Sie sind auf Seite 1von 48

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DII WILAYAH RW II KELURAHAN WIYUNG


KECAMATAN WIYUNG KOTAMADYA SURABAYA
01 JULI 2002-23 AGUSTUS 2002

Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1


Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3
Gerbong II mulai 01 Juli 2002 23 Agustus 2002 sebagai salah satu perogram profesi dalam
menempuh pendidikan Strata 1 Keperawatan.
Praktik tersebut dilakukan untuk mengejawantahkan konsep kepeerawatan dan
kesehatan komunitas serta keluarga di tataran nyata kepada masyarakat sehingga upaya
mencetak tenaga perawat profesional sesuai dengan kompetensinya dapat tercapai.
Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model pendekatan yang
bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut kami
uraikan ikhtisar asuhan keperawatan komunitas yang telah kami lakukan.

3.1 Tahap Pengkajian


3.1.1 Pengumpulan Data
1) Data Demografi
Wilayah RW II Kelurahan Wiyung terbagi menjadi 4 RT yang masing-masing RT
terdiri dari 100-150 KK dengan data yang terkumpul sejumlah 356 KK (quesioner) dari 500
KK yang diperkirakan, berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan aparat RW,
maka didapatkan bahwa 100% penduduk merupakan warga asli Wiyung dengan jumlah 1478
penduduk.
Berdasarkan metode pengkajian Winshield Survey, data demografi masyarakat akan
disajikan sebagai berikut:
Batas wilayah sebelah barat : RW III Kelurahan Wiyung
Batas wilayah sebelah timur : Kelurahan Babadan
Batas wilayah sebelah selatan : RW I Kelurahan Wiyung
Batas wilayah sebelah utara : RW III dan IV Kelurahan Wiyung
Fasilitas yang tersedia di RW II Kelurahan Wiyung adalah sebagai berikut: balai RW II (1
buah), musholla di RT 02 (1 buah), masjid di RT 04 dan 01 (2 buah), Posyandu.
Hasil data yang diperoleh melalui angket/quesioner, wawancara dan observasi yang
dilakukan oleh mahasiswa dapat disajikan sebagai berikut:
a.

Distribusi Warga Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Warga RW II


Wiyung

Dari gambar diatas didapatkan bahwa sebagian besar warga berjenis kelamin perempuan
dengan jumlah 748 orang (50,6%) dan 730 orang berjenis kelamin laki-laki (49,4%).
Perbandingan tersebut seimbang.

b. Distribusi Warga Berdasarkan Agama/Kepercayaan

Gambar 4.2 Distribusi Agama/Kepercayaan Warga RW I Wiyung


Sebagian besar (93%) warga beragama Islam dengan kegiatan keagamaan yang aktif
yaitu majlis dzibaiyah ibu-ibu setiap Selasa malam, majlis tahlil ibu-ibu setiap Rabu malam,
majlis tahlil bapak-bapak tiap Kamis malam.

c.
Distribusi Warga Berdasarkan Umur

Gambar 4.3 Distribusi Umur Warga RW II Kelurahan


Wiyung

Dari gambar diatas, diadapatkan bahwa sebagian besar wrga berada pada usia
produktif yaitu 22-55 tahun dengan jumlah 757 orang (51,2%). Selain itu, terdapat data yang
mencolok yaitu jumlah usia lanjut yang menduduki peringkat ke-4, yaitu sejumlah 142 orang
(9,61%), hal ini memberikan dampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan
memerlukan tinakan yang lebih terhadap kelompok khusus ini.

d.

Distribusi Warga Berdasarkan Pendidikan


Gambar 4.4 Distribusi Pendidikan Warga RW II Kelurahan Wiyung
Berdasarkan gambar diatas, didapatkan data bahwa sebagian besar warga RW II Kelurahan
Wiyung berpendidikan SD atau sederajat dengan jumlah 587 orang (39,7%).
Dari gambar tersebut, didapatkan pula warga yang tidak sekolah sejumlah 269 orang
(18,2%), data tersebut meliputi warga dewasa yang tidak pernah mengenyam
pendidikan/bangku sekolah dan balita.
e.
Distribusi Warga Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 4.5 Distribusi Pekerjaan Warga RW II Kelurahan Wiyung
Gambar 4.5 diatas menunjukkan sebagian warga tidak bekerja sejumlah 846 orang
(57,2%). Warga yang tidak bekerja meliputi ibu rumah tangga, balita, anak dan remaja
sekolah serta usia lanjut. Kebanyakan dari warga yang bekerja adalah mempunyai pekerjaan
swasta 289 orang (19,6%) yaitu dagang, pekerja bangunan dan karyawan swasta 264 orang
(17,9%).

2) Data Kesehatan Lingkungan


Dari 356 KK yang didata, didapatkan data kesehatan lingkungan sebagai berikut:
a. Status kepemilikan rumah:
K Sewa/kontrak : 3,3%
K Rumah sendiri : 81,8%
K Orang tua/keluarga : 15,5%

b. Ratio jumlah kamar tidur dengan anggota keluarga:


K 1:1 : 21%
K 1:2 : 49,1%
K 1 : 3 atau lebih : 29,9%

c. Lantai rumah:
K Keramik : 34.6%
K Tegel : 13,29%
K Semen : 42,52%
K Tanah : 9,6%

d. Keberadaan ventilasi:
K Terdapat ventilasi di masing-masing kamar : 51,9%
K Tidak terdapat ventilasi di masing-masing kamar : 48,1%

e. Kebiasaan membuka ventilasi:


K Sering : 51,4%
K Jarang : 48,6%

f. Pencahayaan oleh cahaya matahari:


K Baik : 19,2%
K Cukup : 77,2%
K Kurang : 3,6%

g. Sumber air bersih:


K PDAM : 93,7%
K Sumur gali : 6,3%
K Lain-lain : 0%
h. Air minum:
K Air kemasan : 2,9%
K PDAM dimasak : 89,3%
K PDAM tidak dimasak : 1,9%
K Sumur : 5,8%

i. Jamban/WC:
K Ada : 97%
K Tidak ada : 3%

j. Resapan septik tank:


K Ada : 44,7%
K Tidak ada : 55,3%

k. Kebiasaan menguras bak penampungan air:


K Setiap 3 hari : 14,3%
K Seminggu sekali : 50,5%
K Lebih seminggu : 35,2%

l. Keberadaan jentik nyamuk:


K Ada : 49,2%
K Tidak ada : 50,8%

m. Pembuangan sampah:
K Bak sampah & diangkut petugas : 4,6%
K Ditimbun : 2,6%
K Dibakar : 91,4%
K Lain-lain : 1,3%

n. Pembuangan air limbah rumah tangga:


K Peresapan : 5,6%
K Parit/got : 91,7%
K Tergenang : 2,6%

3) Data Kesehatan Usia Lanjut

a. Keberadaan lansia di KK:

K Ada : 39,4%
K Tidak ada : 60,6%

b. Jumlah lansia di RW II Kelurahan Wiyung: 129 orang


c. Status kesehatan:

K Sehat : 77,5%
K Sakit : 22,5%, dengan keluhan pegal linu, sesak, darah tinggi, kembung, diare dan lain-
lain.
d. Tindakan yang dilakukan bila lansia sakit:

K Puskesmas : 83,7%
K Dukun : 0%
K Dokter : 14,7%
K Rumah Sakit : 0,8%
K Lain-lain : 0,8%, yaitu klinik dan bidan

e. Aktifitas lansia sehari-hari:

K Organisasi : 16,7%
K Usaha produktif : 16,7%
K Senam/OR : 3,3%
K Tanpa kegiatan : 63,3%

4) Data Kesehatan Ibu Hamil

a. Keberadaan ibu hamil dalam KK:

K Ada : 6,3%
K Tidak ada : 93,7%

b. Jumlah ibu hamil: 17 orang


c. Kehamilan ke-:

K 1 : 52,9%
K 2 : 35,3%
K 3 : 11,8%
K >4 : 0%

d. Usia kehamilan:

K 1-3 bulan : 41,7%


K 4-6 bulan : 16,7%
K 7-9 bulan : 33,3%

e. Pemeriksaan kehamilan:

K Memeriksakan : 100%
K Tidak memeriksakan : 0%

f. Kerutinan pemeriksaan kehamilan:

K Rutin : 100%
K Tidak rutin : 0%

g. Tempat pemeriksaan kehamilan:

K Puskesmas : 17,6%
K Posyandu : 0%
K RS/Klinik : 23,5%
K Dokter/bidan : 58,8%

h. Keluhan selama kehamilan:

K Ada : 20% yaitu mual, pusing terutama yang usia kehamilan muda
K Tidak ada : 80%

i. Imunisasi TT selama hamil:

K Sudah : 76,5%
K Belum : 23,5%

5) Data Keluarga Berencana

a.
b.
Akseptor KB

Gambar 4.6 Keikutsertaan Keluarga dari


RW II Kelurahan Wiyung menjadi
Peserta KB

Dari gambar 4.6 diatas, didapatkan data bahwa dari 356 KK, terdapat 76% dari isteri
menjadi akseptor KB.

b. Metode KB yang digunakan:

Gambar 4.7 Metode KB yang digunakan Akseptor KB warga RW II Kelurahan Wiyung

Gambar 4.7 diatas menunjukkan sebagian besar akseptor KB menggunakan metode


suntik (63%) dan pil (31%).

