Sie sind auf Seite 1von 2

PEMBAHASAN

Penetapan kadar vitamin B2 menggunakan metode spektrofotometri visible. Metode spektrofotometri


visible adalah pengukuran konsentrasi larutan menggunakan instrumen untuk mengukur konsentrasi larutan
yang berwarna. Sinar visible mempunyai panjang gelombang 400 750 nm. Sampel vitamin B2 yang akan
ditentukan kadarnya, sudah memenuhi persyaratan merupakan senyawa yang berwarna dengan warna kuning.

Penetapan kadar vitamin B2 terlebih dahulu disiapkan larutan stok baku, yaitu larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya secara pasti dan digunakan sebagai larutan induk. Larutan induk yang sudah dibuat
dan diketahui konsentrasinya dapat digunakan penetapan panjang gelombang maksimal dan untuk pembuatan
kurva baku yang dibuat dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Larutan stok yang digunakan adalah vitamin
B2. Vitamin B2 ditimbang dengan kertas timbang, didapatkan bobot vitamin B2 yang digunakan adalah .. mg.
Vitamin B2 dilarutkan dengan NaOH terlebih dahulu, karena berdasarkan teori vitamin B2 mudah larut dalam
alkali encer, yaitu yang digunakan adalah larutan NaOH 0,1 N. Diketahui konsentrasi larutan stok yang didapat
1000 ppm.

Panjang gelombang maksimal adalah panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif dan
mempunyai absorbansi maksimal. Alasan digunakan panjang gelombang maksimal yaitu pada panjang
gelombang maksimal kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang tersebut perubahan
absorbsi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar, disekitar panjang gelombang maksimal
bentuk kurva absorbs datar dan pada kondisi tersebut hokum Lambert Beer akan terpenuhi, jika dilakukan
pengukuran ulang, maka kesalahaan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil
sekali ketika digunakan panjang gelombang maksimal. Penentuan panjang gelombang maksimal menggunakan
larutan stok dengan konsentrasi 15 ppm. Konsentrasi ini dipilih karena merupakan konsentrasi tengah dari
deret konsentrasi kurva baku dan ketika penentuan panjang gelombang maksimal larutan dengan konsentrasi
15 ppm memiliki panjang gelombang yang maksimal dan berada dititik puncak kurva panjang gelombang. Nilai
panjang gelombang maksimal yang diperoleh dari larutan stok konsentrasi 15 ppm adalah nm. Berdasarkan
teori, panjang gelombang vitamin B2 adalah 98,0 %.

Kurva baku merupakan kurva yang menunjukkan hubungan linier antara absorbansi (y) dengan
konsentrasi (x). Bila hukum Lambert Beer terpenuhi, maka kurva baku yang didapat berupa garis lurus.
Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau 15% sampai 70% jika
dibaca dengan transmiton.

Pembuatan kurva baku menggunakan larutan stok yang dibuat dengan konsentrasi yang berbeda beda
dari 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, 30 ppm agar hubungan absorbansi dengan konsentrasi dapat
diketahui. Absorbansi yang didapat pada larutan dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, 30 ppm secara berturut
turut adalah

Pada larutan dengan konsentrasi . Terjadi penyimpangan yaitu penurunan absorbansi padahal nilai
konsentrasinya meningkat. Hasil ini menyimpang dari hukum Lambert Beer, penyimpangan ini dapat terjadi
karena pemipetan dan penimbangan yang tidak tepat, alat yang digunakan masih terdapat kotoran, kuvet tidak
dicuci dengan etanol. Tujuan pembuatan kurva baku adalh untuk mendapatkan nilai regresi linier a,b,r
sehingga dapat diplotkan dalam persamaan Y = bx + a. Dimana arti Y adalah variabel tergantung (absorbansi) ; x
adalah variabel bebas (kadar) ; a adalah konstanta (nilai Y ketika x = 0) ; b adalah nilai peningkatan atau
penurunan variabel tergantung akibat peningkatan atau penurunan variabel bebas, b dinamakan koefisien
regresi (slop) ; r adalah koefisien korelasi yang menggambarkan keeratan hubungan antara variabel bebas dan
variabel tergantung. Nilai r yang baik adalah mendekati 1 atau -1. Didapatkan nilai regresi linier a=
Persamaan regresi linier Y = . X +

Persamaan regresi linier yang didapatkan digunakan untuk menetapkan kadar sampel vitamin B2 60%.
Penetapan kadar sampel vitamin B2 dilakukan replikasi 3x untuk mendapatkan nilai kadar rata rata dan
menghindari kesalahan. Didapatkan nilai absorbansi sampel vitamin B2 replikasi I,II,III secara berturut turut
adalah ...
Sampel vitamin B2 yang digunakan adalah 60 % maka dicari nilai kadar sampel dikali berat sampel.
Didapatkan hasil kadar (%) I,II,III secara berurutan adalah 90,74%,69,56%,93,45%. Setelah didapatkan kadar
dan pengenceran kemudian dicari recovery. Recovery rata rata sampel vitamin B2 60% adalah 84,58%.
Berdasarkan teori nilai recovery vitamin B2 adalah 98 102%. Maka nilai recovery yang didapatkan tidak
masuk dalam rentan recovery teoritis. Ketidaksesuaian hasil recovery dan perbedaan kadar tiap replikasi ini
dapat terjadi karena pemipetan dan penimbangan yang kurang teliti, pada alat yang digunakan masih terdapat
air atau kotoran lain, kuvet tidak dicuci dengan etanol, dan pemipetan dilakukan oleh praktikan yang berbeda
sehingga tidak falid.

Das könnte Ihnen auch gefallen