Sie sind auf Seite 1von 21

MAKALAH

..

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP


PERUBAHAN SOSIAL

DISUSUUN OLEH KELOMPOK 12


1. FUTRI
2. NABILA
3. MALIA

DOSEN PENGAMPU
..

PROGRAM STUDI S.1 ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGIII ILMU ADMINISTRASI
SETIH SETIO MUARA BUNGO
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Sikap Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial..
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliahKonsep Dasar IPS. Dan tidak lupa penulis mengucapkan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing
penulis, terutam kepada Dosen Pembimbing sekaligus kepada teman teman
seperjuangan.
Tentu saja dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari kekurangan
untuk itu penulis mengharapkan kritikan yang bersifat membangun dari semua
pihak demi perbaikan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak.
Muara Bungo, Desember 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok
sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan
bersama. Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan
kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-
persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan
masyarakatnya akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut
merupakan sebuah keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak
terjadi dimanapun tempatnya.
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar
orang, organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut struktur sosial atau
pola nilai dan norma serta pran. Dengan demikina, istilah yang lebih
lengkap mestinya adalah perubahan sosial-kebudayaan karena memang
antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan
kebudayaan itu sendiri. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan
budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi
perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.
Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan
sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan
perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
Perubahan sosial tidak dapat dipandang hanya dari satu sisi, sebab
perubahan ini mengakibatkan perubahan disektor-sektor lain. Ini berarti
perubahan sosial selalu menjalar ke berbagai bidang-bidang lainnya.
Perubahan sosial dapat dilihat dari system nilai yang pada suatu saat
berlaku akan tetapi disaat yang lain tidak berlaku. Misalnya, dahulu kantor pos
memegang peranan penting untuk mengantar surat sampai ke tempat tujuan,
kini kantor pos mengalami penurunan fungsi sejak ditemukan telepon genggam
yang bisa menyampaikan pesan berbicara ataupun pesan SMS dengan lebih
cepat.
Perubahan sosial tidak berarti kemajuan, tetapi tidak pula kemunduran,
meskipun meskipun dinamika sosial selalu diarahkan pada gejala transformasi
(pergeseran).
Perubahan sosial ada yang direncanakan, seperti program pembangunan,
dan perubahan sosial yang tidak direncanakan, seperti bencana alam, dll
Untuk mempelajari perubahan pada masyarakat, perlu diketahui sebab-
sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam
sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin karena adanya sesuatu
yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan. Menurut Soekanto (1990),
penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan menjadi dua
macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab yang berasal dari
dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah
penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat, terjadinya
pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor penyebab dari luar masyarakat
adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat
lain.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini adalah sebabagai berikut:
1. Apa yang dimaksuddengan perubahan sosial ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial ?
3. Bagaimana sikap masyarakat terhadap perubahan social tersebut ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembahasan ini sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari perubahan sosial.
2. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
perubahan sosial.
3. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan sosial yang ada di Bangka
Belitung.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Sosial


Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan
fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya
ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang
bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:
1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam
sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem
sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi.
Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu
mempunyai akibat. Menurut Jocobus Ranjabar, perubahan sosial adalah proses
dimana terjadi perubahan struktur masyarakat yang berjalan dengan perubahan
kebudayaan dan fungsi suatu sistem sosial.
Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial
merupakan modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia
yang terjadi karena sebab-sebab intern maupun ekstern. Perubahan sosial
menurut Gillin merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima,
baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi maupun
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia memang tidak bisa lepas dari yang
namanya perubahan. Sekalipun pada masyarakat yang primitif. Sedikit banyak
pada masyarakat tersebut mengalami perubahan baik disadari oleh masing-
masing individu atau tidak.
Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat transport
modern, bahkan dapat mengikuti berita-berita mengenai daerah lain, melalui
televisi, dll.
Secara garis besar, perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor yang berasal
dari dalam masyarakat dan luar masyarakat itu sendiri. Diantara faktor dari
dalam masyarakat yaitu perubahan pada kondisi ekonomi, sosial, dan
perkembangan IPTEK. Adapun yang berasal dari luar masyarakat biasanya
yang terjadi diluar perencanaan manusia seperti bencana alam.

B. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial


Adapun faktor-faktor penyebab perubahan sosial ada dua, yaitu:
1. Faktor Endogen
Faktor-Faktor Endogen / Internal Factor adalah faktor yang berasal
dari dalam masyarakat. Menurut David Mc. Clellad faktor ini didorong
oleh need for achievment(motivasi berprestasi) dari individu-individu
dalam masyarakat itu. Apabila setiap individu memiliki motivasi untuk
meraih prestasi terbaik, kelompok tersebut secara otomatis akan
mengalami perubahan. Secara umum faktor-faktor dalam yang
menyebabkan terjadinya perubahan sosial adalah:
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk menentukan cepat atau lambatnya
perubahan sosial yang terjadi. Hal ini terkait dengan struktur dan
budaya masyarakat yang berjumlah banyak akan lebih komplek.
Kompleksitas inilah yang mengakibatkan cepatnya perubahan sosial
yang terjadi. Sedangkan untuk perubahan sosial yang disebabkan
oleh sedikitnya jumlah penduduk terjadi karena upaya pengisian
kekosongan jumlah penduduk dan ditandai dengan konversi lahan
terbuka menjadi lahan terbangun dan perubahan sektor primer
menjadi sektor sekunder maupun sektor tersier. Hal ini menunjukkan
adanya perubahan sosial pada pola aktivitas manusia. Contohnya
saja, di Pulau Jawa sudah banyak lahan pertanian berubah menjadi
kawasan perdagangan dan jasa. Proses ini bisa juga disebut sebagai
proses urbanisasi dimana terjadi proses transisi dari rural ke urban
yang ditandai dengan perubahan sistem ekonomi dan sosial budaya
(khususnya pada sistem mata pencaharian yang mulanya di sektor
pertanian menjadi sektor non-pertanian).
b. Penemuan-Penemuan Baru (Inovasi)
Penemuan-penemuan baru dapat mendorong perubahan sosial
dalam masyarakat.Penemuan-penemuan baru dapat dibedakan
menjadi discovery dan invention. Discovery merupakan penemuan
unsur-unsur yang bersifat baru. Sedangkan invention merupakan
penemuan yang bersifat menyempurnakan bentuk penemuan lama,
disebut invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima,
bahkan menerapkan penemuan tersebut. Discovery maupun
invention biasanya terjadi di bidang teknologi. Pertemuan Asian
Regional Conference of the Global Information Infrastructure
Commission (GIIC) di Manila pada bulan Juli 2000 menghasilkan
rencana untuk membangun jaringan komunikasi, menyediakan
perangkat pengakses informasi dari internet untuk masyarakat,
menyusun framework penggunaan teknologi khususnya informatika,
membangun jaringan online-pemerintah, serta mengembangkan
pendidikan untuk meningkatkan daya saing Asia. Masyarakat
Indonesia memperoleh dampak dari perkembangan teknologi.
Banyak gadget yang canggih tercipta. Sudah mulai banyak
masyarakat Indonesia yang tidak mau dicap minim penguasaan
teknologi, sehingga upaya konsumtif dalam konsumsi gadget-gadget
baru mulai dianggap wajar bahkan menjadi trend tersendiri. Siapa
yang mempunyai gadget yang canggih dianggap mampu mencirikan
status sosial seseorang. Hal ini sudah menunjukkan adanya
perubahan sosial yang terjadi pada pola perilaku masyarakat
Indonesia. Peran penemuan teknologi baru di dalam perubahan sosial
sangat besar, karena dengan adanya penemuan teknologi baru
menyebabkan perubahan roda produksi dalam masyarakat.
c. Konflik dalam Masyarakat
Pertentangan atau konflik dalam masyarakat juga merupakan
salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan sosial.
Pertentangan-pertentangan tersebut dapat berupa pertentangan antar
individu, antara individu dengan kelompok, antarkelompok, serta
konflik antargenerasi. Konflik dalam masyarakat dikatakan sebagai
