Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS
Nama : Ny. T
Usia : 23 tahun
Agama : Islam
TL : 11 April 2017
B. ANAMNESIS
a. Keluhan utama:
Keluar darah dari jalan lahir sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Ny. T, 23 tahun dengan G1P0A0 dengan usia kehamilan 36-37
minggu datang ke RSIJ Sukapura dengan keluhan keluar darah dari
jalan lahir sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Darah berwarna
sedikit gelap. Darah berbentuk gumpalan, dan tidak ada daging. Darah
keluar secara perlahan dan tidak terus menerus. Pasien sampai
1
mengganti 4 pembalut. Pasien mengaku tidak ada lendir dan sekret
keluar dari jalan lahir. Tidak ada Mules. Tidak ada demam. Pasien
mengaku mulai perutnya mulai sering berkontraksi belakangan ini.
Pasien tidak pusing, BAB lancar, dan BAK sering.
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak memiliki riwayat keluhan yang sama. Pasien tidak
memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus pada masa
kehamilan ini, tidak memiliki asma, dan tidak ada riwayat kejang.
d. Riwayat Penyakit Keluarga:
Di keluarga tidak ada yang menderita keluhan yang sama, diabetes
melitus, hipertensi, kejang, dan asma.
e. Riwata Pengobatan :
Pasien belum berobat untuk keluhan sekarang. Pasien rajin kontrol
kehamilan di bidan sebulan sekali.
f. Riwayat Alergi:
Alergi makanan, obat-obatan, debu, dan cuaca disangkal
g. Riwayat Psikososial:
Pola makan teratur, dan makan makanan bergizi. Tidak memakai
kacamata. Pasien tidak merokok dan minum alkohol.
h. Riwayat Haid:
Menarche : usia 12 tahun
Lama haid : 4-5 hari, tanpa nyeri
Siklus haid : 28 hari teratur
HPHT : 4 Juli 2016
Taksiran persalinan : 11 April 2017
i. Riwayat Pernikahan:
Ini merupakan pernikahan pertama, masih menikah, selama 3 tahun
j. Riwayat Persalinan:
Pasien sedang hamil pertama dengan usia kehamilan 38-39 minggu.
No Tahun Penolong Jenis Penyulit Anak
Persalinan Sex Berat Keadaan
1 2017, ini - - - - - -
2 - - - - - - -
2
C. PEMERIKSAAN FISIK
KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : composmentis
Tinggi badan : 155 cm
Berat Badan : 58 kg
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/m
Pernapasan : 20 x/m
Suhu : 36,5 C
Status Generalis
Kepala : normocephal, rambut tidak mudah rontok,
Mata : sklera ikterik -/-
konjungtiva anemis -/-
Hidung : secret -/-, darah -/-
Mulut : mukosa bibir kering, lidah kotor (-)
Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
KGB (-)
Thorax : -cor: BJ I/II murni, reguler, murmur (-), gallop
(-)
-pulmo: Vesikuler kanan=kiri, wheezing -/-,
ronki -/-
Abdomen : membesar sesuai kehamilan, striae (-), linea
nigra (+), BU+6x/menit
Ekstremitas : akral hangat, edem (-), CRT <2”, sianosis (-)
D. STATUS OBSTETRI
3
-Leopold 2 : keras seperti papan pada perut kanan ibu, presentasi punggung kanan
-Leopold 4 : konvergen
-Inspeksi dan palpasi luar : tidak tampak darah, sekret, dan tanda peradangan,
labia
servik.
4
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Janin tunggal hidup, DJJ (+), Usia gestasi sesuai, Ketuban cukup, Plasenta terletak di
bawah, taksiran berat janin 2275 gr dengan jenis kelamin perempuan.
CTG
Reguler
F. RESUME
Ny. T, 23 tahun dengan G1P0A0 dengan usia kehamilan 38-39 minggu datang ke
RSIJ Sukapura dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit. Darah berwarna sedikit gelap. Darah berbentuk gumpalan, dan
tidak ada daging. Darah keluar secara perlahan dan tidak terus menerus. Pasien
sampai mengganti 4 pembalut. Pasien mengaku mulai perutnya mulai sering
berkontraksi belakangan ini. HPHT : 4 Juli 2016, Taksiran persalinan : 11 April
2017.
5
Pemeriksaan fisik :
-Leopold 2 : keras seperti papan pada perut kanan ibu, presentasi punggung kanan
-Leopold 4 : konvergen
-Inspeksio : Terdapat sedikit bekuan darah, tidak ada Pembukaan pada servik.
