Sie sind auf Seite 1von 5

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

HUBUNGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN


KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA WATUTUMOU
I, II & III WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOLONGAN

Helly Conny Pangemanan


Rina Kundre
Jill Lolong

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Email : chonnypangemanan@yahoo.com

Abstract: Dengue hemoragic fever (DHF) is the main problem in health because it can be
attact all the age and one of vector control DHF to prevent infection DHF that is eradication
mosquito nest (EMN) doing Goal of this research is to know the relationship of eradication
mosquito nest with dengue hemoragic fever incident in the watutumou I, II, & III is kolongan
publich health centre working area. This research is based on observational studies by the
approach of cross sectional. Sample was taken by total sampling technique with a total 30
respondents. Instrument used in this research is questionnaire. The result using statistical
analysis chi square test with significance level α = 0,05 or 95%. Statistical test result
obtained value p=0,048 ≤ α = 0,05. Conclusion of this research that there are relationship
between eradication of mosquito nest with dengue hemoragic fever incident in the
Watutumou village I, II & III is Kolongan Publich health centre working Medicine Ram
Ratulangi University Manado. Suggestion needs to be improved PSN efforts by way of 3M+
which can be done at home such as using wire or net mosquito repellent in the house
ventilation, and using mosquito repellent when activity outside the home.
Keywords : Eradication mosquito nest, dengue hemoragic fever

Abstrak: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah utama dalam bidang
kesehatan karena bisa menyerang semua golongan umur dan salah satu cara pengendalian
vektor DBD untuk mencegah terjadinya penularan DBD yaitu melakukan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan tindakan PSN dengan kejadian DBD didesa Watutumou I, II & III wilayah kerja
pusksemas kolongan. Desain Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik total sampling yaitu sebanyak 30
responden. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Hasil penelitian
menggunakan analisis uji statistik chi square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau 95%.
Hasil uji statistic didapatkan nilai p=0,048 < α = 0,05. Kesimpulan ada hubungan antara
tindakan pemberantasan sarang nyamuk dengan kejadian demam berdrah dengue di desa
Watutumou I, II & III, wilayah kerja puskesmas Kolongan. Saran perlu ditingkatkan upaya
PSN dengan cara 3M+ yang dapat di lakukan dirumah seperti menggunakan kawat/jarring
anti nyamuk pada ventilasi rumah, dan menggunakan lotion anti nyamuk ketika beraktivitas
diluar rumah.
Kata Kunci : Pemberantasan sarang nyamuk, demam berdarah dengue
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

