Sie sind auf Seite 1von 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah saat ketika kebutuhan gizi menjadi lebih tinggi, dan
memenuhi kebutuhan tersebut memiliki efek positif pada kesehatan sang ibu dan
bayi yang belum lahir. Dampak gizi terhadap janin yang sedang berkembang
selama kehamilan berdampak untuk seumur hidupnya, dan tentu kita ingin
melihat anak-anak memiliki warisan kesehatan yang baik untuk masa depan.
Kami juga ingin melihat wanita menikmati kehamilan yang sehat tanpa efek
negatif dari gizi buruk pada kesehatan mereka, dan dalam kemungkinan status gizi
terbaik untuk mendukung pemberian ASI. 1

Nutrisi layak mendapatkan perhatian khusus selama kehamilan dan


menyusui karena kebutuhan nutrisi yang tinggi dan peran penting gizi bagi janin
dan bayi. Adaptasi fisiologis selama kehamilan sebagian melindungi janin dari
kekurangan diet ibu, tetapi meskipun demikian kekurangan ini dapat memiliki
konsekuensi bagi kesehatan dan perkembangan janin dan bayi jangka panjang.1

Nutrisi mungkin merupakan faktor non-genetik yang paling berpengaruh


dalam perkembangan janin. Komposisi tubuh ibu, cadangan nutrisi, diet, dan
kemampuan untuk memberikan nutrisi melalui plasenta menentukan ketersediaan
nutrisi bagi janin. Nutrisi prenatal mempengaruhi pertumbuhan janin,
perkembangan normal fungsi fisiologis dan berat badan kehamilan. Peningkatan
berat badan kehamilan adalah perkembangan yang kompleks yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin. Fisiologi ibu dan metabolisme serta
metabolisme plasenta juga mempengaruhi kenaikan berat badan kehamilan.
Perubahan homeostasis ibu dapat mengubah struktur dan fungsi plasenta,
mempengaruhi pertumbuhan janin.2

1
Selama kehamilan, kenaikan berat badan ibu mempengaruhi pertumbuhan
janin. Ukuran neonatus kecil saat lahir disebabkan pertumbuhan yang buruk dan
pendeknya usia kehamilan, dan hasil yang paling tidak baik terjadi pada bayi yang
paling matang. Rendahnya berat badan kehamilan dikaitkan dengan peningkatan
risiko kelahiran prematur, sedangkan rendahnya berat badan ibu pada trimester
kedua dan ketiga terbukti berhubungan dengan risiko kelahiran prematur spontan.2

Dua faktor yang berhubungan dengan gizi ibu menunjukkan hubungan


positif dengan berat badan bayi lahir: indeks massa tubuh ibu sebelum hamil
(BMI, yang didefinisikan sebagai berat badan / tinggi) dan berat badan selama
kehamilan. Wanita BMI rendah sebelum hamil berada pada peningkatan risiko
untuk kelahiran prematur dan retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR). Namun,
wanita dengan BMI rendah sebelum hamil memiliki risiko kelahiran prematur
hanya jika mereka gagal untuk mendapatkan berat badan yang memadai. 2

Peningkatan berat badan yang sesuai usia kehamilan dapat membantu


meningkatkan kesehatan ibu dan janin. Peningkatan berat badan ibu yang tidak
sesuai telah dikaitkan dengan berat badan lahir rendah (<2500 g) sedangkan
peningkatan berat badan berlebih menyebabkan berat lahir yang tinggi (> 4000 g)
dan obesitas setelah melahirkan. Data dari Canadian Maternity Experiences
Survey menunjukkan bahwa wanita hamil yang mendapatkan berat badan kurang
dari yang direkomendasikan cenderung melahirkan bayi dengan berat kurang dari
2500 gr.2

Pasokan nutrisi yang cukup mungkin adalah faktor lingkungan paling


penting yang mempengaruhi hasil kehamilan. Wanita dengan kehamilan usia dini
atau berjarak dekat berada pada peningkatan risiko memasuki kekurangan
cadangan nutrisi cadangan. Deplesi nutrisi ibu dapat berkontribusi pada
peningkatan insiden kelahiran prematur dan retardasi pertumbuhan janin serta
peningkatan risiko kematian ibu dan morbiditas. 3

