Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
B. Materi
a. Menjelaskan definisi pemeriksaan ANC kunjungan ulang
b. Menjelaskan tujuan pemeriksaan ANC kunjungan ulang
c. Melakukan persiapan alat-alat pemeriksaan ANC kunjungan ulang
d. Melakukan penatalaksanaan pemeriksaan ANC kunjungan ulang
Daftar Pustaka
1. Paker catharinr. 2008. Konsultasi Kebidanan. Jakarta: Erlangga
2. Farrel Hellen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC
3. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
4. Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
5. WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press
6. Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Mengetahui,
1. Pengertian
ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung
arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak
tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu
hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai
2. Tujuan anc
kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
2006), yaitu:
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal
yaitu l kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimister III. Namun
teratur jika ibu hamil melakukan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil
saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya
(Saifudin, 2006).
kelainan yang ada dapat dikenali lebih dini. Ibu diberi tahu tentang kehamilannya,
perencanaan tempat bersalin, juga perawatan bayi dan menyusui (Mansjoer, 2005).
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama
d. Pemakian obat harus dikonsultasikan dengan dokter atau tenaga medis lainnya.
2. Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT
diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.
Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin.
mingggu.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta
berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah
diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan
umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat,
sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk
melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen,
4. Pemeriksaan Obstetri
5. Pemeriksaan luar
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak
terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa,
dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I
untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui.
Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur.
Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain
itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras
posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala.
Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah. Leopold
IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala yang
telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP teraba
balotemen kepala.
monoaural atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan
Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin,
persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin. Taksiran berat janin
tersebut:
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.
6. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung
3) Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini.
(k1)
(Depkes RI, 2008) (kontak ibu hamil diartikan sebagai kepatuhan dalam pelaksanaan
antenatal care)
1) Faktor internal
a. Paritas
kehamilannya.
b. Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya dari
pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia
seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu
yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang
2) Faktor eksternal
a. Pengetahuan
kesehatan.
b. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan ANC merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini
c. Ekonomi
bagi pemeriksaan ANC dan merupakan masalah yang timbul pada keluarga
dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energi dan
kehamilan.
d. Sosial budaya
dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi
yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena
f. Informasi
2005). Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari
g. Dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini
dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari
Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami
istrinya, tidak menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri dan suami
b. Tensimeter
c. Penlight
d. Leanec/monoral
e. Termometer
f. Jangka panggul
g. Metlin
h. Jam tangan
k. Nierbekken
n. Handscone steril
p. Tempat sampah
r. Pengukur lila
t. Sampiran/skerm
u. Tempat tidur
v. Baju hamil
PERSIAPAN
1. Periksalah dan pastikan semua alat, perlengkapam dan bahan-bahan yang
diperlukan sudah tersedia dengan jobsheet
2. Letakan alat, perlengkapan dan bahan pada tempat yang mudah di jangkau dan
dalam keadaan bersih
3. Gunakan teknik aseptik setiap saat
KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan
3. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
4. Sebelum prosedur, letakkan dan dekatkan peralatan dan bahan pada tempat yang
mudah dijangkau
5. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan kegunaanya
6. Perhatikan teknik septik dan antiseptik
REFERENSI
1. Paker catharinr. 2008. Konsultasi Kebidanan. Jakarta: Erlangga
2. Farrel Hellen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC
3. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
4. Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
5. WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press
6. Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta
: Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
PROSEDUR KERJA
9. Palpasi
Key poin:
· Mengukur tinggi fundus uteri
· Leopold I
Untuk mengetahui bagian yang ada di
fundus ibu.
· Leopold II
Untuk mengetahui bagian apa yang ada
di sisi kanan atau sisi kiri uterus.
· Leopold III
Untuk menentukan bagian terbawah janin
dan sudah masuk ke rongga panggul atau
belum.
· Leopold IV
Untuk menentukan sampai seberapa jauh
bagian terbawah jsnin masuk ke PAP.
12. Ekstrimitas :
Key poin
· Lakukan pemeriksaan dengan cara
inspeksi
· Lakukan palpasi kaki pada daerah tulang
kering/pertibia dan punggung
kaki/metatarsila untuk mengetahui odema
/tidak
Adakah varises/tidak
13. Anjurkan pasien untuk duduk dipinggir
tempat tidur dengan kaki terjuntai
kemudia lakukan pemeriksaan reflek
patela kanan dan kiri.
