Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
ukuran- ukuran dalam ketiga bidang panggul. Akan tetapi pemeriksaan ini dalam
masa kehamilan beresiko, khususnya bagi janin walaupun hal ini masih kontroversi.
Sementara itu pelvimetri luar dapat juga dilakukan, namun cara ini mulai
ditinggalkan karena tidak banyak artinya, kecuali untuk pengukuran pintu bawah
panggul dan dalam beberapa hal yang khusus misalnya panggul miring.2,3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 EKLAMPSIA
2.1.1 DEFINISI
2.1.2 EPIDEMIOLOGI
Karena dalam batas tertentu dapat dicegah melalui asuhan antenatal yang
adekuat, insiden eklampsia telah menurun selama beberapa tahun terakhir. Di
negara maju, insiden eklampsia mungkin sekitar 1 dalam 2.000 kelahiran. Pada
National Vital Statistics Report, Ventura dkk, (2000) memperkirakan insiden di
Amerika Serikat pada tahun1998 sebesar sekitar 1 dalam3.250. menurut Royal
College of Obstetricians and Gynaecologiats (2006), di UK insiden ini sekitar
dalam 2.000 kelahiran. Sedangkan , Akkawi, dkk (2009) melaporkan insiden
sebesar 1 dalam 2.500 di Dublin, Andersgaard, dkk, (2006) melaporkan insiden
1 dalam 2.000 di Skandinavia, serta Zwart dkk, (2008) melaporkan angka 1
dalam 1.600 di Belanda.
3
2.1.4 DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS
1) Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110
mmHg atau lebih
2) Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam
3) Oliguria, diuresis 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4) Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium
5) Edema paru atau sianosis.
Kejang tonik segera disusul dengan kejang klonik. Kejang klinik dimulai
dengan terbukanya rahang secara tiba-tiba dan tertutup kembali dengan kuat
disertai pula dengan terbuka dan tertutupnya kelopak mata. Kemudian disusul
dengan kontraksi intermitten pada otot-otot muka otot-otot seluruh tubuh.
Seringkali pula lidah tergigit akibat kontraksi otot rahang terbuka dan tertutup
dengan kuat. Dari mulut keluar liur berbusa yang kadang-kadang disertai
bercak-bercak darah. Kejang klonik berlangsung kurang lebih 1 menit,
kemudian berangsusr-angsur kontraksi melemah, dan akhirnya berhenti serta
penderita jatuh ke dalam koma.
4
Penderita mengalami inkontinensia disertai dengan oliguria atau anuria dan
kadang-kadang terjadi asrpirasi bahan muntah.
2.1.5 PERAWATAN
2.1.6 PENGOBATAN
5
5. Segera proses kelahiran.
Obat anti kejang yang menjadi pilihan pertama ialah magnesium sulfat. Bila
dengan jenis obat ini kejang masih sukar diatasi, dapat dipakai obat jenis lain,
misalnya tiopental. Diazepam dapat dipakai sebagai alternatif pilihan , namun
mengingat dosis yang diperlukan sangat tinggi , pemberian diazepam hanya
dilakukan oleh mereka yang berpengalaman.
2.1.8 PROGNOSIS
6
penting misalnya, Epilepsi iatrogenik, ensefalitis, meningitis, tumor otak, dan
ruptutnya aneurisma otak saat kehamilan lanjut dan masa nifas dapat
menyerupai eklampsia. Eklampsia selalu didahuli oleh preeklampsia, perawatan
pranatal untuk kehamilan dengan predisposisi preeklampsia perlu ketat
dilakukan agar dapat dikenal sedini mungkin gejala-gejala prodorma eklampsia.
2.2.3 ETIOLOGI
Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang
merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi
rahim dan perubahan cerviks, yaitu:1
7
2. Inflamasi desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari
traktus genitourinaria atau infeksi sistemik
3. Perdarahan desidua
4. Peregangan uterus patologik
5. Kelainan pada uterus atau serviks
2.2.4 DIAGNOSIS
8
Kriteria diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:1
1. Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali
dalam waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm,
dan penitipan 50=80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan
preterm
9
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
2.2.5 PENATALAKSANAAN
1. Tokolisis:1
Pemberian tokolisis masih perlu dipertimbangkan bila dijumpai kontraksi
uterus yang reguler dengan perubahan serviks. Beberapa macam obat yang
dapat digunakan sebagai tokolisis adalah:
a. Kalsium antagonis: nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam,
dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat diberikan lagi
jika timbul kontraksi berulang.
