Sie sind auf Seite 1von 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap pasangan suami-istri tentu mendambakan bayi mereka lahir normal,
yaitu berat lahir antara 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.
Namun, ada kalanya keinginan tersebut tidak terwujud, misalnya bayi lahir
kurang bulan atau bayi berat lahir rendah (BBLR).Kenyataan ini sebetulnya
jangan menjadikan orang tua patah semangat, karena kemajuan teknologi
kedokteran dan didukung kemauan keras orang tua yang memiliki BBLR,
maka bayi itu dapat bertahan hidup.
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan
low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena
disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu
lahir bukan bayi premature.
Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di
rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh
kematian di sebabkan oleh BBLR ( Prawirohardjo, 2005 )
Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi
perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalamai kehamilan yang
beresiko karena dilihat dari frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara
3,6 – 10,8 %, di Negara berkembang berkisar antara 10 – 43 %. Dapat di
dibandingkan dengan rasio antara Negara maju dan Negara berkembang
adalah 1 : 4 ( Mochtar, 1998 ).
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar
dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi
dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun
mental.

1
2

Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan
intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai
kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan
gangguan lainnya.

B. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian BBLR.
2. Untuk mengetahui penyebab BBLR.
3. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan oleh BBLR pada
Neonatus dan juga perjalanan penyakit tersebut.
4. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan dan perawatan pada bayi
BBLR.
5. Untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:


1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam penetalaksanaan bayi
BBLR.
2. Sebagai sumber referensi untuk kemajuan perkembangan ilmu
Keperawatan, khususnya Keperawatan bayi baru lahir.

C. Metode Penulisan
1. Metode Kepustakaan
Yaitu dengan mengumpulkan referensi dari beberapa buku seperti
buku Saku Bidan, Seri Askeb kehamilan, Obstetri williams, pengantar
kuliah obstetri dan nanda nic-noc.
2. Media Internet
Yaitu bersumber dari karya tulis ilmiah di internet yang relevan
dengan asuhan keperawatan pada bblr.
3

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pengembangan ilmu keperawatan
Diharapkan makalah ini dapat mendeskripsikan tentang Asuhan
keperawatan berat bayi lahir rendah, sehingga menambah wawasan dalam
pengembangan ilmu keperawatan.
2. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat menambah informasi mengenai, asuhan
keperawatan berat bayi lahir rendah, sehingga dapat dijadikan sebagai
penambah wawasan bagi mahasiswa dengan meletakkan diperpustakaan.
3. Bagi Pembaca
Sebagai referensi dan sarana penambah pengetahuan bagi pembaca
terutama berkaitan dengan asuhan keperawatan berat bayi lahir rendah.

E. Sistematika Penulisan
Berdasarkan dari hasil penyusunan makalah ini, disini kelompok membuat
sistematika penulisan yang dimulai dari:
A. BAB I : PENDAHULUAN
Yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan.
B. BAB II: TINJAUAN TEORI
Yang terdiri dari defenisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinik, komplikasi, dan Prognosis BBLR.
C. BAB III: PENATALAKSANAAN BBLR
Yang terdiri dari diagnosis, Anamnesa, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan
Penunjang, Diagnosa dan Perawatan BBLR.
D. BAB IV: PENUTUP
Yang terdiri dari kesimpulan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

I. KONSEP DASAR MEDIK


A. Definisi
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir, dan BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada
saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai 2.499 gram).BBLR adalah
bayi yang lahir dengan berat lahir kurang 2.500 gram tanpa memandang
masa kehamilan. BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Prawirohardjo,
2006 : 376).
WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan Berat Badan
Bayi Lahir Rendah.Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir bayi prematur.
Bayi dengan berat badan lahir rendah dibagi 2 golongan yaitu :
1. Prematur Murni
Prematur Murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usiakehamilan
(Ester 2003).
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang
kecil untuk masa kehamilannya (Ester 2003).

4
5

B. Kalsifikasi BBLR
BBLR dibedakan menjadi :
1. BBLR : berat badan lahir 1800-2500 gram
2. BBLSR : berat badan lahir < 1500 gram
3. BBLER : berat badan lahir ekstra rendah < 1000 gr

C. Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor Ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang
Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin
seperti prematuritas, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran mati
maupun kematian neonatal dini. Penentuan status gizi yang baik
yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan
kenaikkan berat badan selama hamil.
b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik
belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang
masih muda masih tergantung pada orang lain. Kelahiran bayi BBLR
lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari 20 tahun
(Doenges, 2001 : 148).
Pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi
kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga
dapat mempengaruhi janin sehingga dapat menyebabkan kelahiran
BBLR.
Faktor usia ibu bukanlah faktor utama kelahiran BBLR, tetapi
kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita yang berusia di luar
usia 20 sampai 35 tahun (Departemen Kesehatan, 1996 : 14).
c. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan
6

pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik
(Departemen Kesehatan, 1998 : 33).
Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan
(dibawah dua tahun) akan mengalami peningkatan resiko terhadap
terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan
placenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (Ilyas, 1995 : 106).
d. Paritas ibu
Jumlah anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan
janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan
perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah
lemah (Departemen Kesehatan, 1998 : 33).