NO KOMPONEN DILAKUKAN
Persiapan YA TIDAK
Langkah-langkah
A. Persiapan alat
1 Meja troli dan alas/ baki dengan alas
a. Tensimeter
b. Penlight
c. Leanec/monoral
d. Termometer
e. Jangka panggul
f. Metlin
g. Jam tangan
h. Gelas berisi air klorin dan air bersih
i. Reflek patela/ hammer
j. Nierbekken
k. Kapas DTT dalam kom steril
l. Perlak dan alasnya
m. Handscone steril
n. Larutan klorin 0,5% dalam waskom
o. Tempat sampah
p. Tissue dan tempatnya
q. Pengukur lila
r. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
s. Sampiran/skerm
t. Tempat tidur
u. Baju hamil
v. Buku catatan dan pulpen
B. Langkah-langkah
2 Pasien datang disambut ramah
3 Ucapkan salam
4 Persilahkan pasien duduk
5 Memperkenalkan diri dengan pasien
6 Tanyakan alasan kunjungan
7 Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya
serta tujuan dilakukan pemeriksaan tersebut
8 Minta persetujuan dari pasien dengan penandatanganan informed
consent
C. Pemeriksaan Fisik
9 Siapkan alat untuk pemeriksaan kehamilan dan dekatkan alat
ketempat pemeriksaan
10 Siapkan ruangan, jendela, dan sampiran
11 Cuci tangan
12 Lakukan pemeriksaan BB
13 Lakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan.
Pasien duduk di kursi, posisi jantung sejajar dengan lengan atas
14 Lakukan pengukuran lingkar lengan atas (Lila) dengan cara ; ukur
dari sendi bahu ke siku dalam centimeter lalu bagi 2 kemudian ukur
lingkar lengan atas
15 Lakukan pemeriksaan (head to toe) :
1. Kepala
Kulit kepala :bersih/kotor/kutu
Rambut : panjang/ pendek
Distribusi rambut : lebat/rontok/tipis
Warna rambut : hitam/ tidak hitam
2. Mata
Simetris : ya/tidak
Konjungtiva : tidak ikterik/ikterik
Pupil (pemeriksaan ini dilakukan jika perlu dengan menggunakan
penlight) : terdapat dilatasi/tidak
Gerakan bola mata : simetris kiri kanan/tidak
3. Hidung
Polip : ada/tidak
Sekret : ada/tidak
Septum : ada/tidak
Perdarahan : ada/tidak
4. Telinga (dengan penlight)
Simetris : ya/tidak kiri dan kanan
Pengeluaran serumen : ada/tidak
5. Mulut (dengan penligght)
Tonsil : ada pembengkakan/tidak
Gigi palsu : ada/tidak
Caries : ada/tidak
Stomatitis : ada/tidak
6. Leher : dilakukan inspeksi dan palpasi :
Kelenjar tyroid membesar/tidak:
Lakukan palpasi dengan cara pemeriksaan melakukan palpasi pada
leher pasien dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
sambil klien diminta untuk menelan.
Kelenjar getah bening ada pembesaran/tidak :
Lakukan palpasi dengan cara pemeriksa melakukan palpasi dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada daerah dibelakang
telinga bagian bawah.
7. Axilla dan dada (payudara), pasien diminta untuk berbaring di
tempat tidur.
Raba axilla dengan jari-jari tangan menggunakan kasa steril
Raba axilla yang terjauh terlebih dahulu kemudian yang terdekat.
Pemeriksaan inspeksi: puting susu menonjol/tidak, mammae
simetris/tidak, areola mammae hiperpigmentasi/tidak
Periksa apakah kolostrum keluar/tidak, dengan cara tekan areola
mammae dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Pemeriksaan palpasi pada daerah mamae dengan meraba bagian dalam
sampai pangkal payudara dan daerah ketiak untuk mengetahui adanya
massa/tidak, adanya nyeri tekan/tidak.
Palpasi mammae dilakukan dari bagian yang terjauh terlebih dahulu.
8. Abdomen
Inspeksi bentuk abdomen, ada/tidaknya luka operasi bekas SC, linea
dan striae gravidarum
17 a. Palpasi :
Mengukur tinggi fundus uteri dalam centimeter menggunakan
metlin. Dengan cara ; perut dikumpulkan ke bagian fundus dan
tangan yang lain membentangkan metlin dari fundus ke symfisis
pubis. Baca hasil.
Leopold I
Untuk mengetahui bagian yang ada di fundus ibu. Dengan teknik :
Jika umur kehamilan pasien >20 minggu :
Pemeriksaan menghadap kemuka pasien
Pasien terlentang dengan kaki ditekuk
Uterus ditegakkan dengan 2 tangan, setelah fundus uterus dapat di
fiksasi
Tentukan bagian janin yang berada di fundus
Leopold II
Untuk mengetahui bagian apa yang ada di sisi kanan atau sisi kiri
uterus.
Dengan teknik:
Pasien tidur terlentang dengan kaki ditekuk
Salah satu tangan pemeriksa menahan salah satu bagian sisi perut dan
tangan yang satunya meraba bagian apa yang terdapat pada sisi yang
lainnya.
Leopold III
Untuk menentukan bagian terbawah janin dan sudah masuk ke
rongga panggul atau belum.
Dengan teknik :
Posisi pasien tidur terlentang dengan kaki ditekuk
Salah satu tangan pemeriksa di fundus uteri dan satu tangan lagi di
pinggir atas simpisis dengan ibu jari pada bagian kanan dan tangan 4
jari yang lainnya disebelah kiri kemudian diraba.
Leopold IV
Untuk menentukan sampai seberapa jauh bagian terbawah jsnin
masuk ke PAP.
Dengan teknik:
Posisi pasien kedua kaki diluruskan
Kemudian pemeriksa menghadap kearah kaki pasien dengan
meletakan kedua tangan dipinggir atas simpisis
Bila kedu atelapak tangan bertemu maka bagian terbawah janin belum
masuk ke PAP, dan bila kedua telapak tangan tidak bertemu maka
bagian terbawah janin sudah masuk PAP.
Dapat juga dilakukan dengan satu telapak tangan yaitu 5 jari di atas
simpisis pubis, diraba bagian terbawah janin sudah masuk dengan
perlimaan.
b. Auskultasi DJJ
Tentukan puntum maksimumnya
Hitung DJJ dalam satu menit penuh
Teratur/tidak
18
NPM : 07160200141
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2017