Sie sind auf Seite 1von 14

ALAT-ALAT YANG ADA DI BMKG MAROS

LAPORAN PRAKTIKUM MATA PELAJARAN GOEGRAFI


( ALAT-ALAT BMKG)

DISUSUN OLEH:

NUR WINDA SARI


X.2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Kelembagaan
Sejarah Kelembagaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG)

Sejarah pengamatan meteorology dan geofisika di Indonesia


dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan
secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.
Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin
diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut
oleh Pemerintahan Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi
pemerintahan dengan nama Magnetisch en Meteorologisch
Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi
dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74
stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan
magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa
bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen
horizontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan
komponen vertical dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan
meteorology dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa
meteorology mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan
1945, nama instansi meteorology dan geofisika diganti menjadi
Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,
instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk
Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi
Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan
Angkatan udara. Di Jakarta dibentuk jawatan Meteorologi dan
Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika
diambil alih oleh pemerintahan Belanda dan namanya diganti
menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada
juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, kedudukan instansi tersebut di
Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan Negara
Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche
Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah
Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada
tahun1950 indonesia secara resmi masuk sebagai anggota
Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization
atau WMO) dan kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi
Permanent Representative of Indonesia with WMO
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah
namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah
Departemen perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan
menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Depertemen
Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat
Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah
Departemen Perhubunga Udara.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika
diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu
instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan,
dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi
setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika,
dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan
48 tahun 2002,struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga
Pemerintahan Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan
Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008,
Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status
tetap sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departeme.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono. (unduh penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009)

B. Tujuan :
· Untuk mengetahui pemanfaatan iklim.
· Untuk mengetahui unsur cuaca dan iklim.
· Untuk mengetahui macam-macam alat pengukur tiap unsure dan cara
penggunaannya.
C. Waktu pelaksanaan : Jumat, 03 Mei 2013
D. Lokasi praktikum : BMKG Sulawesi Selatan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Cup Counter Anemometer

Cup counter merupakan salah satu jenis anemometer dengan tinggi


50 centimeter.
Fungsi : untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama
periode tertentu.
Komponen-komponen alat :
· 3 buah mangkok
Cara membacanya:
Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu
tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka
counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya,
kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan.
B. wind Vane Anemometer

wind Vind merupakan salah satu jenis anemometer dengan tinggi 2


meter
Fungsi : Alat ini berfungsi untuk mengukur arah dan
kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi dengan
ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor dan
alat penunjuk yang dihubungkan melalui kabel.
Komponen-komponen alat :
· pipa besi
· baling-baling
· 3 buah mangkok
Cara kerja alat ini,beserta komponennya adalah sebagai
berikut :
• Vane (baling‐baling) yang berbentuk anak panah mempunyai
tahanan yang melingkar merupakan lingkaran, tahanan tersebut
dihubungkan dengan 3 buah saluran ke alat penunjuk, pada tiap
titik yang satu sama lain berjarak sama. Arus rata
dialirkan tahanan tersebut pada 2 titik, dan jika vane berputar
maka kedua kotak
tersebut ikut berputar, kumparan penunjuk arah angin dibuat
sedemikian rupa
sehingga putaran sama dengan putaran vane.

• Tahanan pada vane ini dihubungkan dengan 3 buah kawat pada


kumparan penunjuk, ditengah dipasang sebuah magnit yang
mempunyai jarum penunjuk, dan alat ini memerlukan arus DC 12
Volt.
• Cup anemometer terdiri dari 3 buah mangkok yang dipasang
simetris pada sumbu vertical, dimana pada bagian bawah sumbu
vertical dipasang sebuah generator, dan jika tertiup angin
ketiga mangkok tersebut akan berputar. Tegangan dari generator
sebanding dengan kecepatan putaran ketiga mangkok, yang kemudian
diteruskan ke jarum penunjuk. Pengamatan dilakukan dengan cara :
- untuk menentukan kecepatan angin, dapat dibaca langsung pada
alat
penunjuk, dan satuan kecepatan angin yaitu dalam knot ( 1 knot =
1,8
km/jam).
- untuk menentukan arah angin, yaitu menekan tombol yang ada
pada alat
penunjuk dan kemudian membaca jarum penunjuk yang menunjukkan
arah
berapa derajat. (Arah angin 90º = arah timur, 180º = arah
selatan, 270º =
arah barat, dan 360º = arah utara).

