Sie sind auf Seite 1von 7

JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIO VISUAL TERHADAP


PENGETAHUAN DAN PERILAKU
HIDUP SEHAT KELUARGA TENTANG
PENCEGAHAN PENULARAN
TUBERKULOSIS PARU
Muhammad Syarif Buang1, Siti Rahmalia2, Arneliwati3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: Muhammadsyarif74@ymail.com

Abstract

The purpose of this research was to determine the effectiveness of health education by using audio visual
media for knowledge and healthy life behavior to prevent spreading lung tuberculosis. The design of this
research was quasy experiment by applicatied of health education through audio-visual media. The research
was conducted in Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru with 30 respondens who are taken by used purposive
sampling technique. The data was colected by used a questionnaire that had been tested for validity (0,482
0,959 and 0.484 0.834) and reliability (0,906 and 0.909). Data colected was analysis by univariate and
bivariate using dependent t test and independent t test. The results showed that there was very significan the
health education to prevent spreading by audio visual to increase knowledge and healthy life behaviour in
the experimental group after the health education given with p value (0,000). According the result of
research, health provider need provide regulerly health education by audio visual to prevent and enchance
knowledge of people who has diagnose tuberculosis.

Keyword : audio visual, health education, healthy life behaviour, Knowledge, lung tuberculosis.

PENDAHULUAN Data kasus baru TB Paru BTA+ di


Penyakit tuberculosis adalah penyakit provinsi Riau mencapai 67% dengan angka
menular yang disebabkan oleh kuman TB notifikasi 60,9 per 100.000 penduduk. (Kemenkes
(Mycobacterium Tuberculosis). Kebanyakan TB RI, 2014). Data yang diperoleh dari sejumlah
menyerang paru, namun dapat menyerang organ Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di
lain. TB paru sampai saat ini masih menjadi Pekanbaru, penderita TB Paru yang terdata saat
masalah utama kesehatan masyarakat dan secara ini mencapai 938 orang (Dinkes Pekanbaru,
global masih menjadi masalah kesehatan global 2013).
disemua negara (Depkes RI, 2008). Menurut Wilayah Pekanbaru terutama puskesmas
Global Report TB WHO (World Health Harapan Raya menjadi daerah sorotan yang
Organization) tahun 2013, prevalensi TB banyak penderita TB Paru dengan total kasus
diperkirakan sebesar 272 kasus per 100.000 sebesar 72% , hal ini disebabkan masih kurangnya
penduduk, insidensi TB paru sebesar 122 kasus perhatian ataupun pengetahuan masyarakat
per 100.000 penduduk dengan angka kematian tentang pentingnya pola hidup sehat dan
sebesar 13 kasus per 100.000 penduduk. memelihara lingkungan menjadi bersih dan sehat
Indonesia menduduki peringkat empat terbanyak (Dinkes. Kota Pekanbaru, 2013). Pengetahuan
untuk penderita TB setelah Cina, India, dan keluarga TB paru akan berakibat pada sikap
Afrika Selatan (WHO, 2013). Data Kemenkes keluarga tersebut untuk menjaga dirinya tidak
Republik Indonesia pada tahun 2013 ditemukan terkena TB paru. Sikap tersebut akan
jumlah kasus baru BTA positif (BTA+) sebanyak mempengaruhi perilaku seseorang untuk
196.310 kasus. Kasus baru yang ditemukan paling berperilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan
banyak pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu lingkungan agar dapat terhindar dari penyakit TB
sebesar 21.40%, di ikuti kelompok umur 35-44 paru. Faktor lingkungan yang tidak memenuhi
tahun sebesar 19.41% dan pada kelompok umur syarat kesehatan, merupakan sumber penularan
45-54 tahun sebesar 19.39%. Prevalensi angka berbagai jenis penyakit termasuk TB paru.
notifikasi kasus baru TB Paru BTA+ di Indonesia Penularan TB paru dapat dicegah melalui
pada tahun 2008-2013 adalah 81.0 per 100.000 beberapa program penanggulangan TB. Program
penduduk. penanggulangan Tuberculosis yang dibuat oleh

