Sie sind auf Seite 1von 42

BAB I

BUKTI AUDIT DAN PROGRAM AUDIT

A. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien telah
disajikan secara wajar. Sebelum menyatakan pendapat auditor harus memperoleh bahan bukti
yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Tujuan
audit dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu :
1. Memahami lingkungan klien
 Memahami bisnis dan industri klien
Dalam memahami bisnis dan industri klien secara efektif audit mensyaratkan bahwa
auditor harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bisnis klien dan industri nya.
Memahami bisnis dan industri klien memungkinkan auditor untuk memusatkan perhatiannya
pada daerah – daerah risiko audit yang tinggi. Risiko audit didefinisikan sebagai risiko bahwa
auditor mungkin tanpa sadar gagal untuk memodifikasi pendapatnya tentang laporan
keuangan yang salah saji material. Beberapa daerah risiko tertentu yang dapat diidentifikasi
sifat bisnis dari klien adalah sebagai berikut :
- Persaingan dalam industri.
Ini disebut juga dengan industri sangat kompetitif. Dalam hal ini perusahaan mungkin
tertekan karena untuk mempertahankan pertumbuhan laba.
- Penurunan industri.
Industri penerbangan menderita selama tahun 1990-an yang mengakibatkan derigulasi
dan permintaan menurun.
- Kapasitas menganggur
Perusahaan atau seluruh industri (baja, misalnya tahun 1980-an) pengalaman kapasitas
menganggur disebabkan karena permintaan menurun, meningkatnya persaingan dari impor,
atau beberapa kombinasi dari faktor.
- Pihak terkait
Sebuah pihak terkait dalam kontek audit adalah orang atau badan yang memiliki potensi
untuk mempengaruhi audite dan untuk mencegah audite dari hasil sebenarnya untuk mengejar
kepentingan sendiri.

1
 Memahami sistem pengendalian internal
Selain melakukan bisnis dan analisis industri, auditor juga menilai kemungkinan
kesalahan pernyataan atau penipuan bahan keuangan dengan mempelajari dan mengevaluasi
sistem pengendalian akuntansi internal. Dalam mempelajari pengendalian internal, auditor
harus memperoleh pemahaman tentang setiap elemen dari sistem. Tiga kategori
pengendalaian internal diantaranya :
- Mengidentifikasi jenis saji potential
- Mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji material
- Desain pengujian substantif (transaksi dan saldo)
b. Transaksi audit dan saldo
Setelah memahaman tentang bisnis, industri dan sistem pengendalian internal, auditor
dapat melanjutkan dengan pemeriksaan transaksi dan saldo. Gambar 4.1 merangkum
pembahasan berikut dan menyediakan kerangka kerja untuk prosedur audit dengan berbagai
bentuk bukti audit dan tujuan audit. Sedangkan bukti audit merupakan fungsi dari tujuan audit
dan prosedur audit tergantung pada sifat dan jumlah bukti yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan audit tertentu dan prosedur audit harus mengalir secara logis dari tujuan audit.

Gambar 4.1 Tujuan, bukti dan prosedur audit

Tujuan audit
Memahami lingkungan klien-tujuan perencanaan audit
Memahami bisnis dan industri
Memahami pengendalian akuntansi internal klien
Mengidentifikasi jenis saji potential
Mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji
material
Audit transaksi dan saldo-tujuan audit substantif
Keberadaan atau keterjadiannya (salah saji karena komisi)
Kelengkapan (salah saji karena peninggalan)
Hak dan kewajiban
Penilaian alokasi
Penyajian dan pengungkapan

2
Bukti audit
Fisik
Konfirmasi
Dokumenter
Matematis
Analisis
Mendengar
Kecukupan
Kompeten
Valid dan relevan

Prosedur audit (contoh)


Amati inventarisasi
Konfirmasi piutang
Menjamin penambahan aktiva tetap
Hitung bungan yang masih harus dibayar
Hitung laba kotor dengan tahun sebelumnya
Menanyakan kewajiban kontijensi

Tujuan dan prosedur audit tidak selalu berhubungan satu per satu. Beberapa dari
prosedur audit mempunyai berbagai macam tujuan sedangkan dalam aplikasi audit lainnya,
kombinasi prosedur mungkin diperlukan untuk memenuhi satu tujuan audit. Pengujian audit
substantif terdiri dari bukti pemeriksaan yang membuktikan item yang muncul dalam laporan
keuangan.
Lima pernyataan manejemen spesifik telah diidentifikasi oleh profesi audit yang
diperlukan dalam rangka mendukung kewajaran penyajian keuangan :
a. Keberadaan atau keterjadiaanya
Asersi tentang keberadaan atau terjadinya behubungan dengan apakah aktiva atau utang
perusahaan benar - benar ada pada tanggal neraca dan transaksi – transaksi yang tercatat telah
benar – benar terjadi selama periode tertentu. Keberadaan suatu aktiva tidak hanya dilihat dari
wujud fisiknya saja, seperti kas, persediaan dan aktiva tetap namun ada juga yang tidak ada
wujud fisiknya, misalnya piutang dan utang usaha. Dana piutang usaha harus benar – benar
ada pada tanggal neraca.

3
b. Kelengkapannya
Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah transaksi dan akun yang
seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah memasukkan semua. Auditor sangat
memperhatikan terhadap asersi kelengkapan ini dalam kaitannya untuk menentukan
kemungkinan adanya penyajian komponen laporan keuangan yang kurang dari yang
seharusnya dengan menghilangkan sesuatu atau transaksi yang seharusnya ada.
c. Hak dan Kewajiban
Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva tersebut benar –
benar milik perusahaan dan semua utang adalah benar – benar kewajiban perusahaan pada
tanggal neraca. Asersi ini menyatakan bahwa maajemen secara inplisit menyatakan bahwa
piutang dan aktiva – aktiva lainnya yang dilaporkan pada neraca benar – benar milik
perusahaan dan utang – utang yang dilaporkan pada neraca benar – benar kewajiban
perusahaan secara sah. Dengan demikian asesi ini hanya berkaitan dengan komponen –
komponen neraca khususnya aktiva dan hutang.
d. Penilaian atau Alokasi
Asersi penilaian atau alokasi berkaitan dengan ketepatan metode penilaian maupun
pengalokasian yang digunakan oleh perusahaan serta kebenaran perhitungannya.
e. Penyajian dan pengungkapan
Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah masing –
masing komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan, dijelaskan dan diungkapkan
dengan benar. Dalam hal penyajian piutang harus benar – benar menampakkan piutang yang
dapat direalisasikan dalam arti setiap kemungkinan tidak tertagihnya piutang harus sudah
diperhitungkan melalui pembentukan rekening penyisihan piutang. Hal – hal yang menyagkut
piutang secara signifikan harus dijelaskan(diungkapkan).

B. KARAKTERISTIK BUKTI AUDIT


1. Bukti Faktual VS Bukti Inferensial
Bukti audit adalah segala informasi yang berisi fakta – fakta dan kesimpulan yang
disajikan dalam laporan keuangan yang mempengaruhi pikiran auditor dan sebagai dasar
untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

4
Bukti faktual adalah bukti langsung dan umumnya dianggap lebih kuat dari bukti
inferensial. Pengamatan persediaan untuk memastikan keberadaan itu adalah contoh dari bukti
faktual. Dengan memeriksa persediaan, auditor dapat menyimpulkan secara langsung bahwa
itu ada. Bukti inferensial sebaliknya bukan bukti langsung dan tidak dapat dijadikan sebagai
kesimpulan langsung. Mencatat apa jumlah yang berlebihan dari item persediaan tertentu,
misalnya dapat menyebabkan auditor untuk menduga bahwa persediaan usang. Ini adalah
bukti inferensial.
2. Data Akuntansi yang Mendasari dan Informasi Penguat
Bukti audit yang mengandung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua
informasi penguat yang tersedia bagi auditor. Jurnal, buku besar, buku besar pembantu, dan
buku pedoman akuntansi yang berkaitan serta catatan seperti lembaran kerja (work sheet)
dan spread sheat yang mengandung alokasi biaya, penghitungan, dan rekonsiliasi
keseluruhannya merupakan bukti yang mengandung laporan keuangan. Data akuntansi ini
seringkali dapatkan dalam bentuk elektronik.
Bukti audit penguat meliputi baik informasi tertulis maupun elektronik seperti cek,
faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi dan representasi tertulis dari pihak yang
mengetahui, informasi yang diperoleh auditor melalui permintaan keterangan pengamatan,
inpeksi dan pemeriksaan fisik serta informsi lain yang dikembangkan oleh atau tersedia bagi
auditor yang memungkinkannya menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang kuat.
Tipe Bukti Audit Data Akuntansi :
- Pengendalian Intern
- Catatan Akuntansi
Tipe Bukti Audit Informasi Penguat :
- Bukti fisik
- Bukti Dokumenter
- Perhitungan
- Bukti Lisan
- Perbandingan dan Rasio
- Bukti dari Spesialis