C. ANEMOGRAF
Anemograf merupakan salah satu jenis anemometer dengan tinggi 10
meter

Fungsi: alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan


angin
Komponen-komponen alat :
3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin , pada
bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat
perputaran mangkok tersebut, dan alat ini dipasang diatas tiang
pipa besi setinggi ( ½ m, 2 m, 10 m) dari permukaan tanah.

Cara kerja anemometer yaitu Angin yang bertiup akan membuat


anemometer berputar dan kecepatan angin akan ditunjukkan oleh
spidometer yang tertera pada alat. Anemometer berupa baling-
baling yang as nya dihubungkan dengan dinamo penghasil arus
listrik. Apa bila angin bertiup baling-baling akan berputar dan
memutar dinamo dan akan diperoleh arus listrik.
Lamanya pengamatan maupun data hasil pencatatan biasanya
disesuaikan dengan kepentingannya. Untuk kepentingan iklim
umumnya dicari rata-rata kecepatan dan arah angin selama periode
24 jam (nilai harian). Berdasarkan nilai ini kemudian dapat
dihitung nilai mingguan, bulanan dan tahunannya. Bila dinilai
perlu dapat dilakukan pengamatan dengan interval waktu lebih
pendek agar dapat diketahui rata-rata kecepatan angin pada
periode pagi, siang, dan malam.
Cara pemakaian anemometer termal adalah sebagai berikut:
1. Tekan tombol ON/OFF
2. Akan tampil semua item pengukuran pada layar
3. Pilih mode pengukuran yang diinginkan
4. Tekan tombol HOLD untuk melihat hasil pengukuran
5. Catat hasil pengukuran

D. Cambell stoke
Cambell stoke, adalah salah satu alat klimatologi, yang
dapat kita temukan di BMKG maros.
Fungsi : Cambell stoke yaitu untuk mengetahui lamanya
penyinaran matahari dalam satuan jam/persen, lamanya penyinaran
yaitu 12 jam. Sinar matahar yang ditangkap oleh bola kaca yang
sifatnya mengumpulkan sinar ketitik api yang tepat pada kertas
pias. Maka kertas itu akan terbakar apabila terajadi penerimaan
radiasi sinar matahari, dari berkas-berkas yang terbakar ini
dapat ditentukan berapa lama matahari bersianar pada hari
tersebut.
Komponen-komponen alat:
· Bola kaca pejal yang berdiameter 10-15 cm,
· lensa cembung mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api;
· tempat menyisipkan kertas pias;
· pengatur kertas pias;
· penunjuk yang menyatakan lintang pada waktu alat di setel;
· tiga buah sekrup menyetel kedudukan horisontal.

Cara memasang bagian-bagian alat:


· Alat diletakkan di atas tembok dengan ketinggian 120 cm
· Tubuh alat diletakkan horizontal
· Sumbu bola mengarah sebelah utara- selatan
· Kemiringan lensa bola bersama dengan kertas pias harus
disesuaikan dengan derajat lintang bumi setempat, setelah
mencapai kemiringan yang tepat. Sekrup pengunci agar posisinya
tidak berubah.
· Lensa bola diatur sedemikian bola agar jarak timur-barat
sama panjang
Cara Kerja alat ini yaitu: Lamanya penyinaran sinar matahari
dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari
melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat
mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan
pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar
alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar
matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi
matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik
dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias.
Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini,
maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus.
Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak
dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari
bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh
lamanya penyinaran matahari.
Kertas Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu :
• Pias lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober – 28/
29
Pebruari.
• Pias lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April – 31
Agustus.
• Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret – 10 April dan 1
September – 10
Oktober.

E. Panci Penguapan/ open pan


Panci penguapan / evaporation pan adalah salah satu alat
klimatologi, yang dapat kita temukan di BMKG maros.
Fungsi : panci penguapan yaitu untuk mengetahui besarnya
penguapan radiasi langsung dari matahari.
Komponen-komponen alat:
1. Panci untuk menampung air yang berdiameter 120 cm dan tinggi
30 cm
2. Hook geuge (batang berskala) untuk mengetahui ketinggian air
dalam panci
3. stiff well (bejana) berfungsi sebagai perendam gelombang
ketika terjadi getaran di dalam panci
4. kayu penopang untuk penyangga panci sehingga tidak
bersentuhan dengan tanah karena tanah menngandung panas yang
akan menambah penguapan
5. temometer apung untuk mengukur suhu air permukaan

Cara kerja alat :


Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas
rongga 5 cm pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam
keadaan tenang di dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan
membaca skalanya, maka tabung pengaman didekaatkan ke panci
dengan maksud agar permukaan air tetap tenang dan tidak
terlalu bergelombang. Sesudah itu sekrup patrol diputar sambil
melihat ujung panci dari hungging di dalam tabung pengaman.
Skrup pengontrol yaitu berada di atas penyangga hugging
berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan skala. Jika sikrup itu
diputar kembali ke kanan maka tiang skala turun angka yang
dibaca adalah angka yang terdapat tegak lurus demngan sekrup
pengontrol. Adapun skala yang terrtera pada skala adalah angka
(1) sampai (100)

Sedangkan termometer yang berada di atas permukaan


air adalah termometer maksimum dan termometer minimum.
Termometer ini terletak di atas pelampung sehingga mempunyai
perahu, yang pada kedua termometer ini baik maksimum maupun
minimum berada di tengah atau anntara kedua sisi pengukuran
termometer maksimum.. termometer minimum yang kecil setelah di
tengah dan berguna sebagai alat pengukur suhu atau
temmperatur minimum air panci. Sedangkan termometer maksimum
besar berguna untuk mengukur suhu max air dalam panci. Rumusnya
yaitu :
Thermometer maksimum - termometer
minimum
Cara membaca :
Kita akan tertarik menghitung evaporasi dari tanggal 1- tanggal
2 maka property yang digunakan adalah curah hujan yang terjadi
dari tanggal 1- tanggal 2 yaitu curah hujan yang terukur pada
jam 7 pagi tanggal 2 di tambah ketinggian air yang kita dapat di
tanggal 7 jam 1 itu berapa dan di tanggal 7 jam 2 itu berap dan
kita kurangkan ketinggian awal dan ketiggian akhir di tambah
dengan cura hujan periode yang sama, maka kita dapatkan nilai
penguapan atau evaporasi
F. GUN BELLANI
Gunbellani merupaka alat nonrecording.

Fungsi :Alat ini digunakan untuk mengukur jumlah radisi harian


matahari yang jatuh dipermukaan bumi. Data yang dihasilkan
berupa jumlah radiasi matahari yang dinyatakan dalam satuan
gram. Cal / cm2 /jam. Pada pengamatan Agroklimat Gunbellani
diamatai jam 07.00 waktu setempat.

Komponen-komponen alat :
1. Bola kaca
2. Bola tembaga hitam (Blackned copper sphere)
3. Tabung buret
4. Aquades
5. Tempat alat (housing).
Cara Kerja Alat

Selama terjadi pancaran radiasi oleh matahari, terjadi


penyerapan kalor oleh bola tembaga hitam. Panas hasil serapan
tersebut digunakan untuk menguapkan aquades yang terdapat
didalamnya. Uap air yang dihasilkan masuk dalam receiver. Karena
terjadi perbedaan suhu antara bola tembaga hitam dengan tabung
buret, uap air akan mengembun dan akhirnya mengumpul dalam dasar
receiver. Pengamatan dilakukan dengan mencatat sisa air yang
terdapat pada dasar receiver setelah dibalik dan mencatat jumlah
air yang terkumpul pada dasar receiver setelah terjadi
pengembunan selama 24 jam. Data jumlah radiasi harian dihitung
dengan mencari selisih antara dua pencatatan tersebut dikalikan
dengan koefisien kalibrasi atau dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Cara membaca :
Jumlah radiasi = (pembacaan II – pembacaan I ) x koefisien
kalibrasi
Keterangan :
Pembacaan I : pembacaan setelah alat dibalik (tanggal hari ini)
Pembacaan II : pembacaan setelah alat teradiasi selama 24 jam
(tanggal hari berikutnya).
Koefisien kalibrasi alat adalah 21 gram. Cal / cm2 /jam

G. Sangkar meteorologi
· Sangkar meteorologi merupakan bangunan berbentuk rumah yang
terbuat dari kayu.
fungsi : untuk meminimalkan atau memaksimalkan kecepatan
angin.
· komponen-komponen alat :
a. Thermometer Minimum dan Maksimum
Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum:
berfungsi sebagai alat ukur suhu udara maksimum yang terbuat
dari gelas dengan bejana berbentuk bola dan pada ujungnya berisi
air raksa, untuk kepentingan klimatologi dilakukan pengamatan
pada jam 6 sore. Dan termometer minimum: berfungsi sebagai alat
ukur suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu
dan pada ujungya berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan
terseret oleh alkohol manakala suhu turun dan akan tertinggal
manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka benda penunjuk
tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu
pengamatan.untuk kepentingan klimatologi dilakukan pengamatan
pada jam 1 sore.

b. Thermometer Bola Basah dan Bola Kering : untuk


menghitung kelembaban reltif ( NH)
Alat ini disebut Psychrometer terdiri dari 2 buah Thermometer
air raksa yaitu Thermometer bola kering dan Thermometer bola
basah. Thermometer bola basah adalah thermometer yang bola air
raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan yang terjadi pada
kain basah tersebut mengakibatkan turunya suhu. Perbedaan suhu
yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan bantuan
tabel diperoleh harga kelembaban udara dan suhu titik embun.

