Sie sind auf Seite 1von 51

UNIVERSITAS GADJAH MADA

LINGUA
Anatomi dan kelainan lidah
Prof. dr. Soepomo Soekardono, Sp. THT-KL (K)
Kemal Luthfan Hindami, S. Ked.
Rohmah Ayu Wulandari, S. Ked.
Bonita Purnamasari, S. Ked.

2015

RSUP DR SARDJITO ILMU KESEHATAN THT-KL


LINGUA 2015

“The tounge is the most


remarkable. For we use it both to
taste out sweet wine and bitter
poison, thus also do we utter words
both sweet and sour with the same
tongue.”
Neil Gaiman, The Graveyard Book

2
LINGUA 2015

Daftar Isi
ANATOMI DAN FISIOLOGI LIDAH...................................... 4
KELAINAN DAN PENYAKIT LIDAH .................................... 13
Kongenital................................................................... 14
A. Makroglossi .................................................... 14
B. Mikroglossi ..................................................... 16
C. Ankyloglossi .................................................... 18
D. Fissured tongue .............................................. 20
Lingkungan ................................................................. 23
A. Coated tongue ................................................ 23
B. Hairy tongue ................................................... 25
C. Scalloped tongue ............................................ 29
Infeksi ......................................................................... 30
A. Virus ................................................................ 30
B. Jamur .............................................................. 33
Neoplasma .................................................................. 36
Lain-Lain...................................................................... 42
A. Glossitis........................................................... 42
B. Median rhomboid tongue .............................. 43
C. Bald tongue .................................................... 46
D. Geographic tongue ......................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 51

3
LINGUA 2015

ANATOMI DAN FISIOLOGI


LIDAH
Salah satu fungsi lidah adalah sebag ai
indera pengecapan. Lidah memungkinkan
seseorang memilih makanan menurut
kesukaannya dan menurut kebutuhan akan
zat gizi tertentu.
Lidah memiliki lima fungsi pengecapan
primer, yaitu asam, asin, manis, pahit, dan
umami. Permukaan lidah juga dapat
merasakan panas, dingin, kasar, halus, dan
nyeri.
Manusia dapat menerima secara
harfiah beratus-ratus rasa karena diduga
semua rasa tersebut merupakan gabungan
dari lima rasa primer, sama halnya seperti

4
LINGUA 2015

semua warna pada spektrum yang


merupakan gabungan dari tiga warna primer.
Rasa asam disebabkan oleh zat yang
bersifat asam. Intensitas rasa asam kira-kira
sebanding dengan logaritma konsentrasi ion
hydrogen, yaitu makin asam suatu asam,
rasanya menjadi semakin kuat.
Rasa asin disebabkan oleh garam
terionisasi. Kualitas rasanya sedikit berbeda
dari satu garam dengan garam lainnya
karena garam juga mengeluarkan rasa lain
disamping asam.
Rasa manis disebabkan oleh zat kimia
yang mengandung gugus karbonil. Hampir
semua zat yang menyebabkan rasa manis
merupakan zat kimia organik.

5
LINGUA 2015

Rasa pahit disebabkan oleh berbagai


macam agen kimia. Biasanya manusia
maupun hewan akan menolak makanan bila
rasa pahit terjadi dalam intensitas besar. Hal
ini merupakan fungsi rasa pahit yang penting
karena banyak toksin mematikan yang
terdapat pada tanaman beracun dan semua
zat ini menyebabkan rasa pahit yang hebat.
Rasa umami disebabkan oleh zat kimia
glutamat. Rasa umami paling sering
dikaitkan dengan penyedap rasa
monosodium glutamat (MSG) dan dapat
ditingkatkan melalui pengikatan molekul
inosin monofosfat (IMP) dan guanosin
monofosfat (GMP).
Lidah adalah organ otot yang memiliki
variasi gerakan. Setengah bagian dari lidah

