Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
doc
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi
di tingkat selular.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi
Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu,
untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah
lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan
dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa organik, penentu
arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang berinteraksi
dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat yang lazim
disebut dengan metabolit, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan
pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari
pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian Anabolisme?
2. Bagaimana contoh dan reaksi dari anabolisme karbohidrat?
2. Bagaimana proses Anabolisme karbohidrat?
I.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian anabolisme dan katabolisme.
2.Mengetahui contoh anabolisme karbohidrat dan reaksinya.
3. Mengetahui proses anabolisme karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Anabolisme
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana
menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi
yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi
tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi
senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang
terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya
glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian
informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik
intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya,
maka organisme akan tumbuh.
Anabolisme KarbohidratAnabolisme
adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnyaa d a l a h m o l e k u l k e c i l , d a n
p r o d u k a k h i r n y a a d a l a h m o l e k u l b e s a r . Dengan kata lain anabolisme
adalah rangkaian reaksi yang bertujuanu n t u k p e n yu s u n a n a t a u s i n t e s i s s u a t u
molekul. Contoh anabolismek a r b o h i d r a t a d a l a h f o t o s i n t e s i s a t a u
s i n t e s i s k a r b o h i d r a t d e n g a n bantuan energi cahaya matahari. Jalur anabolisme yang
membentuk senyawa-senyawa dari prekursor sederhana mencakup:
* Glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa.
* Glukoneogenesis, pembentukan glukosa dari senyawa organik lain.
* Jalur sintesis porfirin
* Jalur HMG-CoA reduktase, mengawali pembentukan kolesterol dan isoprenoid.
* Metabolisme sekunder, jalur-jalur metabolisme yang tidak esensial bagi pertumbuhan,
perkembangan, maupun reproduksi, namun biasanya berfungsi secara ekologis, misalnya
pembentukan alkaloid dan terpenoid.
* Fotosintesis
* Siklus Calvin dan fiksasi karbon
Fotosintesis
Fotosintesis merupakan sintesis yang memerlukan cahaya (foton = cahaya;sintesis = membuat
bahan kimia).
Fotosintesis
adalah peristiwa penggunaan energi cahaya untuk membentuk senyawadasar karbohidrat dari
karbon dioksida dan air.
Sistem transpor elektron tersusun dan enzim, koenzim, dan proteinyang terikat pada membran
sel. Elektron dipindahkan tahap demi tahapmelalui sistem transpor elektron, dan energi
dilepaskan pada setiaptahap. Energi tersebut sebagian besar digunakan untuk
pembentukanATP dan NADPH.
Aliran elektron siklik dan non siklik
Ada dua jalur aliran elektron dalam sistern transpor elektron, yaitusiklik dan non siklik. Baik
jalur siklik maupun non siklik akan melewatis u a t u f o t o s i s t e m . A d a d u a t i p e
f o t o s i s t e m , y a i t u f o t o s i s t e m I d a n fotosistem II.
Fotosistem I
memiliki pusat reaksi yang ditandai denganP700. Sedangkan
fotosistem II
memiliki pusat reaksi yang ditandaidengan P680. Lihat Gambar 2.25.
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini menyerap
energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima
elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang
bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan
elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.[22] Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk
mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim
feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP
sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+
melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja
mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada
reaksi terang adalah sebagai berikut:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O ATP + NADPH + 3H+ + O2
Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar
CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh
dari reaksi terang.[19] Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap
bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari
semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan
tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya
tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning
(510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).[20] Masing-masing jenis cahaya
berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya
yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya
yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada
panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh,
klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan
oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang,
sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi
cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan
disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian
panjang reaksi fotosintesis.
Reaksi Gelap
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan
siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5
bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat.
Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan
tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim
rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4
karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki
empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.
BAB III
PENTUTUP
1. Kesimpulan
1. Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana
menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Sedangkan Katabolisme adalah reaksi
penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim.
Terdapat perbedaan diantara proses anabolisme serta katabolisme pada tumbuhan, hewan atau
manusia.
2. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa
yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua
makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Proses fotosintesis
tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen
fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses
fotosintesis. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida). Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi
dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
3. Proses anabolisme Jalur anabolisme yang membentuk senyawa-senyawa dari prekursor
sederhanah mencakup
a. Glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa.
b. Glukoneogenesis, pembentukan glukosa dari senyawa organik lain.
c. Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk dari gabungan empat cincin pirol melalui
jembatan metenil (-CH=). Sifat khas porfirin adalah pembentukan kompleks dengan ion-ion
logam (metaloporfirin) yang terikat pada atom nitrogen cincin-cincin pirol.
