sayap normal dada bergaris-garis : 1 lalat sayap keriput dada normal. Jadi disini terdapat tiga
kelas fenotip, lalat yang dobel resesif tidak dijumpai sama sekali. Perbandingan lalat-lalat F2
sebagai hasil perkawinan dihibrid inipun jelas menyimpang dari prinsip mendel.
Setelah kita mempelajari dua macam perkawinan tersebut di atas jelaslah bahwa pada
peristiwa berangkai, keturunan dari perkawinan dihibrid ternyata menyimpang dari prinsip
mendel.
P X
Sayap normal
Dada normal
F2
Cu Sr Cu sr cu Sr cu sr
Tidak ada Tidak ada
Cu Sr - - - -
Tidak ada
Cu sr - -
ungu, serbuk sari panjang heterozigotik ( ). Jika tanaman f1 ini diujisilangkan (ditestcross),
F1
Ungu, panjang
Uji silang : x
Merah,
Uji silang pada tanaman ercis dihibrid, dimana gen-gen terangkai tidak sempurna dan
tersusun dalam keadaan sis. Hasil uji silang memperlihatkan perbandingan n:1:1:n.
Apabila kita perhatikan baik-baik, maka hasil ujisilang yang jumlahnya banyak, mempunyai
fenotip seperti tanaman parental. Karena itu hasil yang jumlahnya banyak dinamakan
tipe parental. Tanaman-tanaman yang jumlahnya sedikit adalah hasil adanya pindah silang
gen-gen dan tanam-tanaman ini mempunyai fenotip yang baru sama sekali, artinya fenotip ini
tidak terdapat pada tanaman parental maupun pada tanaman dihidridnya. Berhubung dengan
itu hasil uji silang yang jumlahnya sedikit sebagai akibat adanya pindah silang gen-gen
dinamakan tipe rekombinasi.
Besarnya presentasi rekombinasi pada contoh di atas = x 100% = 12,41 % . Jadi
dengan tanaman berbunga ungu homozigotik, serbuk sari bulat ( ). Tanaman F1 berbunga
ungu, serbuk sari panjang heterozigotik ( ),. Jika tanaman F1 ini diuji silangkan,
6,2 10
0 p q
Gambar: Contoh peta kromosom
angka l0 berarti bahwa jarak antara sentromer dengan gen q ialah 10 unit. Dengan
sendirinya dapat diketahui jarak antara gen p dan q ialah 10-6,2= 3,8 unit. Jarak antara gen
p,dan gen q disebut jarak peta. peta krornosom tanpa menunjukkan letak sentromer
dinamakan peta relatipe.
Misalnya: 13 17,7 26,2
r s t
Gambar di atas memperlihatkan peta relatip. Jarak antara gen r - s : 4,7 unit; s-t =
8,5unit; r-t: 13,2 unit. Sekarang sudah dapat dibuat peta kromosom (walaupun belum
lengkap) dari lalat Droshophila tanaman tertentu seperti seperti jagung, hewan ternak dan
manusia. Saat dimulainya pembuatan peta peta kromosom dilakukan pada tahun 1920 oleh
para ahli genetika Drisophila seperti T.H Morgan, C.B. Bridges dan A.H. Strutevan.
Mernbuat peta kromosom dengan gen rangkap tiga
Di muka telah diketahui bahwa dengan menggunakan crua gen
yang rerangkai, adanya pindah s'ang ganda tidak dapat diketahui dari keturunan hasil uji
silang. Berhubung dengna itu untuk membuat peta kromosom seyogyanya kita menggunakan
gen rangkap tiga diwaktu dilakukan uji silang (dalam bahasa inggris: three-point cross).
Contohnya sebagai berikut:
Mula-mula kita mengawinkan lalat drosophila betina homozigotik untuk gen-gen
resesip cu(sayap berlekuk), sr (tubuh bergaris) dan e (tubbuh hitam) dengan lalat jantan tipe
liar (normal) homozigotik, yaitu Cu (sayap lurus), Sr (tubuh tak bergaris) dan E (tubuh
normal).
Gen-gen tersebut terdapat pada krosom no.III. lalat-lalat betina F1 (yang berbentuk
trihibrid) kemudian diuji silang dengan lalat-lalat jantan yang sama sekali reseseip, yaitu
sayap berlekuk, tubuh bergaris, tubuh hitam. hasilnya berupa lalat-lalat F2 yang dapat dilihat
pada gambar.
Setelah kita mendapatkan lalat-lalat F2 sebagai hasil ujisilang itu, kita mengambil
langkah sebagai berikut:
1) Tetapkan genotip-genotip parental dengan jalan:
a) Jika mungkin mengadakan rekonstruksi perkawinan lalat-lalat parental
b) Memperhatikan kelas fenotip yang paling banyak dalam keturunana. Akan tetapi cara ini
tidak cermat untuk
Gambar 3 : uji silang pada lalat Drosophila dengan gen rangkap tiga
Menetapkan genotip-genotip parental. Hanya berguna apabila data tentang parentalnya
tidak diketahui.