5
3. Kecukupan dan Bukti Kompeten
Bukti harus cukup baik dan kompeten. Bukti yang cukup adalah bukti yang cukup untuk
mendukung opini auditor terhadap laporan keuangan. Kecukupan adalah masalah penilaian
audit, dan biasanya didasarkan pada materialitas dan kecukupan yang ada sistem
pengendalian internal.
Semakin kuat kebijakan sistem pengendalian internal dan prosedur yaitu, data akuntansi
lebih handal akan dihasilkan oleh sistem itu. Dengan kondisi tersebut auditor dapat
memeriksa sejumlah transaksi kecil atau tes menghitung proporsi kecil dari persediaan
daripada di bawah kondisi pengendalian internal yang lemah.
Bukti yang kompeten adalah bukti yang bersifat valid dan relevan. Validitas merupakan
fungsi dari tiga kualitas, yaitu :
1. Independensi dan kompetensi sumber dari siapa bukti itu diperoleh.
Bukti yang diperoleh dari sumber eksternal (ex: konfirmasi saldo rekening nasabah)
memiliki validitas lebih besar dari yang diperoleh dari sumber internal (ex: klien – penyiapan
dokumennya).
2. Kondisi di mana bukti itu diperoleh.
Sebuah faktur penjualan yang dihasilkan dalam kondisi pengendalian internal yang
memuaskan memiliki validitas lebih besar dari pada di bawah kondisi pengendalian internal
yang lemah.
3. Mencari dimana bukti itu diperoleh.
Bukti yang diperoleh secara langsung oleh auditor (ex: pengamatan persediaan untuk
eksistensi) lebih handal dari yang diperoleh secara tidak langsung (ex: pertanyaan dari
personil klien).
Relevansi berarti bahwa bukti harus berkaitan dengan tujuan audit tertentu. Mengamati
pengambilan persediaan fisik, misalnya memberikan bukti mengenai keberadaan persediaan,
tetapi tidak relevan dengan menentukan kepemilikan.

C. BUKTI AUDIT DAN PROSEDUR AUDIT TERKAIT


Bukti audit diklasifikasi pada 6 tipe, yaitu :
1. Bukti Fisik
2. Bukti yang diperoleh melalui konfirmasi

6
3. Bukti Dokumenter
4. Bukti Matematika
5. Bukti Analitis
6. Bukti desas – desus / Lisan

Faktor yang mempengaruhi kualitas bukti audit :


Kualitas Tujuan
Pengendalian Audit
Internal Relevansi

Validitas
Kecukupan Kompeten
Kualitas Pengendalian
Internal
Eksternal vs Bukti Internal
Materialitas Komponen
Laporan Keuangan Bukti Langsung dan
TidakLangsung

1. Bukti Fisik
Bukti fisik terdiri dari segala sesuatu yang dapat dihitung, diperiksa, dan diamati
merupakan dukungan utama untuk tujuan keberadaan..
Auditor mengamati pengambilan persediaan fisik dari klien. Auditor menguji
penghitungan fisik klien dan membandingkannya dengan jumlah yang tercatat untuk
mendapatkan kepuasan mengenai keberadaan dan kondisi persediaan dicatat.
Mengamati fungsi sistem pengendalian internal adalah contoh lebih lanjut untuk
memperoleh bukti fisik. Pengamatan pengendalian internal diterapkan sebelum pengujian
substantif sebagai dasar untuk menentukan sifat, waktu, dan ruang lingkup pengujian yang
akan diterapkan dalam suatu situasi. Luasnya penghitungan uji persediaan, misalnya,
merupakan fungsi dari kualitas pengendalian internal atas pembelian dan persediaan.
Pemeriksaan fisik adalah suatu pemeriksaan langsung atas aset yang berwujud, seperti
persediaan (barang, uang kas, kertas berharga), seperti saham (wesel tagih, aset tetap
berwujud), seperti bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan kantor. Pemeriksaan fisik
adalah untuk memeriksa kuantitas, deskripsi, kondisi dan kualitas dari aset yang diperiksa.

7
2. Bukti Konfirmasi
Bukti konfirmasi terdiri dari memperoleh bukti dari keberadaan, kepemilikan atau
penilaian langsung dari pihak ketiga eksternal untuk klien. Dalam konfirmasi piutang klien di
bawah arahan auditor biasanya mengirimkan salinan klien yang disiapkan pernyataan
pelanggan untuk pelanggan dan meminta agar jawaban pelanggan langsung ke auditor
mengenai persetujuan atau ketidaksetujuan dengan keseimbangan yang muncul di pernyataan.
Kekuatan bentuk bukti terletak pada kenyataan bahwa itu diperoleh secara langsung oleh
auditor dari sumber pihak ketiganya.
Proses konfirmasi adalah sebagai berikut :
a. Informasi dikirimkan ke pihak ketiga yang independen.
b. Pihak ketiga memeriksa akurasi informasi tersebut.
c. Pihak ketiga langsung mengirimkan hasil pemeriksaannya kepada auditor.
3. Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter terdiri dari catatan akuntansi dan semua dokumentasi yang mendasari
mendukung transaksi dan peristiwa yang tercatat dalam catatan tersebut. Beberapa contoh
bukti dokumenter :
a. Buku besar dan jurnal.
b. Kertas kerja pendukung.
c. Pesanan pembeli, permintaan resmi, laporan penerimaan, dan voucher.
d. Pesanan penjualan, faktur penjualan, order pengiriman, bill of lading dan pengiriman
tagihan.
e. Kartu waktu, kartu jam, catatan pendapatan karyawan, dan ringkasan penggajian.
f. Daftar persediaan dan daftar
g. Daftar penerimaan kas, saran remittance, kaset kasir, dan tiket deposito
h. Cek yang dibatalkan dan laporan bank
i. Korespondensi
j. Kontrak
k. Laporan keuangan bulanan
Bukti dokumenter bersifat internal, sebagai kontras dengan bukti yang diperoleh melalui
konfirmasi. Meskipun sifat – sifatn bukti dokumenter lemah, bukti dokumenter memainkan
peran paling penting dalam pelaksanaan audit. Dokumentasi merupakan bagian integral dari

8
apa yang disebut audit trail. Audit trail terdiri dari aliran bukti yang memungkinkan auditor
untuk melacak dan menjamin transaksi dan kejadian dari sumber ke buku besar dan
sebaliknya.
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Menurut sumber dan
tingkat kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor secara
langsung.
b. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien.
c. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien.
Bukti dokumenter antara lain meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening koran
bank, dan bermacam – macam kontrak. Reliabilitas bukti dokumenter tergantung sumber
dokumen, cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu
tingkat kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan
dokumen.
4. Bukti Matematika
Bukti Matematika terdiri dari perhitungan, perhitungan ulang, dan rekonsiliasi yang
dilakukan oleh auditor. Bukti matematika adalah bentuk langsung dari bukti audit, karena
auditor melakukan perhitungan pada data.
Kategori penting dari bukti matematika berkaitan dengan alokasi dan akrual. Contoh
alokasi dan akrual diuji melalui perhitungan atau perhitungan ulang berminat, depresiasi,
pajak, akrual gaji, keuntungan dan atau kerugian pelepasan aset. GAAS mengharuskan
auditor hati – hati mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi yang dikembangkan oleh
manajemen dan menyarankan menggunakan satu atau lebih dari pendekatan berikut :
a. Meninjau dan menguji proses yang digunakan oleh manajemen untuk mengembangkan
estimasi.
b. Mengembangkan harapan independen perkiraan untuk menguatkan kewajaran estimasi
manajemen.
c. Meninjau peristiwa atau transaksi berikutnya terjadi sebelum penyelesaian pekerjaan
yang diajukan.

