Sie sind auf Seite 1von 39

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KASUS PERILAKU KEKERASAN

DISUSUN SEBAGAI PEMENUHAN TUGAS KEPERAWATAN JIWA

Dosen Pembimbing:

Pak ghofar

Disusun Oleh

Kelompok 08:

1. Moh. Deny Mahendra (7313051)


2. Alimatul Muallafah (7313057)
3. Shobihat Abd. Rosyid (7313068)
4. Siti Susilawati (7313079)
5. Subhan Abdillah (7313091)

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan dengan judul laporan asuhan keperawatan jiwa dengan
kasus Perilaku Kekerasan

Pembuatan askep ini kami ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
menyimak, namun dalam pembuatan makalah asuhan keperawatan ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kami memohon kepada pembaca makalah ini sudi kiranya untuk
memberikan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif demi perbaikan pembuatan makalah
selanjutnya .

Tak lupa kami ucapkan terima kasih

1. Kepada Yang terhormat dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi kepada
kami sehingga terbentuknya makalah asuhan keperawatan ini
2. Kepada teman-teman satu angkatan yang telah memberikan moral maupun materil
sehingga bisa terwujudnya makalah askep ini.

Rupanya tak ada gading yang tak retak begitulah kata kata yang kami pantas
ucapkan demi penyempurnaan pembuatan pembuatan rangkuman dimasa yang akan datang.

Meskipun penulis berharap isi dari askep ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar askep ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar askep ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Jombang, 05 Oktober 2016


DAFTAR ISI
KONSEP PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko


menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain (Carpenito,
2000).
perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan individu yang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan/mencederai diri sendiri, orang lain bahkan dapat
merusak lingkungan.

B. Penyebab

1. Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan menurut teori
biologik, teori psikologi, dan teori sosiokultural yang dijelaskan oleh Towsend (1996
dalam Purba dkk, 2008) adalah:
a) Teori Biologik
Teori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap perilaku:

1) Neurobiologik
Ada 3 area pada otak yang berpengaruh terhadap proses impuls agresif: sistem
limbik, lobus frontal dan hypothalamus. Neurotransmitter juga mempunyai peranan
dalam memfasilitasi atau menghambat proses impuls agresif. Sistem limbik
merupakan sistem informasi, ekspresi, perilaku, dan memori. Apabila ada gangguan
pada sistem ini maka akan meningkatkan atau menurunkan potensial perilaku
kekerasan. Adanya gangguan pada lobus frontal maka individu tidak mampu
membuat keputusan, kerusakan pada penilaian, perilaku tidak sesuai, dan agresif.
Beragam komponen dari sistem neurologis mempunyai implikasi memfasilitasi dan
menghambat impuls agresif. Sistem limbik terlambat dalam menstimulasi timbulnya
perilaku agresif. Pusat otak atas secara konstan berinteraksi dengan pusat agresif.

2) Biokimia
Berbagai neurotransmitter (epinephrine, norepinefrine, dopamine, asetikolin, dan
serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi atau menghambat impuls agresif.
Teori ini sangat konsisten dengan fight atau flight yang dikenalkan oleh Selye dalam
teorinya tentang respons terhadap stress.

3) Genetik
Penelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara perilaku agresif dengan
genetik karyotype XYY.

4) Gangguan Otak
Sindroma otak organik terbukti sebagai faktor predisposisi perilaku agresif dan tindak
kekerasan. Tumor otak, khususnya yang menyerang sistem limbik dan lobus
temporal; trauma otak, yang menimbulkan perubahan serebral; dan penyakit seperti
ensefalitis, dan epilepsy, khususnya lobus temporal, terbukti berpengaruh terhadap
perilaku agresif dan tindak kekerasan.

b) Teori Psikologik

1) Teori Psikoanalitik
Teori ini menjelaskan tidak terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep
diri rendah. Agresi dan tindak kekerasan memberikan kekuatan dan prestise yang
dapat meningkatkan citra diri dan memberikan arti dalam kehidupannya. Perilaku
agresif dan perilaku kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap
rasa ketidakberdayaan dan rendahnya harga diri.

