Sie sind auf Seite 1von 26

AP (Acuan Praktik)

Mata Kuliah : Praktik Kebidanan IV


Semester : II (Dua)
Materi Pokok : Pemeriksaan ANC kunjungan ulang
Hari / Tanggal : Jumat / 24 November 2017
Program Studi : D4 Kebidanan

A. Standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator


1. Standar kompetensi / Tujuan pembelajaran
a. Menjelaskan definisi pemeriksaan ANC kunjungan ulang
b. Menjelaskan tujuan pemeriksaan ANC kunjungan ulang
c. Melakukan persiapan alat-alat pemeriksaan ANC kunjungan ulang
d. Melakukan penatalaksanaan pemeriksaan ANC kunjungan ulang
2. Kompetensi
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pemeriksaan ANC kunjungan ulang
sesuai dengan prosedur
3. Indikator
Mahasiswa dapat:
a. Menjelaskan definisi pemeriksaan ANC kunjungan ulang
b. Menjelaskan tujuan pemeriksaan ANC kunjungan ulang
c. Melakukan persiapan alat-alat pemeriksaan ANC kunjungan ulang
d. Melakukan penatalaksanaan pemeriksaan ANC kunjungan ulang

B. Materi
a. Menjelaskan definisi pemeriksaan ANC kunjungan ulang
b. Menjelaskan tujuan pemeriksaan ANC kunjungan ulang
c. Melakukan persiapan alat-alat pemeriksaan ANC kunjungan ulang
d. Melakukan penatalaksanaan pemeriksaan ANC kunjungan ulang

C. Metode dan Media


1. Metode
Cara melakukan pemeriksaan ANC kunjungan ulang dengan pasien dilahan
2. Media
a. Alat Tulis
b. Job Sheet
c. Daftar Tilik
D. Langkah Pembelajaran

Komponen Uraian Kegiatan Estimasi


Langkah Waktu
Pendahuluan  Memberikan salam pada mahasiswa 10 Menit
 Ameminta mahasiswa membahas ulang
(mereview)
 Menanyakan kepada mahasiswa pengetahuan baru
yang di dapat selama praktisi dan relevasinya
 Menanyakan kepada mahasiswa, langkah mana
yang ingin dilatih secara khusus dalam praktisi
melakukan pemeriksaan ANC kunjungan ulang
 Bersama mahasiswa, menentukan tujuan spesifik
yang akan dicapai pada praktik
Kegiatan ini  Melakukan pengamatan selama mahasiswa 15 Menit
melakukan keterampilan pemeriksaan ANC
kunjungan ulang
 Memberikan dorongan positif dan saran-saran
perbaikan saat mahasiswa melakukan praktisi
pemeriksaan ANC kunjungan ulang
 Merujukan kepada penuntun belajar saat
mengadakan pengamatan
 Mencatat kinerja mahasiswa dalam penuntun
belajar selama pengamatan
 Memperhitungkan keberadaan klien saat
memberikan umpan balik kepada mahasiswa
 Memberikan komentar perbaikan hanya pada saat
kenyamanan dan keamanan klien dipertaruhkan
 Mampu menguasain diri dan lingkungan
Penutup  Menanyakan pendapat mahasiswa tentang praktisi 10 Menit
yang baru saja dikerjakan
 Meminta mahasiswa, menyebutkan langkah-
langkah yang telah dikerjakan dengan baik
 Merujuk kembali kepada penuntun belajar
 Memberi saran spesifik untuk perbaikan
 Memberi umpan balik positif untuk langkah-
langkah yang telah dikerjakan baik oleh mahasiswa
 Merujuk kembali kepada penuntun belajar
 Memberi saran spesifik uruk perbaikan
 Memberi umpan balik positif untuk langkah-
langkah yang telah yang telah dikerjakan baik oleh
mahasiswa
 Bersama mahasiswa menentukan tujuan/gol
praktisi yang akan datang
 Menutup pertemuan dengan berdoa dan salam
penutup
E. Evaluasi
1. Struktural
a. Persiapan tempat dan alat
b. Persiapan Waktu (Kontra Waktu)
c. Persiapan SAP
2. Proses
a. Selama penyampaian materi mahasiswa memperhatikan dan mempraktikan
keterampilan yang sudah disampaikan
b. Setelah menyampaikan materi mahasiswa mempraktikan keterampilan
pemeriksaan ANC kunjungan ulang, mahasiswa diperbolehkan untuk bertanya
c. Setelah penyampaian materi dan praktisi keterampilan pemeriksaan ANC
kunjungan ulang mahasiswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
3. Hasil
a. Mahasiswa mampu memahami materi tentang pemeriksaan ANC kunjungan
uang
b. Mahasiswa mampu mempraktikan keterampian pemeriksaan ANC kunjungan
ulang

