Sie sind auf Seite 1von 18

MAKALAH

AUDIT
II
“ JASA LAIN KANTOR AKUNTAN PUBLIK”

DI SUSUN OLEH :

RIZKA ATILA C 301 15 254

RAFIKA MULIA MAHMUDAC 301 15 293

INDRI PRATIWI IKA PUTRI C 301 15 317

AZIZAH NURUL IZA C 301 15 332

UNIVERSITAS TADULAKO NON REGULER

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Pengauditan II yang
berjudul “JASA LAIN KANTOR AKUNTAN PUBLIK”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk menuju kesempurnaan makalah ini.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak
pembimbing yang telah banyak memberikan saran dalam menyusun makalah ini.Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Palu, Desember 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini laporan keuangan perusahaan tidak hanya penting bagi perusahaan namun
juga bagi pihak eksternal yang memiliki hak untuk mengetahui perkembangan dari
perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan perusahaaan harus dapat dipercaya dan
diandalkan.
Salah satu jalan yang biasanya ditempuh oleh perusahaan yaitu dengan menggunakan
jasa dari pihak eksternal untuk melakukan tugas itu dan pihak manajemen hanya menyiapkan
dan melakukan review kembali atas jasa pihak ekstenal. Pihak menajemen bisa meminta
pihak eksternal secara resmi seperti Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk untuk
melakukan beberapa kegiatan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Selain jasa audit, pihak
KAP juga bisa memberikan jasa atestasi dan kompilasi bagi pihak manajemen. Hal itu
dilakukan untuk memastikan prospek perusahaan di masa akan datang, agar tidak terjadi
kesalahan dalam rencana dan prediksi perusahaan.
Secara umum akuntan publik dapat memberikan empat tingkatan keyakinan yang
berbeda berkaitan dengan penugasan, yaitu: (1) tingkat keyakinan audit, (2) tingkat
keyakinan review, (3) prosedur yang disepakati bersama, dan (4) tidak ada keyakinan.
Standar profesional dasar yang diterbitkan oleh Accounting Standars Board yang berkaitan
dengan jasa ini adalah: a. Statements on Auditing Standards (SAS), b. Statements on
Standards for Attestations Engangements (SSAE), dan c. Statements on Standards for
Accounting and Review Services (SSARS).
Laporan khusus adalah laporan yang dihasilkan dari audit atas, atau penerapan
prosedur yang disepakati bersama atas data keuangan historis selain dari laporan keuangan
yang disiapkan sesuai dengan GAAP. Laporan khusus auditor mengenai laporan keuangan
yang disiapkan atas dasar OCBOA harus berisi empat paragraf, yaitu paragraf pendahulu,
paragraf ruang lingkup, paragraf penjelasan, dan paragraf pendapat.
Jika akuntan bersangkutan dengan laporan keuangan yang belum diaudit dari entitas
publik, maka dia diwajibkan untuk menyatakan dalam laporannya bahwa suatu audit belum
dilakukan dan menyertakan penolakan pemberian pendapat. Manajemen telah memutuskan
untuk tidak memasukkan hampir semua pengungkapan yang diisyaratkan oleh prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Jika pengungkapan yang tidak dimasukkan itu disertakan
dalam laporan keuangan, maka hal itu dapat mempengaruhi kesimpulan pemakai tentang
posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas perusahaan.
Suatu perubahan merupakan langkah naik bila hal itu mengklasifikasikan tingkat
keyakinan yang lebih tinggi daripada yang semula disepakati (misalnya, perubahan dari
komplikasi menjadi review atau dari review menjadi audit). Sebaliknya, perubahan
penugasan merupakan langkah turun bila tingkat keyakinan yang lebih rendah diminta oleh
klien.
Dalam makalah ini akan membahas tentang Statements on Standards for Attestations
Engangements (SSAE). SSAE menetapkan kerangka kerja yang luas untuk berbagai jasa
atestasi yang diminta dari profesi akuntansi. Standar ini dan komentar interpretasi yang
bertalian dirancang untuk memberikan pedoman profesional yang akan mempertinggi baik
konsistensi maupun mutu pelaksanaan jasa-jasa tersebut. Jasa atestasi memberikan suatu
tinjauan atas standar atestasi dan membahas pelaporan laporan keuangan prospektif,
pelaporan pengendalian internal, atestasi ketaatan serta atestasi berkenaan dengan
pembahasan dan analisis manajemen.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
 Bagaimana penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi?
 Apa standar atestasi?
 Bagaimana penugasan yang dilaksanakan menurut standar atestasi?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
 Untuk mengetahui dan memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi;
 Untuk mengetahui dan memahami standar atestasi;
 Untuk mengetahui dan memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar. atestasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menerima dan Melaksanakan Penugasan Atestasi