2) Tetapkanlah tipe-tipe rekombinasi yang dihasilkan oleh adanya pindah silang ganda.
Tipe-tipe ini ditandai oleh kelas-kelas fenotip yang paling sedikit.
Kemudian kita tetapkan urutan letak gen yang sebenarnya, dengan
membandingkan genotip tipe-tipe parental dengan genotip tipe-tipe rekombinan hasil pindah
silang ganda. Tentu ada satu gen yang ber beda dan gen inilah yang sebenarnya letak
ditengah. Pada contoh ini Cu Sr E dan cu sr e merupakan tipe-tipe parental. Tipe-
tipe rekombinasi hasil pindah silang ganda adalah Cu sr E dan cu Sr e. Disini nampak
bahwa letak gen sr pada tipe rekombinasi berbeda dengan pada tipe parental. Berhubung
dengan itu gen sr letaknya di tengah, yaitu diantara gen cu dan e urutan letak gen yang
benar iarah cu sr e atau e sr cu. Pada contoh ini kebetulan urutan letak gen itu sudah benar.
3) Setelah urutan letak gen yang sebenarnya diketahui, maka dicari jarak peta antara gen-gen
tersebut.
Pindah silang (disingkat: ps) antara gen cu dan sr menghasilkan kelas fenotip 3,4,7
dan 8. Jumlah tipe rekombinasi dari kelas-keias ini ialah 1O7 + 97 + I + 2 = 207. Karena itu
ps antara cu dan sr = 207/1926 = l0,7%
Ps antara gen sr dan e menghasilkan kelas fenotip 5,6,7 dan 8. Jumlah tipe
rekombinasi dari kelas-kelas ini iaiah 86 + 94 + 1+ 2 = 183.
Karena itu Ps antara sr dan e = 183/1926 = 9,50%.
Jadi : jarak antara gen cu sr = 0,75 unit
jarak antara gen sr e = 9,50 unit
4) Gambar peta kromosom relatip adalah sebagai berikut:
Cu 10,75 sr
9,50 e
Kita tidak melukiskan letak gen-gen itu sesungguhnya, karena tidak sisebutkan
tenrang letak titik 0 (sentromer), sehingga jarak salah satu gen itu dari sentromer pun tidak
diketahui. Untuk mendapatkan letak titik 0 diperlukan percobaan-percobaan dengan ribuan
macam perkawinan.
Penggunaan gen rangkap tiga ini hanya akan bermanfaat apabila letak gen satu
dengan yang terangkai tidak terlalu dekat sehingga masih dimungkinkan berlangsung pindah
silang ganda. Para ahli genetika Drosophila telah menetapkan bahwa batas minimum itu
adadalh 10 unit, jadi apabila jarak antara satu gen dengan lainnya kurang dari 10 unit, maka
tidak akan terjadi pindah silang ganda.
Biasanya untuk pembuatan peta genetis Drosophila dipergunakan three point test
cross, yang menggunakan 3 gen pada kromosom yang sama, bila jarak antara gen-gen
tersebut lebii dari l0 unit. Karena dalam hal ini dapat terjadi "double
crossing overo (Gambar 3).
Contoh :
Pada Drosophilla: b : tubuh black )
vg= sayap vestigial) pada kromsom II
cn = rnata cinnabar)
Kombinasi parental82,25% n.c.o
b cn vg Black-cinnabar-vestigial 326
b + + Black 35
+ cn vg Cinnabar-vestigial 31
s.c.o
8,75% Cn--
vg
b cri + Black-cinnabar 36
+ + vg vestigial 34
0,75% d.c.o
+ cn + Cinnaber 4
b + vg Black-vestigial 2
Total 800
Peta genetis beberapa mutasi yang diketahui pada kromosom X Drosophila melanogaster.
Ditunjukkan pula kolerasi antara peta genetis dan peta sitologis pada lokus-lokus tertentu.
Pindah silang ganda
Jarak antara b - cn : 8,25% + 0,75% = 9% atau 9 m.u
cn - vg : 8,75Vo + 0,75o% = 9,5% atau 9,5 m.u.
b -- vg = 9 m.u. + 9,5 m.u. = 18,5 m.u
Gambar peta: b cn vg
9 9,5
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa bila kita mengadakan penyilangan tanpa
menggunakan mutan cinnabar, maka jarak yang akan diperoleh ialah 17 unit dan bukan 18,5
unit, karena dideteksinya double cross_over yang sebetulnya terjadi.
b++ 339)
+ac 291) n.c.o
+++ 30)
ba c 34) s.c.o antara b-a
b+c 137)
+a+ 142) s.c.o antara a-c
+++ 6)
ba+ 3) d.c.o antara b-a-c
Contoh soal :
Pada tanaman jagung terdapat tiga gen resesif yang terletak pada satu kromosom yang
sama : va = variabie sterile; V= wirescent; dan gl= glossy. Dua tanaman homozigotik
disilangkan dan menghasilkan keturunan Fl yang semuanya normal. Hasil test cross
Fl adalah sebagai berikut; 60 virescent; 4g virescent, glossy ; 7 glossy; 270 variable ste-rile
virescent, glossy; 4 variabre sterile, virescent ; 40 variable sterile; 62 variable
stedile, glossy; 235 normal.
