Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1, MARET 20 15: 14 -2 4
Abstract: The aim of this research is to know the factors which contribute to the ILO. This research
method using correlation design with cross sectional study conducted by observation using observa-
tion sheet. The sampling technique used was accidental sampling. The research sample is 20 respon-
dents. The research was conducted at the “Kanjuruhan” Hospital Kepanjen, Malang district, in May to
July 2013. The results of the study conducted by researchers showed that these three factors are age,
complications of the disease and wound care techniques contribute to determine the occurrence of
surgical site infection (ILO). Through Chi-Square statistical tests with significance (p) <0.05. It was
found that most disease complicating factors contribute to the value X2
ta bX2l
co u n t (8.571)> e (3,841) and
significance (0.003) < (0.05) hence Ho is rejected and H1 is accepted, so that it can be concluded that
all three factors and complications of the disease are most contribute
Keywords: surgical site infection, age, disease complications, wound care techniques
Abs trak: Tujuan penelitian yaitu mengetahui faktor yang berkontribusi t erjadinya ILO. Metode
penelitian ini menggunakan desain korel asional dengan pendekatan cross sectional s tudy yang
dilakukan dengan teknik observasi menggunakan lembar observasi. Teknik sampling yang digunakan
adalah accidental sampling. Besar sampel penelitian 20 orang responden. Penelitian dilaksanakan di
RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang pada bulan Mei hingga Juli 2013. Hasil penelitian
yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa ketiga faktor yaitu usia, komplikasi penyakit dan teknik
perawatan luka berkontribusi menentukan terjadinya infeksi luka operasi (IlO). Melalui uji statistik
Chi -Square dengan signif ikansi (p) < 0.05. Didapatkan faktor komplikasi penyakit yang paling
berkontribusi dengan nilai X2
htait b
u ne gl (3,841)
(8,571) >dan
X2 signifikansi (0,003) < (0,05) maka Ho
ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor berkontribusi dan faktor
komplikasi penyakit paling berkontribusi.
Kata kunci: infeksi luka operasi, usia, komplikasi penyakit, teknik perawatan luka
PEN DAHULUAN kanker ova rium, kanker tuba falopii, kanker uterus,
proses pembeda han karena berba ga i indikasi kanker
Berbagai macam penyakit yang memerlukan hati, kanker lambung, kanker kolon, ka nker
sehingga pasien harus dilakukan tindakan operasi. kandung kemih, kehamilan ektopik, mioma uteri,
Pembedaha n atau operasi ada lah semua tindakan peritonitis dan pankre as (Deala y, 2005 da lam
pengoba tan ya ng menggunakan cara invasif Gruendemann, 2005).
dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh melalui Lapadinding
rotomiabdominal
merupakan midline atau flank
penyayata untuk
n operasi
yang akan dita ngani. Salah satu dari berbagai melakukan visualisasi organ di dalam abdominal.
macam tindakan pembedahan adalah Laparotomi L ap ar otomi dilaku kan di situs line as alba
yang merupakan suatu tindakan sayatan (insisi) (medianus), paramedianus dan flank. Setelah
melalui dinding perut atau abdomen (Samsi, C. bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan
1999 dalam Gruendema nn, 2005) . Tindakan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan
laparotomi biasa dipertimbangka n atas indikasi dan penjahitan luka (Sjamsuhidrajat & Jong, 1997).
apendiksitis, hernia,
14 kista ovarium, kanker servis, Pada pembedahan
14 la parotomi membutuhkan
pISSN 2443-1125 insisi
eISSN 2442-6873
Sandy, Infeksi Luka Operasi pada pasien post operasi la parotomy
pada dinding abdominal yang cukup lebar sehingga 2013 didapatkan bahwa mulai bulan Januari sampai
beresiko untuk terjadinya infeksi, terutama infeksi Desember 2012 terdapat 120 tindakan laparotomi,
luka operasi paska pembedahan. dan 5% diantaranya mengalami ILO.
