Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Menurut Erikson masa dewasa awal adalah masa yang tepat untuk memilih
pasangan hidup, dan penampilan merupakan daya tarik terpenting dalam mencari
calon pasangan hidup tersebut. Jika pada masa ini seorang individu terutama wanita
mengalami obesitas, yaitu suatu keadaan yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana
terjadi kelebihan jumlah lemak tubuh, maka hal ini dapat menimbulkan suatu masalah
yang berhubungan dengan penampilan yang dapat mengurangi daya tarik fisik
seseorang. Kondisi tersebut seolah - olah menutup kemungkinan bagi wanita yang
mengalami obesitas untuk mendapatkan perhatian dan dipilih pria menjadi
pasanga1n, sehingga hal ini dapat memungkinkan timbulnya kecemasan bagi yang
mengalaminya. Kecemasan sendiri diartikan sebagai suatu emosi yang tidak
menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti "kekhawatimn,"
"keprihatinan," clan "rasa takut," yang kadang - kadang kita alami dalam tingkat yang
berbeda - beda. Dengan latar belakang tersebut maka dilakukanlah sebuah penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui gambaran ker.emasan wanita dewasa awal yang
mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya dan mengetahui macam -
macam bentuk kecemasan yang seseorang yang mengalami obesitas dalam memilih
pasangan hidupnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara
dan observasi. Penelitian ini dilakukan pada 3 orang subyek dengan karakteristik
yaitu wanita dewasa awal yang berumur 21 - 30 tahun, mengalami obesitas dan
belum menikah. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada dua orang1 subyek
yang mengalami kecemasan yang dilihat berdasarkan komponen - komponen
kecemasan secara kognitif, motorik, somatik dan afektif. Selain itu dalam penelitian
ini juga didapatkan bahwa satu subyek yang tidak mengalami kecemasan dikarenakan
subyek tersebut telah memiliki pacar yang akan dijadikannya sebagai calon pasangan
hidupnya nanti. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada penelitian berikutnya,
perlu kiranya peneliti memperhatikan juga variabel lainnya seperti : usia, maupun
jumlah subyek. Peneliti juga sebaiknya lebih selektif dalam mencari subjek
mengingat tema yang diangkat merupakan tema yang semsitif bagi sebagian orang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Masa dewasa awal merupakan salah satu tahapan yang ada dalam rentang
kehidupan manusia. Masa ini dimulai ketika seorang individu mencapai usia 21-40
tahun (Nihayah dkk, 2006), yang oleh Erikson (dalam Santroki,1995) disebut dengan
menggambarkan keintiman sebagai penemuan diri sendiri pada diri orang lain namun
kehilangan diri sendiri. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan
relasi akrab yang intirn dengan orang lain maka keintirnan akan dicapai dan jika tidak
akan terjadi isoiasi, atau yang disebut Erikson (dalaln Hurlock, 1980) dengan "klrisis
isolasi" yaitu masa kesepian karena terisolasi dari kelompok sosial. Banyak sekali
masalah-masalah yang dihadapi oleh dewasa awal ini seperti di antaranya obesitas,
diet, narkoba dan merokok (Dariyo, 2003). Salah satu maSi:llah yang berhubungan
dengan penampilan fisik dan dirasakan sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan
adalah masalah obesitas, yang menurut Kaplan et al, (1993) diartikan sebagai
dimana terjadi kelebihan jumlah lemak tubuh. Obesitas ini banyak dialami oleh
hampir seluruh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi, obesitas
biasanya lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria (Atkinson,
1999).