2) Teori Pembelajaran
Anak belajar melalui perilaku meniru dari contoh peran mereka, biasanya orang tua
mereka sendiri. Contoh peran tersebut ditiru karena dipersepsikan sebagai prestise
atau berpengaruh, atau jika perilaku tersebut diikuti dengan pujian yang positif. Anak
memiliki persepsi ideal tentang orang tua mereka selama tahap perkembangan awal.
Namun, dengan perkembangan yang dialaminya, mereka mulai meniru pola perilaku
guru, teman, dan orang lain. Individu yang dianiaya ketika masih kanak-kanak atau
mempunyai orang tua yang mendisiplinkan anak mereka dengan hukuman fisik akan
cenderung untuk berperilaku kekerasan setelah dewasa.
c) Teori Sosiokultural

Pakar sosiolog lebih menekankan pengaruh faktor budaya dan struktur sosial terhadap
perilaku agresif. Ada kelompok sosial yang secara umum menerima perilaku
kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan masalahnya. Masyarakat juga
berpengaruh pada perilaku tindak kekerasan, apabila individu menyadari bahwa
kebutuhan dan keinginan mereka tidak dapat terpenuhi secara konstruktif. Penduduk
yang ramai /padat dan lingkungan yang ribut dapat berisiko untuk perilaku kekerasan.
Adanya keterbatasan sosial dapat menimbulkan kekerasan dalam hidup individu.

2. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan dengan (Yosep, 2009):
a) Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian masal dan
sebagainya.
b) Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
c) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melalukan kekerasan
dalam menyelesaikan konflik.
d) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan dirinya
sebagai seorang yang dewasa.
e) Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan
alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa
frustasi.
f) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan
tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.
C. Komponen
1. Rentang respon
Respon adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Gambar 1. Rentang Respon Marah

a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang


lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
b. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan.
Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari
ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
c. Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan
yang dialami.
d. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol
oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia
berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan
sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain
e. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan
kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
2. Sumber koping
Menurut suart sundeen 1998 :
a. Asset ekonomi
b. Kemampuan dan keahlian
c. Teknik defensive
d. Sumber sosial
e. motivasi
f. kesehatan dan energy
g. kepercayaan
h. kemampuan memecahkan masalah
i. kemampuan sosial
j. sumber sosial dan material
k. pengetahuan
l. stabilitas budaya

3. Mekanisme koping

Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan


stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan
yang digunakan untuk melindungi diri. (Stuart dan Sundeen, 1998 hal 33).
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya
ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk
melindungi diri antara lain : (Maramis, 1998, hal 83)

a. Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain
seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk
mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
b. Proyeksi : Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
c. Represi : Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam
sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan,
sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya.
d. Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan
melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
e. Displacement : Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek
yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi
itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman
dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-
perangan dengan temannya.

D. Tanda dan gejala


1. Fisik : mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah
memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
2. Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada
keras, kasar dan ketus.
3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak
lingkungan, amuk/agresif.
4. Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan
menuntut.
5. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan tidak jarang
mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
6. Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral
dan kreativitas terhambat.
7. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan sindiran.
8. Perhatian : bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan seksual.
(Nita Fitria, 2009. hal 140)
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien ke rumah sakit adalah
perilaku kekerasan di rumah. Kemudian perawat dapat melakukan pengkajian
dengan
cara :
4. Observasi:
a. Muka merah
b. pandangan tajam
c. otot tegang
d. nada suara tinggi
e. berdebat.
f. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
g. merampas makanan
h. memukul jika tidak senang.
i. Merusak barang atau benda
j. Mengepalkan tangan

5. Wawancara:
diarahkan pada penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah yang dirasakan
klien.

E. Pohon masalah

1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai
3. Gangguan harga diri: harga diri rendah

Resiko mencederai Orang lain/ lingkungan

Perilaku Kekerasan (CP)

Gangguan harga diri: harga diri rendah

Gambar 2. Pohon masalah perilaku kekerasan


ASUHAN KEPERAWATAN

PERILAKU KEKERASAN

E. Data yang perlu dikaji


Pengkajian merupakan tahap awal dan utam dari proses keperawatan,
pengkajian merefleksikan isi,proses dan informasi yang berhubungan dengan kondisi
biologis, psikologis, social dan spiritual klien yang terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan masalah pasien. (keliat, 2005)