2. Faktor Kehamilan
a. Hamil Dengan Hidramnion
Hidramnion yang kadang-kadang disebut polihidramnion
merupakan keadaan cairan amnion yang berlebihan. Hidromnion
dapat menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu,
sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat
meningkatkan kejadian BBLR (Cuningham, 1995 : 625).
b. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum merupakan perdarahan pada
kehamilan diatas 22 minggu hingga mejelang persalinan yaitu
sebelum bayi dilahirkan (Saifuddin, 2002 : 160).
Komplikasi utama dari perdarahan antepartum adalah
perdarahan yang menyebabkan anemia dan syok yang menyebabkan
keadaan ibu semakin jelek. Keadaan ini yang menyebabkan
gangguan ke placenta yang mengakibatkan anemia pada janin
bahkan terjadi syok intrauterin yang mengakibatkan kematian janin
intrauterin (Wiknjosastro, 1999 : 365).
7

Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi berat badan lahir


rendah, sindrom gagal napas dan komplikasi asfiksia (Mansjoer,
1999 : 279).
c. Komplikasi Hamil
- Pre-eklampsia / Eklampsia
Pre-eklampsia / Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan
pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran
mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia / Eklampsia pada
ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah placenta, sedangkan
bayi memperoleh makanan dan oksigen dari placenta, dengan
adanya perkapuran di daerah placenta, suplai makanan dan oksigen
yang masuk ke janin berkurang (Ilyas, 1995 : 5).
- Ketuban Pecah Dini
Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD)
disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran yang
diakibatkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks (Mansjoer. 1999 : 310). Pada persalinan normal selaput
ketuban biasanya pecah atau di pecahkan setelah pembukaan
lengkap, apabila ketuban pecah dini, merupakan masalah yang
penting dalam obstetri yang berkaitan dengan penyulit kelahiran
prematur dan terjadinya infeksi ibu (Mansjoer, 1999 : 313).
- Hipertensi
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler
yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau
pada permulaan persalinan, hipertensi dalam kehamilan menjadi
penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal
(Sukadi,2000:3). Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan
terjadinya insufisiensi placenta, hipoksia sehingga pertumbuhan
janin terhambat dan sering terjadi kelahiran prematur.
8

3. Faktor Janin
a. Cacat Bawaan (kelainan kongenital)
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan
struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur
(Wiknjosastro, 1999 : 723). Bayi yang dilahirkan dengan kelainan
kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi
Berat Lahir Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai
berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya
(Wiknjosastro, 1999 : 723).
b. Infeksi Dalam Rahim
Infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi
hati dalam mengatur dan mempertahankan metabolisme tubuh,
sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau berkurang. Oleh
karena itu, pengaruh infeksi hepatitis menyebabkan abortus atau
persalinan prematuritas dan kematian janin dalam rahim (Manuaba,
1998 : 277).
Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap
janin. Infeksi ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat
bawaan dan kematian janin (Mochtar, 1998 : 181).
c. Hamil Ganda
Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat
berbeda antara 50 sampai 1.000 gram, karena pembagian darah pada
placenta untuk kedua janin tidak sama (Wiknjosastro, 1999 : 391).
Regangan pada uterus yang berlebihan kehamilan ganda salah satu
faktor yang menyebabkan kelahiran BBLR (Departemen Kesehatan,
1996 : 14). Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan,
sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi partus prematus.
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan ganda
bertambah yang dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi
lain, sehingga sering lahir bayi yang kecil. Kematian perinatal anak
9

kembar lebih tinggi daripada anak dengan kehamilan tunggal dan


prematuritas merupakan penyebab utama (Wiknjosastro, 1999).
D. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan


janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi
dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi
pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih
besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,
terlebih lagi bila ibu menderita anemia.

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di


bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan
yang paling sering terjadi selama kehamilan.Ibu hamil umumnya
mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin
yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya
mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun
sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel
10

tubuh maupun sel otak.Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin


didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang
dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.Pada ibu hamil yang
menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun
mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar.

