Sie sind auf Seite 1von 66

KARAKTERISTIK PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN

HIPERTENSI DAN TANPA HIPERTENSI DI CARDIOVASCULAR CARE UNIT


(CVCU) CARDIAC CENTER RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

THE CHARACTERISTICS OF CONGESTIVE HEART FAILURE PATIENTS


WITH HYPERTENSION AND WITHOUT HYPERTENSION IN
CARDIOVASCULAR CARE UNIT (CVCU) CARDIAC CENTER RSUP
Dr.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR JANUARY-DISEMBER 2014

OLEH:

NURSYAHIRA IZZATI BINTI MOHD RIDZUAN

NIM: C111 12 823

PEMBIMBING:

Dr. dr. SRI RAMADANY KARIM, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015

1
2
3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadrat Tuhan Yang Maha Esa yang atas

berkenan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikna skripsi ini dengan judul :

“Karakteristik Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan Tanpa

Hipertensi di Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo periode Januari-Desember 2014”.

Dengan segala keterbatas dan hambatan, saya menyadari bahawa tulisan ini

masih jauh dari kesempurnaan dan tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulisan dari

tahap persiapan, pelaksanaan hingga penyelesaian skripsi ini khususnya:

1. Orang tua saya, Mohd Ridzuan bin Ahmad dan Maznah binti Ariffin serta

keenam saudara saya Mohd Hafiz Safwan, Nuzul Amira, Muhammad Iqram,

Nurul Athirah, Nurul Hidayah dan Umi Masyitah yang selalu memberikan

doa, cinta perhatian, nasehat, pengorbanan dan motivasi kepada saya dalam

menempuh pendidikan hingga hari ini.

2. Dr. dr. Sri Ramadany Karim, M.Kes sebagai dokter pembimbing dan yang

telah menuntun saya dengan penuh kesabaran dan keterbukaan, dengan tulus

telah meluangkan waktu dan pikiran membimbing saya di tengah kesibukan

yang padat.

3. Dr. dr. A. Armyn Nudin, M.Sc dan Dr.dr. Andi Alfian Zainuddin, MKM

selaku penguji yang telah meluangkan waktu untuk menilai dan memberikan

masukan untuk skripsi saya.

4
4. Kepala bagian dan seluruh staf Bagian Ilmu kesehatan masyarakat dan Ilmu

Kedokteran Komunitas fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

5. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

6. Direktur RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar beserta seluruh stafnya

7. Kepala Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

beserta seluruh stafnya.

8. Teman-teman saya yang banyak membantu dan selalu memberikan semangat

dan dukungan selama penelitian diantaranya Hamizah, Hazirah, Wardah,

Hamamah dan Sunaia.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini

sehingga mengharapkan saran dan kritik berbagai pihak dalam penyempurnaan

skripsi ini.

Akhirnya, dengan kerendahan hati saya harapkan skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Makasar, Desember 2015

(Penulis)

5
KARAKTERISTIK PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN
HIPERTENSI DAN TANPA HIPERTENSI DI CARDIOVASCULAR CARE UNIT
(CVCU) CARDIAC CENTER RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

Nursyahira Izzati binti Mohd Ridzuan, Dr. dr Sri Ramadany Karim,M.Kes


ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan Global status report on noncummunicable disease,
WHO pada tahun 2015, penyakit kardiovaskuler tercatat sebagai penyebab kematian
nomor satu di dunia. Dari kelompok penyakit kardiovaskuler hipertensi paling
banyak ditemui. Sekitar antara 10-15% orang dewasa menderita kelainan ini.
Penderita hipertensi mempunyai resiko 12 kali lebih besar untuk menderita stroke, 6
kali lebih besar untuk serangan jantung dan 5 kali lebih besar kemungkinan
meninggal kerana gagal jantung. Morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi setiap
tahun, sekitar 1 juta pasien memerlukan rawat inap untuk CHF, sekitar 6,5 juta pasien
rawat jalan dan setiap tahun 50,000 sampai 60,000 pasien meninggal dari kondisi ini.
Tujuan: Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pasien gagal jantung
kongestif dengan hipertensi dan tanpa hipertensi.
Metode: Rancangan penelitian ini adalah “Cross sectional study” yaitu dilakukan
dengan cara pengumpulan data sekaligus dalam satu waktu.
Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 59 orang yang menderita
gagal jantung kongestif. 66.1% daripadanya didahului dengan hipertensi. Jumlah laki-
laki dengan hipertensi yang menderita gagal jantung kongestif adalah sebesar 61.9%
berbanding tanpa hipertensi sebesar 38.1%. Jumlah perempuan dengan hipertensi
yang menderita gagal jantung kongestif adalah sebesar 76.5% berbanding tanpa
hipertensi sebesar 23.5%. Jumlah pasien gagal jantung kongestif dengan hipertensi
menurut kelompok umur < 45 tahun, 45-64 tahun dan ≥ 65 tahun adalah masing-
masing 55.6%, 80.8% dan 54.2% berbanding tanpa hipertensi masing-masing 44.4%,
19.2% dan 45.8%. Jumlah pasien gagal jantung kongestif dengan hipertensi yang
meninggal adalah sebesar 61.9% berbanding tanpa hipertensi sebesar 38.1%
Kesimpulan: Distribusi hipertensi pada pasien gagal jantung kongestif di CVCU
Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari-Desember 2014
adalah tinggi. Jumlah penderita gagal jantung kongestif lebih tinggi pada laki-laki
berbanding perempuan. Jumlah laki-laki dan perempuan dengan hipertensi yang
menderita gagal jantung kongestif lebih tinggi berbanding tanpa hipertensi. Jumlah
pasien gagal jantung kongestif meningkat dengan umur dan lebih tinggi pada
penderita gagal jantung kongestif dengan hipertensi berbanding tanpa hipertensi pada
setiap kelompok umur. Jumlah pasien gagal jantung kongestif dengan hipertensi yang
meninggal lebih tinggi berbanding tanpa hipertensi.
Kata Kunci: Hipertensi, gagal jantung kongestif.

6
THE CHARACTERISTICS OF CONGESTIVE HEART FAILURE PATIENTS
WITH HYPERTENSION AND WITHOUT HYPERTENSION AT
CARDIOVASCULAR CARE UNIT (CVCU) CARDIAC CENTER RSUP Dr.
WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR JANUARY-DISEMBER 2014

Nursyahira Izzati binti Mohd Ridzuan, Dr. dr Sri Ramadany Karim,M.Kes


ABSTRACT
Latar Belakang: Based on Global status report on noncummunicable disease,
WHO, 2015, cardiovaskular disease was listed as the number one cause of death in
the world. From cardiovasular diseases, hypertension was the highest prevalent. 10-
15% of adult suffering from this disease. Patient with hipertension have 12 folds risk
to have stroke, 6 folds risk to have heart attack and 5 folds risk to die from heart
failure. Morbidity and mortality rate are high anually, approximately 1 million
patients require hospitalization for congestive heart failure, approximately 6.5 million
hospital-days and each year, 50,000 to 60,000 patients die from this condition.
Aims : To know the characteristics of congestive heart failure patients with
hypertension and without hypertension.
Method: The design of this study is “Cross sectional study” by collecting data once
in one time.
Result: Based on the study, from 59 congestive heart failure patient, 66.1% have
hypertension. The distribution of men that have CHF with hypertension is 61.9%
while without hypertension is 38.1%. For women, CHF with hypertension is 76.5%
while without hypertension is 23.5%. The distribution of CHF with hypertension
based on ages < 45, 45-64 and ≥ 65 years old are 55.6%, 80.8% and 54.2%
respectively. While without hypertension are 44.4%, 19.2% and 45.8% respectively.
The distribution of mortality for CHF with hypertension is 61.9% while without
hypertension is 38.1%.
Kesimpulan: The distribution of hypertension with congestive heart failure in CVCU
Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari-Desember is high.
The distribution of CHF in men are higher than women. The distribution of CHF in
men and women with hypertension is higher than without hypertension. The
distribution of CHF is increase with age and is higher with hypertension than without
hypertension for all age groups. The distribution of mortality in pasien CHF with
hypertension is higher than without hypertension.
Keywords : Hypertension, congestive heart failure.