PENDAHULUAN Dari hasil data awal wawancara


Musim penghujan yang terjadi di singkat dengan masyarakat yang ada di
negara-negara tropis menyebabkan desa Watutumou yang peneliti peroleh
munculnya beberapa organisme penyebab hanya 11 rumah dan 10 diantaranya pernah
penyakit, seperti virus, bakteri, jamur, dan menglami kejadian DBD disebabkan
parasit. Udara lembab yang sedang datang karena kurangnya pengetahuan tentang
bersama hujan menyebabkan organisme bagaimanan cara PSN termasuk 3M
tersebut tumbuh semakin subur dan (Menutup, menguras dan mengubur)
menyebar dengan sangat cepat. Akibatnya, karena cara PSN yang biasa mereka
muncul sejumlah penyakit berbahaya yang lakukan hanyalah fooging yang terakhir
khas untuk negara-negara tropis, salah dilakukan oleh pihak puskesmas pada
satunya penyakit Demam Berdarah bulan Maret 2015.
Dengue (DBD (Ristanto, Kaunang, Dari beberapa uraian diatas, maka
Pandelaki, 2015). peneliti ingin melakukan penelitian lebih
Provinsi Sulawesi Utara merupakan lanjut untuk mengetahui hubungan
salah satu provinsi yang rawan akan DBD tindakan PSN dengan kejadian DBD di
karena masih merupakan daerah endemis. desa Watutumow I, II, & III wilayah kerja
Data Dinas Kesehatan Sulawesi Utara pada Puskesmas Kolongan.
tahun 2014 penderita DBD berjumlah
1.271 orang dan 23 orang diantaranya METODE PENELITIAN
meninggal dunia. Dengan demikian bisa Desain penelitian yang digunakan
disimpulkan, bahwa angka kesakitan DBD adalah penelitian observasional analitik
di Provinsi Sulawesi Utara (Incidence dengan pendekatan studi potong lintang
Rate = IR) demam berdarah dengue adalah (cross sectional study), yaitu untuk
53,34 per 100.000 penduduk dan angka mempelajari dinamika korelasi antara
kematian (Case Fatality Rate = CFR) faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
sebesar 1,81% (Riskesdas, 2014). cara pendekatan, observasi atau
Pemberantasan Sarang Nyamuk pengumpulan data sekaligus pada suatu
(PSN) merupakan cara pengendalian saat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
vektor sebagai salah satu upaya yang dilaksanakan pada bulan februari 2016
dilakukan untuk mencegah terjadinya dengan menggunakan instrument
penularan penyakit DBD. Kampanye PSN penelitian yaitu kuesioner.
sudah digalakkan pemerintah dalam hal ini Populasi merupakan wilayah
Departemen Kesehatan dengan semboyan generalasi yang terdiri atas objek atau
3M, yakni menguras tempat penampungan subjek yang mempunyai kualitas dan
air secara teratur, menutup tempat-tempat karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penampungan air dan mengubur barang- peneliti untuk dipelajari dan kemudian
barang bekas yang dapat menjadi sarang ditarik kesimpulannya, dan Sampel
nyamuk (Jaya & Ibrahim, 2013). penelitian adalah sebagian dari
DBD merupakan salah satu keseluruhan objek yang diteliti dan di
penyakit yang masih menjadi momok bagi anggap mewakili seluruh populasi (Setiadi,
masyarakat, terutama di daerah dataran 2013). Populasi dalam penelitian, yaitu
rendah dengan pemukiman yang padat. semua masyarakat yang pernah terkena
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue. DBD. Jumlah populasi sebanyak 30.
Virus dapat menular dari penderita ke Teknik pengambilan sampel dilakukan
orang yang sehat melalui gigitan nyamuk dengan teknik total sampling. Sampel
aedes agypti, sehingga nyamuk menjadi dalam penelitian ini total populasi
salah satu vektor penting dalam penularan sebanyak 30 orang.
penyakit DBD (Sulasmi, 2013).
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN kategori yaitu melakukan PSN dan tidak