6) Data Kesehatan Balita


a. Imunisasi Balita:

K Polio:
4 kali : 38%
3 kali : 22,8%
2 kali : 15,2%
1 kali : 9,8%
Tidak imunisasi : 14,1%
K Hepatitis B:
3 kali : 47,7%
2 kali : 13,6%
1 kali :16%
Tidak imunisasi : 22,7%
K DPT:
3 kali : 48,9%
2 kali : 9,1%
1 kali : 18,2%
Tidak imunisasi :23,9%
K BCG:
1 kali : 75,3%
Tidak imunisasi : 24,7%
K Campak:
1 kali : 60,2%
Tidak imunisasi : 39,8%

b. Umur diberi ASI

K < 6 bulan : 18,1%


K 6-12 bulan : 20,2%
K 12-18 bulan : 8,5%
K sampai 24 bulan : 53,2%

c. Pemberian makanan tanbahan:


K Segera setelah lahir : 3,1%
K Umur 1 bulan :6,3%
K Umur 2 3 bulan :14,6%
K Setelah umur 4 bulan :46,9%
K Umur > 6 bulan : 29,2%

d. Status gizi (KMS):

K Berada di garis hijau : 68,9%


K Berada di garis kuning : 30%
K Berada di garis merah : 1,1%

e. Tempat penimbangan

K Posyandu : 56,2%
K Puskesmas : 25%
K Lain-lain : 18,8%

f. Waktu penimbangan

K Rutin setiap bulan : 78,7%


K Tidak rutin setiap bulan ( > 1 bulan) : 21,3%
K Distribusi rutinitas penimbangan tidak normasl, sebab peserta posyandu sebagian besar
berasal dari RT 01 dan 02.
K Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada
teman untuk berangkat bersama dan langsungdibawa ke Puskesmas atau bidan.

g. Tindakan bila anak sakit

K Dokter praktik : 10,6%


K Perawat/bidan : 6,4%
K Puskesmas/RS : 83%
K Lain-lain : 0%
7) Data Status Kesehatan Keluarga

a. Anggota keluarga yang sakit 6 bulan terakhir

K Ada : 36,4%
K Tidak ada : 63,6%

b. Penyakit yang diderita

K DHF : 0%
K Campak : 0%
K TBC : 0%
K Thypoid : 2,4%
K Lain-lain : 97,6%, yaitu batuk, pilek, pegal linu, darah tinggi, sesak, darah
tinggi/hypertensi, dan lain-lain.

c. Anggota keluarga yang meninggal 1 tahun terakhir

K Ada : 9,1%
K Tidak ada : 90,9%

8) Data Kesehatan Remaja

a. Remaja di keluarga (KK)

K Ada : 74,7%
K Tidak ada : 25,3%

b. Jumlah remaja: 251 orang (16,9%) dari 1478 penduduk

K RT 01 : 83 orang (15,6%)
K RT 02 : 80 orang (20,6%)
K RT 03 : 59 orang (17,5%)
K RT 04 : 29 orang (13%)
c. Kegiatan waktu luang

K Musik : 14,8%
K Olah raga : 34,7%
K Santai : 36,4%
K Lain-lain : 14,2%

d. Kebiasaan remaja

K Merokok : 10%
K Begadang : 10%
K Minum minuman keras : 0,4%
K Lain-lain : 22,7%

e. Kegiatan sosial remaja

K Arisan : 2,4%
K Pengajian : 10,4%
K Karang taruna : 52,2%
K Lain-lain : 10%

f. Olah raga

K Badminton : 6%
K Sepak bola : 42,2%
K Bola volley : 8,4%
K Lain-lain : 13,4%

3.1.2 Analisa Data


DATA ANALISA MASALAH
49,16% bak mandi atau tandon air warga terdapat jentik
50,5% KK dengan kebiasaan menguras bak mandi seminggu
sekali, 35,5% dengan kebiasaan lebih dari seminggu
48,1% KK tidak mempunyai ventilasi di setiap kamar
rumahnya
48,6% KK jarang membuka ventilasi kamar
Mobilisasi penduduk tinggi.
3,6% KK dengan pencahayaan oleh matahari kurang

Informasi kepala puskesmas wiyung bahwa pembinaan lansia


di RW2 belum berjalan
Dari survey yang dilaksanakan terhadap 356 KK, diketahui
jumlah lansia 129 orang.
74,4% lansia tidak ada kegiatan yang terorganisir
22,48 lansia mengeluh-kan sakit (hipertensi 5 orang, DM 4
orang, pusing-pusing 4 orang dan sesak 3 orang)

Keterangan kepala puskesmas bahwa dari 25 kader yang ada, 8


diantaranya kader aktif.
Dari hasil survey diketahui 27,5% masyarakat tidak rutin ke
posyandu setiap bulannya.
Distribusi rutinitas penimbangan tidak normal, sebab peserta
posyandu sebagian besar berasal dari RT 01 dan 02.
Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03
dan 04, malas, tidak ada teman untuk berangkat bersama dan
langsungdibawa ke Puskesmas atau bidan.

Rendahnya penggunaan
metode kontrasepsi
jangka panjang
diwilayah RW 2.

Dari
hasil survey diketahui 226 KK menjadi akseptor KB
Dari jumlah tersebut 39,3% mempergunakan metode suntik,
19,7% menggunakan metode PIL, dan hanya 3,1% dengan
IUD.
Resiko kenakalan remaja di RW II
Kelurahan Wiyung

jumlah
remaja 251 orang
25,5% tidak memi-liki kegiatan, 10% memiliki kebiasaan merokok,
10% me-miliki kebiasaan begadang 0,4% re-maja memiliki ke-
biasaan minum-minuman keras.
RW2 termasuk wilayah perkotaan, yang mana peredaran narkoba
marak.
3.1.3 Prioritas Masalah
KRITERIA PENAPISAN
Sesu
ai
Poten
deng Rele
MASA si Ters Ters Ters Ters Ters
an Re Re Inter van
LAH untu edia edia edia edia edia
N pera sik sik es Kemun den JUM
KESE k sum sum sum sum sum
O n o o kom gkinan gan LAH
HATA pendi ber ber ber ber ber
pera terj par unita diatasi pro
N dikan tem wak dan fasil SD
wat adi ah s gra
keseh pat tu a itas M
kom m
atan
unita
s
Resiko
terjangk
it
penyaki
t
demam
berdara
h
1. 5 4 3 5 4 5 5 5 4 3 4 4 51
(DHF)
diwilay
ah RW
II
Kelurah
an
Wiyung

Resiko
penurun
an
status
kesehat
an
2. lansia 5 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 4 53
di RW
II
Kelurah
an
Wiyung

Kurang
efektifn
3. ya 5 5 4 5 3 3 5 5 3 4 3 3 48
pemanf
aatan
posyan
du di
RW II
Kelurah
an
Wiyung

Rendah
nya
penggu
naan
metode
kontras
epsi
jangka
4. 5 3 2 5 3 3 5 5 3 3 3 3 43
panjang
diwilay
ah RW
II
Kelurah
ann
Wiyung

Resiko
tinggi
terjadin
ya
kenakal
an
remaja 5 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 52
5. di RW
II
Kelurah
an
Wiyung

DIAGNOSA KEPERAWATAN dan RENCANA STRATEGIS

3.1.4 Diagnosa Keperawatan Komunitas

Berdasarkan analisa data dan penapisan untuk menentukan prioritas masalah, maka
didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sebagai berikut:
1) Resiko penurunan status kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan
belum adanya pembinaan kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung, ditandai dengan:
Informasi Kepala Puskesmas Wiyung bahwa pembinaan lansia di RW II Kelurahan Wiyung
belum berjalan
Dari survey yang dilaksanakan terhadap 356 KK, diketahui jumlah lansia 129 orang.
74,4% lansia tidak ada kegiatan yang terorganisir
22,48 lansia mengeluhkan sakit (hipertensi 5 orang, DM 4 orang, pusing-pusing 4 orang dan
sesak 3 orang)

2) Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan


kurangnya pemanfaatan waktu luang remaja di RW II Kelurahan Wiyung, ditandai dengan:
Dari hasil survey diketahui jumlah remaja 251 orang
Dari jumlah tersebut 25,5% tidak memiliki kegiatan/santai, 10% memiliki kebiasaan merokok,
10% memiliki kebiasaan bergadang 0,4% remaja memiliki kebiasaan minum-minuman keras
dan lain-lain yang belum teridentifikasi 22,7% remaja.
RW2 termasuk wilayah perkotaan, yang mana peredaran narkoba marak.
Tersedianya fasilitas dan organisasi kepemudaan yang harus dimanfaatkan.

3) Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) diwilayah RW II Kelurahan Wiyung


berhubungan dengan tingginya kepadatan vector, ditandai dengan:
49,2% bak mandi atau tandon air warga terdapat jentik
50,5% KK dengan kebiasaan menguras bak mandi seminggu sekali, 35,2% dengan kebiasaan
lebih dari seminggu
3,6% KK dengan pencahayaan oleh matahari kurang
48,6% KK jarang membuka ventilasi rumah
48,1% KK tidak mempunyai ventilasi di setiap kamar rumahnya
Mobilisasi penduduk tinggi.

4) Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan


sistem pendukung yang kurang memadai, ditandai dengan:
Keterangan kepala puskesmas bahwa dari 25 kader yang ada, 8 diantaranya kader aktif.
Dari hasil survey diketahui 20,1% masyarakat tidak rutin ke posyandu setiap bulannya.
Distribusi rutinitas penimbangan tidak normasl, sebab peserta posyandu sebagian besar berasal
dari RT 01 dan 02.
Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada teman
untuk berangkat bersama dan langsungdibawa ke Puskesmas atau bidan.

5) Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah RW II kelurahan


Wiyung, ditandai dengan:
Dari hasil survey diketahui 226 KK menjadi akseptor KB
Dari jumlah tersebut 39,3% mempergunakan metode suntik, 19,7% menggunakan metode PIL,
dan hanya 3,1% dengan IUD

3.2 Tahap Perencanaan


N Diagn Tujuan Sas Str Renc W Tempa Evaluasi Eval
o osa ara ate ana akt t uato
Keper n gi Kegi u Krit Standar r
awata atan eria t
n
1 Resiko Jangka panjang: Sel KIE 12- Balai Verb Masyar Mah
. pe- Meningkatkan u- MS Fasili 19 RW II al akat asisw
nuruna derajat kesehatan ruh tasi Ag Kelura Psiko mampu a
dan mutu hidup
n lans terbe us- h-an moto me- Petu-
lansia dalam ntuk-
status ia di tus Wi- r dan ngenal gas
menjalani masa
keseha RW nya 20 yung, sikap masalah Pus-
tua yang bahagia
tan dan berdaya guna II saran 02 Rumah kesehata kes-
lan-sia dalam kehidupan Ke- a kediam n lansia mas
di RW keluarga dan lura pemb -an Dilakuk LK
II masyarakat se- h- ina- Ketua annya MD
Kelura suai dengan kebe- an an Pokjak KIEMS Pokj
han radaannya dalam Wi- keseh es dan pada akes
Wi- strata masyarakat. yun atan Ke-tua kelomp Ketu
yung Jangka pendek: g lansia tiap ok a
berhu- Terbentuknya di RT lansia RW
bunga sarana pembinaan RW2
kesehat-an lansia dan dan
n (kelo sistem Staf
di RW2
denga Adanya mpok penduku
n pembinaan kerja ngnya.
belum kesehatan lansia lan- Adanya
adanya secara berkala. sia) sarana
pembi Masyarakat Bina pembina
naan mampu keseh an
ke- mengidentifikasi atan kesehata
sehata masalah, lan- n lansia
merencana-kan, sia,
n
melaksanakan Adanya
lansia antara pembina
dan
di RW lain: an
mengevaluasi tin
II Ke- dakan lansia
luraha Scree Adanya
n Wi- ning kerjasa
yung ke- ma yang
sehat baik
an antara
lansia mahasis
wa,
Posya Pokjake
ndu s dan
lansia instansi

terkait
Peme
dengan
riksaa
lansia,
n dan
misalny
pengo
a
batan
keluraha
lansia
n,
LKMD,
Peme Puskes
riksaa mas,
n lem-
keseh baga
atan keagam
berka aan dan
la kesejaht
eraan
Fasili sosial.
tasi Anggot
penyu a
sun- Pokjake
an s
renca mampu
na member
kegiat ikan
an pembina
pemb an
inaan secara
keseh berkala
at-an
lansia

Fasili
tasi
pelak
sana-
an
kegiat
an
pemb
i-
naan
keseh
atan
lan-
sia.
2 Resiko Tujuan jangka Sel KIE 22 Ruma Verb Kesedia Mhs
. ter- panjang: u- MS Koor Juli h ketua al an &
jadiny Tidak terjadi ke- ruh dinasi 20 karang Psiko karang Pokja
a ke- nakalan remaja rem denga 02 Taruna moto taruna kes
nakala dan a-ja n RT r dan tiap RT Mhs,
n penyalahgunaan war pengu Ruma sikap untuk Pokja
remaja obat pada ga rus 22 h toma bekerja- kes,
di RW remaja di- RW Karan Juli & toga sama ka-
II Ke- wilayah RW2 II g 20 tiap dengan rang
luraha Kel Tarun 02 RT Pokjake taru-
n Wi- Tujuan jangka u- a di Balai s dan na
yung pendek: raha masin RW II mahasis Pokj
ber- Remaja RW 2 n g- wa akes,
hubun me-miliki Wi- masin Balai ka-
gan kegiatan yang yun g RT 02 RW II Perijina rang
de- positif untuk g Ag Kelu- n dan taru-
ngan mengisi waktu Cari us- rahan dukunga na
kurang luang duku tus Wi- n dari Mhs,
-nya Remaja RW2 ngan 20 yung tokoh Pokja
peman aktif dalam dari 02 masyara kes,
-faatan kegiatan tokoh Balai kat dan ka-
waktu organisasi masy RW II agama rang
luang Karang Taruna. arakat Kelu- terhadap taru-
remaja dan rahan kegiatan na
di RW agam Wi- karang
II Ke- a se- yung taruna
luraha tempa 09 dan
n Wi- t Ag Pok-
yung terha ust jakes
dap 20
ke- 02
giatan Adanya
karan kegiatan
g ta- anti
runa. narkoba,
misal
propaga
Fasili n-da
tasi anti
adany NAPZA
a ke-
giatan
kreasi
remaj
a dan
kegiat
an
lain
dalam Dilaksa
rangk nakanny
a a
men- ceramah
cegah Narkoba
kenak , AIDS
alan dan SE
re-
maja,
penya
lahgu
na-an
obat
dan
upaya
meni
ngkat
kan
hu-
bunga
n
silatu
rahmi
antar
remaj
a.


Cera
mah
Nark
oba,
AIDS
dan
SE

3 Resiko Jangka Sel KIE 24 Ruma Verb Dilakuk


. terjang Panjang: uru MS Peny Juli h al annya Mah
-kit Tidak h uluha 20 warga Psiko penyulu asisw
penya terjangkit- war n 02 RW II moto han a
kit nya/terjadinya -ga keseh saat r dan kepada
dema pe-nyakit RW at-an pengaji sikap warga
m ber- demam ber- II tentan an ibu RW II
darah darah di RW II Kel. g 11 tiap Kelurah
(DHF) Kel. Wiyung Wi- penye Ag RT an Ketu
diwila yun -bab, us- Wiyung a RT,
yah Jangka Pendek: g siklus tus sesuai maha
RW II - Terbentuknya hidup 20 waktu siswa
Kelura Pok-jakes nyam 02 yang Pokj
han - Menekan uk tiap direncan akes
Wiyun kepadat-an dan 11 RT akan &
g ber- vektor di RW II upaya -16 mhs
hubun Kel. Wiyung pemu Ag tiap mah
gan tusan us- RT Dilaksa asisw
de- siklus tus nakanny a
ngan hidup 20 a
tinggin nyam 02 Minggu
ya uk. Bersih
kepada oleh
tan seluruh
vec-tor Cana warga
ngkan bersama
Gera dengan
k-an maha-
Ming siswa
gu
Bersi Dilakuk
h an
denga survey
n jentik
melak oleh
ukan Pokjake
PSN s dan
tim
penilai
Panta dari
u/sur mahasis
vey wa
jentik Terlaks
berka ana
la. lomba
kebersih
an
Lomb lingkun
a gan
keber
sihan
lingk
ungan

