Sie sind auf Seite 1von 12

KONTROL VIBRASI AKTIF PADA STRUKTUR YANG MENGALAMI BEBAN DINAMIK

DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIK

Control Of Structure Active Vibration Excited By Dynamic Loadings Using Artificial


Neural Network and Genetic Algorithm Approach

Herlien D. Setio 1) , Rahmat Widarbo 2), Pasca Rante Patta 2)


1)
Staf Pengajar, Program Studi Teknik Sipil, ITB, Bandung, email: herlien@si.itb.ac.id
2)
Asisten Peneliti, Program Studi Teknik Sipil, ITB, Bandung

ABSTRACT
This paper presents an active control technique applied to building structures which are excited by external
dynamic loadings such as earthquake, wind, and blasting. By using the active control system, the structural vibration
responses can be decreased by giving control forces generated by actuator which is based on the responses of the
structure. The control forces given to the structure are calculated by using genetic algorithm theory. The actual external
loadings and the responses of the structure are measured by using dynamic sensors and placed at certain location on the
structure.Smart Structure concept which is proposed in this paper is an efficient way in conceiving and designing an
earthquake resistant building. This concept imitates the human neural system, where inside the human body there are
sensors and energy against external excitation or disturbances.The application of this system for building structures,
requires a fast and accurate calculation of control forces, so that time delay in giving control forces to the structure will
be minimized . This requirement can be achieved by using combination of an Artificial Neural Network method and
Genetic Algorithm approach.

Keywords: Smart Structure, control force, earthquake loading, genetic algorithm, artificial neural network, non-linear
structure.

PENDAHULUAN Untuk dapat merancang struktur yang adaptif,


Dengan sejalannya perkembangan teknologi diperkenalkan konsep kontrol aktif pada struktur
komputer, tercapai pula perkembangan yang pesat Konsep kontrol aktif ini sudah dipakai secara luas
dalam sistem data akuisisi dan juga dalam metode untuk struktur pesawat terbang, kapal selam dan
numerik yang dapat membantu perencana struktur berbagai struktur industri lainnnya. Namun
untuk merancang sistem struktur bangunan yang demikian, aplikasi konsep ini pada struktur bangunan
bersifat adaptif terhadap beban dinamik, khususnya sipil baru dikembangkan sekitar dua dekade terakhir.
beban gempa yang bekerja. Maka dengan Kontrol struktur pada dasarnya adalah mengatur
menggunakan pendekatan desain struktur yang karakteristik dinamik struktur tersebut untuk
sifatnya aktif, dapat membuat desain dari struktur menjamin bahwa struktur merespon dengan baik
tersebut semakin efisien, dengan dimensi yang lebih gaya-gaya luar yang terjadi. Mekanisme ini pada
optimal, dan massa yang semakin ringan sehingga umumnya memerlukan suatu sistem yang dapat
lebih tahan terhadap beban gempa. memberikan gaya luar tambahan yang disebut
Ada pula berbagai masalah-masalah khusus dengan gaya kontrol.
yang harus diperhatikan dalam merancang struktur- Perhitungan gaya kontrol pada mulanya
struktur di masa sekarang, dan adanya permasalahan dilakukan dengan cara konvensional di mana
ini menimbulkan kebutuhan struktur yang bersifat diperlukan informasi yang akurat tentang properti
adaptif. Masalah utama yang sering ditemui adalah struktur seperti kekakuan dan massanya. Cara ini
keadaan dimana struktur yang dibangun sifatnya mengakibatkan perhitungan gaya kontrol harus
semakin fleksibel dan tinggi. Karena permintaan dari melalui tahapan yang rumit, khususnya untuk
struktur di masa sekarang seringkali membutuhkan struktur-struktur non linier, yang dapat
struktur yang semakin tinggi, seperti bangunan mengakibatkan keterlambatan dalam pemberian gaya
pencakar langit, maka struktur ini akan menjadi kontrol. Dua dekade terakhir, beberapa riset telah
semakin fleksibel. Dengan fleksibilitas yang makin pula dialkukan pada pengembangan dan
besar, level vibrasi yang tidak diinginkan mungkin implementasi sistem kontrol aktif, sepert Yang et, al.
saja akan terjadi jika struktur tersebut dikenai beban (1992); Soong (1990); Chang et. Al. (1995) dan
lingkungan yang besar. Jiang (2005). Studi tersebut, di mana pada umumnya
menggunakan teori kontrol klasik linier,