salah satu faktor penyebab adanya perubahan sosial karena dalam
konflik, masyarakat menjadi mudah terpengaruh isu negatif dan
mengakibatkan cara pandang dan cara bersikap menjadi berubah. Di
Indonesia, konflik banyak terjadi di bagian Indonesia timur. Di
ibukota negara sendiri sering terjadi konflik, misalnya tawuran antar
pelajar SMA yang hanya dipicu masalah sepele dan merupakan
bentuk penyimpangan tingkah laku dan menjadi ciri dalam
perubahan sosial masyarakat Indonesia yang cinta damai menjadi
manusia yang tidak cinta kedamaian.
d. Revolusi
Revolusi merupakan perubahan secara cepat yang terjadi
karena adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem
pemerintahan yang ada. Perubahan ini terjadi secara cepat khususnya
pada tata penyelenggaraan lembaga masyarakatnya. Revolusi pernah
terjadi di Indonesia, yaitu penggulingan masa orde baru di bawah
pemerintahan Presiden Soeharto oleh para mahasiswa yang menuntut
perubahan. Pemerintahan Presiden Soeharto dianggap diktator dan
mutlak karena menjabat dalam beberapa periode. Kebebasan
berbicara pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pun dibatasi.
Penggulingan masa pemerintahan pada masa orde baru diganti
menjadi masa reformasi. Pada tahun 1998, resmi presiden Soeharto
mengundurkan diri. Proses ini bertujuan untuk menjadikan
pemerintahan lebih baik lagi. Meskipun sudah ada perubahan masa
dari orde baru ke masa reformasi tetapi tetap saja proses menuju
Indonesia yang adil, makmur sejahtera tidak berhenti begitu saja.
Oleh karena itu, terdapat perubahan-perubahan yang nyata menuju
ke arah Indonesia yang lebih baik seperti amandemen Undang-
Undang Dasar RI 1945, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan
kebebasan pers dijamin dalam undang-undang.
2. Faktor Eksogen
Faktor-Faktor Eksogen / External Factor adalah faktor-faktor yang
berasal dari luar masyarakat menyebabkan terjadinya perubahan sosial.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Kondisi Alam yang Berubah
Kondisi alam yang berubah atau bencana alam mengakibatkan
masyarakat yang tinggal di daerah tersebut terpaksa berpindah untuk
mencari tempat yang lebih aman.Perpindahan ini serta merta
membawa dampak adanya unsur baru dalam sistem masyarakat
tempat baru. Sehingga perlu adanya proses adaptasi atas lingkungan
yang baru.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap
bencana. Hal ini dikarenakan Indonesia dilalui jalur patahan,
rangkaian jalur gunung berapi dan dengan topografi serta morfologi
yang beragam. Bencana alam akan membawa dampak bagi
kelangsungan hidup masyarakat.
b. Peperangan
Peperangan dalam hal ini berarti pertikaian antara masyarakat
yang satu dengan masyarakat yang lain di luar batas-batas negara.
Bukan konflik yang terjadi dalam masyarakat di negara yang sama.
Dalam peperangan pasti ada pihak yang kalah dan pihak yang
menang. Pada pihak yang kalah secara otomatis akan mengalami
perubahan yang signifikan seperti perubahan struktur lembaga
negara maupun perubahan dinamika sosial masyarakatmya.
c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Antar masyarakat membawa pengaruh dalam pola perilaku.
Dengan adanya interaksi, maka terjadi hubungan timbal balik yaitu
saling mempengaruhi. Interaksi ini akan mengakibatkan budaya
masyarakat lain tersebar dan kemungkinan diserap dalam
kebudayaan masyarakat tertentu. Penyebaran kebudayaan secara
damai dapat melalui penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu
daerah ke daerah lain yang terjadi secara langsung ataupun tidak
langsung, akulturasi, maupun asimilasi. Budaya lain yang terserap
pasti akan menghasilkan perubahan.