4 Kuran Tujuan jangka Sel KIE 23 Puskes Verb Kesedia Mah


. g efek- panjang: uru MS Koor Juli mas al an asisw
tifnya Termonitornya h dinasi 20 Wi- Psiko Puskes a
peman sta-tus ibu- lintas 02 yung moto mas
-faatan kesehatan balita ibu sektor r dan bekerjas
posyan di RW 2 dan pe- yan al dan sikap ama Mah
-du di manfaatan g lintas PKM, untuk asisw
RW II Posyandu me progr 22 rumah pembi- a
Kelura menjadi efektif mp am -23 kader naan
han u- terkai Juli Posyand Mhs
Wi- Tujuan jangka nyai t 20 Balai u &
yung pendek: bali denga 02 RW2 kader
ber- Selama praktik -ta n Wi- Pokj
hubun kli-nik war pemb 23 yung akes
gan keprawatan ko- -ga inaan Juli Balai Beruba &
de- munitas, RW posya 20 RW2 hnya maha
ngan terdapat: II ndu. 02 Wyg sistem siswa
sistem 15) Kel di Kdr
pendu Terbentuknya ura- Tata 2 Posyand
kung sis-tem han kemb & Tiap u, yaitu Kese
yang pencatatan dan Wi- ali 6 RT adanya hatan
kurang pelaporan kegia yun siste Ag pengefe ,
mema tan posyandu g m ust ktifnya pokja
dai yang baik yang 20 sistem 5 -kes
16) terkai 02 meja &
Cakupan t Adanya apara
kegiatan denga kader t RT
posyandu n 23 Balai baru Mah
menca-pai lebih posya Ag RW II asisw
dari 90 % ndu. us- Wi- a
17) tus yung
Berfungsinya 20 Kader
sis-tem Laku 02 mendap
posyandu se- kan at
cara optimal kader materi
18) isasi tentang
Tersampaikanny kader Posyand
a informasi posya 24 u,
peman-faatan ndu Ag imunisa
Posyandu us- si dan
seefektif tus kesehata
mungkin 20 n Balita
Laku 02
kan Terseba
penye rnya
garan informa
kader si
posya melalui
ndu masjid,
melal musholl
ui a,
pelati kelomp
han ok
kader pengajia
n dan
Sebar rumah
infor ke
masi rumah
ten-
tang
posya
ndu
me- Terlaks
lalui ananya
saran penyulu
a per- han saat
ibadat Posyand
an, u
kegiat
an
sosial
masy
arakat
,
tokoh
agam
a dan
tokoh
masy
arakat
.


Peny
uluha
n
imuni
-sasi
dan
pema
n-
faatan
Posya
ndu

5 Renda Tujuan jangka Sel KIE Ident 25 Ruma Verb Teriden Mhs,
. hnya panjang: uru MS ifikas -26 h ibu al tifikasi Pokja
pengg Meningkatkan h i Juli hamil Psiko penyeba kes
unaan ca-kupan ibu penye 20 tiap moto b dan
metod penggunaan alat ha- -bab 02 RT r dan rendahn kader
e kontrasepsi mil renda sikap ya
kontra jangka panjang di hnya penggun Mah
-sepsi (IUD / Kontap) RW peng- aan asisw
jangka Tujuan jangka II gunaa 29 metode a
panjan pendek: Kel n Juli kontap
g di- Masyarakat me- ura meto 20
wilaya ngetahui h- de 02
h RW keuntung-an an KB Balai Mah
II penggunaan Wi- jangk RW II Adanya asisw
kelura kontrasepsi yun a Ag dan koordin a
han jangka panjang g panja us- rumah asi dan
Wi- Masyarakat ng / tus Bumil kerjasa
yung dapat menerima konta 20 ma
IUD sebagai p 02 untuk
pilihan utama menunja
KB. Koor ng
dinasi penggun
lintas aan
progr kontap
am
dan Terlaks
lintas ana
sektor penyulu
al han dan
yang desimin
terkai asi
t secara
denga individu
n al pada
perm bumil
asala
h-an
terseb
ut
Desi
minas
i dan
pe-
nyulu
han
meto
de
konta
p/KB
jangk
a
panja
ng
3.3 Tahap Pelaksanaan
Setelah dilakukan pengkajian, perumusan masalah dan prioritas masalah, serta pada tahap
perencanaan oleh mahasiswa, Pokjakes dan warga RW II Wiyung, maka mulailah
dilaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan rencana tindakan, yaitu pendekatan
komunitas, pendekatan keluarga binaan, pendekatan kelompok khusus dan pendekatan
kepada instansi terkait.
Berikut ini tabel pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas:
Tabel 3.1 Tabel Pelaksanaan Rencana Tindakan dan Evaluasi Formatif
EVALUASI
DP TGL IMPLEMENTASI
FORMATIF
Resiko 13 Agus- Memfasilitasi terbentuk-nya Terbentuknya pokja
penurunan tus 2002 sarana pembinaan kesehatan lansia tiap RT dibawah
status lansia di RW2 (kelompok tanggungjawab Pokja-
kesehatan 1-19 / 8 / kerja lansia) kes dan ketua RT
lansia di RW 02
II Kelurahan Melakukan pembinaan Terdata status demo-grafi
Wiyung 16/8/02 kesehatan lansia, antara lain: lansia sejumlah 129
berhubungan Pendataan status de-mografi lansia
dengan 19/8/02 lansia Terscreening kesehatan
belum Screening kesehatan lansia 85 lansia
adanya 19/8/02 Posyandu lansia Terlaksana Posyandu,
pembinaan 19/8/02 Pemeriksaan dan peng- pemeriksaan dan peng-
kesehatan obatan lansia obatan lansia pukul
lansia di RW 15.00-18.00 WIB
II Kelurahan 13 Agus- Memfasilitasi penyusunan
Wiyung tus 2002 rencana kegiatan pembina-
an kesehatan lansia dengan Tersusun proposal
menyusunkan pro-posal dan kegiatan pembinaan
perencanaan pembinaan lansia pada 13/8/02
lansia untuk Pokjakes dan
12- Pokja Lansia
19/8/02
Memfasilitasi pelaksanaan
kegiatan pembinaan ke-
sehatan lansia. Terlaksananya koor-
dinasi intensif dengan
Pokjakes

Resiko ter- 22 Juli Koordinasi dengan pengurus Terkoordinasi dengan


jadinya ke- 2002 Karang Taruna di masing- karang taruna tiap RT
nakalan re- masing RT
maja di RW
II Kelurahan 22 Juli Mencari dukungan dari Ada dukungan dari toma
Wiyung ber- 2002 tokoh masyarakat dan & agama dengan
hubungan agama setempat terhadap menyediakan kesem-
dengan ku- kegiatan karang taruna. patan dan fasilitas
rangnya pe-
manfaatan 02 Memfasilitasi adanya ke- Terbuatnya spanduk anti
waktu luang Agus-tus giatan kreasi remaja dan narkoba
remaja di 2002 kegiatan lain dalam rang-ka Terencananya ceramah
RW II Ke- mencegah kenakalan Narkoba, AIDS dan SE
lurahan Wi- remaja, penyalahgunaan Adanya fasilitas untuk
yung obat dan upaya mening- bekerjasama dengan
katkan hubungan silatu- LSM Sebaya Surabaya
rahmi antar remaja.
09 Agust
2002 Ceramah Narkoba, AIDS Terlaksana pada 09/8/02
dan SE dengan peserta 30-40
orang pukul 20.00-22.00
WIB di Balai RW II
Wiyung

Resiko ter- 24 Juli Penyuluhan kesehatan Terlaksana pada 24/7/02


jangkit pe- 2002 tentang penyebab, siklus pukul 09.00-12.00 WB di
nyakit de- hidup nyamuk dan upaya Balai RW II saat
mam ber- pemutusan siklus hidup Posyandu Balita dg
darah (DHF) nyamuk. peserta 33 orang, materi
diwilayah imunisasi dan Posyandu
RW II Ke- oleh Sudaryani dan
lurahan Wi- Endang Purwaningsih.
yung ber-
hubungan Terlaksana Minggu
dengan 11 Pencanangan Gerakan bersih tgl 11/8/02 pukul
tingginya Agus-tus Minggu Bersih dengan 06.00-10.00 WIB tiap
kepadatan 2002 melakukan PSN RT dan kebersihan
vector terjaga.

