Sie sind auf Seite 1von 16

TRANSFUSI DARAH, PROSES PENYEDIAAN DARAH AMAN DIMULAI

DARI RUANG PENDAHULUAN, RUANG PENYEDIAAN DARAH/AFTAP


SAMPAI DENGAN PEMERIKSAAN
INFEKSI MENULAR LEWAT TRANSFUSI DARAH

Oleh :
1. Nurrahmi Ilmi.S.Ked 08060012
2. Djero Ariadi
3. Bayu Setio Notokusumo

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASAYRAKAT
UNIT DONOR DARAH PMI KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Transfusi Darah, Proses Penyediaan Darah Aman Dimulai dari Ruang
Pendahuluan, Ruang Penyediaan Darah/Aftap Sampai dengan Pemeriksanaan Infeksi
Menular Lewat Transfusi Darah ( IMLTD)
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan sehingga
untuk segala saran dan kritik sangat kami harapakan. Sebelum mengakhiri tulisan ini
kami sampaikan Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Mataram, 24 November 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman judul ..........................................................................................................1


Kata Pengantar .........................................................................................................2
Daftar isi ...................................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................................4
B. Tujuan ...................................................................................................5
Bab 2 Pembahasan
A. Konsep Transfusi darah
1. Pengertian Transfusi Darah ....................................................................6
2. Macam-macam Transfusi Darah ............................................................6
3. Cara Mentranfusikan darah ....................................................................7
4. Resiko Melakukan Transfusi Darah .......................................................9
5. Transfusi Darah menurut Hukum Indonesia ..........................................9
B. TATA CARA DONOR DARAH ......................................................................11
1. Pelayanan Transfusi Darah ..................................................................11
2. Prosedur Teknis Pelayanan Transfusi Darah .......................................11
3. Syarat-Syarat Untuk Menjadi Pendonor Darah ..........................................
C. PENUTUP
A.Kesimpulan .............................................................................................16
B. Saran ......................................................................................................17

Daftar Pustaka ....................................................................................................18


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada 50 tahun terakhir ini, pelayanan transfusi darah di dunia barat sangat
berkembang. Misalnya, United Kingdom National Blood Transfusion Service
baru saja memulai kegiatannya pada saat perang dunia kedua. Beberapa kemajuan
dramatis pada bidang bedah dan kedokteran telah dimungkinkan akibat
tersedianya komponen darah secara luas.
Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada, namun
perlu diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang tanpa
resiko. Transfusi / pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun yang
lalu. ( abad ke 18 ), dimana pada masa itu pengetahuan tentang pisiologi dan
sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey masih sangat sempit sekali.
Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami kegagalan. Dr. Karl
Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang golongan
darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini kecelakaan akibat
transfusi tidak lagi membahayakan, tetapi sebaliknya banyak menolong jiwa
manusia dari ancaman kematian karena kehilangan darah.
Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini ditunjang oleh tiga hal,
yaitu ;
1. Penemuan golongan darah oleh Dr. Karl Landsteiner ( ABO ). Penemuan
ini menjelaskan mengapa transfusi yang terdahulu sering mengalami
kegagalan bila penderita memiliki golongan darah yang tidak sama dengan
pendonornya.
2. Penemuan suatu zat kimia ( asam citrate ) sebagai zat anti pembeku darah (
antikoagulan ) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita diberi darah
yang telah dicapur dengan asam sitrat itu.
3. Ditemukannya pula bahwa penambahan glukosa kedalam darah dapat
memperpanjang hidup sel darah merah diluar tubuh manusia, selama dalam
penyimpanan. Dengan demikian penyimpanan darah beberapa hari diluar
tubuh merupakan cara-cara yang praktis untuk transfusi darah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami bermaksud untuk menulis
tentang transfusi darah dalam pandangan Islam. Serta bagaimana penggunaan
transfusi darah di Indonesia, tentang siapa yang mendukung maupun menolak,
sehingga terjadi silang pendapat tentang transfusi darah.

B. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian transfusi darah
2. Menjelaskan macam-macam ransfusi darah
3. Menjelaskan resiko yang terjadi saat transfusi darah
4. Mejelaskan proses penyediaan darah
5. Menjelaskan Ruang penyadapan darah/Aftap
6. Menjelaskan Tata Cara donor darah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Transfusi darah


1. Pengertian Transfusi darah
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis
produk dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi
darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan
darah besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang
hilang selama operasi.
Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau
trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita
hemofilia atau penyakit sel sabit mungkin memerlukan transfusi darah sering.
Awal transfusi darah secara keseluruhan digunakan, tapi praktek medis modern
umumnya hanya menggunakan komponen darah.
Pindah tuang
Memindahkan sejumlah cairan (dalam jumlah yang cukup besar) ke
dalam pembuluh darah balik
Tranfusi darah : memindahkan cairan (darah) dari seorang donor kepada
seorang akseptor (resipien)

2. Macam-Macam Transfusi darah


a. Transfusi sel darah merah
Istilah “transfusi darah” seringkali diartikan secara luas oleh dokter
jika yang dimaksudkan mereka adalah transfusi sel darah merah.
Keluhan terhadap kelemahan linguistik ini adalah bahwa darah
seringkali ditransfusikan tanpa perhatian yang cukup pada kebutuhan
spesifik penderita atau terhadap kemungkinan efek membahayakan dari
transfusi.
b. Transfusi trombosit dan granulosit
Transfusi trombosit dan granulosit diperlukan bagi penderita
trombositopenia yang mengancam jiwa, dan neutropenia yang di
sebabkan karena gagal sumsum tulang.
Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama
tergantung pada sumber mereka:
1. 'Transfusi homolog, atau transfusi darah yang disimpan
menggunakan orang lain. Ini sering disebut ''Allogeneic bukan
homolog.
2. ''Autologus transfusi”, atau transfusi menggunakan darah
pasien sendiri disimpan.
Macam-Macam Donor
 Donor anggota badan yang bisa pulih kembali (darah, kulit,
sumsum tulang)
 Donor anggota badan yang dapat menyebabkan kematian
 Donor angota badan yang hanya satu satunya (meskipun tdk
mengakibatkan kematian (lidah, pankreas)
 Donor anggota badan yang ada pasangannya (mata, ginjal)
 Donor alat reproduksi manusia (sperma, ovum, ovarium, testis)
 Donor anggota badan dari mayat yang berwasiat

3. Cara Transfusi darah


Donor unit darah harus disimpan dalam lemari es untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan memperlambat metabolisme sel. Transfusi harus
dimulai dalam 30 menit setelah unit telah diambil keluar dari penyimpanan
dikendalikan.
Gbr. Kantong darah
Darah hanya dapat diberikan secara intravena. Karena itu
membutuhkan insersi kanula sekaliber cocok.
Sebelum darah diberikan, rincian pribadi pasien dicocokkan dengan
darah untuk ditransfusikan, untuk meminimalkan risiko reaksi transfusi.
Kesalahan administrasi merupakan sumber signifikan dari reaksi transfusi dan
upaya telah dilakukan untuk membangun redundansi ke dalam proses
pencocokan yang terjadi di samping tempat tidur.
Sebuah unit (hingga 500 ml) biasanya diberikan selama 4 jam. Pada
pasien dengan risiko gagal jantung kongestif, banyak dokter mengelola
diuretik untuk mencegah overload cairan, suatu kondisi yang disebut
Transfusi Overload Peredaran Darah Terkait atau taco. Acetaminophen dan /
atau antihistamin seperti diphenhydramine kadang-kadang diberikan sebelum
transfusi untuk mencegah jenis lain reaksi transfusi.
Darah ini paling sering disumbangkan sebagai seluruh darah dengan
memasukkan kateter ke dalam vena dan mengumpulkan dalam kantong
plastik (dicampur dengan antikoagulan) melalui gravitasi. Darah yang
dikumpulkan ini kemudian dipisahkan menjadi komponen-komponen untuk
membuat penggunaan terbaik dari itu. Selain dari sel darah merah, plasma,
dan trombosit, produk darah yang dihasilkan komponen juga termasuk protein
albumin, faktor pembekuan konsentrat, kriopresipitat, berkonsentrasi
fibrinogen, dan imunoglobulin (antibodi). Sel darah merah, plasma dan
trombosit juga dapat disumbangkan individu melalui proses yang lebih
kompleks yang disebut apheresis.
Di negara maju, sumbangan biasanya anonim kepada penerima, namun
produk dalam bank darah selalu individual dapat dilacak melalui siklus
seluruh donasi, pengujian, pemisahan menjadi komponen-komponen,
penyimpanan, dan administrasi kepada penerima. Hal ini memungkinkan
pengelolaan dan penyelidikan atas penularan penyakit transfusi diduga terkait
atau reaksi transfusi. Di negara berkembang donor kadang-kadang khusus
direkrut oleh atau untuk penerima, biasanya anggota keluarga, dan pemberian
segera sebelum transfusi.