b. Obat beta-mimetik: seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan
salbutamol, dapat digunakan tetapi nifedipin mempunyai efek samping
lebih kecil
2. Kortikosteroid:1
Dimaksud untuk pematangan sulfaktan paru janin, menurunkan insiden
RDS, mencegah perdarahan intraventrikular, yang akhirnya menurunkan
kematian neonatus. Kortikosteroid perlu diberikan bilamana usia kehamilan
kurang dari 35 minggu. Obat yang diberikan adalah: deksametason (2x12 mg
i.m dengan jarak pemberian 24 jam) atau betametason (4x 6 mg i.m dengan
jarak pemberian 12 jam)
3. Antibiotika:1
10
Antibiotik hanya diberikan bilamana kehamilan mengandung risiko
terjadinya infeksi seperti pada kasus KPD. Obat diberikan per oral, yang
dianjurkan adalah: eritromisin 3x500 mg selama 3 hari. Obat pilihan lain
adalah ampisilin 3x500 mg selama 3 hari, atau dapat menggunakan
antibiotika lain seperti klindamisin.
11
Os sakrum dibentuk oleh os ileum (tulang usus), os pubis (tulang
kemaluan), dan os iskii (tulang duduk). Di dalam os ileum terdapat lekuk besar
yang disebut fossa iliaka, di depan krista iliaka terdapat tonjolan spina iliaka
anterior superior dan di belakang spina iliaka posterior superior. Os iskii terdiri
atas korpus ossis iskii, di belakang asetabulum korpus ossis iskii mempunyai
taju yang tajam disebut spina iskiadika yang terdapat insisura iskiadika mayor
dan dibawahnya spina iskiadika minor. Os pubis terdiri dari pubis kanan dan kiri
yang terdapat tulang rawan disebut simpisis pubis.1,2
Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelis mayor
dn pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea
terminalis, disebut juga false pelvic. Bagian yang terletak di bawah linea
terminalis disebut pelvis minor atau true pelvic.1,2
Gambar 2.1. Potongan sagital panggul, menunjukkan pelvis mayor dan minor1
12
Pintu Atas Panggul1,2
13
Gambar 2.3. Pintu atas panggul dengan diameter anteroposterior, diameter
transversa, dan diameter oblik.1
14
Gambar 2.4. Gambaran tiga diameter anteroposterior pintu atas panggul1,2
15
Gambar 2.5. Panggul wanita dewasa yang memperlihatkan diameter
anteroposterior dan transversal pintu atas panggul serta diameter transversal
(interspinosus) panggul tengah.1,2
Pintu bawah panggul terdiri dari dua daerah yang menyerupai segitiga.
Area-area ini memiliki dasar yang sama yaitu garis yang ditarik antara dua
tuberositas iskium. Apeks dari segitiga posteriornya berada di ujung sakrum dan
batas lateralnya adalah ligamentum sakroiskiadika dan tuberositas iskium.
Segitiga anterior dibentuk oleh area di bawah arkus pubis. Tiga diameter pintu
bawah panggul yang biasa digunakan yaitu: anteroposterior, transversal, dan
sagital posterior.
a. Panggul ginekoid dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan
diameter transversa yang lebih panjang sedikit daripada diameter
16
anteroposterior dan dengan panggul tengah serta pintu bawah panggul yang
cukup luas. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
b. Panggul anthropoid dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang
daripada diameter transvesa, dan dengan arkus pubis menyempit sedikit.
Jenis ini ditemukan pada 35% wanita.
c. Panggul android dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga
berhubungan denganpenyempitan kedepan, dengan spina iskiadika menonjol
kedalam dan dengan arkus pubis menyempit. Jenis ini ditemukan pada 15%
wanita.
d. Panggul platipelloid dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih
pendek daripada diameter transvesa pada pintu atas panggul dan dengan
arkus pubis yang luas. Jenis ini ditemukanpada 5% wanita.
