Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
INFORMASI ABSTRACT
Proses produksi pandai besi dalam bak berisi air atau oli. Proses
terdiri atas tahapan pemotongan besi penyepuhan cukup dilakukan satu kali
baja, peleburan logam besi dan baja, untuk mendapatkan produk yang
pembentukan, pengasahan, penyepuhan memiliki kualitas baik. Tahap terakhir
dan finishing. Pemotongan besi dan yaitu finishing yang meliputi kegiatan
baja dilakukan dengan cara pengasahan akhir dan pemasangan
memanaskan besi baja pada suhu pegangan tangan atau gagang.
1000OC. Logam besi dan baja yang Pengasahan akhir dilakukan untuk
telah dipotong selanjutnya akan dilebur menghaluskan permukaan besi baja
menjadi campuran logam besi baja. yang telah disepuh sehingga terlihat
Proses peleburan dilakukan dengan bersih dan mengkilat. Besi baja yang
suhu pembakaran mencapai 1500 - telah diasah kemudian diberi gagang
2000OC. Besi baja yang telah dilebur agar dapat digunakan dengan nyaman.
kemudian ditempa membentuk logam
menjadi hasil yang diinginkan. Proses
pembakaran dan penempaan besi baja Iklim Kerja Panas
dilakukan berulang-ulang hingga besi Pengukuran iklim kerja dilakukan di
baja memiliki bentuk sesuai dengan area produksi sentra pandai besi yang
produk yang akan dihasilkan. berada di Desa Bantaran, Kecamatan
Selanjutnya adalah proses pengasahan Bantaran, Kabupaten Probolinggo.
untuk menghaluskan dan menajamkan Hasil pengukuran menunjukkan bahwa
permukaan produk. Terdapat dua sebagian besar responden (87.5%)
metode yang dilakukan dalam proses bekerja dengan iklim kerja melebihi
pengasahan, yaitu secara tradisional NAB dan hanya 6.3% responden yang
dengan menggunakan peralatan kikir bekerja dengan iklim kerja dibawah
tangan dan dengan menggunakan mesin NAB.
gerinda. Besi baja yang telah diasah
kemudian disepuh untuk mengeraskan
besi baja sehingga produk yang Beban Kerja Fisik
dihasilkan memiliki kekuatan yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
baik. Penyepuhan dilakukan dengan sebagian besar responden (68.8%)
memanaskan kembali besi baja yang memiliki beban kerja sedang dan
telah diasah pada suhu sekitar 800 – terdapat 31.3% responden yang
900OC. Besi baja yang telah memiliki beban kerja ringan.
dipanaskan kemudian dicelupkan ke
= anjuran 2 12.5
≥ 16 kali/hari 7 43.8
Terjangkau 14 87.5
sedangkan pekerja dengan beban kerja bekerja pada lingkungan kerja panas
ringan adalah 31OC. untuk mengkonsumsi air minum setiap
20 – 30 menit, baik ketika merasa haus
Konsumsi Air Minum maupun tidak. Apabila pekerja
Hasil penelitian pada 16 responden di mengkonsumsi air minum pada saat
sentra pandai besi Desa Bantaran, merasa haus saja, hal ini dapat
Kecamatan Bantaran, Kabupaten menyebabkan tidak seimbangnya cairan
Probolinggo, terdapat 12 responden di dalam tubuh. Cairan yang keluar
(75.0%) yang mengkonsumsi air minum melalui keringat akan lebih banyak
dengan jumlah yang kurang dari daripada cairan yang masuk ke dalam
anjuran, 2 responden (12.5%) yang tubuh.
mengkonsumsi air minum dengan
jumlah yang sesuai dengan anjuran, dan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
2 responden (12.5%) yang 14 responden (87.5%) dari 16
mengkonsumsi air minum lebih dari responden dengan lokasi air minum
anjuran. Hasil penelitian ini selaras yang terjangkau dan hanya terdapat 2
dengan penelitian yang dilakukan oleh responden (12.5%) dengan lokasi air
Huda (2016) pada pekerja di Pabrik minum kurang terjangkau. Menurut
Tahu UD Sumber Kencana bahwa Soeripto (2008), sebaiknya air minum
sebagian besar pekerja mengkonsumsi ditempatkan pada lokasi yang mudah
air minum dengan jumlah yang kurang, dijangkau oleh pekerja sehingga pekerja
yaitu sebesar 64.29%. dapat mengambil air minum tanpa harus
meninggalkan tempat kerja.
Menurut NIOSH (2010), seseorang Terjangkaunya lokasi air minum dapat
yang bekerja pada lingkungan kerja meningkatkan frekuensi minum pekerja
panas dianjurkan untuk minum 1 gelas sehingga dapat tetap menjaga
air (250 ml) setiap 30 menit. Asupan air keseimbangan cairan di dalam tubuh.
minum pada saat bekerja dengan Apabila lokasi air minum ditempatkan
lingkungan kerja yang panas diberikan jauh dari pekerja, maka dapat
tidak hanya pada saat merasa haus saja, menimbulkan rasa malas pada pekerja
akan tetapi ketika tidak merasa haus untuk mengambil air minum sehingga
pun tetap dianjurkan untuk dapat berdampak pada menurunnya
mengkonsumsi air minum dengan frekuensi minum pada saat bekerja.
jumlah 1 gelas (250 ml) setiap 30 menit.
Hal ini bertujuan untuk menjaga tubuh Keluhan Subjektif Akibat Tekanan
dari dehidrasi akibat banyaknya cairan Panas
tubuh yang hilang akibat aktivitas fisik Keluhan yang paling sering dirasakan
yang dilakukan dan paparan panas yang oleh responden yaitu keringat berlebih
dihadapi. (100.0%) dan cepat haus (87.5%).
Keluhan yang paling sedikit dirasakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa oleh responden adalah muntah dan kulit
sebagian besar responden (56.3%) kering dengan frekuensi yang sama,
meminum air sebanyak < 16 kali/hari yaitu 6.3%. Keluhan yang tidak pernah
dan hanya terdapat 7 responden (43.8%) dialami oleh responden adalah hilang
yang mengkonsumsi air minum setiap ≥ kesadaran. Hal ini selaras dengan
16 kali/hari. Hal ini menunjukkan penelitian yang dilakukan oleh Puspita
bahwa para pekerja pandai besi jarang (2012) pada pekerja di area produksi
mengkonsumsi air minum ketika pelumas Jakarta PT. Pertamina
bekerja. OHSCO (2007) dan OSHA (Persero) menunjukkan bahwa keluhan
(2014) menganjurkan pekerja yang yang sering dirasakan oleh responden
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016