Jasa atestasi merupakan suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang
independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang
material, dengan kriteria yang telah ditetapkan, yakni beberapa bentuk jasa atestasi adalah
audit keuangan historis, pemeriksaan atau examination, review dengan cara wawancara, dan
prosedur yang disepakati bersama. Sebagai contoh asersi dalam laporan keuangan historis
adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP).
Menurut Haryono dalam buku Auditing, penugasan atestasi adalah penugasan yang di
dalamnya praktisi (akuntan publik) dikontrak untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang
menyatakan kesimpulan tentang keandalan asersi-asersi.
Standar profesional yang dikembangkan oleh AICPA mempromosikan keseragaman
mutu praktik dan mempertinggi pemahaman pemakai atas perbedaan jenis-jenis jasa yang
diberikan serta tingkat keyakinan yang berkaitan dengannya. Akuntan publik yang
melaksanakan banyak jenis jasa ini juga harus bersedia dinilai praktiknya melalui review
yang teratur.
Standar profesional dasar yang diterbitkan oleh Accounting Standards Board yang
berkaitan dengan jasa ini adalah sebagai berikut :
a. Statements on Auditing Standards (SAS)
SAS adalah interpretasi dari standar audit yang berlaku umum dan pada umumnya
berkaitan dengan asersi manajemen tentang unsur-unsur yang termasuk dalam laporan
keuangan. Jenis-jenis penugasan yang dibahas mencakup pelaporan laporan keuangan yang
disiapkan atas dasar akuntansi komprehensif selain dari GAAP, pelaporan unsur, akun, atau
pos-pos spesifik dari suatu laporan keuangan, dan laporan ketaatan yang berkaitan dengan
laporan keuangan yang telah diaudit.
b. Statement on Standards for Attestation Engagements (SSAEs)
SSAEs menetapkan kerangka kerja yang luas untuk berbagai jasa atestasi yang
diminta dari profesi akuntansi. Standar ini dan komentar interpretasi yang bertalian dirancang
untuk memberikan pedoman profesional yang akan mempertinggi baik konsistensi maupun
mutu pelaksanaan jasa-jasa tersebut.

c. Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS)


SSARS mendefinisikan jasa yang berkaitan dengan review atau kompilasi laporan
keuangan dari entitas nonpublik dan memberikan pedoman bagi akuntan berkenaan dengan
standar serta prosedur yang berlaku untuk kedua penugasan ini. Jasa ini hanya tersedia bagi
entitas nonpublik.
Pada tahun 1996, AICPA menerbitkan untuk pertama kali seri baru pernyataan
otoritatif yang berjudul Statements on Standards for Attestation Enggaments (SSAEs).
Dengan tujuan memberikan pedoman dan menetapkan kerangka kerja yang luas untuk
pelaksanaan serta pelaporan jasa atestasi, SSAEs 1, Attestation Standards (AT 100.01)
mendefinisikan penugasan atestasi sebagai berikut:
“Penugasan atestasi (attest engagement) adalah satu penugasan di mana seorang
praktisi (akuntan publik) bertugas untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan
suatu kesimpulan mengenai reliabilitas asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab pihak
lain.”
Dalam melaksanakan tugas atestasi seorang akuntan publik harus melakukan hal-hal
berikut:
1. Mengumpulkan bukti yang mendukung asersi;