6
LINGUA 2015

terletak di dalam rongga mulut dan


setengahnya lagi terletak di orofaring. Lidah
terlibat dalam proses mastikasi, pengecapan,
menelan, artikulasi, dan pembersihan mulut.
Bagian dorsal lidah adalah permukaan
pada bagian posterior superior dan
mempunyai bentuk dan alur seperti huruf V.
Sulcus terminalis atau groove (L. sulcus
terminalis) adalah bagian belakang dari
foramen cecum. Lubang kecil ini adalah
bagian nonfungsional yang merupakan sisa
dari bagian embrio saluran thyroglosal dari
pertumbuhan kelenjar tiroid.
Sulcus terminalis membagi bagian
dorsum lidah menjadi dua, yaitu bagian
anterior (oral) yang merupakan bagian dari
rongga mulut dan bagian posterior

7
LINGUA 2015

(pharyngeal) yang merupakan bagian dari


orofaring.
Warna lidah yang sehat adalah merah
terang dengan permukaan yang tidak rata
karena keberadaan papila. Papila
mempunyai diameter 50 µm dan dibangun
dari 50 sel berbentuk panjang, yang berakhir
dengan mikrovili di dalam pori pengecapan.
Lidah berasal dari jaringan ektodermal
(bagian 2/3 anterior) dan endodermal
(bagian posterior). Pada minggu ke-4, dua
benjolan lingua terdapat di lengkungan
pertama dan sebuah benjolan, yaitu
tuberculum impar, berada di antara
lengkungan pertama dan kedua. Ketiga
bagian ini menjadi 2/3 anterior lidah. Pada
saat yang sama benjolan lainnya berada di

8
LINGUA 2015

antara lengkungan kedua dan ketiga yang


dinamakan copula. Copula berkembang
menjadi 1/3 posterior lidah. Pada minggu ke-
7, bagian-bagian yang berasal dari area
cervical yang lebih tinggi berdiferensiasi
menjadi otot volunter lidah. Papila
sirkumvalata berkembang antara minggu ke-
8 dan ke-12. Papila filiformis dan fungiformis
berkembang pada minggu ke-11.
Lidah ditutupi oleh lapisan pelindung
yang tersusun dari epitel skuamosa berlapis.
Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-
tonjolan mukosa yang membentuk papila-
papila.
Ada 4 tipe papila pada dorsum lidah,
yaitu papila filiformis, papila fungiformis,
papila sirkumvalata, dan papila foliata.

9
LINGUA 2015

Papila filiformis merupakan papila


terkecil dan berjumlah paling banyak. Papila
tersebut berbentuk batangan ramping,
seperti rambut, dan bertanduk. Papila
filiformis berwarna merah, merah muda,
atau putih tergantung pada derajat iritasi
yang dialami lidah.
Papila fungiformis memiliki jumlah
yang lebih sedikit. Warna merahnya lebih
cerah dan diameternya lebih lebar
dibandingkan dengan papila filiformis. Papila
fungiformis tidak bertanduk, berbentuk bulat
atau jamur, dan sedikit menonjol. Papila ini
paling banyak terdapat di tepi lateral dan
ujung anterior dari lidah. Kadang-kadang
papila fungiformis mengandung pigmen
coklat, terutama melanoderm.

10
LINGUA 2015

Papila sirkumvalata adalah papila


terbesar yang berwarna merah muda dan
berukuran 2 sampai 4 mm. Papila tersebut
dikelilingi oleh suatu parit sempit yang berisi
kuncup-kuncup pengecap. Papila-papila ini
berjumlah 6 sampai 12 dan tersusun dalam
suatu deretan berbentuk V di sepanjang
ujung-ujung sulkus di sisi posterior dorsum
lidah.
Papila foliata terletak pada sisi lateral
bagian posterior lidah. Papila-papila ini
tampak seperti daun yang menonjol.
Terkadang tonsil lingual yang meluas ke
daerah ini dari akar dorsal posterior lidah
dapat disebut juga sebagai papila foliata.