1292
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Depkes RI dibidang promotif adalah dengan keluarga didiagnosis TBC yang paling sering
penyuluhan kesehatan. Penyuluhan dilaksanakan mendampingi saat ke puskesmas.
dengan menyampaikan pesan penting tentang Pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Prosedur dalam penelitian
tuberculosis secara langsung ataupun
setelah mendapatkan responden yang sesuai
menggunakan media (Stranas TB, 2011). dengan kriteria inklusi, peneliti kemudian
Pengelompokan media berdasarkan mendatangi rumah responden dan meminta
perkembangan teknologi dibagi menjadi media responden untuk mengisi kuesioner pretest.
cetak, audiovisual dan komputer. Audiovisual Peneliti memberikan pendidikan kesehatan
merupakan salah satu media yang menyajikan tentang pencegahan penularan tuberkulosis paru
informasi atau pesan secara audiovisual dengan audio visual selama 10 menit kepada
kelompok eksperimen. Kemudian peneliti datang
(Dermawan & Setiawati, 2008).
kembali kerumah responden 1 minggu setelah
Keefektifan media audiovisual pada pemberian pendidikan kesehatan untuk pengisian
penelitian yang dilakukan Jusmiati (2012) kuesioner posttest. Kelompok kontrol diberikan
didapatkan pendidikan kesehatan menggunakan pendidikan ksehatan setelah dilakukan posttest.
media audio visual efektif terhadap peningkatan Analisa data dalam penelitian ini dilakukan
pengetahuan tentang kemampuan merawat bayi analisa univariat dan bivariat.
baru lahir dengan nilai p value 0,00 pada < 0,05.
Studi pendahuluan melalui wawancara HASIL PENELITIAN
Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah
terhadap 10 orang keluarga pasien yang menderita
sebagai berikut:
TB paru yang dilakukan peneliti pada tanggal 15
Tabel 1.
Desember di Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru Distribusi karakteristik responden
diperoleh dari hasil 10 orang responden 7
diantaranya menyatakan penyakit TB paru dapat eksperimen kontrol Total
ditularkan kepada anggota keluarga lainnya, N Karakteristi p value
(n=15) (n=15) (n=30)
keluarga juga tidak mengetahui pencegahan o k
N % N % N %
penularan penyakit TB paru. Keluarga Umur
menyebutkan bahwa peralatan makan dan mandi 1 30-36 6 20 9 30 15 50 0,465
pasien TB masih sama dengan keluarga lainnya. 37-45 9 30 6 20 15 50
Wawancara dilakukan secara singkat kepada salah Jenis
Kelamin
satu perawat puskesmas Harapan Raya 2
Laki-laki 7 23,3 7 23,3 14 46,7
Pekanbaru, menyatakan bahwa biasanya perawat 1,00
Perempuan 8 26,7 8 26,7 16 53,3
memberikan informasi secara langsung. Informasi Pendidikan
yang diberikan belum pernah melalui media terakhir
3 Dasar 5 16,7 11 36,7 16 53,4
pendidikan kesehatan yang berupa audiovisual. Menengah 10 33,3 4 13,3 14 46,6
0,066
Berdasarkan fenomena yang ditemukan,
peneliti tertarik untuk untuk melihat pengaruh Pekerjaan
pendidikan kesehatan tentang pencegahan IRT 6 20 6 20 12 40
Wiraswasta 9 30 4 13,3 13 43,3 0,375
penularan penyakit TB paru dengan audiovisual 4
PNS 0 0 1 3,3 1 3,3
terhadap pengetahuan dan perilaku hidup sehat Buruh 0 0 4 13,3 4 13,3
keluarga dalam pelaksanaan pencegahan
penularan TB paru.
Penelitian ini bermanfaat bagi Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
perkembangan ilmu keperawatan, institusi mayoritas responden dalam penelitian ini
kesehatan, dan keluarga sebagai intervensi untuk memiliki usia antara 30-36 tahun yaitu (50%) dan
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang usia 37-45 yaitu (50%) dengan p value
konsep dasar pencegahan penularan TB paru dan 0,465>(0,05). Karakteristik jenis kelamin
prilaku hidup sehat. mayoritas responden berada pada jenis kelamin
perempuan yaitu (53,3%) dengan p value 1,00>
METODOLOGI PENELITIAN (0,05). Karakteristik pendidikan terakhir
Metode penelitian yang digunakan mayoritas responden berada pada pendidikan
adalah penelitian quasy experiment dengan dasar yaitu (53%) dengan p value 0,66> (0,05).
pendekatan non equivalent control-group yaitu Karakteristik pekerjaan mayoritas responden
penelitian yang dilakukan pada dua atau lebih berada pada wiraswasta yaitu (43,3%) dengan p
kelompok yang diukur sebelum dan setelah value 0,375> (0,05).
perlakuan (Nursalam, 2008). Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 30 responden masing-
masing anggota keluarga dari salah satu anggota

