Sie sind auf Seite 1von 7

BAB I

PENDAHULUAN

Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan
rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Pengertian
Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk dari
tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar "selamat" (Salama).

Islam bersal dari kata, as-salamu, as-salmu, danas-silmu yang berarti: menyerahkan
diri, pasrah, tunduk, dan patuh. Berasal dari kata as-silmu atau as-salmu yang berarti damai
dan aman. Berasal dari kata as-salmu, as-salamu, dan as-salamatu yang berarti bersih dan
selamat dari kecacatan-kecacatan lahir dan batin.

Pengertian Islam menurut istilah yaitu, sikap penyerahan diri (kepasrahan, ketundukan,
kepatuhan) seorang hamba kepada Tuhannya dengan senantiasa melaksanakan perintahNya
dan menjauhi laranganNya, demi mencapai kedamaian dan keselamatan hidup, di dunia
maupun di akhirat.

Dalam pengertian kebahasan ini, kata Islam dekat dengan arti kata agama. Senada
dengan hal itu Nurkholis Madjid berpendapat bahwa sikap pasrah kepada Tuhan merupakan
hakikat dari pengertian Islam. Dari pengertian itu, seolah Nurkholis Madjid ingin mengajak
kita memahami Islam dari sisi manusia sebagai yang sejak dalam kandungan sudah
menyatakan kepatuhan dan ketundukan kepada Tuhan

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia,
karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya amal yang dilandasi
dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan manusia kepada
kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat An Nahl ayat 97 yang Artinya : “orang
siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik Bdari
apa yang telah mereka kerjakan.”
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah
Allah, bukan sekedar mengetahui bukti bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan)
Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan SifatNya.

Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaan dan
kemahakuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma’ dan SifatNya. Kaum
jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah, juga meyakini bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur,
Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. Namun, kepercayaan dan keyakinan
mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim, yang
beriman kepada Allah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah

Aqidah islam sebenarnya bersumber dari pendiri agama Islam itu sendiri yaitu Nabi
Muhammad saw. Akhlak Rasulullah saw seutuhnya lah aqidah yang paling utama dan paling
pantas menjadi suri tauladan oleh seluruh umat manusia di muka bumi seperti yang tertulis di
dalam Al-quran:

‫يرا‬ ِ ‫َّللاَ َو ْاليَ ْو َم‬


‫اآلخ َر َوذَ َك َر ه‬
ً ‫َّللاَ َك ِث‬ َ ‫َّللاِ أُس َْوة ٌ َح‬
‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو ه‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َر‬
‫سو ِل ه‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan
yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(QS. Al-Ahzaab: 21).

Aqidah menurut bahasa berasal dari kata ‫عقد‬,‫ يعقد‬,‫عقدا‬,‫عقيدة‬, yang artinya simpul,
ikatan, perjanjian dan kokoh. Sedangkan menurut Istilah Aqidah adalah keyakinan teguh
yang tidak tercampur keraguan dengan sesuatu apapun. Sehingga Aqidah Islam dapat
didefenisikan yaitu: meyakini seyakin-yakinnya dan mengikuti segala ajaran yang telah
disampaikan oleh Nabi Muhammad saw sebagai suri tauladan baik melalui Akhlak atau
petunjuk Beliau dari Al-qur'an dan Al-hadits.

Aqidah seorang muslim sejati selalu mengambil contoh dari perbuatan Nabi
Muhammad saw, mulai dari hal-hal kecil seperti makan, minum, mandi, tidur dan tidak
mengambil panutan dari figur yang lain. Islam adalah agama yang paling sempurna dan
hanya agama Islamlah agama yang diridhai Allah swt:

ِ ْ ‫ضيتُ لَ ُك ُم‬
‫اْلس ََْل َم دِينًا‬ َ ُ‫ْاليَ ْو َم أ َ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم دِي َن ُك ْم َوأَتْ َم ْمت‬
ِ ‫علَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam sebagai agama bagimu.” (QS : Al Maidah :
3)
B. Rukun-Rukun Aqidah
Berdasarkan Qur’an Surat An Nisa’ :136 dan Hadis Riwayat Imam Muslim, terdapat enam
sendi Aqidah Islamiyah, yaitu :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab Allah
4. Iman kepada Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadar (taqdir) Allah

Pengertian keimanan tersusun enam perkara yaitu :