11-16 Terpantau jentik di


Agus-tus Pemantauan/survey jentik beberapa rumah yang
2002 berkala. diambil secara random
oleh mahasiswa. Se-telah
penilaian, jumlah
berkurang menjadi 10%
dari rumah yang bak
airnya terdapat jentik

11- Ternilai pada 19 Agustus


16/8/02 2002
Lomba kebersihan
lingkungan

Kurang efek- 23 Juli Koordinasi lintas sektoral Terlaksana kerjasama


tifnya 2002 dan lintas program terkait dengan Puskesmas
peman-faatan dengan pembinaan Wiyung
posyan-du di posyandu.
RW II
Kelurahan 22-23 Menyarankan penataan Tersampaikannya saran
Wi-yung ber- Juli 2002 kembali sistem yang terkait pengefektifan 5 meja di
hubungan dengan posyandu dengan Posyandu kepada
de-ngan mengefektifkan 5 meja di Puskesmas
sistem 23 Juli Posyandu..
pendukung 2002 Kaderisasi kader posyandu Dilakukan urun rem-bug
yang kurang kepada kader ke-sehatan
memadai untuk mencari kader
baru.
2 & 6
Agust Penyegaran kader pos-yandu Pelatihan kader ter-
2002 melalui pelatihan kader laksanan bersamaan
dengan pelatihan ang-
gota Pokjakes
23 Penyebaran informasi
Agus-tus tentang posyandu melalui Tersebarnya informasi
2002 sarana peribadatan, ke- oleh mahasiswa me-lalui
giatan sosial masyarakat, kader dan RT untuk
tokoh agama dan tokoh diinformasikan di masjid
masyarakat. dan musholla
24
Agus-tus Penyuluhan imunisasi dan
2002 pemanfaatan Posyandu Terlasana penyuluhan
tanggal 24/8/02 saat
Posyandu Balita pukul
09.00-12.00 WIB di
Balai RW II Wiyung
dengan peserta 33
orang/ibu dari balita.

Rendahnya 25-26 Identifikasi penyebab Teridentifikasi


penggunaan Juli 2002 rendahnya penggunaan penyebab, yaitu tidk tahu
metode metode KB jangka panjang / manfaat KB kontap dan
kontrasepsi kontap kebiasaan mengikuti
jangka metode KB yang
panjang di- digunakan oleh sesama
wilayah RW wanita usia subur (ikut-
II kelurahan ikutan), serta sudah
Wiyung merasa cocok dengan
metode yang saat ini
digunakan.

29 Juli Tidak terevaluasi


2002 Koordinasi lintas program
dan lintas sektoral yang
terkait dengan permasalahan
Agus-tus tersebut
2002 Terlaksana secara
Desiminasi dan penyuluhan individual, sehingga
metode kontap/KB jangka evaluasi tidak terlaksana
panjang secara optimal.

3.4 Tahap Evaluasi


Evaluasi dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu:
1) Formative Evaluation (Evaluasi Formatif/Proses)
Evaluasi ini dilakukan pada saat dilaksanakannya suatu kegiatan sampai selesai.
Evaluasi ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

2) Sumative Evaluation (Evaluasi Sumatif/Akhir)


Tahap ini dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat yaitu pada tanggal 25
Agustus 002 pukul 20.00-22.00 WIB di Balai RW II Kelurahan Wiyung pada saat terminasi
praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu:
a. Terbentuknya Kelompok Kerja Kesehatan SENTOSA dengan pengurus, struktur dan
kegiatan yang akan dilaksanakan.
b. Terbinanya kesehatan lansia dengan kegiatan lanjutan dari proposal yang telah disusun.
c. Adanya prioritas masalah yang telah diselesaikan dan diteruskan oleh Pokjakes.
d. Partisipasi aktif dan interes masyarakat terhadap kesehatan 90%.
e. Untuk diagnosa keperawatan nomor 4 dan 5 akan diteruskan oleh Pokjakes.
f. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan 90%.
BAB 4

PEMBAHASAN

Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1


Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3
Gerbong II mulai 01 Juli 2002 23 Agustus 2002 sebagai salah satu perogram profesi dalam
menempuh pendidikan Strata 1 Keperawatan.
Praktik tersebut dilakukan untuk mengaplikasikan konsep keperawatan dan kesehatan
komunitas serta keluarga di tataran nyata kepada masyarakat sehingga upaya mencetak
tenaga perawat profesional sesuai dengan kompetensinya dapat tercapai.
Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model pendekatan yang
bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut kami
uraikan pembahasan dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada bab 3.

4.1 Praktik Klinik Keperawatan Komunitas


4.1.1 Tahap Pengkajian
1) Pengumpulan Data
(1) Data Demografi
Wilayah RW II Kelurahan Wiyung terbagi menjadi 4 RT yang masing-masing RT
terdiri dari 100-150 KK dengan data yang terkumpul sejumlah 356 KK (quesioner) dari 500
KK yang diperkirakan, berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan aparat RW,
maka didapatkan bahwa 100% penduduk merupakan warga asli Wiyung dengan jumlah 1478
penduduk. Hal ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam melakukan analisa kondisi
lingkungan dan penyesuaian strategi komunikasi dan interaksi dengan masyarakat. Selain itu,
akan memberikan efektifitas dalam pelaksanaan kegiatan, sebab keikutsertaan; kepemilikan
dan rasa tanggung jawab atas masalah kesehatan lingkungannya akan tinggi sebab Wiyung
merupakan daerah sendiri.
Berdasarkan metode pengkajian Winshield Survey, data demografi masyarakat akan
disajikan sebagai berikut:
Batas wilayah sebelah barat : RW III Kelurahan Wiyung
Batas wilayah sebelah timur : Kelurahan Babadan
Batas wilayah sebelah selatan : RW I Kelurahan Wiyung
Batas wilayah sebelah utara : RW III dan IV Kelurahan Wiyung
Fasilitas yang tersedia di RW II Kelurahan Wiyung adalah sebagai berikut: balai RW II (1
buah), musholla di RT 02 (1 buah), masjid di RT 04 dan 01 (2 buah), Posyandu. Fasilitas
tersebut dianggap warga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan beribadah dan
mengadakan kegiatan-kegiatan desa.
Hasil data yang diperoleh melalui angket/quesioner, wawancara dan observasi yang
dilakukan oleh mahasiswa dapat disajikan sebagai berikut:

a. Distribusi Warga Berdasarkan Jenis Kelamin


Dari gambar 4.1 didapatkan bahwa sebagian besar warga berjenis kelamin perempuan
dengan jumlah 748 orang (50,6%) dan 730 orang berjenis kelamin laki-laki (49,4%).
Perbandingan tersebut seimbang.

b. Distribusi Warga Berdasarkan Agama/Kepercayaan


Dari gambar 4.2 didapatkan sebagian besar (93%) warga beragama Islam dengan kegiatan
keagamaan yang aktif yaitu majlis dzibaiyah ibu-ibu setiap Selasa malam, majlis tahlil ibu-
ibu setiap Rabu malam, majlis tahlil bapak-bapak tiap Kamis malam.
Kerukunan antar ummat beragama terjalin dengan baik tanpa ada gangguan, mereka
saling menghargai kepercayaan masing-masing. Dengan agama yang mayoritas Islam,
Wiyung terkesan sangat agamis dengan kegiatan-kegiatan seperti yang telah dijelaskan
diatas.
Forum-forum tersebut selain digunakan untuk menggali ilmu agama dan beribadah, juga
sebagai sarana penyampai informasi kegiatan desa atau kegiatan warga apabila mengadakan
suatu hajatan. Hal ini memberikan kemudahan transfer informasi untuk warga dari pihak
manapun termasuk kegiatan-kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan keluarga.

c. Distribusi Warga Berdasarkan Umur


Dari gambar 4.3, diadapatkan bahwa sebagian besar wrga berada pada usia produktif
yaitu 22-55 tahun dengan jumlah 757 orang (51,2%), hal ini memberikan kemudahan bagi
mahasiswa untuk menggerakkan masyarakat. Selain kemudahan yang diperoleh, data tersebut
memberikan masalah tersendiri bagaimana mendayagunakan masa produktif tersebut menjadi
masa yang benar-benar manfaat untuk menunjang status kesehatan mereka.
Selain itu, terdapat data yang mencolok yaitu jumlah usia lanjut yang menduduki
peringkat ke-4, yaitu sejumlah 142 orang (9,61%), hal ini memberikan dampak pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memerlukan tinakan yang lebih terhadap
kelompok khusus ini.
d. Distribusi Warga Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan gambar 4.4, didapatkan data bahwa sebagian besar warga RW II Kelurahan
Wiyung berpendidikan SD atau sederajat dengan jumlah 587 orang (39,7%), hal ini
memberikan dampak pada strategi pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
komunitas. Untuk mensosialisasikan kegiatan-kegiatan baik komunitas maupun keluarga,
mahasiswa menggunakan pendekatan dengan menyesuaikan tingkat pendidikan warga yang
memberikan pengaruh juga terhadap tingkat pengetahuan mayarakat.
Dari gambar 4,4 juga didapatkan warga yang tidak sekolah sejumlah 269 orang
(18,2%), data tersebut meliputi warga dewasa yang tidak pernah mengenyam
pendidikan/bangku sekolah dan balita. Jumlah tersebut memberikan pengaruh terhadap
program yang ditentukan harus dapat diterima oleh kalangan tersebut, sehingga tujuan
berhasil dicapai.

e. Distribusi Warga Berdasarkan Pekerjaan


Gambar 4.5 menunjukkan sebagian warga tidak bekerja sejumlah 846 orang (57,2%).
Warga yang tidak bekerja meliputi ibu rumah tangga, balita, anak dan remaja sekolah serta
usia lanjut. Kebanyakan dari warga yang bekerja adalah mempunyai pekerjaan swasta 289
orang (19,6%) yaitu dagang, pekerja bangunan dan karyawan swasta 264 orang (17,9%).
Dengan data yang ditemukan apabila disesuaikan dengan usia produktif warga RW II
Wiyung, maka terdapat ketidakseimbangan yaitu masih banyak warga usia produktif tetapi
tanpa mempunyai usaha produktif dan menghasilkan sesuatu, khususnya ibu rumah tangga
dan remaja post SMA.
Menghadapi fenomena tersebut, perlu dilakukan inovasi untuk memberikan alternatif
kegiatan agar tetap produktif, misalnya dengan mengaktifkan kegiatan-kegiatan PKK bagi
ibu-ibu, memberikan keterampilan bagi remaja melalui karang taruna. Hal ini sudah
dilakukan oleh mahasiswa bersama Pokjakes dengan berbagai kegiatan sehingga mereka
tetap produktif, khususnya produktif dari segi intelektual dan keterampilan.