Janin tunggal hidup, DJJ (+), Usia gestasi sesuai, Ketuban cukup, Plasenta terletak di
bawah, taksiran berat janin 2275 gr dengan jenis kelamin perempuan
CTG : Reguler.
G. ASSESMENT
Ibu : G1P0A0 gravid 38-39 minggu tanpa inpartu, dengan Plasenta previa
H. PLANNING
Observasi keadaan umum, tanda vital, DJJ dan HIS
Observasi Hb Rutin
6
Pasang IV line
lakukan persiapan seksio sesarea
Ceftriaxon 1x1gr
Dexamethason 2x12mg inj.
Tokolitik sebagai tokolitik bila kontraksi
Konsul Obgyn
Konsul Anastesi
Konsul Anak
Follow up pasien
pembukaan kurang lebih 1-2 cm, tampak plasenta pada jalan lahir
A : G1P0A0 usia 38-39 minggu, dengan inpartu kala laten pembukaan 1-2 cm
dengan plasenta previa
A : Post SC
18tpm makro
7
Tanggal 10 april, pukul 05.00 WIB
A : Post SC
8
CATATAN OPERASI
Umur : 23 Tahun
Uraian Pembedahan :
-Bayi lahir pukul 20.20 WIB, laki-laki, dengan berat 2300gr, panjang badan 46 cm,
dengan apgar score 9/10
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PLASENTA PREVIA
Definisi
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
10
Klasifikasi
Didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada
waktu tertentu :
a) Plasenta previa totalis, bila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
c) Plasenta previa marginalis, bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan.
11
Gambar 6. Plasenta previa marginalis
d) Plasenta letak rendah bila plasenta yang letaknya abnormal di segmen bawah
uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir
plasenta kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan
teraba pada pembukaan jalan lahir.
12
Etiologi
Beberapa faktor dan etiologi dari plsenta previa tidak diketahui. Tetapi diduga
hal tersebut berhubungan dengan abnormalitas dari vaskularisasi endometrium yang
mungkin disebabkan oleh timbulnya parut akibat trauma operasi/infeksi. Perdarahan
berhubungan dengan adanya perkembangan segmen bawah uterus pada trimester
ketiga.
Plasenta yang melekat pada area ini akan rusak akibat ketidakmampuan
segmen bawah rahim. Kemudian perdarahan akan terjadi akibat ketidakmampuan
segmen bawah rahim untuk berkonstruksi secara adekuat.
Faktor Risiko
Faktor risiko plasenta previa termasuk :
1. Riwayat plasenta previa sebelumnya
2. Riwayat seksio cesarea
3. Riwayat aborsi
4. Kehamilan ganda
5. Umur ibu yang telah lanjut, wanita lebih dari 35 tahun
6. Multiparitas
7. Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim, sehingga mempersempit
permukaan bagi penempatan plasenta
8. Adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan seharusnya. Misalnya dari
indung telur setelah kehamilan sebelumnya atau endometriosis.
9. Adanya trauma selama kehamilan
10. Sosial ekonomi rendah/gizi buruk, patofisologi dimulai dari usia kehamilan 30
minggu segmen bawah uterus akan terbentuk dan mulai melebar serta menipis
11. Mendapat tindakan kuretase.
Patofisiologi
Implantasi plasenta diprakarsai (initiate) oleh embrio (embryonic plate)
menempel diuterus (cauda) bagian bawah. Dengan pertumbuhan dan penambahan
plasenta, perkembangan plasenta dapat menutupi mulut rahim (cervical os).
Bagaimanapun juga, diperkirakan bahwa suatu vaskularisasi decidua (jaringan epitel
13
endometrium) defective terjadi di atas (over) serviks, mungkin ini sekunder terhadap
inflamasi atau perubahan atrofik. Sebagian plasenta yang sedang mengalami
perubahan atrofik dapat berlanjut sebagai vasa previa.
Sebagai penyebab penting perdarahan pada trimester ketiga, plasenta previa
memberikan gambaran sebagai perdarahan tanpa disetai rasa nyeri (painless
bleeding). Perdarahan ini dipercaya memiliki hubungan dengan perkembangan
segmen bawah rahim (the lower uterine segmen) pada trimester ketiga. Tambahan
(attachment) plasenta terganggu (distrupted) karena daerah ini (segmen bawah
rahim) menipis secara bertahap dalam rangka persiapan untuk permulaan kelahiran
(the onset of labor). Saat ini berlangsung, maka perdarahan terjadi pada daerah
implantasi/nidasi darah dari pembuluh darah yang terbuka. Thrombin yang
dilepaskan dari area perdarahan memacu (promotes) kontraksi uterus dan timbulnya
lingkaran setan (vicious cycle) : perdarahan-kontraksi-pemisahan plasenta-
perdarahan.