Infeksi Luka O perasi (ILO )Walaupun
merupa ka penyebab
n pasti ILO sulit ditentukan,
infeksi yang terjadi ketika mikroorganisme dari namun penyeba bnya sering dikaitkan dengan flora
kulit, bagian tubuh lain atau lingkungan masuk mikr oba dan pa sien, petugas bedah, teknik
kedalam insisi yang terjadi dalam waktu 30 hari pembedaha n, lingkungan, dan faktor pa sien
dan jika a da implant terjadi 1 (satu) tahun paska sebaga i pejamu (Gruendemann, 2005). Hasil dari
opera si ya ng dita nda i denga n a da nya pus, penelitian sebelumnya menemukan dua faktor
inflamasi, bengkak, nyeridan rasa panas (Awad ya ng memega ng per a nan p enting da la m
et al, 2009 dalam PP Hipkabi,memengaruhi
2010). kejadian infeksi luka operasi, yaitu
ILO menjadi penyulit yafaktor
ng serius pada
endogen dan eksogen. Fa ktor endogen
pembedahan karena ILO menjadi sumber utama merupakan faktor yang ada di dala m penderita
morbiditas pasca operasi dan menimbulkan infeksi sendiri seperti umur, jenis kelamin, penyakit
nosokomia l da la m jumla h be rma kna s erta predisposisi ILO, dan operasi dahulu sedangkan
mer upa kan masalah per awa tan kesehatan di faktor eksogen merupakan faktor di luar penderita,
rumah sakit seluruh dunia. Infeksi luka pascabedah seperti lama penderita dirawat di rumah sakit,
mengena i paling sedikit 920.000 orang dari 23 juta tingkat kebersihan luka, kepatuhan melaksa nakan
pasien yang menjalani pembedahan setiap tahun teknik aseptik, lama operasi, dan jumlah personil
di Amerika Serikat (H aley et al, 1985 dalam di kamar operasi, dan perawa ta n luka pasca
Gr ue nde man, 2 005) . Perkir aa n 27 juta operasi (Anton, 2006).
pembedahan ya ng dilakuka n setiap ta hun di Ditinja u da ri segi usia, maka usia la njut
Amerika Serikat da n ternyata 290.000 pasien berka itan dengan banyak perubahan struktural dan
mengalami ILO dan 8000 pasien meninggal karena fungsional yang menyebabkan kulit dan jaringan
infeksi. subkutis lebih rentan terhadap infeksi. Faktor
Kasus infeksi nosokomialpenyakit penyerta
di Indonesia yaitu pada pasien, seperti Diabetes
pada 10 RSU pendidikan, cukup tinggi yaitu Melitus, TBC, HIV/AIDS, kanker dan lainnya
6–16% dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010. sangat berpera n menentukan terjadinya infeksi
Infeksi nosokomial paling umum terjadi adalah karena menurunnya imunitas dari tubuh seseorang
infeksi luka opera si (ILO). H asil penelitia n sehingga menurunkan respon tubuh terha da p
terdahulu menunjukkan bahwa angka kejadian infeksi. Sedangkan aspek perawatan luka paska
ILO pada rumah sakit di Indonesia bervariasi operasi sangat menentukan terjadinya infeksi luka
a nta r a 2– 18% dar i ke seluru han pr osedur opera si, sehingga diper lukan ketepa ta n ser ta
pembedahan. Ini dibuktikan pa da penelitian di kepatuhan melaksa nakan prosedur perawatan
RSUP Haji Adam Malik Medan bulan April s/d luka operasi. Tim bedah menja lanka n proses
September 2010, dari jumlah sampel 534 pasien, pekerjaa n ela bor asi rumit yang memer luka n
diperoleh angka prevalensi ILO sebesar 5,6% perhatian pada rincian-rincian kecil, termasuk
dengan kelompok usia terbesar pada usia lebih dari pr insip penc ega han inf eksi. Up aya untuk
65 tahun yaitu 33,3% (Dharshini J., 2010). Di sisi mempertahankan tingkat aseptik yang disyaratkan
lain, tindakan pembedahan la parotomi semakin memang merupakan tantangan ketika menghadapi
meningkat dari tahun ke tahun. masalah pertumbuhan mikroorganisme yang cepat
dan tidak
Ha sil survey D epartemen terlihat,RI,
Kesehatan reservoir mikroorganisme, dan