(2) Data Kesehatan Lingkungan


Dari 356 KK yang didata, maka didapatkan data kesehatan lingkungan sebagai
berikut:
a. Status kepemilikan rumah:
Sewa/kontrak (3,3%), rumah sendiri (81,8%) dan orang tua/keluarga (15,5%). Data
tersebut memberikan indikasi tingginya rasa kepemilikan dan tanggung jawab warga terhadap
kondisi rumahnya.

b. Ratio jumlah kamar tidur dengan anggota keluarga:


Satu banding satu/1:1 (21%), 1 : 2 (49,1%) dan 1 : 3 atau lebih (29,9%). Data
tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat over load dalam perbandingan kamar dengan
anggota keluarga, sehingga kebutuhan akan oksigen dan perkembangan anggota keluarga
tercukupi.

c. Lantai rumah:
Dari seluruh rumah KK, didapatkan lantai rumah berupa keramik (34.6%), tegel
(13,29%), semen (42,52%) dan tanah (9,6%). Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar rumah warga sudah memenuhi persyaratan rumah sehat, walaupun masihh terdapat
9,6% rumah warga yang berlantai tanah.

d. Keberadaan ventilasi:
Terdapat ventilasi di masing-masing kamar keluarga sekitar 51,9%, namun masih ada
yang tidak berventilasi sebanyak 48,1%. Hal ini memberikan dampak pada tidak adanya
sirkulasi udara yang masuk ke kamar, sehingga pasokan udara bersih berkurang dan
mengakibatkan ruangan menjadi pengap, lembab dan kurang oksigen. Kondisi semacam ini
menjadi faktor predisposisi munculnya permasalahan kesehatan lingkungan, seperti penyakit
saluran pernafasan, resiko demam berdarah dengan memberikan media bagi nyamuk untuk
bersarang.

e. Kebiasaan membuka ventilasi:


Dari data yang diperoleh, warga telah mempunyai kebiasaan membuka ventilasi
setiap hari/sering sebanyak 51,4%, akan tetapi masih terdapat sekitar 48,6% yang masih
jarang membuka ventilasi kamar atau rumah. Hal ini disebabkan karena adanya rumah yang
berhimpitan sehingga mereka beranggapan percuma membuka cendela kamar dan ada yang
tidak beralasan. Hal ini merupakan faktor pendukung insidensi penyakit saluran nafas dan
DHF sebagaimana dampak yang dipaparkan pada data kepemilikan ventilasi dikamar rumah
warga.

f. Pencahayaan oleh cahaya matahari:


Menurut pendataan didapatkan pencahayaan rumah oleh matahari sebagian besar
cukup (77,2%) dan baik (19,2%). Kategori baik, cukup dan kurang masih sangat obyektif
sesuai dengan persepsi warga, akan tetapi mahasiswa telah membuat patokan tersendiri, yaitu
sekitar 0-35% = kurang, 36-50% cukup dan 51-75% baik dengan dilakukan penilaian secara
observasi dari rumah ke rumah.

g. Sumber air bersih:


Sebagian besar warga mendapatkan air bersih dari PDAM yang merupakan pemasok utama
kebutuhan air warga sejumlah 93,7%. Namun yang menjadi masalah adalah fasilitas
kebutuhan air khususnya RT 03 dan 04. Selama ini, pasokan air didapatkan dari PDAM
seminggu 23 kali, hal ini masih dianggap kurang dari cukup untuk memenuhi kebutuhan air
sehari-hari. Warga sangat tergantung dengan pasokan air dari PDAM, sebab daerah Wiyung
merupakan daerah pegunungan dan menanjak, khususnya RT 03 dan 04. Untuk itu,
dibutuhkan kerjasama lintas sektoral untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

h. Air minum:
Sebagian besar warga (89,3%) telah mengkonsumsi air minum dari PDAM yang
sudah dimasak, air kemasan (2,9%). Namun masih terdapat 1,9% warga menggunakan air
PDAM yang tidak dimasak dan sumur (5,8%) yang tidak teridentifikasi cara pengolahannya.
Hal ini perlu diwaspadai untuk terjadinya diare, khususnya pada anak, balita dan usia lanjut.

i. Jamban/WC:
Masih terdapat 3% warga yang tidak mempunyai jamban, ini menunjukkan masih
adanya rumah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Alasan tidak adanya jamban
adalah tidak ada biaya untuk membangunnya dan dari beberapa KK berada dalam satu
naungan dengan tetangga lain, jadi penggunaan sarana jamban digunakan bersama-sama.

j. Resapan septik tank:


Resapan septink tank yang diharapkan adalah berbagai macam bahan yang digunakan
untuk menampung dan meresap limbah dari jamban. Menurut jawaban warga, terdapat 44,7%
KK yang mempunyai resapan di septik tank-nya, namun sebagian dari jamban warga 55,3%
belum mempunyai redapan. Alasan tidak adanya resapan adalah ketidaktahuan pengisi
quesioner terhadap kondisi septik tank-nya. Selain itu, setelah dianalisa, ternyata model
pertanyaan yang diajukan masih belum mewakili tujuan yang dimaksud.

k. Kebiasaan menguras bak penampungan air:


Kebiasaan warga untuk menguras bak penampungan air sebagian besar setiap
seminggu sekali (50,5%) bersamaan dengan didapatkannya air dari PDAM. Namun masih
terdapat 35,2% KK yang menguras bak penampungan air lebih dari seminggu, hal ini
merupakan faktor penunjang untuk berkembangnya jentik-jentik nyamuk Aides Aigepti.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya KIE untuk mengeliminasi kebiasaan tersebut sehingga
warga RW II Wiyung tidak terjangkit penyakit demam berdarah.

l. Keberadaan jentik nyamuk:


Seiring dengan masih banyaknya KK yang mempunyai kebiasaan menguras bak
mandi lebih dari seminggu, maka terdapat 49,2% KK yang kamar mandi atau bak
penampungan airnya menjadi sarang jentik nyamuk Aides Aigepti. Ini menimbulkan
permasalahan lingkungan hidup khususnya resiko terjangkitnya oenyakit demam berdarah di
wilayah RW II, oleh karena itu dibutuhkan strategi KIEMS untuk menanggulangi
permasalahan tersebut.

m. Pembuangan sampah:
Sebagian besar warga membuang dan mengolah sampah melalui pembakaran
(91,4%). Hal ini akan berdampak pada kesehatan lingkungan dan menjadi faktor predisposisi
terjadinya penyakit saluran pernafasan. Namun, selagi sirkulasi udara tempat pembakaran
tersebut memadai, maka tidak dihawatirkan terjadi hal tersebut.

n. Pembuangan air limbah rumah tangga:


Masih terdapat 2,6% rumah warga yang tidak mempunyai sistem pembuangan air
limbah rumah tangga, hanya tergenang saja di lingkungan rumahnya, walaupun sudah
sebagian besar sistem pembuangannya menggunakan parit/got (91,7%). Yang menjadi
pertanyaan adalah apakah parit/got tersebut secara keseluruhan telah tertutup atau tidak.
Menurut informasi dari warga, bahwa terdapat paralon yang digunakan untuk
menyalurkan buangan air menuju parit besar. Untuk itu, perlu pemantauan lebih lanjut
tentang keberadaan parit tersebut dan ini membutuhkan kerja sama dengan aparat desa
dengan tetap memperhatikan kondisi finansial desa dan sebagainya.

