Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Nike Arsita
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga
ABSTRACT
State Electricity Company (PLN) is the company that lobbies for supplying electric
power in Indonesia, the management system is used based on quality and customer
satisfaction oriented. While at PT PLN (Persero) Rayon Gedangan there are still
complaints from customers, such as outages disorder in which the report is submitted
through the call center 123 which indicates that the quality of electricity distribution PT
PLN is still unsatisfactory customers. PT Haleyora Powerindo is the subsidiary of PT PLN
(Persero) designated as the vendor of PT PLN (Persero) Rayon Gedangan in implementing
unit and networks.
The purpose of this study is to provide the proposed service improvements in the
electricity distribution network disturbances PT PLN (Persero) Rayon Gedangan using Six
Sigma DMAIC method. This study used descriptive qualitative approach with multiple
steps of data collection, both primary data and secondary data. The result showed that
inthe process of distribution of the electrical network, there are five types of interference
into key CTQ, the disruption of substation, the disruption of JTM, the disruption of
distribution substations, the disruption of JTR, and the disruption of APP. Performance of
PT PLN (Persero) Rayon Gedangan is above the industry average in Indonesia, which is
indicated by sigma value of 4.34. Based on the Pareto Chart known the most dominant
type of disorders. Using Cause and Effect Diagram can be found factors that cause the
defect and seek alternative priority improvements to reduce process failures by using
calculations FMEA (Failure Modes and Effects Analysis), so that after the plan of
improvements to the service improvement process applied to the electricity distribution
network disturbances expected to achieve zero defects.
Keywods: Six Sigma, defect, DMAIC, DPMO, sigma value, CTQ, Pareto Chart, Cause and
Effect Diagram, FMEA.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian Indonesia,
karena selain digunakan secara luas oleh masyarakat terutama untuk keperluan
penerangan, listrik juga merupakan salah satu sumber energi utama bagi sektor industri.
Di dalam penyediaan tenaga listrik, dapat dibedakan secara jelas tiga proses
penyampaian tenaga listrik, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi yang dapat
dianggap sebagai produksi atau pembuatan, pengangkutan, dan penjualan eceran
tenaga listrik (Arismunandar, 1995).
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan perusahaan yang mengusahakan
pengadaan tenaga listrik di Indonesia, sistem manajemen digunakan berbasis mutu dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Sedangkan di PT PLN masih ada keluhan dari
pelanggan, seperti gangguan listrik dimana laporan disampaikan baik melalui loket
pengaduan maupun call center 123 bahwa kualitas kinerja perbaikan gangguan listrik PT
PLN masih kurang memuaskan pelanggannya.
PT Haleyora Powerindo merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) yang
ditunjuk sebagai vendor PT PLN (Persero) Rayon Gedangan dalam pelaksana unit
gangguan dan jaringan. Pelaksanaan outsourcing pelayanan teknik pada distribusi
tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan kinerja SAIDI dalam hal percepatan waktu
penanganan gangguan, kinerja SAIFI dalam hal memperkecil jumlah terjadinya
gangguan, dan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP).
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Berkaitan
dengan konsep kualitas, yang akan dikemukakan pandangan Tjiptono (1996:21). Six
Sigma adalah proses terfokus dan metodologi data yang ditujukan untuk penghapusan
defect di semua proses yang penting untuk pelanggan (Antony et al., 2004). Metodologi
Six Sigma terkenal dengan patokan target minimum 3.4 Defects per Million Opportunities
(DPMO), Metode define, measure, analyze, improve, control (DMAIC) dalam Six Sigma
digunakan dalam perbaikan desain produk atau jasa yang membawa peningkatan
kesuskesan tersendiri bagi industri jasa (Linderman et al., 2003).
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dilakukan dalam hal perbaikan
kualitas pelayanan perbaikan gangguan jaringan distribusi listrik di PT PLN (Persero)
Rayon Gedangan, menggunakan metode DMAIC Six Sigma dengan harapan dapat
meningkatkan kualitas perbaikan gangguan jaringan disitribusi listrik dengan mengurangi
terjadinya defect sehingga peningkatan kualitas kinerja dan pelayanan dapat tercapai.
1.3TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan analisis perbaikan pada unit
gangguan jaringan distribusi listrik menggunakan metode DMAIC Six Sigma.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kualitas
2.1.1 Definisi Kualitas
Menurut American society for Quality Control, kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri
dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten (Lupiyoadi,
2001:144).
2.1.5 Defect
Brue (2002) meyatakan cacat (defect) ialah ciri yang dapat diukur dari suatu
proses atau output-nya yang tidak berada di dalam batas-batas yang dapat diterima
pelanggan, yakni tidak sesuai dengan spesifikasi. Sedangkan menurut Gryna (2001)
defect merupakan ketidakterpenuhinya kegunaan sesuai yang diisyaratkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.1
Tahapan Penelitian
8
BAB IV
PEMBAHASAN
c. Misi:
1. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan pelayanan yang
tepat waktu dan handal.
2. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kinerja yang
aman, nyaman, dan menghargai kontribusi.
3. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha
yang menguntungkan dan terus bertumbuh.
4. Berkomitmen untuk memberikan kontribusi postif berperilaku
transparan dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan,
termasuk masyarakat.
penurun tegangan menjadi tegangan menengah. 20 kV. Setelah tenaga listrik disalurkan
melalui jaringan tegangan menengah, kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya
dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 Volt,
kemudian disalurkan melalui jaringan tegangan rendah untuk selanjutnya disalurkan ke
rumah-rumah pelanggan (konsumen) melalui sambungan rumah.
Tabel 4.1
Jumlah Gangguan Distribusi Listrik Bulan September 2014 – Agustus 2015
di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan
Jumlah
Periode Jumlah Pelanggan
Gangguan
September 2014 97.104 882
Oktober 2014 97.799 1.152
November 2014 98.383 1.396
Desember 2014 98.846 1.355
Januari 2015 99.370 1.696
Februari 2015 99.693 1.206
Maret 2015 100.080 1.303
April 2015 100.527 1.087
Mei 2015 100.933 1.210
Juni 2015 101.331 725
Juli 2015 101.792 511
Agustus 2015 102.278 850
Total 13.373
Sumber: Data intern perusahaan yang telah diolah.
Tabel 4.3
Kapabilitas Sigma dan DPMO dari Proses Distribusi Jaringan Listrik
Periode Jumlah Jumlah CTQ DPO DPMO SIGMA
Pelangga Ganggua
n n
13
Tabel 4.4
Cara Memperkirakan Kapabilitas Proses Distribusi Jaringan Listrik
Langka Tindakan Persamaan Hasil
h Perhitungan
1. Proses apa yang Anda ingin ketahui? _____ Distribusi Listrik
2. Berapa banyak unit produk yang _____ 1.198.136
diperiksa?
3. Berapa banyak unit produk yang gagal _____ 13.373
atau cacat?
4. Hitung tingkat cacat (kegagalan) = (langkah 3) / 0,01116
berdasarkan pada tingkat 3 (langkah 2)
5. Tentukan banyaknya CTQ potensial = banyaknya 5
yang dapat mengakibatkan cacat karakteristik
(kegagalan) CTQ
6. Hitung peluang tingkat cacat per satu = (langkah 4) / 0,00223
juta kesempatan (DPMO) (langkah 5)
7. Hitung kemungkinan cacat (kegagalan) = (langkah 6) x 2230
per karakteristik CTQ 1.000.000
8. Konversi DPMO (langkah 7) ke dalam _____ 4,34
nilai sigma
9. Buat kesimpulan _____ Kapabilitas sigma
adalah 4,34.
Sumber: Data intern perusahaan yang telah diolah.
14
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa DPMO pada proses distribusi listrik selama
bulan September 2014 – Agustus 2015, memiliki nilai DPMO sebesar 2.230 dan
nilai sigma sebesar 4,34. Nilai DPMO sebesar 2.230 dapat diinterpretasikan bahwa
dari satu juta kesempatan pada proses distribusi listrik terdapat 2.230
kemungkina terjadinya listrik padam, sedangkan nilai sigma memiliki rata-rata
sebesar 4,34 akan tetapi dari tabel perhitungan nilai sigma terlihat bahwa masih
banyak nilai sigma yang berada dibawah nilai sigma rata-rata. Apabila dilihat dari
pencapaian level sigma, dapat dikatakan bahwa tingkat pencapaian kualitas
distribusi jaringan listrik sudah cukup baik, akan tetapi untuk menjadi perusahaan
yang lebih kompetitif maka pencapaian level sigma tersebut harus ditingkatkan
hingga mendekati level kesempurnaan 6σ.
Jenis cacat karena gangguan JTM merupakan jenis cacat yang paling sering
terjadi pada proses distribusi listrik. Diagram Cause and Effect untuk jenis cacat
JTM dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Tabel 4.5
Prioritas Alternatif Perbaikan oleh PT PLN (Persero) Rayon Gedangan
No RPN Rencana Tindakan Perbaikan
.
1. 189 Memberikan penerangan bahwa ada galian PLN.
2. 126 Memberitahu bahwa ada jaringan PLN agar pelanggan berhati-hati.
3. 45 Mengadakan diklat untuk para teknisi agar lebih handal.
4. 24 Memberikan selebaran pada saat pelanggan selesai melakukan proses
administrasi migrasi listrik.
Sumber: Data intern perusahaan yang telah diolah.
Tabel 4.6
Prioritas Alternatif Perbaikan oleh Vendor PT Haleyora Powerindo
No RPN Rencana Tindakan Perbaikan
.
1. 189 Melakukan penggantian material JTM yang sudah usang.
2. 162 Melakukan penggantian material, dan pemilihan komponen SUTM dan
SKTM dengam mutu baik.
3. 63 Melakukan penebangan rutin dan pemasangan pemasangan recloser
untuk mengamankan sistem dari arus lebih karena petir
4. 27 Melakukan pengecekan secara rutin terhadap material SUTM dan SKTM
sehingga segera diketahui bila ada kerusakan.