1293
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Tabel 2.
Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Hidup Sehat Tabel 4.
Keluarga Kelompok Eksperimen Kontrol Perbedaan pengetahuan dan PHS sesudah
diberikan pendidikan kesehatan
Tingkat Kelompok
Kelompok kontrol
pengetahuan eksperimen
(%)
No dan perilaku (%)
hidup sehat
keluarga
pretest posttest pretest posttest Eksperimen Kontrol
1 Tinggi (75- - 13,3 - -
Variabel
100%) P
Sedang (60- 26,7 80 6,7 13,3 Mean SD Mean SD value
75%)
Rendah(<60%) 73,3 6,7 93,3 86,7
Baik 40 100 46,7 40 Pengetahuan 69,38 5,28 46,99 10,12 0,000
(mean31,2)
2 Kurang 60 - 53,3 60
Baik(<31,2) Perilaku
38,80 4,31 30,73 4,30 0,000
Hidup Sehat

Berdasarkan tabel 2 diatas tingkat


pengetahuan pretest mayoritas responden berada
Berdasarkan tabel 4 diperoleh p
pada tingkat berpengetahuan rendah (73,3%), value < (0,05), maka dapat
setelah dilakukan intervensi berada pada tingkat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
berpengetahuan sedang (80%). Kelompok kontrol bermakna pengetahuan dan perilaku
pretest mayoritas responden berada pada tingkat hidup sehat keluarga setelah diberikan
pengetahuan rendah (93,3%) dan posttest berada
pada tingkat pengetahuan rendah (86,7%).
pendidikan kesehatan pada kelompok
Perilaku hidup sehat keluarga pretest mayoritas eksperimen.
reponden berperilaku kurang baik (60%), setelah
dilakukan intervensi mayoritas keluarga Tabel 5.
berperilaku baik (100%). Kelompok kontrol Perbedaan Pengetahuan dan PHS sebelum dan
pretest perilaku hidup sehat keluarga mayoritas sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan
berperilaku kurang baik (53,3%) dan posttest
kelurga mayoritas berperilaku kurang baik Variabel
Sebelum sesudah
(60%).
P
Mean SD Mean SD value
Tabel 3.
Perbedaan pengetahuan dan PHS sebelum
Pengetahuan 52,42 9,54 69,38 5,28 0,000
diberikan Pendidikan Kesehatan
Perilaku
31,20 4,09 38,80 4,31 0,000
Hidup Sehat
Eksperimen Kontrol
Variabel
P Berdasarkan tabel 5 diatas didapatkan p
Mean SD Mean SD value value 0,000 < (0,05) maka dapat disimpulkan
ada perbedaan yang bermakna pengetahuan dab
Pengetahuan 52,42 9,54 44,57 10,10 0,839 PHS sesudah diberikan pendidikan kesehatan
dengan audiovisual pada kelompok eksperimen
Perilaku dan kontrol.
31,20 4,09 30,86 4,40 0,605
Hidup Sehat
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 3 diatas 1.karakteristik
diperoleh p value > (0,05), maka dapat a. Umur
disimpulkan tidak ada perbedaan yang Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
keluarga dengan tuberkulosis di puskesmas
bermakna pengetahuan dan perilaku
Harapan Raya mayoritas umur responden berada
hidup sehat keluarga sebelum diberikan pada dewasa menengah yaitu 30-45 tahun.
pendidikan kesehatan dengan Menurut Hiswani (2009), penyakit TB Paru
audiovisual pada kelompok eksperimen merupakan penyakit kronis yang dapat menyerang
dan kontrol. semua lapisan usia; selain menyebabkan
morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi, juga