2
Nutrisi memainkan peran utama dalam kesehatan ibu dan anak. Status gizi
ibu yang buruk telah terkait dengan hasil kelahiran yang merugikan. Namun,
hubungan antara gizi ibu dan hasil kelahiran yang kompleks dan dipengaruhi oleh
banyak faktor biologis, sosial ekonomi, dan faktor demografi, yang bervariasi
dalam populasi yang berbeda. Memahami hubungan antara gizi dan kelahiran
hasil ibu dapat memberikan dasar untuk mengembangkan intervensi gizi yang
akan meningkatkan hasil kelahiran dan kualitas jangka panjang hidup dan
mengurangi angka kematian, angka kesakitan, dan biaya perawatan kesehatan.4

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimanakah tinjauan teoritis tentang nutrisi pada kehamilan serta hal-hal
apa saja yang penting sebagai edukasi pada ibu hamil sehingga dapat menjaga
kecukupan gizi dalam kehamilannya?

1.3. Tujuan penulisan


Tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Memahami tinjauan ilmu teoritis mengenai nutrisi pada kehamilan.
2. Mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat untuk mengedukasi
ibu hamil tentang kebutuhan nutrisinya selama hamil.
3. Memenuhi persyaratan dalam pemenuhan kegiatan selama kepaniteraan
klinik senior di Departemen Osbtetri di RSUD. Dr. Pirngadi Medan

1.4. Manfaat Penulisan


Beberapa manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang edukasi
mengenai nutrisi pada kehamilan
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca mengenai nutrisi
pada kehamilan.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil

Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi
dan mulai terbentuk plasenta. Minggu kedua hingga ke delapan terjadi
pembentukan organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang.
Volume darah pun meningkat drastis, menyebabkan terjadinya pengenceran
darah, sehingga kadar hemoglobin (Hb), albumin, dan zat lain menurun.5

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena


itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu, pengaliran makanan dari pembuluh
darah ibu ke pembuluh darah janin melalui plasenta. Sehingga kekurangan zat
gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh
tidak sempurna.5

Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu berencana


hamil. Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan dengan sangat
baik untuk pertumbuhan janin. Minggu-minggu pertama kehamilan adalah
masa di mana organ tubuh yang penting terbentuk. Kekurangan gizi pada saat
ini dapat menimbulkan kelainan pada bayi atau bahkan kelahiran prematur.
Karena itu, gizi seimbang penting untuk pertumbuhan janin.5

2.2 Peningkatan Berat Badan pada Kehamilan

Peningkatan berat badan yang ideal pada ibu hamil tergantung pada
beberapa faktor. Yang paling penting dari ini adalah IMT sebelum hamil dan jenis

4
kehamilan (primigravida atau multigravida). Penting untuk dicatat bahwa
kenaikan berat badan untuk IMT normal adalah 11 hingga 16 kg, tetapi berat
badan yang optimal untuk seorang remaja yang kurus dengan kehamilan tunggal
mendekati 18,2 kg. sedangkan bagi wanita yang gemuk, tidak boleh lebih dari 6,8
kg. Berat badan yang optimal bagi perempuan dengan hamil kembar biasanya
lebih besar dari 18,2 kg. Selama trimester pertama dan kedua, sebagian besar berat
yang diperoleh mencerminkan perubahan ibu, terutama pada peningkatan total
cairan tubuh, sementara pertumbuhan janin paling cepat pada trimester terakhir.
Peningkatan berat badan yang buruk merefleksikan bahwa pasien tidak
memperluas volume intravaskular mereka. Hal ini terkait dengan berat badan lahir
rendah dan komplikasi yang lebih besar pada kehamilan.6

Sebagai standard kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut Committee
on Nutritional (1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg; yaitu:7

a. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29) pertambahan berat badan + 7 kg -11,5 kg
b. Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) pertambahan berat badan + 11,5 kg – 16 kg
c. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8) pertambahan berat badan + 12,5 kg – 18 kg

