Sie sind auf Seite 1von 5

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pipa penyalur (pipeline) merupakan sarana yang banyak digunakan untuk
mentransmisikan fluida pada industri minyak dan gas (migas). Penggunaannya
cukup beragam, antara lain digunakan untuk menyalurkan fluida dari sumur
menuju tempat pengolahan atau antar bangunan anjungan lepas pantai (offshore
facility) ataupun dari bangunan anjungan lepas pantai langsung ke darat (onshore
facility).
Pada industri migas, pipa logam merupakan jenis pipa yang paling banyak
digunakan, terutama yang terbuat dari baja. Hal ini disebabkan karena pipa baja
sudah tersedia data-data yang lengkap tentang kehandalannya dan aturan
perancangan berupa code dan standard. Namun begitu masalah utama yang sering
dihadapi pada penggunaan pipa baja adalah masalah rendahnya ketahanan pipa
baja terhadap korosi, baik itu korosi internal maupun eksternal. Korosi internal
disebabkan oleh pengaruh sifat korosif fluida yang ditransmisikan oleh pipa,
sedangkan korosi eksternal terjadi karena kondisi lingkungan yang dilalui oleh
perpipaan, seperti pipa yang ditanam di dalam tanah (buried pipe), pipa yang
melewati daerah rawa-rawa dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi permasalahan korosi tersebut salah satu alternatif yang
muncul adalah mengganti penggunaan pipa baja tersebut dengan pipa yang terbuat
dari material lain yang kuat namun tahan terhadap korosi. Berdasarkan kajian
yang dilakukan oleh para ahli, salah satu jenis pipa yang sesuai dengan kriteria
tersebut adalah pipa yang terbuat dari material komposit.
Jenis pipa komposit yang pada saat ini paling banyak digunakan dalam
sistem perpipaan adalah Glass Reinforced Plastics (GRP) atau disebut juga
Fiberglass Reinforced Plastics (FRP). Hal ini disebabkan karena sudah ada
sedikit data tentang ketahanan jangka panjang terhadap tekanan, fire performance

1
dan impak jika dibandingkan dengan jenis pipa komposit lainnya. Dalam
penggunaannya pipa komposit GRP memiliki beberapa kelebihan bila
dibandingkan dengan pipa baja, antara lain: mengurangi biaya perawatan terhadap
korosi, mempunyai surface finish yang baik sehingga dapat mengurangi pressure
loss, relatif lebih ringan sehingga mengurangi berat yang signifikan jika
digunakan di atas platform dan juga mempermudah proses pengangkutannya,
tahan terhadap zat yang bersifat reaktif[1].

Gambar 1.1 Pipa komposit GRP[2]

Namun begitu penggunaan pipa komposit pada saat ini masih sangat
sedikit, hal ini terjadi karena ada kendala yang dihadapi dalam perancangan dan
penggunaannya, salah satunya adalah keterbatasan code dan standard yang berisi
aturan perancangan pipa komposit.
Pada tugas sarjana ini akan dilakukan studi perancangan suatu sistem
perpipaan menggunakan pipa komposit GRP yang juga disertai studi kasus
perancangan pipa penyalur yang ada di lapangan migas Pondok Tengah Bekasi
yang digunakan untuk mentransmisikan fluida cair yaitu campuran minyak
mentah (crude oil), well fluid dan fluida gas. Perancangan ini akan mengacu pada
code dan standard yang mengatur sistem perpipaan komposit GRP untuk dunia
migas, yaitu ISOa 14692:2002. Selain itu, perancangan ini juga menggunakan
code dan standard serta spesifikasi lainnya yang sesuai untuk sistem perpipaan
komposit GRP, seperti UKOOAb 1994, APIc 15HR, API RPd 1102 dan lain
sebagainya.
a
International Standard Organization
b
United Kingdom Offshore Operators Association
c
American Petroleum Institute
d
American Petroleum Institute Recommended Practice

2
1.2 Tujuan Studi
Tujuan yang ingin diperoleh dari penulisan tugas sarjana ini adalah:
• Memahami proses perancangan sistem perpipaan komposit beserta code
dan standard-nya

• Mendapatkan rancangan sistem perpipaan GRP onshore untuk transmisi


minyak dan gas yang optimum dan mengacu pada kriteria code dan
standard.