(3) Data Kesehatan Usia Lanjut

a. Keberadaan lansia di KK:


Sekitar 39,4% KK mempunyai anggota keluarga yang berusia > 55 tahun (usila). Data
ini memberikan gambaran bahwa terdapat tanggungjawab yang lebih bagi keluarga untuk
meerawat dan membina lansia agar tetap sejahtera, bahagian dan berdaya guna baik bagi
keluarga maupun masyarakat.

b. Jumlah lansia di RW II Kelurahan Wiyung: 129 orang (8,73%) dari 1478 penduduk.
Jumlah tersebut menunjukkan bahwa terdapat kelompok khusus di RW II yang
membutuhkan pembinaan lebih lanjut.

c. Status kesehatan:

Sebagian besar lansia dalam keadaan sehat (77,5%), keluhan sakit hanyalah pegal
linu, sesak, darah tinggi, kembung, diare dan lain-lain dengan jumlah 22,5% dari seluruh
lansia.

d. Tindakan yang dilakukan bila lansia sakit:

Delapan puluh tiga koma tujuh persen (83,7%) KK membawa lansia ke Puskesmas
untuk berobat, disusul dengan 14,7% ke dokter dan lainnya yaitu 0,8% ke klinik dan bidan.
Ini menunjukkan bahwa keluarga telah mampu untuk mengambil keputusan tindakan
kesehatan bagi anggota keluarganya yang sakit dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada di masyarakat.

e. Aktifitas lansia sehari-hari:

Masih terdapat 63,3% lansia yang tidak mempunyai kegiatan. Data tersebut
memberikan dampak pada status kesehatan lansia sehingga membutuhkan pembinaan
kesehatan lansia secara komperhensif dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dan
bekerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.

(4) Data Kesehatan Ibu Hamil


a. Keberadaan ibu hamil dalam KK:

Terdapat 6,3% KK yang anggota keluarganya sedang mengandung. Ini merupakan


data penunjang program kesehatan ibu hamil yang dicanangkan oleh pemerintah melalui
Puskesmas dan diaplikasikan mahasiswa dalam rangka mencegah terjadinya kasus yang lebih
serius.

b. Jumlah ibu hamil: 17 orang


c. Kehamilan ke-:

Sebagian besar dari ibu hamil baru mengandung yang pertama kali yaitu sebanyak
52,9% dari 17 bumil. Dengan kehamilan yang pertama ini, maka upaya untuk memberikan
KIE pada ibu hamil merupakan hal yang sangat penting demi memberikan bekal pada ibu
hamil menghadapi kehamilan dan persalinannya kelak.

d. Usia kehamilan:

Usia kehamilan ibu hamil warga RW II 41,7% berusia 1-3 bulan, hal ini
mengharuskan kewaspadaan terhadap kondisi bumil, karena trimester III merupakan masa
rawan.

e. Tempat pemeriksaan kehamilan:

Sebagian besar ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke dokter/bidan 58,8% dengan


intensitas teratur sesuai jadual yang telah ditentukannya.

f. Keluhan selama kehamilan:

Dari 17 ibuh amil, hanya 20% saja yang mengeluh adanya mual, pusing terutama
yang usia kehamilan muda.

g. Imunisasi TT selama hamil:


Sebagian besar (76,5%) ibu hamil telah mendapatkan imunisasi TT selama hamil
dengan intensitas 1 sampai 2 kali.

(5) Data Keluarga Berencana

a. Akseptor KB

Dari gambar 4.6, didapatkan data bahwa dari 356 KK, terdapat 76% dari isteri
menjadi akseptor KB. Walau data ini telah menunjukkan keberhasilan program KB, tetapi
pelaku/yang menjadi akseptor barulah kaum wanita, sedangkan untuk menuju NKKBS dan
kesehatan reproduksi, diharapkan suami turut serta aktif menjadi akseptor KB.

b. Metode KB yang digunakan:

Gambar 4.7 menunjukkan sebagian besar akseptor KB menggunakan metode suntik


(63%) dan pil (31%). Hal ini menunjukkan bahwa masih digunakannya kontrasepsi jangka
pendek dan yang melaksanakan KB baru dari pihak isteri. Maka perlu dilakukan berbagai
upaya agar suami juga menjadi akseptor KB dan mengikuti kontrasepsi mantap atau jangka
panjang.

(6) Data Kesehatan Balita

a. Imunisasi Balita:

Pemahaman warga tentang kebutuhan kekebalan balitanya semakin meningkat dengan


status imunisasi bayi untuk polio 4 kali (38%), hepatitis B 3 kali (47,7%), DPT 3 kali
(48,9%), BCG 1 kali (75,3%) dan campak 1 kali (60,2%).
Namun, masih terdapat bayi yang tidak dimunisasi Polio (14,1%), hepatitis B
(22,7%), DPT (23,9%), BCG (4,7%) dan campak (39,8%). Hal ini muncul dengan alasan para
ibu malas mengimunisasikan lagi, doktrin orang tua tentang ketidakmanfaatannya dilakukan
imunisasi dan ketidaktahuan ibu terhadap akibat dari imunisasi dan penanggulangannya. Hal
ini juga dimungkinkan kurang adanya informasi yang diberikan oleh petugas secara lebih
intensif dan menyesuaikan dengan budaya, adat istiadat warga.
b. Umur diberi ASI

Pemberian ASI eksklusif sebagian besar telah diberikan, bahkan sampai balita
berumur 24 bulan (53,2%). Data tersebut dapat dinterpretasikan bahwa kebutuhan ASI bayi
terpenuhi.

c. Pemberian makanan tanbahan:

Masih terdapat 46,9% memberikan makanan tambahan pada bayi setelah 4 bulan,
14,6% pada umur 2-3 bulan dan bahkan segera setelah lahir (3,1%). Hal ini menunjukkan
masih kurangnya pengetahuan pemberian makanan tambahan khususnya pada ketepatan
waktu. Selain itu, budaya orang Jawa masih lekat pada warga.

d. Status gizi (KMS):

Terdapat 30% balita yang berada di garis kuning. Ini membutuhkan kewaspadaan
terhadap kondisi dan status gizi balita.

e. Tempat penimbangan

Sebagian besar warga menimbangkan anaknya ke Posyandu (56,2%), sedangkan


tempat lain yang didatangi untuk menimbangkan balita adalah klinik dan bidan praktik
(18,8%).

f. Waktu penimbangan

Rutin setiap bulan (78,7%), tidak rutin setiap bulan ( > 1 bulan) yaatu 21,3%. Namun
distribusi rutinitas penimbangan tidak normal, sebab peserta posyandu sebagian besar berasal
dari RT 01 dan 02. Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04,
malas, tidak ada teman untuk berangkat bersama, tidak adanya kegiatan di Posyandu selain
penimbangan dan pemberian makanan tambahan, dan langsung dibawa ke Puskesmas atau
bidan.
g. Tindakan bila anak sakit

Keluarga telah mampu memutuskan tindakan kesehatan untuk anggota keluarganya


yang sakit dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan di masyarakat. Hal ini dibuktikan
dengan dibawanya balita yang sakit ke sarana kesehatan sebagai baerikut: dokter praktik
(10,6%), perawat/bidan (6,4%) dan Puskesmas/RS (83%).

(7) Data Status Kesehatan Keluarga

a. Anggota keluarga yang sakit 6 bulan terakhir

Adanya anggota keluarga yang dakit sebanyak 36,4%, data ini kebanyakan adanya
keluhan dari lansia.

b. Penyakit yang diderita

Lain-lain (97,6%) yaitu batuk, pilek, pegal linu, darah tinggi, sesak, darah
tinggi/hypertensi, dan lain-lain.

c. Anggota keluarga yang meninggal 1 tahun terakhir ada sejumlah 9,1% disebabkan
karena usia lanjut.

(8) Data Kesehatan Remaja

a. Remaja di keluarga

Di keluarga terdapat remaja sejumlah 74,7% dari 356 KK yang di data.

b. Jumlah remaja: 251 orang (17%) dari 1478 penduduk.


c. Kegiatan waktu luang
Sebagian besar remaja memanfaatkan waktu luangnya dengan santai tanpa kegiatan
(36,4%). Ini dapat memberikan dampak kemungkinan terjadinya kenakalan remaja dengan
adanya pengaruh narkoba dan seks bebas.

d. Kebiasaan remaja

Terdapat 52,3% kebiasaan remaja yang tidak terdeteksi (lain-lain), diantaranya


melihat TV dan bermain ke teman-teman. Namun, masih ada 1 orang (0,4%) remaja yang
minum-minuman keras.

e. Kegiatan sosial remaja

Kegiatan sosial remaja sebagian besar di karang taruna (69,7%) ini memberikan
kemudahan bagi mahasiswa untuk memobilisasi remaja dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan.

f. Olah raga

Olah raga yang digemari remaja adalah sepak bola (65,4%), bagi remaja putri lebih ke
badminton dan volley di sekolahan. Olah raga lain-lain yang tidak tertulis adalah lari dll.

2) Analisa Data
Dilakukan analisa data dengan menggunakan analisa SWOT dan pengelompokan data dengan
masalah dan penyebabnya menggunakan akar masalah sebagaimana tertulis pada tabel
analisa masalah bab 3.