Diposkan oleh Uswatun hasanah di 23.42
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1 komentar:
1.
keren
Balas
Mengenai Saya
Uswatun hasanah
Lihat profil lengkapku
Terbukti dapat uang
Pengikut
Arsip Blog
2012 (12)
o Desember (1)
o November (4)
o Oktober (2)
o Februari (5)
Cara meningkatkan potensi diri
Friendship
ilmu riwayah dan dirayah
anabolisme karbohidrat.doc
pp anabolisme karbohidrat
Fish
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.
ANABOLISME KARBOHIDRAT
1. Anabolime (penyatuan/pembentukan)
2. Katabolisme (pemecahan)
3. Amfibolisme (persimpangan)
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang
sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan
dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya
digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Selain dua macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari hasil
reaksi katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun menjadi protein, asam
amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi untuk aktivasi asam amino tersebut
berasal dari ATP. Agar molekul glukosa dapat disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul
itu juga harus diaktifkan terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP.
Proses sintesis lemak juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang
menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang
menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
1. Fotosintesis
Salah satu contoh peristiwa anabolisme karbohirat adalah fotosintesis. Fotosintesis adalah
proses pengubahan zat organik (karbohidrat) dengan pertolongan cahaya. Organel yang berperan
dalam fotosintesis adalah kloroplas. Di dalam kloroplas inilah penyerapan sinar oleh klorofil
dimulai pada proses fotosntesis. Kloroplas dibungkus oleh dua lapisan (membran). Membran
dlam berupa suatu membran yang kompleks. Pada membran ini terdapat beberapa lapisan
kantong yang rata, disebut granum. Di dalam seluruh granum terdapat larutan protein yang
disebut stroma.
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan
energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum
cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu
(tidak kelihatan). Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak,
dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis. Dalam
fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari
fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi
fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.
Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat
dilakukan percobaan Ingenhousz. Senyawa kompleks yang disintesis organisme tersebut adalah
senyawa organik atau senyawa hidrokarbon. Autotrof, seperti tumbuhan, dapat membentuk
molekul organik kompleks di sel seperti polisakarida dan protein dari molekul sederhana seperti
karbon dioksida dan air. Di lain pihak, heterotrof, seperti manusia dan hewan, tidak dapat
menyusun senyawa organik sendiri. Jika organisme yang menyintesis senyawa organik
menggunakan energi cahaya disebut fotoautotrof, sementara itu organisme yang menyintesis
senyawa organik menggunakan energi kimia disebut kemoautotrof.
Proses fotosintesis yang terjadi di kloroplas berlangsung melalui dua tahap reaksi yaitu,
reaksi terang (memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya).
a. Reaksi terang
Pada tahap pertama, energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah
menjadi bentuk energi kimia, ATP, dan senyawa pereduksi NADPH. Proses ini disebut tahap
reaksi terang. Atom hidrogen dari molekul H2O dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi
NADPH, dan O2 dilepaskan sebagai hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga
dirangkaikan dengan reaksi endergonik, membentuk ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian,
reaksi terang dapat dituliskan dengan persamaan:
Pembentukan ATP dari ADP + Pi, merupakan suatu mekanisme penyimpanan energi
matahari yang diserap kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia. Proses ini disebut
fosforilasi fotosintesis atau fotofosforilasi. Pada reaksi terang yang terjadi di grana, energi cahaya
memacu pelepasan elektron dari fotosistem di dalam membran tilakoid. Fotosistem adalah
tempat berkumpulnya beratus-ratus molekul pigmen fotosintesis. Aliran elektron melalui sistem
transpor menghasilkan ATP dan NADPH. ATP dan NADPH dapat terbentuk melalui jalur non
siklik, yaitu elektron mengalir dari molekul air, kemudian melalui fotosistem II dan fotosistem I.