11
LINGUA 2015

Gambar 1 Papila-papila pada lidah

Gambar 2 Lidah normal

12
LINGUA 2015

KELAINAN DAN PENYAKIT


LIDAH
Banyak kondisi yang dijumpai pada
lidah termasuk ke dalam istilah “anomali
lidah”. Beberapa kelainan tersebut tidak
menunjukkan gambaran yang berarti yang
cukup sering terjadi sehingga dapat dianggap
sebagai suatu variasi normal. Beberapa
kelainan menunjukkan kondisi klinis yang
nyata pada lidah, pada beberapa kasus,
dapat membantu untuk menentukan
sejumlah kelainan yang diturunkan, dan
sekelompok kondisi lainnya yang
membuktikan bahwa kelainan lidah dapat
disebabkan oleh kelainan perkembangan.

13
LINGUA 2015

Kongenital
A. Makroglossi
Makroglossi adalah istilah yang
digunakan untuk menunjukkan lidah yang
membesar secara abnormal. Makroglossi
merupakan salah satu kelainan kongenital.
Indikator makroglossi adalah kesulitan
bicara, gigi-gigi yang bergeser, maloklusi
atau scalloped tongue. Seringkali daerah
lidah yang bersangkutan menunjukkan
papila-papila fungiformis yang membesar.
Terdapat 2 macam makroglossi yaitu
true dan relative. Disebut True macroglossia
jika hasil dari histologi yang abnormal
berkolerasi dengan temuan klinis yaitu
terdapat pembesaran lidah, contohnya
adalah pada penyakit malformasi vaskular,

14
LINGUA 2015

dan tumor. Sedangkan disebut relative


macroglossia jika hasil histologi tidak
menunjukkan abnormal, contohnya adalah
pada sindrom Down.
Tanda dan gejala dari makroglossi
adalah dispnea, disfagia, disfonia,
pembesaran mandibula, dan abnormalitas
ortodontik.
Terapi dan pronosis makroglossi
tergantung dari keparahan dan gejala. Tidak
ada terapi khusus selain terapi wicara untuk
kasus dengan gejala ringan. Untuk kasus
dengan gejala berat, dapat dilakukan
glossektomi.

15
LINGUA 2015

Gambar 3 Makroglossi

B. Mikroglossi
Mikroglossi adalah kelainan kongenital
dengan bentuk lidah lebih kecil dari normal.
Kejadian ini jarang ditemukan, dapat
ditemukan pada sindrom Pierre Robin yang
merupakan kelainan herediter.
Pada hemiatrofi lidah, sebagian lidah
mengecil. Penyebabnya dapat berupa

16
LINGUA 2015

kelainan pada saraf yang mempersarafi otot


lidah.

Gambar 4 Mikroglossi

17
LINGUA 2015

C. Ankyloglossi
Ankyloglossi adalah suatu kondisi yang
mengacu pada pendeknya frenulum lingual
secara kongenital atau perlekatan frenulum
yang meluas hingga mencapai ujung lidah,
mengikat lidah ke dasar mulut dan
membatasi pemanjangan lidah tersebut.
Ankyloglossi sering menyebabkan
diastema midline mandibular, kerusakan
periodontal lingual mandibular, kesulitan
menyusui, dan kesulitan bicara. Lidah tidak
dapat protrusi melewati insisivus dan tidak
dapat menyentuh palatum. Perlekatan dapat
terjadi sebagian atau seluruhnya. Perlekatan
sebagian lebih sering terjadi.
Ankyloglossi diklasifikasikan menjadi 4
tipe berdasarkan perlekatan frenulum di

18
LINGUA 2015

ujung lidah yaitu, pada tipe 1 frenulum


menempel hingga ujung lidah, pada tipe 2
frenulum terikat 2-4 mm di belakang ujung
lidah, pada tipe 3 frenulum menempel di
tengah lidah dan biasanya kencang dan
kurang elastis, pada tipe 4 frenulum
menempel di pangkal lidah namun tebal dan
tidak elastis.
Terapi ankyloglossi dapat dilakukan
frenulotomi dan terapi wicara pada anak
yang lebih besar.

