Sie sind auf Seite 1von 24

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan

majunya pendidikan ditentukan oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan

butuh pembelajaran yang efektif dan efesien. Pembelajaran di Indonesia

sudah bukan berpusat pada guru, tetapi siswa diminta untuk menemukan

sendiri materi pemblejaran, sedangkan guru hanya memberikan garis

besarnya. Di sini guru harus pintar dan kreatif dalam menemukan media

pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini peneliti memfokuskan bagaimana “Pemanfaatan Media

Pembelajaran di SD Negeri 07 Balingka”.

Menurut Gerlach dan Ely (1971:7) media pembelajaran adalah

segala seuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu

sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif

dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan

efektif.

Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis

media pembelajaran ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III)

Media Audio-visual dan IV) Media Multimedia.

Pemanfaatan Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola

pikir guru dan siswa. Guru kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru

tidak perlu terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menjelas. Dan siswa,

lebih cepat mengerti tentang materi yang diajar.

1
2

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran

yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan

media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru

sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-

tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran

agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses

belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering

terabaikan dengan berbagai alasan,diantaranya: terbatasnya waktu untuk

membuat persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk

mencari model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian

dikeluhkan, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap

pendidik telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media

pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Umum

Secara umum penelitian ini, merumuskan bagaimanakah pemanfaatan

media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 07 Balingka.

2. Rumusan Khusus

Secara khusus penelitian ini merumuskan :

a) Bagaimanakah Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio ?

b) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual ?

c) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-

visual ?
3

d) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media

multimedia ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini untuk mendeskripsikan pemanfaatan media

pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 07 Balingka.

2. Tujuan khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

a) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio

b) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual

c) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual

d) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Guru

Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsi cara kerja guru dalam

memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Manfaat

penelitian ini untuk guru adalah agar guru mampu memanfaatkan media

pembelajaran sesuai dengan fungsi media tersebut, agar terciptanya

pembelajaran yang efektif da efisien. Dengan penelitian ini juga besar

harapan peneliti agar guru tidak banyak membuang waktu yang lama

untuk berceramah.

2. Untuk Siswa
4

Manfaat bagi siswa penelitian ini agar siswa mampu memahami

tiap materi yang diajar dan lebih memahami lagi ketika dijelaskan dengan

bantuan media pembelajaran. Selai itu manfaat lain agar siswa termotivasi

dengan media yang ada.

3. Untuk Mahasiswa atau peneliti

Sebagai calon guru, peneliti bisa mengklasifikasi dan membedakan

pemanfaatan media pembelajara sesuai dengan jenis media tersebut.

Peneliti lebih banyak lagi mengetahui dan menambah wawasan tentang

kehidupan seorang guru ketika dihadapkan dengan paradigma-paradgima

pendidikan yang baru. Agar ketika menjadi seorang guru, bisa

memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.


5

II. KAJIAN PUSTAKA

A.Deskprisi Teoritik

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Gagne (1970) media pembelajaran adalah berbagai

komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk

belajar. Selain itu, Briggs (1997) mendefenisikan media sebagai sarana

fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik sehingga

mampu merangsang mereka untuk belajar.

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan

untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya

bisa berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer, televisi,

projektor dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat

keras itu.

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran

sangat-sangat membantu siswa dalam memperluas cakrawala sajian materi

pembelajaran yang diberikan. Peserta didik akan memperoleh pengalaman

beragam selama proses pembeljaran yang sangat berguna bagi peserta

didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab berbagai

macam, baik dalam pendidikan, di keluarga dan di masyarakat.

Pemanfaatan media pembelajaran, menyajikan sesuatu yang sulit

diadakan di ruangan kelas, dikunjungi atau dilihat,baik karena ukurannya

yang terlalu besar seperti sistem tatasurya, terlalu kecil seperti virus.
6

Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang, bahwa

secara garis besar media pembelajaran terdiri dari 4 jenis yaitu :

a) Media Audio

Media auido merupakan media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta

didik. Pengalaman belajar yang kaan didapatkan adalah dengan

mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, media

audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata

(Munadi,2008).

Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio di SDN 07

Balingka tergambar ketika guru menjelaskan materi tentang makhluk

hidup. Secara detailnya, siswa mampu membedakan bunyi suara

masing-masing hewan. Guru mempengaruhi nalar siswa untuk

membedakan suara hewan dengan memutar CD dan diperdengarkan

suara hewan kepada siswa.

Kita dapat melihat, siswa merasa senang dan pembelajaran

menari, dan tentu tidak lari jauh dengan tujuan utamanya untuk

membantu pemahaman siswa tentang materi itu. Dengan itu,

pemanfaatan media jenis audio sangat-sangat efektif dan efisien dalam

proses pembelajaran.

b) Media jenis visual

Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya

mengandalkan indera pengelihatan semata-mata dari peserta didik.


7

Dengan media ini pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat

tergantung pada kemampuan pengelihatannya.

Pemanfaatan media visual di SD Negeri 07 Balingka, sudah

efektif dilakukan oleh guru. Guru yang sikap profesionalisme dan

kompetensi dalam pembelajaran, sebab gurulah yang menjadi kunci

yang amat menentukan proses, arah dan aktifitas pembelajaran itu.

Pemanfaatan media visual di SD negeri 07 Balingka, dapat

dilihat di pembelajaran IPA ketika guru menghadirkan gambar

metamorfosis kupu-kupu. Dengan pertimbangan ketika guru

menghadirkan kupu-kupu nyata, sangat membutuhkan waktu yang lama

untuk menunggu metamorfosis kupu-kupu yang sesungguhnya. Oleh

karena itu, dengan gambar ini, siswa dituntut untuk dapat memahami

gambar itu.

c) Media Audio-visual

Media audio-visual merupakan jenis media yang digunakan

dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan

pengelihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.

Di SD negeri 07 Balingka, guru dapat dengan efektif dan efisien

memanfaatkan media ini. Guru menampilkan video (suara dan gambar

gerak). Pemanfaatan media ini, sebagian besar sangat konkret ketika

ditampilkan.
8

d) Media Multimedia

Media multimedia adalah medai yang melibatkan beberapa jenis media

dan perlatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera pengelihatan

dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak dan

audio serta media interkatif berbasis komputer dan tekhnologi

komunikasi dan informasi (Meyer, 2009: 55)

Pemanfaatan media ini sudah sering dilaksanakan di SD negeri

07 Balingka dengan menampilkan materi yang diajarkan melalui

projector atau infocus yang pastinya melalui program perangkat lunak

komputer yaitu ms. Power Point. Sehingga, guru tidak terlalu banyak

mencatat materi di papan tulis,dan dapat menghilangkan kebiasaan

siswa yang terlalu banyak menulis panjang lebar di buku catatan

mereka.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang pemanfaatan media dalam proses

pembelajaran telah banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh

Kuswinarti yang berjudul PEMANFAATAN MEDIA PEMEBLEJARA

DI SEKOLAH DASAR pada tahun 2009. Hasil penelitian yang ditulis

oleh Kuswinarti membahas tentang bagaimana penggunaan media itu

dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu ia juga menitikberatkan penelitiannya pada penggunaan media

film khususnya pada pokok bahasan Konflik Sosial.


9

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Maulida yang berjudul

PERANAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PROSES

PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR

SISWA KELAS X (Maulida,2007). Penelitian tersebut menitikberatkan

pada pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran Sosiologi di kelas.

Pembelajaran berbasis multimedia merupakan rangkaian dari beberapa

jenis media yang menjadi satu paket setting media yang digunakan dalam

pembelajaran. Berarti dalam pembelajaran dapat digunakan berbagai

media sesuai dengan sarana prasarana yang memadai di sekolah tersebut.

Dalalam penelitian tersebut peniliti mencoba untuk

menghubungkan pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa. Dalam

penelitian ini mencoba untuk mengungkapkan berbagai macam media

yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang tepat disekolah.

