Sie sind auf Seite 1von 7

Jurnal Kultivasi Vol.

16(2) Agustus 2017 333

Wahyudin, A. ∙ F.Y. Wicaksono ∙ A.W. Irwan ∙ Ruminta ∙ R. Fitriani

Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat


pemberian berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada
tanah Inceptisol Jatinangor

Response of soybean (Glycine max) var. Wilis due to application of N,


P, K and guano fertilizer dosages on Inceptisols Jatinangor
Diterima : 17 Agustus 2017/Disetujui : 25 Agustus 2017 / Dipublikasikan : 31 Agustus 2017
©Department of Crop Science, Padjadjaran University

Abstarct This research aims to know the effect of Sari Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Guano fertilizer application in reducing the uses apakah pemberian Pupuk Organik Padat Guano
of NPK fertilizer. The experiment was conducted dapat mengurangi penggunaan Pupuk N,P,K.
at the Green House of Agriculture Faculty, Percobaan dilakukan di Rumah Kaca Fakultas
University of Padjadjaran, Jatinangor with Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor
altitude 754 m up sea level and Inceptisol soil dengan ketinggian 754m di atas permukaan laut
types with pH 6,18. (dpl) dan menggunakan tanah inceptisol dengan
The Experiment was arranged in Randomized pH 6,18.
Block Design, with 8 treatment combinations Rancangan percobaan yang digunakan adalah
several dosages of fertilizer differ from 100% Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 8
N,P,K, 100% Guano, 75% N,P,K + 100% Guano, perlakuan kombinasi dosis pupuk, yang terdiri
50% N,P,K + 100% Guano, 75% N,P,K + 75% dari 100% N,P,K, 100% Pupuk Guano, 75%
Guano, 50% N,P,K + 75% Guano, 75% N,P,K + N,P,K + 100% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 100%
50% Guano serta 50% N,P,K + 50% Guano and Pupuk Guano, 75% N,P,K + 75% Pupuk Guano,
four replications, thus there are 32 units of the 50% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 75% N,P,K +
experiment. 50% Pupuk Guano serta 50% N,P,K + 50%
The results showed that the treatments of N,P,K Pupuk Guano. Percobaan diulang sebanyak 4
fertilizer and guano fertilizer in several dosages kali, dengan demikian terdapat 32 satuan
influenced on plant height, plant dry weight, percobaan.
biomass of plant, number of effective root Hasil percobaan menunjukkan bahwa pem-
nodules, number of filled pods per plant, the berian beberapa dosis pupuk N,P,K dan pupuk
number of emptied pods per plant, seed weight guano memberikan pengaruh terhadap tinggi
per plant, 100 seed weight, harvest index, and tanaman, bobot kering tanaman, biomassa tana-
seed weight per hectare. However, the treatment man, jumlah bintil akar efektif, jumlah polong isi
of 50% N,P,K + 50% Guano was not significant per tanaman, jumlah polong hampa per
with control influenced on plant height, biomass tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji,
of plant, leaves area index, number of leaves, indeks panen, bobot biji per hektar. Perlakuan
number of filled pods per plant, the number of 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano memberikan
emptied pods per plant, seed weight per plant, hasil yang tidak berbeda nyata dengan
100 seed weight, harvest index, and seed weight perlakuan 100 % NPK pada tinggi tanaman,
per hectare. biomassa tanaman, indeks luas daun, jumlah
daun, jumlah polong isi per tanaman, jumlah
Keywords: Glycine max ∙ N,P,K Fertilizer ∙ Guano polong hampa per tanaman, bobot biji per
fertilizer tanaman, bobot 100 biji, indeks panen serta
bobot biji per hektar.
Dikomunikasikan oleh Anne Nuraini
Wahyudin, A.1 ∙ F.Y. Wicaksono1 ∙ A.W. Irwan1 ∙ Ruminta1 ∙
R. Fitriani2
Kata kunci: Tanaman kedelai ∙ Pupuk N,P,K ∙
1) Staf pengajar program studi Agroteknologi Pupuk Guano
2) Alumni program studi Agroteknologi

korespondensi: agus.wahyudin@unpad.ac.id

Wahyudin, A. dkk: Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian
berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor
334 Jurnal Kultivasi Vol. 16(2) Agustus 2017