14
pemeriksaan ini dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta
terhadap ostium bila jarak tepi 5 cm disebut plasenta letak rendah.
Diagnosis plasenta previa secara definitif
Dilakukan dengan PDMO yaitu melakukan perabaan secara langsung melalui
pembukaan serviks pada perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu dengan
anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO sebagai upaya menentukan
diagnosis.
15
Penatalaksanaan
1. Terapi Ekspektatif
a) Tujuan supaya janin tidak lahir premature, penderita dirawat tanpa
melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Syarat-syarat
terapi ekspektatif :
- Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti
- Belum ada tanda-tanda inpartu
- Keadaan umum ibu cukup baik
- Janin masih hidup
b) Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis.
c) Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta
d) Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
- MgSO4 i.v dosis awal tunggal dilanjutkan 4 gram setiap 6 jam
- Dexamethason 24 mg i.v dosis tunggal untuk pematangan paru janin.
e) Pada terapi ekspektatif kita rawat pasien di Rumah Sakit sampai berat anak
± 2500 gram atau kehamilan sudah sampai 37 minggu. Kalau kehamilan
37 minggu telah tercapai kehamilan diakhiri.
2. Terapi Aktif (Tindakan segera)
Wanita hamil diatas 22 minggu dengan perdarahan pervagina yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksanakan secara aktif tanpa memandang maturitas
janin.
Lakukan PDMO jika :
- Infus I transfusi telah terpasang
- Kehamilan > 37 minggu (berat badan > 2500 gram) dan inpartu
- Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor, seperti
anesefali.
- Perdarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh melewati pintu atas
panggul (2/5 atau 3/5 pada palpasi luar).
3. Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa seksio caesarea
- Prinsip utama adalah menyelamatkan ibu, walaupun janin meninggal atau
tidak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
16
- Tujuan seksio caesarea : persalinan dengan segera sehingga uterus segera
berkontraksi dan menghentikan pendarahan, menghindarkan kemungkinan
terjadi robekan pada serviks, jika janin dilahirkan pervagina.
- Siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu.
4. Perawatan post operasi seksio caesarea
- Analgesia
Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin
(intramuskuler) setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa
sakit atau dapat disuntikan dengan cara serupa 10 mg morfin.
- Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah,
nadi jumlah urin serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus
diperiksa.
- Terapi cairan dan diet
Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL terbukti sudah cukup
selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun
demikian jika output urin jauh dibawah 30 ml/jam, pasien harus segera
dievaluasi kembali paling lambat pada hari kedua.
- Vesika urinarius dan usus
Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan
paginya setelah operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari
pertama setelah pembedahan, pada hari kedua bising usus masih lemah,
dan usus baru aktif kembali pada hari ketiga.
- Ambulasi
Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan
dapat bangun dari tempat sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua
pasien dapat berjalan dengan pertolongan.
- Perawatan luka
Luka insisi diinspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif
ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan
kulit dapat diangkat setelah hari keempat setelah pembedahan. Paling
lambat hari ketiga post partum, pasien dapat mandi tanpa membahayakan
luka insisi.
17
- Laboratorium
Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit
tersebut harus segera dicek kembali bila terdapat kehilangan darah yang
tidak biasa atau keadaan lain yang menunjukan hipovolemia.
- Perawatan payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan
payudara tanpa banyak menimbulkan kompresi, biasanya mengurangi rasa
nyeri.
- Memulangkan pasien dari Rumah Sakit
Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila
diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada hari keempat dan kelima post
operasi, aktivitas ibu seminggunya harus dibatasi hanya untuk perawatan
bayinya dengan bantuan orang lain.
Komplikasi
Plasenta Previa
1. Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia karena
perdarahan plasentitis, dan endometritis pasca persalinan.
2. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi seperti Asfiksia
berat.
Prognosis
Plasenta Previa
Ibu
Dengan adanya fasilitas diagnosa dini (USG), transfusi darah, teknik anestesi
dan operasi yang baik dengan indikasi SC yang lebih liberal, prognosis ibu
cukup baik. Prognosis kurang baik jika penolong melakukan VT di luar Rumah
Sakit dan mengirim pasien sangat terlambat dan tanpa infus.
Janin
Kematian janin umumnya disebabkan prematuritas.
18
DAFTAR PUSTAKA
19