9
5. Bukti Analitis
Tujuan untuk menerapkan prosedur analitis bukti yang substantif tes informasi
keuangan yang dilakukan dengan mempelajari dan membandingkan hubungan antar data. Ini
juga diterapkan selama tahap perencanaan audit, sebelum menerapkan tubuh utama prosedur
pengujian substantif. Mereka juga harus diterapkan pada akhir pekerjaan lapangan audit
sebagai bagian dari tinjauan audit secara keseluruhan. Selama fase perencanaan tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi area risiko audit tinggi. Ada beberapa hal yang harus dibahas
mengenai bukti analisis ini, diantaranya yaitu :
a. Trend (Horizontal) Analisis
Analisis kecenderungan membutuhkan pemeriksa perubahan data dari waktu ke waktu.
Premis yang mendasari adalah bahwa tren masa lalu dapat diharapkan untuk melanjutkan ke
masa depan kecuali mengubah material. Auditor, misalnya dapat mengamati perubahan
mutlak dalam pendapatan dan beban dari waktu ke waktu, atau mungkin mengamati
perubahan dalam hubungan. Teknik analisis tren lain melibatkan analisis regresi untuk
memprediksi komponen pendapatan dan biaya didasarkan pada hubungan yang diamati.
Sebagai contoh lebih lanjut dari analisis horisontal, auditor dapat membandingkan
sumber pendapatan dan beban dan menyelidiki sumber-sumber baru dan penghapusan sumber
sebelumnya. Sumber pendapatan dan beban lain-lain dapat bervariasi dari tahun ke tahun.
Investigasi perubahan ini, bersama – sama dengan perbandingan jumlah, mungkin satu –
satunya prosedur yang diterapkan untuk akun tersebut. Jika jumlah tidak berubah secara
material sehubungan dengan komponen laporan laba rugi lainnya dan jika sumber adalah
sama dengan tahun sebelumnya, auditor dapat menyimpulkan dengan benar bahwa
pendapatan dan biaya lain – lain disajikan secara wajar.
b. Ukuran umum (Vertikal) Analisis
Laporan keuangan ukuran umum mengungkapkan semua komponen sebagai persentase
dari dasar umum. Pada neraca, misalnya, jumlah aset dapat dinyatakan sebagai persentase dari
total aset. Komponen laporan laba rugi biasanya dinyatakan sebagai persentase dari penjualan.
Sebagai contoh analisis vertikal, auditor setelah menyiapkan satu set laporan keuangan
mungkin memutuskan untuk mengembangkan harapan auditor dengan menganalisis
hubungan antara data dalam periode yang diaudit. Beberapa saldo laporan keuangan
tergantung pada transaksi atau keseimbangan lainnya. Pendapatan lainnya dan beban, dikenal

10
memiliki hubungan yang masuk akal untuk penjualan atau biaya penjualan dapat juga
dianalisis. Kelas – kelas tertentu dari biaya gaji misalnya serta perbaikan dan pemeliharaan
biaya dan pendapatan dari penjualan mungkin menanggung hubungan tetap untuk biaya
produksi. Prosedur ini dapat diterapkan pada tahap tinjauan keseluruhan audit selama fase
perencanaan.
Sebagai contoh lain dari analisis vertikal, auditor dapat memeriksa laporan kinerja dan
menyelidiki variasi yang signifikan dari anggaran. Sebagian besar perusahaan memiliki sistem
anggaran kontrol dimana anggaran dirumuskan ex ante, dan laporan kinerja membandingkan
jumlah yang dianggarkan dan yang sebenarnya. Dalam menganalisis laporan, entitas tertarik
dalam mengendalikan biaya dan meningkatkan profitabilitas. Jika penjualan telah jatuh
materialitas jauh dari harapan anggaran, misalnya dua kekhawatiran menghadapi auditor.
Pertama, jika produksi tidak dibatasi dalam menghadapi penurunan penjualan, mungkin ada
masalah overstock persediaan dan mungkin usang. Kedua, jika produksi dipotong bank,
volume atau kapasitas varians normal kemungkinan dan auditor harus menentukan bahwa
varians telah dicatat sebagai biaya untuk operasi periode berjalan dan tidak diperlakukan baik
sebagai ditangguhkan dibebankan atau sebagai bagian dari biaya persediaan pada neraca.
Penerapan prosedur analitik ini harus memimpin auditor untuk menemukan sebab dan akibat
dari semua variasi anggaran yang signifikan. Ini adalah contoh lain dari set prosedur analitis
yang diterapkan selama tahap perencanaan audit.

c. Analisis rasio
Analisis rasio ini membandingkan hubungan antara saldo rekening. Meskipun ini adalah
yang paling berguna ketika membandingkan entitas dengan perusahaan lain atau dengan rata
– rata industri, auditor juga harus mengamati perubahan dalam rasio dari waktu ke waktu.
Rasio dapat diklasifikasikan sebagai:
1. Rasio likuiditas, yang merupakan indikator dari kemampuan membayar utang-jangka
pendek perusahaan. Contoh rasio likuiditas adalah rasio lancar dan rasio cepat.
2. Rasio profitabilitas, yang digunakan untuk efisiensi operasi. Contoh rasio profitabilitas
beroperasi margin dan return on asset.

11
3. Rasio leverage, yang menggambarkan fleksibilitas keuangan perusahaan. Persentase
kewajiban jangka panjang terhadap total struktur modal (kewajiban jangka panjang
ditambah ekuitas) dan bunga yang diperoleh adalah contoh rasio leverage.
4. Rasio manajemen aset, yang menunjukkan seberapa efektif manajemen telah
dikendalikan aset operasi. Contoh rasio manajemen aset adalah perputaran persediaan,
rekening perputaran piutang, dan jumlah hari penjualan dalam piutang.
Seperti analisis kecenderungan rasio ini menarik bagi auditor dalam menyoroti
kesalahan/kecurangan. Misalnya, arus kas negatif disertai dengan laba positif mungkin
merupakan hasil dari bisnis yang berkembang dengan investasi besar dalam persediaan dan
piutang, atau mungkin karena pendapatan dinilai terlalu tinggi atau beban dinilai terlalu
rendah dalam upaya untuk menutupi kerugian operasional. Dalam kedua kasus, auditor harus
menentukan alasan untuk hubungan abnormal.
Selain itu, kelemahan dalam likuiditas dan atau memanfaatkan rasio dapat menunjukkan
krisis keuangan. Auditor harus mengevaluasi setiap klien karena kemampuannya untuk
kelangsungan perusahaan (yaitu kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya pada saat
jatuh tempo selama tahun depan) ketika keraguan substansial ada, auditor harus
menambahkan paragraf penjelasan laporan audit.
Perhatikan laporan keuangan komparatif yang disajikan dan persentasenya. Tampilan
4.2 berisi laporan laba rugi komparatif selama periode lima tahun; Tampilan 4.3 berisi neraca
komparatif dari akhir tahun saat ini dan sebelumnya. Dalam Tampilan 4.4 analisis rasio
dijelaskan sebelumnya ditunjukkan untuk Jones Manufacturing, serta untuk pesaing dan untuk
industri. Berdasarkan analisis data ini auditor bisa mengamati sebagai pilihan auditor.
1. Persediaan dan profit margin telah meningkat secara signifikan pada tahun 1999 dan
jauh di atas dari tahun sebelumnya dan rata – rata industri. Kondisi ini mungkin
menunjukkan persediaan dinilai terlalu tinggi dan harga pokok penjualan dinilai terlalu
rendah, dan menyarankan bahwa auditor harus mencurahkan waktu ekstra untuk audit
persediaan.
2. Seperti yang diindikasikan oleh rasio cepat, kas dan piutang lebih kecil dari jumlah
kewajiban lancar. Kondisi ini dapat menyebabkan auditor memiliki keraguan mengenai
kemampuan entitas untuk melanjutkan kelangsungan.

12
Tampilan 4.2 Jones Manufacturing Corporation: Perbandingan Laporan Laba Rugi
(Unaudited) (Audited)
2005 2004 2003 2002 2001
Sales $222,344 100.00% $206,000 100.00% $245,000 100.00% $288,900 100.00% $206,000 100.00%
Cost of Goods Sold 132,680 59.67 145,606 70.68 171,500 70.00 196,452 68.00 203,060 65.00
Gross Profit 89,664 40.33 60,394 29.32 73,500 30.00 92,448 32.00 109,340 35.00
Operating Expenses 26,170 11.77 25,035 12.15 24,556 10.02 23,890 8.27 23,200 7.43
Operating income 63,494 28.56 35,359 17.16 48,944 19.98 68,558 23.73 86,140 27.57
Interest Expense 4,426 1.99 3,720 1.81 3,600 1.47 3,450 1.19 3,890 1.25
Net Income before Taxes and 59,068 26.57 31,639 15.36 45,344 18.51 65,108 22.54 82,250 26.33
Extraordinary Items
Income Taxes 5,092 2.29 9,492 4.61 13,603 5.55 19,532 6.76 24,675 7.90
New Income before Extraordinary Items 53,976 24.28 22,147 10.75 31,741 12.96 45,576 15.78 57,575 18.43
Extraordinary Gain (Loss) – Net of Tax 0 0.00 (1,540) -0.75 0 0.00 3,400 1.18 0 0.00
Net Income $ 53,976 24.28% $ 20,607 10.00% $ 31,741 12.96% $ 48,976 10.00% $ 57,575 18.43%

