Sie sind auf Seite 1von 9

PEMANFAATAN NILAI-NILAI LUHUR WARISAN BUDAYA BANGSA

DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Theresiana Ani Larasati

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional


Jln. Brigjen Katamso 139, Yogyakarta 55152
e-mail: larasati_ani@yahoo.com

ABSTRACT

This research aims to study the local wisdom in items of study of early childhood, knowing constraints, solu-
tions, formulating the benefits, and provide suggestions for early childhood institutions (PAUD) that have not been
applying local wisdom. The early childhood education institutions examined are two early childhood education
institutions in Semarang who have applied local wisdom in its lesson menu. Research design used was a qualitative
descriptive approach. Data obtained through interviews, supported by the observation, and literature. Results of
research shows that local wisdom on early childhood education conducted in the centers of art, nature centers,
and material science, language centers, and sports centers. The application of local wisdom on early childhood
education is able to facilitate the growth of the confidence, pride, creativity, problem solving, and manners.
Keywords: Early childhood education, Local wisdom.

1. Pendahuluan Pendidikan anak usia dini mengacu pada


Pasal 28 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
1.1 Latar Belakang dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal (berbentuk TK, RA atau bentuk lain
Pendidikan anak usia dini merupakan
yang sederajat), jalur pendidikan nonformal
pendidikan yang paling mendasar sehingga me
(Kelompok Bermain/KB, Taman Penitipan
nempati posisi yang sangat strategis dalam
Anak/TPA, dan bentuk lain yang sederajat), atau
pengembangan sumber daya manusia. Banyak
melalui jalur pendidikan informal yang dapat
negara telah memberikan perhatian yang sangat
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
besar terhadap penyelenggaraan pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan.
anak usia dini (PAUD), termasuk Indonesia.
Menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, D ata tahun 2001 menunjukkan bahwa
komitmen bangsa ini terhadap PAUD dirumuskan dari sekitar 26.172.763 anak usia 06 tahun di
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Indonesia, yang telah mendapatkan layanan
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dinyatakan pendidikan dari berbagai program yang ada baru
bahwa PAUD merupakan upaya pembinaan yang sekitar 7.347.240 anak atau sekitar 28%.2 Masih
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan banyaknya jumlah anak usia dini yang belum
usia enam tahun, dilakukan melalui pemberian mendapatkan layanan pendidikan disebabkan
rangsangan pendidikan untuk membantu per- terbatasnya jumlah lembaga yang memberikan
tumbuhan dan perkembangan jasmani anak agar layanan PAUD, selain faktor sebaran lokasi
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lembaga yang terkonsentrasi di perkotaan. Ren-
lebih lanjut (Pasal 1 butir 14). Lebih lanjut pada dahnya jumlah anak usia dini yang mendapatkan
Pasal 28 dinyatakan bahwa PAUD diseleng- layanan pendidikan juga disebabkan masih
garakan sebelum jenjang pendidikan dasar.1 rendahnya kesadaran orang tua atau masyarakat
akan pentingnya PAUD, serta rendahnya tingkat