3) Perumusan Masalah dan Prioritas Masalah


Setelah dilakukan analisa data, dirumuskanlah masalah keperawatan dan dilakukan prioritas
masalah menggunakan format penapisan masalah. Setelah dilakukan penapisan, akhirnya
didapatkannya masalah sesuai dengan prioritas dan tingkat urgensinya sesuai dengan
kesepakatan mahasiswa dan warga/Pokjakes pada desiminasi dan lokakarya kesehatan hari
Minggu, 1 Juli 2002 pukul 15.00-18.00 WIB di Balai RW II Kelurahan Wiyung. Masalah
tersebut antara lain:
(1) Resiko penurunan status kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung
(2) Resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung
(3) Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) diwilayah RW II Kelurahan Wiyung
(4) Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Kelurahan Wiyung
(5) Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah RW II Kelurahan
Wiyung.
Kegiatan penentuan prioritas masalah dapat berlangsung dengan lancar, yaitu pada saat
desiminasi dan penentuan oleh Pokjakes SENTOSA karena masyarakat sudah mulai memiliki
konsep mengenai model keperawatan komunitas. Dari prioritas masalah tersebut berhasil
disusun rencana kegiatan bersama antara mahasiswa, Pokjakes dan warga.

3.1.2 Tahap Perencanaan


Perencanaan disusun oleh mahasiswa, Pokjakes SENTOSA dan warga secara berkala, yaitu
saat desiminasi dan lokakarya kesehatan, pertemuan intensif antara mahasiswa dan
Pokjakes. Secara umum, perencanaan dapat dilaksanakan dengan lancar sesuai rincian pad
tabel perencanaan Bab 3.

4.1.3 Tahap Pelaksanaan


Pelaksanaan kegiatan khususnya 3 masalah utama dapat dilaksanakan dengan tingkat
keberhasilan 90%, sedangkan untuk 2 masalah terakhir telah dilakukan tindakan/kegiatan
yang akan ditindak lanjuti oleh Pokjakes. Uraian pelaksanaan dapat dilihat pada tabel
pelaksanaan Bab 3.

4.1.4 Tahap Evaluasi


Kegiatan evaluasi dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu evaluasi proses pada saat
kegiatan dilaksanakan sampai usai, dan evaluasi akhir yang dilakukan bersama dengan warga
pada saat kegiatan terminasi 25 Agustus 2002.
Secara umum, kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dapat dikatakan berhasil dari
sudut pandang respon positif dan peran serta aktif warga dimotori oleh Pokjakes dan aparat
RW dan RT. Namun perlu dilakukan perbaikan pada pre klinik, model praktik klinik
komunitas dan model evaluasi dan tindak lanjut praktik klinik didaerah binaan dimaksud.

4.2 Praktik Klinik Keperawatan Keluarga


Dari laporan yang masuk seluruh mahasiswa, keseluruhan mahasiswa tidak mengalami
masalah dalam melakukan pendekatan denga keluarga yang dibina. Karena kecenderungan
mahasiswa menggunakan model pendekatan Problem Solving Approach (pendekatan
menggunakan model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga langsung terjadi
begitu mahasiswa masuk dalam keluarga binaan masing-masing.
Rata-rata dalam waktu singkat, mahasiswa sudah dapat diterima oleh keluarga sehingga
antara keluarga dan mahasiswa terdapat hubungan terapeutik yang baik.
Secara keseluruhan, proses penerapan asuhan keperawatan keluarga mempunyai tingkat
keberhasilan 90% karena keterampilan mahasiswa dalam menerapkan strategi pendekatan
yang terbaik untuk menumbuhkan antusiasme keluarga dalam upaya menyelesaikan
permasalahan kesehatan keluaga secara mandiri, sehingga keluarga mampu melaksanakan 5
tugas kesehatan keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan 01 Juli 2002-23 Agustus 2002 oleh
mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Angkatan III Kelompok 3 Gerbong merupakan salah satu program profesi untuk
menghasilkan tenaga perawat yang profesional sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.
Sebagai aplikasi nyata dari konsep keperawatan komunitas, maka diberikan asuhan
keperawatan komunitas kepada warga RW II Kelurahan Wiyung untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat.
Pendekatan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan proses
keperawatan yang meliputi 4 tahap, yaitu pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi
yang dilaksanakan secara integral dan komperhensif dalam meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengenal masalah kesehatannya dan mampu menciptakan berbagai
alternatif dalam upaya meningkatkat derajat kesehatannya.
Dari keempat tahapan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa bersama
dengan Pokjakes, aparat, kader, karang taruna dan warga RW II Kelurahan Wiyung. Dalam
pelaksanaannya tidak pernah lepas dari aral dan rintangan, akan tetapi hal tersebut dapat
diatasi dengan baik tanpa mengganggu aktifitas praktik klinikk.
Secara umum tingkat keberhasilan pelaksanaan praktik klinik keperawtan komunitas adalah
90% dengan tingkat antusiasme warga, peran serta aktif dan bantuan dari brbagai pihak.

5.2 Saran-Saran
1) Pihak Puskesmas Wiyung
a. Agar lebih meningkatkan pembinaan terhadap kelompok-kelompok yang terdapat di
masyarakat khususnya di bidang kesehatan, sehingga apa yang menjadi upaya Puskesmas
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dapat tercapai dengan
baik.
b. Terbukanya kerjasama lebih lanjut dengan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga khususnya untuk program keperawatan komunitas dan
keluarga.

2) Pihak Pendidikan
a. Dalam proses persiapan memasuki program praktik klinik keperawatan komunitas yang
dibekalkan kepada mahasiswa hendaknya memiliki suatu konsep yang terstruktur dan
mengintegrasikan keseluruhan konsep keperawatan klinik dengan kondisi lapangan, sehingga
didapatkan kesamaan ide, pendapat, kesepakatan dan persepsi menuju peningkatan efektifitas
pelaksanaan praktik klinik di lapangan.
b. Untuk meningkatkan, memperluas dan mempermudah hubungan instansi yang terkait praktik
klinik keperawatan komunitas dengan mahasiswa, diharapkan adanya kerjasama antara
pendidikan dengan instansi terkait, baik berupa kontrak waktu atau dalam bentuk yang lain.
c. Berdasarkan atas saran pembimbing praktik klinik keperawatan komunitas untuk
dilakukannya evaluasi dan tindak lanjut terhadap wilayah yang telah dibina khususnya oleh
kelompok selanjunya, hendaknya disusun kembali/reorganisasi kembali rencana program
praktik klinik keperawatan komunitas khususnya konsep evaluasi keberhasilan dari
masyarakat sebagai suatu tindak lanjut.

3) Pihak LKMD
Dengan terbentuknya Kelompok Kerja Kesehatan SENTOSA di RW II Kelurahan Wiyung,
hendaknya diberikan bantuan, bimbingan, konseling dan supervisi berkala sebagai salah satu
program LKMD seksi 5 kesehatan.

4) Kelompok Kerja Kesehatan SENTOSA


a. Agar selalu meningkatkan pengetahuan dan k eterampilan yang telah diperolleh sehingga
dapat menjadi ujung tombak kelompok pikir dan sebagai motor pembinaan kesehatan yang
terdapat di masyarakat, sehingga dapat membantu peningkatan derajat kesehatan masyarakat
RW II Kelurahan Wiyung.
b. Agar tetap menjalin kerjasama dengan LKMD, bidang kesejahteraan, bidang rohani dan
Puskesmas serta institusi terkait dengan Pokjakes demi kelangsungan dan keberhasilan
program kerja.
c. Agar tetap bergerak aktif untuk menjalankan program kerja yang telah di rencanakan.

5) Mahasiswa PSIK Gerbong selanjutnya


a. Bekali diri dengan konsep perawatan komunitas dan keluarga, proses pengorganisasian
masyarakat, tekhnik komunikasi dan interaksi sosial.
b. Pertahankan kebersamaan dan kerjasama yang baik antar anggota kelompok sebagaimana
yang telah kami lakukan, sebab itu modal utama keberhasilan kita.
c. Lakkukan analisa situasi dan lingkungan dari praktik sebelumnya sebagai wacana dan modal
perencanaan selanjutnya.
d. Tunjukkan profesionalisme kita sebagai perawat sehingga memberikan kesan yang
membekas bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Adina, M. Rienhardt. (1990). Family Community Nursing A Sosial Cultural Framework. The CV.
Mosby Company.

Ali Zaidin. (1998). Pengantar Asuhan Perawatan Kesehatan Pada Masyarakat Seri 4 Perawatan
Kesehatan Masyarakat (MA 213). Universitas Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (1990). Konsep Perawatan Masyarakat. Jakarta.

Effendy Nasrul. (1992). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyakat. Penerbit Buku


Kedokteran. Jakarta.

Das könnte Ihnen auch gefallen