didapatkan bahwa kasus laparotomi meningkat dari ru te penu la r an ya ng komp le ks. Pe ra wa t
162 pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada tahun perioperatif berperan penting dalam pencegahan
2006, dan 1.281 kasus pada tahun 2007. Studi ILO, terutama memperha tikan teknik aseptik yang
pendahulua n ya ng peneliti lakuka n di RSUD sesuai dengan prosedur (Arif dan Kumala S.,
Kanjuruhan KepanjenpISSN pada tanggal
2443-1125 06 2442-6873
eISSN Februari 2009). 15
JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1 , NO. 1, MARET 20 15: 14 -2 4
luka responden post operasi Laparotomi yang dan faktor teknik perawatan luka. Dari ketiganya
dilakukan pada perawatan luka pada hari ke-3). ma sing-masing dica ri frekuensi berdasa rka n
Sedangkan Definisi operasional Infeksi Luka jumlah responden secara keseluruhan kemudian
Operasi (ILO) a dalah hasil observasi keadaan luka dipersentasekan. Setelah itu dari masing-masing
re sponden post oper a si la pa rotomi ya ng faktor dihubungkan dengan Infeksi Luka Operasi
menga lami infeksi yang dilakuka n pada sa at (IL O) da n ditentuka n mana yang pa ling
setelah pembukaan balutan pada hari ke-7 yang berkontribusi terjadinya infeksi luka post operasi.
ditandai secara fisik dan sistemik Untuk penilaian Infeksi Luka Operasi (ILO) sendiri
Tempat yang digunakanyaituuntuk
daripenelitian
masing-masing kr iteria infeksi ya ng
ini adalah Ruang Diponegoro, Ruang Brawijaya, terjadi dan diobservasi pada hari ke-7 pada check-
Poli Beda h da n Poli K a ndunga n RSUD list penilaian Ya apabila terdapat tanda infeksi
Ka njuruha n Ke panjen K abu paten M ala ng. tersebut dan Tidak apabila tidak terdapat tanda
Sedangkan waktu Penelitia n dilaksanakan pada infeksi tersebut. Kemudian diberi penilaian infeksi
tanggal 11 Mei–13 Juli 2013. luka operasi sebagai berikut: Ya = 1, Tida k = 0,
Pada penelitian ini mengguna ka n =2 0–7,
Total skor jenis dan dibuat interpretasi Infeksi
instrumen, yaitu dengan menggunaka n lemba r apabila skor 2–7 dan Non Infeksi bila skor < 2.
observasi berupa c he ck list dan wawa nca ra Data dianalisis menggunakan uji analisis Chi
berupa kuesioner. Lembar observasi digunakan Kuadrat dengan signifikansi 0,05. Pengambilan
untuk memperoleh da ta va ria bel independen kesimpulan sebagai berikut : Ho ditolak jika nilai
mengenai fa ktor perawatan luka yaitu dengan p < 0,05 dan Ho diterima jika nilai p 0,05.
mengobservasi teknik perawatan luka, selain itu
Masing-masing variabel dalam penelitian ini
le mba r obser vasi ju ga digu naka n untuk
memperoleh data pada variabel dependen yaitu
menggunaka n skala nominal dan masing-masing
Infe ksi L uka Op era si (IL O) . Seda ngka n faktor tersebut diujikan denga n analisis Chi
kuesioner digunakan untuk memperoleh da ta Kuadrat dan dicari apakah ada hubungan dengan
variabel independen mengenai faktor usia dan juga keja dian Infeksi Luka Operasi (ILO) baik faktor
faktor komplikasi penyakit. Dikata kan infeksi usia, komplikasi p enya kit ma upu n teknik
apabila diketahui dari hasil observasi berupa tanda- perawatan luka serta ditentukan dari ketiga faktor
tanda seperti berikut. Pada hari ke-7 tanda-tanda terse but, setelah itu da ta dikelompokka n
infeksi yang didapatkan pa da observasi luka berdasarkan faktor eksogen dan faktor endogen
dianta ranya , eritema, tepi luka a ka n ter lihat da n ditentuka n f a ktor ma na yang pa ling
bengkak dan meradang, tepi luka belum menutup, berkontribusi menentukan terjadinya infeksi luka
pada drainase atau juga pada luka terdapat purulen
operasi antara faktor eksogen dan endogen.