Daftar Pustaka
1. Paker catharinr. 2008. Konsultasi Kebidanan. Jakarta: Erlangga
2. Farrel Hellen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC
3. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
4. Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
5. WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press
6. Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Garut, 24 November 2017

Mengetahui,

Mahasiswa Pembimbing Lahan

( Hj. Ai Julaeha ) ( Anita Ganita, SST)


Materi Pemeriksaan ANC

1. Pengertian

Kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan

ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung

arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak

tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu

hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai

kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2008).

2. Tujuan anc

Menurut Mansjoer (2005), tujuan ANC adalah:

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan

bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

meminimalisir ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal.


3. Kebijakan program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan (Saifudin,

2006), yaitu:

1) Satu kali trimester pertama

2) Satu kali trimester kedua

3) Dua kali trimester ketiga.

4. Kriteria keteraturan anc

Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya

terlambat satu bulan.

Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan.

Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.

Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan

Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal

melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13 sampai 15 kali. Dan minimal 4 kali,

yaitu l kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimister III. Namun

jika terdapat kelainan dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan

menurut kebutuhan masing- masing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dikatakan

teratur jika ibu hamil melakukan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil

hanya melakukan < 2 kali kunjungan (WHO, 2006)


5. Pelayanan anc

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap

saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya

(Saifudin, 2006).

Bidan harus dapat mengenali perubahan yang mungkin terjadi, sehingga

kelainan yang ada dapat dikenali lebih dini. Ibu diberi tahu tentang kehamilannya,

perencanaan tempat bersalin, juga perawatan bayi dan menyusui (Mansjoer, 2005).

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen

(Saifudin, 2006) sebagai berikut:

1. Informasi yang dapat diberikan

a. Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.

b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama

kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.

c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.

d. Pemakian obat harus dikonsultasikan dengan dokter atau tenaga medis lainnya.

e. Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami

perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.

2. Anamnesis

Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari

pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT

diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.

Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin.

Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan

multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14

mingggu.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta

berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah

diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan

riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor

risiko yang mungkin ada pada ibu.

3. Pemeriksaan umum

Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan

umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat,

sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk

melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen,

anggota gerak secara lengkap.

4. Pemeriksaan Obstetri

Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum

pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang

dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.

5. Pemeriksaan luar

Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus

ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak

terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa,

sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.

Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi

dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke

arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I

untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui.

Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur.
Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain

itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras

dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.

Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan

posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala.

Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah. Leopold

IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala yang

telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP teraba

balotemen kepala.

Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop

monoaural atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan

18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.

Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin,

persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin. Taksiran berat janin

ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan penting sebagai

pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus

tersebut:

Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.

N = 13 bila kepala belum melewati PAP

N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika

N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.

6. Pemeriksaan laboratorium

Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung

leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.


6. Dampak ibu hamil tidak anc

1) Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu

2) Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan

3) Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan

(k1)

(Depkes RI, 2008) (kontak ibu hamil diartikan sebagai kepatuhan dalam pelaksanaan

antenatal care)

1) Faktor internal

a. Paritas

Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga

dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan

kehamilannya.

b. Usia

Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya dari

pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia

seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu

yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang

tentang pentingnya melakukan pemeriksaan ANC.

2) Faktor eksternal

a. Pengetahuan

Ketidak mengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan ANC

berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas

kesehatan.
b. Sikap

Respon ibu hamil tentang pemeriksaan ANC merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini

mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.

c. Ekonomi

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan

tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana

bagi pemeriksaan ANC dan merupakan masalah yang timbul pada keluarga

dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energi dan

protein (KEK). Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk

menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama

kehamilan.

d. Sosial budaya

Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu

dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan

seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil

memeriksakan kehamilannya. Perubahan sosial budaya terdiri dari nilai-nilai

kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim

dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi

kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat

terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.

Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu dalam memeriksakan

kehamilan pada tenaga kesehatan.


e. Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat

yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena

transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil.

f. Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan

seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya

digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang

berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A,

2005). Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari

tenaga kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga

ibu dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care.

g. Dukungan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini

dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari

orang terdekat untuk melakukan kunjungan ulang.

Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami

mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan

pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami

istrinya, tidak menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri dan suami

menunggu ketika istri dalam proses persalinan (Harymawan, 2007).


8. Persiapan Alat – Alat Pemeriksaan ANC

a. Meja troli dan alas/ baki dengan alas

b. Tensimeter

c. Penlight

d. Leanec/monoral

e. Termometer

f. Jangka panggul

g. Metlin

h. Jam tangan

i. Gelas berisi air klorin dan air bersih

j. Reflek patela/ hammer

k. Nierbekken

l. Kapas DTT dalam kom steril

m. Perlak dan alasnya

n. Handscone steril

o. Larutan klorin 0,5% dalam waskom

p. Tempat sampah

q. Tissue dan tempatnya

r. Pengukur lila

s. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan

t. Sampiran/skerm

u. Tempat tidur

v. Baju hamil

w. Buku catatan dan pulpen


JOB SHEET

Mata Kuliah : Praktik Kebidanan IV


Semester : II (Dua)
Materi Pokok : Pemeriksaan ANC kunjungan ulang
Hari / Tanggal : Sabtu / 25 November 2017
Program Studi : D4 Kebidanan

OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA


Setelah mengikuti kegiatan dilahan praktek mahasiswa mampu menyiapkan peralatan
dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan anc kunjungan ulang sesuai
dengan prosedur benar dan tepat.

PETUNJUK BAGI MAHASISWA


1. Siapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Baca dan pelajar jobsheet yang tersedia
3. Tanyakan pada instruktur/pembimbing jika ada kurang dimengerti atau dipahami
4. Bekerja dengan hati-hati dan teliti
5. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan

PERSIAPAN
1. Periksalah dan pastikan semua alat, perlengkapam dan bahan-bahan yang
diperlukan sudah tersedia dengan jobsheet
2. Letakan alat, perlengkapan dan bahan pada tempat yang mudah di jangkau dan
dalam keadaan bersih
3. Gunakan teknik aseptik setiap saat

ALAT DAN BAHAN


1. Meja troli dan alas/ baki dengan alas
2. Tensimeter
3. Doppler
4. Termometer
5. Metlin
6. Jam tangan
7. Reflek patela/ hammer
8. Nierbekken
9. Kapas DTT dalam kom steril
10. Perlak dan alasnya
11. Handscone steril
12. Larutan klorin 0,5% dalam waskom
13. Tempat sampah
14. Tissue dan tempatnya
15. Pengukur lila
16. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
17. Sampiran/skerm
18. Tempat tidur
19. Buku catatan dan pulpen

KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan
3. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
4. Sebelum prosedur, letakkan dan dekatkan peralatan dan bahan pada tempat yang
mudah dijangkau
5. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan kegunaanya
6. Perhatikan teknik septik dan antiseptik

REFERENSI
1. Paker catharinr. 2008. Konsultasi Kebidanan. Jakarta: Erlangga
2. Farrel Hellen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC
3. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
4. Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
5. WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press
6. Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta
: Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
PROSEDUR KERJA

NO LANGKAH KERJA GAMBAR


1. Siapkan peralatan, bahan, dan
perlengkapan yang diperlukan.
Key point:
· Alat disusun secara ergonomis

2. Jelaskan pada ibu tindakan yang akan


dilakukan.
Key point:
Menggunakan bahasa yang dimengerti
· mn

3. Minta persetujuan dari pasien dengan


penandatanganan informed consent
4. Cuci tangan
Key poin:
· Cuci tangan 7 langkah