135
sosial ekonomi masyarakat, terlebih sejak mengenal lingkungannya sendiri. Lingkungan
Indonesia terkena krisis berkepanjangan. Dalam sekitar anak merupakan muatan pokok dalam
kondisi demikian maka perluasan layanan tidak pendidikan, terutama PAUD. Anak tidak boleh
cukup dilakukan hanya dengan menambah tercabut dari akar budayanya sendiri. Kekayaan
jumlah lembaga layanan pendidikan yang ada, lingkungan merupakan sumber belajar yang
namun perlu diimbangi dengan upaya peningkat tidak ada habis-habisnya bagi anak, dekat dengan
an kapabilitas keluarga dan masyarakat dalam keseharian anak sehingga memberikan makna
menyelenggarakan PAUD. dalam proses pembelajaran anak usia dini. Untuk
Meskipun PAUD belum menjadi pendidikan itu, unsur lokal diharapkan lebih mewarnai
wajib, namun keberadaannya sebagai pendidikan segala gerak dan arah pendidikan, mengingat
yang sangat fundamental sudah diakui secara dari sanalah ketahanan budaya sebuah bangsa
internasional. Investasi di bidang PAUD juga akan diregenerasikan.
memiliki dampak positif dari segi ekonomi.
Bank Dunia menyebutkan bahwa setiap US$ 1 1.2 Perumusan Masalah
yang diinvestasikan ke PAUD akan menghasilkan Sumber daya manusia merupakan potensi besar
kembalian (return) US$ 17 kepada masyarakat. bila dikelola dengan tepat sejak awal atau sejak
Hasil studi Bank Dunia di Indonesia, setiap US$ 1 usia dini. Pengelolaan sumber daya manusia sejak
investasi di PAUD akan menghasilkan kembalian usia dini berpijak pada kearifan lokal yang sarat
sebesar US$ 6 di kemudian hari.3 dengan nilai luhur. Berdasarkan uraian di atas,
Tidak dapat dipungkiri bahwa gaung permasalahan dalam penelitian ini adalah:
pentingnya PAUD pada awalnya kita dengar 1) Bagaimana pemanfaatan unsur lokal pada
dari perkembangan ilmu dan pengetahuan negara pendidikan anak usia dini?
maju seperti Amerika, Australia, Belanda, dan
2) Adakah kendala dan solusi saat menerapkan
Singapura. Hal tersebut membawa dampak
unsur lokal atau tradisional dalam materi
pada studi maupun praktik PAUD di Indonesia,
pembelajaran anak usia dini?
di mana buku, alat, dan media bermain banyak
diadopsi dari luar negeri. Meski demikian, perlu 3) Apakah manfaat pengenalan nilai luhur wari-
diperhatikan bahwa pendekatan kebijakan yang san budaya bangsa bagi perkembangan anak
diambil pemerintah Indonesia dalam penanganan usia dini?
PAUD adalah pemberdayaan masyarakat.
1.3 Teori
Pendekatan pemberdayaan masyarakat ini
diarahkan pada keberpihakan terhadap masyara-
kat marjinal dan kearifan lokal. Marginal dalam a) Pendidikan Anak Usia Dini
konteks pendidikan usia dini dapat diartikan Anak merupakan potensi sumber daya manusia
sebagai sekelompok masyarakat yang belum yang harus dikembangkan secara optimal karena
terjangkau layanan atau sudah terjangkau, tetapi merekalah cikal bakal suatu generasi dan pemilik
karena faktor ekonomi tidak mampu mengakses masa depan bangsa. Tantangan demi tantangan
anaknya ke lembaga pendidikan dini. Kelompok yang dihadapi bangsa Indonesia akibat krisis
masyarakat yang pertama mungkin tinggal yang berkepanjangan saat ini dapat memperburuk
di pelosok perdesaan dan di daerah terpencil, kondisi anak sehingga tidak mustahil akan
sedangkan kelompok kedua mungkin saja berada mengakibatkan terjadinya satu generasi yang
di kota tetapi karena ketiadaan biaya sehingga hilang (a lost generation).
anaknya tidak terakses ke lembaga pendidikan P erkembangan kehidupan anak saat ini
dini4. sangat rentan dengan permasalahan hidup di
K earifan lokal didasarkan pada budaya sekelilingnya, seperti masalah salah perlakuan,
dan lingkungan alam di Indonesia yang sangat anak berkonflik dengan hukum, anak korban
beragam serta dikenal kaya akan variasi. Keka kekerasan dalam rumah tangga, anak korban
yaan tersebut harus dapat dimanfaatkan sebagai gizi buruk, dan meningkatnya jumlah anak putus
sumber belajar sekaligus sebagai wahana untuk