7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

ABSTRAK………………………………………………………………………..iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v

DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN GRAFIK………………………………….viii

DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….x

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan……………………………………………....1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..2

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………3

1.3.1 Tujuan Umum ………………………………………………………………3

1.3.2 Tujuan khusus……………………………………………………………….3

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………………..3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi……………………………………………………………………….5

2.1.1 Definisi………………………………………………………………………..5

2.1.2 Jenis, Etiologi dan Faktor Resiko……………………………………………..5

2.1.3 Klasifikasi …………………………………………………………………….6

2.1.4 Patofisiologi…………………………………………………………………...7

2.1.5 Tanda dan Gejala……………………………………………………………...7

2.1.6 Penatalaksanaan……………………………………………………………….8

2.1.7 Komplikasi…………………………………………………………………....9

2.2 Gagal Jantung Kongestif………………………………………………………...9

8
2.2.1 Definisi………………………………………………………………………...9

2.2.2 Etiologi dan Faktor Resiko…………………………………………………...10

2.2.3 Patofisiologi…………………………………………………………………..11

2.2.4 Jenis gagal jantung……………………………………………………………12

2.2.5 Tanda dan Gejala……………………………………………………………...12

2.2.6 Klasifikasi Derajat Keparahan Gagal Jantung………………………………...14

2.2.7 Diagnosis …………………………………………………………………….15

2.2.8 Penatalaksanaan………………………………………………………………16

2.2.9 Komplikasi……………………………………………………………………17

2.2.10 Prognosis…………………………………………………………………….18

2.3 Hubungan antara Hipertensi dengan Gagal Jantung Kongestif………………...18

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Dasar Pemikiran Variable yang diteliti………………………………………….20

3.2 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif……………………………………...21

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian………………………………………………………………….24

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………………………..24

4.3 Populasi dan Sampel……………………………………………………………24

4.4 Kriteria Sampel…………………………………………………………………25

4.4.1 Kriteria Inklusi………………………………………………………………..25

4.4.2 Kriteria Eklusi………………………………………………………………..25

4.5 Jenis Data dan Instrumen Penelitian……………………………………………25

4.6 Manajemen Penelitian…………………………………………………………..25

9
4.7 Etika Penelitian…………………………………………………………………..26

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1 Distribusi Hipertensi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif…………………….27

5.2 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi dan Tanpa

Hipertensi Menurut Jenis Kelamin……………………………………………....28

5.3 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi dan Tanpa

Hipertensi Menurut Kelompok Umur……………………………………………30

5.4 Distribusi Mortalitas Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi

dan Tanpa Hipertensi …………………………………………………………....31

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Distribusi Hipertensi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif…………………….33

6.2 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi dan Tanpa

Hipertensi Menurut Jenis Kelamin………………………………………………33

6.3 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi dan Tanpa

Hipertensi Menurut Kelompok Umur……………………………………………34

6.4 Distribusi Mortalitas Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi

dan Tanpa Hipertensi ……………………………………………………………35

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan………………………………………………………………………36

7.2 Saran……………………………………………………………………………..37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

10
DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN GRAFIK

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah……………………………………………...6

Tabel 2.2 Pengobatan hipertensi dengan penyakit penyerta……………………...8

Tabel 2.3 Klasifikasi Killip untuk Derajat Keparahan Gagal Jantung Kongestif..13

Gambar 2.1 Algoritm Pengobatan Gagal Jantung Kongestif……………………….17

Tabel 5.1 Distribusi Hipertensi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang

Dirawat di CVCU Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Periode Januari-Desember 2014……………………………………….27

Grafik 5.1 Distribusi Hipertensi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang

Dirawat di CVCU Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Periode Januari-Desember 2014……………………………………….27

Table 5.2 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan

Tanpa Hipertensi Menurut Jenis Kelamin di CVCU Cardiac Center

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014…..28

Grafik 5.2 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan

Tanpa Hipertensi Menurut Jenis Kelamin di CVCU Cardiac Center

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014…..29

Table 5.3 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan

Tanpa Hipertensi Menurut Kelompok Umur di CVCU Cardiac Center

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014…..30

Grafik 5.3 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan

Tanpa Hipertensi Menurut Kelompok Umur di CVCU Cardiac Center

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014…..30

11
Table 5.4 Distribusi Mortalitas Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan

Hipertensi Dan Tanpa Hipertensi di CVCU Cardiac Center RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014………………31

Grafik 5.4 Distribusi Mortalitas Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan

Hipertensi Dan Tanpa Hipertensi di CVCU Cardiac Center RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014………………32

12
DAFTAR SINGKATAN

1. WHO = World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia).

2. CHF = Congestive Heart Failure (Gagal Jantung Kongestif).

3. NYHA = New York Heart Assosiation

4. ARB = Angiotensin Receptor Blocker

5. CVCU = Cardiovascular Care Unit

13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Berdasarkan Global status report on noncummunicable disease, WHO

(Organisasi Kesehatan Dunia), pada tahun 2015, penyakit kardiovaskuler tercatat

sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia. Sekitar 17.5 juta orang meninggal

akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2012, mewakili 31% dari kematian global.

Angka ini diperkirakan akan meningkat sehingga tahun 2030 yaitu sebanyak 23,6 juta

kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (Effendi,n.d.).

Dari kelompok penyakit kardiovaskuler hipertensi paling banyak ditemui. Sekitar

antara 10-15% orang dewasa menderita kelainan ini (Tagor,2004). Menurut WHO

(n.d.), peningkatan tekanan darah menyebabkan 7.5 juta kematian di dunia yaitu

sekitar 12.8%. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010),

hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis,

yaitu mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi

hipertensi secara nasional mencapai 31,7%.

Peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko utama untuk penyakit

jantung koroner dan iskemik serta stroke hemoragik. Selain penyakit jantung koroner

dan stroke, komplikasi tekanan darah yang tinggi termasuk gagal jantung, penyakit

pembuluh darah perifer, gangguan ginjal, perdarahan retina dan gangguan

penglihatan (WHO, n.d). Penderita hipertensi mempunyai resiko 12 kali lebih besar

14
untuk menderita stroke, 6 kali lebih besar untuk serangan jantung dan 5 kali lebih

besar kemungkinan meninggal kerana gagal jantung (Team Redaksi Vitahealth,2006).

Dalam 2 dekade terakhir, gagal jantung kongestif (CHF) telah menjadi alasan

semakin sering untuk masuk rumah sakit dan jelas merupakan masalah kesehatan

utama. Data dari Framingham Heart Study menunjukkan bahwa gagal jantung

kongestif meningkat dengan usia dan lebih tinggi pada pria dibandingkan pada

wanita. Hipertensi dan penyakit jantung koroner adalah dua kondisi yang paling

umum mendahului onsetnya. Pada tahun 1980, insidensi tahunan yang disesuaikan

menurut umur, gagal jantung kongestif di antara orang berusia 45 tahun dan keatas

sebanyak 7,2 kasus / 1000 pada pria dan 4,7 kasus / 1000 pada wanita, sedangkan

prevalensi menurut umur pada gagal jantung adalah 24 / 1.000 pada pria dan 25/1000

pada wanita (Charles,1993).

Gagal jantung diperkirakan mempengaruhi lebih dari 5 juta pasien di Amerika

Serikat. Setiap tahun, kasus baru CHF berkembang sekitar 550,000 pasien.

Morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi setiap tahun, sekitar 1 juta pasien

memerlukan rawat inap untuk CHF, dan sekitar 6,5 juta pasien rawat jalan. Setiap

tahun 50,000 sampai 60,000 pasien meninggal dari kondisi ini (Deedwania &

Carbajal,2009).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalahnya adalah:

1) Bagaimana hipertensi dapat mempengaruhi kejadian gagal jantung kongestif?

2) Bagaimanakah distribusi hipertensi pada gagal jantung kongestif?

15
3) Bagaimana karakteristik pasien gagal jantung dengan hipertensi dan tanpa

hipertensi?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pasien gagal jantung

kongestif dengan hipertensi dan tanpa hipertensi di CVCU Cardiac Center RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo periode Januari-Desember 2014

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui distribusi hipertensi pada pasien gagal jantung

kongestif.