2. Menilai secara obyektif pengukuran yang membuat asersi;

3. Melaporkan temuan-temuannya.

Berbagai jasa tidak melibatkan atestasi atas reliabilitas dari asersi tertulis yang
merupakan tanggung jawab pihak lain. Contoh jasa-jasa akuntan publik yang tidak dianggap
sebagai penugasan atestasi adalah:
1. Penugasan konsultasi manajemen dimana para praktisi bertugas memberikan nasihat
atau rekomendasi kepada klien;
2. Penugasan dimana para praktisi bertugas untuk mendukung posisi klien, misalnya
mengenai masalah perpajakan yang direview Dinas Perpajakan (IRS);
3. Penugasan pajak dimana para praktisi bertugas menyiapkan SPT pajak dan
memberikan nasihat pajak;
4. Penugasan dimana para praktisi mengkompilasi laporan keuangan, karena ia tidak
diwajibkan untuk memeriksa atau mereview setiap bukti yang mendukung informasi
yang diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan setiap kesimpulan atas
reliabilitasnya;
5. Penugasan dimana peranan para praktisi semata-mata adalah membantu klien
misalnya, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam menyiapkan informasi selain
laporan keuangan;
6. Penugasan di mana peranan para praktisi semata-mata adalah membantu klien
misalnya, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam menyiapkan informasi selain
laporan keuangan;
7. Penugasan di mana para praktisi bertugas untuk memberi kesaksian sebagai saksi ahli
dalam masalah akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain, dengan adanya fakta
tertentu yang diterapkan.

Suatu audit akan diakhiri dengan pernyataan pendapat mengenai kelayakan penyajian
unsur, akun, atau pos-pos spesifik. Dalam menyatakan pendapat. AU 662.13 menunjukkan
auditor harus mengakui bahwa konsep materialitas harus dikaitkan dengan masing-masing
unsur, akun, atau pos yang dilaporkan, bukan dengan laporan keuangan secara keseluruhan.
Lebih lanjut, auditor tidak boleh menyatakan pendapat atas data spesifik apabila ia telah
menyatakan pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat tentang laporan
keuangan, kecuali data spesifik itu hanya merupakan bagian yang tidak signifikan dari
laporan keuangan. Prosedur yang disepakati bersama penerapan prosedur yang disepakati
bersama (agreed-upon procedures) bukan merupakan suatu audit. Jenis jasa ini dapat terjadi,
misalnya, dalam akuisisi yang diusulkan apabila calon pembeli meminta akuntan hanya
merekonsiliasi saldo bank dan mengkonfirmasi piutang usaha.
B. Standar Atestasi
Dalam penugasan atestasi auditor harus menemui 11 standar atestasi yang dapat dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Standar Umum
a. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknik cukup dalam fungsi atestasi;
b. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan yang cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi;
c. Praktisi harus melaksanakan suatu penugasan hanya jika ia mempunyai alasan untuk
yakin bahwa dua kondisi berikut tersedia:
 Asersi dapat dievaluasi terhadap kriteria rasional yang telah ditetapkan oleh
suatu lembaga yang telah diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi itu
secara cukup jelas dan komparatip yang dapat dimengerti oleh pembaca yang mampu
memahaminya;

 Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan

menggunakan kriteria tersebut.


d. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan penugasan sikap mental harus
diperhatikan oleh praktisi;
e. Dalam pelaksanaan penugasan para praktisi wajib menggunakan kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya;
b. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar yang layak bagi
kesimpulan yang dinyatakan dalam laporan.
3. Standar Pelaporan
a. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat penugasan
atestasi yang bersangkutan;
b. Laporan harus menyatakan kesimpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan yang
dipakai sebagai alat pengukur;
c. Laporan itu harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang
penugasan dan penyajian asersi;
d. Laporan suatu penugasan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun berdasarkan
kriteria yang disepakati bersama atau berdasarkan suatu penugasan untuk
melaksanakan prosedur yang disepakati bersama harus berisi suatu pernyataan tentang
keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati kriteria
atau prosedur tersebut.