136
sekolah. Kondisi di atas merupakan beberapa bersama dengan menurunnya aspek yang lain, (4)
contoh tidak terpenuhinya hak dasar anak. perkembangan bersifat lentur (plastic); apabila
Sebagai masa depan bangsa, anak diharap- kondisi anak serta lingkungan memungkinkan,
kan tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya perkembangan dapat dipercepat atau diopti-
sehingga nantinya menjadi orang dewasa malkan. Sebaliknya, kondisi individual seorang
yang sehat fisik, mental, sosial, dan emosinya. anak atau lingkungan sekitarnya dapat menjadi
Perkembangan optimal berbagai potensi yang penghambat optimalisasi potensi yang dimiliki
dimiliki anak akan menjadikannya sumber seorang anak, (5) perkembangan berakar pada
daya manusia yang berkualitas. Proses tumbuh kondisi atau kejadian sebelumnya; setiap saat
kembang merupakan proses utama dan terpen anak memperoleh pengalaman dari berbagai
ting pada anak. Gangguan kelainan maupun situasi yang dialami secara fisik, emosi, maupun
penyimpangan apapun pada masa tersebut akan sosial, (6) untuk memahami proses tumbuh
sangat merugikan anak. kembang anak, dibutuhkan pendekatan multi-
disciplinary; ilmu kedokteran dengan berbagai
Tahun pertama dalam kehidupan anak
cabang disiplin ilmunya, psikologi dengan ber-
merupakan masa yang sangat penting bagi
bagai kajian, antropologi, serta berbagai disiplin
pertumbuhan dan perkembangan semua aspek
ilmu yang memiliki kajian mengenai anak, (7)
yang akan menentukan masa depan seorang anak.
perkembangan bersifat kontekstual; anak adalah
(dalam Monks, F.J. et al.)5 menjelaskan bahwa
makhluk yang senantiasa berkembang dalam
anak mengalami percepatan pertumbuhan pada
lingkungan yang selalu berubah.
usia tertentu. Berdasarkan model yang diperoleh
dari penelitian longitudinal diketemukan bahwa Pendidikan diyakini merupakan bagian yang
pada usia 14 tahun akan dicapai perkembangan sangat penting dalam mengantar proses tumbuh
inteligensi sebanyak 50%, selanjutnya pada kembang anak sehingga tercapai perkembangan
usia delapan tahun dicapai perkembangan 80%, yang optimal. Sejarah pendidikan prasekolah di
dan mencapai 100% pada usia 17 tahun. Oleh Indonesia tidak bisa terlepas dari keberadaan
karena itu, masa awal kehidupan anak sering pula Taman Lare atau taman anak, sebuah lem-
disebut sebagai masa the golden age atau masa baga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hadjar
umur keemasan karena pada masa tersebut terjadi Dewantara pada tahun 1922, dan menerima usia
perkembangan berbagai aspek yang menentukan di bawah usia tujuh tahun. Nama Taman Lare
bagi anak. Tahun pertama kehidupan anak dan kemudian berganti menjadi Sekolah Frobel
bersekolah merupakan mata rantai yang penting Nasional atau Kindertuin, dan akhirnya menjadi
pada perkembangan inteligensi anak. Taman Indria sampai sekarang. Pada masa
penjajahan Belanda banyak berdiri Frobel School
Prinsip yang melandasi tumbuh kembang
yang mendidik anak di bawah usia tujuh tahun.
anak adalah life-span development atau prinsip
Banyak orang tua terutama pegawai negeri dan
perkembangan berurutan dan berkesinambungan.
bangsawan menyekolahkan anaknya ke Frobel
Hal tersebut diungkapkan oleh pakar perkembang
School.7
an masa hidup (dalam Monks, F.J. et al.)6 yang
memberikan pengertian bahwa perkembangan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar
anak tidak lepas dari berbagai perspektif yang Dewantara memandang pendidikan sebagai
tersusun dalam tujuh karakteristik dasar, yaitu upaya yang disengaja agar mampu menumbuh
(1) perkembangan berlangsung sepanjang hidup kembangkan aspek budi pekerti (aspek perkem-
(life long); setiap tahap perkembangan sangat bangan sosial dan emosi) dan fisik melalui
penting dan akan menjadi kondisi dasar yang pengajaran, teladan, dan pembiasaan. Fokusnya
menumpu tahap perkembangan selanjutnya, pada pendidikan merdeka, yaitu penerapan dalam
(2) perkembangan bersifat multidimensional; mendidik atau mengubah perilaku anak adalah
melibatkan aspek biologis, kognitif, dan sosio bukan dengan cara paksaan, hukuman, atau pe
emosional, (3) perkembangan meliputi berbagai rintah. Anak melakukan tugas karena kesadaran
arah atau multidirectional; dalam satu tahap atas kewajiban yang memang dilakukannya.
akan terjadi proses peningkatan di satu aspek Adapun teknik yang digunakan dengan cara