Elektron dan ion hidrogen akan membentuk NADPH dan ATP. Oksigen yang dibebaskan
berguna untuk respirasi aerob. Pusat reaksi pada fotosistem I mengandung klorofil a, disebut
sebagai P700, karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 700 nm. Pusat
reaksi pada fotosistem II mengandung klorofil a yang disebut sebagai P680, karena dapat
menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 680 nm.
b. Reaksi gelap (reaksi tidak tergantung cahaya)
Disebut juga siklus Calvin-Benson. Reaksi ini disebut reaksi gelap, karena tidak
tergantung secara langsung dengan cahaya matahari. Reaksi gelap terjadi di stroma. Namun
demikian, reaksi ini tidak mutlak terjadi hanya pada kondisi gelap. Reaksi gelap memerlukan
ATP, hidrogen, dan elektron dari NADPH, karbon dan oksigen dari karbondioksida, enzim yang
mengkatalisis setiap reaksi, dan RuBp (Ribulosa bifosfat) yang merupakan suatu senyawa yang
mempunyai 5 atom karbon.
Reaksi gelap terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu:
a) Karbondioksida diikat oleh RuBp (Ribulosa bifosfat yang terdiri atas 5 karbon) menjadi
senyawa 6 karbon yang labil. Senyawa 6 karbon ini kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat
(PGA).
b) Masing-masing PGA menerima gugus pfosfat dari ATP dan menerima hidrogen serta e- dari
NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida).
c) Tiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat dihasilkan 12 PGAL.
d) Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBp, dan seterusnya RuBp akan
mengikat CO2 yang baru.
e) Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa 6 fosfat. Molekul ini merupakan
prekursor (bahan baku) untuk produk akhir menjadi molekul sukrosa yang merupakan
karbohidrat untuk diangkut ke tempat penimbunan tepung pati yang merupakan karbohidrat yang
tersimpan sebagai cadangan makanan.
2.Kemosintesis
Kemosintesis terjadi pada organisme autotrof, tepatnya kemo-autotrof, yang mampu
menghasilkan senyawa organik yang dibutuhkan dari zat-zat anorganik dengan bantuan energi
kimia. Yang dimaksud dengan energi kimia di sini adalah energi yang diperoleh dari suatu reaksi
kimia yang berasal dari reaksi oksidasi. Kemampuan mengadakan kemosintesis ini, terdapat
pada mikroorganisme dan bakteri autotrof. Bakteri Sulfur yang tidak berwarna memperoleh
energi dari proses oksidasi senyawa H2S. Jangan disamakan dengan bakteri sulfur yang
berwarna kelabu-keunguan yang mampu mengadakan fotosintesis karena memiliki klorofil,
dengan reaksi sebagai berikut:
H2S +
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai
sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan
asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri
sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut
memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh
energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri). Bakteri Nitrosomonas dan
Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat
menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Nitrosococcus
yaitu :
1. Fosfoenolpiruvat dibentuk di asam piruvat melalui pembentukan asam oksalo asetat
a. Asam piruvat + CO2 + ATP + H2O asam oksalo asetat + ADP + fosfat + 2 H+
b. Oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat + guanosin difosfat + CO2
Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b) menggunakan
fosfoenolpiruvat karboksilase. Jumlah rekasi (a) dan (b) ialah :
+ GTP +H2O fosfoenolpiruvat + ADP + GTP + fosfat + 2 H+
2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim fruktosa-
1,6-difosfatase
Fruktosa-1,6-difosfat + H2O fruktosa-6-fosfat + fosfat
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun
tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara ringkas, jalur
glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak
dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.
4. Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi
piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke
dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. Proses di atas terjadi jika
kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan
sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa
yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan
analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%),
otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. -
D-Glukosa yang bercabang.Seperti amilum, glikogen merupakan polimer
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk
proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan
simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah,
khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan
glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah
seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Rangkaian proses terjadinya glikogenesis
digambarkan sebagai berikut:
a. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.
b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim
fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat
c. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin
difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi
Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
d. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik
reaksi kea rah kanan persamaan reaksi.
a. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan
atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi
ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya
(disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat
terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
Anabolisme karbohidrat
Dipublikasi pada Juni 1, 2012 oleh Faza Shine07
ANABOLISME KARBOHIDRAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia
Dosen Pengampu:
drg. Risma Aprinda Kristanti
Ria Ramadhani DA, S. Kep
Disusun oleh:
Kelompok 2
Ika Purwaningsih (10620039)
Susilaneng Waseh (10620042)
Fatimatuz Zahro (10620051)
Erika Diana R (10620058)
Ahmad Subada (10620062)
Dayu Nirwana Putri (10620064)
Choirunnisail M (10620074)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari anabolisme karbohidrat
2. Untuk mengetahui proses-proses yang termasuk dalam anabolisme
BAB II
PEMBAHASAN
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen, dengan rasio hidrogen terhadap
pksigen normalnya adalah 2 : 1 senyawa tersebut mengandung beberapa rantai unit gula atau
sakarida yang masing masing terbentuk dari tiga sampai tujuh atau karbon dengan atom
hidrogen dan oksigen yang melekat padanya, baik sendiri sendiri ataupun dalam kelompok.