Penggunaan media ini khususnya adalah media yang digunakan di SMA N

1 Muaro Bungo.

Sejauh mana kesamaan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain bahwa, pemanfaatan media

pembelajaran memiliki manfaat yang besar terhadap perkembangan siswa

dan terhadap kreatifitas guru. Media pembelajaran dapat memberikan

pengalaman belajar yang langsung kepada siswa, dengan demikian siswa

akan merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan

praktik atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan (Midun,2009).


10

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus,

penelitian ini berupaya untuk menjelaskan dan mencoba mendeskripsi dan

mempelajarai pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 07 Balingka.

(Yin,2003) mendefenisikan studi kasus merupakan seuatu penelitian yang

empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata,

bilamana batas-batas antara fenomena dengan konteks tidak tampak dengan

tegas, dan multisumber digunakan. Selain itu, Cresswel menjelaskan studi

kasus terjadi ketika peneliti melakukan eksplorasi terhadap entitas atau

fenomena tunggal (the case) yang dibatasi oleh waktu, aktivitas dan

pengumpulan detail informasi dengan menggunakan berbagai prosedur

pengumpulan data selama waktu tersebut (Cresswel, 1994:11).

Metode ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek

yang diteliti secara tepat.Jika dibandingkan dengan studi empiris, studi kasus

memiliki perbedaan tersendiri. Jika studi empiris hanya melihat fenomena

yang benar-benar terjadi. Studi kasus lebih menginvestigasi fenomena terkini

yang sedang terjadi namun tidak jelas batasan antara fenomena dan

konteksnya (Yin, 2003 : 13). Sehingga terlihat bahwa studi kasus melihat dan

menyelediki fenomena empiris lebih dalam lagi untuk memahami konteks

dan fenomenanya. Dengan begitu kita dapat mengetahui seberapa kuat relasi

kasus dengan fenomena yang sedang diteliti.


11

Studi kasus merupakan metodologi penelitian dengan

menggunakan satu kasus atau lebih untuk membuktikan teori yang terjadi

pada kehidupan nyata. Studi kasus mampu mempelajari dan membedakan

antara fenomena dan konteks sehingga memperdalam pengetahuan. Maka

dari itu studi kasus sangat dibutuhkan terutama dalam penelitian ini, karena

mampu menjelaskan penggunaan teori secara faktual. Dalam penelitian ini,

peneliti beranggapan bahwa studi kasus mampu menciptakan pemahaman

mendalam terhadap objek atau fenomena yang diteliti. Namun

penggunaannya membutuhkan perhatian khusus sehingga tidak membuat

penelitian semakin rancu dan membuat peneliti mampu memperdalam

penjelasan terhadap fenomena yang diteliti yang dalamhal ini bagaiman

melihat pemanfaatan media pembelajaran di SD negeri 07 Balingka.

Peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin mempelajari

pemanfaatan media pembelajaran di SDN 07 Balingka, dengan alasan banyak

guru yang kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam

proses pembelajaran. Di sisi lain, peneliti melihat banyak siswa yang

menganggap media-media ini hanyalah sebuah permainan, maka sebagian

besar siswa tidak memahami bagaimana dampak bagi perkembangan

pemahaman siswa jika guru menjelaskan materi dengan media pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SD negeri 07

Balingka. Sesuai dengan penjelasan awal, bahwa guru harus memiliki

kreatifitas untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan bantuan media


12

pembelajaran yang relevan. Alasan subjek peneltian yang pertama adalah

guru karena, yang mengatur segala macam proses pembelajaran adalah

seorang guru, di sini guru bisa disebut sebagai pelaku utama (the main actor)

dalam proses pembelajaran. Guru yang pertama dan utama dalam

memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Peran guru di

sini sangatlah penting, bagaimana cara seorang guru menjelaskan materi ajar

dengan bantuan media pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan media

itu dengan efektif dan efesien yang dapat membuat siswa memahami materi

yang diajarkan.