2. Untuk mengetahui distribusi pasien gagal jantung kongestif dengan

hipertensi dan tanpa hipertensi menurut jenis kelamin.

3. Untuk mengetahui distribusi pasien gagal jantung kongestif dengan

hipertensi dan tanpa hipertensi menurut kelompok umur.

4. Untuk mengetahui distribusi mortalitas pada pasien gagal jantung

kongestif dengan hipertensi dan tanpa hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat kepada tempat penelitian

Sebagai informasi tentang hipertensi dan gagal jantung kongestif sehingga

pihak terkait dapat melakukan intervensi dan perencanaan dalam mengawal

prevalensi penyakit gagal jantung kongestif.

2. Manfaat kepada almamater

16
Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi mahasiswa FK-UNHAS tentang

hipertensi dan gagal jantung kongestif.

3. Manfaat bagi peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan informasi peneliti tentang hipertensi dan

gagal jantung kongestif.

17
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

2.1.1 Definisi

Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah.

Tekanan darah adalah tekanan pada pembuluh darah arteri ketika darah di pompa ke

seluruh tubuh. Sehingga semakin banyak tekanan oleh darah terhadap pembuluh

darah arteri, semakin tinggi tekanan darah (Muhlisin,n.d; Farlex,n.d).

Tekanan darah diukur dalam milimeter merkuri (mmHg). Tekanan darah

terdiri dari tekanan darah sistolik yaitu tekanan darah pada saat otot jantung

berkontaksi dan tekanan darah diastolik yaitu tekanan darah pada saat jantung

istirahat (Muhlisin,n.d; Farlex,n.d).

Tekanan darah normal adalah tekanan darah sistolik lebih rendah dari 120

mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 80 mmHg (<120/80mmHg).

Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan

tekanan darah di atas normal yaitu diatas 140/90 mmHg (Kementerian Kesehatan

Republik,2010; Muhlisin,n.d; Farlex,n.d).

2.1.2 Jenis, Etiologi dan Faktor Resiko

Hipertensi primer (hipertensi essential) adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya dan mencakup kurang lebih 90% dari kasus hipertensi (Tagor,2004)

18
Antara penyebabnya adalah stress, genetik, lingkungan dan kelainan metabolisme

intraseluler. Faktor resikonya adalah obesitas, konsumsi alkohol, merokok dan

kelainan darah (Team Redaksi Vitahealth,2006).

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya diketahui atau

disebabkan penyakit tertentu dan mencakup kurang lebih 10% dari kasus hipertensi

(Tagor,2004). Antara penyebabnya adalah gangguan hormonal, penyakit jantung,

diabetes, ginjal penyakit pembuluh darah dan kehamilan (Team Redaksi

Vitahealth,2006).

2.1.3 Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah adalah sebagai berikut (Chobania, Bakris & Black,2003;

Bethesda,2004) :

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 dan <80

Prehipertensi 120–139 atau 80–89

Hipertensi stadium 1 140–159 atau 90–99

Hipertensi stadium 2 ≥160 atau ≥100

Hipertensi sistolik (Isolated ≥140 dan <90


systolic hypertension)

Sumber: Seventh Report of the Joint Committee on Prevention, Detection, Evaluation


and Treatment of High Blood Pressure

19
2.1.4 Patofisiologi

Salah satu mekanisme hipertensi adalah adalah hipertensi dengan output

tinggi yang disebabkan oleh penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan

stimulasi jantung yang disebabkan oleh hiperaktivitas andrenergik dan perubahan

homeostasis kalsium. Selain itu, hipertensi dengan curah jantung normal atau

menurun dan resistensi vaskular sistemik yang meningkat disebabkan oleh

peningkatan vasoreactivity. Mekanisme lain hipertensi adalah kerana peningkatan

reabsorsi garam dan air yang mana akan meningkatkan volume sirkulasi darah. Stres

psikososial juga dapat memicu hipertensi dengan cara reaktivitas kortisol

(Madhur,2014).

2.1.5 Tanda dan Gejala

Hipertensi sering disebut pembunuh gelap (silent kiler) kerana termasuk

penyakit mematikan tanpa disertai gejala-gejalanya dahulu. (Team Redaksi

Vitahealth,2006). Gejala yang muncul sering dianggap gangguan biasa. Hampir satu

per tiga orang tidak mengetahui bahawa mereka telah menderita hipertensi. Tekanan

darah yang terlalu tinggi dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala berat,

kelelahan atau kebingungan, masalah penglihatan,sakit dada, kesulitan bernapas,

denyut jantung tidak teratur, darah dalam urin dan berdebar di dada, leher, atau

telinga (Beckerman, 2014).

20
2.1.6 Penatalaksanaan

Pengobatan non farmakologik berupa modifikasi gaya hidup seperti

mengurangkan berat badan, mengekalkan indeks massa tubuh (IMT) <25kg/m2, diet

rendah garam, memperbanyak aktivitas fisik, mengurangkan konsumsi alkohol, dan

mengawal stress (Graettinger,2009; Kotchen,2012)

Pengobatan farmakologik, Joint National Committee on Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure merekomendasi monoterapi

menggunakan diuretik atau β-blocker sebagai terapi pertama.Calcium channel

blocker, ACE inhibitor, Angiotensin receptor blocker (ARB) sebagai terapi alternatif

(Graettinger,2009). Pengobatan hipertensi dengan penyakit penyerta adalah seperti

berikut:

Tabel 2.2 Pengobatan hipertensi dengan penyakit penyerta

Penyakit Agen awal Agent tambahan

CAD β-blocker ACE inhibitor, calcium


channel blocker, diuretik

CHF ACE inhibitor β-blocker, ARB, Diuretik

CRI Calcium channel blocker,


β-blocker Diuretik

Diabetes ACE inhibitor β-blocker, ARB, Diuretik

Sumber : Graettinger W.F,2009. Systemic Hypertension. In Crawford M.H (ed.)


Current Diagnosis & Treatment: Cardiology. Third edition, Mc Graw Hill, Lange.
CAD: Coronary artery disease, CRI: chronic renal insuficiency, ARB: Angiotensin
Receptor Blocker.

21
2.1.7 Komplikasi

Komplikasi yang bisa terjadi pada hipertensi adalah penyakit jantung koroner,

gagal jantung, penyakit serebrovaskular, gagal ginjal, nefrosklerosis, ensefalopati dan

retinopati (Tagor,2004; Graettinger,2009).

2.2 Gagal Jantung Kongestif

2.2.1 Definisi

Gagal jantung atau gagal jantung kongestif (CHF) juga dikenal sebagai

dekompensasi kordis, insufisiensi jantung atau inkompeten jantung. Kegagalan

jantung kongestif adalah keadaan apabila jantung tidak mampu memompa darah ke

seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh meskipun darah balik

masih normal sehingga memaksa cairan dari pembuluh darah keluar ke jaringan

tubuh (Sitompul & Sugeng,2004; Baradero, Dayrit & Siswadi, 2005; Gray et al,

2005).

Definisi alternative yang dikemukakan oleh Packer, lebih memfokuskan

kepada konsekuensi klinis dari gagal jantung yaitu ditandai oleh adanya keluhan dan

penemuan klinis akibat fungsi ventrikel kiri yang abnormal, regulasi neurohormonal,

disertai intoleransi terhadap beban fisik, retensi cairan dan menyebabkan umur

pendek (Markus,2010).

CHF merupakan sindrom klinis yang kompleks ditandai dengan disfungsi

ventrikel kiri, ventrikel kanan, atau kedua-dua ventrikel jantung dan memberi kesan

22
terhadap perubahan regulasi neurohormonal (Deedwania & Carbajal,2009). Gagal

jantung kiri dalam jangka masa panjang dapat diikuti dengan gagal jantung kanan,

begitu juga gagal jantung kanan dalam jangka panjang dapat diikuti gagal jantung

kiri. Bila kedua-duanya terjadi pada masa yang sama, keadaan ini disebut gagal

jantung kongestif (Tagor,2004)

CHF mempunyai spektrum patofisiologi yang luas, mulai dari fungsi pompa

yang cepat menurun seperti pada infark miokard luas, takiaritmia atau bradiaritmia

yang timbul mendadak sampai kepada penurunan fungsi yang sangat gradual tetapi

progresif timbul dimana jantung sudah lama dalam keadaan volume dan tekanan yang

berlebihan (Markus,2010).