2
Kenyataan yang menunjang bahwa perempuan lebih mudah mengalami
obesitas disebabkan karena fase hidup wanita yang berbeda dari pria. Kekurnngan
gizi saat dalam kandungan, haid dini, berat badan yang berlebihan ketika hamil, dan
lebih rentan terhadap obesitas (Perempuan rentan obesitas, 2002). Selain lebih rentan
terhadap obesitas, wanita pun lebih banyak mengalami kecemasan daripada laki-laki.
dikarenakan wanita selalu ingin tampil cantik dan menarik perhatian di depan semua
laki-laki. :Selain itu, wanita mempunyai perasaan lebih sensitif terhadap isu-isu yang
karena dianggap tidak ideal dan cenderung pemalas sehingga individu yang
masyarakat tersebut. Karena dalam suatu masyarakat di mana tubuh kurus disamakan
2004). Dengan kata lain, bentuk tubuh menjadi ukuran di masyarakat untuk
mengatakan cantik atau tidaknya seseorang. Hal ini dapat dilihat dari berbagai media
tertentu seperti produk kecantikan, penurunan berat badan dan sebagainya. Selain itu,
media massa melalui sarananya juga mempengaruhi lelaki dan perempuan dalam
3
menampilkan kecantikan dan ketampanannya, sekaligus mempengaruhi penilaian
jutaan dollar untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan lainnya guna menurunkan
berat badan (Atkinson, 2004). :Selain itu mereka juga rela melakukan olah raga yang
melelahkan dan melakukan tindakan medis seperti sedot lemak agar dapat meraih
memberikan konsekuensi yang kurang menyenangkan dalam aspek sosial, fisik dan
psikologis. Dalam aspek sosial wanita obesitas cenderung diabaikan dan mengalami
diskriminasi, baik dalam pekerjaan maupun hubungan interpersonal. Tetapi ada juga
memiliki pekerjaan dan pasangan hidup yang sesuai. Hal ini telah dibuktikan oleh
beberapa artis ibukota seperti Pretty Asmara dan Dewi Hughes. Mereka dapat tampil
dengan perc:aya diri seh~ma mereka bisa mendapatkan pekerjaan dan pasangan
hidup yang sesuai. Dalam aspek fisik, orang obeis mempunyai kesulitan dalam
berbagai kegiatan sosial, juga pengeluaran biaya sehari-hari untuk pakaian dan
4
psikologis seperti rasa rendah diri, depresi, putllls asa, bahkan sampai
overkompensasi atau mencari kelemahan orang lain atau agresif terhadap lingkungan
untuk menutupi kekurangan diri sencliri dan secara medis orang yang obesitas lebih
Pada dasamya tidak ada seorang pun yang menginginkan mempunyai berat
badan yang berlebihan, hal ini salah satunya disebabkan karena gaya hidup yang
makanan dan berakibat buruk terhadap tubuh. Apalagi gaya hidup pada masa dewasa
awal ini sangat mempengaruhi perubahan fisik, jarang berolah raga dan tidak
mengikuti pola makan yang sehat dapat memberikan dampak yang kurang baik pada
fisik orang dewasa (Nihayah dkk. 2006). Selain masalah-masalah yang dihadapi oleh
dewasa awal, seorang individu dewasa awal juga harus mernenuhi tugas-tugas
pasti terdapat banyak rnasalah, terutarna pada rnasa dewasa awal yang rnerupakan
masa-rnasa tersulit dalam hidup, karena ia rnulai rnenyesuaikan diri, merniliki pola-
pola kehidupan yang barn, dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock, 1980). Ketika
atau telah memasuki jenjang karir dalam pekerjaannya, maka tugas perkernbangan
selanjutnya adalah menikah. Dalam hal ini, seorang individu dituntut harus memilih
5
pasangan hidup yang sesuai dengan kriterianya. Masa dewasa awal ini rnerupakan
Dalarn masyarakat yang maju, usia tidak rnenjadi standar tingkah laku
tingkah laku yang sesuai untuk usia-usia tertentu (Monks, 2002). Jadi jika pada usia
dewasa awal ini seorang individu belum juga mendapatkan pasangan hidup yang
sesuai, maka sebagian masyarakat menganggap bahwa individu tersebut telah gagal
dalam rnendapatkan pasangan hidup. Pemilihan pasangan hidup ini dimulai melalui
proses hubungan yang intim dan akrab terhadap lawan jenis yang telah dibinanya
pada masa remaja atau sebelumnya. Menurut Erikson (dalam Papalia et al.,2002)
membentuk komitmen pribadi yang dalam dengan orang lain. Kemampuan untuk
tergantung pada identitas diri yang dibentuk pada masa remaja. Saat mereka mulai
merasa aman dengan identitas mereka, mereka akan mampu membentuk hubungan
intim, baik dengan diri mereka sendiri maupun dengan orang lain. Pada saat ini,
kehidupan mereka sendiri. Apabila mereka tidak mampu atau takut untuk membentuk
hubungan yang intim karena ketakutan akan kehilangan identitas. maka mereka dapat
6
Dengan kata lain isolasi terjadi apabila seorang individu di masa awal tidak
maka proses pemilihan pasangan yang sesuai dengan kriteria dapat dimulai.