Peningkatan berat badan optimal tergantung pada tinggi badan ibu hamil,
struktur tulang dan status gizi sebelum hamil. Pola peningkatan berat badan juga
penting, pola ideal dari peningkatan berat badan selama hamil adalah adanya
peningkatan 1 – 2 kg selama trimester pertama, diikuti dengan peningkatan rata
0,4 kg per minggu selama akhir dua semester. Selama trimester kedua umumnya
peningkatan berat badan menandakan peningkatan volume darah, pembesaran
payudara, uterus (rahim) dan berhubungan dengan jaringan dan cairan serta
simpanan lemak ibu hamil.8

Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester
dua dan tiga atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan)
harus dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling nutrisi. Kekurangan atau
kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada ibu

5
hamil. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus
prematour, insersia uteri, hemorgia postpartum, sepsis puerperalis, dan
sebagainya. Sedangkan makan secara berlebihan karena ibu hamil sering salah
mengerti dengan arti makan untuk “dua orang” dapat menyebabkan bayi terlalu
besar.8

Perempuan harus diinstruksikan untuk tidak diet selama kehamilan.


Peningkatan berat badan yang signifikan tidak akan terjadi sampai pertengahan
trimester kedua. Pasien dapat diyakinkan bahwa hal ini adalah normal.6 Pada
kehamilan aterm, peningkatan berat badan ibu tersebut akan didistribusikan
seperti yang terlihat pada gambar 1. Peningkatan berat badan yang tidak adekuat
akan berakibat buruk pada pertumbuhan janin sehingga terjadinya PJT dan
plasenta yang kecil. Begitu juga pada peningkatan berat badan yang terlalu
berlebihan, terutama pada akhir usia kehamilan akan meningkatkan resiko
hipertensi dalam kehamilan. Selain itu hal ini juga akan mengakibatkan
makrosomia pada janin.9

Gambar 1. Komponen Peningkatan Berat Badan pada Kehamilan Normal9

6
2.3 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Ukuran penting diet pada kehamilan adalah dari asupan kalori, kualitas
diet, dan frekuensi makan. Hal ini akan mempengaruhi pasien dan pertumbuhan
janin. Diet yang dipilih haruslah diet seimbang dengan makanan yang
mengandung seluruh jenis kelompok makanan dasar. Spesifikasi dari diet akan
bervariasi sesuai dengan keinginan pasien, pola makan keluarga, dan latar
belakang budaya dan etnis.6

Peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan mencerminkan kebutuhan


janin untuk tumbuh, serta untuk kebutuhan fisiologis ibu. Untuk memenuhi
meningkatnya kebutuhan energi secara keseluruhan, rata-rata wanita harus
mengkonsumsi tambahan 300 kkal per hari di luar kebutuhan dasarnya. Kalori
harian yang tepat dari diet yang diperlukan untuk memasok kebutuhan energi dan
mencapai berat badan yang tepat dapat diperkirakan dengan mengalikan berat
badan ideal pasien (dalam kilogram) dengan 35 kkal dan menambahkan 300 kkal
dari total.6

Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah


sumber kalori (karbohidrat dan lemak), protein, asam folat, vitamin B12, zat besi,
zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, vitamin D, vitamin B6, vitamin E.
Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan diantaranya
DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi dan kolin.5

Kebutuhan nutrisi pada kehamilan disesuaikan dengan usia kehamilan,


mulai dari trimester pertama hingga trimester ketiga. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya keluhan ibu hamil yang mempengaruhi keinginannya untuk makan.8

2.3.1 Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Pertama

Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan umumnya


timbul keluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera
makan berkurang sehingga timbul kelemahan dan malas beraktivitas.8

7
Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral serta
vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi
dapat disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan
adalah bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan
pencernaan, bentuk makanan biasa, dan untuk menghindari rasa mual dan muntah
posi makanan kecil akan tetapi frekuensi makan sering. Energi serta gizi pada saat
seperti ini hanya diperlukan untuk memelihara kesehatan serta vitalisnya,
disamping tentunya mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses. Agar
kecukupan zat-zat gizi terpenuhi dapat diperhatikan hal-hal seperti berikut:8
a. Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan
sayuran hijau biasanya dapat mengurangi rasa mual.
b. Posi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang selera
makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau jajanan lain
yang bergizi.