C. Perilaku Masyarakat Dalam Perubahan Sosial Budaya Di Era Global


a. Bagian-bagian perubahan sosial budaya dalam era global
a) Modernisasi
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu
perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana, dapat dikatakan
bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara
tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka untuk
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu bentuk
perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk
perubahan sosial yang terarah dan terencana. Perencanaan sosial
(social planning) dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat
atau negara yang sedang mengalami perkembangan. Suatu
perencanaan sosial haruslah didasarkan pada pengertian yang
mendalam tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat berkembang
dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau modern.
Di Indonesia, bentuk-bentuk modernisasi banyak kita jumpai
di berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, baik dari segi
pertanian, industri, perdagangan, maupun sosial budayanya. Salah
satu bentuk modernisasi di bidang pertanian adalah dengan adanya
teknik-teknik pengolahan lahan yang baru dengan menggunakan
mesin-mesin, pupuk dan obat-obatan, irigasi teknis, varietas-varietas
unggulan baru, pemanenan serta penanganannya, dan sebagainya.
Semua itu merupakan hasil dari adanya modernisasi. Sayangnya,
penggunaan istilah modernisasi banyak disalahartikan sehingga sisi
moralnya terlupakan. Banyak orang yang menganggap modernisasi
hanya sebatas pada suatu kebebasan yang bersifat keduniawian.
Tidak mengherankan juga bila banyak anggota masyarakat yang
salah melangkah dalam menyikapi atau memahami tentang konsep
modernisasi.
Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dan
kesalahan pemahaman tentang modernisasi, maka secara garis besar
istilah modern dapat diartikan berikut ini.
1. Modern berarti kemajuan yang rasional dalam segala bidang
dan meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara
menyeluruh dan merata.
2. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya
dalam pergaulan hidup. Agar modernisasi (sebagai suatu
proses) tidak mengarah ke angan-angan belaka, maka
modernisasi harus mampu memproyeksikan kecenderungan
yang ada dalam masyarakat sekarang ke arah waktu-waktu
yang akan datang.
Proses modernisasi tidak serta merta terjadi dengan sendirinya.
Modernisasi dapat terjadi apabila ada syarat-syarat berikut ini.
a) Cara berpikir yang ilmiah yang melembaga dalam kelas
penguasa maupun masyarakat.
b) Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar
mewujudkan birokrasi.
c) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur.
d) Penciptaan iklim yang menyenangkan dari masyarakat
terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat
komunikasi massa.
e) Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
f) Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan
sosial.
Hal yang harus kalian pahami adalah bahwa modernisasi
berbeda dengan westernisasi. Jika modernisasi adalah suatu bentuk
proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara yang lebih
maju; westernisasi adalah proses peniruan oleh suatu masyarakat
atau negara terhadap kebudayaan dari negara-negara Barat yang
dianggap lebih baik dari budaya daerahnya.
Berdasarkan hal tersebut, pengertian modernisasi lebih baik
daripada westernisasi. Akan tetapi, bersamaan dengan proses
modernisasi biasanya juga terjadi proses westernisasi, karena
perkembangan masyarakat modern itu pada umumnya terjadi di
dalam kebudayaan Barat yang tersaji dalam kemasan Barat pula.
b) Globalisasi
Istilah globalisasi berasal dari kata global atau globe (globe =
bola dunia; global = mendunia). Berdasarkan akar katanya tersebut,
dapat diartikan globalisasi sebagai suatu proses masuk ke lingkungan
dunia. Pada era modern ini harus diakui bahwa peradaban manusia
telah memasuki tahapan baru, yaitu dengan adanya revolusi
komunikasi. Dengan cepat, teknik dan jasa telekomunikasi yang
memanfaatkan spektrum frekuensi radio dan satelit ini telah
berkembang menjadi jaringan yang sangat luas dan menjadi vital
dalam berbagai aspek kehidupan dan keselamatan bangsa-bangsa di
dunia. Pemanfaatan jasa satelit tidak semata-mata untuk usaha
hiburan, namun berkembang secara meluas dan digunakan dalam
teknologi pertelevisian, komunikasi, komputer, analisis cuaca, hingga
penggunaan untuk survei sumber daya alam. Contoh paling mudah
adanya pengaruh globalisasi adalah adanya siaran langsung televisi
antarnegara. Hal-hal yang sedang terjadi di negara lain, misalnya final
Piala Dunia di Jerman dapat kita ketahui pada saat yang bersamaan.
Dalam hal ini definisi berita yang biasanya diartikan sebagai suatu
peristiwa yang telah terjadi berubah menjadi suatu peristiwa yang
sedang terjadi. Contoh lain adalah internet.
Internet merupakan hasil penggabungan kemajuan teknologi
komputer dengan kemajuan teknologi komunikasi yang dianggap
sebagai bentuk revolusi di kedua bidang tersebut. Dengan kemampuan
pembaruan data yang cepat, internet berkembang sebagai jendela
dunia yang up to date. Melalui internet, banyak kemudahan yang
dapat kalian peroleh tanpa harus berurusan dengan birokrasi
antarnegara. Pengiriman surat, data, atau dokumen-dokumen penting
ke berbagai penjuru dunia dapat dilakukan dalam hitungan detik.
Bebas, terbuka, langsung, dan tanpa mengenal batas negara
merupakan ciri era komunikasi global. Semua kalangan bisa
berhubungan dengan jaringan internet, termasuk di dalamnya
jaringan-jaringan yang tidak layak atau menyesatkan yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa kita. Kondisi tersebut hanya sebagian kecil
contoh globalisasi. Artinya, hubungan antarmanusia tidak lagi dibatasi
aturan atau wilayah negaranya saja, namun mulai mengikuti aturan
internasional yang berkembang di dunia.
Adanya hubungan yang mendunia ini dipengaruhi oleh adanya
saluran-saluran pendukung proses globalisasi berikut ini.
1. Saluran pergaulan; adanya kontak kebudayaan dan saling
mengunjungi antarwarga negara akan memudahkan seseorang
mempelajari dan mengerti kebudayaan asing. Bentuk pertukaran