17
2.3.2 DEFINISI
Panggul dikatakan sempit (Pelvic Contracture) apabila ukurannya 1-2
cm kurang dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu
atas panggul), midpelvis (ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul),
atau kombinasi dari inlet, midpelvis, atau outlet. Ukuran pelvis normal (untuk
janin rata-rata) termasuk conjugata diagonalis 12,5 cm, conjugata obstetrik
(anteroposterior dari inlet) 10 cm, dan tranversal dari midpelvis 9,5 cm.3
18
CV = 6-8 cm..SC primer
2. Kesempitan Midpelvis
Terjadi bila:
19
3. Kesempitan Outlet
2.3.4 DIAGNOSIS
Pelvimetri Klinis
20
e. Konjugata eksterna (Boudeloque) 18 cm, jarak antara bagian atas
simfisis ke profesus spinosus lumbal 5.
f. Distansia tubernum ( 10,5 cm), jarak antara tuber iskii kanan dan kiri.
21
Gambar 2.10. Konjugata eksterna (Boudeloque) dan distansia tuberum1
22
Gambar 2.10. Cara mengukur konjugata diagonalais pada pemeriksaan dalam.1
Bila panggul sempit dalam ukuran muka dan belakang dan CV kurang
dari 9 cm, diameter ini tidak dapat dilalui oleh diameter biparietalis dari janin
yang cukup bulan. Kemudian kalau kepala turun biasanya terjadi defleksi.
23
Karena panggul sempit maka persalinan berlangsung lama, karena adanya
obstruksi. Pada Kala I, kepala tidak dapat memasuki pintu atas panggul, maka
pembukaan berlangsung lama dan besar kemungkinan ketuban pecah sebelum
waktunya. Setelah ketuban pecah, maka kepala tidak dapat menekan serviks
kecuali kalau his kuat sekali sehingga terjadi moulage yang hebat pada kepala.3
2.3.6 KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi pada ibu dan janin. Pada Ibu, komplikasi yang
dapat terjadi antara lain:3
24
BAB III
LAPORAN KASUS
I. ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Rulita
Usia : 23 tahun
Suku : Batak
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : Tamat SLTA
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Rela No. 48, KotaMedan
Tanggal masuk : 08 November 2017
Jam masuk : 15:00 WIB
No. RM : 01.04.26.75
25
Riwayat Pekerjaan : IRT
Riwayat Sosio-Ekonomi : Ekonomi menengah ke bawah
Riwayat Psikososial : Tidak dijumpai gangguan psikososial
Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Lama : 4-5 hari
Siklus : 30 hari
Volume : 3-4 pembalut/hari
Nyeri : tidak dijumpai
HPHT : 05-03-2017
TTP : 12-12-2017
26
IMT : 26,6 (Obes I)
V. PEMERIKSAAN OBSTETRI
Pemeriksaan Luar
Abdomen : Membesar asimetris
TFU : 4 jari bawah prosessus xypoideus
Teregang : Kiri
Terbawah : Kepala
Gerak : (+)
DJJ : 152 x/i
HIS : 2 x 20/10 menit
Pemeriksaan Dalam
- VT
Cx axial
Konsistensi lunak
27
Pembukaan 4 cm
Efficement 100%
Kepala Hodge II
Ketuban (+)
UUK arah jam 3
- Adekuasi panggul
Promontorium teraba, konjugata diagonal 9 cm, kojugata vera 7,5 cm
Linea innominata teraba seluruhnya
Arcus pubis tumpul
Spina isciadica menonjol
Os sacrum cekung
Os coccygeus mobile
Kesan : Panggul sempit
- ST
Lendir dan darah : Tidak dijumpai
Air ketuban : Tidak dijumpai
28
KGD adrandom : 168,00 g/dL
Ureum : 13,00 mg/d
Creatinin : 0,56 mg/dl
Urinalisa
Warna : kuning
Kekeruhan : keruh
Protein : positif (+++)
USG-TAS
JT, PK, AH
FM (+), FHR (+)
BPD : 85,6 mm
FL : 64,9 m
AC : 304,1 m
EFW : 2410 g
Air ketuban cukup
Placenta posterior grade II
Kesan : IUP (34-35 minggu) + AH
29
- Nifedipin tab 20 mg
Tindakan
- Terminasi kehamilan dengan Sectio Caesarea
Jam Tindakan
21.00 Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang
baik
21.03 Pasien didudukkan diatas meja operasi
21.08 Dilakukan spinal anastesi
21.10 Pasien dibaringkan kembali diatas meja operasi
21.12 Dinding abdomen ditutup dengan doek steril kecuali pada lapangan
operasi
30
Lahir bayi perempuan dengan BBL : 3050 gr, PBL : 50 cm, APGAR
Score 7/8, Anus (+)