Gambar 3. Format pengkajian pada pasien resiko perilaku kekerasan


Berikan tanda centang pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien

Pelaku/usia korban/usia saksi/usia


1. Aniaya fisik ()() ()() ()()
2. Aniaya seksual ()() ()() ()()
3. Penolakan ()() ()() ()()
4. Kekerasan dalam keluarga ()() ()() ()()
5. Tindakan criminal ()() ()() ()()
6. Aktivitas motoric ()() ()() ()()
( ) lesu ( ) tegang ( ) gelisah ( ) agitasi
( ) Tik ( ) grimasen ( ) tremor ( ) kompulsif
7. interkasi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) kontak mata kurang
( ) tidak kooperatif ( ) defensif
( ) mudah tersinggung ( ) curiga

F. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan dari pohon masalah perilaku kekerasan adalah :

1. Resiko mencederai diri sendiri,lingkungan dan orang lain berhubungan dengan


kekerasan
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
H. Implementasi

Pasien Keluarga
SP 1 p SP 1 k
1. Mengidentifikasi 1. Mendiskusikan masalah
penyebab Perilaku yang dirasakan keluarga
kekerasan ( marah ) dalam merawat pasien.
2. Mengidentifikasi tanda 2. Menjelaskan pengertian
dan gejala PK PK, tanda gejala serta
3. Mengidentifikasi PK proses terjadinya PK
yang dilakukan 3. Menjelaskan cara
4. Mengidentifikasi akibat merawat pasien dengan
PK PK
5. Menyebutkan cara
mengontrol PK
6. Membantu pasien
mempraktekan latihan
Resiko perilaku
cara mengontrol fisik I
kekerasan
7. Menganjurkan pasien
SP II k
memasukkan dalam
1. Melatih keluarga
kegiatan harian
mempraktekkan cara
SP II p merawat pasien dengan
1. Mengevaluasi jadwal PK
kegiatan harian pasien 2. Melatih keluarga
2. Melatih pasien melakukan cara merawat
mengontrol PK dengan langsung kepada pasien
cara fisik II Perilaku Kekerasan.
3. Menganjurkna pasien
SP III k
memasukkan dalam
1. Membantu keluarga
jadwal kegiatan harian
membuat jadwal aktivitas
di rumah termasuk
SP III p minum obat ( discharge
1. Mengevaluasi jadwal planning).
kegiatan harian pasien 2. Menjelaskan follow up
2. Melatih pasien pasien setelah pulang.
mengontrol PK dengan
cara verbal.
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.

SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien
mengontrol PK dengan
cara spiritual
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.

SP V p
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara
mengontrol PK dengan
minum obat
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

SP I pasien
Pertemuan: Ke 1 (satu)
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
assalamualaikum
Selamat pagi Ali. Perkenalkan nama saya Erlin.
senang dipanggil apa?
baiklah disini saya akan merawat ali
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan Ali saat ini?
saya lihat Ali, kayaknya tadi marah-marah ?
apakah Ali punya masalah di rumah ?
c. Kontrak
Baiklah kita akan membicarakan perasaan Ali saat sedang marah
Mau di mana? Disini apa di taman ?
Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit saja?
2. Kerja
Baiklah , sebenarnya apa yang menyebabkan Ali marah ?
pada saat Ali dimarahi Ibu, apa yang Alirasakan?
Apakah ada perasaan kesal, tegang, mengepalkan tangan, mondar-mandir?
Lalu apa yang biasanya Ali lakukan?
Apakah sampai memukul? Atau marah-marah?
Ali, coba dipraktekkan cara marah Ali pada suster Erlin. Anggap saja suster erlin
adalah Ibu yang membuat Ali jengkel.
Wah bagus sekali.
Nah, bagaimana perasaan Ali setelah memukul meja?
Apakah masalahnya selesai?
Apa akibat perilaku Ali?
Betul, tangan jadi sakit, meja bisa rusak, masalah tidak selesai dan akhirnya dibawa ke
rumah sakit.
Bagaimana Ali, maukah belajar cara mengungkapkan marah yang benar dansehat?
Nah, cara yang pertama yaitu latihan nafas dalam.
Baiklah, kita latihan nafas dalam
Jadi, kalau Ali kesal dan perasaan sudah mulai tidak enak segera nafas dalamagar
caramarah yang lama tidak terjadi.
Caranya seperti ini, kita bisa berdiri atau duduk tegak. Lalu tarik napas darihidung dan
keluarkan dari mulut.
Coba ikuti suster, tarik dari hidung. Ya bagus, tahan sebentar, dan tiup darimulut.
Oke, ulang sampai 5 kali.
Sekarang coba Ali praktekan sendiri. Tarik nafas dari hidung, tahan dan keluarkan
dari mulut.
Oke, bagus sekali.
jadi, nanti Ali bisa latihan sendiri ya.
Baiklah, waktu kita sudah habis.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah kita bercakap-cakap?
Bagaimana perasaan Ali setelah latihan, ada perasaan plong atau lega?
b. Evaluasi Obyektif
Apa saja yang kita bicarakan?
Benar, perasaan marah. Apa saja tadi? Ya betul, lagi, lagi, oke.
Dan akibat marah apa saja? Ya betul, sampai dibawa ke rumah sakit.
bagaimana cara mengungkapkan marah yang benar dan sehat tadi ?
Bagus, berapa kali tarik napas dalam?
Ya benar, 5 kali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Nah, berapa kali sehari Ali mau latihan?
Mau kapan Ali melakukan tarik napas dalam?
pagi bangun tidur, siang sebelummakan atau malam sebelum tidur
Juga lakukan kalau ada yang membuat Ali kesal atau marah
kalau Ali sudah melakukan latihan tarik napas dalam, nanti tinggal di cek list saja,
apakah melakukan sendiri,apa dibantu orang lain atau tidak melakukannya.
d. Kontrak
Nah, waktu kita sudah habis.
besok kita bertemu lagi untuk latihan cara yang kedua ya.
Bagaimana Ali bersedia ?
Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11.00
Mau dimana? Disini lagi?
Baik,terimakasih untuk hari ini.
assalamualaikum
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