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 137 148 137
menghasilkan efektifitas dan akurasi yang cukup umumnya dilakukan melalui pendekatan linier,
baik untuk struktur yang relatif kecil. namun seringkali pendekatan ini tidak cukup untuk
Studi eksperimental skala laboratorium dengan mempelajari sifat-sifat struktur yang memiliki
menggunakan Jaringan Syaraf tiruan telah dilakukan karakteristik nonlinier, terutama untuk struktur yang
oleh Setio H.D. et. al.(1999 dan 2003) dan memiliki sifat nonlinieritas yang besar. Struktur-
memberikan hasil yang memuaskan. Tulisan ini stuktur nonlinier ini sering menunjukan perilaku
mengusulkan metoda Jaringan Syaraf Tiruan yang yang komplek dan mengejutkan, oleh karena itu
dikombinasikan dengan Algoritma Genetik untuk perlu dilakukan suatu pendekatan nonlinier untuk
menghitung gaya kontrol yang diperlukan oleh memperoleh solusi yang lebih mendekati perilaku
struktur saat dikenai gaya dinamik. Non-linieritas struktur tersebut.
struktur juga diperhitungkan karena pada umumnya Ada beberapa jenis pemodelan matematis yang
struktur dengan eksitasi gempa kuat akan berperilaku mewakili sifat nonlinier, yang akan digunakan dalam
nonlinier sehingga anggapan bahwa struktur tersebut studi ini adalah jenis pemodelan Duffing, yang
tetap linier sudah tidak dapat dipertahankan lagi. memiliki sifat nonlinier geometri.
Model matematis Duffing memiliki bentuk:

ANALISIS DINAMIK f x , x x 3 (4)


Asumsi-asumsi dasar yang digunakan untuk
f adalah komponen gaya nonlinier yang merupakan
memodelkan suatu struktur sebagai bangunan geser
fungsi dari perpindahan dan kecepatan, adalah
antara lain adalah massa dari struktur yang terpusat
konstanta nonlinieritas.
di setiap lantainya, kekakuan balok diangap tak
Persamaan diferensial orde dua yang mewakili
terhingga, dan deformasi aksial kolom diabaikan.
persamaan gerak dari sistem ini adalah:
Asumsi-asumsi ini menyederhanakan struktur
tersebut dari banyak derajat kebebasan menjadi
hanya satu derajat kebebasan di setiap lantainya.

MX t CX t KX t f X , X Mxg t (5)
Persamaan dinamik struktur yang terkena
beban gempa adalah:
KONTROL AKTIF STRUKTUR
Mx Cx Kx M 1 xg (1) Sistem kontrol pada struktur dapat dibagi
menjadi 3 bagian besar, yaitu sistem kontrol pasif,
Matrik M, C, dan K masing-masing adalah kontrol aktif, dan kontrol hibrid. Kontrol pasif tidak
matrik massa, redaman, dan kekakuan struktur. memerlukan energi dari luar, sedangkan kontrol aktif
Sedangkan vektor x, x , dan x masing-masing adalah memerlukan penambahan energi luar. Kontrol hibrid
percepatan absolut, kecepatan relatif dan merupakan gabungan dari kedua sistem kontrol
perpindahan relatif struktur. tersebut diatas. Pembahasan dalam tulisan ini akan
Matrik redaman struktur C diasumsikan difokuskan kepada mekanisme kontrol aktif dengan
mengikuti aturan Rayleigh yaitu: menggunakan tendon aktif. Suatu sistem kontrol
aktif mempunyai konfigurasi dasar seperti pada
C a 0 M a1K (2) Gambar 1 dibawah ini (Soong, 1989):
dengan matrik M dan K sama seperti yang telah
disebutkan diatas. Konstanta a0 dan a1 dihitung Sensor Pengontrol Sensor
menggunakan rumus:

a 2 1 (3) Aktuator

dengan adalah matrik yang berisi frekuensi natural


struktur yang dipangkatkan dan adalah vektor
Eksitasi Struktur Respon
koefisien redaman struktur. Struktur