1. Percayaan kepada Allah, percaya dengan nama-namanya yang mulia dan sifat-sifatNya
yang tinggi lagi mulia juga pada keagungannya.
2. Percaya pada malaikat, adanya malaikat sebagai tugas kepadaNya untuk manusia.
Setiap tugas malaikat itu adalah kepentingan kepercayaan yang mereka ada
disekeliling kita, walaupun kita tidak dapat dalam mata kasar.
3. Percaya dengan kitab kitabNya yang diturunkan olehNya pada para rasul.
Kepentingannya ialah dijadikan sebagai batas untuk mengetahui antara yang hak
dengan yang batil, yang baik dan yang jelek, yang halal dan juga yang haram, yang
bagus dan juga yang buruk.
4. Percaya dengan nabi-nabi serta rasul-rasulNya yang dipilih olehNya untuk menjadikan
pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh umat.
5. Percaya dengan hari kiamat yang terjadi di saat itu kebangkitan darikubur (hidup
sesudah mati) memperoleh balasan, pahala atau siksa, syurga atau juga neraka
6. Percaya kepada takdir ( qadha dan qadar) yang di atas landasannya itulah berjalan
peraturan segala yang ada di alam semesta ini, aik dalam penciptaan atau cara
mengaturnya.
Menurut Le Bon, untuk membentuk aqidah Islamiyah cukup melalui factor : Lingkungan,
Pewarisan dan penularan, sebagaimana berjalan saat ini. Untuk memelihara aqidah Islamiyah
agar tetap bersih perlu mencegah virus aqidah al : 1) Hawa nafsu, 2) Rasa Puas pada
kemampuan sendiri, 3) Kultus Individu, 4) materialisme, dll.

C. Pentingnya Aqidah Islam


Aqidah merupakan dasar atau pondasi bagi ajaran Islam, ia merupakan makanan jiwa
bagi kehidupan ruh, penguasa atas pikiran dan iradat manusia, dan pembina kebudayaan
manusia. Aqidah yang benar merupakan sendi bagi pikiran yg lurus, pendapat yg benar,
usaha yg bijaksana. Dia merupakan tonggak bagi kesempurnaan manusia dan sandaran yang
kuat bagi pekerti manusia.

Pentingnya Akidah Islamiah Pentingnya akidah Islamiah tampak dalam banyak hal di
antaranya sebagai berikut.

1. Bahwasanya kebutuhan kita terhadap akidah adl di atas segala kebutuhan dan kepentingan
kita terhadap akidah adl di atas segala kepentingan. Sebab tidak ada kebahagiaan keni’matan
dan kegembiraan bagi hati kecuali dgn beribadah kepada Allah Rab dan Pencipta segala
sesuatu.

2. Bahwasanya akidah Islamiah adl kewajiban yg paling besar dan yg paling ditekankan.
Karena itu ia adl sesuatu yg pertama kali diwajibkan kepada manusia. Rasulullah saw.
bersabda Aku diperintahkan utk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak
ada sesembahan yg hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adl utusan Allah. {HR Bukhari
dan Muslim}.

3. Bahwa akidah Islamiah adl satu-satunya akidah yg bisa mewujudkan keamanan dan
kedamaian kebahagiaan dan kegembiraan. bahkan barang siapa yg menyerahkan diri kepada
Allah sedang ia berbuat kebajikan maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak mereka bersedih hati .

Demikian pula hanya akidah Islamiah satu-satunya akidah yg bisa mewujudkan kecukupan
dan kesejahteraan. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. .
4. Sesungguhnya akidah Islamiah adl sebab sehingga bisa berkuasa di muka bumi dan sebab
bagi berdirinya daulah Islamiah. Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah Lauh
Mahfuzh bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yg shaleh. Sumber Diadaptasi dari
Kitab Tauhid 1 terbitan Yayasan Al-Sofwa terjemahan dari At-Tauhid Lish-Shaffil Awwal
al-’Aliy Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan.
BAB III

A. KESIMPULAN
Aqidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil
keputusan, atau sebuah keyakinan. Keyakinan yang kokoh kepada Allah SWT dimana tidak
ada keraguan di dalam dirinya. Yakin bahwa Allah itu Esa/ satu, dan tidak berbuat kafir atau
menyekutukan Allah.
Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan
seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran
Islam, yaitu:man kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada Kitab-
kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hari Kiamat, Iman kepada Qada
dan Qadar.
Pentingnya aqidah islamiyah diantaranya adalah bahwasannya kebutuhan kita
terhadap aqidah adalah di atas segala kebutuhan, dan kepentingan kita terhadap aqidah adalah
diatas segala kepentingan. Sebab tidak ada kebahagiaan, kenikmatan dan kegembiraan bagi
hati kecuali dengan beribadah kepada Allah pencipta segala sesuatu.

B. SARAN
Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan kepada kita semua,dapat memahami
Tauhid, sehingga dapat mengenal Allah SWT serta dapat mengamalkannya dengan ibadah
dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan
Yang Maha Esa dan yang patut disembah, kita akan terhindar dari perbuatan syirik.

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari, oleha karena


itu penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada
Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga
keyakinan kita terhadap malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat
demi meningkatkan amal ibadah kita.

Das könnte Ihnen auch gefallen