Alasan memilih siswa sebagai subjek penelitian yang kedua di sini

adalah, karena siswa merupakan sasaran dan penentu keberhasilan apa yang

sudah dikerjakan seorang guru. Apakah dengan media yang telah diberikan

siswa mampu memahami materi yang diajarkan. Diakhir pelajaran diadakan

evaluasi atau tes, yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam

mencermati dan memahami penjelasan dan penguasaan materi, selain itu

kegiatan ini juga bertujuan untuk menilai keberhasilan seorang guru dalam

menjelaskan materi ajar dengan pemanfaatan mediapembelajaran.

Selain kedua subjek pokok di atas, penelti juga melihat data-data

skunder atau pendukung yaitu media pembelajaran yang ada di SD negeri 07

Balingka. Apakah media-media pembelajaran yang ada sudah mendukung

akan keberhasilan pendidikan sekolah.


13

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Interview (Wawancara)

Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk

mengetahui sebagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SD negeri 07

Balingka. Sesuai dengan subjek penelitian bahwa wawancara dilakukan

kepada 2 subjek yaitu guru dan siswa. Untuk memperoleh data yang real,

peneliti melakukan wawancara dengan spontan atau tidak terpimpin namun

masih memperhatikan fokus penelitian yang diteliti. Peneliti melontarkan

beberapa pertanyaan kepada guru dan siswa, tentang bagaimana

pemanfaatan media pembelajaran? Apakah media yang ada mendukung?

Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.

Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi

tentang topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal

yang mungkin tidak terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Karena sesuai

dengan jenis wawancara bahwa metode wawancara dibagi menjadi 2 jenis

dilihat dari pertanyaannya yaitu, wawancara terstruktur dan wawancara

tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti mengambil metode

wawancara yang terstruktur dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti

apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar

pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. (Hariwijaya 2007: 65).

2. Metode Observasi

Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan

secara langsung kepada objek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini


14

untuk merekam secara langsung terkait pemanfaatan media pembelajaran

di SD negeri 07 Balingka. Sesuai dengan rencana penelitian ini yang

secara sistematik dilaksanakan maka, sangat tepat peneliti menggunakan

metode ini.

Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi

dengan objek penelitiannya, terdapat dua jenis observasi (Hariwijaya

2007: 74). Yaitu, observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan yaitu

peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dalam

interaksi dengan objek penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut

berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Sesuai dengan jenis

metode yang dipilih, di sini peneliti ikut berpartisipasi dalam mengamati

proses pembelajaran Matematika kelas VI di SD negeri 07 Balingka. Di

sini peneliti bisa melihat bagaimana seorang guru dengan efektif

memanfaatkan media pembelajaran.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang

peneliti gunakan. Dengan metode ini, peneliti bisa mengkaji media-media

pembelajaran yang mendukung dalam proses pembelajaran di SD negeri

07 Balingka. Melalui metode ini peneliti memperoleh sesuatu yang akurat

berupa, dokumen, buku-buku pelajaran, surat kabar, dan dokumen-

dokumen yang lainnya. Dengan digunakannya metode ini, peneliti

memperoleh gambar hasil potret bagaimana pemanfaatan media


15

pembelajaran di SD negeri 07 Balingka. Media ini membantu peneliti

memperoleh data yang akurat, tentang bagaimana pemanfaatan media

audio, visual, auidio-visual dan multimedia dalam proses pembelajaran.

Manfaat metode ini, peneliti bisa memperoleh hasil dokumentasi

dengan data yang memperkuat apa yang telah diwawancara dan diamati.

Jadi di sini, tak ada dugaan mengada-ada data ketika disertai dengan wujud

nyata penelitian peneliti.

D. Pengembangan Alat Pengumpulan Data

1. Menyusun Kisi- Kisi

No Rumusan Variabel Indikator Rumusan Pertanyaan

Masalah

1. Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan 1.Bagaimana

Pemanfaatan pemanfaatan oleh guru pemanfaatan

media media 2. Pemahaman media audio oleh

pembelajaran pembelajaran siswa guru?

jenis media jenis audio? 2.Bagaimana

audio? pemahaman

siswa melalui media

pembelajaran jenis

media

audio?

2. Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan 1.Bagaimana

pemanfaatan pemanfaatan oleh guru pemanfaatan


16

media media 2. Pemahaman media visual oleh

pembelajaran pembelajaran siswa guru?

jenis media jenis visual? 2.Bagaimana

visual? pemahaman

siswa melalui media

pembelajaran jenis

media

visual?

3. Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan 1.Bagaimana

pemanfaatan pemanfaatan oleh guru pemanfaatan

media media 2. Pemahaman media audio-visual

pembelajaran pembelajaran siswa oleh guru?

jenis media jenis audio- 2.Bagaimana

audio-visual? visual? pemahaman

siswa melalui media

pembelajaran jenis

media

audio-visual?

4. Bagaimanakah Bentuk 1. Pemanfaatan 1.Bagaimana

pemanfaatan pemanfaatan oleh guru pemanfaatan

media media 2. Pemahaman media multimedia

pembelajaran pembelajaran siswa oleh guru?

jenis media jenis 2.Bagaimana


17

multimedia? multimedia? pemahaman

siswa melalui media

pembelajaran jenis

media

multimedia?

2. Merumuskan pertanyaan penelitian

Pertanyaan-pertanyaan adalah salah satu cara untuk

mendapatkan data dari narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan kepada narasumber seputar :

a. Bagaimana pemanfaatan media audio oleh guru?

b. Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis

media audio?

c. Bagaimana pemanfaatan media visual oleh guru?

d. Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis

media visual?

e. Bagaimana pemanfaatan media audio-visual oleh guru?

f. Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis

media audio-visual?

g. Bagaimana pemanfaatan media multimedia oleh guru?

h. Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis

media multimedia?
18

3. Uji alat pengumpulan data

a. Melalui peritimbangan pakar

b. Melalui Uji Coba

c. Teknik Analisis Data

E. Teknik Analisis Data

Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif

untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian

kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall

dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :

1. Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara

mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape

recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan

mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis

secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis

mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap

data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul

di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman

wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan

dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti

kemudian kembali membaca transkip wawancara dan


19

melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok

pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat,

kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis

yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang

diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman

terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah

dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan

ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat

menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada

subjek.

3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji

data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali

berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga

dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil

yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu,

namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan

antara konsep-konsep dan factor-faktor yang ada.

4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,

peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan


20

yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari

suatau alternatif penjelasan lain tetnag kesimpulan yang telah didapat.

Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan

yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang

menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan

dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain.

Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan

saran.

5. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan

suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah

kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang

dipakaiadalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil

penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek

dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari

subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis

mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat

gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya

dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya

mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

F. Teknik Keabsyahan Data

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin

(2003) mengajukan emmpat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan


21

dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah

Sebagai berikut :

1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan

bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur.

Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang

tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap

data itu. Menurut Patton (Sulistiany,1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai

teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :

b. Triangulasi data

Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip,

hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih

dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

c. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil

pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus

bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan

masukan terhadap hasil pengumpulan data.

d. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan

bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian


22

ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan

menguji terkumpulnya data tersebut.

e. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti

metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi

pada saat wawancra dilakukan.

2. Keabsahan Internal (Internal validity)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada

seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang

sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan

interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif

akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian

tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada

kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.

3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)

Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian

dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian

kualitatif memeiliki sifat tidak ada kesimpulan yang

pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan

ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks

yang sama.
23

4. Keajegan (Reabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh

penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang

penelitian yang sama, sekali lagi.

Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan

peneliti selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian

dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa

konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain

penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.


24

DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta: Gaung

Persada Press

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang.

YA3

Rohidi, 1992. Analisis Data Kualitatif. UI. Press, Jakarta

Das könnte Ihnen auch gefallen