yang berba u, terdapat nyeri teka n, pada ta nda
sistemik pasien mengalami demam serta terjadinya
Leukositosis yaitu peningkatan sel darah putih HASIL PENELITIAN
(Normal dewasa 5.000–10.000/mm3). Berdasarkan kriteria sampel, didapa tkan
jumla h re sponden sebanyak 20 orang. Da ri
keseluruha n jumla h responden tersebut dipilah
Pengumpulan da ta pa da pe nelitia n ini
berda sa rka n usia da n juga dic ar i bebera pa
menggunakan metode observasi dan wawancara.
responden yang memiliki komplikasi penyakit yang
Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan teknik
mempengaruhi terjadinya Infeksi Luka Operasi
perawatan luka dan keadaan infeksi luka pada
(ILO).
pa sie n po st ope ra si lap ar otomi di RSUD Data umum penelitian ini meliputi karakteristik
Kanjuruhan Kepanjen Malang. responden berda sa r usia, tingkat pendidika n,
Da la m penelitia n ini dila kuka n a nalisis
pekerjaan, dan jenis opera si.
deskriptif dan Analisis Inferensial (Uji Signifikan).
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh data sebagian
Dengan membuat masing-masing tabel frekuensi besar adala h pa sien berusia 20–30 tahun dan
berdasarkan faktor usia, faktor
pISSN komplikasi
2443-1125 penyakit
eISSN 2442-6873 17
JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1 , NO. 1, MARET 20 15: 14 -2 4
Tabel 6. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan lokasi tempat penelitian infeksi
Infeksi Luka Operasi
Kategori Lokasi Tidak Infeksi Infeksi Total %
Jumlah % Jumlah %
Ruan g Perawatan (Brawijaya dan
7 35 3 15 10 50
D iponegoro)
Poli Bedah dan Poli Kandungan 3 15 7 35 10 50
T otal 10 50 10 50 20 100
Tabel 7. Tabulasi silang Infeksi Luka Operasi (ILO) berdasarkan faktor umur
Inf eksi
T otal
Umur T id ak Infe ksi Inf eksi
Ju mlah % Ju mlah % Ju mlah %
20-55 ta hun 7 35 2 10 9 45
> 55 tahun 3 15 8 40 11 55
Total 10 50 10 50 20 100
Tabel 8. Tabulasi silang Infeksi Luka Operasi (ILO) berdasarkan penyakit komplikasi
Tabel 9. Tabulasi silang Infeksi Luka Operasi (ILO) berdasarkan teknik perawatan luka
In fe ksi L uk a O pe rasi
T ek nik Per awatan L uk a T idak In fek si Infe k si T otal %
Jum lah % Jumlah %
K ur ang - - - - - -
C ukup 1 5 6 30 7 35
B aik 9 45 4 20 13 65
T ota l 10 50 10 50 20 100
Tabel 10. Tabulasi silang Infeksi Luka Operasi (ILO) berdasarkan teknik perawatan luka
diruang perawatan (Ruang Diponegoro dan Ruang Brawijaya)
Infeksi Luka Operasi
Teknik Perawa tan Luka Tidak Infeksi Infeksi Total %
Jumlah % Jumlah %
Kurang - - - - - -
Cukup 1 10 2 2 0 3 30
Baik 6 60 1 1 0 7 70
Total 7 70 3 3 0 10 100
Tabel 11. Tabulasi silang Infeksi Luka Operasi (ILO) berdasarkan teknik perawatan luka
di IRJ (Poli Bedah dan Poli Kandungan)
ta bula si sila ng. Ta bel 7 menunjukkan pada orang (10%) mengalami infeksi. Kelompok
responden dengan umur 20–40 tahun, sebagian responden dengan teknik perawatan luka kategori
besar tidak mengalami infeksi sebanyak 7 orang cuku p, seba gian b esar mengala mi inf eksi,
(35%), dan sebanyak 2 orang (10%) mengalami sebanyak 2 orang (20%), dan sebanyak 1 orang
infeksi. Sedangkan Responden dengan umur lebih (10%) tidak mengalami infeksi.