Tampilan 4.3 : Jones Manufacturing Corporation: Perbandingan Persentase Neraca


(Unaudited) (Audited)
12/31/05 Percentage 12/31/05 Percentage
ASET
Aset lancar
Kas dan bank $ 5,321 1.69% $ 12,400 4.56 %
Rekening dan catatan-perdagangan piutang 19,600 6.21 16,700 6.15
Persediaan 44,200 14.00 22,180 8.16
Total aktiva lancar 69,121 21.90 51,280 18.88
Properti, pabrik, dan peralatan:
Tanah 2,000 0.63 2,000 0.74
Bangunan dan peralatan (net) 215,800 68.27 209,000 76.93
Autos dan truk (net) 380 0.12 500 0.18
Properti total, pabrik, dan peralatan 218,180 69.13 211,500 77.85
Investasi dan aset lainnya 28,327 8.97 8,900 3.28
TOTAL ASET 315,628 100.00 271,680 100.00

KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar:
Akun hutang 13,350 4.23 21,540 7.93
Pajak Penghasilan yang terutang 7,900 2.50 1,800 0.66
Lain 6,995 2.22 3,962 1.46
Jumlah kewajiban lancar 28,245 8.95 27,302 10.05
Mortgage wesel bayar 70,600 22.37 74,000 27.24
TOTALKEWAJIBAN 98,845 31.32 101,302 37.29

EKUITAS
Saham biasa:
13.000 saham @ $ 10 par 130,000 41.19 130,000 47.85
Tambahan modal disetor 20,000 6.34 20,000 7.36
Keuntungan diperoleh 66,783 21.16 20,378 7.50
TOTAL EKUITAS 216,783 68.68 170,378 62.71
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS $315,628 100.00% $271,680 100.00%

13
Tampilan 4.4 Jones Manufacturing Corporation: Analisis Rasio
Jones Manufacturing Company B Industry
Average
2005 2004
2005 2005
(unaudited) (audited)
RASIO LIKUIDITAS:
Rasio saat ini
(aktiva lancar / kewajiban lancar) 2.45 1.88 2.25 2.36
Perbandingan cepat
(kas dan piutang / kewajiban lancar) 0.88 1.07 1.15 1.12
LEVERAGE RASIO:
Persentase utang dalam struktur modal
(kewajiban jangka panjang / total LTL + SE) 0.25 0.30 0.35 0.25
Kali Bunga yang diperoleh
(laba bersih sebelum bunga dan pajak / bunga) 14.35 9.51 6.33 7.72
PROFITABILITAS RASIO:
Margin operasi
(laba bersih sebelum pos luar biasa / penjualan) 0.24 0.11 0.09 0.10
Return on Asset
(laba bersih sebelum pos luar biasa / total aktiva) 0.17 0.08 0.07 0.09
RASIO MANAJEMEN ASET:
Perputaran Persediaan
(harga pokok penjualan / persediaan rata-rata) 4.00 6.56 9.00 11.00
Perputaran Piutang
(penjualan kredit / piutang rata piutang) 12.25 12.34 14.00 12.00
Penjualan hari di Piutang
(Omset 360 / piutang) 29.39 29.18 25.71 30.00

d. Prosedur analitis dan asersi kelengkapan


Sebuah komentar terakhir mengenai prosedur analitis berkaitan dengan asersi
kelengkapan. Penerapan prosedur analitis mungkin merupakan cara yang paling efektif untuk
auditor untuk menjadi awalnya dalam menyadari kelalaian materi dari pencatatan akuntansi.
Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu tujuan dari pengujian audit substantif adalah untuk
mendeteksi salah saji dari kelalaian serta salah saji karena komisi. Kelalaian umumnya lebih
sulit dideteksi karena dalam kontrak untuk komisi tidak ada titik awal yang nyaman untuk
menguji hipotesis. Jika tersangka auditor yang piutang yang meningkat (salah saji karena
komisi) konfirmasi rekening yang dipilih dari buku besar pembantu harus mengungkapkan
salah saji yang signifikan. Jika disisi lain sejumlah besar pendapatan penjualan telah tercatat
prosedur analitis dengan mengungkapkan penurunan akan mengarahkan perhatian auditor

14
untuk kemungkinan pendapatan dihilangkan. Dengan tidak adanya prosedur analitis,
kemungkinan untuk mendeteksi jenis ini dari salah saji secara substansial berkurang.
Untuk meringkas prosedur analitis melayani dua fungsi untuk auditor.Pertama, mereka
membantu dalam mendeteksi hubungan yang tidak biasa yang menunjukkan kemungkinan
kesalahan atau kecurangan dalam pencatatan atau klasifikasi data. Daerah ini diberi label
daerah audit berisiko tinggi. Kedua, mereka memungkinkan auditor untuk mengevaluasi
kewajaran transaksi diaudit akhir dan saldo selama tahap tinjauan keseluruhan audit.
6. Bukti Lisan
Bukti Lisan terdiri dari jawaban pertanyaan yang diajukan oleh auditor untuk klien
pribadi. Lisan adalah bentuk terlemah dari bukti audit dan harus lebih lanjut diperkuat.
Namun itu diterapkan secara luas oleh para auditor selama pemeriksaan. Selama penelitian
dan evaluasi terhadap pengendalian internal, misalnya pertanyaan klien auditor mengenai bea
pribadi dan tanggung jawab serta pekerjaan tertentu dari prosedur pengendalian internal.
Selain pertanyaan mengenai pengendalian internal, auditor juga bertanya tentang
kewajiban kontinjensi, persediaan barang usang, barang kiriman, perjanjian, komitmen,
jaminan utang, hubungan istimewa, tindakan ilegal, dan aktivitas berikutnya. seperti prosedur
analitis. Bukti lisan sering menyebabkan auditor ke arah yang memerlukan penyelidikan lebih
lanjut.
Adakalanya pertanyaan – pertanyaan yang disarankan sebagai hasil dari penerapan
prosedur analitik misalnya penurunan yang signifikan dalam perputaran persediaan harus
mengarah pada pertanyaan persediaan dan produksi pegawai mengenai persediaan barang
usang. Demikian pula penurunan perputaran piutang menunjukkan bahwa auditor
mempertanyakan manajer kredit untuk perubahan dalam hal kredit atau adanya piutang tak
tertagih.

Menyimpulkan sejumlah penelitian


Beberapa pengamatan yang dapat dilihat pada tahap ini mengenai berbagai macam
bentuk bukti audit yang dibahas. pertama beberapa bentuk bukti yang lebih dapat diandalkan
daripada yang lain (lihat gambar 4.4) secara fisik, bukti matematik dan konfirmasi misalnya
adalah bentuk langsung dari bukti audit dengan auditor memperoleh bukti langsung melalui
penelitian, perhitungan atau penyelidikan formal pihak ketiga. Dokumenter dan bukti lisan di

15
pihak lain adalah bentuk bukti tidak langsung dan tidak pasti. Seorang harus mencatat bahwa
bukti dokumenter yang dikumpulkan di bawah kontrol internal yang kuat lebih handal dari
yang diperoleh dengan waktu kurang dari seminggu dalam pengendalian internal.
Bukti dokumenter sering menjadi satu – satunya cara yang tersedia untuk auditor untuk
tujuan menentukan valuasi yang tepat atau alokasi. Untuk alasan ini, semua bentuk bukti audit
dianggap signifikan di sebagian besar audit keuangan.
Pengamatan kedua menyangkut bagaimana auditor mengumpulkan bukti dan bentuk
bukti berasumsi. banyak bukti yang dibahas dalam bab ini dapat dikumpulkan oleh komputer.
pengujian dasar persediaan dan ekstensi, buku besar pembantu dan rekening kontrol serta
aplikasi analitis, semua prosedur bisa otomatis dan diperluas dengan bantuan komputer.
Bukti dapat berupa tertulis atau dalam bentuk elektronik. dengan tidak adanya hard
copy, auditor mungkin dapat memeriksa dan menganalisis alat bukti elektronik yang ada
untuk waktu yang singkat. dalam kondisi seperti ini, auditor mungkin perlu untuk
mengumpulkan dan menganalisis bukti pada interval yang sering.