137
among. Sistem among menganut prinsip tri-kon sehingga indigenous knowledge system tidak
yaitu kontinu, konvergen, dan konsentrisitas lain merupakan budaya lokal atau kearifan
dalam mencapai kemerdekaan diri. tradisional.
Kontinu berarti keberlanjutan. Keberlanjut S ehubungan dengan penelitian menge-
an dari masa lampau, masa sekarang, dan masa nai pemanfaatan nilai luhur warisan budaya
depan. Dalam perjalanan hidup, manusia harus bangsa dalam mendidik anak usia dini maka
menerima nilai baru tanpa perlu meninggalkan akan digali informasi mengenai pengetahuan
nilai lama dengan berlandaskan akar budaya. atau cara pandang pengelola dan para guru,
Konvergen berarti persambungan. Persambungan atau pendamping anak usia dini mengenai
berbagai aliran, faham, asas dalam hidup nilai luhur yang terkandung dalam budaya lokal
manusia, tetapi karena terjalin suatu interaksi, atau tradisional dan bagaimana diaplikasikan
akan menuju pada kepentingan bersama, bukan dalam menu pembelajaran, serta pemilihan alat
kepentingan diri. Adapun konsentrisitas berarti permainan edukatif yang digunakan sehari-hari
kebulatan. Kebulatan dalam arti bersatunya sebagai alat bermain dan belajar bagi anak.
kedudukan manusia sebagai makhluk individu,
anggota keluarga, bangsa, dan penduduk dunia; 1.4 Tujuan
dalam kedudukan masing-masing yang tidak Penelitian ini bertujuan untuk:
pernah berbentrokan karena kepentingan pribadi.
1) Mengkaji pemanfaatan nilai luhur yang ter-
Titik pusat bukan pada diri sendiri, tetapi pada
kandung dalam kearifan lokal pada materi
posisi manusia sebagai penduduk manusia yang
pembelajaran anak usia dini.
mempunyai sifat kemanusiaan.
2) Mengetahui kendala dan solusi saat menerap-
b) Kearifan Lokal kan unsur lokal atau tradisional dalam materi
pembelajaran anak usia dini.
Prinsip tersebut di atas selaras dengan pemikiran
tentang kearifan lokal yang mencakup berbagai 3) Merumuskan manfaat pengenalan nilai luhur
pengetahuan, pandangan, nilai, serta praktik dari warisan budaya bangsa bagi perkembangan
sebuah komunitas, baik itu yang diperoleh dari anak usia dini.
generasi sebelumnya maupun yang diperoleh 4) Memberikan masukan bagi instansi atau
dari komunitas, masyarakat, atau budaya lain di lembaga terkait pendidikan anak usia dini
masa kini. Oleh karena itu, kearifan lokal dapat mengenai manfaat mengenalkan nilai luhur
didefinisikan sebagai perangkat pengetahuan warisan budaya bangsa yang terdapat pada
dan praktik, baik yang berasal dari generasi sebe unsur tradisi sejak anak usia dini.
lumnya maupun dari pengalaman berhubungan
dengan lingkungan dan masyarakat lainnya 2. Metode
milik suatu komunitas di suatu tempat, yang
digunakan untuk menyelesaikan secara baik dan 2.1 Lingkup Materi
benar berbagai persoalan dan/atau kesulitan yang
Lingkup materi berupa kajian mengenai peman-
dihadapi.8
faatan nilai luhur yang terkandung dalam budaya
Konsep kearifan lokal, atau kearifan tradi lokal atau tradisional pada materi pembelajaran
sional, atau sistem pengetahuan lokal (indigenous anak usia dini. Hal tersebut akan dicermati
knowledge system) adalah pengetahuan yang melalui sentra-sentra yang ada, seperti sentra
khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu seni, juga melalui pengenalan budi pekerti luhur.
yang telah berkembang sekian lama, sebagai Budi pekerti luhur yang dimaksud merupakan
hasil dari proses hubungan timbal balik antara tata cara berinteraksi dengan orang lain seperti
masyarakat dengan lingkungannya.9 Pengetahuan memberi salam, mengangguk, dan tersenyum.
(knowledge) merupakan inti dari budaya suatu Kearifan lokal dalam hal lingkungan akan
masyarakat yang diperoleh melalui pengalaman mengkaji bagaimana pemanfaatan lingkungan
hidup dan digunakan untuk menghadapi sistem sekitar sebagai sumber belajar.
tertentu serta menjawab persoalan yang muncul