2.2.2 Etiologi dan Faktor Resiko

Penyebab kegagalan jantung bisa terjadi kerana gangguan yang langsung

merosak jantung seperti infark miokardium, miokarditis, fibrosis miokardium dan

aneurisma ventrikel. Selain itu, CHF juga disebabkan oleh gangguan yang

mengakibatkan kelebihan beban ventrikel pada preload dan afterload. Preload

meningkat disebabkan oleh regurgitasi aorta/mitral dan terlalu cepat pemberian infus

terutama pada lansia dan anak kecil. Afterload meningkat disebab oleh stenosis aorta,

stenosis pulmonal, hipertensi sistemis dan hipertensi pulmonal (Baradero, Dayrit &

Siswadi,2005).

Gagal jantung paling sering disebabkan oleh gagal kontraksi miokard seperti

yang terjadi pada infark miokard, hipertensi lama yang tidak terkontrol atau

23
kardiomiopati. Pada kondisi tertentu, kontraktilitas miokard dalam keadan yang baik

tetapi masih tidak dapat memenuhi kebutuhan darah sistemik keseluruh tubuh

misalnya kerana masalah mekanik seperti regurgitasi katup berat (mitral dan aorta)

dan lebih jarang fistula arteriovena, defisiensi tiamin dan anemia berat. Penyakit

jantung koroner dan hipertensi merupakan penyebab tersering pada masyarakat barat

yaitu lebih 90% dari kasus. Manakala, di negara berkembang biasanya adalah

penyakit katup jantung dan defisiensi nutrisi (Deedwania & Carbajal,2009; Mann &

Chakinala, 2012; Gray et al,2005).

Faktor resiko independen gagal jantung ialah peningkatan kolestrol,

hipertensi, diabetes dan hipertrofi ventrikel kiri. Penyebab kongenital seperti defek

septum atrium (ASD) dan defek septum ventrikel (VSD). Faktor lain antaranya

adalah aritmia, kondisi curah jantung tinggi, perikard (konstriksi atau efusi),

konsumsi alkohol, obat-obatan dan tekanan emosi (Deedwania & Carbajal,2009;

Mann & Chakinala, 2012; Gray et al,2005).

2.2.3 Patofisiologi

Gagal jantung bermula apabila terjadi penurunan awal kapasitas pemompaan

jantung. Mekanisme kompensasi akan diaktifkan oleh sistem saraf adrenergik, sistem

renin-angiotensin-aldosteron dan sistem sitokin. Dalam jangka waktu pendek, sistem

ini dapat mengembalikan fungsi kardiovaskular kepada kisaran homeostatik yang

normal sehingga tidak menimbulkan gejala. Dengan berjalannya waktu, aktivasi

sistem ini akan menyebabkan kerosakan secondary end-organ pada ventrikel dengan

24
memburuknya remodeling ventrikel kiri dan selanjutnya dekompensasi jantung

(Mann & Chakinala,2012).

Beban kerja yang berlebihan pada jantung yang disebabkan oleh peningkatan

tekanan darah sistolik (pressure overload), peningkatan volume diastolik (volume

overload) atau kehilangan miokardium, menyebabkan hipertrofi sel miokard sebagai

usaha meningkatkan kekuatan kontraktil. Perubahan pada biokimia, elektrofisiologi

dan fungsi kontraktil mengakibatkan perubahan mekanikal pada fungsi miokard.

Tingkat kontraksi menjadi lambat, masa peak tension bertambah dan relaksasi

miokard menjadi lambat. Penebalan dinding ventrikel akan membatasi tingkat

pengisian ventrikel (diastolic dysfunction). Kekuatan kontraksi miokard berkurang

bila terjadi kehilangan sel dan hipertrofi (cardiac remodelling). Pada fase kompensasi

awal, peningkatan volume intrakaviter menyebabkan pengurangan ejeksi freksi

(progressive systolic dysfunction) dan pengurangan sirkulasi perifer. Gagal jantung

kongestif ditandai dengan pengurangan respon kontraksi terhadap pertambahan

volume dan pengurangan ejeksi freksi ventrikel kiri (Mann & Chakinala,2012).

2.2.4 Jenis gagal jantung

Jenis gagal jantung adalah seperti berikut (Deedwania & Carbajal, 2009):

a) Gagal jantung akut dan gagal jantung kronik

b) Gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan

c) Gagal jantung curah tinggi dan gagal jantung curah rendah

25
d) Gagal jantung backward dan gagal jantung forward

e) Gagal jantung diastolik dan gagal jantung sistolik

2.2.5 Tanda dan Gejala

Mekanisme kompensasi akan meningkatkan tekanan di dalam pembuluh

darah dan memaksa cairan dari pembuluh darah ke dalam jaringan tubuh. Gejala

timbul tergantung pada daerah mana yang terlibat dalam aksi memompa berkurang.

Ketika sisi kiri jantung (ventrikel kiri) mulai gagal, cairan mengumpul di

paru-paru (edema). Ekstra cairan di paru-paru (kongesti paru) membuatnya saluran

udara sulit mengembang sewaktu bernapas. Pernapasan menjadi lebih sulit dan

mungkin merasa sesak napas, terutama dengan aktivitas atau ketika berbaring. Tanda

pada gagal jantung kiri adalah kulit lembap, pergeseran apeks, regugitasi mitral

fungsional, efusi pleura dan krepitasi paru.

Ketika sisi kanan jantung (ventrikel kanan) mulai gagal, cairan mulai

mengumpulkan di kaki dan kaki bagian bawah. Pembengkakan kaki (edema)

merupakan tanda gagal jantung kanan, terutama pitting edema. Apabila gagal jantung

kanan memburuk, kaki bagian atas membengkak dan akhirnya perut mengumpulkan

cairan (ascites). Tanda gagal jantung kanan adalah aritmia takikardi, hepatomegali

dan efusi pleura (O’Brien,2014; Gray et al,2005).

Pada gagal jantung yang berlangsung lama atau kronis (gagal jantung

kongesif) terjadi pembesaran jantung (kardiomegali dan regurgitasi mitral/ trikuspid

26
sekunder). Penurunan otot skelet (kaheksia jantung) bisa substansial dan

mengakibatkan fatigue, kelelahan dan kelemahan (Davey,2006).

2.2.6 Klasifikasi Derajat Keparahan Gagal Jantung

A) Klasifikasi oleh New York Heart Association (NYHA) adalah sebagai berikut

(Mann & Chakinala, 2012; Gray et al,2005; Dumitru,2015; Davey,2006):

1. NYHA kelas I : Penderita dengan kelainan jantung tanpa pembatasan aktivitas

fisik. Aktivias fisik sehari-hari tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi,

dispnoe atau angina.

2. NYHA kelas II : Penderita dengan kelainan jantung yang berakibat

pembatasan ringan aktivitas fisik. Merasa enak pada istirahat. Aktivitas fisik

sehari-hari menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispnoe atau angina.

3. NYHA kelas III : Penderita dengan kelainan jantung yang berakibat

pembatasan berat aktivitas fisik. Merasa enak pada istirahat.

4. NYHA Kelas IV : Penderita dengan kelainan jantung dengan akibat tidak

mampu melakukan aktivitas fisik apapun. Keluhan timbul meskipun dalam

keadaan istirahat.

B) Klasifikasi oleh American College of Cardiology/American Heart Association

(ACC/AHA) adalah seperti berikut (Dumitru,2015) :

Tingkat A : Pasien dalam resiko tinggi untuk mengalami gagal jantung di masa yang

akan datang namun belum memiliki kelainan fungsional atau struktural jantung.

27
Tingkat B : Terdapat gangguan struktural jantung namun belum tampak gejala

apapun.

Tingkat C : Tampak gejala gagal jantung namun dapat dikontrol dengan pengobatan

farmakologis.

Tingkat D : Tahap lanjut dimana dibutuhkan perawatan rumah sakit, transplantasi

jantung atau perawatan paliatif.