dari 55 tahun sebagian besar mengalami infeksi, Sedangka n Tabel 11 menunjukka n pada
sebanyak 8 orang (40%), dan sebanya k 3 orang kelompok responden di rua ng jalan (Poli Bedah
(15%) tidak mengalami infeksi. dan Poli Kandungan) dengan teknik perawatan
Ta be l 8 menu nju kkan luka
pa dakategori
kelompok
baik, sebagian besar tidak mengalami
responden tidak dengan penya kit komplika si, infeksi, sebanyak 3 orang (30%), dan sebanyak 2
sebagian besa r tidak mengala mi luka infeksi, orang (20%) mengalami infeksi. Kelompok
sebanyak 10 orang (50%), dan sebanyak 4 orang responden dengan teknik perawatan luka kategori
(20 %) me ngala mi luka infe ksi. Ke lompok cuku p, seba gian b esar mengala mi inf eksi,
responden dengan penyakit komplikasi mengalami sebanyak 4 orang (40%), dan sebanyak 1 orang
luka infeksi, sebanyak 6 orang (30%), dan tidak (10%) tidak mengalami infeksi.
terdapat responden dengan penyakit komplikasi Kejadian Infeksi terutama terjadi pada pasien
yang tidak mengalami luka infeksi. di Poli ketika observasi (60%) dan di Rawat inap
Pada Tabel 9 menunjukkan(30%).padaHalkelompok
ini bisa ditentukan karena berbaga i
responden dengan teknik perawatan luka kategori faktor ketika pasien di rumah ya ng menja di
baik, sebagian besa r tidak mengala mi infeksi, penyebab terjadinya infeksi luka operasi (ILO).
sebanyak 9 orang (45%), dan sebanya k 4 orang Selanjutnya hasil dari uji Chi-square, anta ra
(20%) mengalami infeksi. Kelompok responden umur dengan ILO diperoleh nilai X2 hi t un g sebesar
dengan teknik perawatan luka kategori cukup, 7,773 denga n signifika nsi (p) sebesa r 0,021
seba gian besar mengalami infeksi, sebanyak 6 (signifikansi (p) <0.05). Kemudian dida patkan
orang (30%), dan sebanyak 1 ora ng (5%) tidak X2 t a be l dengan = 0,05 dan derajat beba s = 2,
mengalami infeksi. Namun da lam hal ini kejadian sebesar 5,991. La ngkah berikutnya dilakukan
infeksi tersebut dapat dibedakan menjadi dua perbandingan, dimana dapat diketahui ba hwa
berdasarkan tempat observasi perawatan luka dan X2 t adab rielX2(5,991) dan
hi t un g (7,773) lebih besar
kejadian infeksi yaitu di ruang perawatan (Ruang signifikansi (0,021) lebih kecil daripada (0,05)
Diponegoro dan Ruang Brawijaya) serta Rawat sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
Jalan (Poli Bedah dan Poli Kandunga n). hubungan (korelasi) yang signifikan antara Umur
Ta bel 1 0 menunjukka ndengan
pada kelompok
Infeksi Luka Operasi (ILO) yang dialami
responden diruang perawatan (Ruang Diponegoro responden.