19
LINGUA 2015

Gambar 5 Ankyloglossi

D. Fissured tongue
Fissured tongue disebut juga lingua
fissurata, lingua plicata, scrotal tongue, dan
grooved tongue. Fissured tongue merupakan
malformasi klinis berupa alur-alur atau

20
LINGUA 2015

lekukan-lekukan pada permukaan dorsal


lidah.
Bagian lidah yang berfisur tidak
memperlihatkan adanya papila-papila yang
normal. Penyebabnya tidak diketahui dengan
jelas, diduga kuat merupakan kelainan yang
diturunkan.
Kondisi ini biasanya asimtomatis,
kecuali bila sisa-sisa makanan terkumpul di
dalam fisur, dapat menyebabkan iritasi fokal,
sensitif terhadap makanan pedas, dan
menimbulkan halitosis yang terkadang
diikuti dengan rasa agak perih atau tidak
nyaman seperti rasa terbakar.
Kekerapan terjadinya fissured tongue
adalah sama untuk laki-laki dan perempuan.
Fissured tongue bertambah parah seiring

21
LINGUA 2015

faktor lingkungan dan pertambahan usia,


begitu juga jumlah, lebar, dan kedalaman
fisur.
Fissured tongue dapat diterapi dengan
menjaga kebersihan mulut dengan cara
membersihkan lidah secara rutin.

Gambar 6 Fissured tongue

22
LINGUA 2015

Lingkungan
A. Coated tongue
Coated tongue atau lidah berselaput
merupakan penampilan klinis pada dorsum
lidah yang tampak seperti tertutup oleh
lapisan berwarna putih, kuning, atau
kecoklatan, yang disebabkan oleh adanya
akumulasi bakteri, debris makanan, leukosit
dari periodontal, dan deskuamasi sel epitel.
Coated tongue akan menyebabkan
terjadinya penumpukan bakteri, bau mulut
dan sensasi rasa yang kurang peka pada
lidah.
Beberapa faktor predisposisi
terjadinya coated tongue yaitu, edentulous,
diet makanan lunak, oral hygiene yang buruk,

23
LINGUA 2015

puasa, demam, xerostomia, dan konsumsi


berbagai macam obat.
Pada dasarnya, permukaan atas lidah
adalah daerah yang rentan iritasi. Iritasi ini
sering disebabkan oleh minuman yang
terlalu panas atau makanan yang terlalu
kasar. Hal tersebut menyebabkan bagian
permukaan lidah membentuk perlindungan
berupa lapisan dari keratin yang telah mati.
Dalam keadaan normal, jumlah keratin yang
diproduksi sama dengan jumlah keratin yang
mati. Namun pada keadaan tertentu
keseimbangan tersebut terganggu sehingga
menyebabkan coated tongue.
Terapi untuk menyembuhkan penyakit
ini adalah dengan terapi faktor yang menjadi

24
LINGUA 2015

predisposisi, selain itu meningkatkan oral


hygiene.

Gambar 7 Coated tongue

B. Hairy tongue
Hairy tongue adalah suatu keadaan
dimana terjadi pemanjangan secara
abnormal dari papila-papila filiformis yang
membuat dorsum lidah tampak seperti
berambut.

25
LINGUA 2015

Hairy tongue dihasilkan dari


deskuamasi sel yang tidak sempurna yang
mencapai papila filiformis. Papila yang
mengalami perubahan biasanya terletak di
medial dorsum lidah. Pemanjangan papila ini
berkaiyan dengan penundaan pergantian
normal dari lapisan tanduk atau peningkatan
laju pembentukan materi keratinisasi.
Panjang papila filiformis bisa mencapai 15-
20mm dan diameternya 2 mm.
Pemanjangan papila ini dapat
berwarna putih, kuning, coklat atau hitam.
Perubahan warna tersebut merupakan
akibat dari faktor-faktor intrinsic (organisme-
organisme kromogenik) dikombinasikan
dengan faktor-faktor ekstrinsik. Frekuensi
pada laki-laki lebih besar, terutama yang