STRUKTUR NONLINIER
Dalam bidang rekayasa sipil, hampir semua Gambar 1. Konfigurasi dasar sistem kontrol aktif
struktur memiliki sifat nonlinier, dengan tingkat pada struktur
nonlinieritas yang berbeda-beda. Selama ini
pembuatan model matematik suatu struktur Beberapa macam tipe kontrol struktur aktif
adalah sebagai berikut:

138 Kontrol Vibrasi Aktif Pada Struktur yang Mengalami .......................(Herlin D. Setio, dkk.)
Kontrol Closed Loop. Kontrol ini bekerja dengan elemen matrik Q dan R menentukan pemberat relatif
cara memonitor respon struktur secara terus dari masing-masing variable state dan masing-
menerus dan informasi ini digunakan untuk masing input gaya kontrol dalam prosedur
mengoreksi gaya kontrol yang diberikan secara minimisasi. Pemilihan nilai Q yang besar
terus menerus. menunjukkan bahwa prioritas dari sistem kontrol
Kontrol Open Loop atau disebut juga kontrol adalah untuk mereduksi respon sebesar-besarnya,
umpan maju adalah bila gaya kontrol ditentukan timbal baliknya adalah akan dihasilkan gaya kontrol
hanya berdasar gaya luar yang diukur. Untuk yang besar. Jika nilai R dipilih untuk memiliki nilai
struktur yang dibebani dengan eksitasi gempa yang besar dibandingkan dengan Q, berarti prioritas
dilakukan dengan mengukur percepatan gempa dari sistem kontrol adalah menghasilkan gaya kontrol
pada dasar struktur. yang besarnya tertentu (terbatas), untuk mereduksi
Kontrol Closed-Open Loop. Kontrol semacam respon secara optimal. Jadi pemilihan harga-harga
ini pada kasus dimana informasi respon struktur relatif Q dan R berarti menentukan hubungan timbal
dan gaya luar digunakan bersama-sama untuk balik (trade off) yang optimal antara tingkat reduksi
mendisain gaya kontrol. respon dengan besar energi untuk gaya kontrol yang
Dalam aplikasinya untuk kontrol struktur, diperlukan.
kontrol open loop dan closed-open loop tidak dapat
digunakan, karena riwayat waktu percepatan gempa
xg harus diketahui sebelumnya, dan hal ini tidak JARINGAN SARAF TIRUAN
Jaringan saraf tiruan (JST) merupakan suatu
mungkin dilakukan. Maka, sistem kontrol yang dapat
alat perhitungan, yang mengambil bentuk strukturnya
diaplikasikan untuk kontrol struktur adalah kontrol
seperti jaringan saraf pada makhluk hidup.
closed loop.
Perkembangan JST dimotori oleh keinginan untuk
Persamaan gerak sistem struktur n-DOF
nonlinier yang dibebani gempa xg t dan dikontrol
mengerti cara kerja otak biologis makhluk hidup dan
berusaha untuk menyerupai atau menyamai beberapa
dengan gaya U(t) adalah sebagai berikut: kelebihannya.

t CX t KX t X t M 1 x t HU t
MX
3
dendrit
g
soma sinapsis
(6) akson
Untuk kasus kontrol closed loop, maka gaya
kontrol dapat dihitung menggunakan rumus:
xi wij Merepresentasikan soma