138
2.2 Lingkup Wilayah dan Waktu lengkapan data digunakan pula data kepustakaan
Kota Semarang dipilih karena perkembangan dan media massa.
PAUD yang telah maju pesat di kota tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus 2.4 Analisis Data
Himpunan Pendidik Anak Usia Dini (HIM- Data yang diperoleh dari wawancara merupakan
PAUDI) Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang data mentah, kemudian ditulis ke dalam transkrip
memiliki 200 lembaga pendidikan anak usia dini. verbatim dan catatan lapangan yang ditelaah,
Keduaratus lembaga pendidikan tersebut tersebar dibaca, dan dipelajari untuk bahan acuan analisis
di 16 kecamatan dalam kawasan Kota Semarang. ke dalam narasi. Analisis data didukung pula
Dari keduaratus lembaga PAUD tersebut baru hasil observasi.
sekitar 1% yang menerapkan kearifan lokal
dalam pembelajarannya.
3. Hasil dan Pembahasan
Lembaga PAUD nonformal di Kota Sema-
rang dalam penelitian ini diwakili oleh Universal
3.1 Pemanfaatan Unsur Lokal dalam
Playgroup & Preschool Taman Belia Candi
Kurikulum dan Alat Permainan
beralamat di Jalan Singotoro No. 10 A Candi, Edukatif
Semarang, dan Pusat Pendidikan Anak Usia
Kurikulum kedua lembaga pendidikan yang
Dini Al Isyraq Moslem School beralamat di
diteliti memiliki perbedaan mendasar, sesuai
Gemah Barat No. 5 Pedurungan, Semarang.
dengan asas yang dimiliki dan menjiwai sema
Kedua lembaga dipilih berdasarkan informasi
ngat pendidikan masing-masing. Lembaga PAUD
telah menerapkan kearifan lokal pada materi
yang berasas universal mencoba meletakkan
pembelajarannya, serta bersedia menjadi acuan
pijakan pendidikan dengan mengutamakan
bagi yang lain.
prinsip keberagaman (universal), sedangkan di
F aktor lain dipilihnya kedua lembaga lembaga PAUD yang berasas agama lebih me
tersebut adalah keaktifan para pengelolanya dan ngarahkan perkembangan anak dalam kerangka
prestasi lembaga yang telah diraih. Pengelola keimanannya dan meletakkan kearifannya dalam
Universal Playgroup & Preschool Taman Belia pandangan agama.
Candi merupakan Ketua HIMPAUDI Provinsi
S esuai dengan program nasional yang
Jawa Tengah, dan lembaga yang dikelolanya
dicanangkan, masing-masing lembaga PAUD
telah berhasil meraih Juara Nasional PAUD
telah menerapkan metode Beyond Center and
sehingga berhak sebagai Pusat Unggulan PAUD
Circle Time (BCCT) dengan sentra-sentra
Provinsi Jawa Tengah. Adapun pengelola
bermain yang ditetapkan. Pada lembaga PAUD
lembaga Al Isyraq Moslem School merupakan
universal, sentranya meliputi Sentra Bahan
Ketua HIMPAUDI Kota Semarang. Penelitian ini
Alam dan Sains, Sentra Balok, Sentra Persiapan
dilakukan pada bulan JanuariDesember 2008.
Keaksaraan, Sentra Peran, Sentra Seni, Sentra
Bahasa, dan Sentra Olah Tubuh. Adapun pada
2.3 Teknik Pengumpulan Data lembaga PAUD berasas agama, sentra yang
Teknik pengumpulan data menggunakan wa ditetapkan meliputi Sentra Ibadah (Imtaq),
wancara mendalam (in-depth interview) terhadap Sentra Main Peran, Sentra Bahan Alam Cair,
para informan yang menguasai permasalahan Sentra Pembangunan/Balok, Sentra Seni dan
penelitian. Informan dalam hal ini adalah para Kreativitas, serta Sentra Persiapan.
guru, pengelola lembaga PAUD, dan masyarakat Pemanfaatan unsur lokal pada kedua lem-
pengguna jasa lembaga PAUD dalam lingkup baga PAUD sangat tampak di sentra seni, sentra
wilayah penelitian. bahasa, sentra bahan alam dan sains, serta sentra
Dilakukan pula observasi terhadap proses olah tubuh. Di sentra seni, anak-anak dikenalkan
bermain dan belajar untuk mendukung tujuan pada kesenian lokal sebagai salah satu wujud
penelitian, yaitu mengetahui penerapan kearifan budaya bangsanya. Wujud kesenian lokal yang
lokal beserta kendalanya. Untuk menunjang ke- diperkenalkan pada anak usia dini tersebut, antara