dan Ruang Brawijaya) dengan teknik perawatan Kemudian antara penyakit komplikasi dengan
luka kategori baik, seba gian besar tidak mengalami Infeksi Luka Operasi (ILO) diperoleh nilai X2 hi t un g
infeksi, sebanyak 6 orang (60%), dan sebanyak 1 sebesar 8,571 dengan signifikansi (p) sebesar 0,003
20 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873
Sandy, Infeksi Luka Operasi pada pasien post operasi la parotomy
re siko te rkena inf eksi, se makin p ender ita komplikasi penyakit juga mengalami infeksi luka
mengalami komplikasi penyakit maka resiko infeksioperasi (ILO) sebanyak 4 responden. Hal ini
semakin tinggi. dimungkinkan disebabkan oleh faktor lain yang
Menurut Perry & Potter berkontribusi
2005, pada pasien
menentukan terjadinya infeksi luka
denga n D ia betes M ellitus terjadi hamba ta n operasi (ILO) seperti faktor usia, faktor perawatan
terhadap sekresi insulin aka n menga kiba tkan luka dan faktor lainnya yang tidak diteliti oleh
peningkatan gula da rah, nutrisi tidak dapat masuk peneliti.
ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi Hubunga n anta ra faktor teknik pera wa tan
luka dengan Infeksi Luka Opera rasi (ILO) di
penurunan protein-kalori tubuh yang berakibat
RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang.
rentan terhadap infeksi. Pasien dengan operasi
Hasil penelitian menunjukka n ba hwa dari 20
usus, jika ia juga memiliki penyakit lain seperti TBC,
responden, pa da kelompok responden dengan
DM, Anemia, malnutrisi dan lain-la in maka
teknik perawatan luka ka tegori ba ik, sebagian
penyakit-penyakit tersebut tentu saja amat sangat
besa r tida k me nga la mi infeksi. Kelompok
berpengaruh terha dap daya tahan tubuh sehingga
responden dengan teknik perawatan luka kategori
akan mengganggu pr oses penyembuhan luka
cuku p, seba gian b esar mengala mi inf eksi.
operasi. Penyakit kronik, penyakit melema hkan
Sedangkan hasil uji Chi-Square untuk menganalisa
mungkin menyebabkan peningkatan ILO dengan
hubunga n atau korelasi anta ra faktor teknik
menurunkan resistensi pejamu. Dahulu Diabetes
pera watan luka denga n Infeksi L uka Oper asi
dianggap sebagai factor resiko penting bagi ILO,
(ILO) diperoleh ha sil yang signifikan dia ntara
tetap i da ta ya ng ada sa a t ini tidak da pa t
keduanya. Ha l tersebut sejala n dengan teori,
menunjukkan ada nya korelasi yang bermakna .
menurut Wysocki (1989) dalam (Potter & Perry,
Data dari The National Research Council Study
(1964) memperlihatkan bahwa, apabila faktor 2005). Sesuai prosedur pengga ntian balut luka
resiko lain misalnya usia dikontrol, maka tidak ada a dala h prose dur per aw a ta n luka denga n
perb edaa n angka ILO pa sca oper atif ya ng mengganti balutan yang telah kotor atau sudah
bermakna antara pasien Diabetes dan pasien lain. waktunya untuk diganti yang baru. Tindakan di
Sedangkan pada pasien yang memiliki komplikasi atas bertujuan mencegah infeksi, mempercepat
lebih dari satu penyakit predisposisi kemungkinan penyembuha n dan memberika n rasa nyaman pada
terjadinya infeksi pun sangat tinggi (Gruendemann, pasien. Semakin baik perawatan luka dilakukan
2005). Menurut peneliti, faktor komplikasi penyakit maka infeksi luka operasi (ILO) bisa dikendalikan.