26
LINGUA 2015

berusia diatas 30 tahun, dan semakin


meningkat seiring bertambahnya usia,
terutama pada perokok aktif.
Secara etiologi, hairy tongue dapat
terjadi karena merokok yang berat, terapi
antibiotik spektrum luas, kortikosteroid
sistemik, obat kumur yang mengandung
hidrogen peroksida, oral hygiene yang buruk,
terapi radiasi head and neck, perubahan
flora mikrobial, dan perubahan pH mulut.
Perubahan klinis berupa hiperplasia
papila filiformis dan terdapat hambatan
deskuamasi normal, akibatnya permukaan
menjadi tebal, cocok untuk menangkap
bakteri, jamur, debris sel maupun benda
asing.

27
LINGUA 2015

Terapi yang dapat diakukan untuk


menghentikan hairy tongue adalah dengan
cara menghentikan agen penyebab,
menyikat lidah dengan larutan sodium
bikarbonat, melakukan perawatan
kebersihan mulut dengan berkonsultasi ke
dokter gigi.

Gambar 8 Hairy tongue

28
LINGUA 2015

C. Scalloped tongue
Scalloped tongue adalah suatu
keadaan yang ditandai oleh lekukan-lekukan
pada tepi lateral lidah. Tekanan abnormal
dari gigi-gigi pada lidah mencetak pola
tertentu, yang tampak sebagai oval-oval
cekung yang dibatasi tepi seperti kerang
yang putih dan menimbul. Keadaan tersebut
biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral
atau terisolasi pada daerah dimana lidah
berkontak erat dengan gigi-gigi.
Penyebabnya meliputi keadaan-
keadaan yang dapat menyebabkan tekanan
abnormal pada lidah seperti gesekan dari
lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaan
menjulurkan lidah, mengisap lidah, clenching
atau lidah yang membesar.

29
LINGUA 2015

Gambar 9 Scalloped tongue

Infeksi
A. Virus
Virus yang dapat menyerang lidah
adalah virus varicella zoster. Penularan HSV-
1 terjadi melalui kontak langsung maupun
tidak langsung dengan situs aktif terinfeksi
kulit. Setelah seseorang bisa terinfeksi virus,
seperangkat berikut gejala cenderung
muncul dalam tiga minggu.

30
LINGUA 2015

Tanda dan gejala herpes lidah antara


lain demam, malaise, mialgia (nyeri otot),
gatal dan terbakar di lidah, dan
pembentukan lepuh berisi air.
Perkembangan gejala ini tergantung
pada keadaan imunologi orang terinfeksi.
Beberapa individu tetap asimtomatik bahkan
setelah mengakuisisi virus. Setelah infeksi
terjadi, virus perjalanan dari rangkaian yang
dijangkiti melalui saraf sensorik, ke ganglia
akar saraf sensorik, dan tetap dalam bentuk
laten. Reaktivasi atau wabah dipicu karena
kelelahan, trauma, stres emosional, flu atau
kondisi apapun yang menyebabkan sistem
kekebalan yang lemah.
Gejala-gejala yang terjadi selama
kekambuhan tersebut relatif ringan, dan

31
LINGUA 2015

termasuk kesemutan, gatal, dan ringan sakit


di tempat infeksi primer.
Tatalaksana herpes lidah berfokus
pada mengurangi gejala dan mencegah
rekurensi. Untuk mencegah replikasi virus
dapat diberikan antivirus, seperti asiklovir,
famciclovir, dan valacyclovir. Analgesik dan
anestesi topikal dapat diresepkan untuk
mengurangi nyeri.