21.31 Tali pusat di klem di kedua tempat lalu digunting diantaranya.
Suntikan oksitosin 10 IU diberikan bolus I.V. Plasenta dilahirkan
dengan peregangan tali pusat terkendali. Kesan: Lengkap
21.33 Keempat sudut bekas insisi uterus diklem
21.34 Luka uterus dijahit secara continuous suture pada seromuskular
dengan vicryl No. 1.0
21.36 Dilakukan sterilisasi pomeroy sesuai prosedur
21.40 Peritoneum dijahit secara continous suture dengan plain catgut, Otot
dijahit simple dengan plain. Fascia dijahit secara continuous dengan.
1.0, Dilakukan penjahitan subkutis dengan cara chromic catgut No. 2.0
suture. Lalu dilakukan penjahitan kutis dengan vicryl No.3.0 secara
subkutikular
21.42 Lapangan operasi dibersihkan dengan kassa kesan bersih. Luka operasi
ditutup dengan supratul, kassa dan hypapix.
21.57 Operasi selesai
21.00 Keadaan ibu post operasi stabil
31
X. FOLLOW UP
32
Tanggal / 09 November 2017 (H-2)
Hari Rawatan
Subjective Nyeri luka operasi
Objective Status Present
Sensorium : Compos menstis
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/i
Napas : 20 x/i
Suhu : 36,5 C
Status Obsetrikus
Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
TFU : 1 jari bawah pusat, kontraksi kuat
P/V : (-) lochea (+) rubra
L/O : Luka tertutup verband kesan kering
BAK : Via kateter, UOP 500 cc
BAB : (-) flatus (-)
Assesment Post SC + NH2
Planning - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Gentamycin 80 mg/8 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
33
Tanggal / 10 November 2017 (H-3)
Hari Rawatan
Subjective Nyeri luka operasi
Objective Status Present
Sensorium : Compos menstis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/i
Napas : 20 x/i
Suhu : 36,5 C
Status Obsetrikus
Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
TFU : 1 jari bawah pusat, kontraksi kuat
P/V : (-) lochea (+) rubra
L/O : Luka tertutup verband kesan kering
BAK : Via kateter, UOP 50cc/jam
BAB : (-) flatus (+)
Assesment Post SC + NH3
Planning - Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Gentamycin 80 mg/8 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
34
Sensorium : Compos menstis
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 87 x/i
Napas : 18 x/i
Suhu : 36,5 C
Status Obsetrikus
Abdomen : Soepel, peristaltik (+) normal
TFU : 1 jari bawah pusat, kontraksi kuat
P/V : (-) lochea (+) rubra
L/O : Luka tertutup verband kesan kering
BAK : Spontan
BAB : (+) flatus (+)
Assesment Post SC + NH4
Planning - Cefadroxyl tab 2 x500 mg
- Metronidazole tab3 x 500 mg
- Asam Mefenamat tab 3 x 500 mg
- Vitamin B Complex tab 2 x 1
XI. RESUME
35
x/i, Suhu: 36,4 C. Status Obstetrikus: Abdomen: Membesar asimetris, TFU: 4
jari bawah prosessus xypoideus, Teregang: Kiri, Terbawah: Kepala, Gerak: (+),
DJJ: 152 x/i, HIS: 2 x 20/10 menit. Pemeriksaan Dalam (VT), Cx axial,
Pembukaan 4 cm, Efficement 100%, Kepala Hodge II. Adekuasi panggul:
Promontorium teraba, konjugata diagonal 9 cm, kojugata vera 7,5 cm, Linea
innominata teraba seluruhnya, Arcus pubis tumpul, Spina isciadica menonjol, Os
sacrum cekung, Os coccygeus mobile. Kesan : Panggul sempit. ST: Lendir dan
darah: Tidak dijumpai, Air ketuban : Tidak dijumpai. Urinalisa: Warna: kuning,
Kekeruhan : keruh, Protein: positif (+++). USG-TAS: Kesan : IUP (34-35
minggu) + AH. Pasien didiagnosis dengan Eklampsia + Preterm Labour + PG +
KDR (34 minggu 5 hari) + PK + AH + Panggul Sempit. Pasien diberikan terapi
medikamentosa dengan MgSO4 20% 20 cc bolus lambat 15-20 menit, MgSO4
40% 30 cc dalam IVFD RL 500 cc 14 gtt/menit, Nifedipin tab 20 mg, Inj.