Tabel 1. Distribusi responden menurut melakukan PSN. Dan hasil analisa yang
umur. paling banyak responden yang melakukan
Umur n % PSN berjumlah 22 orang (73,3%),
1-8 tahun 20 66,7 sedangkan responden yang tidak
9-16 tahun 10 33,3 melakukan PSN berjumlah 8 orang
Total 30 100% (26,7%).
Sumber: Data Primer 2016 Tabel 4. Distribusi kategori DBD
Berdasarkan table diatas dapat DBD n %
diketahui bahwa jumlah responden paling 1 kali 26 86,7
banyak berumur 1-8 tahun yaitu 20 orang >1 Kali 4 13,3
(66,7%), sedangkan jumlah responden Total 30 100%
paling sedikit berumur 9-16 tahun yaitu 10 Sumber: Data Primer 2016
orang (33,3%). Menurut Kusumawardani Berdasarkan tabel diatas dapat
(2012), Penyebab kematian dengan jumlah diketahui bahwa DBD dibagi menjadi 2
yang signifikan pada kasus DBD terdapat kategori yaitu yang terkena 1 kali dan >1
pada kelompok umur < 15 tahun, karena kali. Dan hasil analisa paling banyak
pada usia tersebut sangat sulit untuk terkena DBD 1 kali berjumlah 26 orang
mengindar dari gigitan nyamuk disiang (86,7%) sedangkan yang terkena >1 kali
hari. berjumlah 4 orang (13,3%).
Tabel 2. Distribusi responden menurut
jenis kelamin. Tabel 5. Hasil Analisis Hubungan
Jenis n % pemberantasan sarang nyamuk dengan
Kelamin kejadian demam berdarah dengue
DBD
Laki-Laki 14 46,7 >1 kali 1 kali Total p
Perempuan 16 53,3 PSN n % n % n %
Total 30 100%
Tidak
Sumber: Data Primer 2016 Melakukan 3 10,0% 5 16,7% 8 26,7% 0,048
Berdasarkan tabel diatas diketahui PSN
bahwa jumlah responden paling banyak Melakukan 1 3,3% 21 70,0% 22 73,3%
berjenis kelamin perempuan yaitu 16 orang PSN
(53,3%), sedangkan jumlah responden Total 4 13,3% 26 86,7% 30 100%
paling sedikit berjenis kelamin laki-laki
yaitu 14 orang (46,7). Menurut Sumber: Data Primer 2016
Kusumawardani (2012), menyatakan bahwa Berdasarkan hasil penelitian di
dalam kelompok jenis kelamin menyatakan dapatkan responden yang tidak melakukan
bahwa risiko terkena DBD untuk laki-laki PSN dan terkena DBD >1 kali berjumalh 3
dan perempuan hampir sama, tidak responden dan responden yang tidak
tergantung jenis kelamin. melakukan PSN tetapi terkena DBD hanya
Tabel 3. Distribusi kategori PSN. 1 kali berjumah 5 responden, sedangkan
PSN n % pada responden yang melakukan PSN
Melakukan 22 77,3 tetapi terkena DBD >1 kali berjumlah 1
PSN responden dan responden yang melakukan
Tidak 8 26,7 PSN dan terkena DBD 1 kali berjumlah 21
Melakukan orang. Hasil uji statistik chi square dengan
PSN tingkat kemaknaan 95% atau (α ≤ 0,05)
Total 30 100% dimana nilai probabilitas yang diperoleh
Sumber: Data Primer 2016 adalah nilai P=0,048 lebih kecil dari nilai α
Berdasarkan hasil dari tabel 3 dapat = 0.05 maka Ha diterima Ho ditolak,
diketahui bahwa PSN dibagi menjadi 2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat Dalam penelitian ini juga


hubungan antara tindakan pemberantasan ditemukan responden yang tidak
sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian melakukan PSN tapi hanya terkena DBD 1
demam berdarah dengue (DBD). Hal ini kali berdasarkan hasil observasi peneliti
terjadi karena PSN merupakan salah satu bahwa responden hanya berada dirumah
faktor yang mempengaruhi terjadinya pada malam hari sedangkan pagi-sore
kejadian DBD. PSN adalah program responden beraktivitas diluar rumah. Hal
pemerintah berupa kegiatan pemberantas ini juga di dukung oleh (Wijaya & Putri,
telur, jentik, dan kepompong nyamuk 2013) yang mengatakan bahwa, nyamuk
Aedes Aegypti ditempat Aedes Aegypti hanya aktif di pagi hari dan
perkembangbiakannya. PSN merupakan sore hari, sehingga resiko terkena DBD
cara pengendalian vektor sebagai salah sangat kecil.
satu upaya yang dilakukan untuk Berdasarkan penelitian yang
mencegah terjadinya penularan penyakit dilakukan peneliti dilapangan, peneliti
DBD, dan apabila PSN dilaksanakan melihat bahwa masyarakat yang ada di
seluruh masyarakat, maka nyamuk Aedes desa Watutumou I, II, & III mereka
Aegypti dapat dibasmi, karena itu penyakit mengatakan kurang begitu memahami
DBD sangat tergantung pada pengendalian akan PSN tetapi yang mereka biasa
vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti lakukan dalam upaya pemberantasan
(Salawati, Astuti, & Nurdiana, 2013). sarang nyamuk yaitu, menggunakan obat
Peneliti juga menemukan ada anti nyamuk. Peneliti juga melihat dalam
responden yang melakukan PSN tetapi penelitian ini bahwa, demam berdarah
terkena DBD >1 kali. Hal tersebut terjadi dengue terjadi bukan hanya karena dari 1
karena faktor lain yang mempengaruhi fakror seperti masyarakat yang tidak
terjadinya DBD dalam hal ini penyebaran melakukan pemberantasan sarang nyamuk
virus dengue yaitu kepadatan rumah. tetapi bisa juga di lihat dari faktor lain
Nyamuk Aedes Aegypti merupakan seperti faktor kepadatan penduduk, karena
nyamuk yang jarak terbangnya pendek seperti yang peneliti temui orang-orang
(100 meter) oleh karena itu nyamuk yang melakukan pemberantasan sarang
tersebut bersifat domestik apabila rumah nyamuk lebih banyak terkena demam
penduduk saling berdekatan maka nyamuk berdarah dengue di banding dengan orang
dengan mudah berpindah dari rumah satu yang tidak melakukan pemberantasan
ke rumah lainnya. Apabila salah satu sarang nyamuk.
penghuni ada yang terkena DBD maka
virus tersebut dapat ditularkan ke SIMPULAN
sekitarnya ( Wijaya & Putri, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang
Penyebaran Aedes Aegypti dilakukan di desa watutumou I, II & III
dipengaruhi oleh kepadatan penduduk. wilayah kerja puskesmas kolongan, dapat
Pedesaan Watutumou I, II, & III disimpulkan bahwa:
merupakan desa yang padat penduduk 1. Tindakan pemberantasan sarang
dengan jarak antar rumah yang berdekatan, nyamuk di desa watutumou I, II &
jarak antar rumah mempengaruhi III wilayah kerja puskesmas
penyebaran nyamuk dari satu rumah ke kolongan didominasikan dengan
rumah yang lain, karena semakin dekat responden yang paling banyak
jarak antara rumah warga maka semakin melakukan pemberantasan sarang
mudah nyamuk menyebar dari rumah ke nyamuk.
rumah yang lain karena jarak terbang 2. Kejadian Demam Berdarah Dengue
nyamuk Aedes Aegypti pendek yaitu 100 di desa watutumou I, II & III wilayah
meter. kerja puskesmas kolongan
didominasikan dengan
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli 2016