___________________________________________ mereka telah menggunakan pupuk kandang.


Pendahuluan Dengan menggunakan pupuk anorganik, hasil
varietas unggul padi di lahan sawah irigasi
Kedelai (Glycine max) adalah komoditas tanaman meningkat lebih dua kali lipat menjadi 5-6 t/ha.
pangan terpenting ketiga setelah padi dan Di satu sisi, penggunaan pupuk anorganik
jagung. Kedelai berperan sebagai sumber berdampak positif terhadap peningkatan pro-
protein nabati yang sangat penting dalam duksi tanaman, namun di sisi lain pupuk
rangka peningkatan gizi masyarakat karena anorganik juga dapat berdampak negatif, seperti
aman bagi kesehatan dan murah harganya. pencemaran lingkungan dan inefisiensi pemu-
Kedelai dapat diolah sebagai bahan industri pukan di sebagian besar daerah intensifikasi
olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu tanaman pangan. Hal ini mendorong tingginya
kedelai, tauco, snack dan sebagainya. tingkat ketergantungan petani terhadap pupuk
Varietas unggul bukan satu-satunya faktor anorganik, bahkan mereka seringkali meng-
yang mendukung peningkatan produksi, namun gunakan jumlah yang berlebihan. Selain tidak
dalam sejarah tampak bahwa dalam setiap lagi meningkatkan hasil, penggunaan pupuk
kebangkitan atau lompatan produksi pertanian, anorganik dengan takaran di atas kebutuhan
senantiasa tidak terlepas dari kontribusi tanaman juga mengurangi keuntungan yang
digunakannya varietas unggul baru. Pening- dapat diperoleh dari usaha tani.
katan produksi dan perluasan areal tanam Untuk mengurangi penggunaan pupuk an-
kedelai besar-besaran pada tahun 70-an antara organik, maka perlu digunakan pupuk organik.
lain karena kontribusi yang besar daari varietas Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian
Orba. Demikiana juga lonjakan produksi kedelai besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik
yang terjadi pada awal tahun 80-an didukung yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang
oleh ditemukannya varietas unggul Wilis. telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk
Wilis cocok ditanam pada lahan bekas padi padat atau cair yang digunakan untuk
sawah dengan pengolahan minimal atau tanpa mensuplai bahan organik; memperbaiki sifat
pengolahan tanah. Umur matang Wilis 88 hari, fisik, kimia dan biologi tanah (Sudirja, 2007).
tipe batang tegap dan tidak mudah rebah. Pupuk organik padat umumnya meru-
Kecambah mempunyai vigor yang baik, pakan pupuk lengkap karena mengandung
pertumbuhannya cepat, dan dapat tumbuh baik unsur makro dan mikro meskipun dalam jumlah
pada lahan yang berdrainase kurang baik sedikit (Prihmantoro, 1996). Penggunaan pupuk
(Sumarno, 1990). kandang atau kompos selama ini diyakini dapat
Varietas unggul merupakan komponen mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh
teknologi yang paling cepat diadopsi petani, pupuk anorganik. Penambahan bahan organik
karena mudah, murah dan kompatibel dengan padat akan meningkatkan hara dalam tanah
teknologi lain. Dengan digunakannya varietas secara lengkap seperti hara N,P,K,S dan hara
unggul, berarti sebagian masalah produksi lainnya. Disamping itu akan meningkatkan ke-
seperti kemasaman, kahat atau ketidakseim- mampuan tanah untuk mengikat hara, sehingga
bangan hara, serta cekaman hama atau penyakit hara akan lebih tersedia dalam kurun waktu
telah atau lebih mudah diatasi (Suhartina, 2005). yang relatif lama, sehingga menjamin keber-
Penggunaan pupuk sebagai salah satu lanjutan kesuburan. Hal ini dikarenakan selama
usaha untuk meningkatkan produksi tanaman proses dekomposisi bahan organik akan
sudah sangat membudaya dan para petani telah dihasilkan humus (koloid organik) yang dapat
menganggap bahwa pupuk dan cara pemu- menahan unsur hara dan air, sehingga dapat
pukan sebagi salah satu hal yng tidak dapat meningkatkan daya simpan pupuk dan air di
dipisahkan dalam kegiatan usaha taninya. tanah. Kelebihan pupuk organik yang lain
Keberhasilan pembangunan pertanian ti- mampu menetralkan pH tanah, dapat mening-
dak dipisahkan dari kesadaran petani dalam katkan pH tanah di tanah yang masam, dan
menggunakan pupuk anorganik atau pupuk dapat menurunkan pH tanah di tanah yang
kimia dan sebagian menyebutnya pupuk buat- alkali, sehingga mampu menjamin pH tanah
an. Hingga awal tahun 1970-an, pada saat petani sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
belum menggunakan pupuk anorganik, hasil Salah satu jenis pupuk organik adalah
padi varietas lokal yang diusahakan hanya guano. Penellitian tentang penggunaan pupuk
mampu berproduksi 2,0-2,5 t/ha, meskipun guano, baik guano nitrogen maupun guano

