Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah saat ketika kebutuhan gizi menjadi lebih tinggi, dan
memenuhi kebutuhan tersebut memiliki efek positif pada kesehatan sang ibu dan
bayi yang belum lahir. Dampak gizi terhadap janin yang sedang berkembang
selama kehamilan berdampak untuk seumur hidupnya, dan tentu kita ingin
melihat anak-anak memiliki warisan kesehatan yang baik untuk masa depan.
Kami juga ingin melihat wanita menikmati kehamilan yang sehat tanpa efek
negatif dari gizi buruk pada kesehatan mereka, dan dalam kemungkinan status gizi
terbaik untuk mendukung pemberian ASI. 1
1
Selama kehamilan, kenaikan berat badan ibu mempengaruhi pertumbuhan
janin. Ukuran neonatus kecil saat lahir disebabkan pertumbuhan yang buruk dan
pendeknya usia kehamilan, dan hasil yang paling tidak baik terjadi pada bayi yang
paling matang. Rendahnya berat badan kehamilan dikaitkan dengan peningkatan
risiko kelahiran prematur, sedangkan rendahnya berat badan ibu pada trimester
kedua dan ketiga terbukti berhubungan dengan risiko kelahiran prematur spontan.2
2
Nutrisi memainkan peran utama dalam kesehatan ibu dan anak. Status gizi
ibu yang buruk telah terkait dengan hasil kelahiran yang merugikan. Namun,
hubungan antara gizi ibu dan hasil kelahiran yang kompleks dan dipengaruhi oleh
banyak faktor biologis, sosial ekonomi, dan faktor demografi, yang bervariasi
dalam populasi yang berbeda. Memahami hubungan antara gizi dan kelahiran
hasil ibu dapat memberikan dasar untuk mengembangkan intervensi gizi yang
akan meningkatkan hasil kelahiran dan kualitas jangka panjang hidup dan
mengurangi angka kematian, angka kesakitan, dan biaya perawatan kesehatan.4
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi
dan mulai terbentuk plasenta. Minggu kedua hingga ke delapan terjadi
pembentukan organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang.
Volume darah pun meningkat drastis, menyebabkan terjadinya pengenceran
darah, sehingga kadar hemoglobin (Hb), albumin, dan zat lain menurun.5
Peningkatan berat badan yang ideal pada ibu hamil tergantung pada
beberapa faktor. Yang paling penting dari ini adalah IMT sebelum hamil dan jenis
4
kehamilan (primigravida atau multigravida). Penting untuk dicatat bahwa
kenaikan berat badan untuk IMT normal adalah 11 hingga 16 kg, tetapi berat
badan yang optimal untuk seorang remaja yang kurus dengan kehamilan tunggal
mendekati 18,2 kg. sedangkan bagi wanita yang gemuk, tidak boleh lebih dari 6,8
kg. Berat badan yang optimal bagi perempuan dengan hamil kembar biasanya
lebih besar dari 18,2 kg. Selama trimester pertama dan kedua, sebagian besar berat
yang diperoleh mencerminkan perubahan ibu, terutama pada peningkatan total
cairan tubuh, sementara pertumbuhan janin paling cepat pada trimester terakhir.