Karbohidrat juga merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai
penyusun utama jaringan tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa
Latin Saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi
keton yang mengandung unsur unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus
empiris total (CH2O)n, karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, diantara glukosa
yang mempunyai rumus molekul C6H12O6. Karbohidrat merupakan bahan yang sangat
diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini
dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian
besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul
tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai penyusun.
Karbohidrat merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lain yang
menggunakan energi matahari untuk melakukan pembentukan karbohidrat. Karbohidrat yang
terdapat dalam bentuk pati dan gula berfungsi sebagai bagian utama energi yang dikonsumsi oleh
kebanyakan organisme di muka bumi ini. Sebagai pati dan glikogen, karbohidrat berfungsi
sebagai penyangga di dalam dinding sel bakteri dan tanaman serta pada jaringan pengikat dan
dinding sel organisme hewan karbohidrat jenis lain berperan sebagai pelumas sendi kerangka,
sebagai perekat diantara sel, dan senyawa pemberi spesifisitas pada permukaan sel hewan.
Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang
mempunyai peranan penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh
apabila banyak glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energy, maka glikogen dalam hati
akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa. Sebaliknya apabila suatu reaksi
tertentu menghasilkan produk yang menghasilkan produk yang berlebihan, maka ada reaksi lain
yang dapat menghambat produksi tersebut. Dalam hubungan antar reaksi-reaksi ini enzim-enzim
mempunyai peranan sebagai pengatur atau pengendali. Proses kimia yang terjadi dalam sel ini
disebut metabolisme.
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis, baik dalam mulut,
lambung maupun usus. Hasil akhir proses pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa, fruktosa,
galaktosa dan manosa serta monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa ini kemudian diabsorbsi
melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Karbohidrat merupakan komponen utama dalam suatu makanan yang merupakan sumber energi
yang utama bagi setiap organisme hidup. Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai
proses kimia. Maka proses inilah yang kemudian mempunyai peranan penting dalam tubuh kita.
Proses-proses yang dialami oleh unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap disebut
dengan metabolisme intermediet. Metabolisme intermediet ini mencakup bidang luas yang tidak
hanya proses metabolik yang dialami oleh masing-masing molekul saja, tetapi juga interelasi dan
mekanisme yang mengatur arus metabolit untuk dapat melewati proses-proses atau tahapan-
tahapan tersebut. Proses metabolisme itu kemudian digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Anabolime (penyatuan/pembentukan)
2. Katabolisme (pemecahan)
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang
sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan
dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya
digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Selain dua macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari hasil reaksi
katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun menjadi protein, asam amino
tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi untuk aktivasi asam amino tersebut berasal dari
ATP. Agar molekul glukosa dapat disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu juga harus
diaktifkan terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP. Proses sintesis
lemak juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
1. Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi piruvat.
Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam
rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. Proses di atas terjadi jika kita
membutuhkan energi untuk aktivitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan
sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa
yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog
dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot
jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. -
D-Glukosa yang bercabang.Seperti amilum, glikogen merupakan polimer
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses
glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan
simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah,
khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan
glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah
seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Rangkaian proses terjadinya glikogenesis
digambarkan sebagai berikut:
a. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.
b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator
enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat
c. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin
difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi
d. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik
reaksi kea rah kanan persamaan reaksi.
e. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan
atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi
ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya
(disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat
terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n UDP + (C6)n+1
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai pendek yang
diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul
glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul
glikogenin.
f. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga
mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari
rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentuk
rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan
tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1 glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya.
Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam
molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.
Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut.
Biosintesis glikogen
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan
berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim
pembentuk cabang (branching enzyme).
2. Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah kebalikan glikogenesis, yaitu reaksi pemecah molekul glikogen menjadi
molekul-molekul glukosa.glikogen yang terdapat dalam hati dan otot dapat dipecah menjadi
molekul glukosa-1-fosfat melalui suatu proses yang disebut fosforolisis, yaitu reaksi dengan
assam fosfat. Enzim fosforilase ialah enzim yang menjadi katalis pada reaksi gikogenolisis.