keputusan untuk menikah. Hubungan pacaran yang dilakukan ketika remaja pun
dapat berlanjut hingga dewasa, tahap ini penting karena untuk memilih pasangan
hidup perlu mendalami karakter dari pasangannya, sehingga seorang individu dapat
menilai dan memilih siapa orang yang tepat yang akan dijadikan calon pasangan
hidupnya. Semua orang berlomba-lomba untuk memilih pasangan hidup yang sesuai
dengan kriterianya. Namun. obesitas dapat menjadi suatu kendala dalam proses
pencarian tersebut yaitu ketika seorang individu dewasa awal ingin memenuhi tugas-
merupakan salah satu hal yang dijadikan patokan untuk menilai seseorang, melalui
interpersonalnya. Akan tetapi ketika figur ideal dan aktual tidak sesuai maka yang
terjadi adalah timbulnya rasa tidak percaya diri alam setiap penampilan, merasa
kesulitan dalam mencaii pakaian yang pas dan cocok, sehingga pada akhimya
mereka memiliki pandangan yang negatif terhadap dirinya karena memiliki bentuk
7
Kecemasan sebenamya adalah hal yang normal walaupun terkadang
membingungkan, karena kita sendiri tidak mengetahui mengapa kita mengalami hal
tersebut sehingga membuat kita merasa putus asa dalam menghadapinya. Hal-hal
seperti ini jika dibiarkan terus menerus akan menjadi sesuatu yang berbahaya,
dalam tingkat yang berbeda--beda. Kecemasan yang terjadi bisa dalam bentuk yang
Kecemasan super ego atau kecemasan eksistensial yaitu kecemasan khusus mengenai
"diri sendiri", tubuh dan kondisi psikis sendiri; (2) Kecemasan Neurotis, yaitu
pembelaan diri yang negatif, banyak disebabkan oleh perasaan- perasaan bersalah
neurotis ini biasanya orang seringkali menggunakan obat penenang dan (3)
Kecemasan psikotis, yaitu kecemasan karena merasa terancam hidupnya, dan kacau
disorganisasi psikis. Berdasarkan hasil studi yang dipimpin oleh Simon (2007) dari
yang berada di Pacific Northwest ini meneliti lebih dari 9 ribu orang dewasa.
8
Hasilnya sekitar 25 persen orang gemuk lebih sering mengalami rasa cemas yang
berlebihan dan mood (suasana hati) yang tak stabil, dibanding orang dengan berat
badan normal. Selain itu ada juga penelitian terbaru yang membantu menegaskan
yang membuktikan bahwa rnemang ada hubungan antara pertumbuhan berat badan
dan gangguan mental," papar Dr. Susan Mc Elroy, seorang professor psikiatri di
University of Cincinnati dan editor panduan buku acuan obesitas dan gangguan
mental. Studi ini didasarkan survei nasional pada sekitar 9.125 orang dewasa yang
menjalani interview kesehatan mental yang dilengkapi catatan ukuran berat dan tinggi
badan partisipan. Sekitar seperempat dari seluruh partisipan masuk dalam kategori
obesitas, sekitar 22 persen dari mereka mengalami gangguan mood (seperti depresi
dan rasa cemas berlebihan) dibanding 18 persen partisipan yang tak mengalami
obesitas.
harga diri yang rendah, depresi, kecemasan sosial dan menarik diri, serla mengalami
disfungsi sosial. Semua individu pasti sangat menginginkan masa depannya bahagia.