pada pasien sangat menentukan terja dinya infeksi Penderita pasca operasi secara rutin dilakukan
luka operasi terutama pada pasien dengan Diabe- perawatan luka post operasi dan diganti balutannya
tes Mellitus yang akan sangat rentan sekali karena di bangsal. Setelah kita cuci tangan dan memakai
terjadinya penurunan proses penyembuhan luka proteksi diri, kasa balut luka harus disemprot dulu
akibat produksi insulin yang menurun. Selain itu dengan alkohol 70% untuk meminimalkan resiko
penyakit dengan virus atau bakteri seperti TBC penularan infeksi. Balut dibuka dengan peralatan
atau pneumonia juga menentukan terjadinya yang steril sec ara perlaha n, kemudian luka
penyembuha n luka karena adanya pencemaran dibersihkan, termasuk bekas darah yang baik untuk
luka khususnya luka operasi akibat virus tersebut. per tumbuha n kuman. Penutupa n teta p sesuai
seda ngkan pada pasien dengan anemia terjadi dengan persyar atan aseptic. Menurut peneliti
kekuranga n oksigen dan za t-za t nutrisi yang teknik perawatan luka juga menentukan terjadinya
seha rusnya diedarkan oleh sel dar ah mera h, infksi luka operasi. Semakin baik perawatan luka
akibatnya berpengaruh pada proses penyembuhan dilakukan ma ka kemungkinan terjadinya Infeksi
luka tersebu t. Ke mudia n sema kin sema kin Luka O pera si (ILO ) sema kin ke cil, te ta pi
beragam komplikasi yang dialami maka infeksi lukaseba liknya sema kin bur uk per aw ata n luka
operasi kemungkinannya sangat tinggi. Namun dilakukan sema kin tinggi kemungkinan terjadinya
dalam kenyataannya pasien
22 yang tidak memiliki Infeksi Luka OperapISSN si (ILO). Perawa
2443-1125 eISSN tan luka
2442-6873
JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1 , NO. 1, MARET 20 15: 14 -2 4
Sandy, Infeksi Luka Operasi pada pasien post operasi la parotomy
a cua nbada
yang ik lam
pun uha parus
ya sesua
meningkatka
i dengan n dastanndar Kanjuruhan
Ari f Muttaqin Kepanjen
dan Kumal Kabupaten
a Sari. Malang yaitu
2009. Asuhan
operasional yangnditetapkan
mengembangka ilmu keperawa masing-masing
tan, da n rumah
juga Keperawatan Perioperatif . Jakarta: Salemba
hi t ung sebesarnilai X2 dengan signifikansi (p)
8,571
sakit. Penderita
sebaga i pedomayang n untuk
telah dioperasi,
lebih mengoptimalkan
seharusnya Medika. sebesar 0,003.
2–3 har i kemudian
pencegahan ter jadinya diganti
Infeksibalutannya
Luka Opera, kecuasi li ArTerdapat
ikunto, S. 2006. Pr
hubungan osedur Penel
(korelasi) serta iti an Suatu
kontribusi
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
apabilaDalam
(ILO). sebelumnya
hal inisudah
tidak kotor
hanyaolehmemandang
darah, sekret
dari yang signifikan antar a fa ktor teknik perawatan
Gr uandem ann, Barbar a J . 2005. Keperawat an
luka faktor
satu atau kontaminasi
penyebab infeksi dari luarlukaseperti
operasi,airtetapi
kotor luka dengan terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO)
Perioperatif Volume 1. Terjemahan Oleh Brahm
maupun
dari debu, makayang
faktor-faktor segeralaindiganti.
supayaNamun luka pada
infeksidalam pa sien post operasi
Pendit.Kepanjen
Kanjuruhan JakartaKabupaten
Laparotomi di RSUD
: EGC. Malang yaitu
kenyataannya
oper a si (IL O) jugabisa
ditemukan
diminima 4 responden
lka n a ngka dengan Jeyamohan,
nilai X2 Dharshini. 2010. Angka Prevalensi Infeksi
perawatan luka baik tetapi mengalami Infeksi Luka
kejadiannya. Nosokomial Pada Pasien
hi t ung sebesar Luka Operasi
5,495 dengan Pasca
signifikansi (p)
Operasi (ILO), hal ini dimungkinkan Peneliti selanjutnya
disebabkan diharapkanBedah menggunakan
Di Bagian Bedah sebesar Di 0,019.
Rumah Sakit Umum
responden
oleh faktoryang lebih yang
penyebab banyak lain,dandiantaranya
waktu penelitian
faktor Faktor
Pusat HajiendogenAdam meliputi
Malik, MedanpenyaDarikit komplikasi
Bulan April
ya ng lebih lama . Selain itu diharapkan
usia, faktor komplikasi penyakit dan faktor-faktor untuk Sampai
memberikan September
pengaruh 2010.
palingUniversitas
besar Sumatera
daripada umur
meneliti
ya ng tidak faktor lain yang
diteliti berkontribusi
peneliti terjadinya
seperti nutrisi Utara
ata u dan teknik perawatan luka terhadap terjadinya
infeksi lukaluka
operasi seperti Potter and
(nutrisi da n teknik Infeksi Perry.O2005.