4. Risiko kepada penerima


Ada risiko yang terkait dengan menerima transfusi darah, dan ini harus
seimbang terhadap manfaat yang diharapkan. Reaksi samping yang paling
umum untuk transfusi darah adalah''non-hemolitik demam reaksi transfusi'',
yang terdiri dari demam yang menyelesaikan sendiri dan tidak menyebabkan
masalah abadi atau efek samping.
Reaksi hemolitik termasuk menggigil, sakit kepala, sakit
punggung,dispnea, sianosis, nyeri dada, takikardi dan hipotensi. Produk darah
jarang dapat terkontaminasi dengan bakteri, risiko infeksi bakteri parah dan
sepsis diperkirakan, pada 2002, sekitar 1 dalam 50.000 transfusi trombosit,
dan 1 dalam 500.000 transfusi sel darah merah.
B . Tata Cara Donor Darah Di Indonesia
Untuk terciptanya disiplin serta meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak
dinginkan, maka terdapat juga sistem dan mekanisme dalam pelaksanaan Donor
darah.
1) Donor menyerahkan kartu donornya kepada petugas transfusi bila sudah pernah
donor, dan yang baru dibuatkan kartu donor
2) Donor ditimbang berat badannya
3) Donor dites golongan darahnya dan kadar haemoglobil (HB)
4) Setelah memenuhi untuk menjadi donor sesuai persyaratan diatas seperti HB
normal, berat badan cukup, maka donor dipersilahkan tidur untuk diperiksa
kesehatannya oleh dokter transfusi
5) Setelah memenuhi syarat (sehat menurut dokter) barulah petugas transfusi darah
(AID/PTID) siap untuk menyadap (mengambil) darahnya berdasarkan berat
badan (250 cc – 500 cc)
6) Setelah diambil darahnya donor dipersilahkan ke kantin donor untuk menikmati
hidangan ringan berupa kopi/susu, telor dan vitamin
7) Donor kembali ke bagian administrasi untuk mengambil kartu donornya yang
telah diisi tanggal penyumbang dan registrasi oleh petugas
8) Selesai (pulang)

C. Pelayanan Transfusi Darah


Strategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar
dikenal secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan
pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan
semangat kenetralan dan kemandirian.Meskipun kegiatan transfusi darah sudah
dirintis sejak masa perjuangan revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan
Pemerintah No. 18 tahun 1980, pemerintah menetapkan peran PMI sebagai satu-
satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi darah di
Indonesia.. Tugas ini ditegaskan pula melalui SK.Dirjen Yan Med No. 1147/
YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri Kesehatan
No. 478/Menkes/Per/1990 tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah.Target
pelayanan transfusi darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu,
aman danmencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Kini,
kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 Unit Transfusi Darah Pembina Darah dan
Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah
penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia adalah berkisar 1% dari
jumlah penduduk Indonesia. Darah diperoleh dari sumbangan darah para donor darah
sukarela maupundonor darah pengganti.

D. Prosedur Teknis Pelayanan Transfusi Darah


Dalam melakukan pelayanan transfusi darah kepada masyarakat, PMI tidak
hanya memfokuskan perhatiannya pada pendonor darah tetapi juga ke masyarakat
yang pengguna darah. Karenanya menjadi penting untuk melakukan sosialisasi
informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah transfusi darah
kepada masyarakat luas, seperti ” Bagaimana menjadi donor darah; Prosedur
permintaan Darah; Pengelolaan Darah dan “service cost” (lengkapnya lihat “Serba-
Serbi Transfusi Darah” )
BLOOD SCREENING ( Pemeriksaan uji saring darah)
Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam
pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul
aman bagi pengguna darah (orang sakit). Bahkan, untuk menghindari tercemarnya
darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI
No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV pada darah yang
disumbangkan donor. Pemeriksaan ini bersifat “mandatory”, namun tidak
bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang
yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip
unlinked Anonymous).
E. Syarat-Syarat Teknis Menjadi Donor Darah :
Beberapa syarat harus dipenuhi, antara lain (PMI, 2002) :
1. Umur 17 - 60 tahun Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila
mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat
menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas
pertimbangan dokter )
2. Berat badan minimum 45 kg
3. Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
4. Tekanan darah baik ,yaitu:
1. Sistole = 110 - 160 mm Hg
2. Diastole = 70 - 100 mm Hg
5. Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
6. Hemoglobin Wanita minimal = 12 gr % Pria minimal = 12,5 gr %
7. Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak
penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan
keadaan umum donor.