C. Penugasan yang Dilaksanakan Menurut Standar Atestasi


Penugasan yang dilaksanakan seorang akuntan publik menurut Statements on
Standards for Attestation Engagements (SSAEs) memberikan suatu tinjauan atas jasa atestasi
dan menguraikan tingkat keyakinan yang berkaitan dengan setiap jasa atestasi. Dalam
melaksanakan jasa atestasi ada empat tipe penugasan yaitu:
1. Prakiraan dan Proyeksi Keuangan
a. Jenis informasi keuangan prospektif, ada dua jenis informasi keuangan yang
prospektif (SAT 200.06) yaitu:

 Prakiraan keuangan, laporan keuangan prospektif yang menyajikan, yang terbaik

dari pengetahuan dan keyainan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan,
hasil operasi, dan arus kas yang diharapkan dari suatu entitas.

 Proyeksi keuangan yaitu laporan keuangan prospektif yang menyajikan sepanjang

pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertaanggung jawab, atas dasar satu atau
lebih asumsi hipotesis posisi keuangan, hasil usaha dan aliran kas.
Ada 3 tipe jasa yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif yaitu kompilasi atau
penyusunan, pemeriksaan, dan penerapan prosedur yang disepakati bersama.

b. Pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif


Hal yang berhubungan dengan pemeriksaan laporan keuangan yang prospektif
diharuskan:

 Menilai penyusunan laporan keuangan prospektif


 Menilai hal-hal yang mendasari asumsi

 Menilai penyajian laporan keuangan prospektif mengenai kesesuaian dengan

pedoman penyajian laporan keuangan prospektif

 Menerbitkan laporan pemeriksaan

c. Laporan standar atas laporan keuangan prospektif


Hal-hal yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
 Identifikasi laporan keuangan prospektif yang disajikan;

 Pernyataan bahwa laporan keuangan prospektif dilakukan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan uraian singkat
tentang sifat pemeriksaan yang dilakukan;

 Pendapat akuntan bahwa laporan keuangan prospektif disajikan sesuai dengan

pedoman penyajian laporan keuangan prospektif yang ditetapkan Ikatan Akuntan


Indonesia (IAI) dan bahwa asumsi yang mendasarinya memberikan dasar yang
rasional untuk melakukan prakiraaan atau proyeksi dengan asumsi hipotesis
tertentu;
 Catatan bahwa hasil propektif mungkin tidak dapat dicapai;

 Pernyataan bahwa akuntan tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan

laporan dengan adanya peristiwa dan keadaaan yang terjadi setelah tanggal
neraca.

d. Penyimpangan dari laporan standar


Umumnya terjadi saat akuntan memiliki pendapat lain terhadap laporan keuangan
prospektif diantaranya sebagai berikut:

 Jika menurut pendapat akuntan, laporan keuangan prospektif menyimpang dari

pedoman penyajian laporan keuangan prospektif yang ditetapkan IAI, ia harus


memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar.
Namun jika penyajian yang menyimpang dari pedoman penyajian karena
kegagalan dalam pengungkapan asumsi signifikan akuntan harus memberikan
pendapat tidak wajar;
 Jika akuntan berpendapat bahwa satu atau lebih signifikan tidak memberikan

dasar rasional untuk melakukan prakiraan atau proyeksi dengan asumsi hipotesis
tertentu ia harus memberikan pendapat tidak wajar;
 Jika pemeriksaaan akuntan dipengaruhi oleh kondisi yang menghalangi
penerapan satu atau lebih prosedur yang dipandang perlu, ia harus menyatakan
tidak memberikan pendapat dan menjelaskan batasan lingkup tersebut dalam
laporannya.
e. Penerapan prosedur yang disepakati bersama
Ketentuan akuntan dapat melakukan jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif
adalah:

 Akuntan adalah independen

 Akuntan dan pemakai yang disebutkan sepakat dengan prosedur-prosedur yang

dilakukan atau akan dilaksanakan oleh akuntan

 Para pemakai yang disebutkan bertanggung jawab atas kecukupan prosedur yang

disepakai sesuai dengan tujuan mereka

 Laporan keuangan prospektif meliputi suatu daftar asumsi-asumsi signifikan

 Laporan keuangan prospektif yang terhadapnya diterapkan prosedur-prosedur

yang telah disepakati bisa menghasilkan estimasi atau pengukuhan yang


konsisten

 Kriteria yang digunakan dalam penentuan temuan telah disepakati akuntan dan

pemakai yang disebutkan

 Prosedur-prosedur yang diterapkan pada laporan keuangan prospektif diharapkan

akan menghasilkan temuan yang konsisten dengan menggunakan kriteria tersebut

 Bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif yang terhadapnya

diterapkan prosedur-prosedur yang disepakati bersama dihararapkan akan ada


untuk memberikan dasar yang layak untuk menyatakan temuan dalam laporan
akuntan.
 Penggunaan laporan dibatasi hanya pada pemakai-pemakai tertentu yang
disebutkan di dalamnya.
Tanggung jawab akuntan dalam prosedur yang disepakati bersama adalah
melaksanakan prosedur itu dan melaporkan temuan sesuai dengan standar umum, pekerjaan
lapangan, dan pelaporan yang berlaku.
Seorang akuntan publik dapat bersangkutan dengan laporan keuangan perusahaan
publik sekalipun ia tidak mengauditnya. SAS 26, Association with Financial Statement (AU
504.03), menyatakan bahwa seorang akuntan publik akan bersangkutan dengan laporan
keuangan apabila dia:
1) telah setuju atas penggunaan namanya dalam suatu laporan, dokumen, atau
komunikasi tertulis yang berisi laporan itu, atau
2) menyatakan pada laporan keuangan klien atu pihak lain bahwa ia telah menyiapkan
atau membantu penyiapan sekalipun namanya tidak dicantumkan dalam laporan itu.
Jika akuntan bersangkutan dengan laporan keuangan yang belum diaudit dari entitas publik,
maka ia diwajibkan untuk menyatakan dalam laporannya bahwa suatu audit belum dilakukan
dan menyertakan penolakan memberikan pendapat. Disamping itu, setiap halaman dari
laporan keuangan itu juga harus ditandai ”belum diaudit”.
f. Kompilasi
Suatu penugasan kompilasi dimaksudkan untuk membantu manajemen dalam penyiapan
prakiraan atau proyeksi, tetapi tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas laporan
keuangan prospektif, atau asumsi yang mendasari laporan tersebut.
Karena terbatasnya prosedur yang dilaksakan, suatu kompilasi tidak memberikan keyakinan
bahwa akuntan publik akan mengetahui hal-hal signifikan yang mungkin terungkap melalui
penugasan pemeriksaan atau prosedur yang disepakati bersama. Selanjutnya, ikhtisar asumsi
yang signifikan sangat penting bagi pemahaman para pembaca atas laporan keuangan
prospektif. Oleh karena itu, akuntan publik tidak boleh mengkompilasi laporan keuangan
prospektif yang tidak memuat pengungkapan ikhtisar asumsi yang signifikan.