C) Klasifikasi Killip

Tabel 2.3 Klasifikasi Killip untuk Derajat Keparahan Gagal Jantung Kongestif

Kelas Gambaran Klinis Mortalitas Rumah Sakit

Kelas I Tidak ada tanda disfungsi LV 0-6 %

Kelas II Gallop S3 dengan atau tanpa 30%


kongesti paru

Kelas III Edema paru berat akut 40%

Kelas IV Syok kardiogenik >80%

Sumber: Gray et al, 2005. Gagal Jantung. Lecture Notes: Kardiologi. Edisi keempat.
Erlangga Medical Series

2.2.7 Diagnosis

Berdasarkan kriteria Framingham, diagnosis ditegakkan apabila terdapat

minimal 1 kriteria major dan 2 kriteria minor (Dumitru,2015; McKee et al,1971).

a) Kriteria Major :

1. Paroxysmal nocturnal dyspnea

2. Distensi vena di leher

28
3. Rales

4. Acute pulmonary edema

5. Hepatojugular Reflux

6. S3 Gallop

7. Radiographic cardiomegaly

8. Berat badan berkurang 4,5 kg dalam 5 hari (sesudah diberi terapi gagal

jantung)

9. Central venous pressure lebih dari 16 cm H2O (menggunakan catheter vena)

10. Pulmonary edema, visceral congestion, atau cardiomegaly

b) Kriteria Minor:

1. Batuk malam hari

2. Efusi pleura

3. Takikardi (>120 kali per menit)

4. Edema pada kedua pergelangan kaki (ankle edema)

5. Penurunan kapasitas vital paru sepertiga dari nilai maksimum (menggunakan

spirometri)

6. Dispnoe d’effort

2.2.8 Penatalaksanaan

Pengobatan pada CHF tergantung pada klasifikasi fungsional NYHA. Retensi

cairan harus diatasi terlebih dahulu sebelum diberikan ACE inhibitor. Β-blocker

diberikan setelah retensi cairan di atasi. Bila simptom masih menetap ARB,

29
aldosteron antagonis atau digoxin dapat ditambah sebagai triple therapy (Mann &

Chakinala,2012).

Gambar 2.1 Algoritm Pengobatan Gagal Jantung Kongestif

Sumber : Mann D.L & Chakinala, 2012. Harrison’s Principle of Internal Medecine :
Heart Failure and Cor Pulmonale. 18th Edition. ICD: implantable cardiac
defibrilator, CRT: cardiac resynchronization theraphy

2.2.9 Komplikasi

Komplikasi pada gagal jantung adalah aritmia(fibrilasi atrium, aritmia

ventrikel), tromboembolism (stroke, emboli perifer, deep vein thrombosis, emboli

paru), disfungi hati, muscle wasting dan kongesti paru (Watson, Gibbs & Lip,2000)

30
2.2.10 Prognosis

Mortalitas lebih dari 50% pasien gagal jantung NYHA class IV or

ACC/AHA tingkat D. Mortalitas gagal jantung dengan miokard infark akut sebesar

20-40%. 80% mortalitas pada pasien dengan hipotensive (syok kardiogenik)

(Dumitru,2015).

2.3 Hubungan antara Hipertensi dengan Gagal Jantung Kongestif

Hipertensi telah dihubungkan dengan peningkatan resiko gagal jantung

melalui beberapa penelitian epidemiologis. Penderita hipertensi mempunyai resiko 5

kali lebih besar kemungkinan meninggal kerana gagal jantung (Team Redaksi

Vitahealth,2006)

Data dari Framingham Heart Study menunjukkan bahawa kejadian gagal

jantung kongestif meningkat dengan usia dan lebih tinggi pada laki-laki berbanding

perempuan. Hipertensi dan penyakit jantung koroner kondisi paling umum yang

mendahului onsetnya. Penambahbaikan pengobatan penyakit jantung iskemik dan

hipertensi menurunkan kejadian gagal jantung menurut umur sebanyak 11% /

calendar decade pada laki-laki dan 17 % / calendar decade pada perempuan selama

40 tahun observasi (Charles, 1993)

Meskipun resiko gagal jantung terkait dengan hipertensi lebih kecil

berbanding miokard infark, namun prevelensi hipertensi adalah lebih banyak.

Berdasarkan Framingham kohort, 75% daripada insiden gagal jantung memiliki

hipertensi. Pria dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lipat mengembangkan

31
gagal jantung dan wanita adalah tiga kali lipat yaitu diperkirakan 39% pada pria dan

59% pada wanita (Bui, Horwich & Fonarow,2010).

Rotterdam study menunjukkan bahawa wanita dengan hipertensi berisiko 2.6

kali lebih banyak mengembangkan gagal jantung berbanding wanita tanpa hipertensi.

Namun, pada pria tidak ada pertambahan resiko (Bui, Horwich & Fonarow,2010).

Pada penderita hipertensi, faktor resiko yang menyebabkan gagal jantung

termasuk miokard infark, diabetes, hipertrofi ventrikel kiri dan penyakit katup

jantung (Bui, Horwich & Fonarow,2010).

Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan

disfungsi sistolik dan disfungsi diastolik. Penurunan fungsi sistolik berasal dari

iskemik miokard, infark miokard, fibrosis, dan kardiomiopati. Disfungsi diastolik

disebabkan oleh hipertrofi ventrikel kiri. Walaupun tanpa disfungsi sistolik, disfungsi

diastolik bisa menyebabkan simptom gagal jantung. (Graettinger,2009).

32
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Dasar Pemikiran Variable yang diteliti

Penyakit
jantung
koroner Kardiomiopati

Penyakit katup
jantung

Miokarditis
Gagal
Hipertensi Jantung
kongestif

Diabetes
mellitus
Jenis kelamin

Umur

Mortalitas

Keterangan

Variable dependent

Variable independent

Variable perantara

Variable yang tidak diteliti

33
3.2 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Hipertensi

1. Definisi : Bila dinyatakan terdapat riwayat hipertensi dan/atau terdiagnosa

hipertensi sebelum gagal jantung dan/atau dinyatakan hipertensi sebagai

penyebab gagal jantung. (tekanan darah melebihi 140/90 mmHg)

2. Skala ukur : Nominal

3. Cara ukur : Dengan mencatat variabel sesuai yang tercantum dalam

rekam medis

4. Alat ukur : Rekam medis

5. Hasil ukur :

a. Hipertensi

b. Tanpa Hipertensi

Gagal Jantung Kongestif

1. Definisi : Bila dinyatakan terdiagnosa gagal jantung kongestif berdasarkan

gejala klinis dan pemeriksaan penunjang.

2. Skala ukur : Nominal

3. Cara ukur : Dengan mencatat variabel sesuai yang tercantum dalam

rekam medis

4. Alat ukur : Rekam medis

5. Hasil ukur :

a. Gagal jantung kongestif

34
b. Tidak gagal jantung kongestif

Jenis Kelamin

1. Definisi : Jenis kelamin yang dimiliki oleh sampel

2. Skala ukur : Nominal

3. Cara ukur : Dengan mencatat variabel sesuai yang tercantum dalam

rekam medis

4. Alat ukur : Rekam medis

5. Hasil ukur :

a. Laki-laki

b. Perempuan

Umur

1. Definisi : Umur pasien pada saat didiagnosa gagal jantung kongestif,

dinyatakan dalam tahun

2. Skala ukur : Ordinal

3. Cara ukur : Dengan mencatat variabel sesuai yang tercantum dalam

rekam medis

4. Alat ukur : Rekam medis

5. Hasil ukur :

a. < 45 tahun

b. 45-64 tahun

c. ≥ 65 tahun

35
Mortalitas

1. Definisi : Kematian pada penderita gagal jantung kongestif sewaktu di

rumah sakit. Bila di dalam rekam medik dinyatakan meninggal.

2. Skala ukur : Nominal

3. Cara ukur : Dengan mencatat variabel sesuai yang tercantum dalam

rekam medis

4. Alat ukur : Rekam medis

5. Hasil ukur :

a. Meninggal

b. Tidak meninggal

36
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional

dengan pendekatan pengumpulan data dari rekam medis.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada Oktober-Desember 2015 sampai sampel

mencukupi di bagian Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar,

Sulawesi Selatan

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua pasien gagal jantung kongestif yang dirawat di

Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

periode Januari-Desember 2014.