U t R 1 B T Pt Z t G t Z t
1
(7)
2 Merepresentasikan
dendrit dan sinapsis
yj x w
i
i ij j
xj f yj
dengan G t G R 1 B T P
1
2
Merepresentasikan akson
Matrik P adalah matrik Riccati yang dihitung
dari persamaan:
Gambar 2. Model idealisasi neuron dari otak biologis
1
PA PBR 1 B T P A T P 2Q 0 (8)
2 Dari Gambar 2 (Fausset, L.).di atas dapat
0 I disimpulkan hal-hal berikut ini:
A
M C
dengan 1 1
(9) 1. Setiap neuron memiliki suatu aktivasi y j yang
M K
merupakan jumlah input yang datang lewat
0 koneksi dengan bobotnya.
B 1 (10) 2. Input suatu jalur tertentu adalah sinyal yang
M H datang xi dikalikan dengan bobot wij pada
X t koneksinya.
Z t (11)
X t
3. wij merepresentasikan sinapsis dan
mentransmisikan sinyal ke soma j .
Di dalam persamaan struktur yang terkena
beban dinamik dan gaya kontrol, pemilihan elemen-
dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 137 148 139
4. Sinyal yang keluar dari neuron j dihitung Dimana xcont t dan xuncont t masing-masing

sebagai x j f y j , dimana f y j adalah fungsi adalah defleksi pada lantai paling atas untuk struktur
yang terkontrol dan yang tidak terkontrol.
aktivasi y j pada neuron tersebut.
Jumlah prediksi dari neuroemulator beberapa
5. Model neuron tersebut juga mempunyai bias j . step ke depan, p , juga sangat berpengaruh terhadap
Suatu jaringan JST multi-lapis terdiri dari satu keakurasian gaya kontrol yang diperhitungkan.
lapisan input, satu lapisan output, dan mungkin Apabila p terlalu kecil, maka algoritma kontrol
beberapa lapisan tersembunyi. Lapisan tersembunyi tidak akan mampu untuk menghitung hasil yang
(hidden layer) ini memungkinkan JST untuk akurat. Apabila p terlalu besar, maka jumlah neuron
merepresentasikan dan menghitung gabungan yang yang dibutuhkan pada neuroemulator akan sangat
komplek antara pola input dan pola output. banyak, yang akan menyebabkan lamanya prosedur
Jaringan multi-lapis umpan maju secara tipikal latihan neuroemulator tersebut. Prosedur trial and
diperlihatkan pada Gambar 3. error dilakukan untuk menentukan besarnya p
tersebut.
Tujuan dari algoritma kontrol, seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya adalah untuk mencari
besar gaya kontrol yang optimal pada setiap step
waktu perhitungan untuk meminimalkan defleksi
Input Output pada lantai yang paling atas, dengan Persamaan 12
sebagai persamaan kendala. Fungsi objektif yang
harus diminimalkan tersebut dapat dituliskan
Lapis masukan Lapis Keluaran sebagai:

f u k dUC d C
Lapis tersembunyi
(14)
Gambar 3. Tipikal JST multi-lapis umpan maju
p