Keandalan Bukti Audit


Paling Diandalkan Kurang Diandalkan

BUKTI FISIK

BUKTI KONFIRMASI

BUKTI
MATEMATIKA

BUKTI ANALITIS

Dokumen internal berdasarkan


kondisi pengendalian internal
yang kuat

Dokumen internal berdasarkan


kondisi pengendalian internal
yang lemah

BUKTI LISAN

16
D. PERENCANAAN AUDIT DAN PROGRAM AUDIT
Standar pertama dari bidang pengerjaan audit suatu negara “Pekerjaan adalah
perencanaan yang baik dan asistennya jika adanya pengawasan yang baik”. Perencanaan audit
dimulai lebih dulu kepada keputusan menerima klien mengenai pengumpulan informasi bisnis
klien, industri dan managemen personil. Sebuah audit program adalah garis besar dari
prosedur untuk melakukan suatu audit dan biasanya digolongkan untuk siklus transaksi.
Sebuah siklus transaksi berisi dari sebuah kelompok dari transaksi yang terkait sangat
mempengaruhi jurnal utama akun buku besar. Dengan memusatkan pada siklus transaksi
dibandingkan hanya memusatkan pada neraca pada penaksiran resiko dan bagian dari
prosedur pemeriksaan, auditor memperoleh kepercayaan lebih besar dari semua pengujian
pada pernyataan managemen yang berisi satu perangkat laporan keuangan. Siklus transaksi
berikut digunakan sebagai kerangka untuk pengujian audit :
1) Siklus Pendapatan
a. Pendapatan penjualan dan saldo account piutang
b. Penerimaan kas dari pelanggan dan saldo kas
2) Siklus Pengeluaran
a. Pembelian, biaya operasi, biaya penyusutan, dan aktiva tetap
b. Pembayaran untuk penjualan dan account utang
c. Gaji
d. Modal saham dan transaksi divident
3) Siklus Pembiayaan dan Investasi
a. Pinjaman dari lain – lain, biaya bunga, dan saldo utang
b. Pinjaman kepada orang lain, pendapatan bunga, dan wesel tagih
c. Perolehan dan penjualan dari aset keuangan
d. Modal dan transaksi dividend

 Pengembangan Program Audit


Sifat, waktu dan luas prosedur audit yang diterapkan (Isi program audit) tergantung
pada hal-hal berikut :

17
a. Studi dan evaluasi pengendalian internal yang ada
Program audit harus mencerminkan kualitas pengendalian internal klien. Oleh karena
itu, studi dan evaluasi pengendalian akuntansi internal harus mendahului pengujian substantif
transaksi dan saldo jika pengumpulan dan evaluasi bukti audit adalah untuk melanjutkan
secara sistematis.
Semakin kuat sistem pengendalian internal, semakin rendah kemungkinan kesalahan
dalam transaksi pengolahan dan kegiatan. Dalam keadaan ini, auditor dapat dibenarkan
mengurangi tingkat pengujian substantif yang seharusnya diperlukan. misalnya jika
pembelian barang sepenuhnya didokumentasikan dan disetujui benar, jika catatan persediaan
perpetual handal dan jika persediaan fisik dengan hati – hati direncanakan dan dilakukan oleh
klien, auditor dapat membatasi jumlah pengujian dan perbandingan persediaan untuk item
utama ditambah beberapa sampel kecil dari sisanya.

EXHIBIT 4.5

18
b. Materialitas transaksi dan saldo
Konsentrasi lebih terhadap sumber daya audit diperlukan untuk kategori yang lebih
signifikan dari transaksi dan saldo. Materialitas dapat didefinisikan sebagai jumlah salah saji
yang akan mempengaruhi keputusan dari pengguna laporan keuangan cukup diberitahu dan
harus berkaitan dengan berbagai langkah yang digunakan oleh para analis keuangan dan
lainnya dalam mengukur suatu likuiditas dan profabilitas entitas.
c. Sifat kegiatan klien
Program audit harus disesuaikan agar memiliki satu ciri karakter yang unit dari entitas
yang diperiksa. Program audit untuk bank komersial misalnya, berbeda secara signifikan
untuk klien manufaktur. Untuk bank, sumber daya yang luas audit terkonsentrasi pada bidang
kredit yang diberikan, cadangan kerugian pinjaman dan tes untuk solvabilitas dan likuiditas.
Ini adalah area resiko audit tertinggi. Dalam audit produksi perhatian lebih dikhususkan untuk
persedian, pembelian, operasi manufaktur dan sistem akuntansi biaya.
Tujuan audit secara keseluruhan yang berkaitan dengan pernyataan eksistensi,
kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian dan pengungkapan yang sama terlepas dari sifat
audit. Subset yang lebih spesifik memiliki tujuan namun harus berhubungan lebih erat dengan
operasi yang unik dari entitas. Dalam memeriksa laporan keuangan bank komersial, misalnya
auditor akan melihat penilaian penegasan sebagai yang paling penting untuk kredit yang
diberikan. Dalam audit klien manufaktur, auditor berkaitan dengan sikap tegas valuasi
terutama untuk persedian dan aset tetap.
d. Biaya manfaat
Beberapa prosedur audit yang mahal untuk diterapkan, Misalnya untuk menggambarkan
persedian audit untuk eksistensi biaya yang terlibat dalam mengunjungi lokasi persedian yang
disimpan dari tempat melebihi biaya mengkonfirmasi keberadaan persediaan melalui
korespondensi langsung dengan kustodian. Meskipun biaya seharusnya tidak menjadi faktor
utama yang membatasi koleksi yang cukup, materi bukti yang kompeten tidak seharusnya
diabaikan. Sebuah pedoman direkomendasikan mengenai aturan biaya manfaat adalah sebagai
berikut : mengenai dua set atau lebih prosedur audit yang masing – masing adalah
memuaskan dalam mencapai tujuan tertentu auditor harus memilih yang paling mahal antara
set tersebut.

19
Program audit perlu dikembangkan mengingat pengendalian internal yang ada,
materialitas saldo dan transaksi, sifat kegiatan entitas, dan biaya harus menjadi factor penentu
ketika tujuan audit dapat diperoleh dengan cara alternatif.

 Dokumentasi Program Audit


Pengamatan akhir sehubungan dengan mengaudit kekhawatiran program dokumentasi.
Kertas kerja audit harus sepenuhnya dokumen proses berfikir yang mengarah ke prosedur
yang terdapat dalam program audit final. Signifikansi khusus adalah dampak dari analisis
resiko audit. Sebaliknya deskripsi kondisi bersama – sama dengan alasan yang mendasar
untuk memodifikasi program harus jelas ditetapkan dalam kertas kerja. Jenis dokumentasi
memberikan bukti efektif bahwa auditor telah dilakukan perawatan karena dalam mekukan
pemeriksaan.

E. KERTAS KERJA AUDIT


Pengumpulan dan evaluasi bukti audit didokumentasikan dalam kertas pemeriksaan.
Kertas kerja audit yang merupakan catatan utama bukti bahwa auditor telah dikumpulkan dan
dievaluasi dalam mendukung opini audit. Kertas kerja audit terdiri dari dua jenis – berkas
kertas kerja permanen dan berkas kertas kerja terkini.
a. Berkas Kertas Kerja
a. Berkas Permanen
Figure 4.5 daftar isi dari berkas kertas kerja audit. Kertas kerja audit memiliki
signifikansi yang sedang berlangsung ditempatkan dalam berkas permanen. Salinan dari
modal perjanjian sewa jangka panjang yang berisi klausal sewa kontingen, misalnya relevan
dengan audit masa depan serta audit tahun berjalan dan akan terkandung dalam berkas
permanent. Salinan kontrak anggaran dasar dan narasi deskripsi kegiatan utama klien adalah
contoh kertas kerja lain yang terkandung dalam berkas permanen. Isi dari berkas permanen
ditinjau dan diperbarui selama pelaksanaan setiap audit tahunan.
b. Berkas Terkini
Kertas kerja audit pendukung periode yang diperiksa diklasifikasikan sebagai kertas
kerja berkas terkini. Neraca saldo kertas kerja dan hasil tes pemeriksaan terdiri dari bagian
utama dari berkas terkini.

20
Working Trial Balance. Titik fokus dari berkas terkini adalah Working Trial Balance.
Exhibit 4.6 menggambarkan neraca saldo. Sebuah kertas kerja disamakan disiapkan untuk
akun laporan laba rugi. Kertas kerja neraca saldo disamakaan pada daftar isi ditemukan pada
awal buku. Setiap baris sesuai dengan “item baris” pada laporan keuangan (Dalam Hal ini
kertas kerja PT. Bold). Huruf atau angka di kolom paling kanan menunjukan lokasi item.

21
Lead Schedule. Exhibit 4.7 Menyajikan Cash Lead Schedule. Dalam kasus pada
12/31/02 bold, inc. Selain daftar rekening Lead Schedule juga merangkum penyesuaian audit
yang mempengaruhi rekening.