139
lain melalui wayang, lagu Jawa, tarian Jawa, tarian tradisional yang sudah jarang ditemui
dan alat musik Jawa. Wayang yang digunakan dalam kehidupannya sehari-hari, para informan
terbuat dari kertas berdasarkan kreativitas para menjelaskan bahwa selama suasana yang terban-
guru. Cerita yang dibawakan dimodifikasi gun membuat anak merasa nyaman dan senang,
sesuai tema atau program saat itu, misalnya tema mereka cenderung tidak mempermasalahkan
Persahabatan Kancil dan Manusia. Wayang apakah sesuatu itu modern atau tradisional.
yang terbuat dari kertas tersebut berujud manusia, Berikut petikan hasil wawancara tersebut.
binatang, tumbuh-tumbuhan, dan kendaraan.
Wayang digunakan sebagai alat mendongeng ... anak-anak pada dasarnya tidak peduli itu
mainan dari apa, tradisional atau modern...,
yang sangat digemari anak-anak. Selain itu,
justru anak itu sangat mudah menyesuaikan...
anak-anak pun menggemari alat musik gamelan, asal mereka asyik dan suka dengan mainan itu
dan tari tradisional lokal seperti tari jaranan. atau barang itu.., mau modern kayak apa kalau
B eberapa ahli pendidikan berpendapat mereka tidak asyik dan tidak senang ya tidak
bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang akan dimainkan...., tetapi walaupun itu seder-
hana dan dia menemukan sesuatu yang baru
serius namun mengasyikkan bagi anak. Bermain
maka membuat mereka tidak akan mau di-stop
merupakan aktivitas yang dipilih sendiri oleh bermain...12
anak karena menyenangkan, bukan karena akan
memperoleh hadiah atau pujian. 10 Bermain
... beberapa waktu yang lalu kami juga telah
sangat penting bagi anak, sama kebutuhannya cobakan alat musik angklung..ini baru kami
terhadap makanan yang bergizi dan kesehatan uji coba, dan ternyata mudah sekali bagi anak-
untuk pertumbuhan badannya.11 Melalui bermain anak..., yang penting gurunya paham dulu...
dimungkinkan anak akan berpikir lebih banyak, Angklung ini mulai diterapkan sejak usia 3 ta-
menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa hun nggak masalah... lagunya apa saja juga bisa,
paling-paling masih agak patah-patah dan tidak
lain yang pernah dialaminya, serta membuatnya
bisa cepat temponya...13
lebih mampu mengekspresikan pemikiran dan
perasaannya. Di samping itu, melalui bermain P engetahuan manusia tersimpan dalam
anak menemukan kekuatan dan kelemahannya, bahasa karena bahasa merupakan wahana utama
minat, dan keterampilannya. Dalam kegiatan manusia untuk menyampaikan pengetahuan
bermain, anak-anak tidak hanya mengembangkan dari satu individu ke individu lainnya. Dengan
kemampuan tubuh, otot, koordinasi gerakan, na- demikian, kearifan lokal diarahkan juga pada
mun juga kemampuan komunikasi, konsentrasi, bahasa masyarakat yang diteliti. Kedua lembaga
serta keberanian mencoba ide kreatifnya. Nilai PAUD yang diteliti sejatinya mengembangkan
hidup seperti cinta, kejujuran, sportivitas, disiplin konsep pembelajaran yang berwawasan interna-
diri, dan menghargai orang lain akan diperoleh sional sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman.
melalui interaksi dalam bermain. Keduanya menggunakan bahasa asing dalam
Bermain merupakan suatu proses di mana kegiatan bermain dan belajar sehari-hari. Bahasa
seorang anak dapat belajar bermacam-macam asing yang digunakan meliputi bahasa Inggris
hal. Dalam setiap kegiatan bermain selalu ada dan bahasa Arab.
pesan yang terkandung di dalamnya, antara lain Bahasa yang dikenalkan pada anak minimal
kejujuran, memahami peraturan, menunggu ada empat meliputi bahasa Indonesia, Jawa,
giliran, menerima kekalahan, ketekunan, strategi, Inggris, dan Arab. Meskipun demikian, sebagai
dan tidak mudah putus asa. Kesempatan bermain lembaga PAUD yang menerapkan bahasa Indone-
yang berkualitas membawa pengaruh yang sia sebagai bahasa utama percakapan sehari-hari
signifikan terhadap perkembangan anak. Melalui di sekolah, mereka selalu menyisipkan bahasa
bermain daya konsentrasi anak akan meningkat, lokal yaitu bahasa Jawa dengan tujuan untuk
demikian juga kemampuan anak dalam me menanamkan nilai tatakrama sejak usia dini pada
mecahkan masalah dan berkreasi. anak didiknya.
Ketika ditanyakan tentang respons anak- D alam bentuk yang sangat sederhana
anak terhadap permainan, lagu, alat musik, atau melalui percakapan antara guru dengan anak