Hal itu tidak terlepas dari kondisi yang berada di sekitamya, perasaan dan juga
dengan semangat, akan tetapi jika ia berpikir negatif maka ia akan melihat masa
9
disadari dengan siapapun berinteraksi kita pasti akan mengalami kecemasan. Dalam
penelitian ini akan dibahas mengenai masalah obesitas yang dirasakan sebagai
kondisi yang kurang menyenangkan khususnya pada wanita dewasa awal. Karena
selain dikaitkan dengan penampilan fisik yang kurang menarik. wanita yang
mengalami obesitas sering rnendapatkan penilaian negatif dari masyarakat dan hal ini
pencarian fiasangan hidup. Didasarkan pada latar belakang yang peneliti ungkapkan
berikut
10
1. Untuk mengetahui peran obesitas terhadap kecemasan pada wanita dewasa
awal.
dan utuh mengenai gambaran kecemasan pada wanita dewasa awal yang
Penelitian ini ingin memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis dalam
11
cemas sehingga dapat terbentuk kemantapan emosi dalam memilih
pasangan hidupnya.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang berlkaitan dengan judul
dalam memilih pasangan hidup. Pada bab ini diakhiri dengan kerangka berpikir.
"keprihatinan," dan "rasa takut." yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat
tidak jelas, yang difus atau baur. dlan mempunyai ciri yang mengazab pada
seseorang. Ditambahkan pula oleh Meyer & Salmon (1948) yang mendefinisikan
13
menyedihkan, ketakutan, keprihatinan dan meningkatnya perasaan psikologis
seseorang.
mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan re1rsebut, rasa takut kekhawaliran
kronis pada tingkat ringan, kekhawatiran atau ketakutan yang kuat dan meluap-
luap, dan satu dorongan sekunder mencakup suatu reaksi penghindaran yang
kecemasan sebagai suatu perubahan suasana hati, perubahan di dalam diri sendiri
fang timbul dari dalam tanpa adanya perangsangan dari luar. Selain itu,
kecemasan juga dipakai untuk menunjukkan suatu respons emisionil yang tidak
menyenangkan dan dalam derajat yang berlebih-lebihan dan tidak sesuai dengan
keadaan yang menimbulkan rasa takut. Sementara itu Kaplan dkk (dalam Fausiah
tertentu yang mengancam, dan merupakan hat yang normal terjadi menyertai
serta dalam menentukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan memiliki
yang tidak jelas dan tidak menyenangkan (Davidson & Nealen, 2001 ).
Kecemasan seringkali diserlai dengan gejala fisik seperti sakit kepala, jantung
14
berdebar cepat. dada terasa sesak, sakit perut, tidak tenang dan tidak dapat duduk
tidak menyenangkan yang hampir tidak bisa ditahan. Menurut Dafidoff (1981),
kecemasan adalah emosi yang ditandai oleh perasaan akan bahaya yang
diantisipasikan, termasuk juga ketegangan dan stres yang menghadang dan oleh
menyenangkan terhadap bahaya yang tidak nyata atau imaginer dimana reaksi ini
mempunyai dua konsep yaitu kecemasan sesaat (Anxiety State) dan keCEimasan
dasar (Anxiety Trait), kecemasan sesaat timbul dari kondisi emosional yang
15
2.1.1.2. Penyebab Kecemasan
1. Genetik
hal mudah atau tidaknya system syaraf otonom seseorang untuk menerima
tersebut.
2. Trauma mental
16
Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung melTIJoerlihatkan
bahwa keyakinan yang tidak realistis tentang suatu ancaman atau bahaya
Menurut Hurlock (1980), membagi masa dewasa dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
17
Dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun.