1294
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

dapat merugikan secara ekonomi karena baik dan 13 orang (43,3%) berpengetahuan
hilangnya jam kerja. kurang baik.
b. Jenis kelamin Pengetahuan merupakan hasil tahu dan
Penderita tuberkolosis paru banyak di alami ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
oleh laki-laki di puskesmas Harapan Raya dan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
rata-rata keluarga yang mengantar pasien adalah melalui pancaindra manusia yakni indra
istri. Hal ini Perempuan dipandang sebagai penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan
pengurus rumah tangga dan cendrung lebih peduli rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia
terhadap perubahan status kesehatan dan mencari diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
pengobatan serta berperan sebagai pemimpin merupakan domain yang sangat penting untuk
kesehatan keluarga (Friedman, Bowden & Jones, terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo,
2010). 2005).
Media audio visual mengandalkan
pendengaran dan penglihatan dari sasaran.
c. Pendidikan terakhir Penggunaan audiovisual melibatkan semua alat
Secara umum, mayoritas pendidikan terakhir indra pembelajaran, sehingga semakin banyak alat
responden di Puskesmas Harapan Raya adalah indra yang terlibat untuk menerima dan mengolah
pendidikan dasar (tidak sekolah, SD, dan SMP) informasi, semakin besar kemungkinan isi
yaitu sebanyak 16 responden (53,4%). Peneliti informasi tersebut dapat dimengerti dan
mengasumsikan seseorang dengan pendidikan dipertahankan dalam ingatan (Juliantara, 2009).
dasar cenderung memiliki pengetahuan yang Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang
kurang mengenai penyebab, pencegahan, dilakukan oleh wulandari (2014) menyimpulkan
perawatan serta dampak lanjut penyakit apabila bahwa pemberian pendidikan kesehatan melalui
tidak diobati. Hasil ini sejalan dengan penelitian audio visual dapat meningkatkan pengetahuan
Putra (2011) mengatakan tingkat pendidikan yang pelaksanaan senam kaki DM tipe 2.
rendah mempunyai hubungan terhadap kejadian
TB Paru. Tingkat pendidikan responden yang 3. Nilai pengetahuan dan PHS sesudah
rendah mengakibatkan responden kurang peka diberikan Pendidikan kesahatan
dan kurang informasi berkaitan dengan cara Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
penularan dan pengobatan TB Paru. oleh beberapa faktor. Menurut Notoadmodjo
(2005) faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan diantaranya pendidikan, mass
d. Pekerjaan media/informasi dan umur.
Hasil penelitian berdasarkan pekerjaan Selain itu jenis media pendidikan yang
responden didapatkan sebagian besar pekerjaan diberikan pada kelompok eksprimen termasuk
responden adalah wiraswasta sebanyak 13 orang pada jenis media audio visual aids, media ini
(43,3%). Hal ini sejalan dengan data dari BPS digunakan untuk merangsang indera penglihatan
Riau (2014) yang menyatakan bahwa sebanyak dan pendengaran (Maulana, 2009). Menurut
44,5% masyarakat Riau berprofesi sebagai Juliantara (2009) media audio visual mempunyai
wiraswasta. manfaat yaitu membuat informasi lebih menarik,
Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa memungkinkan hasil belajar lebih tahan,
yang harus dihadapi setiap individu. Bila pekerja memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata,
bekerja di lingkungan yang berdebu paparan dan media audio visual dapat digunakan berulang
partikel debu di daerah terpapar akan kali. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran Setiyoso (2011) didapatkan bahwa penyuluhan
pernafasan. Paparan kronis udara yang tercemar kesehatan dengan menggunakan audio visual
dapat meningkatkan morbiditas, terutama lebih efektif dibandingkan dengan media cetak
terjadinya gejala penyakit saluran pernafasan dan terhadap peningkatan motivasi untuk berhenti
umumnya TB Paru. merokok pada remaja dengan nilai p value 0,000
< 0,05.
2. Tingkat pengetahuan dan Perilaku hidup Dilihat dari sudut pandang umur pada
Sehat Keluarga karakteristik responden kelompok eksprimen
Hasil penelitian menunjukan mayoritas mayoritas berusia <45 tahun yaitu sebanyak 9
pengetahuan responden meningkat yaitu orang (30%). Sejalan dengan teori Notoadmodjo
berpengetahuan menengah (42%). Hal ini (2005) menyatakan bahwa umur mempengaruhi
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Nurfadillah (2014) menyatakan dari 30 responden Bertambahnya umur akan semakin berkembang
didapatkan 17 orang (56,7%) berpengetahuan pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin

1295
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

membaik serta semakin tua semakin Hasil analisa statistik dengan


berpengalaman, semakin banyak informasi yang menggunakan uji t dependent diperoleh p value
dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan 0,000< (0,05), maka dapat disimpulkan ada
sehingga menambah pengetahuannya. perbedaan yang bermakna pengetahuan keluarga
Hasil sama juga didapat dari penelitian sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan
yang dilakukan Jusmiati (2012) didapatkan audiovisual pada kelompok eksperimen dan
pendidikan kesehatan menggunakan media kontrol.
audiovisual efektif terhadap peningkatan Perbedaan post test pengetahuan
pengetahuan tentang kemampuan merawat bayi keluarga antara kelompok eksprimen dan
baru lahir dengan nilai p value 0,00 pada < 0,05. kelompok kontrol berdasarkan hasil uji statistik t
Responden mayoritas yang telah sesudah independent didapatkan p value 0,000 < (0,05)
diberikan pendidikan kesehatan memiliki yang artinya bahwa pendidikan kesehatan dengan
pengetahuan yang baik, hal tersebut sesuai dengan audio visual efektif terhadap pengetahuan
pendapat Maemun (2011) pada penelitiannya keluarga tentang pencegahan penularan
menyampaikan bahwa, pengetahuan tercipta tuberkulosis paru.
karena lingkungan, pola didik, dan keingintahuan Hasil analisa statistik perilaku hidup
dari seseorang itu sendiri sehat keluarga didapatkan p value 0,605 >
Penelitian yang dilakukan Habibah (2014) (0,05), dapat disimpulkan bahwa tidak ada
didapatkan hasil bahwa ada hubungan tingkat perbedaan yang bermakna sebelum diberikan
pengetahuan keluarga tentang TB Paru terhadap pendidikan kesehatan dengan audio visual pada
perilaku pencegahan penularan penyakit TB Paru kelompok eksperimen dan kontrol. Hasil analisa
dengan nilai p value 0,001 < 0,05 statistik perilaku hidup sehat keluarga didapatkan
Hal ini sejalan dengan penelitian Yulistasari p value 0,000 > (0,05), dapat disimpulkan
(2013) menyimpulkan bahwa pendidikan bahwa ada perbedaan yang bermakna sesudah
kesehatan dengan menggunakan audio visual diberikan pendidikan kesehatan dengan audio
efektif terhadap perilaku personal hygine visual pada kelompok eksperimen dan kontrol.
(genetelia) remaja putri dalam mencegah Perbedaan post test perilaku hidup sehat
keputihan. keluarga antara kelompok eksperimen dan
Sejalan dengan hasil karakteristik kelompok kontrol berdasarkan hasil uji statistik t
responden dalam penelitian menunjukkan bahwa independent didapatkan p value 0,000 < (0,05)
pada kelompok eksperimen mayoritas responden yang artinya bahwa pendidikan kesehatan dengan
berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang audio visual efektif terhadap perilaku hidup sehat
(26,7%). Hal ini sejalan dengan teori (Friedman, keluarga tentang pencegahan penularan
Bowden & Jones, 2010), yang menyatakan bahwa tuberkulosis paru.
Perempuan dipandang sebagai pengurus rumah
tangga dan lebih peduli terhadap perubahan status SARAN
kesehatan dan mencari pengobatan serta berperan
sebagai pemimpin kesehatan keluarga. 1. Bagi Institusi Pendidikan
. Disarankan untuk dapat memakai hasil
penelitian ini sebagai salah satu sumber
PENUTUP informasi mengenai efektifitas pendidikan
Penelitian yang dilakukan pada 30 kesehatan dengan audio visual terhadap
responden dengan kelompok eksperimen 15 orang pengetahuan dan perilaku hidup sehat
dan kelompok kontrol 15 orang, dapat keluarga tentang pencegahan penularan
disimpulkan bahwa karakteristik responden tuberkulosis paru.
adalah 30-36 tahun (50%) serta 37-45 tahun
(50%) berjenis kelamin perempuan (53,3%) 2. Bagi Keluarga dengan Pasien TB
dengan mayoritas status pendidikan dasar (53,4% Hasil penelitian ini agar dapat
) dan sebagian besar pekerjaan responden adalah diaplikasikan oleh responden ataupun
wiraswasta 9 orang (43,3%). keluarga dalam membantu meningkatkan
Pemberian pendidikan kesehatan dengan pengetahuan dan perilaku hidup sehat
audio visual pada kelompok eksperimen kontrol keluarga tentang pencegahan penularan
didapatkan hasil analisa statistik dengan tuberkulosis paru.
menggunakan uji t dependent diperoleh p value 3. Bagi Puskesmas
0,839> (0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada Pihak puskesmas diharapkan tetap
perbedaan yang bermakna pengetahuan keluarga meningkatkan dan mempertahankan upaya
sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan promotif dsan preventif dalam meningkatkan
audiovisual pada kelompok eksperimen dan pengetahuan dan perilaku hidup sehat pada
kontrol. keluarga maupun pasien dalam pencegahan
penularan tuberkulosis paru.