Ceftriaxone 2 gr IV. Pasien direncakan untuk tindakan Sectio Caesarea pada
tanggal 04 November 2017 pukul 21.00 WIB. Lahir bayi perempuan dengan BBL
: 3050 gr, PBL : 50 cm, APGAR Score 7/8, Anus (+). Keadaan ibu post operasi
stabil. Pasien pulang berobat jalan pada tanggal 11 November 2017.
36
BAB IV
ANALISA KASUS
TEORI TEMUAN
Definisi Eklampsia Keluhan
Eklamsia merupakan kasus akut pada Pasien berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke
penderita preeklamsia, yang disertai RSUPM dengan keluhan kejang, dengan
dengan kejang atau koma. frekuensi 3x/hari SMRS
Definisi Preterm Labour
Persalinan preterm adalah persalinan yang - HPHT : 05-03-2017
berlangsung pada umur kehamilan 20-37 - Usia Kehamilan: 34 minggu 5 hari
minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir.
Faktor Risiko Eklampsia : Riwayat Kehamilan
a. Belum diketahui G1P0A0
b. Primi gravid atau nulli (Primigravida)
c. Usia yang ekstrim yaitu <20 tahun atau
>35 tahun
d. Riwayat Pre Eklamsia
e. DM, penyakit ginjal dan hipertensi
f. Obesitas
g. Hiperplasentosis : gemelli,
eritroblastosis foetalis, molla hidatidosa
h. Anti pospholitik syndrome
i. Hidromnion
Faktor Risiko Preterm Labour Pemeriksaan Fisik
a. Janin dan plasenta
- Perdarahan trimester awal Tekanan darah 170/120 mmHg
- Perdarahan antepartum (plasenta
previa, solusio plasenta, vasa previa)
37
- Ketuban pecah dini
- Pertumbuhan janin terhambat
- Cacat bawaan janin
- Kehamilan ganda/gemelli
- Polihidramnion
b. Ibu
- Penyakit berat pada ibu
- Diabetes mellitus
- Preeklamsia/hipertensi
- Infeksi saluran kemih/ genital/
intrauterin
- Penyakit infeksi dengan demam
- Stress psikologik
- Kelainan bentuk uterus/serviks
- Riwayat persalinan preterm/ abortus
berulang
- Inkompetensi serviks (panjang
serviks kurang dari 1 cm)
- Pemakaian obat narkotik
- Perokok berat
- Kelainan imunologi/ kelainan resus
Gejala Eklampsia: Gejala
a. Kejang yang biasanya didahului oleh - Kejang-kejang dengan frekuensi
adanya gejala dan tanda PE pemberat 3x/hari
b. Gejala PE pemberat antara lain - Nyeri kepala (+)
dijumpai salah satu tanda atau lebih : - Nyeri ulu hati (+)
Tekanan darah >160/110
Proteinuria >5 gr / 24 jam atau Vital Sign
kualitatif +3 / +4 - Tekanan darah 170/120 mmHg
Oligouria <500 ml/24 jam
38
Kenaikan kadar creatinin plasma Urinalisa
Gangguan visus dan cerebral : - Proteinuria (+++)
penurunan kesadaran, nyeri kepala,
skotoma dan pandangan kabur
Nyeri epigastrium/kuadran kanan
atas
Edema paru dan sianosis
Hemolisis mikroangipoati
Trombositopeni berat
Gangguan fungsi hepar
39
terakhir. Bila masih kejng dapat
diberikan Phenobarbital 3-5 mg/kg
BB IV pelan-pelan
b. Penanganan obstetric :
Terminasi kehamilan tanpa
memandang umur kehamilan dan
keadaan janin
Bila anak hidup SC dapat
dipertimbangan
Penanganan Obstetri pada Panggul Penanganan Obstetri
sempit - Sectio Caesarea
a. CV = 11 cmpartus biasa
b. CV = 8-10 cmpartus
percobaan
c. CV = 6-8 cm..SC primer
40
DAFTAR PUSTAKA
41
42