5.· Lakukan pemeriksaan BB

6. Lakukan pemeriksaan tekanan darah,


suhu, nadi dan pernafasan.
Key poin :
· Pasien duduk di kursi
· posisi jantung sejajar dengan lengan atas

7. Lakukan pengukuran lingkar lengan atas


(Lila).
Key poin:
· ukur dari sendi bahu ke siku dalam
centimeter bagi 2 kemudian ukur lingkar
lengan atas
8. Lakukan pemeriksaan (head to toe)
Key poin:
· Kepala
· Hidung
· Telinga (dengan penlight)
· Mulut (dengan penligght)
· Leher : dilakukan inspeksi dan palpasi
· Axilla dan dada (payudara), pasien
diminta untuk berbaring di tempat tidur.
· Abdomen

9. Palpasi
Key poin:
· Mengukur tinggi fundus uteri
· Leopold I
Untuk mengetahui bagian yang ada di
fundus ibu.
· Leopold II
Untuk mengetahui bagian apa yang ada
di sisi kanan atau sisi kiri uterus.
· Leopold III
Untuk menentukan bagian terbawah janin
dan sudah masuk ke rongga panggul atau
belum.
· Leopold IV
Untuk menentukan sampai seberapa jauh
bagian terbawah jsnin masuk ke PAP.

10. Auskultasi DJJ


Key poin
· Tentukan puntum maksimumnya
· Hitung DJJ dalam satu menit
penuhTeratur/tidak
11. Lakukan pemeriksaan anogenital
Key poin:
· Siapkan dan dekatkan alat-alat
· Atur posisi pasien
· Pasang perlak dan alasnya pada tempat
tidur
· Cuci tangan dan keringkan serta pakai
hand scon
· Anogenital dibersihkan dengan kapas air
hangat/matang dibagian vestibulum
· Labia mayora diregangkan dengan ibu
jari dan telunjuk sebelah kiri dan kanan
menekan labia mayora kanan kiri:
· Pasien dianjurkan miring kekiri dengan
posisi SIM kemudian daerah anus
diregangkan untuk melihat hemoroid
sambil melihat varises dan odema di
daerah tungkai.
· Alat-alat dirapihkan (alat yang sudah di
pakai dimasukan ke klorin)
· Pemeriksa mencuci hand scon yang
dikenakan langsung ke dalam larutan
klorin
· Pasien dirapihkan kembali
· Cuci tangan (pemeriksa mencuci
tangannya memakai sabun dengan air
mengalir

12. Ekstrimitas :
Key poin
· Lakukan pemeriksaan dengan cara
inspeksi
· Lakukan palpasi kaki pada daerah tulang
kering/pertibia dan punggung
kaki/metatarsila untuk mengetahui odema
/tidak
Adakah varises/tidak
13. Anjurkan pasien untuk duduk dipinggir
tempat tidur dengan kaki terjuntai
kemudia lakukan pemeriksaan reflek
patela kanan dan kiri.

14. Jelaskan kepada pasien tentang hasil


semua pemeriksaan yang telah dilakukan

15. Lakukan konseling :


· Tanda bahaya pada kehamilan
· Persiapan persalinan
· Persalinan dengan nakes
· Gizi selama hamil
· Hal-hal penting lainnya

16. Berikan obat, jelaskan cara pemberian


obat

17. Lakukan pendokumentasian


DAFTAR TILIK ANTENATAL CARE (ANC)