SP II pasien

Pertemuan: Ke 2 (Dua)

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang Ali.
Bagaimana kabarnya hari ini ?
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan Ali saat ini? Wah bagus.
kemarin kita sudah bercakap-cakap banyak hal ya, bagaimana Ali masih ingat kita
kemarin membicarakan apa saja?
apa saja penyebab Ali marah atau kesal?
terus apa yang Ali biasanya lakukan ketika marah ?
terus bagaimana kemarin cara mengungkapkan marah yang benar dan sehat ?
ya , bagus sekali.
coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya Ali .
wah,,, bagus sudah bias melakukannya sendiri.
c. Kontrak
baiklah, sekarang kita akan latihan cara yang kedua sesuai kontrak yang kemarin
yaitu kalau Ali sedang marah jangan memukul meja tapi pukul kasur atau bantal
saja
Mau dimana kita bercakap-cakap? Baik disini saja seperti biasa
Mau berapa lama? 15 menit ya Ali.
2. Kerja
Baiklah, kita latihan cara mengungkapkan marah yang kedua dengan cara pukul kasur
atau bantal.
caranya begini. Bagaimana Ali bisa mempraktekan sendiri?
Oke, bagus sekali.
jadi, daripada Ali memukul meja itu bisa melukai tangan Ali, memukul kasur atau
bantal tidak melukai Ali.
baik, waktu kita sudah habis.
4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah latihan, ada perasaan plong atau lega?
b. Evaluasi Obyektif
Coba apa yang sudah kita pelajari hari ini?
Oke, bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
nanti Ali latihan sendiri ya .
Juga dilakukan kalau ada yang membuat Ali kesal atau marah.
seperti biasanya ya Ali, nanti dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian. nanti
tinggal di cek list saja, apakah melakukan sendiri,apa dibantu orang lain atau tidak
melakukannya.
d. Kontrak
besok pagi kita bias belajar cara mengontrol marah yang lain.
bagaimana Ali bersedia?
Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00
Mau dimana? Disini apa di taman?
Baik, sampai nanti.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

SP III pasien

Pertemuan: Ke 3 (Tiga)