Glikogen + asam fosfat fosforilase glukosa-1-fosfat
Ada dua macam fosforilase yaitu fosforilase a, bentuk aktif, dan fosforilase b, suatu benntuk
tidak aktif yang dapat diaktifkan. Aktivasi fosforilase b berlangsung oleh adanya fosfokinase,
ATP dan ion Mg++.
2 fosforilase b + 4 ATP fosfokinase fosforilase a + 4 ADP
Mg++
Dalam hati glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa-6-fosfat yang kemudian diubah menjadi
glukosa dan fosfat oleh enzim fosfatase. Glukosa yang terjadi masuk ke dalam darah dan dibawa
ke jaringan-jaringan. Glukosa-1-fosfat yang dihasilkan oleh pengurai glikogen dalam otot diubah
menjadi glukosa-6-fosfat untuk digunakan lebih lanjut dalam proses glikolisis. Akan tetapi
karena dalam sel otot tidak terdapat enzim fosfatase, maka glukosa-6-fosfat tidak dapat diubah
menjadi glukosa.
3. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses pembentukan D-glukosa dari prekursor yang bukan karbohidrat.
Karena prekursor yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah sejumlah
prekursor glukogenik yang terutama berasal dari asam amino-L, laktat atau gliserol. Proses ini
terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup mengandung D-glukosa yang dapat
menyebabkan turunnya kadar glukosa darah. D-glukosa harus dibentuk karena senyawa ini
penting untuk fungsi sebagian besar sel dan mutlak dibutuhkan oleh sistem syaraf dan eritrosit.
Jalur metabolisme ini terjadi terutama di hati dan ginjal, tetapi glukoneogenesis secara fisiologis
tidak berarti dalam otot karena otot tidak mempunyai enzim glukosa 6-fosfatase yang mengubah
glukosa 6-fosfat menjadi glukosa untuk dilepaskan ke darah.
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam
laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang
disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah
sistesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa
asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Walaupun proses
glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari proses glikolisis,
karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain
untuk reaksi kebalikannya.
1. Glukosa + ATP heksokinase glukosa-6-fosfat + ADP
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fosfofruktokinase fruktosa-1,6-difosfat + ADP
3. Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinase asam piruvat + ATP
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses gluconeogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu:
1. Fosfoenolpiruvat dibentuk di asam piruvat melalui pembentukan asam oksalo asetat
a. Asam piruvat + CO2 + ATP + H2O asam oksalo asetat + ADP + fosfat + 2 H+
b. Oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat + guanosin difosfat + CO2
Reaksi a menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi b menggunakan fosfoenolpiruvat
karboksilase. Jumlah rekasi a dan b ialah :
Asam piruvat + ATP + GTP +H2O fosfoenolpiruvat + ADP + GTP + fosfat + 2 H+
2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim
fruktosa-1,6-difosfatase
Fruktosa-1,6-difosfat + H2O fruktosa-6-fosfat + fosfat
3. Glukosa dibentuk dengan cara hidolisis glukosa-6-fosfat dengan katalis glukosa-6-fosfatase
Glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + fosfat
Dalam proses glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir, untuk metabolism lebih lanjut,
asam laktat harus diubah kembali menjadi asam piruvat terlebih dahulu. Demikian pula untuk
proses gluconeogenesis.
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh
menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah
protein untuk energi yang sesungguhnya. Protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi
bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-
senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara ringkas, jalur glukoneogenesis
dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
a. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak
dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
b. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang
sederhana secara bertahap.
2. Glukoneogenesis adalah serangkaian reaksi dalam suatu proses untuk mengubah asam laktat
menjadi glukosa kembali glukosa kembali.
3. Glikogenesis merupakan proses sintesis glikogen dari glukosa.
4. Glikogenolisis yaitu reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi molekul-molekul glukosa.
3.2 Saran
Saran dari kami adalah tidak ada salahnya bagi mahasiswa Biologi untuk memahami reaksi-
reaksi kimia pada tubuh, karena hal itu sangat berhubungan dengan bidang-bidang Biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Cree, Laurie. 2005. Sains dalam Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Stryer L. 1996. Biokimia Edisi IV. Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia
FKUI). Jakarta: EGC
Supardan. 1989. Metabolisme Karbohidrat. Malang: Lab. Biokimia Universitas Brawijaya
Toha, Abdul, Hamid, H. 2001. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta
Yazid, Eisten. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta: CV
Andi Offset
ANABOLISME KARBOHIDRAT