Wahyudin, A. dkk: Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian
berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 16(2) Agustus 2017 335

fosfat, masih terbatas. Suwarno (1998) dalam papan nama, oven (untuk mengeringkan sampel
percobaan pot di rumah kaca tentang peng- tanaman), neraca analitik (untuk menimbang
gunaan guano fosfat pada tanaman kedelai yang sampel tanaman), kamera (untuk dokumentasi
ditanam pada tanah ordo Andisol dari Kanuma, selama penelitian) dan alat tulis.
Tochigi memperoleh hasil bahwa produksi Penelitian ini menggunakan metode perco-
tanaman pada perlakuan guano fosfat tidak baan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri
berbeda nyata dengan produksi pada perlakuan dari 8 perlakuan kombinasi dosis pupuk dan
super fosfat (SP36). Nilai efektivitas agronomis percobaan diulang sebanyak 4 kali, dengan
relatif (relative agronomic effective-ness, RAE) demikian terdapat 32 satuan percobaan. Adapun
guano fosfat terhadap super fosfat (sebagai dosis pupuk yang diberikan sebagai berikut : A
standar) pada tanaman tersebut mencapai 108% = 100% N,P,K (kontrol) = 50 kg/ha Urea = 0,4
(Suwarno dan Komaruddin Idris, 2007). g/tanaman, 75 kg/ha SP-36 = 0,6 g/tanaman
Faktor dominan penyebab rendahnya dan 100 kg/ha KCl = 0,8 g/tanaman, B = 100%
produktivitas tanaman kedelai salah satunya Pupuk Guano anjuran kemasan = 1000 kg/ha
adalah tingkat kesuburan lahan yang terus setara dengan 8,3 g/tanaman, C = 75% N,P,K +
menurun (Adiningsih, dkk., 1994). Cara budidaya 100% Pupuk Guano, D = 50% N,P,K + 100%
petani yang menerapkan budidaya konvensional Pupuk Guano, E = 75% N,P,K + 75% Pupuk
dan kurang inovatif seperti ditandai dengan Guano, F = 50% N,P,K + 75% Pupuk Guano, G =
penggunaan input pupuk kimia yang terus 75% N,P,K + 50% Pupuk Guano, H = 50% N,P,K
menerus, tidak menggunakan pergiliran tanaman, + 50% Pupuk Guano.
kehilangan pasca panen yang masih tinggi 15-20%
dan memakai air irigasi yang tidak efisien. ___________________________________________
Akibatnya antara lain berdampak pada rendahnya Hasil dan Pembahasan
produktivitas yang mengancam kelangsungan
usaha tani dan daya saing komoditi tanaman Tinggi Tanaman. Tinggi tanaman pada minggu