5. 21 Melakukan penggantian material APP dan SR yang sudah usang.
6. 16 Melakukan pengecekan secara rutin terhadap material APP dan SR
sehingga segera diketahui bila ada kerusakan.
7. 7 Melakukan penggantian material, pemilihan komponen APP dan MCB yang
baik.
Sumber: Data intern perusahaan yang telah diolah.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pada bab IV telah dilakukan perancangan perbaikan kualitas layanan perbaikan
gangguan distribusi jaringan listrik pada PT PLN (Persero) Rayon Gedangan dengan
menggunakan metode DMAIC Six Sigma, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada tahap define dilakukan pernyataan masalah, pernyataan tujuan, dan
menidentifikasi proses distribusi listrik dan pihak-pihak internal-eksternal yang
terlibat dalam SIPOC.
2. Pada tahap measure dilakukan identifikasi CTQ, dimana telah ditentukan 5 CTQ
pada penelitian ini yang sangat berpengaruh pada proses distribusi jaringan
listrik, yaitu gangguan gardu induk, gangguan JTM, gangguan gardu distribusi,
gangguan JTR, dan gangguan APP. Pada tahap ini juga dilakukan pengukuran
baseline kinerja dari proses distribusi jaringan listrik pada bulan September 2014
– Agustus 2015 dengan menghitung nilai DPMO dan nilai sigma, serta dilakukan
analisis kapabilitas sigma yang merupakan rata-rata DPMO proses distribusi
jaringan listrik pada bulan September 2014 sampai bulan Agustus 2015 yaitu
2.230 DPMO dengan nilai 4,34 sigma.
3. Pada tahap analyze dilakukan pemilihan CTQ dominan penyebab masalah
menggunakan diagram pareto dan pengidentifikasian akar penyebab masalah
dengan menggunakan diagram cause and effect.
4. Pada tahap improve dilakukan pengidentifikasian alternatif perbaikan
menggunakan FMEA yang disusun berdasarkan nilai RPN tertinggi.
5. Pada tahap control dilakukan pengontrolan aktivitas untuk mencegah kesalahan
yang lama terulang kembali, yaitu dengan pengendalian material yang lebih baik,
inspeksi ROW dan konstruksi serta proses pemeliharaan yang lebih baik.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis ingin memberikan
saran kepada perusahaan dan peneliti lain yang akan melakukan penelitian dibidang
yang sama:
1. PT PLN Rayon Gedangan dapat memberikan pengarahan dan pengetahuan
kepada PT Haleyora Powerindo mengenai manfaat dan keuntungan penggunaan
metode DMAIC Six Sigma dalam upaya peningkatan kualitas kinerja unit
perbaikan layanan gangguan dan jaringan.
2. Penyebab gangguan jaringan distribusi listrik sebaiknya dapat diketahui tindakan
korektif yang paling tepat penanganannya sehingga tidak terlalu banyak
merugikan pelanggan atau PLN.
3. PT PLN (Persero) Rayon Gedangan dapat melaksanakan usulan perbaikan yang
telah diajukan secara berkala dan berkelanjutan, yaitu dengan pemeriksaan
20
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W. 1995. Teknologi Rekayasa Surya. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Brue G. 2002. Six Sigma for Managers. Cetakan ke-3. Jakarta : Penerbit Canary.
Besterfield. 2003. Total Quality Management. 3rd edition. United States of America:
Pearson-Prentice Hall.
Foster, S. Thomas. 2013. Managing Quality: Integrating The Supply Chain. Fifth Edition.
New Jersey: Pearson Education, Inc.
Gasperz. 2002. Pedoman Implementasi Program Six Sigma-Terintegrasi dengan ISO
9001:2000, MBQNA, dan HACCP. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Gijo, E.V., Antony, J., Hernandez, J., and Scaria, J. 2013. Reducing patient waiting time in a
pathology department using the Six Sigma methodology, Leadership in Health
Services. Vol. 26 No. 4, pp. 253-267.
Gyrna, Frank M. 2001. Quality Planning and Analysis. Fourth Edition. New York: McGraw-
Hill.
Kaner C. 1996. Quality cost analysis: Benefits and risks. Software QA, 3, 1.
Prashar, A. 2014. Adoption of Six Sigma DMAIC to reduce cost of poor quality,
International Journal of Productivity and Performance Management. Vol. 63 No. 1,
pp. 103-126.
Rambat Lupiyoadi, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktik), Jakarta:
Salemba Empat.
Rohmah, Nike Nikmatur. 2013. Analisis Kualitas Proses Produksi Botol Aquash Freiss 600
ML dengan Metode DMAIC Six Sigma pada PT IGLAS (Persero) Gresik. Skripsi.
Surabaya: Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
Sundari, Siti Nuraini. 2010. Evaluasi Penggunaan Metode Six Sigma Untuk Mereduksi
Tingkat Defect Produk Pupuk ZA (Ammonium Sulphate) Pada PT Pertokimia Gresik.
Skripsi. Surabaya: Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
Tjiptono, F. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.