x
i 0
i , uncont t
Prosedur dasar untuk latihan JST adalah Di mana d UC (15)
p 1
sebagai berikut:
1. Mempropagasikan input hingga ke lapis output p
untuk mendapatkan nilai outputnya.
2. Membandingkan output aktual dengan nilai
x
i 0
i , cont t
dC (16)
output yang diharapkan, dan menentukan p 1
kesalahannya.
3. Menentukan arah (+ atau -) untuk mengubah Dengan dUC dan d C masing-masing adalah
setiap bobot untuk mereduksi kesalahan. rata-rata dari harga mutlak defleksi struktur pada
4. Menentukan besarnya perubahan untuk setiap lantai teratas beberapa step ke depan.
node. Persamaan kendala dibutuhkan agar algoritma
5. Mengoreksi bobot. genetika mencari solusi yang berada pada ruang
solusi saja. Hal ini dimaksudkan agar jumlah iterasi
yang dibutuhkan untuk mencapai titik solusi
ALGORITMA GENETIKA UNTUK optimum dapat dicapai dengan cepat. Algoritma
PERHITUNGAN GAYA KONTROL kontrol optimal dipakai untuk memperkirakan gaya
kontrol yang dibutuhkan.
Pada setiap step waktu, algoritma kontrol Seperti yang telah dibahas pada bagian
dijalankan untuk mencari gaya kontrol yang optimal sebelumnya, gaya kontrol yang dihitung
menggunakan prosedur iterasi. Prosedur iterasi ini menggunakan algoritma kontrol optimal tergantung
harus dilakukan untuk mencari gaya kontrol optimal pada bobot matrik Q dan R. Apabila bobot matrik Q
dengan kendala: dipilih jauh lebih besar daripada bobot matrik R,
maka tujuan kontrol dipilih untuk mereduksi respon
xcont t xuncont t (12) struktur sebanyak mungkin, yang akan menimbulkan
gaya kontrol yang sangat besar. Begitu juga
u k , max u k , j u k , max (13) sebaliknya, apabila bobot matrik Q dipilih jauh lebih
kecil daripada bobot matrik R, maka tujuan kontrol
dipilih untuk menghemat gaya kontrol sebanyak

140 Kontrol Vibrasi Aktif Pada Struktur yang Mengalami .......................(Herlin D. Setio, dkk.)
mungkin, yang menyebabkan respon struktur tidak memperoleh individu yang bernilai fitness lebih
berkurang secara signifikan. Hal ini dapat digunakan tinggi. Fungsi mutasi yang digunakan dalam
untuk memasukkan persamaan kendala pada optimasi gaya kontrol ini adalah sebagai berikut:
algoritma genetika dengan tujuan agar iterasi untuk


mencari gaya kontrol langsung berada pada daerah
solusi. Hal ini dituliskan dengan rumus berikut: \ u j , k ' u j , k u j , k , max u j , k h g
jika r1 2 3

0 u k , j max u k , j , max u k , max Jika Gt zt 0
u j , k ' u j , k u j , k u j , k , min h g
uk , j

min u k , max , u k , j , max u k , j 0 Jika Gt zt 0 jika r1 1 3 u j , k ' u j , k
(17)

Dengan: u k , j , max G t z t (18) jika 1


3 r1 2 3
h g r2 1 g g max
b
(19)

Dimana matrik Q dan R diambil dengan bobot


matrik Q jauh lebih besar daripada matrik R.
Algoritma genetika digunakan untuk Dimana u j , k ' adalah nilai variabel pada
menghasilkan solusi yang paling optimal dalam kromosom yang sama pada generasi berikutnya, r1
penghitungan gaya kontrol. Algoritma ini tidak dan r2 nilai yang dibangkitkan secara random pada
memerlukan perhitungan matrik-matrik yang interval 0 dan 1, g dan g max masing-masing adalah
berukuran besar, seperti halnya pada algortima generasi aktual dan generasi maksimum yang telah
kontrol optimal. Masalah optimasi dalam algoritma ditentukan sebelumnya.
genetika sangat dipengaruhi oleh beberapa hal
berikut ini:
Skema pengkodean menggunakan floating
Mulai
point digunakan dalam permasalahan gaya kontrol
ini, karena tidak membutuhkan jumlah gen yang
banyak, sehingga waktu penghitungan dapat lebih Bentuk populasi yang awal
cepat. Skema pengkodean ini bernilai angka real Pg

yang berkisar antara batas bawah dan batas atas dari


Hitung nilai ug
gaya kontrol seperti pada Persamaan 17. Populasi
inisial dalam optimisasi gaya kontrol ini dipilih
dengan nilai yang terdistribusi merata diantara batas Hitung nilai h yang baru
atas dan batas bawah gaya kontrol. Hal ini dilakukan
agar algoritma genetika dapat cepat konvergen.
Persamaan 14 adalah fungsi fitness yang Cek ya
Sto
Generasi
hendak dimaksimumkan dengan menggunakan p

