Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TEMPO Interaktif, Sabtu, 29 April 2006 Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso
meminta aparat keamanan bertindak respresif kepada buruh jika dalam aksinya pada 1
Mei berlangsung anarkis. “Untuk kali ini kami tidak mau kecolongan lagi seperti pada
aksi sebelumnya. Kami menghimbau buruh tertib meski mau mengerahkan massa
dalam jumlah besar ke Jakarta,” paparnya Sabtu siang. TempoInteraktif.com
Walaupun demikian, ajaran Marx tidak hanya berkutat pada ketiga aliran besar itu
karena banyak sekali sempalan-sempalan atau bidah-bidah yang memakai ajaran Marx
sebagai basis ideologi dan perjuangan mereka. Aliran lain yang berkembang memakai
Marx sebagai tolak pikirnya adalah Anarkisme.
Anarkisme adalah sebuah aliran yang timbul bersama dalam komunikasi dan konfrontasi
dengan Marxisme mainstream. Anarkisme menolak segala bentuk negara dalam
pengertian lembaga pusat masyarakat dengan kemampuan dan wewenang untuk
memaksakan ketaatan terhadap undang-undang. Cita-cita anarkisme adalah anarkhia
atau keadaan tanpa kekuasaan pemaksa. Anarkisme tidak membedakan kekuasaan
negara dalam bentuk positif atau negatif karena semua bentuk negara : monarki,
republik maupun sosialis pada dasarnya sama saja, semua mempunyai kekuasaan
pemaksa, undang-undang, polisi, peradilan, penjara, angkatan bersenjata, dan
sebagainya. Oleh karena itu semua bentuk negara adalah buruk harus ditolak. Cita-cita
anarkhia adalah cita-cita stateless, atau keadaan tanpa negara.
Asalkan perekonomian ditata dengan baik dan adil maka lembaga-lembaga yang
mempunyai kekuatan dan kekuasaan pemaksa tidak diperlukan lagi. Masyarakat yang
kesatuannya dipaksakan oleh negara harus diganti dengan komunitas bebas para
individu dan kelompok masyarakat. Apabila keadaan sudah adil, kejahatan dan
kriminalitas dan perang akan hilang dengan sendirinya. Kaum Marxisme menganggap
anarkhisme sebagai lawan, karena menyimpang dari pokok-pokok ajaran Marx.
Tokoh utama kaum anarkhisme adalah Mikhael Bakunin, seorang bangsawan Rusia
yang kemudian sebagian besar hidupnya tinggal di Eropa Barat. Ia memimpin kelompok
anarkhis dalam konverensi besar kaum Sosialis sedunia (Internasionale I) dan terlibat
pertengkaran dan perdebatan besar dengan Marx. Bakunin akhirnya dikeluarkan dari
kelompok Marxis mainstream dan perjuangan kaum anarkhis dianggap bukan sebagai
perjuangan kaum sosialis. Sejak Bakunin, anarkhisme identik dengan tindakan yang
mengutamakan kekerasan dan pembunuhan sebagai basis perjuangan mereka.
Pembunuhan kepala negara, pemboman atas gedung-gedung milik negara, dan
perbuatan teroris lainnya dibenarkan oleh anarkhisme sebagai cara untuk
menggerakkan massa untuk memberontak.