1296
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

4. Bagi Peneliti Selanjutnya le=Profil%20Kesehatan%20Provins


Hasil penelitian ini dapat dijadikan i%20Riau%20Tahun%202012.pdf.
sebagai evidence based dan tambahan
informasi untuk mengembangkan penelitian
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2013).
lebih lanjut dengan judul Perbandingan Data penemuan penyakit
Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Hidup tuberkulosis. Pekanbaru: Dinkes
Sehat Keluarga Tentang Pencegahan Kota Pekanbaru.
Penularan Tuberkulosis Paru. Freidman, M. M., Bowden, V. R., &
Jones, E. G. (2010). Buku ajar
1
keperawatan keluarga: Riset, teori,
Muhammad Syarif Buang: Mahasiswa dan praktik, alih bahasa, Akhir
Program Studi Ilmu Keperawatan Yani S. Hamid dkk; Edisi 5.
Universitas Riau, Indonesia. Jakarta: EGC.
2
Siti Rahmalia, S.Kp, MNS: Dosen Habibah. (2014). Hubungan tingkat
Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal pengetahuan keluarga tentang TB
Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan paru terhadap perilaku pencegahan
Universitas Riau, Indonesia. penularan penyakit TB paru.
3
NS. Arneliwati, M.Kep: Dosen Bidang Diakses pada tanggal 11 Juli 2015
Keilmuan Keperawatan Komunitas dari
Program Studi Ilmu Keperawatan http://repository.unri.ac.id/xmlui/bit
Universitas Riau, Indonesia. stream/handle/123456789/4238/JU
RNAL%20HABIBAH.pdf?sequenc
e=1.
DAFTAR PUSTAKA Hiswani. (2009), Tuberkulosis
BPS Kota Pekanbaru. (2014). Jumlah merupakan penyakit infeksi yang
penduduk pekanbaru. Diperoleh masih menjadi masalah kesehatan
tanggal 15 Mei 2015 dari masyarakat. Diakes pada tanggal
http://www.pekanbarukota.bps.go.i 27 Desember 2014 dari
d. http://library.usu.ac.id/download/fk
Dermawan, A. C., & Setiawati, S. mhiswani6. Pdf.
(2008). Proses pembelajaran dalam Juliantara. (2009). Media audio visual.
pendidikan kesehatan. Jakarta: Jakarta: EGC.
Trans Info Media. Jusmiyati. (2012). Efektifitas pendidikan
Departemen Kesehatan Republik kesehatan menggunakan media
Indonesia. (2008). Tuberkulosis. audio visual terhadap tingkat
Diakses pada tanggal 5 Desember pengetahuan dan kemampuan ibu
2014 dari merawat bayi baru lahir. Diperoleh
http//www.ppm_plp.depkes.co.id/d tanggal 27 Desember 2014 dari
etil. http://repository.unri.ac.id/handle/1
Departemen Kesehatan RI. Direktorat
23456789/1921.pdf.
Jendral Pengendalian Penyakit dan
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Profil