algoritma genetika. Fungsi fitness ini adalah fungsi tidak


yang dipengaruhi oleh rata-rata defleksi pada lantai
Elitisme
paling atas struktur.
Nilai fitness yang sudah dihitung, harus
Mutasi
dirangking sedemikian rupa, dan dirubah nilai-
nilainya sesuai dengan rangking masing-masing
individu. Hal ini harus dilakukan agar solusi tidak Bentuk Populasi
Baru
cepat konvergen pada titik optimum lokal.
Pemilihan kromosom yang akan di-copy-kan
ke generasi yang baru, dilakukan secara proporsional
sesuai dengan nilai fitnessnya. Suatu metode seleksi
yang umum digunakan adalah roulette-wheel dimana Gambar 4 Flowchart perhitungan gaya kontrol
masing-masing kromosom menempati potongan
lingkaran pada roda roulette sesuai dengan nilai
fitnessnya. Nilai fitness yang digunakan adalah
fitness yang sudah diranking secara linier, seperti
yang dijelaskan sebelumnya. Individu-individu yang
terpilih, lalu dimutasikan dengan harapan untuk
dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 137 148 141
STUDI KASUS GEDUNG 10 LANTAI Frekuensi natural dan periode natural struktur, yaitu
untuk mode 1 dan mode 2 adalah
Ukuran kolom: 1 2.959 T1 2.122
Error! Objects cannot be created from editing rad sec detik
field codes.
4m 2 5.227 T2 1.2014
Error! Objects cannot be created from editing Untuk perhitungan gaya kontrol ini, digunakan
field codes. dua buah neuroemulator yang identik, untuk
memprediksi rata-rata respon struktur yang
4m terkontrol maupun yang tidak terkontrol.
Neuroemulator ini terdiri dari 26 input neuron yaitu
untuk data perpindahan struktur pada lantai teratas 3
4m
Gambar 5. Pemodelan struktur 10 lantai riwayat waktu sebelumnya, data percepatan gempa 3
riwayat waktu sebelumnya, dan gaya kontrol saat ini
Untuk menguji4 mteori ini dipilih suatu model dan 3 riwayat waktu sebelumnya untuk masing-
bangunan geser 10 lantai seperti yang terlihat pada masing aktuator. Yang membedakan antara
Gambar 5. Struktur tersebut adalah struktur beton neuroemulator untuk struktur terkontrol atau struktur
dan mempunyai massa yang 5 sama m untuk seluruh yang tidak terkontrol adalah input gaya kontrol saat
lantai. ini untuk masing-masing aktuator adalah 0 (nol)
Error! Objects cannot be created from untuk struktur yang tidak terkontrol, sedangkan
editing field codes. untuk struktur yang terkontrol, input inilah yang akan
Non-linieritas terjadi pada lantai 1, 4, 8 dengan dioptimalkan dengan menggunakan algoritma
koefisien non-linier 10 7 N m 4 . genetika. Semua perhitungan dilakukan secara
Koefisien redaman a0 = 0.189 dan a1 = 0.0122. numerik dengan mengambil berbagai macam beban
gempa sebagai gangguan luar pada struktur.

Gambar 6. Akselerogram El Centro

Gambar 7. Akselerogram Pacoima

Aktuator dipasang pada lantai 1, 3, 5, 7 dan 9 kN, 65 kN, 125 kN, dan 200 kN. Respon
dengan kapasitasnya masing-masing adalah 6 kN, 25 perpindahan dan percepatan pada lantai teratas pada

142 Kontrol Vibrasi Aktif Pada Struktur yang Mengalami .......................(Herlin D. Setio, dkk.)
struktur yang terkontrol akan dibandingkan dengan dan Gambar 7 untuk data latihan. El Centro dipakai
respon yang sama pada struktur tidak terkontrol. untuk mewakili gempa-gempa yang bersifat
Besaran-besaran algoritma genetika yang broadband, sedangkan gempa Pacoima dipakai
digunakan antara lain adalah jumlah populasi 100 karena mempunyai percepatan maksimum yang
individu, generasi maksimum adalah 15 generasi. besar.
Jumlah prediksi step ke depan untuk neuroemulator Hasil latihan emulator JST menggunakan data
adalah sebanyak 5 step. gempa El Centro dan Pacoima dapat dilihat pada
Pada Studi kasus ini dipilih data gempa El Gambar 8 sampai Gambar 12.
Centro dan Pacoima seperti terlihat pada Gambar 6