pangan yang diusahakan menyebabkan turunnya ke-2 dan ke-4 tidak berbeda nyata antar perlakuan.
minat petani untuk mengembangkan usaha Tinggi tanaman secara umum menunjukkan
budidaya pangannya, sehingga dalam skala luas kenaikan. Perlakuan pupuk organik belum
mempengaruhi produksi nasional. Tujuan pene- mempengaruhi tinggi tanaman. Hal ini disebab-
litian ini untuk melihat apakah pemberian pupuk kan oleh pupuk organik lebih lama terserap
organik guano dapat mengurangi penggunaan tanaman dibandingkan dengan pupuk N,P,K,
pupuk N, P dan K.
Tabel 1. Pengaruh Beberapa Dosis Pupuk N,P,K
___________________________________________ dan Pupuk Guano terhadap Tinggi Tanaman 2,4,6
Bahan dan Metode dan 8 MST (cm).
Perlakuan 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
Penelitian ini dilakukan di dalam Rumah Kaca A 17,54 a 25,22 a 43,22 c 49,93 b
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran B 15,59 a 24,77 a 41,09 d 42,00 c
dengan ketinggian tempat 754 m di atas C 17,49 a 27,22 a 45,91 ab 54,05 ab
permukaan laut (dpl), dengan menggunakan D 17,00 a 25,72 a 44,55 bc 52,86 b
E 16,56 a 26,48 a 45,77 ab 53,86 ab
jenis tanah Inceptisol.
F 16,29 a 27,39 a 46,48 a 58,30 a
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
G 16,17 a 27,86 a 46,75 a 58,44 a
adalah benih kedelai varietas Wilis, diperoleh
H 16,05 a 26,79 a 44,15 c 52,28 b
dari Ballitkabi (dengan daya berkecambah 98%
Keterangan. Nilai rata-rata diikuti oleh huruf yang
dilakukan test daya berkecambah menggunakan
sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
kertas merang), pupuk fresh guano yang diper- berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan
oleh dari CV. Sari Dele, Pupuk Urea, SP-36 dan pada taraf 5%.
KCl, Inokulan Rhizobium Rhizo-Plus diperoleh
dari PT. Hobsanol, Insektisida Decis 2.5 EC Pada minggu ke enam dan ke delapan
untuk mengendalikan hama dan fungisida. setelah tanam, mulai terlihat perbedaan tinggi
Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah tanaman antar perlakuan. Perlakuan F (50%
Polibag kapasitas 10 kg dengan ukuran 30 x 40 NPK + 75% Pupuk Guano) dan G (75% NPK +
cm untuk media tanam, meteran untuk 50% Pupuk Guano) menghasilkan tinggi
mengukur tinggi tanaman, label dan plang tanaman tertinggi pada tanaman kedelai,