Sampel diambil setelah menghitung jumlah minimal sampel dengan

menggunakan rumus berikut :

n=

Keterangan :

n = minimal sampel

N = besar populasi

37
d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan

n = __65_____
1+ 65 (0.12)

n = 40 sampel

4.4 Kriteria Sampel

4.4.1 Kriteria Inklusi

Pasien gagal jantung kongestif yang dirawat di Cardiovascular Care Unit

(CVCU) Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar periode

Januari-Desember 2014 yang memiliki data rekam medik yang lengkap.

4.4.2 Kriteria Eklusi

Pasien gagal jantung kongestif yang tidak mempunyai data rekam medik yang

lengkap.

4.5 Jenis Data dan Instrumen Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari bagian

Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat tulis dan tabel-tabel tertentu

untuk mencatat data yang didapat dari rekam medik.

4.6 Manajemen Penelitian

Pengumpulan data dilakukan setelah meminta izin dari instansi yang terkait.

Kemudian nomor rekam medik dalam periode Januari-Desember 2014

38
dikumpulkan di bagian Rekam Medik. Dilakukan pengamatan dan pencatatan

langsung ke dalam tabel yang telah disediakan. Data yang diperoleh akan diolah

menggunakan program SPSS dan microsoft word dan disajikan dalam bentuk

tabel yang disertai dengan penjelasan.

4.7 Etika penelitian

a) Penelitian dilaksanakan setelah mendapat Ethical Clearance dari Komisi Etika

Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin - Rumah

Sakit Wahidin Sudirohusodo

b) Berusaha menjaga kerahasiaan identitas pasien yang terdapat pada rekam

medik, sehingga diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas

penelitian yang dilakukan.

39
BAB 5

HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai karakteristik pasien gagal jantung kongestif dengan

hipertensi dan tanpa hipertensi di Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Center

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari-Desember 2014 dengan

jumlah sampel sebanyak 59 orang.

5.1 Distribusi Hipertensi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

Tabel 5.1 Distribusi Hipertensi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang
Dirawat di CVCU Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Periode Januari-Desember 2014

No Frekuensi Persentase (%)


(orang)
1 Hipertensi 39 66.1
2 Tanpa hipertensi 20 33.9
Jumlah 59 100.0
Sumber: Data sekunder, 2014

Grafik 5.1 Distribusi Hipertensi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dirawat
Di CVCU Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode
Januari-Desember 2014

33.9%
Hipertensi
Tanpa hipertensi

66.1%

Sumber: Data sekunder, 2014.

40
Berdasarkan tabel dan grafik 5.1, dari 59 pasien gagal jantung kongestif yang

dirawat di CVCU Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode 2014,

distribusi pasien gagal jantung kongestif dengan hipertensi adalah sebanyak 39 orang

yaitu 66.1% dan yang tanpa hipertensi adalah sebanyak 20 orang yaitu 33.9%.

5.2. Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan Tanpa

Hipertensi Menurut Jenis Kelamin

Tabel 5. 2 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan


Tanpa Hipertensi Menurut Jenis Kelamin di CVCU Cardiac Center
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014

Gagal Jantung Kongestif


Jenis kelamin Total
Dengan Hipertensi Tanpa Hipertensi
Laki-laki 26 16 42
(61.9%) (38.1%) (100.0%)
Perempuan 13 4 17
(76.5%) (23.5%) (100.0%)
Total 39 20 59
Sumber: Data sekunder,2014.

41
Grafik 5.2 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan
Tanpa Hipertensi Menurut Jenis Kelamin di CVCU Cardiac Center
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014

30
25 Dengan
Frekuensi (n)

20 Hipertensi
15 Tanpa
10 Hipertensi
5
0
Laki-laki Perempuan
Jenis kelamin
Sumber: Data sekunder,2014.

Berdasarkan tabel dan grafik 5.2, jumlah pasien gagal jantung kongestif

dengan jenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 42 orang (71.2%) dan perempuan

adalah 17 orang (28.8%). Jumlah laki-laki dengan hipertensi yang menderita gagal

jantung kongestif adalah sebesar 61.9% berbanding tanpa hipertensi sebesar 38.1%.

Jumlah perempuan dengan hipertensi yang menderita gagal jantung kongestif adalah

sebesar 76.5% berbanding tanpa hipertensi sebesar 23.5%.

42
5.3 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan Tanpa

Hipertensi Menurut Kelompok Umur

Tabel 5. 3 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan


Tanpa Hipertensi Menurut Kelompok Umur di CVCU Cardiac
Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember
2014

Kelompok umur Gagal Jantung Kongestif


Dengan Hipertensi Tanpa Hipertensi Total

<45 tahun 5 4 9
(55.6%) (44.4%) (100.0%)
45-64 tahun 21 5 26
(80.8%) (19.2%) (100.0%)
≥65 tahun 13 11 24
(54.2%) (45.8%) (100.0%)
Total 39 20 59

Sumber: Data sekunder,2014.

Grafik 5.3 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan
Tanpa Hipertensi Menurut Kelompok Umur di CVCU Cardiac
Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember
2014

25

Dengan
20
Hipertensi
Tanpa
Frekuensi (n)

15 Hipertensi

10

0
< 45 45-64 ≥ 65
Kelompok Umur (tahun)
Sumber : Data sekunder,2014

43
Berdasarkan tabel 5.3, jumlah pasien gagal jantung kongestif menurut

kelompok umur < 45 tahun, 45-64 tahun dan ≥ 65 tahun masing-masing adalah 9

orang (15.3%), 26 orang (44.1%) dan 24 orang(40.7%). Pasien dengan hipertensi

yang menderita gagal jantung kongestif pada kelompok umur yang sama adalah

masing-masing 8.5%, 35.6% dan 22.0% berbanding tanpa hipertensi masing-masing

6.8%, 8.5% dan 18.6%.

5.4 Distribusi Mortalitas Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan

Hipertensi Dan Tanpa Hipertensi

Tabel 5.4 Distribusi Mortalitas Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan
Hipertensi Dan Tanpa Hipertensi di CVCU Cardiac Center RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014

Mortalitas Gagal Jantung Kongestif


(Meninggal) Dengan Hipertensi Tanpa Hipertensi Total
Ya 13 8 21
(61.9%) (38.1%) (100.0%)
Tidak 26 12 38
(68.4%) (31.6%) (100.0%)
Total 39 20 59
Sumber : Data sekunder,2014.

44
Grafik 5.4 Distribusi Mortalitas Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan
Hipertensi Dan Tanpa Hipertensi di CVCU Cardiac Center RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014

30

25
Frekuensi (n)

20
Dengan
15 Hipertensi
Tanpa
10 Hipertensi

0
Meninggal Tidak Meninggal
Mortalitas
Sumber : Data sekunder,2014

Berdasarkan tabel dan grafik 5.4, jumlah pasien gagal jantung kongestif yang

meninggal adalah sebanyak 21 orang (35.6%) dan yang tidak meninggal sebanyak 38

orang (64.4%). Jumlah pasien gagal jantung kongestif dengan hipertensi yang

meninggal adalah sebesar 61.9% berbanding tanpa hipertensi sebesar 38.1%.

45
BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Distribusi Hipertensi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 66.1% pasien gagal jantung dengan

hipertensi dan tanpa hipertensi adalah sebanyak 33.9%. Ini bertepatan dengan

Frammingham cohort yang menyatakan 75% dari gagal jantung mempunyai

hipertensi sebelumnya. Menurut National Institutes of Health, dari National Heart,

Lung, and Blood Institute menyatakan kejadian gagal jantung kongestif adalah dua

kali lipat pada orang dengan hipertensi berbanding dengan orang normotensive. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Caroline Stevany di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo

dan RS. Stella Maris Makassar tahun 2011 sebanyak 87.5% pasien mempunyai

hipertensi sebelum gagal jantung kongestif.