NO KOMPONEN DILAKUKAN
Persiapan YA TIDAK
Langkah-langkah
A. Persiapan alat
1 Meja troli dan alas/ baki dengan alas
a. Tensimeter
b. Penlight
c. Leanec/monoral
d. Termometer
e. Jangka panggul
f. Metlin
g. Jam tangan
h. Gelas berisi air klorin dan air bersih
i. Reflek patela/ hammer
j. Nierbekken
k. Kapas DTT dalam kom steril
l. Perlak dan alasnya
m. Handscone steril
n. Larutan klorin 0,5% dalam waskom
o. Tempat sampah
p. Tissue dan tempatnya
q. Pengukur lila
r. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
s. Sampiran/skerm
t. Tempat tidur
u. Baju hamil
v. Buku catatan dan pulpen
B. Langkah-langkah
2 Pasien datang disambut ramah
3 Ucapkan salam
4 Persilahkan pasien duduk
5 Memperkenalkan diri dengan pasien
6 Tanyakan alasan kunjungan
7 Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya
serta tujuan dilakukan pemeriksaan tersebut
8 Minta persetujuan dari pasien dengan penandatanganan informed
consent
C. Pemeriksaan Fisik
9 Siapkan alat untuk pemeriksaan kehamilan dan dekatkan alat
ketempat pemeriksaan
10 Siapkan ruangan, jendela, dan sampiran
11 Cuci tangan
12 Lakukan pemeriksaan BB
13 Lakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan.
Pasien duduk di kursi, posisi jantung sejajar dengan lengan atas
14 Lakukan pengukuran lingkar lengan atas (Lila) dengan cara ; ukur
dari sendi bahu ke siku dalam centimeter lalu bagi 2 kemudian ukur
lingkar lengan atas
15 Lakukan pemeriksaan (head to toe) :
1. Kepala
 Kulit kepala :bersih/kotor/kutu
 Rambut : panjang/ pendek
 Distribusi rambut : lebat/rontok/tipis
 Warna rambut : hitam/ tidak hitam
2. Mata
 Simetris : ya/tidak
 Konjungtiva : tidak ikterik/ikterik
 Pupil (pemeriksaan ini dilakukan jika perlu dengan menggunakan
penlight) : terdapat dilatasi/tidak
 Gerakan bola mata : simetris kiri kanan/tidak
3. Hidung
 Polip : ada/tidak
 Sekret : ada/tidak
 Septum : ada/tidak
 Perdarahan : ada/tidak
4. Telinga (dengan penlight)
 Simetris : ya/tidak kiri dan kanan
 Pengeluaran serumen : ada/tidak
5. Mulut (dengan penligght)
 Tonsil : ada pembengkakan/tidak
 Gigi palsu : ada/tidak
 Caries : ada/tidak
 Stomatitis : ada/tidak
6. Leher : dilakukan inspeksi dan palpasi :
 Kelenjar tyroid membesar/tidak:
Lakukan palpasi dengan cara pemeriksaan melakukan palpasi pada
leher pasien dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
sambil klien diminta untuk menelan.
 Kelenjar getah bening ada pembesaran/tidak :
Lakukan palpasi dengan cara pemeriksa melakukan palpasi dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada daerah dibelakang
telinga bagian bawah.
7. Axilla dan dada (payudara), pasien diminta untuk berbaring di
tempat tidur.
 Raba axilla dengan jari-jari tangan menggunakan kasa steril
 Raba axilla yang terjauh terlebih dahulu kemudian yang terdekat.
 Pemeriksaan inspeksi: puting susu menonjol/tidak, mammae
simetris/tidak, areola mammae hiperpigmentasi/tidak
 Periksa apakah kolostrum keluar/tidak, dengan cara tekan areola
mammae dengan ibu jari dan jari telunjuk.
 Pemeriksaan palpasi pada daerah mamae dengan meraba bagian dalam
sampai pangkal payudara dan daerah ketiak untuk mengetahui adanya
massa/tidak, adanya nyeri tekan/tidak.
 Palpasi mammae dilakukan dari bagian yang terjauh terlebih dahulu.