Wahyudin, A. dkk: Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian
berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor
336 Jurnal Kultivasi Vol. 16(2) Agustus 2017

sedangkan perlakuan B (100% Pupuk Guano) rendah, tetapi mengandung hara mikro yang
menghasilkan tinggi tanaman terendah. cukup yang sangat diperlukan oleh tanaman.
Aplikasi pupuk N,P,K yang diaplikasikan Sebagai bahan pembenah tanah pupuk organik
dengan pupuk guano terlihat dapat mening- dapat mencegah erosi, mencegah pergerakan
katkan tinggi tanaman dibandingkan perlakuan permukaan tanah (crusting) dan retakan tanah,
dosis pupuk N,P,K saja dan dosis pupuk guano mempertahankan kelengasan tanah (Madjid,
saja. Pemupukan nitrogen akan merangsang 2009).
pertumbuhan vegetatif dari tanaman sedangkan
penambahan unsur hara P akan menguatkan Tabel 3. Pengaruh Beberapa Dosis Pupuk N,P,K
sistem perakaran tanaman sehingga dapat dan Pupuk Guano terhadap Indeks Luas Daun.
merangsang pertumbuhan tinggi tanaman. Perlakuan Indeks Luas Daun 8 MST
Pemberian pupuk organik yang diaplikasi- A 2,60 a
kan dengan N,P,K dapat meningkatkan tinggi B 2,30 a
tanaman. Pada perlakuan dosis Guano saja C 3,12 a
memiliki tinggi tanaman paling rendah diban- D 3,02 a
dingkan perlakuan yang lain, karena kandungan E 2,99 a
N pada pupuk guano rendah . Hal ini diduga F 2,97 a
karena terjadi defisiensi unsur N karena unsur G 2,89 a
H 2,77 a
ini lambat tersedia. Unsur N ini berperan
penting pada fase pertumbuhan vegetatif Keterangan: Nilai rata-rata diikuti oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
tanaman.
berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan
Pertumbuhan tanaman terjadi karena ada-
pada taraf 5%.
nya proses-proses pembelahan sel dan
pemanjangan sel dimana proses-proses tersebut
Jumlah Bintil Akar Efektif. Pengaruh
memerlukan karbohidrat dalam jumlah besar.
perlakuan dosis pupuk N,P,K dan pupuk Guano
Gardner et al. (1991) menyatakan bahwa
pada jumlah bintil akar efektif terdapat
pertumbuhan dan hasil suatu tanaman dipenga-
perlakuan yang tidak berbeda nyata. Perlakuan
ruhi oleh keadaan lingkungan tumbuhnya. Salah
A (100% NPK) tidak berbeda nyata dengan B
satu faktor lingkungan tumbuh yang penting
(100% Pupuk Guano) tetapi berbeda nyata
bagi pertumbuhan tanaman adalah ketersediaan
dengan perlakuan lain.
unsur hara dan pengendalian organisme
pengganggu tanaman.
Tabel 4. Pengaruh Beberapa Dosis Pupuk N,P,K
Indeks Luas Daun. Daun adalah organ dan Pupuk Guano terhadap Jumlah Bintil Akar
fotosintetik tanaman sehingga luas daun yang Efektif (buah)
tercermin dari ILD penting diperhatikan. Nilai
Perlakuan Jumlah Bintil Akar Efektif (buah)
ILD selama pertumbuhan tanaman kedelai
A 13,00 c
mengalami peningkatan sesuai bertambahnya B 12,25 c
umur tanaman, kemudian turun dan ILD C 16,00 b
maksimum dicapai pada saat jumlah daun dan D 15,25 b
ukuran daun maksimum (Sumarsono, 2010). E 16,00 b
Indeks luas daun optimum untuk pertum- F 17,75 a
buhan tanaman kedelai varietas Wilis untuk G 15,00 b
pertumbuhan biji adalah 2,30-3,25 (Indradewa, H 18,00 a
1997). Menurut Gardner et al., (1991), apabila Keterangan: Nilai rata-rata diikuti oleh huruf yang
luas daun dapat dipertahankan untuk menerima sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
sebagian besar cahaya matahari, maka akan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan
diperoleh laju pertumbuhan tanaman yang mak- pada taraf 5%.
simum. Pada pengamatan ILD seluruh perla-
kuan tidak berbeda nyata dan berada dalam Pemberian pupuk N,P,K saja tidak bisa
kondisi optimum untuk pertumbuhan biji. mencukupi kebutuhan hara tanaman tanpa
Faktor lain yang dapat mengubah nilai ILD adanya asupan unsur mikro dari Pupuk Guano.
adalah kelengasan tanah, yang mempengaruhi Begitu pula dengan perlakuan dengan
jumlah daun dan luas daun. Pada umumnya menggunakan pupuk organik saja, karena
pupuk organik mengandung hara makro yang pupuk Guano umumnnya merupakan pupuk

