Sie sind auf Seite 1von 6

313

PENYULUHAN KEHUTANAN PARTISIPATIF

Participative Forestry Extension

M. Asar said Mahbub

Abstract

Participative extension is an extension model that involves farmers in the


whole process of decision making.

Extension officers have several functions such as to strengthen the ability


and the potency of the farmers, to improve their agricultural management,
and to utilize the forest by involving them at the beginning stage of the
study (from data collection, analysis, identification, planning, organization,
implementation, monitoring, and evaluation, until the reporting activity).

To increase the outcome, we need to held the course for the forestry
extension officers and the farmers as target groups regularly.

Keyword: Extension, Farmers, Participative

A. Pendahuluan penetapan berbagai ketetapan atau


prinsip-prinsip dasar dalam
Pengelolaan kawasan hutan penyelengaraan Penyuluhan
yang lestari disertai dengan Kehutanan serta peningkatan
peningkatan fungsi-fungsinya dapat pengetahuan dan kemampuan para
terwujud, apabila dalam penyuluh kehutanan.
pelaksanaannya didukung oleh Masyarakat yang menjadi
adanya partisipasi aktif oleh seluruh sasaran Penyuluhan Kehutanan
masyarakat dan instansi terkait diharapkan dapat berperilaku positif
lainnya. dan berpartisipasi aktif,
Khusus mengenai peranserta mengembangkan diri baik dalam hal
aktif dari masyarakat, dapat terealisir ilmu pengetahuan, kecakapan, sikap,
apabila mereka mengetahui dan dan motif tindakannya khususnya
sadar, serta peduli terhadap ekstensi terhadap hutan, kehutanan dan
kawasan hhutan bagi dirinya, bagi lingkungan hudup pada umumnya.
bangsa dan bagi negaranya. Partisipasi masyarakat akan
Untuk mencapai kondisi tumbuh apabila masyarakat dijadikan
tersebut, diperlukan upaya gerakan subjek pembangunan dalam artian
memasyarakatkan cinta hutan dan dijadikan sebagai pihak yang
peduli lingkungan serta ekstensinya, berkeprntingan dan pengambil
melalui kegiatan penyuluhan keputusan dalam berbagai aspek
kehutanan yang didukung oleh pembangunan kehutanan sejak
perencanaan penyuluhan yang perencanaan, pelaksanaan,
mantap dan berkesinambungan. pengamanan, pemanfatan hasil serta
Dalam rangka meningkatkan berparan sebagai mitra pihak-pihak
peran dan fungsi Penyuluhan yang melakukan monitoring dan
Kehutanan tersebut, berbagai upaya evaluasi.
telah dan akan dilakukan, antara lain:

Jurnal Hutan dan Masyarakat,2(3): 313-318


314

Untuk menciptakan kondisi C. Beberapa Prinsip Dasar Untuk


partisipasi aktif masyarakat pada Menysun Strategi Pelaksanaan
kegiatan pembangunan kehutanan 1. Belajar dari Masyarakat
diperlukan adanya gerakan Hakekat kegiatan
penyuluhan kehutanan partisipatif. Penyuluhan Kehutanan
Diharapkann dari Penyluhan menyebarluaskan adalah
Kehutanan yang partisipatif tersebut informasi yang berkaitan
akan ter cipta suasana penyuluhan dengan upaya peningkatan
yang kondusif,karena antara produktivitas, pendapatan
masyarakat sebagai sasaran dan perbaikan kesejahteraan
penyuluhan dan penyuluh kehutanan masyarakat dari pemanfaatan
sebagai penyampai pesan, inovasi hutan secara lestari. Hal ini
dan teknologi akan bekerja sama dan dapat dipahami oleh
berperan serta. masyarakat apabila terjadi
komunikasi yang baik,
B. Pengertian kesalingpercayaan antara
Penyuluhan partisipatif petani dan penyuluh, serta
adalah model penyluhan yang masyarakat menyadari bahwa
melibatkan para petani pada mereka merupakan salah
keseluruhan proses pengambilan satu dari trilogi pemanfaatan
keputusan mulai dari pengumpulan hutan yaitu: petani,
dan analisis data, identufikasi penyuluh/aparat dan hutan.
masalah, analisa kendala dan Pemanfatan oleh
penerapan, pemantauan dan masyarakat banyak
evaluasi. menggunakan kearifan
Peran penyuluh dalam hal ini tradisional dan cara-cara
adalah memperkuat kemampuan- yang memang sudan
kemampuan dan potensi para petani terpercaya dan teruji mampu
untuk memperbaiki uasaha mereka menyelasaikan permasalahan
dalam mengelola uasaha tani dan dalam pemanfaatan lahan
memanfaatkan hutan. hutan oleh petani. Cara-cara
Pendekatan penyuluhan dan kearifan tradisional
partisipatif dapat dilakukan dengan tersebut dapat dijadikan
petani secara perorangan maupun pelajaran berharga oleh
kelompok. Dalam pelaksanaannya, penyuluh. Penyuluh belajar
penyuluhan partisipatif ini diarahkan dari masyarakat dan tidak
kepada masyarakat yang tingkat melalui mengajari masyarakat
pengetahuannya telah maju. .
Sedangkan untuk masyarakat yang 2. Orang Luar (Peneliti,
tingkat pengetahuannya rendah, Penyuluh, Petugas)
penyuluhan dilaksanakan dengan Sebagai Fasilitator
pendekatan kovensional seperti Masyarakat Sebagai Pelaku
sistem latihan dan kunjungan (LAKU) sikap rendah hati,
Penyuluhan oartisipatif mau belajar dari masyarakat
terutama diterapkan pada penyulah dan menempatkan
dengan materi-materi yang bersifat masyarakat sebagai nara
pengembangan teknologi terapan sumber adalah langkah bijak
atau dalam upaya transformasi dan arif yang selayaknya
teknologi kepada petani. dianut oleh penyuluh.
Penyuluh hanya bertindak
sebagai fasilitator dengan
memberikan arahan dan
pandangan yang mengarah
pada pengambilan keputusan

Jurnal Hutan dan Masyarakat,2(3): 313-318


315

yang demokratis dan seperti itu dapat melahirkan


disepakati oleh semua pihak. program yang hanya
3. Saling Belajar dan Berbagi memenuhi kepentingan suatu
Pengalaman golongan tertentu dan tidak
Walaupun ada didukung oleh masyarakat
pengakuan atas pengalaman secara umum. Oleh karena
dan pengatahuan tradisional itu, untuk mencegah bias dan
masyarakat bukan berati memperoleh dukungan
masyarakat selamanya benar masyarakat luas, maka dalam
dan dibiarkan tidak berubah. kegiatan PRA harus
Demikian juga, pengetahuan melibatkan semua golongan
modern yang diperkenalkan dan mewakili berbagai
oleh orang luar tidak selalu wilayah desa.
dapat memecahkan masalah Pelibatan ini juga
mereka. Oleh karena itu harus mengambarkan apa
antara pengalaman dan tugas mereka (hak dan
pengetahuan orang luar kewajibannya) secara rinci
saling melengkapi dan sama dan diasosiasikan kepada
pentingnya. masyarakat.
4. Informal 6. Menghargai Perbedaan
Karena kegiatan Kegiatan penyuluhan
Penyuluhan Kehuatanan partisipatif selalu mencoba
adalah pendidikan non formal melihat sejumlah variasi
yang tidak terikat pada absen, informasi dan masalah, bukan
kurukulum dan tempat, maka memberikan hasil atau nilai
kegiatan Penyuluhan rata-rata. Variasi informasi
Kehutanan dapat dilakukan di dan masalah ini kemudian
mana saja, sifatnya luwes, diorganisir dan diurutkan
terbuka dan tidakmemaksa. prioritasnya oleh masyarakat
Situasi seperti ini akan sendiri sebagai pemiliknya.
menimbulkan hubungan yang 7. Pengujian dan Pemeriksaan
akrab sehingga orang luar Ulang
(penyuluh) akan berproses Keseluruhan rencana
masuk dan diterima sebagai kegiatan Penyluhan
anggota kelompok diskusi. Kehutanan diperiksa dan diuji
Prisip utama yang kebenarannya dengan
harus dipegang oleh menyandarkan pada:
Penyuluhan Kehutanan penggunaan variasi dan
menyikapi sistem informal ini berbagai teknik partisipatif,
adalah: pertemuan yang menggali berbagai jenis
dilakukan harus tepat sumber informasi dan tim
waktunya dan tepat penilai yang multidisiplin.
tempatnya. 8. Mengoptimalkan Hasil
5. Keterlibatan Semua Pelaksanaan
Anggota Kelompok kegiatan PRA memerlukan
Masyarakat waktu, tenaga, nara sumber,
Kekeliruan yang pelaksan yang terampil dan
sering dibuat adalah partisipasi warga masyarakat
menganggap bahwa yang keseluruhannya
pimpinan formal, tokoh-tokoh memerlukan dana/biaya.
masyarakat atau kelompok Pengoptimalan dilakukan
tertentu dalam masyarakat dengan mengkaji hal-hal yang
dapat mewakili seluruh dianggap penting dan
masyarakat. Kekeliruan mendekati kebenaran.