Sedangkan Levinson (dalam Dariyo, 2003) mencoba membagi masa dewasa awal
1. Fase memasuki masa dewasa awal (usia 17-33 tahun), terdiri dari:
orang tuanya.
2. Fase puncak dewasa awal (usia 35-45 tahun), terbagi menjadi dua tahap:
18
lndividu merasa mantap atau memantapkan diri dengan pilihan
dulu.
dewasa menengah.
Cahyadi.2006), adalah :
19
b. Perubahan yang bersifat psikis :
pasangan hidup yang belum ada atau p1crtus, dan kegagalan dalam
cita-cita.
orang dewasa diartikan sebagai suatu sikap menerima kehidupan. Jadi, apabila
20
seseorang tidak dapat mempertihatkan sikap menerima kehidupan maka dianggap
e. Membesarkan anak-anak
Ketika seorang individu memasuki masa dewasa awal maka mereka akan
fat," yaitu suatu kondisi dimana terjadi kelebihan le1mak tubuh. Krauss (1976)
21
juga mengungkapkan hal yang sama yaitu "obesity is a term applied to the clinical
condition wherein there is an excessive accumulation of fat in the body, " yaitu
istilah yang digunakan pada suatu kondisi klinis di mana terdapat penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan. Menurut Dox, Melloni & Eisner (dalam Sheridan &
yang sebagiani besar khususnya pada jaringan saraf yang terdapat di bawah kulit.
Menurut Subardja (2004) obesitas adalah suatu keadaan yang terjadi karena
interaksi faktor lingkungan (ekstemal) dan faktor genetik (internal). Jadi, pada
dasamya obesitas dapat ditelusuri dari faktor lingkungan dan faktor genetik.
tugas-tugas regular anggota tubuh yang lain. Lebih tanjut Gray & Taitz (dalam
Subardja, 2004) mengartikan obesitas sebagai suatu keadaan yang terjadi apabila
kuantitas fraksi jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar
daripada normal Ditinjau dari segi psikologis, obesitas merupakan suatu kondisi
yang berkaitan dengan citra atau pandangan seseorang terhadap makanan atau
22
llmu kedokteran sendiri sampai saat ini masih menganggap terjadinya
obesitas disebabkan oleh kelebihan konsumsi karbohidrat, lemak, dan guta yang
tidak tertampung pada sel-sel jaringan tubuh dan glikogen sehingga terjadi
disebabkan bertambah besarnya sel lemak) (lping, 2006). Dan di bawah ini adalah
a. Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan
Jadi, obesitas dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang sangat berhubungan
melebihi dari berat badan yang diinginkan, yang disebabkan oleh faktor
lsnaini dkk (2006) menyebutkan beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab
obesitas diantaranya :
23
1. Kelebihan asupan makanan.
2. Pola hidup yang tidak sehat, tertalu banyak makan makanan cepat saji.
4. Kehamilan.
6. Usia.
Menurut Gurney (dalam Atkinson, 1992) faktor genetik m1erupakan salah satu
penyebab obesitas. Di dalam keluarga di mana kedua orang tuanya tidak gemuk
hanya sekitar 10 % anak akan menjadi gemuk, jika salah satu orang tua bertubuh
gemuk maka sekitar 40 % anak akan menjadi gemuk pula, dan jika kedua
24
2.2.3.4 Dampak Obesitas
4. Varises tulang.
7. Kanker rahim.
2.2.3.1.
dengan proses penjajakan atau biasa disebut dengan beqlacaran yaitu menjalin
hubungan dekat dan intim dengan lawan jenis. Pada saat penjajakan ini biasanya
25
seorang individu melihat kearah bibit, bebet dan bobot dari calon pasangannya.