H. Penangkar hujan biasa ( OBS)


Penangkar curah hujan biasa : Penakar hujan ini termasuk
jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat
sendiri. Bentuknya sederhana,
Fungsi: untuk mengukur curah hujan
Komponen-komponen alat :
• Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.
• Bak tempat penampungan air hujan.
• Kaki yang berbentuk tabung silinder.
• Gelas penakar hujan
Cara kerja .:
Untuk mengukur curah hujan, keran pada kaki tabung dibuka
dan air hujan yang tertampung akan diukur dengan gelas penakar
hujan, kemudian curah hujan dapat diketahui dengan membaca skala
yang ada di gelas penakar hujan tersebut.

cara membaca : Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air


hujan yang tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah
dikonversi dalam satuan tinggi atau gelas ukur yang kemudian
dibagi sepuluh karena luas penampangnya adalah 100 cm sehingga
dihasilkan satuan mm. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam
yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah
hujan kemarin bukan hari ini.

I. Penangkar hujan otomatis.


penangkar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar
hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri
Fungsi : alat untuk mengukur curah hujan
Komponen-komponen alat :
1.Bibir atau mulut corong
2. Lebar corong
3.Tempat kunci atau gembok
4.Tangki pelampung
5.Silinder jam tempat meletakkan pias
6.Tangki pena
7.Tabung tempat pelampung
8. Pelampung
9. Pintu penakar hujan
10. Alat penyimpan data
11.Alat pengatur tinggi rendah selang gelas (siphon)
12.selang gelas
13.Panci pengumpul air hujan bervolume
Cara Kerja Alat :
Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian
terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini
menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik
keatas.Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang
gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung Gerakkan pena
dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang
dapat berputar dengan bantuan tenaga per.Jika air dalam tabung
hampir penuh (dapat dilihat pada lengkungan selang
gelas),penaakan mencapai tempat teratas pada pias.Setelah air
mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas,maka
berdasarkan sistem siphon otomatis (sistem selang air),air dalam
tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam
tabung.Bersamaan dengan keluarnya air,tangki pelampung dan pena
turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus
vertikal.Jika hujan masih terus-menerus turun,maka pelampung
akan naik kembali seperti diatas.Dengan demikian jumlah curah
hujan dapat dihitung atau ditentukan dengan menghitung garis-
garis vertical.

J. Lysimeter
Fungsi : untuk mengukur jumlah evapotranspirasi pada sebidang
tanah bervegetasi secara langsung. Alat ini berupa sebuah bejana
penampang berukuran 1 m x 1 m yang dibagian atasnya ditanami
vegetasi (rumput atau tanaman lain). Unsur yang diamati adalah
besarnya penguapan yang berlangsung pada sebidang tanah yang
bervegetasi.
Komponen-komponen alat ini yaitu:
Ø Penyedot
Ø Mesin
Ø Air
Air perkolasi merupakan jumlah air yang terhisap oleh pompa dan
diukur dengan tabung yang berskala. Penyiraman dilakukan sebanyak
10 liter air sesaat setelah dilakukan penghisapan, sehingga
besarnya evapotranspirasi selama 24 jam dapat diketahui.
Cara kerja alat tersebut diatas adalah dengan mengukur jumlah air
yang menguap dihitung berdasarkan persamaan kesetimbangan air,
yaitu dengan rumus persamaan :
C + S = Pk + P + E
dimana : C = Curah hujan
S = Air siraman
E = Evapotranspirasi
Pk = Air perkolasi
P = Jumlah air untuk penjenuhan tanah sampai tercapai kapasitas.
K. Thermometer Tanah Gundul
Fungsi : untuk mengukur suhu pada tanah yang gundul, dengan
satuan derajat celciul.
Thermometer tanah gundul mempunya berbagai kedalaman, yaitu
kedalaman 0 cm, 5 Cm. 10 Cm, 20 Cm, 50 Cm, 100 cm. Benda kuning
pada thermometer 50 cm dan 100 cm adalah parapin yang berfungsi
agar ketika alat tersebut dibaca maka suhu tidak berubah. Data
suhu tanah ini digunakan dalam kegiatan pemupukan tanah.