2.3.2 Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Kedua


Pada trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk
pertumbuhan serta perkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan
ibu. Pada saat ini muntah sudah berkurang atau tidak ada, nafsu makan
bertambah, perkembangan janin sangat pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga
susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh karena pertumbuhan janin yang pesat
di mana jaringan otak menjadi perhatian utama maka ibu hamil memerlukan
protein dan zat gizi lain seperti galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan
untuk minum susu 400 cc. Yang perlu diperhatikan pada trimester kedua ini
adalah:8

a. Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein (zat


pembangun), agar janin mengalami pertumbuhan yang baik. Bahan makanan
sumber protein adalah ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tempe, tahu, dan lain-lain.

8
b. Selain zat pembangun, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan mineral
merupakan zat pengatur yang banyak terdapat pada buah dan sayuran.
c. Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak pada kaki,
hendaknya konsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan makanan
yang banyak mengandung garam antara lain mie instan, margarine, mentega,
kecap, dan lain-lain. Untuk itu bahan makanan tersebut hendaknya dibatasi.

2.3.3 Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Ketiga


Trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali cenderung
untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi
kegemukan. Pada masa ini diperlukan makanan dengan nilai biologis yang tinggi
serta memadai untuk mencukupi segala yang dibutuhkan. Secara garis besar
makanan pada trimester ketiga sama dengan makanan pada trimester kedua, tetapi
hendaknya jangan terlalu banyak, agar ibu terhindar dari kegemukan. Keperluan
zat gizi tambahan yang diperlukan pada kehamilan, adalah:8

a. Kalori : 2200 + 285 kal

b. Protein : 48 + 12 gr

c. Kalsium : 500 + 400 mg

d. Besi : 26 + 20 mg

e. Vitamin A : 500 + 200 RE

f. Thiamin : 1 + 0.2 mg

g. Riboflavin: 1.2 + 0.2 mg

h. Niacin : 9 + 1 mg

i. Vitamin C : 60 + 10 mg

j. Vitamin D : 5 + 10 ug

9
2.4 Zat-Zat Nutrisi pada Kehamilan

a. Sumber Energi

Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah kabohidrat dan lemak.
Sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan
karbohidrat terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari.
Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan
dalam fungsi-fungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan
materi membran sel dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak,
disamping itu lemak membantu tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun
demikian dalam kondisi hamil asupan lemak juga harus dibatasi karena
kandungan kalorinya yang tinggi.10

b. Protein

Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga


meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan
protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Jumlah protein
yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g,
yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Dianjurkan
penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian
dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 – 100 g (sekitar 12 % dari
jumlah total kalori).10

c. Asam Folat

Asam folat termasuk vitamin B kompleks, yakni vitamin B9.


Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram
perhari atau setara dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari sayuran
berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan
dan roti gandum. Selain itu folat juga dapat didapatkan dari suplementasi asam
folat. Dalam tubuh, asam folat berfungsi sebagai ko-enzym dalam sintesa

10
asam amino dan asam nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan
pematangan sel darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang.10

Selain itu, folat juga berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada
pembentukan heme pada molekul hemoglobin. Kekurangan asam folat
menyebakan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam
morfologi inti sel, terutama pada sel-sel yang cepat membelah seperti
erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel vagina dan servik uterus.
Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam perkembangan
embrio, diantaranya adalah pembentukan neural tube pada bulan pertama
kehamilan. Neural tube inilah sebagai awal pembentukan otak dan sumsum
tulang belakang.10

Di Jakarta, tiga dari lima atau 60 % wanita usia subur memiliki kadar
folat kurang dari kadar folat ideal. Kekurangan folat dapat terjadi karena
intake makanan berkurang, gangguan absorbsi pada pencernaan, alkoholis,
pengaruh obat, atau kebutuhan internal yang meningkat karena pertumbuhan
sel yang cepat misalnya pada kehamilan, ibu menyusui, anemia hemolitik dan
leukimia. Kekurangan asam folat pada ibu hamil menyebabkan meningkatnya
resiko anemia, keguguran,neural tube defect. Pada janin kekurangan asam
folat akan meningkatkan resiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau
lahir dengan cacat bawaan, kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang,
down’s syndrome, bibir sumbing, kelainan pembuluh darah, dan lepasnya
plasenta sebelum waktunya.10