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi Ali.
sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita akan ketemu lagi.
Bagaimana kabarnya hari ini ?
d. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan Ali saat ini? Wah bagus.
bagaimana Ali, sudah dilakukan latihan napas dalam dan puklu kasur atau
bantalnya ?
apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur ?
coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya .
wah..bagus sekali.
e. Kontrak
baiklah, sekarang kita akan latihan cara yang ketiga sesuai kontrak yang kemarin
yaitu latihan cara berbicara untuk mencegah marah /
Mau dimana kita enaknya kita berbincang-bincang? Baik disini saja seperti biasa
Mau berapa lama? 15 menit ya Ali.
3. Kerja
Baiklah, kita latihan cara berbicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul asur atau bantal, dan sudah lega
maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya :
1. meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suarayang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata yang kasar.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan Ali tidak ingin melakukannya,
katakan : maaf, saya tidak bias melakukannya karena sedang ada kerjaan
Coba dipraktekan
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
Ali dapat mengatakan : saya jadi ingin marah karena perkataanMu itu
coba praktekan
4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah berbincang-bincang tentang cara mengontrol marah
dengan berbicara yang baik ?
b. Evaluasi Obyektif
Coba sebutkan lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?
Oke, bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
nanti dicoba sendiri ya, berapa kali Ali mau latihan bicara baik ?
jangan lupa kalau sudah latihan Ali masukan kedalam jadwal kegiatan harian dan di cek
list, apakah melakukan sendiri,apa dibantu orang lain atau tidak melakukannya.
d. Kontrak
baik, karena waktu kita sudah habis
besok pagi kita bisa ketemu lagi ?.
Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00
Mau dimana? Disini apa di taman?
Baik, terima kasih
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

SP IV pasien

Pertemuan: Ke 4 (Empat)

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi Ali.
Bagaimana kabarnya hari ini ?
f. Evaluasi/ validasi
bagaimana Ali, latihan apa yang sudah dilakukan ?
apa yang dirasakan setelah melakukan secara teratur ?
bagus sekali
g. Kontrak
bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu
dengan ibadah ?
Mau dimana kita enaknya bercakap-cakap? Baik disini saja seperti biasa
Mau berapa lama? 10 menit ya Ali.
4. Kerja
Coba Ali ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Ali lakukan !bagusbaik yang mana
mau dicoba ?
Nah, kalau sedang marah coba Ali langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak
reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudlu
kemudian shalat
Ali bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.
coba Ali sebutkan sholat 5 waktu !
bagus sekali..
Mau coba yang mana ?coba sebutkan caranya !

4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaannya setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ke empat ini ?
b. Evaluasi Obyektif
jadi, sudah ada berapa cara mengontrol PK yang kita pelajari selama ini ?
Oke, bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
nanti Ali latihan sendiri ya .
jangan lupa nanti dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian kalau Ali sudah
melakukannya disitu tinggal di cek list saja, apakah melakukan sendiri,apa dibantu
orang lain atau tidak melakukannya.
d. Kontrak
besokkita bisa ketemu lagi ya Ali , nanti kita bicarakan cara kelima untuk mengontrol
PK yaitu patuh minum obat.
bagaimana Ali bersedia?
Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11.00
Mau dimana? Disini apa di taman?
Baik, terima kasih.
sampaiketemu nanti.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

SP V pasien

Pertemuan: Ke 5 (Lima)

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi, Ali
Bagaimana hari ini ?
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur
bantal, bicara yang baik serta sholat?
apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Coba saya mau lihat jadwal kegiatannya Ali.
wah..bagus sekali
c. Kontrak
Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang
benar untuk mengontrol rasa marah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di tempat kemarin?
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit

2. Kerja
Bapak sudah dapat obat dari dokter?
Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa
Bapak minum? Bagus!
Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus
bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 sian g, dan jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya bapak bisa minum air putih yang tersedia di ruangan.
Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu
Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah
benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja
harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya
pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!
Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya
pak, karena dapat terjadi kekambuhan.
Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.

4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang
benar?
b. Evaluasi Obyektif
Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat
yang benar?
Oke, bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?
Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat.
Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya.
d. Kontrak
Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana bapak melaksanakan
kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah.
Sampai jumpa
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Sp I Keluarga

Pertemuan 1 ( satu )

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)

1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Erlin, saya perawat dari ruangan ini, saya
yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?
b. Evaluasi/ validasi
Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?
c. Kontrak
Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?
Di mana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang tamu?
2. kerja
Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu lakukan? Baik
Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu diperhatikan.
Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar
akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa direndahkan,
keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?
Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu
artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya
dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar?
Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?
Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual latihan
cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat
teratur. Kalau bapak bisa melakukanya jangan lupa di puji ya bu
3. terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?
b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak
oke . . bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?
Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu
d. Kontrak
Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita
bicarakan tadi langsung kepada bapak?
Tempatnya disini saja lagi ya bu?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Sp II Keluarga