Gambar 10 Herpes lidah

32
LINGUA 2015

B. Jamur
Infeksi jamur pada lidah disebut
dengan candidiasis. Jika terjadi di mulut atau
tenggorokan orang dewasa disebut dengan
candidosis atau monilasis. Infeksi ini
disebabkan oleh salah satu spesies Candida,
terutama Candida albicans.
Candidiasis meliputi infeksi yang
berkisar dari ringan seperti sariawan mulut
dan vaginitis, sampai yang berpotensi
mengancam kehidupan manusia. Infeksi
Candida yang berat tersebut dikenal sebagai
candidemia dan biasanya menyerang orang
yang dalam kondisi sangat lemah imun,
seperti penderita kanker, AIDS, dan pasien
transplantasi.

33
LINGUA 2015

Infeksi kulit ringan dan membran


mucosal/dinding dalam mulut oleh Candida
menyebabkan radang lokal dan kegelisahan,
infeksi ini yang umum diderita manusia.
Infeksi mulut oleh spesies Candida
biasanya memunculkan kumpulan lapisan
kental berwarna putih atau krem pada
membran mucosal (dinding mulut dalam).
Pada mucosa mulut yang terinfeksi mungkin
muncul radang (berwarna merah). Orang
dewasa mungkin mengalami rasa tidak
nyaman atau rasa terbakar.
Kelompok yang berisiko untuk terkena
candidiasis antara lain bayi yang baru lahir,
penderita diabetes yang tidak terkontrol,
sebagai efek samping pengobatan antibiotic
dan kortikosteroid hirup, penderita

34
LINGUA 2015

HIV/AIDS, pengobatan kemoterapi, wanita


hamil, pengguna pil KB, pengguna gigi palsu,
dan perokok.

Gambar 11 Candidiasis

35
LINGUA 2015

Neoplasma
Kanker lidah berkembang dari sel-sel
skuamosa. Sel-sel lidah normal yang tadinya
tumbuh dan membelah secara teratur dan
terkontrol menjadi tidak terkendali sehingga
akan terus tumbuh dan membelah, maka
terbentuklah massa jaringan yang abnormal,
disebut tumor lidah.

Tumor lidah ini bersifat lokal dan tidak


menyebar. Sedangkan istilah “Kanker Lidah”
berarti tumor lidah yang menjadi ganas, yang
dapat menyerang jaringan sekitar dan dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya meskipun
jauh yang dikenal dengan istilah metastase.

Kanker lidah merupakah salah satu


tipe kanker mulut (oral cancer) seperti

36
LINGUA 2015

kanker pada bibir, langit-langit keras, lapisan


pipi bagian dalam, mulut bawah depan lidah,
dan gusi. Oral cancer merupakan
subkelompok dari kanker kepala dan leher.
Secara pasti belum diketahui
penyebab kanker lidah. Tumor ini sering
dikaitkan dengan riwayat merokok,
mengunyah tembakau, mengonsumsi
alkohol, infeksi gigi, higienitas rongga mulut
yang buruk, dan infeksi papillomavirus.
Rokok atau produk tembakau lainnya
mengandung nikotin yang bersifat
karsinogenik (zat penyebab kanker),
sedangkan alkohol tidak mengandung
karsinogenik, tapi mengandung etanol yang
dapat mempermudah penyerapan zat

37
LINGUA 2015

karsinogenik sehingga kedua zat ini sangat


berpotensi menjadi penyebab kanker lidah.
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa virus HPV atau Human Papilloma
Virus yang biasanya terkenal sebagai
penyebab kanker serviks juga berpotensi
sebagai penyebab kanker lidah.
Tanda dan gejala kanker lidah antara
lain lidah terasa nyeri berkepanjangan,
adanya benjolan di lidah, lidah mudah
berdarah, adanya bercak berwarna putih
atau merah pada lidah, skit tenggorokan,
lidah mati rasa, sulit menelan, dan sulit
menggerakkan rahang.
Faktor risiko terkena kanker lidah
antara lain berjenis kelamin laki-laki,
kebersihan mulut yang buruk, usia di atas 40