2. Pelaporan atas Pengendalian Internal


Berbagai faktor telah menyebabkan berkembangnya pengakuan akan pentingnya
pengendalian internal suatu entitas. Bersamaan dengan berkembangnya pengakuan ini,
meningkat pula kepentingan puhak investor, pemerintah, Kongres AS, serta pihak lainnya
agar manajemen menerbitkan asersi tertulis tentang pengendalian internal entitas, dan agar
akuntan independen melakukan atestasi pada asersi manajemen. AICPA telah
merekomendasikan agar perusahaan publik disyaratkan untuk menerbitkan laporan tersebut,
termasuk atestasi akuntan independen. AT 400 memberikan pedoman mengenai penugasan
untuk memeriksa dan melaporkan asersi manajemen tentang setiap aspek berikut dari
pengendalian internal atas pelaporan keuangan entitas:
 Rancangan dan efektivitas operasi dari pengendalian internal entitas;

 Rancangan dan efektivitas operasi dati segmen pengendalian internal entitas;

 Kecocokan rancangan dari pengendalian internbal entitas;

 Rancangan dan efektivitas operasi dari pengendalian internal entitas berdasarkan kriteria

yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah.

Di samping melaksanakan jasa pemeriksaan atas jasa-jasa asersi di atas, akuntan


independen juga dapat melaksanakan lebih banyak penugasan prosedur yang disepakati
bersama yang terbatas dalam situasi tertentu.
Akan tetapi, AT 400 melarang pelaksanaan jasa review atau menerbitkan keyakinan
negatif atas asersi manajemen tentang efektivitas pengendalian internal.
a. Kondisi-kondisi untuk pelaksanaan penugasan
Seorang akuntan independen harus melaksanakan jenis-jenis penugasan terdahulu hanya bila
manajemen (1) menerima tanggung jawab atas efektivitas pengendaliab internal entitas itu,
(2) mengevaluasi efektivitas pengendalian internalnya dengan menggunakan kriteria yang
layak yang ditetapkan oleh lembaga yang diakui, dan (3) mengacu kriteria itu dalam laporan
yang memuat asersi tertulisnya. Selain itu, bukti yang mencukupi juga harus ada atau dapat
dikembangkan untuk mendukung evaluasi manajemen. Kriteria yang layak mencakup kriteria
yang dikembangkan oleh COSO.
b. Merencanakan dan Melaksanakan Penugasan
Walaupun terdapat banyak kemiripan dalam metodologi untuk mempertimbangkan
pengendalian internal pada audit atas laporan keuangan dan ketika melaksanakan suatu
penugasan untuk memeriksa asersi tertulis manajemen tentang efektivitas pengendalian
internal, namun hal yang terakhir ini jauh lebih luas. Sebagai contoh, dalam suatu audit,
pengujian pengendalian hanya perlu dilakukan atas kebijakan dan prosedur pengendalian
apabila auditor menilai risiko pengendalian berada di bawah maksimum sebagai bagian dari
strategi untuk mengurangi pengujian substantif.
Dalam suatu penugasan untuk memeriksa asersi manajemen tentang pengendalian internal,
pengujian pengendalian tergantung pada sifat asersi dan ktiteria yang disebutkan oleh
manajemen dalam laporan yang berisi asersi tersebut. Periode waktu yang tercakup oleh
pengujian pengendalian, yang merupakan periode audit keseluruhan dalam suatu audit atas
laporan keuangan, juga dapat bervariasi berdasarkan sifat asersi dalam pemeriksaan menurut
AT 400. Akan tetapi, baik dalam audit maupun pemeriksaan suatu pemahaman atas
pengendalian internal harus diperoleh, dan setiap kondisi yang sapat dilaporkan serta
kelemahan material yang timbul dari pemahaman atau pengujian pengendalian harus
dikomunikasikan kepada komite audit. AT 400 memuat pedoman ekstensif tentang
penanganan berbagai situasi yang dapat timbul dalam suatu pemeriksaan atas beberapa jenis
asersi manajemen mengenai pengendalian internal entitas yang disebutkan sebelumnya.
c. Laporan akuntan

 Jika asesrsi manajemen disajikan dalam laporan terpisah yang menyertai laporan
praktisi, laporan praktisi dipandang atas untuk distribusi secara umum dan praktisi harus
menggunakan bentuk laporan yang dijelaskan pada paragraf SAT 50 dan 51;