Pertemuan 2( dua)

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Orientasi

a. Salam terapeutik
Selamat pagi bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi
untuk latihan cara-cara mengontrol rasa marah bapak.
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?
c. Kontrak
Berapa lama ibu mau kita latihan?Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar
saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama
2. kerja
Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus
sekali. Coba perlihatkan kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!
Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.
Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya pak?
Masih ingat pak, bu kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus
dilakukan bapak adalah.......?
Ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentarlalu
keluarkan/tiup perlahan lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo
coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5
kali, coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali.
Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik.
Cara yang kedua masih ingat pak, bu?
Ya..benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur
dan bantal.
Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan
sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak
melakukannya. Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada
tiga caranya pak, coba praktekkan langsung kepada ibu cara bicara ini:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya: Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok! Coba
bapak praktekkan. Bagus pak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan. Coba bapak praktekkan. Bagus pak
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal bapak dapat mengatakan: Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu. Coba
praktekkan. Bagus
Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?
Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga
marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat.
Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan
kemarahan.
Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi
tenang, tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah
Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat?
Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?
Wah bagus sekali!
Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu
tolong selama di rumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan
dihentikan tanpa sepengetahuan dokter.
3. terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan
cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak?
b. Evaluasi Obyektif
Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?
c. Rencana Tindak Lanjut
Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang
telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat
melakukan dengan benar ya Bu!
d. Kontrak
Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu
bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.
Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Sp III Keluarga

Pertemuan 3( tiga)

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. orientasi

a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak, bu, karena ibu dan keluarga sudah menetahui cara-cara yang
sebelumnya telah kita bicarakanya.
b. Evaluasi/ validasi
Sekarang Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perawatan lanjutan untuk
keluarga Bapak/Ibu. Apakah sudah dipuji keberhasilannya?
c. Kontrak
Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual kegiatan dan perawatan lanjutan di
rumah, disini saja?
Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?

2. kerja

Pak, bu, jadual yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadual aktivitas maupun
jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!

Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
bapak selama di rumah. Kalau misalnya Bapak menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, maka bapak konsul kan ke dokter
atau di bawa kerumah sakit ini untuk dilakukan pemeriksaan ulang pada bapak.

3. terminasi

a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan?

b. Evaluasi Obyektif
Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?
c. Rencana Tindak Lanjut
Coba Ibu sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau
gejala, kontrol; ke rumah sakit).
d. Kontrak
Saya rasa mungkin cukup sampai disini dan untuk persiapan pulang pasien lainya
akan segera saya siapkan
I. Evaluasi

Waktu Dx SP Implementasi Evaluasi


08.00 wib 1. Sp I 1) Mengidentifikasi S : klien mengatakan yang
penyebab Perilaku memnyebabkan marah
kekerasan ( marah ) ialah jika dimarahi ibunya.
2) Mengidentifikasi tanda Klien mengatakan kalau
dan gejala PK marah ingin memukul,
3) Mengidentifikasi PK klien mengatakan kalau
yang dilakukan memukul tangannya sakit.
4) Mengidentifikasi
O : klien mau mengikuti
akibat PK
cara mengontrol PK
5) Menyebutkan cara
dengan cara fisik I (tarik
mengontrol PK
nafas dalam ), klien
6) Membantu pasien
mampu mengulang cara
mempraktekan latihan
fisik I menarik nafas
cara mengontrol fisik I
dalam.
7) Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
A : Klien mampu
kegiatan harian
mengontrol PK dengan
cara fisik I ( tarik nafas
dalam )

P:

Perawat : melanjutkan SP
II ( pukul kasur atau bantal
), memotivasi klien cara
fisik I ( tarik nafas dalam )
1) Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien Klien : belajar kembali
2) Melatih pasien cara fisik I (tarik nafas
mengontrol PK dengan dalam ), memasukkan cara
cara fisik II fisik I dalam jadwal
11.00 SP II 3) Menganjurkna pasien kegiatan harian.
memasukkan dalam
S :klien mengatakan cara
jadwal kegiatan harian
tarik nafas dalam,
mengambil nafsa dari
hidung kemudian buang
lewat mulut, klien
mengatakan belajar tarik
nafas dalam setiap ingin
tidur.