22
Supportung Schedule. Supportung Schedule kertas kerja adalah komponen terpenting
dari file terkini. (EXHIBIT 4.8) Menggambarkan telaah kertas kerja penunjang dalam kasus
yang terjadi ini adalah telaah kertas kerja yang berisi rekonsiliasi pada rekening bank bold,
inc. Tes mendasar yang dilakukan oleh auditor bersamaan dengan hasil tes dan kesimpulan
auditor yang terkandung dalam jadwal kertas kerja pendukung. Tes hasil dan kesimpulan yang
merupakan tubuh masalah merupakan alat bukti yang cukup berkompeten yang mendukung
opini auditor terhadap laporan keuangan. Kertas kerja audit yang mendukung adalah sumber
yang paling penting dari bukti itu.

b. Bagaimana Kertas Kerja Audit Saling Berhubungan


Dalam Working Trial Balance itu sendiri kolom pertama dari nomor menunjukkan
sudah diaudit saldo atas Laporan Keuangan tahun sebelumnya saat diambil dari neraca saldo
kerja tahun lalu. Auditor membandingkan saldo tersebut dengan saldo buku besar pada akhir
tahun sebelumnya dalam rangka untuk menentukan bahwa klien memposting semua sudah

23
disepakati atas penyesuaian Audit tahun lalu. Kolom kedua nomor di (EXHIBIT 4.6 pada
12/31/01 mengandung saldo buku besar perusahaan pada akhir tahun belum diaudit. Angka –
angka ini tentu saja adalah nomor yang merupakan subjek audit tahun berjalan.
Kolom penyesuaian mengandung dampak penyesuaian audit atas item baris laporan
keuangan. Rincian mendukung penyesuaian ini dapat dilihat dalam schedule workspaper
(EXHIBIT 4.8) dan juga dalam penyesuaian kertas kerja audit (exhibit 4.9). penyesuaian audit
entri jurnal yang diusulkan oleh auditor kepada klien. Tujuan entri adalah untuk memperbaiki
rekening buku besar dan laporan keuangan yang salah saji material yang ditemukan selama
pemeriksaan. Karena laporan keuangan adalah representasi dari manajemen klien harus
menyetujui penyesuaian sebelum mereka benar – benar diposting ke akun buku besar dan
dimasukkan ke dalam laporan keuanga.
Kolom reklasifikasi berisi reklasifikasi Audit - entri tambahan diperlukan untuk
menjamin presentasi yang tepat dari item dalam laporan keuangan. Saldo kredit yang
signifikan di bidang perdagangan piutang, misalnya harus direklasifikasi sebagai kewajiban
lancar. Demikian pula angsuran saat ini kewajiban jangka panjang jika materi senilai. Karena
akun buku besar bukan karena kekeliruan klien tidak memposting reklasifikasi ke rekening.
Oleh karena itu, mereka akan ditampilkan dalam kolom terpisah dari penyesuaian audit dalam
Working Trial Balance.
Kolom terakhir dari nomor mewakili angka sudah diaudit yang muncul di laporan
keuangan. Angka – angka ini adalah jumlah aljabar dari nomor yang belum diaudit ditambah
atau penyesuaian Audit dikurangi dan reklasifikasi tersebut. Analisis pendukung kewajaran
angka – angka ini dapat ditemukan dalam kertas kerja yang ditunjukkan dalam kolom
referensi kertas kerja.

24
25
c. Pedoman untuk mempersiapkan kertas kerja
Hal yang paling utama diperhatikan sebagai pedoman untuk mempersiapkan kertas
kerja audit adalah pada Jadwal Pendukung (Supporting schedules). Supporting schedules
merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil pemeriksaan, serta
koreksi-koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang
dilaksanakana oleh akuntan (EXHIBIT 4.8).
d. Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit
Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja, Sebagai
Berikut:
- Pembuatan heading.
- Nomor indeks
- Tick marks
- Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta
penelaahan.
e. Tipe Kertas Kerja :
1) Audit program
Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan pengertian audit
program dan prosedur audit. Audit program (program pemeriksaan) merupakan daftar
prosedur pengauditan untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu. Sedangkan Prosedur audit
adalah instruksi terinci untuk mengumpulkan tipe bukti pemeriksaan tertentu yang harus
diperoleh pada saat pemeriksaan. Program pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan
berapa orang yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, serta jadwal pemeriksaan
yang direncanakan.
2) Working Trial Balance
Merupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruh rekening buku besar pada akhir
tahun yang diperiksa dari akhir tahun sebelumnya, koreksi yang diusulkan serta saldo
menurut hasil pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat pula dipisahkan menjadi Working Balance
Sheet dan Working Profit and Loss.
3) Summary of adjusment journal entries
Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journal koreksi yang diusulkan
kepada klien yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung.

26
4) Top Schedules
Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi yang
dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan.
5) Supporting schedules
Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil pemeriksaan, serta
koreksi-koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang
dilaksanakana oleh akuntan.
Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top schedule.
Tahap penyusunan audited financial statment :
- Pembuatan atau pengumpulan daftar pendukung (supporting schedules) sebagai langkah
pengumpulan bukti pemeriksaan.
- Penyusunan daftar utama (lead schedules atau top schedules) dengan cara meringkas
supporting schedules dan summary of adjustment journals entris.
- Meringkas informasi yang tercantum dalam daftar utama dan daftar pendukung ke
dalam Working Trial Balance.
- Menyusun Audited Financial Statements.
c. Susunan kertas kerja audit
- Draft laporan pemeriksaan ( audit report )
- Audited financial statements
- Ringkasan informasi bagi penelaah
- Program pemeriksaan
- Laporan keuangan atau neraca lajur yang dibuat klien
- Ringkasan journal adjustment
- Working trial balance
- Top schedule
- Supporting schedule
d. Pengarsipan kertas kerja audit
Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan tahun
berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun yang
diperiksa.Contoh : Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank, Rincian
piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain (Boynton,dkk).

27
Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami
perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode pengauditan.
Contoh : Akte pendirian, accounting manual (pedoman akuntansi), kontrak-kontrak, notulen
rapat (Boynton,dkk). Tujuan dari permanent file :
- Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.
- Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff yang baru
pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.
- Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.
Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain lain.
e. Kepemilikan kertas kerja audit
Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang disusun
oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk auditor, adalah milik auditor
(akuntan publik); oleh karena itu semua kertas kerja tersebut harus disimpan oleh auditor
dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara teratur sesuai dengan urutan yang logis.
Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia yang menjadi milik
perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan tersebut jangan
sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak yang tidak diinginkan perusahaan.
Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang memperlihatkan
atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut kepada pihak ketiga tanpa
seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau profesi akuntan. Selama melaksanakan
audit, auditor memperoleh sejumlah informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa
informasi tentang gaji karyawan penting (key personels), rencana advertensi, data biaya
produksi dan metode penentuan harga jual produk. Jika auditor membocorkan informasi-
informasi pada pihak ketiga atau kepada karyawan kliennya, maka auditor tersebut dapat
dimintai pertanggung jawabannya atau dituntut ke pengadilan (Boynton,dkk).

28
BAB II
HANLON CASE

A. PROFIL HANLON, Inc


Hanlon, Inc. merupakan pabrik yang memproduksi Komputer PC yang berada di di
Hoopshire, New Hampshire dan kantornya juga berada dilokasi yang sama. Produknya
didistribusikan secara nasional melalui outlet retail seperti Abcess III dan Computer Country.
Hanlon, Inc. telah berdiri selama 7 tahun. Firma anda telah mengaudit Hanlon, Inc.
sejak berdirinya perusahaan tersebut. Berikut adalah laporan keuangan untuk tiga tahun
terakhir beserta data industry dapat dilihat di Exhibit 4.12 dan 4.13.

29
Hanlon adalah pabrik pertama yang memproduksi Komputer PC dan mengalami
pertumbuhan yang signifikan selama 5 tahun pertama eksistensinya.Namun seiring dengan
meningkatnya jumlah perusahaan yang masuk dalam industry tersebut, Hanlon, Inc. mulai
mengalami penurunan.
Pada tahun keenam, Hanlon berjuang untuk mengatasi masalah aliran kas (Cash Flow)
dan terancam mengalami kerugian (Net loss). Hanlon menegosiasikan pinjaman sebesar 1juta
dollar kepada Bank National Hoopshire dan kepada perusahaan terpercaya. Yang sementara
waktu dapat mengatasi masalah keuangannya. Besar bunga pinjaman 10% dan angsuran yang
dibayar 100 ribu dollar pertahun dimulai dari tahun ke 8.

30
B. PERTANYAAN
1. Buatlah laporan keuangan komperatif dengan menambahkan kolom pada Neraca untuk
persentase dari total asset, dan pada laporan laba rugi untuk persentase dari penjualan.
2. Hitunglah rasio-rasio untuk Tahun yang berjalan diatas:
a. Inventory turnover
b. Accounts Receivable Turnover
c. Profit Margin
d. Persentase of long term debt to total capital structure (long-term debt plus
stockholders' equity)
e. Current Ratio
f. Quick Ratio
3. Hitunglah Rata-rata industy :
a. Bandingkan rata-rata industry antara Hanlon, Inc dengan Rata – Rata Industry
b. Bandingkan data tahun ini dengan tahun sebelumnya
c. Faktor Penyebab Perbedaan