 Jika manajemen menyajikan asersinya hanya dalam surat representasi kepada praktisi,
praktisi harus membatasi distribusi laporannnya kepada manajemen, pihak lain dalam satuan
usaha, dan jika berlaku pada badan pengatur tertentu, dan praktisi harus menggunkan bentuk
laporan sebagai mana yang dijelaskan dalam paragraf SAT 52-54.
3. Atestasi Ketaatan
Penugasan prosedur yang disepakati bersama. Adapun pedoman bagi akuntan publik dalam
melaksanakan atestasi kepatuhan tentang:
a. Kepatuhan satuan usaha terhadap persyaratan tertentu
b. Efektifitas pengendalian intern terhadap kepatuhan
c. Persyaratan tersebut digabung menjadi satu. Penggunaan kedua syarat dapat
dilakukan apabila kondisi berikut terpenuhi:

 Manajemen menerima tanggung jawab atas kepatuhan satuan usaha terhadap

persyaratan tertentu dan efektifitas pengendalian intern terhadap kepatuhan

 Manajemen mengevaluasi kepatuhan satuan usaha terhadap persyaratan tertentu

atau efektifitas pengendalian intern terhadap kepatuhan

 Manajemen memberikan kepada praktisi asersi tertulisnya tentang kepatuhan


 satuan usaha terhadap persyaratan tertentu atau tentang efektifitas pengendalian

intern satuan usaha terhadap kepatuhan

Dalam hal ini, laporan akuntan independen harus berisi elemen-elemen, diantaranya
(SAT 506.21):

a. Judul yang berisi independent

b. Identifikasi pemakai tertentu

c. Suatu pengacuan ke asersi manajemen tentang kepatuhan usaha dengan persyaratan

tertentu atau tentang efektifitas pengendalian intern satuan usaha terhadap kepatuhan,
termasuk periode atau titik waktu yang dicakup oleh asersi manajemen, dan penugasan
d. Suatu pernyataan bahwa prosedur, yang telah disepakati oleh pemakai tertentu yang

disebutkan dalam laporan, yang telah dilaksanakan untuk membantu pamakai dalam
mengevaluasi asersi manajemen tentang kepatuhan satuan usaha terhadap persyaratan
tertentu atau tentang efektifitas pengendalian satuan usaha terhadap kepatuhan
e. Pengacuan ke standar yang ditetaptakan oleh IAI

f. Daftar prosedur yang telah dilaksanakan dan temuan yang bersangkutan

SAT 500 tidak berlaku apabila laporan keuangan auditor tentang kepatuhan terhadap
persyaratan, semata-mata didasarkan pada suatu audit atas laporan keuangan keuangan
sebagaimana telah dibahas diatas (dibawa judul :laporan khusus).
Laporan ketaatan yang berkaitan Perusahaan mungkin diwajibkan oleh perjanjian kontraktual
atau lembaga pemerintah untuk menyerahkan laporan ketaatan yang dibuat oleh auditor
independen. Selain mempersyaratkan laporan keuangan yang telah diaudit, pemberi pinjaman
atau wali amanatnya juga seringkali meminta kepastian dari auditor independen bahwa
peminjam menaati ketentuan akuntansi dan auditing dari perjanjian itu. Auditor memenuhi
permintaan ini dengan memberikan keyakinan negatif atas ketaatan dengan menyatakan
”tidak ada yang menarik perhatian kami yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak
menaati” AU 623.19 menyatakan bahwa keyakinan ini tidak boleh diberikan kecuali auditor
telah mengaudit laporan keuangan yang berkaitan dengan perjanjian atau persyaratan
pemerintah itu. Lebih lanjut, keyakinan tersebut tidak boleh diperluas hingga ketentuan yang
berkaitan dengan hal-hal yang belum menjadi pokok dari prosedur audit yang dilaksanakan
dalam audit atas laporan keuangan itu, dan tidak boleh diberikan jika audit menghasilkan
pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat. Keyakinan auditor atas ketaatan
dapat diberikan dalam laporan terpisah atau dalam satu atau lebih paragraf penjelasan
sesudah paragraf pendapat dari suatu laporan atas laporan keuangan yang telah diaudit.