38
LINGUA 2015

tahun, merokok, mengonsumsi alcohol,


sering sariawan, riwayat keluarga kanker
lidah, dan mengidap HIV/AIDS.
Diagnosis karsinoma lidah ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan klinik, radiologi,
dan histopatologi. Diagnosis pastinya adalah
berdasarkan pemeriksaan histopatologi.
Jenis pengobatan yang dapat
diberikan adalah operasi, radioterapi,
kombinasi operasi dengan radioterapi, dan
kemoterapi.
Tujuan pembedahan ialah untuk
menghilangkan tumor primer dan metastasis
kelenjar getah bening leher. Pembedahan
tumor primer dapat berupa hemiglosektomi,
subtotal glosektomi, dan glosektomi total.
Jenis pembedahan tergantung dari jenis dan

39
LINGUA 2015

stadium tumor. Bila ada keterlibatan tulang


mandibula dilakukan reseksi mandibulektomi.
Eksisi luas tumor primer dengan batas
pinggir sayatan harus bebas tumor dan
dilakukan pemeriksaan vc durante operasi.
Pada tumor ganas lidah yang secara
klinis tidak terdapat pembesaran kelenjar
getah bening leher sering terjadi occult
metastasis. Pada kondisi itu dilakukan eksisi
luas tumor primer dengan profilaksis diseksi
leher leher supraomohioid.
Kemoterapi digunakan sebagai usaha
terakhir pada pasien dengan tumor ganas
stadium lanjut sebagai terapi paliatif.
Kemoterapi yang digunakan kombinasi
cisplatin, 5 Fluoro Uraul, Taxan, atau
Theramicin.

40
LINGUA 2015

Prognosis bergantung dari lokasi


tumor primer dan stadium tumor. Secara
umum, prognosis tumor ganas lidah buruk.
Untuk stadium awal angka bertahan hidup 5
tahun 70-80%, sedangkan bila stadium lanjut
angka bertahan hidup 25-50%.

Gambar 12 Kanker lidah

41
LINGUA 2015

Lain-Lain
A. Glossitis
Glossitis merupakan infeksi dan
peradangan pada lidah. Glossitis dapat
terjadi akut atau kronis. Penyakit ini juga
merupakan kondisi murni dari lidah sendiri
atau merupakan cerminan dari penyakit
tubuh yang penampakannya ada pada lidah.
Glositis dapat menyerang semua umur.
Penyakit ini sering pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Dalam beberapa
kasus, glossitis dapat mengakibatkan
pembengkakan lidah parah
yangmenghalangi jalan napas, sebuah
darurat medis yang membutuhkan
perhatian segera.

42
LINGUA 2015

Tanda dan gejala glossitis antara lain


rasa panas, terutama pada lidah bagian
ujung dan pinggir, dan parageusia atau
hypergeusia.

Gambar 13 Glossitis

B. Median rhomboid glossitis


Median rhomboid glossitis merupakan
kondisi yang dikarakteristikan dengan area
kemerahan pada papila lingual, tepatnya di

43
LINGUA 2015

daerah dorsum lidah di area midline,


anterior papila sirkumvalata.
Gambaran klinis berupa bentuk belah
ketupat (rhomboid), menonjol dari jaringan
sekitarnya dengan permukaan halus dan
berlobus, dengan ukuran lesi terpanjang
adalah 2-3 cm.
Median rhomboid glossitis dapat
berwarna merah, putih, atau kuning dan
sering dihubungkan dengan adanya Candida.
Median rhomboid glossitis dapat
terjadi di semua usia, baik pria maupun
wanita mempunyai prevalensi yang sama,
namun jarang terjadi pada anak-anak. Pasien
diabetik, supresi imun, merokok,
penggunaan kortikosteroid spray, infeksi HIV
dan pasien yang mendapat terapi antibiotik

44
LINGUA 2015

spektrum luas memiliki prevalensi median


rhomboid glossitis yang lebih tinggi.
Median rhomboid glossitis dapat
didiagnosis melalui gambaran klinisnya,
lokasi khasnya, dan sifat tanpa gejalanya.
Terapi pada penyakit ini dengan cara
menghindari rokok, dapat jugan dengan
pemberian antifungal sistemik atau topikal.