Telah dilakukan penelitian randomized controlled trials pada


suplementasi asam folat untuk pencegahan neural tube defects (NTDs) primer
maupun sekunder, dilaporkan bahwa dosis tinggi asam folat (4 mg per hari)
dapat menurunkan resiko sebanyak 70%. Rekomendasi CDC (Centers for
Disease Control and Prevention) pada wanita dengan riwayat kehamilan
NTDs ini adalah konsumsi asam folat sebanyak 4 mg per hari yang dimulai
paling sedikit satu bulan sebelum komsepsi dan diteruskan selama trimester

11
pertama. Sedangkan, pada wanita tanpa riwayat kehamilan NTDs sebelumnya,
suplementasi asam folat yakni sebanyak 0.4 mg (400 μg) per hari akan
mencegah sedikitnya 50% kejadian NTDs pada janin jika dikonsumsi sebelum
konsepsi dan dilanjutkan hingga trimester pertama.9

d. Zat Besi

Total kebutuhan besi selama kehamilan sekitar 1 gram. Pada


menstruasi bulanan, kebanyakan wanita memiliki cadangan besi yang kurang
selama tahun-tahun reproduksi mereka.6 Anemia defisiensi besi merupakan
salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
pada umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya sedikit memberi zat
besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi normal. Zat besi
dibutuhkan untuk pembetukan hemoglobin, sedangkan selama kehamilan
volume darah akan meningkat akibat perubahan pada tubuh ibu dan pasokan
darah bayi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan dan hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin dalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir dengan berat badan rendah dan
anemia pada bayi.10

Sehubungan dengan itu, suplementasi dengan 30 mg besi elemental


dianjurkan pada trimester kedua dan ketiga untuk mencegah anemia. Tablet
besi diminum per hari diantara waktu makan atau sebelum tidur. Sedangkan,
pada wanita dengan anemia defisiensi besi membutuhkan 60 sampai 120 mg
besi elemental per hari. Seng tambahan (15 mg) dan tembaga (2 mg) kemudian
dibutuhkan, hal ini diakibatkan oleh penyerapan ion ini akan terhambat pada
pemberian besi.6

e. Kalsium

Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg


sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi
membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu kalsium
juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi.

12
Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan
sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan,
kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu
hamil adalah sekitar 1000 mg perhari. Sumber kalsium dari makanan
diantaranya product susu seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga merupakan
sumber kalsium yang baik.10 Suplemen kalsium tidak diperlukan pada wanita
dengan diet yang mencakup makanan yang mengandung produk susu yang
memadai.6

f. Zink

Zink merupakan trace mineral. Kekurangan zink bisa mengakibatkan


teratogenik pada manusia, meskipun hal ini belum meyakinkan. Kadar zink
dalam cairan ketuban berkorelasi dengan aktivitas antimikroba, sehingga
berperan dalam melindungi infeksi intrauterin. Asupan makanan rendah seng
telah dikaitkan dengan PJT. RDA untuk seng selama kehamilan meningkat
dari 15 menjadi 20 mg per hari.6

2.5 Zat-Zat Nutrisi yang tidak dianjurkan pada Kehamilan

Tidak semua vitamin bisa diberikan pada ibu hamil. Dosis tinggi vitamin
merupakan penyalahgunaan nutrisi yang dapat dikategorikan sebagai jenis mode
manipulasi diet. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin C dapat dikonsumsi
dalam jumlah yang berlebihan karena mudah diekskresikan dalam urin. Namun,
tidak demikian pada vitamin yang larut lemak seperti vitamin A. Terdapat
hubungan antara dosis tinggi vitamin A dengan cacat lahir bawaan. Meskipun
dosis teratogenik minimum pada manusia belum diidentifikasi, namun sedikitnya
dosis vitamin A 10.000 IU per hari dapat mengakibatkan hal tersebut. Adapun
yang aman dikonsumsi adalah beta-karoten yang merupakan provitamin vitamin
A tetapi tidak menghasilkan toksisitas yang sama dengan vitamin A.6