Lingkungan. (2011). Strategi
kesehatan Indonesia tahun 2013.
nasional pengendalian TB di
Jakarta: Kementrian Kesehatan
Indonesia 2010-2014. Jakarta:
Republik Indonesia.
Direktorat Jendral Pengendalian
Maemun, S. (2011). Efektifitas
Penyakit dan Lingkungan.
pendidikan kesehatan tentang
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2012).
kegawatan diabetes melitus
Tuberkulosis. Diakses pada tanggal
terhadap pengetahuan pasien di
17 Januari 2015 dari
Rumah Sakit Daerah Sidoarjo.
http://dinkesriau.net/downlot.php?fi
Diperoleh tanggal 30 April 2014

1297
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

dari Yessy yulistasari. (2014). Efektifitas


http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/j pendidikan kesehatan menggunakan
urnal/42 115558_1979-8091.pdf. media audiovisual terhadap perilaku
Maulana, H. (2009). Promosi kesehatan. personal hygine (genetalia) remaja
Jakarta: EGC. putri dalam mencegah keputihan . Di
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi akses tanggal 20 juni 2015 dari:
penelitian kesehatan. (3thed). http://download.portalgaruda.org/arti
Jakarta: Rineka Citpta. cle.title=Efektivitaspendidikan
Novelia Wulan Dari. (2014). Pengaruh kesehatan menggunakan media
pendidikan kesehatan senam audiovisual terhadap perilaku
kaki melalui media audio visual personal hygiene genitalia remaja
terhadap pengetahuan putri dalam mencegah keputihan.pdf.
pelaksanaan senam kaki pada
pasien DM tipe 2. Diperoleh
tanggal 20 juni 2015 dari
http://www.google.com/.unri.ac.
idJOMPSIK.
Nursalam. (2008). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Thesis, dan Instrumen
Penelitian Keperawatan. (Edisi 2).
Jakarta: Salemba Medika.
Nurfadillah, T. (2014). Hubungan
pengetahuan dengan tindakan
pencegahan penularan pada
keluarga penderita tuberkulosis
paru di ruang rawat inap paru
rsud Arifin Achmad provinsi Riau.
JOM FK; 1(2).
Putra, R. N. (2011). Hubungan perilaku
dankondisi sanitasi rumah dengan
kejadian TB Paru.
Diperoleh tanggal 18 mei 2015 dari
http://www.repository.unand.ac.id/
16894.
Setiyoso. (2011). Perbedaan pengaruh
penyuluhan kesahatan antara
media audio visual dengan media
cetak terhadap peningkatan
motivasi remaja berhenti merokok.
Diakses pada tanggal 11 Juli 2015
dari
http://www.academia.edu/1161296
9/pdf.
WHO. (2013). Report tuberculosis in the
world. Diakses pada tanggal 27
Desember 2014 dari https://
extranet.who.int/sree /Reports.

1298

Das könnte Ihnen auch gefallen