Pertanyaan:
a) Tentukanlah urutan gen
b) Bagaimanakah fenotipe dan genotipe parentalnya ?
c) Tentukgnlah konstitusi gen pada Fl
d) Gambarkan peta pautan dari ketiga gen tersebut.
e) hitunbglah koefisien dari koinsidensi.
b) Genotipe P : va gl v x + + +
va gl v +++
Fenotipe : variable sterile, x normal
Glossy, virescent
c) F1 : va gl v fenotipe : normal
+++
d) Data F2 menjadi :
v2 gl v 270
+ + + 235 nco
va + + 40
+ gl v 48 sco va - gl
Va gl + 62 sco gl - v
+ + v 60
Va + v 4
+ gl + 7 dco
725
Jarak va gl : 40+48+7+4 x 100 % = 13, 64 %
726
Jarak gl v : 62+60+7+4 x 100 % = 18,32 %
726
Peta genetis : va gl v
13,64 18,32
e) koefisien dari koinsidensi : 0 = 11
E 0,1364 x 0,1832 x 726
= 11 = 0,16
18
BAB III
KESIMPULAN
Kromosom adalah bagian dari sel yang membawa gen-gen dan gen-gen ini selama
meise mempunyai kelakuan berdasarkan prinsip-prinsip Mendel, yaitu memisahkan secara
bebeas.
Rangkai sempurna yaitu apabilap gan-gen yang berdekatan satu dengan lain, maka meiose
selama gen-gen tidak mengalami perubahan letak, sehingga gen-gen itu bersema-sama
menuju ke gamet.
Peta kromosom ialah gambar skema sebuah kromosom yang dinyatakan sebagai sebuah
garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap gen yang terletak pada kromosom itu sentomer
dari kromosom biasanya dianggap sebagai pangkal, maka diberi tanda 0 (angka nol).
Bila dua gen letaknya sangat berdekatan, maka tak akan terjadi double crossing over
di antaranya. Dengan lain perkataan, crossing-over pada satu titik rupa-rupanya
menghalang-halangi crossing over dalam jarak tertentu pada kedua sisi. Efek penghalangan
ini disebut interferensi pada Drosophila interferens menghalangi terjadinya crossing over
yang ke-2 dalam jarak l0 unit, dan berangsur menjadi berkurang makin jauh jarak gen-gen.
DAFTAR PUSTAKA
Edi, syahmi 2014. Genetika dasar. Medan : Universitas negeri
Poskan Komentar
Tirma Putri
Lihat profil lengkapku
Entri Populer
Makalah Mikrobiologi Bakteri
162376
Arsip Blog
2015 (69)
o April (4)
o Maret (56)
Leptospirosis
Pewarnaan Mikroteknik
Fiksatif Tunggal
Haemositologi
Interaksi Antar Sel
Makalah Model Pembelajaran
MAkalah Bioremidiasi Tanah
Struktur Kimia Genetik
Mutasi Gen
Pautan dan Pindah Silang
Dominansi dan Gen Letal
Bagaimana sifat diwariskann
Sifat yang terpaut seks
Anatomi Jaringan Pengangkut
Anatomi Buah dan Biji
METABOLISME MIKROBA
Bakteri
SEL
Bakteri
BELAJAR
Test Tipikal Otak kanan dan Kiri
Makalah Rekayasa Genetika
Struktur Anatomi Kolenkim
Struktur Anatomi Bunga
Proses Perkecambahan
MAnfaat Unsur Hara bagi Tanaman
Kata - Kata Bijak untuk mengobati Kegagalan
Pengertian Psikologi Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan
Pembelajaran PAKEM
Makalah Mikrobiologi Bakteri
Doa Bapa Kami Versi Katolik dalam Bahasa INggris
Fasilitas dan bahan - bahan di laboratorium
Metode - metode Belajar
Makalah Kesetaraan Gender
Manusia dan Peradaban
Manusia sebagai makhluk sosial
Video Ragam Budaya Di Indonesia
Makalah Konsep manusia dan Kebudayaan
Mengukur Kesehatan SPermatozoa
Enzim Pada Sistem Pencernaan Cyprinus carpio
Hematologi
Jenis Hewan berdasarkan Makanan
BELAJAR
MAKALAH KULTUR JARINGAN
BAGIAN - BAGIAN TELINGA
MAKALAH SISTEM SARAF
KARBOHIDRAT
ANJING LUCU
PLASMOLISIS
HABITUS
KAndungan Makanan
EVOLUSI SEL
Tabel Teori Sel
Tips Ampuh mengatasi rasa Rindu saat mengalami LDR...
Makalah Leptospirosis
o Februari (9)
2014 (5)