Faktor bibit itu memperhitungkan benih asal keturunan yang sehat secara jasmani
tertentu sehingga dapat menghasilkan keturunan ~{ang baik dan sehat. faktor
bebet dilihat dari keturunan yang ungggul sehingga diharapkan sepasang suami
sedangkan faktor bobot yang tidak har1ya diartikan mantap berbobot oleh
kekayaan dan kekuasaan duniawi saja, akan tetapi berbobot dengan kekayaan dan
Selain itu ada juga dasar-dasar penting yang dapat dijadikan dasar dalam
2. Dasar ekonomi
26
lingkungan sosial yang lebih luas dan antara keluarga pria dan wanita
itu.
4. Kecantikan
keduanya.
27
BAB Ill
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang terdiri dari jenis
instrumen penelitian dan teknik analisis data. Metode penelitian sendiri merupakan
suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala
kasus. Dalam pendekatan kualitatif ini data yang disajikan tidak berbentuk
angka, tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan
(Poerwandari, 1998). Penelitian ini akan mencoba menggali lebih dalam tentang
kecemasan yang dihadapi oleh seorang dewasa awal yang mengalami obesitas
memahami sudut pandang dari subyek secara mendalam yang dipaparkan secara
28
3.2. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini hanya mengambil subyek sebanyak 3 orang karena peneliti
ingin mendapatkan data yang leb,ih lengkap dan mendalam dari tiap-tiap subyek.
Selain itu, untuk menghemat waktu jumlah subyek dibatasi karena mengingat
1. Subyek datam penelitian ini adalah para wanita dewasa awal yang
berusia antara 21-30 tahun. Karena pada masa ini biasanya seseorang
29
4. Mengalami obesitas yaitu individu yang memiliki lncleks Masa Tubuh
rumus antropomecri.
Metode dasar pengumpulan data yang banyak dipakai dnn dilibatkan dalam
3.3.1 Wawancara
eksplorasi terhadap isu tersebut dan hal ini tidak dapat dilakukan melalui
30
i(eadaan, maupun ide-ide yang berhubungan langi;ung dengan subyek,
3.3.2. Observasi
informasi yang tidak dapat direkam dengan tape recordet karenanya bisa
maupun psikis. Observasi sendiri berasal dari kata latin yang berarti
1998).
31
yang deskriptif dan tidak interpretalif, peneliti melakukan catatan
pertanyaan yang akan ditanyakan. sebagai catatan, serta alat tulis untuk
wawancara yang hanya mernuat garis besar yang akan ditanyakan (Arikunto,
pertanyaan yang diajukan tetap pada jalannya. Jadi, dalam hat ini kreativitas
jawaban responden dengan jenis pedoman ini cocok untuk penelitian kasus.
32
Selain itu, dalam proses wawancara peneliti juga menggunakan alat
bantu lain berupa tape recorder, kaset kosong dan juga alat tulis, dengan
digunakan untuk meneliti kembali data yang telah diperoleh agar tetap utuh sesuai
catatannya. Sedangkan alat tulis digunakan untuk .nencatat semua tingkah laku
Lembar observasi ini 1uga sangat membantu sebagai instrumen dalam penelitian.
Lembar ini berisi tentang itern-item kejadian atau tingkah laku yang mungkin
akan terjadi (Ar' kunto,2002). Lembar obse1vasi ini juga digunalmn untuk
selengkap-lengkapnya agar didapat kualitas data yang baik. Secara garis besar,
33
b. Membuat pedoman wawancara dan lembar observasi.
ditentukan, dengan cara informal yaitu dengan meminta kesediaan tema yang
meminta bantuan kepada teman untuk ikut menca1rikan subjek yang sesuai
memenuhi kriteria beserta 9ambaran umum dan nomor telepon yang dapat
dihubungi.
wawancara.
peneliti.
c. Ketika melakukan penelitian ini ada beberapa hambatan yang ditemui selama
yang tepat karena terbentur oleh kesibukan subyek dan sulitnya mfmcari
34
a. Mengorganisasikan data, yaitu mengubah data mentah berupa rekaman
untuk dapat mengorganisasi data secara lengkap dan mendetil sehingga data
35