Jurnal Hutan dan Masyarakat,2(3): 313-318


316

9. Belajar dari Kesalahan penyuluhan yang akan


Pengalaman adalah diorganisir.
guru yang paling baik dan 3. Terjalinnya hubungan
kesalahan adalah guru yang yang baik dengan pusat-
paling bijak merupakan pusat penelitian untuk
prinsip arif yang perlu dilakoni mendapatkan solusi
oleh masyarakat dan permasalahan yang
penyuluh. Karena dari dihadapi petani di dalam
pengalaman dan kesalahan, memanfaatkan hutan.
penyuluh dan masyarakat 4. Adanya sistem kerja
akan menyadari kekurangan Penyuluh Kehutanan yang
dan kemampuannya. ditetapkan sehingga
10. Orientasi Praktis penerapan inovasi dapat
Masyarakat butuh dilaksanakan oleh petani
inivasi yang praktis, ekonomis secara
dan mudah dilaksanakan. berkesinambungan.
Mereka butuh pengetahuan 5. Adanya hubungan
yang optimal, bukan semua koordinasi dengan
informasi. Prinsipnya adalah kegiatan-kegiatan bidang
perkiraan yang tepat akan penyuluhan yang lain. Hal
lebih baik daripada ini sangat penting untuk
kesimpulan yang tepat tetapi diperhatikan mengingat
salah. adanya kemungkinan
11. Berkesinambungan berlangsung suatu
Penyuluhan kegiatan penyuluhan pada
Kehutanan bersifat terus- waktu dan tempat yang
menerus, Karena itu dinamika sama bagi petani oleh
yang terjadi harus terus beberapaunit kegiatan
dipantau dan dikembangkan penyuluhan. Agar
sesuai dengan perubahan program penyuluhan
dan perkembangan baru di dapat saling diketahui
dalam masyarakat. oleh instansi atau unit
D. Pengorganisasian Pelaksanaan kerja penyuluhan yang
Untuk melakukan terdapat disuatu desa
pengorganisasian penyuluhan atau daerah, maka perlu
partisipatif, tedapat beberapa adanya komunikasi antar
hal yang perlu unit kerja penyuluhan
dipertimbangkan, antara lain: yang satu dengan unit
1. Adanya Penyuluh kerja penyuluhan yang
Kehutanan yang lain.
profesional untuk 6. Adanya sistem monitoring
melaksanakan tugas- yang memadai untuk
tugas di lapangan secara mengetahui hasil
berkala. pelaksanaan kegiatan
2. Terdapatnya pelayanan penyuluhan, kendala-
penyuluhan di berbagai kendala serta informasi
tingkatan guna lainnya.
memudahkan koordinasi 7. Adanya organisasi
dalam pendekatan kelompok tani yang
hubungan antara pusat- efisien dan efektif.
pusat penelitian atau
sumber inovasi yang lain
yang pelayanan