140
didiknya, pengetahuan tentang bahasa lokal pendahulunya berhasil membuat mobil-mobilan
dikenalkan agar anak terbiasa menggunakan dari kulit jeruk bali yang dirangkai dengan batang
bahasa dengan tepat dan mampu berperilaku lidi.
dengan santun sesuai adat ketimurannya. Berikut
petikan hasil wawancara mengenai bahasa lokal 3.2 Kendala dan Solusi Pemanfaatan Unsur
yang diterapkan pada anak usia dini. Lokal pada Pendidikan Anak Usia Dini.
...bahasa yang dipakai sehari-hari di sekolah Arus modernisasi di segala bidang membawa
adalah bahasa Indonesia, namun tetap diselip- kehidupan masyarakat melesat meninggalkan
kan bahasa Jawa untuk hal-hal yang menyang- segala sesuatu yang bernuansa lokal atau tradi
kut tatakrama..., ehm.. kita selalu menyelipkan sional. Pembangunan yang gencar dilakukan di
bahasa Jawa untuk tata krama seperti mangga, satu sisi mampu membawa perubahan peradaban
pareng, inggih, nuwun sewu.., kita kan di sini manusia dan hasilnya dirasakan dengan nikmat
menggarap karakter anak juga ya..., jadi supa-
oleh sebagian besar masyarakat. Namun, sisi
ya mereka berkarakter dan ketika mereka ingin
sesuatu atau setelah mendapatkan sesuatu itu lain pembangunan membawa dampak negatif,
terbiasa mengucapkan terima kasih atau ma- di antaranya semakin dilupakannya pengetahuan
turnuwun....14 tradisional yang ada dalam berbagai macam
masyarakat dan komunitas di Indonesia karena
P enanaman nilai luhur warisan budaya dianggap tidak relevan lagi dengan situasi dan
bangsa kepada anak didik sejak usia dini sangat kondisi masyarakat yang telah maju. Hal-hal
diperlukan sebagai upaya membangun kesadaran yang menyangkut tradisional malah dianggap
untuk mengetahui dirinya dan lingkungan menghambat proses menuju kemajuan.
hidupnya. Pendidikan nilai merupakan pendi
K endala pemanfaatan unsur lokal pada
dikan yang menekankan keseluruhan aspek
PAUD di antaranya berkaitan langsung dengan
sebagai pengajaran dan bimbingan kepada peserta
suatu masa dalam rentang hidup yang melupakan
didik agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan,
segala hal berkaitan dengan unsur lokal atau
dan keindahan. Pendidikan lingkungan ditempuh
tradisional. Akibatnya, saat ini banyak kalangan
sebagai jalan untuk memberikan pengenalan dan
pendidik tidak mengenal lagi atau sudah lupa
kesadaran terhadap lingkungan.
terhadap pengetahuan tradisional, bahkan dalam
P ara pendidik anak usia dini mencoba hal yang sederhana seperti permainan anak, lagu,
menerapkan pengetahuan dan kesadaran tentang alat musik, masakan, dan bahasa tradisional.
kearifan lingkungan pada anak didiknya melalui
Kesulitan dalam penerapan unsur lokal pada
usaha kreatif memanfaatkan barang bekas
PAUD juga terjadi karena unsur permainan,
sehingga dapat didaur ulang dan menghasilkan
lagu, atau tarian tradis ional kadang-kadang
karya yang kreatif sekaligus inovatif. Barang
tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak
bekas yang dimanfaatkan sebagai media bermain
sehingga anak merasakan kesulitan. Hal tersebut
anak di antaranya kardus segala ukuran, botol
menyebabkan anak-anak merasa tidak nyaman
plastik, kancing baju bekas segala ukuran dan
dan mengurungkan niatnya untuk bermain serta
warna, dan kain perca.
mengenali budaya bangsanya sendiri. Petikan
Selain pemanfaatan barang bekas, bahan wawancara di bawah ini menggambarkan kondisi
yang dipakai dalam menu pembelajaran Sentra tersebut.
Bahan Alam dan Sains banyak menggunakan
biji-bijian seperti biji kacang-kacangan aneka ....pernah suatu kali anak-anak diajari tar-
warna dan jenis, beras, dan daun teh. Karya ian Jawa yang gerakannya lambat...mereka ti-
yang dihasilkan dari pemanfaatan barang bekas dak tertarik.., kemudian kami minta gurunya
ternyata tidak kalah menariknya bagi anak. Anak mencari tarian Jawa yang lebih semangat dan
lincah, akhirnya dipilih tari Jaranan, wah anak-
dapat bereksplorasi dengan bebas dan mendapat- anak senang sekali..., langsung semuanya ikut
kan pengalaman berkreasi saat berhasil membuat menari.. yang tadinya tidak mau sama sekali
mobil-mobilan dari kardus bekas. Mungkin akhirnya ikut menari...15
saja perasaannya sama seperti ketika generasi

141
Faktor rendahnya pemahaman orang tua 4. Kesimpulan
terhadap pentingnya unsur lokal dikenalkan sejak Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesim-
usia dini seringkali menyulitkan pihak sekolah pulan:
dalam menyusun menu pembelajaran. Para orang
a) Unsur lokal pada PAUD di Kota Semarang
tua sering menuntut hasil belajar khususnya
dimanfaatkan di sentra seni, sentra bahan
pada bidang akademis, seperti penguasaan
alam dan sains, sentra bahasa, serta sentra
bahasa asing dan teknologi. Mereka tidak lagi
olah raga.
mempercayai pentingnya anak mengenal dan
hidup dalam budayanya sendiri. b) Kendala yang dihadapi antara lain berkaitan
dengan kekurangpahaman tenaga pendidik
Meskipun demikian, sebagian orang tua yang
dan pengelola lembaga PAUD terhadap
lain masih berpandangan positif pada budaya
kearifan lokal hingga mengakibatkan keti
lokal. Para orang tua yang diwawancarai menyata
daktahuan menu pembelajaran yang harus
kan bahwa budaya lokal dalam bentuk lagu,
diberikan dan diajarkan pada anak usia dini
permainan, atau alat permainan, mengingatkan
berkaitan dengan hal tersebut.
mereka pada keindahan dan kegembiraan
masa kecil sehingga ketika anak di sekolahnya c) Faktor ketidakpercayaan masyarakat dalam
dikenalkan pada permainan tradisional, mereka hal ini para orang tua terhadap pentingnya
menanggapi dengan positif, dan ikut bergembira anak memperoleh menu pembelajaran yang
pula. mengandung unsur lokal.
K endala-kendala tersebut di atas dapat d) Manfaat yang diperoleh dari menu pembela-
diatasi dengan membuktikan bahwa pengenalan jaran anak usia dini bermuatan lokal, antara
unsur lokal sejak usia dini mampu menumbuhkan lain menumbuhkan rasa percaya diri anak,
kepercayaan diri dan rasa bangga pada anak, kebanggaan pada karya sendiri, mengem-
misalnya ketika anak berhasil membuat sesuatu bangkan kreativitas, memecahkan masalah
dari barang bekas. Kreativitas seperti itu sangat (problem solving), keterampilan berbahasa,
dibutuhkan sebagai salah satu keterampilan hidup serta kemampuan sopan santun berinteraksi
yang berguna di masa depan anak, sekaligus dengan orang lain dalam kerangka budaya
sebagai latihan memecahkan masalah atas prob- lokal.
lem kehidupan. Hal lain yang dapat meyakinkan
orang tua dan masyarakat terhadap pentingnya 5. Saran
penerapan unsur lokal adalah sikap dan perilaku a) Perlu dilakukan usaha untuk menyosialisasi-
santun yang ditunjukkan anak-anak. Anak-anak kan kearifan lokal di kalangan para pendidik
yang telah mengenal muatan lokal mampu anak usia dini sehingga dengan memahami
bertutur kata baik dan bersikap santun sesuai tata konsep tersebut akan membantu mereka
krama yang tumbuh di lingkungan tempatnya dalam menyusun menu pembelajaran. Bila
hidup. lebih banyak lembaga PAUD melakukan hal
ini maka tidak mustahil akan menjadi suatu
3.3 Manfaat Mengenalkan Nilai Luhur Bu gerakan budaya yang besar dan bermanfaat
daya Bangsa Sejak Anak Usia Dini. untuk pembentukan karakter bangsa di masa
Manfaat yang diperoleh anak didik setelah depan.
mendapatkan pembelajaran bermuatan lokal b) Melihat data bahwa lembaga PAUD di Kota
antara lain tumbuhnya rasa percaya diri, ke- Semarang nyaris semuanya dikelola oleh
banggaan pada karya sendiri, mengembangkan swasta maka instansi pemerintah terkait perlu
kreativitas, melatih problem solving, dan melatih segera mewujudkan lembaga PAUD milik
keterampilan berbahasa, serta berinteraksi dengan negeri yang dapat dijadikan acuan lembaga
orang lain dalam kerangka budaya lokal. sejenis.