responden yang terkena demam http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jk


berdarah dengue 1 kali. mi/article/viewFile/60/153
3. Adaa hubungan tindakan Setiadi, (2013). Konsep dan praktik
Pemberantasan Sarang Nyamuk penulisan riset keperawatan,
(PSN) dengan kejadian demam Jogjakarta, Graha Ilmu
berdarah dengue (DBD) di desa Sulasmi S, (2013). Kejadian demam
watutumou I, II, II wilayah kerja berdarah dengue Kabupaten Banjar
puskesmas kolongan. berdasarkan data curah hujan normal
bulanan. Buski, 4(4).
DAFTAR PUSTAKA http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.p
Jaya D. M & Ibrahim E, (2013). Hubungan hp/buski/article/view/3446/3418
pemberantasan sarang nyamuk Wijaya A. S & Putri Y. M, (2013),
(PSN) DBD dengan keberadaan Keperawatan medical bedah KMB
larva Aedes Agypti di wilayah 2,Yogyakarta; Nuha Medika
edemis DBD kelurahan kasi-kasi
Kota Makasar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstre
am/handle/123456789/6168/Dewi
%20Mustika%20Jaya%20K111093
32.pdf?sequence=1
Kusumawardani E, (2012). Pengaruh
penyuluhan Kesehatan Terhadap
Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan
Praktik Ibu dalam Pencegahan
Demam Berdarah Dengue Pada
anak (Doctoral dissertation,
Fakultas Kedokteran).
https://core.ac.uk/download/files/379
/11735838.pdf
Notoatmodjo S, (2010). Metodologi
Penelitian kesehatan.Jakarta; Rineka
Cipta
Ristanto F, Kaunang W. P. J, & Pandelaki
A. J, (2015). Pemetaan kasus demam
berdarah dengue di kabupaten
minahasa utara.Jurnal kedokteran
komunitas tropic, 3(2).
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
p/JKKT/article/view/7775/7338
Riskesdas, (2014). Data dan informasi
tahun 2014 ( Profil kesehatan
Indonesia)
Salawati T, Astuti R & Nurdiana H,
(2012). Kejadian Demam Berdarah
Dengue Berdasarkan Faktor
Lingkungan dan Praktik
Pemberantasan Sarang Nyamuk.
JURNAL KESEHATAN
MASYARAKAT INDONESIA, 6(2).

Das könnte Ihnen auch gefallen