6.2 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan Tanpa

Hipertensi Menurut Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahawa jumlah pasien gagal jantung kongestif

dengan jenis kelamin laki-laki adalah lebih tinggi daripada perempuan. Pasien laki-

laki dengan hipertensi lebih banyak menderita gagal jantung berbanding tanpa

hipertensi. Pasien perempuan dengan hipertensi lebih banyak menderita gagal jantung

berbanding tanpa hipertensi. Ini bertepatan dengan Frammingham Study yang

menyatakan kejadian gagal jantung kongestif lebih tinggi pada laki-laki berbanding

perempuan. Berdasarkan Framingham cohort, laki-laki dengan hipertensi mempunyai

46
2 kali lipat resiko gagal jantung dan perempuan dengan hipertensi mempunyai 3 kali

lipat resiko gagal jantung yaitu 39% pada laki-laki dan 59% pada perempuan.

Manakala Rotterdam Study menyatakan wanita dengan hipertensi 2.6 lebih banyak

mengembangkan gagal jantung berbanding perempuan tanpa hipertensi tetapi tidak

ada pertambahan resiko pada laki-laki.

6.3 Distribusi Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi Dan Tanpa

Hipertensi Menurut Kelompok Umur

Dari hasil penelitian dapat dilihat jumlah kasus gagal jantung kongestif

meningkat menurut umur dan lebih tinggi pada pasien dengan hipertensi berbanding

tanpa hipertensi pada setiap kelompok umur. Ini bersesuaian dengan Framminham

Heart Study yang menyatakan kejadian gagal jantung kongestif meningkat dengan

umur dan penambahbaikan pengobatan penyakit jantung iskemik dan hipertensi

menurunkan kejadian gagal jantung 11% / calendar decade pada laki-laki dan 17% /

calendar decade pada perempuan selama 40 tahun observasi. Menurut National

Institutes of Health dari National Health and Nutrition Examination Surveys dari 4.8

milion Americans yang menderita gagal jantung, 1.4 milion adalah dibawah umur 60

tahun. Sebanyak 2% pada kelompok umur 40-50 tahun menderita gagal jantung

kongestif, lebih dari 5% pada kelompok umur 60-69 dan 10% pada kelompok umur

70 tahun ke atas. Jumlah pasien yang dirawat inap meningkat 3 kali lipat pada

kelompok umur 45-64 dan 65 ke atas.

47
6.4 Distribusi Mortalitas Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Hipertensi

Dan Tanpa Hipertensi

Hasil penelitian menunjukkan jumlah kematian pasien gagal jantung kongestif

adalah cukup tingg. Jumlah kematian pasien gagal jantung kongestif dengan

hipertensi adalah lebih tinggi berbanding tanpa hipertensi. Berdasarkan Framingham

Study kematian pada gagal jantung kongestif adalah tinggi dengan median

kelangsungan hidup selama 1.7 tahun pada laki-laki dan 3.2 tahun pada wanita.

Kelangsungan hidup selama 5 tahun sebanyak 25% pada laki-laki dan 38 % pada

wanita. Dari data yang diolah Levy et al. 1996 menggunakan sampel dari

Framingham Study kelangsungan hidup selama 5 tahun pasien gagal jantung

kongestif dengan hipertensi adalah 24% pada laki-laki dan 31% pada wanita.

Penurunan persentase kelangsungan hidup 5 tahun bermaksud lebih pendek usia

pasien gagal jantung kongestif dengan hipertensi berbanding tanpa hipertensi.

48
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis tentang hubungan hipertensi dengan gagal

jantung kongestif di Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Center RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari-Desember 2014 dapat disimpulakan

sebagai berikut:

1. Distribusi hipertensi pada pasien gagal jantung kongestif di Cardiovascular

Care Unit (CVCU) Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar periode Januari-Desember 2014 adalah tinggi yaitu sebanyak 66.1%

2. Jumlah penderita gagal jantung kongestif lebih tinggi pada laki-laki

berbanding perempuan.

3. Jumlah laki-laki dan perempuan dengan hipertensi yang menderita gagal

jantung kongestif lebih tinggi berbanding tanpa hipertensi.

4. Jumlah pasien gagal jantung kongestif meningkat dengan umur dan lebih

tinggi pada penderita gagal jantung kongestif dengan hipertensi berbanding

tanpa hipertensi pada setiap kelompok umur.

5. Jumlah pasien gagal jantung kongestif dengan hipertensi yang meninggal

lebih tinggi berbanding tanpa hipertensi.

49
7.2 Saran

Setelah melakukan penelitian maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Kepada masyarakat khususnya agar menjaga gaya hidup yang sehat,

diet yang seimbang, mengurangkan pengambilan garam dan

melakukan aktifitas fisik.

2. Melakukan skrining hipertensi supaya dapat mendeteksi dini

hipertensi dan melakukan upaya pencegahan sebelum terjadinya

komplikasi akibat hipertensi misalnya gagal jantung kongestif.

3. Perlu kiranya pengisian rekam medik ditulis dengan lengkap serta

dibutuhkan keseragaman dalam menganamnesis dan cara penulisan

diagnosis penyakit.

4. Diharapkan peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan

jumlah sampel yang lebih banyak dan variabel yang lebih beragam

serta metode penelitian yang lebih baik misalnya case control untuk

mendapat hasil yang lebih baik.

50
DAFTAR PUSTAKA

1. Anh L.B, Tamara B.H, & Gregg C.F, 2010. Epidemiologi and Risk Profile of

Heart Failure. PMC US National Library of medicine National Institutes of

Health. Tersedia di http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3033496/

Baradero M, Dayrit M.W & Siswadi Y, 2005. Penyakit Gagal Jantung. Klien

Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuh Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Hal 35

2. Beckerman J, 2014. Symptoms of High Blood Pressure. Hypertension/ High

Blood Pressure Health Center.WebMD. Tersedia di

http://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/hypertension-

symptoms-high-blood-pressure

3. Bethesda, 2004. The Seventh Report of the Joint Committee on Prevention,

Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure: Classification of

Blood Pressure. NCBI. Tersedia di

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK9633/

4. Caroline, Stevany.2011. Gambaran Faktor Demografi, Penyakit Penyerta dan

Gaya Hidup Pada Congestive Heart Failure (CHF) di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan RS Stella Maris Makassar Tahun 2011 .Tersedia di

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/385

5. Charles A, 1993. The Epidemiology of Heart Failure: the Framingham Study.

US National Library of Medicine National Institues of Health. Tersedia di

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8376698

51
5. Chobania A.V, Bakris G.L, & Black H.R, 2003. Seventh Report of the Joint

Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood

Pressure.Hypertension, Journal of the American Heart Association.

6. Davey P, 2006. Gagal Jantung. At a Glance Medicine. Erlangga Medical

Series. Hal 150-151

7. Deedwania P.C & Carbajal E.V. 2009. Congestive Heart Failure. In: Crawford

M.H (ed.) Current Diagnosis & Treatment: Cardiology. Third edition, Mc Graw

Hill, Lange. Hal 203-220.

8. Dumitru I, 2015. Heart Failure: Overview: Practice Essential & Prognosis. In:

Ooi H.H (ed.) Medscape. Tersedia di

http://emedicine.medscape.com/article/163062-overview

9. Effendi B, n.d. Penyakit Jantung di Indonesia Dalam Angka. Tersedia di

http://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/penyakit-jantung-di-indonesia-

dalam-angka

10. Farlex, n.d. Hypertension: Definition. The Free Dictionary .Tersedia di

http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/hypertension

11. Graettinger W.F. 2009. Systemic hypertension. In: Crawford M.H (ed.)

Current Diagnosis & Treatment: Cardiology. Third edition, Mc Graw Hill, Lange.