142
6. Ucapan Terima Kasih 7
Soenaryo, S. F. 2003. Taman Indria dan Sejarah Ta-
man Kanak-Kanak di Indonesia. Buletin PADU:
a) Hormat dan terima kasih penulis kepada Dr.
Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. 2(02): 5969.
Muhammad Hisyam, M.A., selaku pembim 8
Ahimsa, P. dan S. Heddy. 2008. Ilmuwan Budaya dan
bing, dan Prof. Rusdi Muchtar, M.A. APU., Revitalisasi Kearifan Lokal Tantangan Teoretis
selaku narasumber atas bimbingan dan masu- dan Metodologis. Pidato Rapat Senat Terbuka
kannya yang menginspirasi dan membangun Dies Natalis ke-62 Fakultas Ilmu Budaya. Yo-
daya kritis penulis. gyakarta: Universitas Gadjah Mada.
b) Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisio 9
Sumintarsih. 2005. Kearifan Tradisional Masyara-
nal Yogyakarta karena penelitian ini dibiayai kat Pedesaan dalam Memelihara Lingkungan
Alam Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Dae-
oleh DIPA 2008.
rah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian.
Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwi-
Daftar Pustaka sata: Direktorat Tradisi.
1
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Direktorat 10
Semiawan, C. R. 2003. Pengembangan Rambu-Ram-
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemu- bu Belajar Sambil Bermain pada Pendidikan
da. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Anak Usia Dini. Buletin PADU: Jurnal Ilmiah
2
Jalal, F. 2003. Perluasan Layanan Pendidikan Anak Anak Usia Dini, 2(1).
Usia Dini. Buletin PADU: Jurnal Ilmiah Anak 11
Padmonodewo, S. 2002. Alat Permainan dan Keg-
Usia Dini, 2(02): 2021. iatan Bermain: Orangtua bersama Anak (05
3
Koran Sinar Harapan, 27 Januari 2007. tahun). Buletin PADU: Jurnal Ilmiah Anak
Usia Dini, (2).
4
Abdulhak, H. I. 2003. Konseptualisasi dan Pemetaan
Tatanan Kebijakan serta Sistem dan Program
12
Wawancara dengan informan (x), Selasa 18 Maret
Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Bu- 2008 di Semarang.
letin PADU: Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. 13
Wawancara dengan informan (x2), Selasa 18 Maret
Edisi Khusus. 2008 di Semarang.
5
Mnks, F. J., A. M. P., Knoers dan S. R. Haditono. 14
Wawancara dengan informan (x3), Selasa 18 Maret
1991. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: 2008 di Semarang.
Gadjah Mada University. 15
Wawancara dengan informan (x4), Sabtu 15 Maret
6
Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development. 2008 di Semarang.
Perkembangan Masa Hidup. Edisi Kelima. Ji-
lid I. Jakarta: Erlangga.

143

Das könnte Ihnen auch gefallen