Luka Fundamental
per asi (ILO) ka Keperawatan.
rena memiliki
kebersihan sewaktu di rumah.
Terjemahan oleh Diah Nur,dkk. Jakarta: EGC.
aseptik di kamar opera si) Infeksi
serta luka operasi (I LO)
menggunakan X2hi lebih banyak
t un gpaling
PP Hipkabi. 2009.besar Bukuyaitu 8,571dengan
Kumpulan Materisignifikansi
Pelatihan
mikrobiologi untuk
terja di di Instalasi Rawatmemperkuat hasil.
Jalan yaitu terutama (p) sebesar 0,003.
Manajemen Kamar Bedah. Jakarta : Hipkabi Press
pada Poli bedah dan Poli kandunga n. Hal ini Saran
Jakartapenelitian bagi rumah sakit perlu adanya
disebabkan karena banyak faktor dari luar rumah
DAFTAR PUSTAKA
sakit dan berbagai keadaan ketika pasien berada
per
PP Hipkabi.nga
kemba 2010. n Buku
per enc ana a n Materi
Kumpulan kep eraPelatihan
w ata n
di rumah seperti halnya kebersihan
Anton.luka sewaModel
2006. ktu khususnya
Regresi LogistikManajemen mengena
untuk Kejadian i p era wa tan luka
Kamar Bedah. Jakarta : Hipkabi ya ngPress
di rumah. Selain itu kejadian infeksi yang terjadi
Infeks i Luka Operasi Nosokomial. Bogor: disesuaikan
Jakarta dengan teori atau standar yang telah
ketika pasien masih berada di Ruang Perawatan
Fakultas FMIPA IPB. Skripsi
yaitu fa ktor eksogen yang meliputi te knik tidak dipublikasikan. ditentukan.
Sjamsuhidayat SertaR, Wimmeningka
de Jong.tkan mutu
2004. danAjar
Buku standart
Ilmu
perawatan luka dan endogen yang meliputi umur operasional prosedur khususnya Bedah Edisi 2. Jakarta:
untuk EGC.
perawatan
dan penyakit komplikasi memiliki korelasi yang luka sebagai upaya mengoptimalkan pencegahan
signifikan dengan Infeksi Luka Operasi (ILO)
pada pasien post operasi Laparotomi di RSUD terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO).
Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Faktor Bagi perawat ruang diponegoro Perlu a danya
endogen meliputi penyakit komplikasi memberikan peningkatan pelayanan dalam hal perawatan luka
pengaruh paling besar daripada umur dan teknik
perawatan luka terhadap terjadinya Infeksi Luka dan mengikuti berdasarkan standart perawatan
Operasi (ILO) karena memiliki X2 luka yang ada. Selain itu juga memandang dan
meminimalkan faktor-faktor penyebab infeksi yang
lain untuk lebih meminimalkan kejadian infeksi luka
operasi. Dan diperlukan supervisi yang ketat dari
kepala ruang untuk
hi tu ngpaling besarmengawasi pelaksanaan teknik
yaitu 8,571. perawatan luka.
Bagi perawat Ruang Brawijaya, perlu adanya
PENU TU P peningkatan mutu pelayanan dalam hal perawatan
Terdapat hubungan (korelasi) luka.sertaDalam pera wa tan luka sebaiknya sesuai
kontribusi
yang signifika n a nta r a f aktor usia denga n standa rt yang diteta pkan di ruma h sakit, serta
terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien memberi obat pada luka tersebut dan tidak hanya
post operasi Laparotomi di RSUD Ka njuruhan
ditutup dengan kassa steril saja.
Kepanjen Kabupaten Malang yaitu nilai X2 Bagi Per a wa t di Poli Beda h da n Poli
sebesar 7, 773 denga n signifika nsi (p) perlu
Kandungan sebesardiberlakuka nnya peningkatan
hi t un g