4. Pembahasan dan Analisis Manajemen


Dalam SAT 700 dijelaskan bahwa analisis dan pembahasan oleh pihak manajemen
merupakan standar atestasi dan memberikan panduan bagi praktisi tentang pelaksanaan suatu
penugasan atestasi yang berkaitan dengan analisis dan pembahasan oleh manajemen (APM)
yang dibuat sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang
disajikan dalam laporan keuangan tahunan kepada pemegang saham dan dalam dokumen
lain. Laporan review yang dilakukan akuntan independen harus berisi elemen-elemen berikut
diantaranya:

a. Suatu judul yang berisi kata independen

b. Suatu identifikasi penyajian APM, termasuk periode yang dicakup

c. Suatu pernyataan bahwa manjemen bertanggungjawab untuk penyusunan APM sesuai


dengan peraturan BAPEPAM

d. Suatu pengacuan ke laporan auditor atas laporan keuangan yang bersangkutan, dan

atas alasan yang mendasari jika laporan tersebut bukan merupakan laporan baku

e. Suatu pernyataan bahwa review dilaksnakan berdasarkan standar atestasi yang

dikeluarkan oleh IAI

f. Suatu penjelasan prosedur untuk mereview APM

g. Suatu pernyataan bahwa suatu revuew atas APM lingkupnya jauh dibawa

pemeriksaan, yang tujuannnya untuk menyatakan pendapat tentang penyajian APM


dan oleh karenanya, pendapat semacam itu tidak diberikan

h. Tanda tangan, nama, nomor ijin praktisi, dan nomor ijin usaha kantor publik

i. Tanggal laporan review.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu audit akan diakhiri dengan pernyataan pendapat mengenai kelayakan penyajian
unsur, akun, atau pos-pos spesifik. Dalam menyatakan pendapat. AU 662.13 menunjukkan
auditor harus mengakui bahwa konsep materialitas harus dikaitkan dengan masing-masing
unsur, akun, atau pos yang dilaporkan, bukan dengan laporan keuangan secara keseluruhan.
Lebih lanjut, auditor tidak boleh menyatakan pendapat atas data spesifik apabila ia telah
menyatakan pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat tentang laporan
keuangan, kecuali data spesifik itu hanya merupakan bagian yang tidak signifikan dari
laporan keuangan. Secara umum akuntan publik dapat memberikan empat tingkatan
keyakinan yang berbeda berkaitan dengan penugasan, yaitu : (1) tingkat keyakinan audit, (2)
tingkat keyakinan review, (3) prosedur yang disepakati bersama, dan (4) tidak ada keyakinan.
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen

dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material,
dengan kriteria yang telah ditetapkan;
2. Dalam memberikan jasa atestasi dan kompilasi juga terdapat 3 standar yaitu standar

umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan;


3. Dalam memberika jasa atetasi terdapat prosedur yang harus dilakukan auditor baik

sebelum maupun sesudah penugasan;


4. Membuat laporan dalam bentuk baku sesuai dengan standar pelaporan jasa atestasi dan

kompilasi.

B. Saran
1. Mahasiswa harus memahami bagaimana ketentuan-ketentuan dalam penugasan jasa
atestasi
2. Mahasiswa harus mengetahui bahwa auditor harus mengaudit sesuai dengan standar
atestasi yang berlaku dan mengetahui penugasan yang dilaksanakan dalam standar atestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., James K. Loebbecke. 1995. Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu. Edisi
Keempat. Erlangga: Jakarta
Boynton, Johnson, dan Kell, 2003. Modern Auditing, Jilid II, Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga
Yusuf, Al-Hariyono. 2002. Auditing Jilid 2. YKPN. Yogyakarta.

Das könnte Ihnen auch gefallen