Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
The purpose of this research was to determine the effectiveness of health education by using audio visual
media for knowledge and healthy life behavior to prevent spreading lung tuberculosis. The design of this
research was quasy experiment by applicatied of health education through audio-visual media. The research
was conducted in Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru with 30 respondens who are taken by used purposive
sampling technique. The data was colected by used a questionnaire that had been tested for validity (0,482
0,959 and 0.484 0.834) and reliability (0,906 and 0.909). Data colected was analysis by univariate and
bivariate using dependent t test and independent t test. The results showed that there was very significan the
health education to prevent spreading by audio visual to increase knowledge and healthy life behaviour in
the experimental group after the health education given with p value (0,000). According the result of
research, health provider need provide regulerly health education by audio visual to prevent and enchance
knowledge of people who has diagnose tuberculosis.
Keyword : audio visual, health education, healthy life behaviour, Knowledge, lung tuberculosis.
1292
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
Depkes RI dibidang promotif adalah dengan keluarga didiagnosis TBC yang paling sering
penyuluhan kesehatan. Penyuluhan dilaksanakan mendampingi saat ke puskesmas.
dengan menyampaikan pesan penting tentang Pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Prosedur dalam penelitian
tuberculosis secara langsung ataupun
setelah mendapatkan responden yang sesuai
menggunakan media (Stranas TB, 2011). dengan kriteria inklusi, peneliti kemudian
Pengelompokan media berdasarkan mendatangi rumah responden dan meminta
perkembangan teknologi dibagi menjadi media responden untuk mengisi kuesioner pretest.
cetak, audiovisual dan komputer. Audiovisual Peneliti memberikan pendidikan kesehatan
merupakan salah satu media yang menyajikan tentang pencegahan penularan tuberkulosis paru
informasi atau pesan secara audiovisual dengan audio visual selama 10 menit kepada
kelompok eksperimen. Kemudian peneliti datang
(Dermawan & Setiawati, 2008).
kembali kerumah responden 1 minggu setelah
Keefektifan media audiovisual pada pemberian pendidikan kesehatan untuk pengisian
penelitian yang dilakukan Jusmiati (2012) kuesioner posttest. Kelompok kontrol diberikan
didapatkan pendidikan kesehatan menggunakan pendidikan ksehatan setelah dilakukan posttest.
media audio visual efektif terhadap peningkatan Analisa data dalam penelitian ini dilakukan
pengetahuan tentang kemampuan merawat bayi analisa univariat dan bivariat.
baru lahir dengan nilai p value 0,00 pada < 0,05.
Studi pendahuluan melalui wawancara HASIL PENELITIAN
Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah
terhadap 10 orang keluarga pasien yang menderita
sebagai berikut:
TB paru yang dilakukan peneliti pada tanggal 15
Tabel 1.
Desember di Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru Distribusi karakteristik responden
diperoleh dari hasil 10 orang responden 7
diantaranya menyatakan penyakit TB paru dapat eksperimen kontrol Total
ditularkan kepada anggota keluarga lainnya, N Karakteristi p value
(n=15) (n=15) (n=30)
keluarga juga tidak mengetahui pencegahan o k
N % N % N %
penularan penyakit TB paru. Keluarga Umur
menyebutkan bahwa peralatan makan dan mandi 1 30-36 6 20 9 30 15 50 0,465
pasien TB masih sama dengan keluarga lainnya. 37-45 9 30 6 20 15 50
Wawancara dilakukan secara singkat kepada salah Jenis
Kelamin
satu perawat puskesmas Harapan Raya 2
Laki-laki 7 23,3 7 23,3 14 46,7
Pekanbaru, menyatakan bahwa biasanya perawat 1,00
Perempuan 8 26,7 8 26,7 16 53,3
memberikan informasi secara langsung. Informasi Pendidikan
yang diberikan belum pernah melalui media terakhir
3 Dasar 5 16,7 11 36,7 16 53,4
pendidikan kesehatan yang berupa audiovisual. Menengah 10 33,3 4 13,3 14 46,6
0,066
Berdasarkan fenomena yang ditemukan,
peneliti tertarik untuk untuk melihat pengaruh Pekerjaan
pendidikan kesehatan tentang pencegahan IRT 6 20 6 20 12 40
Wiraswasta 9 30 4 13,3 13 43,3 0,375
penularan penyakit TB paru dengan audiovisual 4
PNS 0 0 1 3,3 1 3,3
terhadap pengetahuan dan perilaku hidup sehat Buruh 0 0 4 13,3 4 13,3
keluarga dalam pelaksanaan pencegahan
penularan TB paru.
Penelitian ini bermanfaat bagi Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
perkembangan ilmu keperawatan, institusi mayoritas responden dalam penelitian ini
kesehatan, dan keluarga sebagai intervensi untuk memiliki usia antara 30-36 tahun yaitu (50%) dan
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang usia 37-45 yaitu (50%) dengan p value
konsep dasar pencegahan penularan TB paru dan 0,465>(0,05). Karakteristik jenis kelamin
prilaku hidup sehat. mayoritas responden berada pada jenis kelamin
perempuan yaitu (53,3%) dengan p value 1,00>
METODOLOGI PENELITIAN (0,05). Karakteristik pendidikan terakhir
Metode penelitian yang digunakan mayoritas responden berada pada pendidikan
adalah penelitian quasy experiment dengan dasar yaitu (53%) dengan p value 0,66> (0,05).
pendekatan non equivalent control-group yaitu Karakteristik pekerjaan mayoritas responden
penelitian yang dilakukan pada dua atau lebih berada pada wiraswasta yaitu (43,3%) dengan p
kelompok yang diukur sebelum dan setelah value 0,375> (0,05).
perlakuan (Nursalam, 2008). Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 30 responden masing-
masing anggota keluarga dari salah satu anggota
1293
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
Tabel 2.
Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Hidup Sehat Tabel 4.
Keluarga Kelompok Eksperimen Kontrol Perbedaan pengetahuan dan PHS sesudah
diberikan pendidikan kesehatan
Tingkat Kelompok
Kelompok kontrol
pengetahuan eksperimen
(%)
No dan perilaku (%)
hidup sehat
keluarga
pretest posttest pretest posttest Eksperimen Kontrol
1 Tinggi (75- - 13,3 - -
Variabel
100%) P
Sedang (60- 26,7 80 6,7 13,3 Mean SD Mean SD value
75%)
Rendah(<60%) 73,3 6,7 93,3 86,7
Baik 40 100 46,7 40 Pengetahuan 69,38 5,28 46,99 10,12 0,000
(mean31,2)
2 Kurang 60 - 53,3 60
Baik(<31,2) Perilaku
38,80 4,31 30,73 4,30 0,000
Hidup Sehat
1294
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
dapat merugikan secara ekonomi karena baik dan 13 orang (43,3%) berpengetahuan
hilangnya jam kerja. kurang baik.
b. Jenis kelamin Pengetahuan merupakan hasil tahu dan
Penderita tuberkolosis paru banyak di alami ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
oleh laki-laki di puskesmas Harapan Raya dan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
rata-rata keluarga yang mengantar pasien adalah melalui pancaindra manusia yakni indra
istri. Hal ini Perempuan dipandang sebagai penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan
pengurus rumah tangga dan cendrung lebih peduli rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia
terhadap perubahan status kesehatan dan mencari diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
pengobatan serta berperan sebagai pemimpin merupakan domain yang sangat penting untuk
kesehatan keluarga (Friedman, Bowden & Jones, terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo,
2010). 2005).
Media audio visual mengandalkan
pendengaran dan penglihatan dari sasaran.
c. Pendidikan terakhir Penggunaan audiovisual melibatkan semua alat
Secara umum, mayoritas pendidikan terakhir indra pembelajaran, sehingga semakin banyak alat
responden di Puskesmas Harapan Raya adalah indra yang terlibat untuk menerima dan mengolah
pendidikan dasar (tidak sekolah, SD, dan SMP) informasi, semakin besar kemungkinan isi
yaitu sebanyak 16 responden (53,4%). Peneliti informasi tersebut dapat dimengerti dan
mengasumsikan seseorang dengan pendidikan dipertahankan dalam ingatan (Juliantara, 2009).
dasar cenderung memiliki pengetahuan yang Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang
kurang mengenai penyebab, pencegahan, dilakukan oleh wulandari (2014) menyimpulkan
perawatan serta dampak lanjut penyakit apabila bahwa pemberian pendidikan kesehatan melalui
tidak diobati. Hasil ini sejalan dengan penelitian audio visual dapat meningkatkan pengetahuan
Putra (2011) mengatakan tingkat pendidikan yang pelaksanaan senam kaki DM tipe 2.
rendah mempunyai hubungan terhadap kejadian
TB Paru. Tingkat pendidikan responden yang 3. Nilai pengetahuan dan PHS sesudah
rendah mengakibatkan responden kurang peka diberikan Pendidikan kesahatan
dan kurang informasi berkaitan dengan cara Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
penularan dan pengobatan TB Paru. oleh beberapa faktor. Menurut Notoadmodjo
(2005) faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan diantaranya pendidikan, mass
d. Pekerjaan media/informasi dan umur.
Hasil penelitian berdasarkan pekerjaan Selain itu jenis media pendidikan yang
responden didapatkan sebagian besar pekerjaan diberikan pada kelompok eksprimen termasuk
responden adalah wiraswasta sebanyak 13 orang pada jenis media audio visual aids, media ini
(43,3%). Hal ini sejalan dengan data dari BPS digunakan untuk merangsang indera penglihatan
Riau (2014) yang menyatakan bahwa sebanyak dan pendengaran (Maulana, 2009). Menurut
44,5% masyarakat Riau berprofesi sebagai Juliantara (2009) media audio visual mempunyai
wiraswasta. manfaat yaitu membuat informasi lebih menarik,
Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa memungkinkan hasil belajar lebih tahan,
yang harus dihadapi setiap individu. Bila pekerja memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata,
bekerja di lingkungan yang berdebu paparan dan media audio visual dapat digunakan berulang
partikel debu di daerah terpapar akan kali. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran Setiyoso (2011) didapatkan bahwa penyuluhan
pernafasan. Paparan kronis udara yang tercemar kesehatan dengan menggunakan audio visual
dapat meningkatkan morbiditas, terutama lebih efektif dibandingkan dengan media cetak
terjadinya gejala penyakit saluran pernafasan dan terhadap peningkatan motivasi untuk berhenti
umumnya TB Paru. merokok pada remaja dengan nilai p value 0,000
< 0,05.
2. Tingkat pengetahuan dan Perilaku hidup Dilihat dari sudut pandang umur pada
Sehat Keluarga karakteristik responden kelompok eksprimen
Hasil penelitian menunjukan mayoritas mayoritas berusia <45 tahun yaitu sebanyak 9
pengetahuan responden meningkat yaitu orang (30%). Sejalan dengan teori Notoadmodjo
berpengetahuan menengah (42%). Hal ini (2005) menyatakan bahwa umur mempengaruhi
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Nurfadillah (2014) menyatakan dari 30 responden Bertambahnya umur akan semakin berkembang
didapatkan 17 orang (56,7%) berpengetahuan pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin
1295
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
1296
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
1297
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
1298