8. Abdomen
Inspeksi bentuk abdomen, ada/tidaknya luka operasi bekas SC, linea
dan striae gravidarum
17 a. Palpasi :
 Mengukur tinggi fundus uteri dalam centimeter menggunakan
metlin. Dengan cara ; perut dikumpulkan ke bagian fundus dan
tangan yang lain membentangkan metlin dari fundus ke symfisis
pubis. Baca hasil.
 Leopold I
Untuk mengetahui bagian yang ada di fundus ibu. Dengan teknik :
Jika umur kehamilan pasien >20 minggu :
 Pemeriksaan menghadap kemuka pasien
 Pasien terlentang dengan kaki ditekuk
 Uterus ditegakkan dengan 2 tangan, setelah fundus uterus dapat di
fiksasi
 Tentukan bagian janin yang berada di fundus
 Leopold II
Untuk mengetahui bagian apa yang ada di sisi kanan atau sisi kiri
uterus.
Dengan teknik:
 Pasien tidur terlentang dengan kaki ditekuk
 Salah satu tangan pemeriksa menahan salah satu bagian sisi perut dan
tangan yang satunya meraba bagian apa yang terdapat pada sisi yang
lainnya.
 Leopold III
Untuk menentukan bagian terbawah janin dan sudah masuk ke
rongga panggul atau belum.
Dengan teknik :
 Posisi pasien tidur terlentang dengan kaki ditekuk
 Salah satu tangan pemeriksa di fundus uteri dan satu tangan lagi di
pinggir atas simpisis dengan ibu jari pada bagian kanan dan tangan 4
jari yang lainnya disebelah kiri kemudian diraba.
 Leopold IV
Untuk menentukan sampai seberapa jauh bagian terbawah jsnin
masuk ke PAP.
Dengan teknik:
 Posisi pasien kedua kaki diluruskan
 Kemudian pemeriksa menghadap kearah kaki pasien dengan
meletakan kedua tangan dipinggir atas simpisis
 Bila kedu atelapak tangan bertemu maka bagian terbawah janin belum
masuk ke PAP, dan bila kedua telapak tangan tidak bertemu maka
bagian terbawah janin sudah masuk PAP.
 Dapat juga dilakukan dengan satu telapak tangan yaitu 5 jari di atas
simpisis pubis, diraba bagian terbawah janin sudah masuk dengan
perlimaan.
b. Auskultasi DJJ
 Tentukan puntum maksimumnya
 Hitung DJJ dalam satu menit penuh
 Teratur/tidak
18

19 Lakukan pemeriksaan anogenital dengan cara:


 Siapkan dan dekatkan alat-alat kedekat pasien
 Atur posisi pasien
 Pasang perlak dan alasnya pada tempat tidur
 Cuci tangan dan keringkan serta pakai hand scon
 Anogrnital dibersihkan dengan kapas air hangat/matang dibagian
vestibulum
 Labia mayora diregangkan dengan ibu jari dan telunjuk sebelah kiri
dan kanan menekan labia mayora kanan kiri:
 Adakah pembesaran kelenjar bartolini
 Masa atau kista
 Varises
 Cairan (warna, konsistensi, jumlah, bau)
 Pasien dianjurkan miring kekiri dengan posisi SIM kemudian daerah
anus diregangkan untuk melihat hemoroid sambil melihat varises dan
odema di daerah tungkai.
 Pasien diminta untuk terlentang kembali
 Alat-alat dirapihkan (alat yang sudah di pakai dimasukan ke klorin)
 Pemeriksa mencuci hand scon yang dikenakan langsung ke dalam
larutan klorin kemudian handscon dibuka secara terbalik dan
direndam di larutan klorin
 Pasien dirapihkan kembali
 Cuci tangan (pemeriksa mencuci tangannya memakai sabun dengan
air mengalir)
20 Ekstrimitas :
 Lakukan pemeriksaan dengan cara inspeksi
 Lakukan palpasi kaki pada daerah tulang kering/pertibia dan
punggung kaki/metatarsila untuk mengetahui odema /tidak
 Adakah varises/tidak
23 Pasien diminta untuk duduk bersila ditengah tempat tidur
24 Anjurkan pasien untuk duduk dipinggir tempat tidur dengan kaki
terjuntai kemudia lakukan pemeriksaan reflek patela kanan dan kiri.
25 Bantu pasien merapihkan pakainannya dan rapihkan alat
26 Jelaskan kepada pasien tentang hasil semua pemeriksaan yang telah
dilakukan
27 Lakukan konseling :
 Tanda bahaya pada kehamilan
 Persiapan persalinan
 Persalinan dengan nakes
 Gizi selama hamil
 Hal-hal penting lainnya
28 Berikan obat, jelaskan cara pemberian obat
29 Lakukan pendokumentasian
Total Skor

Nilai akhir = Total skor x 100


Total poin penilaian
TUGAS
PRAKTIK KEBIDANAN IV

AP, JOB SHEET, DAFTAR TILIK, LEAFLET

Oleh: Hj. Ai Julaeha

NPM : 07160200141
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2017

Das könnte Ihnen auch gefallen