Syarat lain adalah seseorang tidak boleh menjadi donor pada keadaan (PMI,
2002) :
1. Pernah menderita hepatitis B
2. Menderita tuberkulosis, sifilis, epilepsi dan sering kejang.
3. Ketergantungan obat, alkoholisme akut dan kronik.
4. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah operasi besar, sesudah injeksi terakhir
imunisasi rabies terapeutik, atau sesudah transplantasi kulit.
5. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis,
sesudah transfusi, sesudah tattoo/tindik telinga, sesudah persalinan, atau
sesudah operasi kecil
6. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis,
measles, tetanus toksoid.
7. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
8. Sedang hamil atau menyusui.
9. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
10. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera,
tetanus difteri.
11. Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan
ditusuk.
12. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya,
defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
13. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko
tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti
pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril)
14. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor
darah.Sebagaimana prosedur medis lainnya, pada donor darah juga dapat
timbul efek samping. Walaupun demikian, efek samping tersebut jarang
terjadi. Selain itu, petugas yang mendampingi kita saat donor darah sudah
terlatih untuk mengatasinya.

F. Manfaat Donor Darah


1. Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali seperti tensi,
Lab Uji Saring (HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).
2. Mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbang
darahnya antara lain 10,25, 50, 75, 100 kali.
3. Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial
dari Pemerintah.
4. Merupakan bagian dari ibadah.
G. Teknis Pelaksanaan Transfusi Darah PMI Unit Transfusi Darah
Teknis pelaksanaan Transfusi Darah di PMI Unit Trasfusi Darah yaitu :
1. Registrasi Donor / Pendaftaran Donor
Pada bagian pendaftaran, setiap donor yang masuk harus mendaftar
terlebih dahulu ke bagian pendaftaran, untuk dicatat data pendonor
tersebut. Pada bagian ini donor melakukan registrasi kunjungan donor
untuk donor lama. Untuk donor baru akan melakukan pendaftaran donor
baru serta akan mendapatkan kartu donor.
2. Pemeriksaan
Setelah melakukan registrasi, maka donor langsung menuju bagian
pemeriksaan awal, yaitu akan diperiksa tensi darah, golongan darah, berat
badan, tanggal terakhir melakukan donor darah, bagi donor lama. Hal
yang tidak membolehkan seseorang melakukan donor darah yaitu :
1). Berat badan kurang dari 40 Kg
2). Tensi darah rendah
3). Pernah melakukan transfusi dalam waktu kurang dari 75 hari
3. AFTAP
Setelah itu donor akan diambil darahnya sesuai dengan hasil
pemeriksaan, jika donor memiliki berat badan lebih dari 65 Kg dianjurkan
untuk memilih jenis labu Triple atau double dengan ukuran labu 450 cc
atau 350 cc
4. Lab Komponen Darah
Labu darah yang masuk ke bagian lab komponen darah adalah
jenis labu Double dan Triple, sementara jenis labu single akan langsung di
simpan ke bagian penyimpanan.
Jenis labu darah yang masuk akan diolah menjadi komponen darah
yang dibutuhkan oleh pasien dengan ketentuan :
1). Labu darah double akan diolah menjadi 2 komponen darah
2). Labu darah triple akan diolah menjadi 3 komponen darah
Penentuan komponen darah, tergantung komponen apa yang
dibutuhkan.
5. Penyimpanan
Bagian penyimpanan akan menerima labu darah single dari bagian
AFTAP, dan menerima hasil darah yang telah diolah menjadi komponen
darah dari bagian lab komponen darah. Labu darah yang masuk
merupakan stok darah PMI unit transfusi darah cabang Mataram.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keterangan yang telah di tuliskan di atas maka dapat di simpulkan,
transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari
satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat
menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar
karena trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang
selama operasi. Macam-macam transfusi darah yaitu :
a. Transfusi sel darah merah
b. Transfusi trombosit dan granulosit
c. Transfusi Homolog
d. Autologus transfusi
Adapun resiko yang dari proses transfusi darah reaksi non-hemolitik
demam reaksi transfusi, dan reaksi hemolitik. Transfusi darah menurut hukum
yang ada di Indonesia adalah segala tindakan memberikan darah kepada seorang
penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau kantong plastik.

B. Saran
Jangan sampai donor darah menyebabkan pelecehan terhadap
kehormatan manusia, karena jual beli anggota badan seperti donor anggota
badan lain (ginjal, mata dll).

Das könnte Ihnen auch gefallen