pelajar, home stay, pertukaran misi kebudayaan, penyerapan
tenaga kerja asing, dan sebagainya membuat seseorang tidak
hanya tinggal di negara lain, tetapi secara sadar atau tidak ia
akan menyerap kebiasaan dan pola kehidupan masyarakat
setempat.
2. Saluran teknologi; berbagai peralatan teknologi merupakan
saluran globalisasi yang membawa pengaruh yang sangat besar.
Seperti telah diungkapkan sedikit pada bagian awal, saluran
teknologi ternyata memiliki potensi perubahan yang sangat
besar bagi masyarakat penggunanya.
3. Saluran ekonomi; produk-produk baru dapat dengan cepat
diinformasikan pada konsumen. Hal ini akan mempercepat pola
penawaran dan permintaan di pasar. Bahkan, saat ini sistem
bisnis melalui multimedia sudah banyak dilaku-kan oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia, misalnya dengan cara
telemarketing, baik melalui pesawat telepon maupun internet.
Kekayaan dan utang suatu negara dapat diketahui dan
dibandingkan dengan kondisi di negara lain, sehingga hampir
tidak ada rahasia yang dapat tertutup rapat.
4. Saluran media hiburan; produk-produk hiburan seperti film ,
lagu, dan berbagai jenis produk permainan/games yang beredar
dapat memengaruhi mental masyarakat. Sektor ini perlu
diwaspadai dalam upaya pembinaan dan perlindungan generasi
muda dari degradasi moral.
b. Dampak Modernisasi dan Globalisasi
a) Tanggapan dan Kecenderungan Perilaku Masyarakat terhadap
Modernisasi dan Globalisasi
Saat memasuki era milenium ketiga ini, tampaknya arus
modernisasi dan globalisasi tidak akan dapat dihindari oleh negara-
negara di dunia dalam berbagai aspek kehidupannya. Menolak dan
menghindari modernisasi dan globalisasi sama artinya dengan
mengucilkan diri dari masyarakat internasional. Kondisi ini tentu akan
menyulitkan negara tersebut dalam menjalin hubungan dengan negara
lain.
Berbagai tanggapan dan kecenderungan perilaku masyarakat
dalam menghadapi arus modernisasi dan globalisasi. Secara garis
besar dapat dibedakan menjadi sikap positif dan sikap negatif berikut
ini.
1. Sikap Positit
Sikap positif menunjukkan bentuk penerimaan masyarakat
terhadap arus modernisasi dan globalisasi. Sikap positif
mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini
merupakan langkah pertama dalam upaya menerima
pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan
membuat kita lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama
yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah menerima
perubahan dan kemajuan zaman.
Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif; sikap ini
merupakan kelanjutan dari sikap terbuka. Setelah kita dapat
membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah
kita harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai
hal-hal yang akan atau sedang terjadi kaitannya dengan
pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif
dapat menunjukkan pengaruh yang timbul akibat adanya
arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita mampu
menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu
memilih (selektif) pengaruh mana yang baik bagi kita dan
pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.
Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap
antisipatif dan selektif. Sikap adaptif merupakan sikap
mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan
modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri
yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki pengaruh
positif bagi si pelaku.
Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali
kemajuan zaman mengubah perilaku manusia,
mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan
menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini menyebabkan
seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka, kondisi
ini harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak
modernisasi yang kita lalui, kita tidak boleh meninggalkan
unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang
merupakan salah satu negara yang modern dan maju, namun
tetap mempertahankan identitas diri mereka sebagai
masyarakat Jepang.
b. Sikap Negatif
Berbeda dari sikap positif yang menerima terjadinya perubahan
akibat dampak modernisasi dan globalisasi, sikap negatif menunjukkan
bentuk penolakan masyarakat terhadap arus modernisasi dan globalisasi.
Sikap negatif mengandung unsur-unsur berikut ini.
a. Tertutup dan was-was (apatis); sikap ini umumnya dilakukan oleh
masyarakat yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan
masyarakat yang ada, sehingga mereka merasa was-was, curiga, dan
menutup diri dari segala pengaruh kemajuan zaman. Sikap seperti ini
pernah ditunjukkan oleh negara Cina dengan politik Great Wall-nya.
Sikap apatis dan menutup diri ini tentu juga kurang baik, karena
sikap ini akan menjauhkan diri dari kemajuan dan perkembangan
dunia, kondisi ini akan menyebabkan masyarakat negara lain yang
terus tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman.
b. Acuh tah acuh; sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh
masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi
dan globalisasi. Masyarakat awam pada umumnya tidak terlalu repot
mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh modernisasi dan
globalisasi. Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya pada
kebijakan pemerintah atau atasan mereka (hanya sebagai pengikut
saja). Sikap ini cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
c. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi; sikap ini
ditunjukkan dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa
adanya seleksi/filter. Kondisi ini akan menempatkan segala bentuk
kemajuan zaman sebagai hal yang baik dan benar, padahal tidak
semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan budaya masyarakat
kita. Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya menerima suatu
modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif, maka unsur-
unsur budaya asli mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis
oleh arus modernisasi yang mereka ikuti. Akibatnya, masyarakat
tersebut akan kehilangan jati diri mereka dan ikut larut dalam arus
modernisasi yang kurang terkontrol.