13
Kafein terkandung dalam berbagai bahan makanan seperti kopi, teh,
cokelat, dan minuman cola. Sebuah zat alami, ini adalah yang paling banyak
digunakan Satu-satunya bukti untuk efek teratogenik kafein hanya berasal dari
studi hewan menggunakan dosis yang inkompatibel dengan yang dikonsumsi
manusi. Beberapa studi manusia yang besar telah gagal untuk menunjukkan
bahwa kafein memiliki efek merusak pada janin, bila tertelan dalam jumlah
rendah. Namun demikian, konsumsi kafein pada kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan risiko keguguran. Adapun dosis yang membahayakan adalah setara
dengan tiga cangkir kopi. Efek maternal kafein termasuk insomnia, gangguan
pencernaan asam, refluks, dan frekuensi kencing.6

14
BAB 3

KESIMPULAN

 Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu berencana


hamil. Sehingga pada saat hamil, badan ibu sudah terkondisikan dengan
sangat baik untuk pertumbuhan janin. 5
 Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama
trimester dua dan tiga atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3
kg per bulan) harus dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling nutrisi.
Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak
diinginkan pada ibu hamil.
 Sebagai standard kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut Committee
on Nutritional (1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg; yaitu:7

1. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29) pertambahan berat badan + 7 kg -


11,5 kg
2. Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) pertambahan berat badan + 11,5 kg
– 16 kg
3. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8) pertambahan berat badan + 12,5 kg –
18 kg

 Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah


sumber kalori (karbohidrat dan lemak), protein, asam folat, vitamin B12,
zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin D, vitamin B6, vitamin E.
Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan
diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi dan kolin.5
 Kebutuhan nutrisi pada kehamilan disesuaikan dengan usia kehamilan,
mulai dari trimester pertama hingga trimester ketiga. Hal ini disebabkan
oleh banyaknya keluhan ibu hamil yang mempengaruhi keinginannya
untuk makan.8

15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ministry of Health. 2006. Food and Nutrition Guidelines for Healthy
Pregnant and Breastfeeding Women: A background paper. Wellington:
Ministry of Health. Available at
https://www.health.govt.nz/system/files/documents/publications/food-and-
nutrition-guidelines-preg-and-bfeed.pdf [Diakses 26 Februari 2015]
2. Odyssey, Health. 2010. Impact of Maternal Nutrition on Fetal Development
- PRENATAL NUTRITION. Mednet Medical Education Network. Available
at http://www.mednet.ca/en/report/impact-of-maternal-nutrition-on-fetal-
developmen.html [Diakses 26 Februari 2015]
3. J Nutr. 2003 The risk of maternal nutritional depletion and poor outcomes
increases in early or closely spaced pregnancies.NCBI, London. Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12730491 [Diakses 26 Februari 2015]
4. Kathleen , Abu-Saad., Fraser, Drora.2010. Maternal Nutrition and Birth
Outcomes. Oxford Journal, London. Available at
http://epirev.oxfordjournals.org/content/32/1/5.full [Diakses 26 Februari
2015]

5. Pramita. 2010. Artikel: Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil Dan Menyusui.
Jakarta: Pramita Lab

6. James, et al. 2003. Danforth’s Obstetrics and Gynecology, 9th Ed. Lippincott
Williams & Wilkins Publishers. P 18-19
7. Committee on Nutritional. 1990. Nutrition During Lactation. National
Washington DC: Academy Press

8. Simanjuntak, David., Sudaryati, Etti. 2005. Artikel: Gizi Pada Ibu Hamil dan
Menyusui. Medan: Repository USU

9. Pernoll, Martin. 2001. Benson & Pernoll’s Handbook of Obstetrics and


Gynecology, 10th Ed. McGraw-Hill. p 101
10. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1998. Risalah Widyakarya Pangan
dan Gizi VI. LIPI

16

Das könnte Ihnen auch gefallen