Gambar 14 Median rhomboid glossitis

45
LINGUA 2015

C. Bald tongue
Bald tongue merupakan kelainan
lidah yang mempunyai gambaran klinis
berupa tidak adanya papila filiformis pada
lidah yang mengakibatkan permukaan lidah
menjadi licin dan berwarna merah yang
disertai rasa sakit. Kondisi ini menyebabkan
terganggunya fungsi pengecapan dan dapat
juga menimbulkan sensasi terbakar pada
lidah.
Atropi papila lidah dapat disebabkan
oleh trauma kronis, anemia defisiensi besi,
defisiensi vitamin B, defisiensi nutrisi, infeksi
bakteri seperti Treponema pallidum, virus
seperti HIV, atau jamur seperti candida sp.
Faktor lain yang menyebabkan
kelainan ini adalah alkohol, penyakit Crohn,

46
LINGUA 2015

veganism, keersihan mulut yang buruk,


reaksi alergi terhadap pasta gigi atau obat
kumur, dan obat-obatan ACE inhibitor.
Namun dapat juga dijumpai atropi papila
lidah pada pasien tanpa adanya penyebab
tertentu. Pada pasien lanjut usia, atropi
papila lidah dianggap sebagai perubahan
akibat pertambahan usia.
Tujuan terapi adalah untuk
mengurangi inflamasi, dengan menggunakan
NSAID, serta terapi sesuai kuman penyebab.
Selain itu menjaga kebersihan mulut,
mencegah bahan-bahan iritan jika terdapat
reaksi alergi

47
LINGUA 2015

Gambar 15 Bald tongue

D. Geographic tongue
Geographic tongue merupakan suatu
kelainan pada permukaan lidah berupa
daerah kemerahan, tidak berpapila dengan
penipisan epitel dorsal lidah, biasanya
dikelilingi zona sempit dari papila yang
beregenerasi, berwarna lebih putih dari
daerah yang dikelilinginya.

48
LINGUA 2015

Etiologinya tidak diketahui dengan


pasti, tetapi diperkirakan berhubungan
dengan stress emosional, defisiensi nutrisi,
herediter, dan hormonal.
Lesi ini biasanya sembuh dengan
sendirinya dan muncul kembali di tempat
lain.
Biasanya kelainan ini asimtomatis,
tetapi rasa terbakar atau iritasi pada lidah
umumnya terjadi, terutama akibat makanan
yang panas atau pedas.
Ketidaknyamanan yang muncul akibat
geographic tongue hilang dan timbul serta
dapat memburuk pada saat-saat tertentu
ketika wanita sedang haid atau selama
kehamilan.

49
LINGUA 2015

Gambar 16 Geographic tongue

50
LINGUA 2015

DAFTAR PUSTAKA
Bouquot, Brad.; Dougas, D.; Jerry E. 2002. Oral and
Maxillofacial Pathology. Philadelphia : W.B.
Saunders.
Cawson, R.A.; Odell, E.W. 2002. Cawson’s Essentials
of Oral Pathology and Oral Medicine.
Edinburgh: Churchill Livingstone.
Guyton, A.C. 1995. Fisiologi manusia dan mekanisme
penyakit 3rd ed. Jakarta: EGC.
Rajendran, R. 2009. Shafer’s Texboo of Oral
Pathology. India : Elsevier.
Scully, Crispian. 2008. Oral and Maxillofacial
Medicine: The Basis of Diagnosis and
Treatment. Edinburgh: Churchill Livingstone.
Treister, N.S.; Bruch, J.M. 2010. Clinical Oral
Medicine and Pathology. New York : Humana
Press.

51

Das könnte Ihnen auch gefallen