c. Akibat Modernisasi dan Globalisasi terhadap Budaya Indonesia


Suatu kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini
harus dapat kalian sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif
yang merugikan serta memaksimalkan dampak positif yang
menguntungkan.
a. Akibat positif globalisasi
Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya
internet, kalian bisa mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa
lain, sehingga dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara,
bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin
memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu
pula kalian dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya
Indonesia bila dibandingkan dengan kebudayaan bangsa-bangsa
lain.
Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih
dikenal dunia; dulu mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal
Bali sebagai objek wisata di Indonesia. Namun, seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai
mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama
Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan
Raja Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo
(Jawa Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat,
atau kemeriahan tari Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.
b. Akibat Negatif Globalisasi
Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan
budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena
melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan oleh para
generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai
ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga
menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya
seringkali ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi
masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang
terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan
sosial dan budayanya yang mengakibatkan seorang individu
menjadi tertinggal atau frustasi. Kondisi demikian dapat
menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak seimbang dan
tidak serasi dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi ini unsur-
unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja
kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan
dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang
tidak siap dan tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan
tersebut, mereka akan menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada
yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau
perilaku penyimpangan yang lain.
Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini
terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara
bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat
sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan
yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran
dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini
terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti
Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan
sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat
kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar
minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke
masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap,
terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas
maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi
demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag)
oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan
perkembangan kemajuan teknologi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan makalah ini dapat ditarik kesimpulan:
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar
orang, organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut struktur sosial atau
pola nilai dan norma serta pran. Perubahan sosial selalu menimbulkan
perubahan dalam masyarakat, salah satunya adalah globalisasi yang
menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negative dari sisi positif
misalnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dinikmati
seluruh kelompok sosial masyarakat. Faktor-faktor penyebab perubahan sosial
ada dua yaitu:
1. Faktor endogen: jumlah penduduk, inovasi, konflik dalam masyarakat, dan
revolusi.
2. Faktor eksogen: kondisi alam yang berubah, peperangan, pengaruh
kebudayaan masyarakat lain.

B. Saran-saran
Adapun saran yang diberikan penulis antara lain:
Perubahan sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan
waktu, olehnya itu kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha
mengendalikan perubahan itu ke arah yang positif agar budaya yang terbentuk
dari perubahan sosial dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup
manusia yang makmur dan damai.
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin S. dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran IPS. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Gumgum Gumilar, 2001. Teori Perubahan Sosial. Unikom. Yogyakarta.

Yanuar, Nugroho.2000. Globalisasi, Teknologi Informasi dan Perubahan Sosial


dalam Jurnal Wacana Elsppat. http://www.elsppat.or.id/ diakses tanggal
25 Oktober 2011

http://www.scribd.com/.. Perubahan Sosial Budaya dalam Masyarakat.

Das könnte Ihnen auch gefallen