Wahyudin, A. dkk: Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian
berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 16(2) Agustus 2017 337

lengkap yang mengandung unsur makro dan pembentukan polong dan polong bernas pada
mikro tetapi dalam jumlah sedikit (Prihmantoro, tanaman kedelai. Semakin tinggi K maka
1996). Dari tabel dapat dilihat dosis pupuk H pembentukan dan pengisian polong semakin
(50% N,P,K + 50% Pupuk Guano) merupakan berjalan sempurna (Hanibal, 1995).
perlakuan terbaik terhadap jumlah bintil akar
efektif yang diikuti dengan jumlah polong isi Tabel 5. Pengaruh Beberapa Dosis Pupuk N,P,K
per tanaman. dan Pupuk Guano terhadap Jumlah Polong Isi Per
Perhitungan bintil akar efektif dilakukan Tanaman (buah) dan Jumlah Polong Hampa (buah).
saat umur tanaman 5 MST, akan tetapi banyak Perlakuan Jumlah Polong Isi Jumlah Polong
bintil akar yang belum efektif. Menurut Per Tanaman Hampa Per
Adisarwantoro (2005), pembentukan bintil akar (buah) Tanaman (buah)
terjadi pada umur 4-5 HST yaitu sejak A 32,00 a 5,75 a
terbentuknya akar tanaman, dan dapat mengikat B 16,50 b 1,00 b
nitrogen dari udara pada umur 10-12 HST, C 34,50 a 4,00 ab
D 35,00 a 2,00 b
tergantung kondisi lingkungan tanah dan suhu.
E 34,75 a 3,00 ab
Kondisi lingkungan seperti kelembaban yang
F 34,25 a 1,50 b
cukup dan suhu tanah sekitar 25 derajat C
G 31,25 a 3,00 ab
sangat mendukung dalam pertumbuhan bintil H 39,50 a 3,00 ab
akar. Suhu rata-rata selama percobaan 27,3
Keterangan: Nilai rata-rata diikuti oleh huruf yang
derajat –31,1 derajat C menjadi penyebab
sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
lambatnya pembentukan bintil akar efetif. berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan
Semakin banyak bintil akar efektif maka pada taraf 5%.
nitrogen yang diikat di udara semakin banyak,
maka dapat merangsang pertumbuhan vegetatif Bobot Biji Per Tanaman, Bobot 100 Biji dan
(batang dan daun), serta meningkatkan jumlah Indeks Panen. Analisis statistik pada bobot biji per
anakan dan meningkatkan jumlah polong (Rauf tanaman, bobot 100 biji, serta indeks panen
dan Sihombing, 2000). menunjukkan bahwa dosis pupuk N,P,K dan
Jumlah Polong Isi dan Jumlah Polong pupuk Guano memberikan pengaruh nyata.
Hampa. Menurut Suwarno dan Komaruddin Perlakuan dengan 100 % pupuk Guano tanpa
Idris (2007), kandungan nitrogen dalam Guano pemberian NPK menampakkan hasil paling
lebih tinggi daripada yang terdapat dalam rendah dan berbeda nyata dengan perlakuan lain.
pupuk kandang, limbah pertanian, maupun
sampah kota. Grant dan Flaten (1998) dalam Tabel 6. Pengaruh Beberapa Dosis Pupuk N,P,K
Grant et al., (2002) mengemukakan bahwa unsur dan Pupuk Guano terhadap Bobot Biji Per
hara N diperlukan untuk menjamin kualitas Tanaman (g), Bobot 100 Biji (g) dan Indeks Panen.
tanaman yang optimum yang ditunjukkan oleh Perlakuan Bobot Biji Per Bobot 100 Indeks
kandungan protein dari tanaman yang berhu- Tanaman (g) Biji (g) Panen
bungan langsung dengan suplai N. Penggunaan A 9,79 a 10,53 a 0,48 b
pupuk organik membuat unsur hara terikat dan B 5,89 b 9,12 b 0,40 c
tersedia dalam waktu lama, sehingga menyu- C 10,25 a 10,57 a 0,59 a
burkan tanaman. D 8,95 a 9,73 ab 0,55 ab
Data analisis jumlah polong isi per tanaman E 9,40 a 10,55 a 0,50 b
memperlihatkan unsur hara telah optimal F 8,82 a 10,05 a 0,48 b
digunakan, dari data menunjukkan perlakuan H G 8,75 a 10,58 a 0,53 ab
(50% NPK + 50% Pupuk Guano) menghasilkan H 9,86 a 10,05 ab 0,55 ab
polong isi dan polong hampa yang tidak berbeda Keterangan: Nilai rata-rata diikuti oleh huruf yang
nyata dengan perlakuan A (100% NPK) yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
merupakan perlakuan kontrol. berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan
Tingginya jumlah polong hampa pada pada taraf 5%.
perlakuan tanpa pemberian pupuk Guano
disebabkan karena rendahnya ketersediaan Perlakuan 100% dosis Guano terlihat meng-
unsur hara mikro. Guano memiliki unsure hasilkan bobot biji per tanaman, bobot 100 biji
mikro serta unsur K yang diperlukan oleh dan indeks panen yang paling rendah
tanaman. Unsur K sangat berperan dalam proses dibandingkan perlakuan yang lain.. Penyebab

Wahyudin, A. dkk: Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian
berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor
338 Jurnal Kultivasi Vol. 16(2) Agustus 2017