• Mendapatkan verifikasi hasil rancangan yang diperoleh dengan kriteria


yang terdapat dalam code dan standard.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan


Dalam tugas sarjana ini, penulis akan melakukan perancangan sistem
perpipaan onshore yang meliputi verifikasi syarat dimensi, material dan tekanan
internal, perancangan struktur yaitu analisis crossing, analisis statik span, burial
analysis, analisis global buckling dan analisis tegangan pipeline. Data-data
perancangan diambil dari data perancangan onshore pipeline lapangan migas
Pondok Tengah, Bekasi. Pipeline yang akan dirancang adalah liquid dan gas
pipeline dengan ukuran 4”, 6” dan 8” untuk mentransmisikan fluida cair dan gas.
Secara umum perancangan ini mengacu pada desain yang digariskan
dalam ISO 14692, “Petroleum and Natural Gas Industries – Glass-reinforced
Plastics (GRP) Piping”, 2002. Pada perancangan ini juga digunakan Code
tambahan lain sebagai acuan untuk aspek-aspek yang tidak dibahas secara detil
dalam ISO 14692. Perangkat lunak MathCAD 2000 Professional dan CAESAR II
v 4.5 akan digunakan dalam perancangan ini sebagai alat bantu perhitungan dan
analisis.

1.4 Metodologi Perancangan


Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perancangan sistem perpipaan
komposit ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur

3
a) Mengenal dan mempelajari sistem perpipaan onshore beserta
aspek-aspek yang dianalisis dalam perancangan pipeline.
b) Melakukan pengenalan terhadap material komposit, khususnya
Glass Reinforced Plastics (GRP) yang meliputi
pengklasifikasian, sifat-sifat yang khas dan proses
manufakturnya.
c) Mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan
perancangan sistem GRP pipeline.
d) Mengenal standard ISO 14692 serta mempelajari penerapan
aturan-aturan dalam standard tersebut pada proses perancangan
onshore pipeline.
e) Pengumpulan data dan informasi tambahan mengenai material
komposit GRP dan pipa komposit GRP melalui situs-situs di
internet.
f) Pengumpulan data survey lapangan migas Pondok Tengah bagian
well fluids dan gas pipeline ukuran 4”, 6”, 8” serta crude pipeline
ukuran 8”.
g) Mempelajari software MathCAD 2000 Professional dan CAESAR
II V 4.5 serta penerapan software ini sebagai alat bantu
perhitungan dan analisis dalam perancangan sistem perpipaan.
2. Membuat flowchart perancangan onshore pipeline menggunakan pipa
komposit GRP berdasarkan code dan standard yang sudah dipelajari.
3. Melakukan penghitungan dan analisis perancangan berdasarkan code
dan standard yang ada.
4. Melakukan diskusi-diskusi rutin dengan dosen pembimbing dan
konsultan ahli untuk meminta saran dan bimbingan yang bisa
menyempurnakan hasil analisis.

1.5 Sistematika Penulisan


Pembahasan dalam tugas sarjana ini dibagi dalam enam bab dengan
sistematika penulisan yang akan dijelaskan sebagai berikut.

4
Bab I Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang perancangan,
tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, metodologi perancangan dan
sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka, berisi rangkuman tentang pengenalan material
komposit secara umum, pipa komposit GRP, code dan standard yang digunakan
dalam perancangan onshore pipeline menggunakan pipa berbahan komposit GRP,
metodologi perancangannya serta teori dan konsep dasar yang mendukung
analisis pada tugas sarjana ini.
Bab III Data Perancangan GRP Pipeline, berisi data perancangan yang
diambil dari data Fasilitas Produksi Proyek Pengembangan Lapangan Pondok
Tengah dan data-data yang diperlukan untuk analisis perancangan, seperti data
operasional, lingkungan dan data dari produsen pipa tentang performa pipa yang
akan digunakan.
Bab IV dan Bab V Analisis dan Perhitungan, berisi tentang proses
perhitungan perancangan dan hasil analisis perancangan sistem pipa berdasarkan
code dan standard yang dipakai, meliputi verifikasi tekanan internal dan syarat
dimensi, analisis statik span, burial analysis, perancangan crossing, analisis
tegangan, fleksibilitas, buckling dan elektrostatik.
Bab VI Kesimpulan dan Saran, yang akan merangkum semua hasil
perancangan beserta saran-saran yang dapat digunakan untuk pengembangan lebih
lanjut.

Das könnte Ihnen auch gefallen