E. Manifestasi Klinis
Bayi dengan BBLR secara fisik ditandai dengan :
- Bayi kecil
- Pergerakan kurang dan masih lemah
- Kepala lebih besar dari pada badan
- Berat badan rendah, kurang dari 2500

F. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara
lain :
- Hipotermia (suhu tubuh rendah)
- Hipoglikemia (kekurangan gula darah)
- Gangguan cairan dan elektrolit
- Hiperbilirubinemia (kelebihan kadar bilirubin di dalam darah)
- Sindroma gawat nafas
- Infeksi
- Apnea of Prematurity
- Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan


berat lahir rendah (BBLR) antara lain :
- Gangguan perkembangan
- Gangguan pertumbuhan
11

- Gangguan penglihatan (Retinopati)


- Gangguan pendengaran
- Penyakit paru kronis
- Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
- Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

G. Prognosis BBLR
Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masalah
perinatal, misalnya masa gestasi.Prognosis ini juga tergantung dari
keadaaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat
kehamilan, persalinan dan postnatal. Bayi Berat Lahir Rendah cenderung
memperlihatkan gangguan pertumbuhan setelah lahir (Wiknjosastro, 1999
: 783).
Makin muda masa gestasi atau makin rendah berat bayi makin
tinggi angka kematian, hal itu berdasarkan masalah-masalah yang sering
ditemukan pada bayi BBLR, seperti :
a. Suhu tubuh yang belum stabil, disebabkan oleh :
1. Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna
2. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah
3. Otot bayi masih lemah
4. Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan
panas
5. Pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi dengan baik
b. Gangguan pernapasan,disebabkan oleh :
1. Pusat pengaturan pernapasan belum sempurna
2. Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangan tidak
sempurna
3. Otot pernapasan dan tulang iga masih lemah
4. Penyakit gangguan pernapasan
c. Gangguan alat pencernaan makanan,disebabkan oleh :
12

1. Alat pencernaan belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan


makanan masih lemah dan kurang baik
2. Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga
pengosongan lambung berkurang
d. Hepar yang belum matang (immatur)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah
terjadi hiperbilirubinemia (kuning) dan defisiensi vitamin K.
e. Ginjal masih belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih
belum sempurna sehingga mudah terjadi edema dan asidosis metabolic.
f. Perdarahan dalam otak
1. Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
2. Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi
perdarahan dan nekrosis
3. Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan
kematian bayi
4. Sering mengalami gangguan pernapasan sehingga mempermudah
terjadi perdarahan otak.

Alat tubuh bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur. Oleh
sebab itu, ia mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus
ibunya. Makin pendek masa kehamilannya makin kurang sempurna
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, dengan akibat makin mudahnya
komplikasi dan makin tingginya angka kematiannya. (Prawirohardjo, 2005
: 775).
Pada saat persalinan, BBLR mempunyai resiko yaitu asfiksia atau gagal
untuk bernapas secara spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah
lahir.Hal itu diakibatkan factor paru yang belum matang.
BAB III
PENATALAKSANAAN BBLR

A. Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir
bayi dalam jangka waktu, selain itu dapat diketahui dengan dilakukan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

B. Anamnesa
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesa adalah
etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:
- Umur ibu
- Riwayat hari pertama haid terakir
- Riwayat persalinan sebelumnya
- Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
- Kenaikan berat badan selama hamil
- Aktivitas
- Penyakit yang diderita selama hamil
- Obat-obatan yang diminum selama hamil

C. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
- Berat badan
Ditimbang 1 jam setelah lahir, kemudian diukur secara berkala
- Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
Keadaan umum : Bayi kecil, Pergerakan kurang dan masih lemah,
Kepala lebih besar dari pada badan dan Berat badan rendah, kurang dari
2500 gr
Lingkar kepala
Lingkar Dada
Lingkar Perut

13
14

Panjang Badan
Lingkar lengan atas
Vital Sign : Temperature, Respirasi, Denyut Nadi
- Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara detail, baik itu dengan
pola head to toe atau dengan pola sistem. Pada makalah ini kami
menggunakan format head to toe, dengan pengkajian sebagai berikut :
1. Kepala
Bentuk kepala , rambut (ketebalan, bentuk dan warna), kemungkinan
ada benjolan, adakah lesi, ada tidaknya nyeri tekan, keadaan ubun-
ubun.
2. Mata
Bentuk mata simetris atau tidak, ada tidaknya kotoran, bulu mata,
warna sklera.
3. Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada tidaknya serumen, observasi adanya
benjolan dan lesi, keadaan tulang telinga dan tulang kartilago.
4. Hidung
Bentuk hidung, kebersihan hidung, observasi adanya polip dan benjolan, alat
bantu pernapasan, kemungkinan terpasangnya NGT.
5. Mulut
Bentuk bibir, observasi adanya stomatitis, kedaan mukosa bibir.
6. Dada
Observasi bentuk dan keadaan dada, ,kaji RR, bunyi nafas, suara denyut
jantung (kemungkinan adanya suara jantung tambahan),ada tidaknya
kardiomegali, palpasi nadi radialis, brakhialis dan karotis.
7. Punggung
Observasi bentuk dan keeadaan punggung, observasi adanya tanda-
tanda dekubitus/ infeksi.
8. Abdomen
Bentuk abdomen, bising usus/menit, lingkar perut, kaji kemungkinan
adanya hepatomegali, kaji turgor kulit.
9. Umbilikus
15