dari rendahnya bobot biji per tanaman dan 1991). Nilai IP menunjukkan efisiensi peng-gunaan
bobot 100 biji adalah terjadinya defisiensi unsur fotosintat karena hasil fotosintesisnya dapat
hara, karena kandungan unsure hara makro ditranslokasikan ke organ yang akan dipanen.
pada Guano rendah. Hasil bobot biji per Pada analisis indeks panen dapat disimpulkan
tanaman dipengaruhi oleh fotosintesis, dimana bahwa perlakuan 75% NPK + 100% pupuk Guano
proses ini dipengaruhi oleh unsur hara N,P,K. tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis
Unsur hara N berperan penting sebagai terendah 50% NPK + 50% pupuk Guano.
penyusun protein yang akan digunakan oleh Pemupukan berimbang merupakan kunci
tanaman untuk meningkatkan jumlah polong isi. peningkatan efisiensi penggunaan pupuk dan
Unsur P berperan dalam suplai dan transfer produktivitas tanaman. Pemupukan organik
energi seluruh proses biokimia tanaman, salah yang dipadukan dengan pupuk N,P,K meru-
satunya yaitu mempercepat proses pemasakan pakan pengelolaan hara yang berkelanjutan
dan mendorong perkembangan polong sehingga secara jangka panjang menguntungkan bagi
memberi nilai yang tinggi terhadap bobot biji. peningkatan kualitas kesuburan tanah yang
Unsur K diperlukan oleh tanaman untuk selanjutnya berpengaruh positif bagi pening-
pembentukan gula dan zat tepung serta katan produksi tanaman kacang-kacangan.
mengaktifkan berbagai enzim (Rochman dan Menurut penelitian Bhattachaqya et al., (2008)
Sugiyanta, 2007). Tetapi karena jumlah polong penambahan pupuk organik pada rekomendasi
isi perlakuan 100% dosis Guano rendah maka pupuk NPK dapat meningkatkan hasil biji dan
hasil bobot biji per tanaman, bobot 100 biji dan produktivitas tanah
indeks panen juga rendah.
Perlakuan 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano ___________________________________________
memberikan nilai rata-rata yang tidak berbeda Kesimpulan
nyata dengan perlakuan 75% N,P,K + 100% Pupuk
Guano dan perlakuan kontrol 100% N,P,K. Pupuk Aplikasi 8 perlakuan kombinasi pupuk, yang
Guano yang diaplikasikan dengan pupuk N,P,K terdiri dari 100% N,P,K, 100% Pupuk Guano, 75%
dapat memberikan keseimbangan pemupukan, N,P,K + 100% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 100%
menyeimbangkan proses organik dalam tanah dan Pupuk Guano, 75% N,P,K + 75% Pupuk Guano,
merangsang perkembangan mikroorganisme 50% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 50%
dalam tanah. Pupuk Guano dapat meningkatkan Pupuk Guano serta 50% N,P,K + 50% Pupuk
kesuburan tanah sehingga nutrisi tanaman yang Guano memberikan pengaruh terhadap tinggi
diperoleh dari pupuk N,P,K dapat terserap lebih tanaman, bobot kering tanaman, biomassa
efektif. Setyamidjaja (1986) menyatakan bahwa tanaman, jumlah bintil akar efektif, jumlah polong
keseimbangan hara dalam tanah merupakan isi per tanaman, jumlah polong hampa
faktor penting bagi kelancaran metabolisme yang pertanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji,
erat hubungannya dengan pertumbuhan tanaman indeks panen, bobot biji per hektar.
dan produksi tanaman yang dihasilkan Perlakuan 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano
Pada bobot kering 100 biji menunjukkan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata
bahwa perlakuan H (50% NPK + 50% Pupuk dengan perlakuan kontrol pada tinggi tanaman,
Guano) tidak berbeda nyata dengan perlakuan biomassa tanaman, indeks luas daun, jumlah
lain termasuk perlakuan A sebagai kontrol. Hal daun, jumlah polong isi per tanaman, jumlah
ini disebabkan karena pupuk N,P,K yang polong hampa per tanaman, bobot biji per
dikombinasikan dengan pupuk Guano dapat tanaman, bobot 100 biji, dan indeks panen.
memenuhi kebutuhan N pada tanaman, unsur N Dengan demikian penggunaan pupuk Guano
merupakan bahan pembentukan protein sehing- dapat mengurangi penggunaan pupuk N, P dan K.
ga unsur ini diperlukan untuk pertumbuhan biji
kedelai. Unsur N juga merupakan komponen ___________________________________________
esensial dalam asam amino yang menjadi dasar Daftar Pustaka
pembentukan protein, juga dalam basa nitrogen
yang terdapat dalam asam nukleat dan senyawa Adiningsih J. S., M. Soepartini, A. Kusno,
yang berkerabat, seperti ATP (Tjitrosomo dkk., Mulyadi, dan Wiwik Hartati. 1994. Tekno-
1986) yang akhirnya menambah berat kering biji. logi untuk Meningkatkan Produktivitas
Indeks panen (IP) menggambarkan hasil Lahan Sawah dan Lahan Kering. Prosiding
asimilat yang diperoleh tanaman (Gardner et al, Temu Konsultasi Sumberdaya Lahan

Wahyudin, A. dkk: Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian
berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor
Jurnal Kultivasi Vol. 16(2) Agustus 2017 339