Gambar 8. Hasil latihan emulator dengan data gempa El Centro diamati pada selang waktu detik ke 15 - 28

Gambar 9. Perpindahan lantai teratas pada akibat gempa El Centro

Gambar 10. Perpindahan lantai teratas pada akibat gempa Pacoima

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 137 148 143
Gambar 11. Gaya kontrol lantai 9 akibat gempa El-Centro

Gambar 12. Gaya kontrol lantai 9 akibat gempa Pacoima

Perhitungan gaya kontrol dilakukan dengan diaplikasikan untuk mengontrol struktur 10 (sepuluh)
komputer AMD 1,8 GHz dengan menggunakan lantai yang identik dengan studi kasus pertama pada
program MATLAB 6.5. Waktu perhitungan rata-rata bab sebelumnya. Neurokontrol dilatih dengan
yang diperlukan untuk mendapatkan gaya kontrol menggunakan data-data struktur yang terkena gempa
optimal pada setiap step waktu (0.02 detik) adalah El Centro dan gempa Pacoima yang dihitung dengan
sekitar 6.7 detik. Dengan waktu perhitungan yang menggunakan algoritma genetika.
relatif lama ini, maka metoda kontrol optimal hanya Input neurokontrol adalah percepatan struktur
akan dipakai untuk mendapatkan data latihan pada di lantai teratas 3 (tiga) riwayat waktu sebelumnya,
pembentukan sistem Jaringan Syaraf Tiruan (JST) eksitasi gempa pada dasar bangunan 3 (tiga) riwayat
waktu sebelumnya, dan gaya kontrol pada masing-
masing aktuator 3 (tiga) riwayat waktu sebelumnya.
JST SEBAGAI NEUROKONTROL Input neuron sebanyak 21 buah. Lapisan tersembunyi
menggunakan 20 (dua puluh) neuron yang dibagi
Neurokontrol yang sudah terlatih, akan
menjadi dua lapisan, dan satu lapisan output dengan
digunakan untuk mengontrol struktur yang terkena 5 (lima) buah neuron yang merepresentasikan gaya
eksitasi gempa yang berlainan dengan data gempa
kontrol pada masing-masing aktuator. Skema
latihan. Data gempa yang digunakan adalah gempa neurokontrol untuk struktur 10 lantai tersebut
Kern County, gempa Northridge, gempa Lomaprieta,
digambarkan pada Gambar 13.
dan 300% gempa Meksiko. Neurokontrol akan

144 Kontrol Vibrasi Aktif Pada Struktur yang Mengalami .......................(Herlin D. Setio, dkk.)
Pengontrol

Z(t)

u1,k
data u2,k

uj(t) ur,k

xg (t )

Gambar 13 Skema neurokontrol untuk struktur

Gambar 14. Hasil latihan neurokontrol menggunakan gempa El Centro Centro diamati
pada selang waktu detik ke 41 47

Gambar 15. Hasil latihan neurokontrol menggunakan gempa Pacoima Centro diamati
pada selang waktu detik ke 20 - 25

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 137 148 145
Gambar 16. Riwayat waktu perpindahan lantai teratas akibat gempa Kern County

Gambar 17 Riwayat waktu perpindahan lantai teratas akibat gempa Northridge

Gambar 18. Riwayat waktu perpindahan lantai teratas akibat gempa Lomaprieta

146 Kontrol Vibrasi Aktif Pada Struktur yang Mengalami .......................(Herlin D. Setio, dkk.)
Gambar 19. Riwayat waktu perpindahan lantai teratas akibat gempa 300% Meksiko