Kaji adanya tanda-tanda infeksi tali pusat, warna, bau, tali pusat sudah
terlepas atau belum.
10. Genitalia
Kaji jenis dan keadaan alat kelamin, Anus (ada tidanknya lubang
anus), ada tidaknya keluar mekonium.
11. Integumen
Kaji struktur kulit, warna, lapisan lemak, keriput atau tidak, kaji
adanya ruam dan lanugo.
12. Tonus Otot
Gerakan bayi, refleks pergerakan.
13. Ekstrimitas
Atas dan bawah : Bentuk, jari-jari tangan, kaji akral,kaji adanya
benjolan dan lesi.Observasi apabila terpasang IVFD.
14. Refleks
Moro : refleks kejutan dan kekutannya.
Menggenggam : refleks menggenggam dan kekuatan genggaman.
Menghisap : kemampuan bayi menghisap.
Rooting : pemberian stimulus di daerah bibir bawah dagu dan
kekuatan refleks.
Babynski : goresan menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki
dan kaji refleksinya.

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
- Pemeriksaan skor ballard
- Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
- Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah.
- Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
16

- USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.

E. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang biasanya muncul ada BBLR :
1. Gangguan pertukaran O2 berhubungan dengan Imaturitas sistem
pernafasan
2. Gangguan Thermoregulasi Hipertermi berhubungan dengan cairan yang
diperoleh/sediaan cairan dalam tubuh bayi
3. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan Imaturitas sistem pencernaan
4. Gangguan rasa aman : Cemas Orang tua berhubungan dengan proses
hospitalisasi
5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan imaturitas sistem
imunologi

F. Perawatan BBLR
Prinsip penting dalam perawatan BBLR setelah lahir adalah
mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan
pencegahan infeksi.Bayi dengan BBLR juga sangat rentan terjadinya
hiportemia, karena tipisnya cadangan lemak di bawah kulit dan masih
belum matangnya pusat pengatur panas di otak.Untuk itu, BBLR harus
selalu dijaga kehangatan tubuhnya.

Cara paling efektif mempertahankan suhu tubuh normal adalah


sering memeluk dan menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut
metode kangguru atau perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap
ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu
atau pengasuhnya dengan cara selalu menggendongnya. Cara lain, bayi
jangan segera dimandikan sebelum berusia enam jam sesudah lahir , bayi
selalu diselimuti dan ditutup kepalanya, serta menggunakan lampu
penghangat atau alat pemancar panas.
17

Minum sangat diperlukan BBLR, selain untuk pertumbuhan juga


harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya. Minuman
utama dan pertama adalah air susu ibu (ASI) yang sudah tidak diragukan
lagi keuntungan atau kelebihannya. Disarankan bayi menyusu ASI ibunya
sendiri, terutama untuk bayi prematur.ASI ibu memang paling cocok
untuknya, karena di dalamnya terkandung kalori dan protein tinggi serat
elektrolit minimal.

Namun, refleks menghisap dan menelan BBLR biasanya masih


sangat lemah, untuk itu diperlukan pemberian ASI peras yang
disendokkan ke mulutnya atau bila sangat terpaksa dengan pipa lambung.
Susu formula khusus BBLR bisa diberikan bila ASI tidak dapat diberikan
karena berbagai sebab. Kekurangan minum pada BBLR akan
mengakibatkan ikterus (bayi kuning)

BBLR sangat rentan terhadap terjadinya infeksi sesudah lahir.


Karena itu, tangan harus dicuci bersih sebelum dan sesudah memegang
bayi, segera membersihkan bayi bila kencing atau buang air besar, tidak
mengizinkan menjenguk bayi bila sedang menderita sakit, terutama infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA), dan pemberian imunisasi sesuai dengan
jadwal.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar
dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi
dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada bayi berat badan lahir rendah
adalah adalah mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian
minum, dan pencegahan infeksi.Bayi dengan BBLR juga sangat rentan
terjadinya hiportemia, karena tipisnya cadangan lemak di bawah kulit dan
masih belum matangnya pusat pengatur panas di otak.Untuk itu, BBLR harus
selalu dijaga kehangatan tubuhnya.

Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan
intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai
kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, dan IQ yang rendah.

18

Das könnte Ihnen auch gefallen