Peningkatan berat badan yang buruk merefleksikan bahwa pasien tidak
memperluas volume intravaskular mereka. Hal ini terkait dengan berat badan lahir
rendah dan komplikasi yang lebih besar pada kehamilan.6
Sebagai standard kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut Committee
on Nutritional (1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg; yaitu:7
a. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29) pertambahan berat badan + 7 kg -11,5 kg
b. Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) pertambahan berat badan + 11,5 kg – 16 kg
c. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8) pertambahan berat badan + 12,5 kg – 18 kg
Peningkatan berat badan optimal tergantung pada tinggi badan ibu hamil,
struktur tulang dan status gizi sebelum hamil. Pola peningkatan berat badan juga
penting, pola ideal dari peningkatan berat badan selama hamil adalah adanya
peningkatan 1 – 2 kg selama trimester pertama, diikuti dengan peningkatan rata
0,4 kg per minggu selama akhir dua semester. Selama trimester kedua umumnya
peningkatan berat badan menandakan peningkatan volume darah, pembesaran
payudara, uterus (rahim) dan berhubungan dengan jaringan dan cairan serta
simpanan lemak ibu hamil.8
Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester
dua dan tiga atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan)
harus dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling nutrisi. Kekurangan atau
kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada ibu
5
hamil. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus
prematour, insersia uteri, hemorgia postpartum, sepsis puerperalis, dan
sebagainya. Sedangkan makan secara berlebihan karena ibu hamil sering salah
mengerti dengan arti makan untuk “dua orang” dapat menyebabkan bayi terlalu
besar.8
6
2.3 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Ukuran penting diet pada kehamilan adalah dari asupan kalori, kualitas
diet, dan frekuensi makan. Hal ini akan mempengaruhi pasien dan pertumbuhan
janin. Diet yang dipilih haruslah diet seimbang dengan makanan yang
mengandung seluruh jenis kelompok makanan dasar. Spesifikasi dari diet akan
bervariasi sesuai dengan keinginan pasien, pola makan keluarga, dan latar
belakang budaya dan etnis.6
7
Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral serta
vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi
dapat disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan
adalah bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan
pencernaan, bentuk makanan biasa, dan untuk menghindari rasa mual dan muntah
posi makanan kecil akan tetapi frekuensi makan sering. Energi serta gizi pada saat
seperti ini hanya diperlukan untuk memelihara kesehatan serta vitalisnya,
disamping tentunya mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses. Agar
kecukupan zat-zat gizi terpenuhi dapat diperhatikan hal-hal seperti berikut:8
a. Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan
sayuran hijau biasanya dapat mengurangi rasa mual.
b. Posi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang selera
makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau jajanan lain
yang bergizi.
8
b. Selain zat pembangun, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan mineral
merupakan zat pengatur yang banyak terdapat pada buah dan sayuran.
c. Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak pada kaki,
hendaknya konsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan makanan
yang banyak mengandung garam antara lain mie instan, margarine, mentega,
kecap, dan lain-lain. Untuk itu bahan makanan tersebut hendaknya dibatasi.
b. Protein : 48 + 12 gr
d. Besi : 26 + 20 mg
f. Thiamin : 1 + 0.2 mg
h. Niacin : 9 + 1 mg
i. Vitamin C : 60 + 10 mg
j. Vitamin D : 5 + 10 ug
9
2.4 Zat-Zat Nutrisi pada Kehamilan
a. Sumber Energi
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah kabohidrat dan lemak.
Sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan
karbohidrat terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari.
Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan
dalam fungsi-fungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan
materi membran sel dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak,
disamping itu lemak membantu tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun
demikian dalam kondisi hamil asupan lemak juga harus dibatasi karena
kandungan kalorinya yang tinggi.10
b. Protein
c. Asam Folat
10
asam amino dan asam nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan
pematangan sel darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang.10
Selain itu, folat juga berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada
pembentukan heme pada molekul hemoglobin. Kekurangan asam folat
menyebakan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam
morfologi inti sel, terutama pada sel-sel yang cepat membelah seperti
erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel vagina dan servik uterus.
Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam perkembangan
embrio, diantaranya adalah pembentukan neural tube pada bulan pertama
kehamilan. Neural tube inilah sebagai awal pembentukan otak dan sumsum
tulang belakang.10
Di Jakarta, tiga dari lima atau 60 % wanita usia subur memiliki kadar
folat kurang dari kadar folat ideal. Kekurangan folat dapat terjadi karena
intake makanan berkurang, gangguan absorbsi pada pencernaan, alkoholis,
pengaruh obat, atau kebutuhan internal yang meningkat karena pertumbuhan
sel yang cepat misalnya pada kehamilan, ibu menyusui, anemia hemolitik dan
leukimia. Kekurangan asam folat pada ibu hamil menyebabkan meningkatnya
resiko anemia, keguguran,neural tube defect. Pada janin kekurangan asam
folat akan meningkatkan resiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau
lahir dengan cacat bawaan, kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang,
down’s syndrome, bibir sumbing, kelainan pembuluh darah, dan lepasnya
plasenta sebelum waktunya.10
11
pertama. Sedangkan, pada wanita tanpa riwayat kehamilan NTDs sebelumnya,
suplementasi asam folat yakni sebanyak 0.4 mg (400 μg) per hari akan
mencegah sedikitnya 50% kejadian NTDs pada janin jika dikonsumsi sebelum
konsepsi dan dilanjutkan hingga trimester pertama.9
d. Zat Besi
e. Kalsium
12
Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan
sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan,
kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu
hamil adalah sekitar 1000 mg perhari. Sumber kalsium dari makanan
diantaranya product susu seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga merupakan
sumber kalsium yang baik.10 Suplemen kalsium tidak diperlukan pada wanita
dengan diet yang mencakup makanan yang mengandung produk susu yang
memadai.6
f. Zink
Tidak semua vitamin bisa diberikan pada ibu hamil. Dosis tinggi vitamin
merupakan penyalahgunaan nutrisi yang dapat dikategorikan sebagai jenis mode
manipulasi diet. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin C dapat dikonsumsi
dalam jumlah yang berlebihan karena mudah diekskresikan dalam urin. Namun,
tidak demikian pada vitamin yang larut lemak seperti vitamin A. Terdapat
hubungan antara dosis tinggi vitamin A dengan cacat lahir bawaan. Meskipun
dosis teratogenik minimum pada manusia belum diidentifikasi, namun sedikitnya
dosis vitamin A 10.000 IU per hari dapat mengakibatkan hal tersebut. Adapun
yang aman dikonsumsi adalah beta-karoten yang merupakan provitamin vitamin
A tetapi tidak menghasilkan toksisitas yang sama dengan vitamin A.6
13
Kafein terkandung dalam berbagai bahan makanan seperti kopi, teh,
cokelat, dan minuman cola. Sebuah zat alami, ini adalah yang paling banyak
digunakan Satu-satunya bukti untuk efek teratogenik kafein hanya berasal dari
studi hewan menggunakan dosis yang inkompatibel dengan yang dikonsumsi
manusi. Beberapa studi manusia yang besar telah gagal untuk menunjukkan
bahwa kafein memiliki efek merusak pada janin, bila tertelan dalam jumlah
rendah. Namun demikian, konsumsi kafein pada kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan risiko keguguran. Adapun dosis yang membahayakan adalah setara
dengan tiga cangkir kopi. Efek maternal kafein termasuk insomnia, gangguan
pencernaan asam, refluks, dan frekuensi kencing.6
14
BAB 3
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ministry of Health. 2006. Food and Nutrition Guidelines for Healthy
Pregnant and Breastfeeding Women: A background paper. Wellington:
Ministry of Health. Available at
https://www.health.govt.nz/system/files/documents/publications/food-and-
nutrition-guidelines-preg-and-bfeed.pdf [Diakses 26 Februari 2015]
2. Odyssey, Health. 2010. Impact of Maternal Nutrition on Fetal Development
- PRENATAL NUTRITION. Mednet Medical Education Network. Available
at http://www.mednet.ca/en/report/impact-of-maternal-nutrition-on-fetal-
developmen.html [Diakses 26 Februari 2015]
3. J Nutr. 2003 The risk of maternal nutritional depletion and poor outcomes
increases in early or closely spaced pregnancies.NCBI, London. Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12730491 [Diakses 26 Februari 2015]
4. Kathleen , Abu-Saad., Fraser, Drora.2010. Maternal Nutrition and Birth
Outcomes. Oxford Journal, London. Available at
http://epirev.oxfordjournals.org/content/32/1/5.full [Diakses 26 Februari
2015]
5. Pramita. 2010. Artikel: Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil Dan Menyusui.
Jakarta: Pramita Lab
6. James, et al. 2003. Danforth’s Obstetrics and Gynecology, 9th Ed. Lippincott
Williams & Wilkins Publishers. P 18-19
7. Committee on Nutritional. 1990. Nutrition During Lactation. National
Washington DC: Academy Press
8. Simanjuntak, David., Sudaryati, Etti. 2005. Artikel: Gizi Pada Ibu Hamil dan
Menyusui. Medan: Repository USU
16