Gambar 20. Riwayat waktu gaya kontrol lantai 9 akibat gempa Kern County

Gambar 21. Riwayat waktu gaya kontrol lantai 9 akibat gempa Northridge

dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 137 148 147
Gambar 22. Riwayat waktu gaya kontrol lantai 9 akibat gempa Lomaprieta

biasanya hanya bagus untuk masalah-masalah


Dari Gambar 14 Gambar 22, dapat dilihat tertentu saja.
bahwa dengan menggunakan neurokontrol, struktur 4. Sistem jaringan saraf tiruan dapat memahami
bangunan 10 lantai yang terkena gempa dapat karakteristik struktur baik yang linier maupun
tereduksi responnya secara signifikan. Dari hasil nonlinier dengan cukup baik JST yang didesain
latihan menggunakan data gempa El Centro dan dengan tepat akan mempunyai kemampuan yang
Pacoima, terlihat bahwa neurokontrol belum dapat baik dalam memetakan input-output suatu
memprediksi gaya kontrol dengan cukup akurat, hal sistem.
ini dikarenakan jumlah neuron yang digunakan pada
lapisan tersembunyi masih terlalu sedikit. Meskipun
begitu, neurokontrol ini sudah mempunyai DAFTAR PUSTAKA
kemampuan memetakan input dan output yang
cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan Chang, C.C., Yang, H.T.W., (1995), Control of
kemampuannya mereduksi respon struktur yang Building Using Active Tuned Mass Dampers,
terkena gempa-gempa yang bukan data gempa Journal of Engineering Mechanics, ASCE,
latihan. Reduksi perpindahan struktur di lantai yang 121(3), pp. 355-366.
teratas berkisar antara 28 62%. Fausett, L. (1994), Fundamentals of Neural Network:
Architectures, Algorithms, and Application,
Prentice Hall, New Jersey.
KESIMPULAN Jiang, Xiaomo (2005), Dynamic Fuzzy Wavelet
Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, Neural Network for System Identification,
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Damage Detection and Active Control of
1. Respon dinamik struktur dapat direduksi secara Highrise Buildings, The Ohio State University.
signifikan dengan menggunakan kontrol aktif Setio, H.D., Halim, Budi, S., Gunawan, Tommy,
yang dihitung memakai metoda algoritma Setio, S. (1999), Studi Eksperimental Kontrol
genetika dan jaringan saraf tiruan. Aktif Struktur dengan Menggunakan Jaringan
2. Proses perhitungan gaya kontrol yang Saraf Tiruan, Prosiding Konferensi Nasional
memerlukan waktu lama dengan menggunakan Rekayasa Kegempaan, ITB, hal. VII-1. 4-5
algoritma genetika dapat dipersingkat dengan November.
penerapan JST sebagai neurokontrol. Setio, H.D., Setio, S. (2003), Experimental
3. Faktor penting dari keberhasilan aplikasi Simulation of Active Mass Damper of Two
algoritma genetika adalah dalam pencarian Storey Building Structure Using Artificial Neural
operator-operator dan juga besaran-besaran yang Network, Pan-Pacific Symposium for
harus sesuai. Metoda algoritma genetika sangat Earthquake Engineering, NIED, Japan.
bagus dalam permasalahan optimisasi, namun Soong T.T. (1989), Active Structural Control:
dalam aplikasinya dibutuhkan waktu yang sangat Theory and Practice, Longman Scientific &
panjang, baik untuk waktu perhitungannya, Technical, New York.
pencarian operator genetika yang sesuai, maupun Yang, J.N., long, F.X., Wong, D. (1999), Optimal
untuk pencarian besaran-besaran yang sesuai. Control of Nonlinear Structures, Journal of
Hal ini dikarenakan adanya bermacam-macam Applied Mechanics, 55(4), pp. 931-938.
tipe operator dimana masing-masing operator

148 Kontrol Vibrasi Aktif Pada Struktur yang Mengalami .......................(Herlin D. Setio, dkk.)

Das könnte Ihnen auch gefallen