L. Thermometer Tanah Berumput


Berfungsi untuk mengukur suhu pada tanah yang gundul
Keterangan : Kedalaman 0 cm, 5 Cm. 10 Cm, 20 Cm, 50 Cm,
100 cm. Benda kuning pada thermometer 50 cm dan 100 cm adalah
parapin yang berfungsi agar ketika alat tersebut dibaca maka
suhu tidak berubah. Data suhu tanah ini digunakan dalam kegiatan
pemupukan tanah
Thermometer tanah gundul dan thermometer tanah berumput cara
kerjanya: yang sama dengan thermometer biasa, namun hanya
bentuk dan panjang thermometernya yang berbeda. Pengukuran suhu
tanah lebih teliti dari pada pengukuran suhu tanah. Perubahannya
lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah, yang lebih besar
dari pada udara.. Termometer tanah berumput dan termometer tanah
gundul umumnya mengukur suhu tanah pada kedalaman 5 cm, 10 cm,
20 cm, 50 cm dan 100 cm. Jenis alat disesuaikan dengan kedalaman
yang akan diukur. Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100
cm Termometer tanah berumput dilengkapi dengan termometer
minimum rumput yang berfungsi untuk mengukur suhu minimum saat
adanya embun di pagi hari yaitu sekitar pukul 07.00 WIB.
Sedangkan pada termometer lainnya diukur pada pukul 07.55 WIB,
13.55 WIB dan 17.55 WIB. Termometer tanah berumput dilengkapi
dengan termometer minimum rumput yang berfungsi untuk mengukur
suhu minimum saat adanya embun di pagi hari yaitu sekitar pukul
07.00 WIB. Sedangkan pada termometer lainnya diukur pada pukul
07.55 WIB, 13.55 WIB dan 17.55 WIB.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membuat laporan ini kami bisa menyimpulkan bahwa alat-
alat yang ada di BMKG antara lain cup counter anemometer yang
berfungsi mengukur kecepatan angin rata-rata dan alat yang lain
adalah wind vane anemometer yang berfungsi untuk mengukur arah
dan kecepatan angin. Alat selanjutnya adalah anemograf yang
fungsinya sama dengan wind vane anemometer,dan cambell stoke
yang berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari dalam
satuan jam/persen, panci penguapan atau open pan,Gun bellani
yang berfungsi untuk mengukur jumlah radiasi matahari yang jatuh
di permukaan bumi,sangkar metereologi yang berfungsi untuk
meminimalkan atau memaksimalkan kecepatan angin,penangkar hujan
biasa(OBS) yang berfungsi untuk mengukur curah hujan,penangkar
hujan otomatis yang berfungsi mengukur curah hujan,lysimeter
yang berfungsi untuk mengukur jumlah evapotranspirasi pada
sebidang tanah bervegetasi secara langsung,thermometer tanah
gundul yang berfungsi sebagai pengukur suhu pada tanah
gundul,serta thermometer tanah berumput yang berfungsi sebagai
pengukur suhu pada tanah yang berumput.
.

.B. Saran
Setelah membuat dan menyimpulkan laporan ini,Saya
menyampaikan saran supaya penelitian lebih baik lagi kedepannya.
Penjelasan mengenai cara kerja alat-alat penelitian oleh petugas
di kantor BMKG Maros sudah cukup baik dan diharapkan agar alat-
alat yang digunakan yang sudah berusia lanjut diharap
diperbaharui agar dapat dihasilkan data yang akurat dalam
pengamatan. Serta alat-alat yang ada bisa di perlengkap lagi
karena alat yang ada di BMKG kabupaten lain itu lebih dari yang
ada di BMKG
Dan tak lupa kami berikan saran untuk pihak sekolah agar
kiranya untuk penelitian selanjutnya lebih memperhatikan untuk
pemberian izin karena jika tidak di imbangi dengan praktikum
para siswa akan merasa jenuh.

DAFTAR PUSTAKA
· Andhi Ahmad Setiawan S.s, BMKG Maros,
· Andi Wahid, BMKG Maros,
· Http//alat klimatologi dan geofisika.com

Das könnte Ihnen auch gefallen