31
C. PENYELESAIAN
1. Laporan Keuangan Komperatif Hanlon, Inc

HANLON INC, BALANCE SHEETS


Unaudited Audited Audited
12/31/X7 % 12/31/X6 % 12/31/X5 %
Cash Bank - General $ 4,000 0.14 $ 12,000 0.68 $ 53,000 2.63
Cash Bank - Payrol $ 4,000 0.14 $ 4,000 0.23 $ 8,000 0.40
Kas Kecil $ 500 0.02 $ 500 0.03 $ 500 0.02
Wesel Tagih - Arus $ 8,000 0.28 $ 6,000 0.34 $ 10,000 0.50
Piutang Dagang - Perdagangan $ 300,000 10.45 $ 150,000 8.48 $ 220,000 10.93
Piutang Tak Tertagih $ (12,000) (0.42) $ (12,000) (0.68) $ (15,000) (0.75)
Piutang Bunga $ 600 0.02 $ 400 0.02 $ 500 0.02
Investasi $ 7,000 0.24 $ 2,000 0.11 $ 6,000 0.30
Bahan Baku Dan Persediaan $ 270,000 9.40 $ 80,000 4.52 $ 100,000 4.97
Barang Dalam Proses $ 4,500 0.16 $ 12,000 0.68 $ 30,000 1.49
Persedian Barang Jadi $ 300,000 10.45 $ 180,000 10.17 $ 266,000 13.22
Biaya Dibayar Dimuka $ 8,000 0.28 $ 5,900 0.33 $ 7,800 0.39
Aser Tetap $ 1,620,000 56.41 $ 1,210,000 68.37 $ 1,200,000 59.62
Aset Tak Berwujud $ 350,000 12.19 $ 115,000 6.50 $ 120,000 5.96
Aset Lain $ 7,000 0.24 $ 4,000 0.23 $ 6,000 0.30
Total Asset $ 2,871,600 100 $ 1,769,800 100 $ 2,012,800 100

Wesel Bayar $ 2,000 0.07 $ 7,000 0.40 $ 3,000 0.15


Hutang Dagang $ 199,086 6.93 $ 113,586 6.42 $ 120,000 5.96
Hutang Pajak $ 8,000 0.28 $ 6,000 0.34 $ 20,000 0.99
Kewajiban yang harus dibayar $ 5,600 0.20 $ 6,500 0.37 $ 7,800 0.39
Wesel Bayar Hipotek - Lancar $ 200,000 6.96 $ 200,000 11.30 $ 147,000 7.30
Wesel Bayar 10 % - Current $ 100,000 3.48 0.00 0.00
Wesel Bayar 10 % - Due 19X9 $ 900,000 31.34 0.00 0.00
Wesel Bayar Hipotek 8 % $ 400,000 13.93 $ 520,000 29.38 $ 720,000 35.77
Saham Biasa $ 300,000 10.45 $ 300,000 16.95 $ 300,000 14.90
Tambahan Setoran Modal $ 120,000 4.18 $ 120,000 6.78 $ 120,000 5.96
Laba Ditahan $ 636,714 22.17 $ 496,714 28.07 $ 575,000 28.57
Total Hutang Dan Ekuitas
$ 2,871,400 100 $ 1,769,800 100 $ 2,012,800 100
Pemegang Saham

32
HANLON INC, INCOME STATEMENTS
Unaudited Audited Audited
12/31/X7 % 12/31/X6 % 12/31/X5 %
Penjualan $ 1,800,000 100.00 $ 1,300,000 72.22 $ 2,860,000 158.89

Harga Pokok Penjualan $ 800,000 44.44 $ 620,000 34.44 $ 1,700,000 94.44

Laba Operasi $ 1,000,000 55.56 $ 680,000 37.78 $ 1,160,000 64.44

Biaya Operasi $ 600,000 33.33 $ 488,954 27.16 $ 520,000 28.89

Laba Sebelum Pajak $ 400,000 22.22 $ 191,046 10.61 $ 640,000 35.56

Pajak Pendapatan $ 180,000 10.00 $ 154,332 8.57 $ 250,000 13.89

Pendapatan bersih $ 220,000 12.22 $ 36,714 2.04 $ 390,000 21.67

Laba Ditahan - BOY $ 496,714 27.60 $ 575,000 31.94 $ 300,000 16.67

Total $ 716,714 39.82 $ 611,714 33.98 $ 690,000 38.33

Devidends $ 80,000 4.44 $ 115,000 6.39 $ 115,000 6.39

Laba Ditahan - EOY $ 636,714 35.37 $ 496,714 27.60 $ 575,000 31.94

Rata - Rata Industri :


Inventory Turnover 3.00
Accounts Receivable Turnover 10.00
Profit Margin 5%
Debt Equity Ratio 50 %
Current Ratio 2;1

2. Rasio – rasio untuk Tahun yang berjalan diatas:


Perbandingan Hanlon, Inc dengan Rata-rata industry
Inventory turnover
Inventory turnover diperoleh dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan
rata-rata persediaan.
Cost of Good Sold
Average Inventory

Apabila suatu perusahaan mempunyai rasio perputaran persediaan yang lebih rendah
dibanding ratio rata-rata industrinya, maka hal ini akan menunjukkan adanya persediaan yang
sudah usang atau persediaan terlalu tinggi yang berarti lambatnya penjualan atau terlalu

33
banyaknya persediaan ditangan, sehingga dapat mengurangi kemampuan perusahaan
memperoleh laba.
Tingkat perputaran atau Turn over 1,3x menunjukkan bahwa setiap tahun rata-rata
persediaan Hanlon, Inc. mengalami penurunan atau kurang bisa mengatur perputaran
persediaannya. Sehingga jika dilihat dalam tahun x7 selama 259 hari lebih lambat
perputarannya jika dibandingkan rata-rata industry selama 120 hari atau 3x, jadi bisa
dikatakan bahwa dalam menjual produknya Hanlon, Inc sangat buruk karena terlambat dalam
perputaran persediaannya.
Account Receivable Turnover

Turnover atau ratio antara penjualan dan piutang rata-rata adalah 6,2 menunjukkan
bahwa penagihan piutang kira-kira 6,2 kali dalam satu tahun. Jika dibandingkan dengan rata-
rata industry adalah 10 kali sehingga bisa disimpulkan bahwa Hanlon, Inc. tidak efektif dalam
menagih piutangnya. Ratio 625% menunjukkan bahwa setiap $ 6,25 penjualan maka sebesar $
1,- tidak dapat ditagih sampai akhir tahun tersebut.
Debt to equity Ratio
Ratio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan hutang. Bagi bank, semakin besar ratio ini maka akan semakin menguntungkan,
tetapi bagi pihak perusahaan makin besar ratio ini berarti akan semakin besar resiko yang
ditanggung atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi. Jika dilihat pada perusahaan
Hanlon, Inc ratio debt equity adalah 171,7% dengan rata-rata industry 50%. Dapat
disimpulkan bahwa perusahaan Hanlon, Inc memiliki hutang $1,71 dan modal $1,- sehingga
dengan modal tersebut Hanlon tidak bisa menutupi hutangnya yang jauh lebih besar
dibandingkan modalnya sendiri dengan rata-rata industry hutang $1 dan modal $2.
Current ratio
Ratio lancar menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek,
atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang tersebut dalam jangka pendek. Suatu
perusahaan dengan ratio lancar yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya

34
hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar
yang tidak menguntungkan. Jika dilihat pada Hanlon, Inc. untuk tahun x7 menunjukkan
bahwa dengan rata-rata industry sebesar $2,00 atau 200% sedangkan perusahaan hanya
mempunyai kemampuan untuk melunasi hutangnya sebesar $1,73 atau 173% maka dapat
disimpulkan bahwa Hanlon, Inc. akan mengalami kesulitan untuk membayar hutangnya
sesuai dengan jatuh tempo yang telah disepakati.
Quick ratio
Ratio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya, apakah
cepat atau lambat. Dari hasil rasio cepat yang ada pada Hanlon, Inc. dapat disimpulkan bahwa
perusahaan mempunyai aset lancar inventory sebesar $0,62 untuk melunasi hutang lancar
sebesar $1. Hal ini tidak baik karena perusahan tidak memiliki likuiditas yang baik.
Profit Margin
Dari hasil rasio margin laba pada Hanlon, Inc. dapat disimpulkan bahwa perusahaan
tersebut sangat profitable pada tahun x7 dimana tingkat provitabilitasnya sebesar 12,2% dari
penjualan. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industry sebesar 5%.

3. Perbandingan data tahun ini dengan tahun sebelumnya:

Pada rasio Inventory turnover, rata2 industri adalah 3 atau setiap 120 hari.
pada tahun X5 = 4.29 (atau inventory berputar setiap 85 hari)
pada tahun X6 = 2,28 (atau inventory berputar setiap 158 hari)
pada tahun X7 = 1,3 (atau inventory berputar setiap 259 hari)

Pada ratio account receivable turnover, rata industri adalah 10 atau setiap 36.5 hari
sedangkan Hanlon :
pada tahun X5 = 13.95 (atau collection of account receivable setiap 26 hari)
pada tahun X6 = 9.42 (atau collection of account receivable setiap 38 hari)
pada tahun X7 = 6.25 (atau collection of account receivable setiap 57 hari)

35
Pada profit margin, Hanlon berada di atas rata2 industri kecuali pada tahun X6

Prediksi untuk masa yang akan datang:


1. Profit Margin tahun X7 (unaudited) Hanlon Inc. naik secara signifikan dibanding tahun
X6 (audited). Sedangkan kenaikan sales tidak sebanding dengan kenaikan profit
Hanlon Inc.
2. Total debt lebih besar dibandingkan dengan total equity jika dibandingkan dengan rata
rata industry. Hal ini akan menunjukan likuiditas Hanlon Inc. lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata industry.
3. Perputaran piutang perusahaan pada tahun x7 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata
industri atau bisa dikatakan bahwa Hanlon Inc. tidak efisien dalam menagih piutang
sehingga mengakibatkan adanya piutang yang tidak dapat ditagih.