Jurnal Hutan dan Masyarakat,2(3): 313-318


317

E. Pelaksanaan yang meliputi: tahap-tahap


kegiatan, penggunaan teknologi,
Pelaksanaan kegiatan pencapaian target, partisipasi
penyuluhan partisipatif anggota kelompok serta dampak
meliputi empat tahap yaitu: pelaksanaan kegiatan.
1. Membuat rancangan Kegiatan pelaporan
teknologi,Dalam membuat dilakukan oleh Penyuluh
rancangan teknologi harus Kehutanan secara berkala
memperhatikan hal-hal dengan mencantumkan hal-hal:
seperti: a) masalah yang suasana partisipatif dalam
mendasar, yang jika kelompok sewaktu melaksanakan
dipecahkan maka lain pun pekerjaan, gambaran pelaksaan
tidak terpecahkan, b) fisik lapangan serta perhatian,
masalah sebenarnya luas dan minat anggota masyarakat di luar
dirasakan banyak orang, c) kelompok terhadap kegiatan yang
masalah yang bias dilaksanakan.
dipecahkan dengan sumber
daya terjangkau G. Penutup
Melalui upaya penyuluhan
2. Penjadwalan dan kehutanan yang partisipatif
pembagian tugas, Dalam diharapkan program Penyuluhan
pelaksanaan tugas, sedapat Kehutanan akan menjadi tulang
mungkin diarahkan pada punggung dan ujung tombak
kelompok sasaran untuk keberhasilan kegiatan
diberi tugas dan tanggung pembangunan kehutanan. Untuk
jawab yang besar, sehingga itu diperlukan pelatihan-pelatihan,
penyuluh hanya berperan baik pelaku penyuluhan
sebagai fasilitator saja. kehutanan maupun masyarak
sebagai kelompok sasaran
3. Pembinaan, Selama model
dan teknik penyuluhan
sedang dibangun atau DAFTAR PUSTAKA
sedang berlangsung perlu
diamati secara seksama dan Suhardiyono, L. 1992. Penyuluhan,
diberikan petunjuk untuk Petunjuk Bagi Penyuluh
kelancaran penyelenggaraan Pertanian, Erlangga, Surabaya.
penyuluhan.
Mardikanto, Totok, dkk. 1996.
F. Monitoring dan Evaluasi Penyuluhan Pembangunan
Pelaporan Kehutanan, Kerjasama Pusat
Penyuluhan
Perkembangan atau KehutananDeparteman
kemajuan kegiatan Penyuluhan Kehutanan RI dengan
Kehutanan partisipatif secara Fakultas Pertanian
berkala dipantau Penyuluh Universitas sebelas Maret
Kehutanan atau atasan penyuluh. Surakarta. Jakarta
Setiap masalah yang timbul
dibahas bersama dengan Mahbub, Asar Said, 2000. Metode
kelompok tani untuk mencari Penyuluhan Kehutanan,
solusi. Bahan Kuliah Metode
Kegiatan evaluassi Penyuluhan Kehutanan,
dilakukan dengan Jurusan Kehutanan Fakultas
membandingkan antara rencana, Pertanian dan Kehutanan
target serta realisasi yang ada Universitas Hasanuddin

Jurnal Hutan dan Masyarakat,2(3): 313-318


318

Makassar, tidak
dipublikasikan. Sekretariat Bantuan Penghijauan dan
Reboisasi Pusat. 1999.
Sekretariat Bantuan Penghijauan dan Petunjuk Teknis Penyuluhan
Reboisasi Pusat. 1999. Partisipatif, Jakarta.
Pedoman Pelaksanaan
Pengkajian Partisipatif
Penghijauan Desa, Jakarta.

Diterima 7 Oktober 2007

M. Asar said Mahbub


Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan Kehutanan,
Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin,
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245
Telp./Fax. 0411-585917 Indonesia

Jurnal Hutan dan Masyarakat,2(3): 313-318

Das könnte Ihnen auch gefallen