Hal 153-163

12. Gray H.H, Dawkins K.D, Morgan J.M & Simpson I.A, 2005. Gagal Jantung.

Lecture Notes: Kardiologi. Edisi keempat. Erlangga Medical Series. Hal 80-97

52
13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Komunikasi Publik,

Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan, 2010. Hipertensi Penyebab

Kematian Nomor Tiga. Tersedia di

http://www.depkes.go.id/article/print/810/hipertensi-penyebab-kematian-nomor-

tiga.html

14. Kotchen T.A,2012. Hypertensive Vascular Diseases. In: Longo D.L, Kasper

D.L, Jameson J.L, Fauci A.S, Hauser S.L & Loscalzo J (ed.) Harrison’s Principle

of Internal Medecine.18th Edition, Volume 2. Hal 2042-2059

15. Levy D, Larson MG, Vasan RS, Kannel WB & Ho KK. 1996. The

Progression From Hypertension To Congestive Heart Failure. Pubmed. Tersedia

di

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8622246

16. Madhur M.S, 2014. Hypertension: Pathophysiology. In: Maron D.J (ed.).

Medscape. Tersedia di

http://emedicine.medscape.com/article/241381-overview#a3

17. Mann D.L & Chakinala M, 2012. Heart Failure and Cor Pulmonale.

Harrison’s Principle of Internal Medecine. 18th Edition, Volume 2. Hal 1901-

1913.

18. Markus L, 2010. Referat Hubungan Antara Hipertensi dan Gagal Jantung.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Otorita Batam. Fakultas

Kedokteran Universitas Trisakti.

53
19. McKee PA, Castelli WP, McNamara PM & Kannel WB, 1971.The natural

history of congestive heart failure: the Framingham study. N Engl J Med.

Tersedia di http://www.medicalcriteria.com/criteria/framingham_print.htm

20. Muhlisin A. Tekanan Darah: Definisi. Mediskus. Tersedia di

http://mediskus.com/penyakit/tekanan-darah.html

21. National Institutes of Health. Congestive Heart Failure: National Heart, Lung

and Blood Institute Data Fact Sheet. Tersedia di

http://www.healthieryou.com/chf.html

22. O’Brien T.X, 2014. Congestive Heart Failure. E medicine Health. Tersedia di

http://www.emedicinehealth.com/congestive_heart_failure/article_em.htm

Sitompul B. dan Sungeng I. 2014. Gagal Jantung. In: Rilantono LI, Baraas F,

Karo SK & Robiono PS, editors. Buku Ajar Kardiologi. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta. Hal 115-126

23. Tagor H. GM. 2004. Hipertensi Essential. In: Rilantono LI, Baraas F, Karo

SK & Robiono PS (ed.). Buku Ajar Kardiologi. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia,Jakarta. Hal 197-205

24. Team Redaksi Vitahealth, 2006. Hipertensi. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta. Hal 8,12, 26-27

25. Watson R.D.S., Gibbs C.R. & Lip G.Y.H, 2000. Clinical Features and

Compications. PMC US National Library of medicine National Institutes of

Health. Tersedia di http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1117436/

26. World Health Organization. Global Health Observatory (GHO) data. Raised

blood pressure.Situation and trends. Tersedia di

54
http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_text/en/#

27. World Health Organization. Updated January 2015. Cardiovascular Disease

(CVDs). Fact Sheet N°317. Tersedia di

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/

55
BIODATA PENELITI

NAMA : NURSYAHIRA IZZATI BINTI MOHD RIDZUAN

STAMBUK : C11112823

TEMPAT/TANGGAL LAHIR: MALAYSIA / 22 JUNI 1993

AGAMA : ISLAM

SUKU BANGSA : MELAYU

ALAMAT : RUSUNAWA UNHAS

NO. HP : 081998186288

NAMA ORANG TUA : MOHD RIDZUAN BIN AHMAD

MAZNAH BINTI ARIFFIN

PENDIDIKAN : 1.SK ROMPIN (2000-2006)

2.SMKA PAHANG (2007-2010)

3.UITM PUNCAK ALAM (2010-2011)

4.S1 KEDOKTERAN UNHAS (2012-SEKARANG)

56
Tabel Pasien Gagal Jantung Kongestif di CVCU Cardiac Center RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Periode Januari-Desember 2014
No. No Nama Jenis Umur Mortalitas Hipertensi
rekam (inisial) kelamin
medik
1 659857 H.N Laki-laki 75 Tidak Ya
meninggal
2 649717 A.J Laki-laki 62 Tidak Ya
meninggal
3 673936 DR.H Laki-laki 53 Tidak Ya
meninggal
4 648516 A.G Laki-laki 65 Meninggal Tidak
5 565927 T Perempuan 56 Tidak Ya
meninggal
6 660757 M.L Laki-laki 15 Meninggal Ya
7 502776 C.P Laki-laki 70 Meninggal Ya
8 660246 A.L Laki-laki 57 Meninggal Tidak
9 670069 T Perempuan 56 Meninggal Ya
10 642278 I.A Perempuan 26 Tidak Tidak
meninggal
11 604278 M.H.H Laki-laki 69 Meninggal Tidak
12 690048 P.T.P Laki-laki 62 Meninggal Tidak
13 685558 K Laki-laki 74 Tidak Tidak
meninggal
14 682448 N Laki-laki 72 Tidak Tidak
meninggal
15 668248 M Perempuan 42 Meninggal Tidak
16 509577 P Laki-laki 62 Tidak Ya
meninggal
17 534128 J.TN Laki-laki 53 Tidak Tidak

57
meninggal
18 275022 F.M Perempuan 53 Tidak Tidak
meninggal
19 349082 H.G.A Laki-laki 71 Tidak Tidak
meninggal
20 646642 B Laki-laki 66 Tidak Ya
meninggal
21 682221 H.A Laki-laki 43 Tidak Ya
meninggal
22 459061 A.R.T Laki-laki 84 Meninggal Tidak
23 668940 M.D.M Perempuan 71 Tidak Ya
meninggal
24 652200 A.S.H Laki-laki 49 Meninggal Ya
25 660810 DRS.A.R Laki-laki 68 Tidak Tidak
meninggal
26 692130 DRS.M.S.M Laki-laki 66 Tidak Ya
meninggal
27 657020 IR.M.Y.T Laki-laki 44 Tidak Tidak
meninggal
28 644983 N Perempuan 54 Meninggal Ya
29 662261 B.A Laki-laki 76 Meninggal Ya
30 668902 DR.A.R Laki-laki 58 Tidak Tidak
meninggal
31 277332 S.TN Laki-laki 43 Tidak Ya
meninggal
32 645475 Z.A Laki-laki 46 Meninggal Ya
33 639265 M Laki-laki 66 Meninggal Ya
34 649545 S Perempuan 71 Tidak Tidak
meninggal

58
35 670125 I.T Laki-laki 41 Meninggal Ya
36 652835 H.M Laki-laki 44 Meninggal Tidak
37 680244 B Laki-laki 76 Tidak Tidak
meninggal
38 658654 H.A.B.K Laki-laki 72 Meninggal Tidak
39 679463 Hj.I.A Perempuan 82 Tidak Ya
meninggal
40 401954 A Perempuan 55 Meninggal Ya
41 658653 A.S.K Laki-laki 65 Tidak Tidak
meninggal
42 618538 A.S.M Laki-laki 50 Meninggal Ya
43 644488 T.N Laki-laki 57 Tidak Ya
meninggal
44 658928 Drs.A.A Laki-laki 56 Tidak Ya
meninggal
45 678911 A.S Laki-laki 50 Tidak Ya
meninggal
46 645977 H Laki-laki 78 Tidak Ya
meninggal
47 670559 J Perempuan 32 Tidak Ya
meninggal
48 668926 Hj.Z Perempuan 59 Tidak Ya
meninggal
49 685026 M.N Laki-laki 70 Tidak Ya
meninggal
50 684264 W.R Laki-laki 57 Tidak Ya
meninggal
51 645985 A.A.S Laki-laki 63 Tidak Ya
meninggal

59
52 664394 F Perempuan 65 Tidak Ya
meninggal
53 670806 M Perempuan 55 Meninggal Ya
54 449650 D.M.P Laki-laki 58 Tidak Ya
meninggal
55 358930 L.A Laki-laki 51 Tidak Ya
meninggal
56 185302 H.Dg.R Perempuan 58 Tidak Ya
meninggal
57 145818 M.HJ Perempuan 69 Tidak Ya
meninggal
58 678779 M Laki-laki 48 Tidak Ya
meninggal
59 373793 R.Ny Perempuan 65 Meninggal Ya

60
61
62
63
64
65
66

Das könnte Ihnen auch gefallen