Faktor-Faktor Penyebab perbedaan Hal tersebut diatas:


1. Untuk Neraca X7 pada Hanlon, Inc. banyak terdapat kesalahan dikarenakan dalam
penyajian laporan keuangan tersebut data-data keuangannya belum diaudit.
2. Hanlon Inc. pada tahun X7 baru saja mendapat pinjaman hutang dari Bank
Internasional sehingga mengakibatkan DER (debt to equity ratio) naik secara
signifikan.
3. Hanlon, Inc. tidak efektif dalam menagih piutangnya jika dibandingkan dengan rata-
rata industry. Hal ini terjadi karena piutang pada tahun X7 dibayarkan setelah 58 hari
(365hari/6,25) dan rata-rata industry menagih piutangnya dalam 36 hari (365hari/10).

PENJELASAN RATIO :
1. Inventory turnover (Perputaran Persediaan)
Perputaran persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh
karena itu, semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola
persediaan. Perputaran persediaan (inventory turnover) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan

36
2. Account Receivable Turnover (Perputaran Piutang)
Perputaran piutang atau account receivable turnover merupakan ukuran efektivitas
pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam
mengelola piutangnya. Piutang berkaitan dengan penjualan kredit, sehingga rumus untuk
menghitung perputaran piutang adalah :
Perputaran piutang = Penjualan Kredit
Rata-rata Piutang
3. Debt to Equity Ratio (Hutang dengan Modal Sendiri)
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara
hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal
sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya
hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Untuk
menghitung debt to equity ratio bisa menggunakan rumus sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio = Total hutang x 100%
Modal
4. Current Ratio
Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas, piutang dagang,
efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang
dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus
dibayar. Rumus current ratio adalah :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
5. Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan
dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa
digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang paling tidak
lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang
terlebih dahulu sebelum menjadi kas. Formulasi untuk menghitung Quick ratio adalah :
Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar

37
6. Profit Margin
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Semakin besar tingkat keuntungan
menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Rumus yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut :
Profit Margin = Laba Kotor x 100%
Penjualan

ANALISIS KASUS HANLON


Jika melihat kondisi ratio keuangan yang ditemukan di perusahaan, Hanlon
mengalami financial distress. Masalah keuangan ini terjadi salah satunya dengan melihat ratio
Account Receivable turnover, dimana :
1. Hanlon tidak efektif dan tidak dapat menagih piutangnya
2. Ketidakhati-hatiannya Hanlon dalam memberikan penjualan kreditnya
3. Penjualan kredit yang tidak di control
4. Tidak adanya kebijakan pemberian kredit dan penagihan piutang yang dilakukan
Hanlon
5. Sehingga menyebabkan tidak adanya efektivitas pengelolaan piutang perusahaan yang
baik yang seharusnya dilakukan oleh Hanlon.
Pada Debt to to Equity Ratio, kami mendapati jumlah hutang yang jauh lebih besar
dari modalnya sendiri. Sehingga Hanlon memiliki modal sendiri yang lebih sedikit
dibandingkan dengan hutangnya. Dari sudut pandang Current Ratio juga dapat dilihat
bahwasannya Hanlon mengalami kesulitan untuk membayar hutangnya sesuai dengan jatuh
tempo yang telah disepakati. Terlihat jelas, bahwasannya keadaan ratio-ratio pada Hanlon
menggambarkan kondisi yang mengarah pada kesangsian atas kelangsungan hidup
perusahaannya.
Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa yang mengarah pada kesangsian atas
kelangsungan hidup perusahaan (SA Seksi 341) :
1) Trend negatif, sebagai contoh kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan
modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang jelek.

38
2) Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, sebagai contoh kegagalan
dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan
pembayaran deviden, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan
pembelian kredit biasa restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau
metode pendanaan baru atau penjualan sebagian besar aktiva.
3) Masalah intern, sebagai contoh pemogokan kerja atau disebut juga kesulitan hubungan
perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen
jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis kebutuhan untuk mencari sumber atau
metode pendanaan baru atau penjualan sebagian besar aktiva.
4) Masalah luar yang terjadi, sebagai contoh pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya
undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan
kemampuan perusahaan untuk beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau paten
penting, kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana besar
seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan
namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.

Pada ratio Account receivable turnover, fakta yang kami temukan adalah tidak adanya
efektivitas pengelolaan piutang perusahaan yang baik yang seharusnya dilakukan oleh
Hanlon. Tetapi ini sangat berbanding terbalik dengan Profit Margin yang dihasilkan oleh
Hanlon pada tahun x7. Ini membuktikan bahwa adanya Penjualan fiktif yang dilakukan oleh
Hanlon. Penjualan fiktif yang dilakukan Hanlon bertujuan untuk menutupi modal nya sendiri
yang sedikit dengan hutangnya yang jauh lebih besar. Penjualan fiktif yang dilakukan Hanlon
dengan cara memasukkan penjualan tahun x8 ke dalam penjualan tahun x7 yang
menyebabkan profitabilitas Hanlon meningkat pada tahun x7.
Auditor menetapkan penerimaan opini audit going concern apabila dalam proses audit
ditemukan kondisi dan peristiwa yang mengarah pada kesangsian terhadap kelangsungan
hidup perusahaan. Evaluasi terhadap kelangsungan usaha perusahaan ini meliputi (SA Seksi
341) :
1. Auditor mempertimbangkan apakah seluruh hasil prosedur yang dilaksanakan
menunjukkan adanya sebuah kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas (tidak lebih dari

39
satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit). Mungkin diperlukan
informasi tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta bukti-bukti yang
mendukung informasi yang mengurangi kesangsian auditor.
2. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, auditor
harus:
a) Memperoleh informasi mengenai sebuah rencana manajemen yang ditujukan
untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.
b) Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif
dilaksanakan.
3. Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia akan mengambil kesimpulan
apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.

40
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Dengan terjadinya peningkatan akun penjualan tetapi perputaran persediaan yang lama
dan penagihan piuatng yang lambat ini terlihat jelas bahwa internal kontrol perusahaan
kurang berjalan. Yang terjadi pada Hanlon adalah dimana penjualan perusahaan yang asal
menjual atau akun penjualan itu sendiri yang fiktif atupun pemberiaan piutang kepada
pelanggan yang tidak memperhatikan kemampuan keuangan pelanggan.
Dari Debt to Equity Ratio, Hanlon juga memperlihatkan peningkatan yang sangat
signifikan. Yang menunjukkan semakin tinggi rasio ini modal sendiri sedikit dibanding
dengan hutangnya. Maka disini dapat disimpulkan kelangsungan hidup (going concern)
perusahaan ini dipertanyakan, apakah perusahaan mampu membayar hutangnya yang telah
jatuh tempo.
SARAN
Auditor harus melakukan investigasi lebih lanjut, sehingga opini yang diberikan sesuai
dengan bukti-bukti yang lengkap yang diperoleh dari prosedur audit yang sempurna. Untuk
itu harus dilakukan fokus audit terhadap akun-akun penjualan ini. Akun-akun ini merupakan
akun yang material sehingga diperlukan bukti-bukti yang cukup banyak untuk dapat
meyakinkan auditor.
Penjualan fiktif yang dilakukan Hanlon bertujuan untuk menutupi modal nya sendiri
yang sedikit dengan hutangnya yang jauh lebih besar. Untuk itu Hanlon harus menambah
modal untuk menyelamatkan perusahaan jika perusahaan Hanlon itu sendiri tidak mau
mendapat opini Audit Going Concern. Dan kemudian Hanlon juga harus melakukan
penjaminan atas piutang dan kemudian bisa juga mengalihkan saham.

41
DAFTAR PUSTAKA

- Auditing Konsep And Aplications, A Risk – Analysis Approach, Larry F. Konrath

(LFK), 5 th Edition, Sounth Western, 2001

- www.geocities.ws/akuntansi_fe_um/Auditing.doc

- https://vickypradita.wordpress.com/2014/11/04/buktiaudit/

- http://hisyamjayuz.blogspot.co.id/2013/12/konsepbuktiaudit.html

- http://qahharjdf.blogspot.co.id/2012/12/program.audit.html

42

Das könnte Ihnen auch gefallen