O : klien dapat mengulang


cara fisik I, klien mau
belajar cara fisik II ( pukul
kasur atan bantal ) , klien
mampu mempraktekan
cara fisik II ( pukul kasur
atau bantal ).

A : klien mampu
1) Mengevaluasi jadwal
mengendalikan PK
kegiatan harian pasien
dengan car fisik II (pukul
2) Melatih pasien
kasur atau bantal ).
mengontrol PK dengan
cara verbal. P:
3) Menganjurkan pasien
memasukkan dalam Perawata : Lanjutkan SP
jadwal kegiatan harian III , (mengontrol PK
dengan cara verbal:
menolak, meminta dengan
baik dan mengungkapkan
perasaan)
SP
III Klien : lien belajar kembali
cara fisik I dan II, Klien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian.

S : klien mengatakan cara


mengontrol PK adalah
dengan cara memukul
bantal atau kasur sebanyak
5 kali.

1) Mengevaluasi jadwal
O : klien mengatakan mau
kegiatan harian pasien
belajar cara verbal, klien
2) Melatih pasien
bisa mempraktekan cara
mengontrol PK dengan
verbal untuk mengontrol
cara spiritual
PK mengatakan ketidak
3) Menganjurkan pasien
sukaannya dengan nada
memasukkan dalam
yang pelan.
jadwal kegiatan harian.
A : klien mampu
mengendalikan PK denga
cara verbal.

P:

Perawat : lanjutkan SP IV
(mengontrol PK dengan
cara spiritual), motivasi
klien melakukan cara
mengontrol PK dengan
cara verbal.
SP
IV Klien : latih kembali cara
mengontrol PK dengan
cara verbal, memasukan
cara verbal ke dalam
jadwal kegiatan harian
klien.

S :klien mengatakan cara


verbal untuk mengotrol
marah adalah menolak
dengan baik seperti: saya
tidak mau dengan nada
yang pelan.

O : klien mampu
1) Mengevaluasi jadwal
mengulang cara
kegiatan harian pasien
mengontrol PK dengan
2) Menjelaskan cara
cara verbal, klien mau
mengontrol PK dengan
belajar cara mengontrol
minum obat
PK denagn car spiritual (
3) Menganjurkan pasien
sembahyang ) klien dapat
memasukkan dalam
mempraktekan sholat
jadwal kegiatan harian
dhuhur.

A : klien mampu
mengendalikan PK dengan
cara spiritual (sembahyang
)

P:

Perawat : lanjutkan SP V
cara mengontrol PK dengan
car minum obat, motivasi
klien mengulang cara
SP V engontrol PK dengan cara
spiritual ( sembahyang ),

Klien : latih cara


mengontrol PK dengan cara
spiritual ( sembahyang ),
memasukan cara
mengontrol PK ke dalam
jadwal kegiatan harian.

S : klien mengatakan tau


untuk mengontrol PK
dengan cara spiritual :
sembahyang tepat pada
waktunya.

O : klien dapat mengualang


cara mengontrol PK dengan
cara spiritual, klien mau
mempelajari cara
mengontrol PK dengan
minum obat sesuai program
, klien belum mampu
mengulang nama obat
tetapi mampu mengulang
warna, dan fungsi obat.

A : klien belum mampu


menguasai cara mengontrol
PK dengan cara minum
obat sesuai program yaitu
menjelaskan kembali nama-
nama obat.

P:

Perawat : ulang kembali SP


V (cara mengontrol PK
dengan cara minum obat
sesuai program, motivasi
kembali klien untuk untuk
menghafal nama obat.

Klien : latih kembali cara


mengontrol PK dengan cara
minum obat sesuai
program, memasukan ke
jadwal kegiatan harian
klien.
DAFTAR PUSTAKA

1 WF Maramis .1998 . Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa . Jakarta : EGC


2 Stuart, GW dan Sundeen, S.J .1998 . Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3.
Jakarta : EGC
3 Keliat, Budi Anna, dkk .2009 .model praktek keperawatan professional Jiwa.
Jakarta : EGC
4 Keliat, Budi Anna, dkk . 2005. Proses keperawatan kesehatan jiwa , edisi 2 .
Jakarta : RGC

Das könnte Ihnen auch gefallen