Untuk Pembangunan Kawasan Timur Rauf, A.W., T. Syamsuddin, dan Sri Rahayu
Indonesia di Palu 17-20 Januari 1994. Sihombing, 2000. Peranan Pupuk NPK
Adisarwanto, T. 2005. Budidaya dengan pada Tanaman Padi. Badan Penelitian dan
Pemupukan yang Efektif dan Pengop- Pengembangan Pertanian, Loka Pengkajian
timalan Peran Bintil Akar Kedelai. Penebar Teknologi Pertanian Kota Barat, Irian Jaya.
Swadaya. Bogor. Rochman, H.F dan Sugiyanta. 2007. Pengaruh
Bhattachaqya, R., S. Kundu, V. Prakash, and H.S. Pupuk Organik dan Anorganik terhadap
Gupta. 2008. Sustainability under combined Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza
application of mineral and organic Sativa L.). Jurnal. Bogor. IPB.
fertilizers in a rainfed soybean- Weat Setyamidjaya, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan.
system of the Indian Himalayas. Eurp. J. Simplex. Jakarta.
Agron. 28: 33-46 Sitompul, S. M 7 B. Guritno. 1995. Analisis
Gardner, F. P., Pearce, R. B., and Mitchell, R. L. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Yogyakarta.
Terjemahan Herawati Susilo. Jakarta: UI Sudirja. R. 2007. Standar Mutu Pupuk Organik
Press. Hal 432. dan Pembenah Tanah. Modull Pelatihan
Grant, J., Hatcher, A., Macpherson, P., Schofield, Pembuatan Kompos. Departemen Tenaga
B., 1998. Sufate reduction and total benthic Kerja dan Transmigrasi RI. Balai Besar
metabolism in Shelf and Slope sediments Pengembangan dan Perluasan Kerja.
off Nova Scotia. Vie et Milieu 48 (4), 259- Lembang.
269. Dalam Grant et al., 2002. Sediment Suhartina. 2005. Deskripsi Varietas Unggul
Properties and Benthic-Pelagic Coupling in Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balai
The North Water. Department of Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Oceanography, Dalhousie University, Umbi-umbian. Malang. 154 hal.
Halifax, Nova Scotia, Canada. Sumarno. 1990. Pembentukan Varietas Unggul
Hanibal. 1995. Pengaruh Pemberian Abu Janjang Wilis. Bul. Agr. Vol. XV No.3. Balai
Kelapa Sawit dan Pupuk P Terhadap Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.
Pertumbuhan Serta Hasil Kedelai pada Sumarsono. 2010. Analisis Kuantitatif Pertum-
Ultisol. [Tesis]. PPS Unand. Padang. 156 hal. buhan Tanaman Kedelai. Jurnal. Fakultas
Indradewa, D. 1997. Indeks Luas Daun Kritik Peternakan. Universitas Diponegoro.
dan Optimum pada Tanaman Kedelai yang Suwarno. 1998. Utilization of Electric Furnage
Diairi dengan Cara Genangan dalam Parit. Slag in Agriculture. Doctor Thesis,
Jurnal. Prosiding Seminar Nasional Hasil Graduate School of Agriculture, Tokyo
Penelitian Perguruan Tinggi. Buku V. University og Agriculture. Dalam Suwarno
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. dan K. Idris. 2007. Potensi dan
Jakarta. Hal 55-60. Kemungkinan Penggunaan Guano secara
Madjid, Abdul. 2009. Pengelolaan Tanah pada langsung sebagai Pupuk Di Indonesia.
Lahan Kering. Sumatera Selatan: Univer- Jurnal. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
sitas Sriwijaya. Suwarno dan Komaruddin Idris. 2007. Potensi
Mimbar, S. M. 1990. Pemupukan N-Urea melalui dan Kemungkinan Penggunaan Guano
Daun pada Kedelai Wilis. Agrivita Vol. 13. secara langsung sebagai Pupuk di Indonesia.
Dalam Naskiah. 2007. Pengaruh Inokulasi Jurnal. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Rhizobium dan Waktu Pemberian Pupuk N Tjitrosomo, 1986. Botani Umum 2. Bandung:
(Urea) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Angkasa. Dalam Naskiah. 2007. Pengaruh
Kedelai Di Lahan Sawah setelah Kedelai Inokulasi Rhizobium dan Waktu Pemberian
(Glycine max (L). Merril). Pupuk N (Urea) terhadap Pertumbuhan dan
Prihmantoto, H. 1996. Memupuk Tanaman Hasil Kedelai Di Lahan Sawah setelah
Buah. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta. Kedelai (Glycine max (L.) Merril.).

Wahyudin, A. dkk: Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian
berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor

Das könnte Ihnen auch gefallen