Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Sumber Daya
Ilmu ekonomi : ilmu/ study tentang memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas
● Sumber Daya Modal : Kekurangan sehingga harus meminjam “ Hutang Luar Negeri” yang
digunakan untuk melakukan proyek-proyek tertentu yang sifatnya infrastruktur ( ja;an raya,
pelabuhan)
D-S
d= permintaan yang dilakukan untuk seorang individu atas suatu barang atau jasa
D= permintaan yang dilakukan untuk lebih dari ndividu atas suatu barang atau jasa
P P
D
d
d D
Qdx QDx
P P
s S
Qsx QSx
Pendiri ilmu ekonomi adalah Adam Smith “ the wealth of nations ( kemakmuran
bangsa)(1776) pemerintah tidak boleh campur tangan dalam peembentukan harga dan berilah
kebahasan seluas-luasnya. Akumulasi harus ada kelompok manusia yang bisa
mengakumulasikan kapotal
David Ricardo
Thomas Robert
Malthus
John stuart mili
Perang dunia I 1914-1918 awal terjadi depresi ekonomi ( melanda amerika dan belanda)
Menurut ekonomi Jhon Maynard Keyned the general theory of employment interest dan
money (1936) mewajibkan campur tangan pemerintah dalam campur tangan pemerintah
kemudian diikuti ekonomi mazab keynesiam.
Organisasi Ekonomi
𝐺𝑁𝑃𝑛− 𝐺𝑁𝑃𝑛−1
Laju pertumbuhan ekonomi = . 100%
𝐺𝑁𝑃𝑛−1
Inflasi adalah Gejala kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus.
(Household) (Bussiness)
- Alam/Tanah - Sewa
- Tenaga Kerja - Upah, Gaji
- Modal - Bunga, bagi hasil
- Kewirausahaan (Enterpreuner) - Laba/profit
S = f (Y)
= Y – α – by
Contoh :
Tahun Y C
1995 Rp. 1000 Rp. 950
1996 Rp. 1200 Rp. 1100
a) Buatlah fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya.
150
MPC = = 0,75
200
C = α + by
S=Y–C
950 = α + 0,75 (1.000)
= Y – (200T + 0,75)
α = 950 – 750
= 200 = -200T + 0,25 Y
C = 200 T + 0,75Y
b) Gambarkan pada sepasang sumbu yang sama kurva/grafik ke-2 fungsi tersebut diatas.
YBEP ⇒ syarat Y = C
𝐶𝑛
Y = 200T + 0,5Y Average Propensty to Consume (ApCn) =
𝑌𝑛
0,25Y = 200T
𝑆𝑛
Y = 800 T Average Propensty to Save (ApSn) =
𝑌𝑛
Kesimpulan
a. MPC + MPS = 1
APC + APS = 1
b. Saat YBEP APC = 1, APS = 0
c. APC ↓ dengan naiknya Y
APS ↑ dengan naiknya Y
d. Karena fungsi konsumsi berbentuk garis lurus maka fungsi tabungan juga
berbentuk garis lurus, oleh karena itu nilai-nilai dari MPL dan nilai dari MPS pada
berbagai tahap pendapatan Nasional adalah sama yaitu 0,75 MPC dan 0,25 MPS
Y = C + S ⟹ manfaat
a. Y = C + I Y=C+I
b. C = α + by = α + by + I
Y – by = α + I
Y (1 – b) + α + I
𝛼+𝐼
Y Equi =
1−𝑏
Contoh :
Dik : suatu perekonomian memiliki data sebagai berikut.
a. Fungsi konsumsi C = 200 T + 0,75 y
b. Penyaluran Investasi I = 400 T
Jawab :
α+I 200+400
a. Y = C + I atau Y = = = 2400
1−b 1− 0,75
= 200 + 0,75y + 400
= 600 + 0,75y
600
Y= b. Kurva grafik
0,25
C=Y–I
= 2400 – 400
= 2000
S=Y–C
= 2400 – 2000
= 400
∆𝑦 1
( KI = = )
∆𝐼 1−𝑏
Jika pengeluaran investasi (I) berubah sebesar (∆𝐼) sebagai pengeluaran Investasi yang baru
menjadi (I1 + ∆𝐼), Maka keseimbangan pendapatan nasional (y) berubah sebesar (∆𝑌), sebagai
keseimbangan pendapatan Nasional yang baru menjadi (Y + ∆𝑌)
𝑎+𝐼
Y= yang sebelum adanya ∆I
1−𝑏
𝑎+(𝐼+ ∆𝐼)
Y + ∆𝑌 = yang setelah ada ∆𝐼
1−𝑏
𝑎+𝐼+∆𝐼
=
1−𝑏
𝑎+𝐼 ∆𝐼
= +
1−𝑏 1−𝑏
∆𝐼
Y + ∆𝑌 = Y +
1−𝑏
∆𝐼 1
∆𝑌= = . ∆𝐼
1−𝑏 1−𝑏
∆𝑌 = KI . ∆𝐼
Δ𝑦 1 1 1
KI = = = =
Δ𝐼 1−𝑏 1−𝑚𝑝𝑐 𝑚𝑝𝑠
Contoh soal:
Jika pada soal hal sebelumnya, pengeluaran investasi berubah menjadi 500 T maka dengan
menggunakan Konsep Multiplier carilah nilai – nilai yang baru dari Y, C & S?
Jawab :
∆𝐼 400
a. ∆𝑌 = 1−𝑏
KI = 100 = 4
100
= 1−0,75
= 400 Y2 = YI + ∆𝑌
=2400+400 = 2800
b. C2 = Y2 – I2 C. S2 = Y2 – C2
=2800 – 500 =2800 – 2500
=2300 = 500
𝑦 = 𝐴𝐸 = 𝐶 + 𝐼 + 𝐺
Yd = Disposible income
G = goverment expenditures
Pajak :
Kebijakan fiskal adalah tindakan yang di ambil oleh pemerintah dengan tujuan untuk
mempengaruhi jalan perekonomian melalui anggaran pendapatan dan belanja (APBN, Pajak
dll)
C = F (yd) S = F (yd)
C = a + byd yd = C + S
S = Yd – C
= Yd – (a – byd)
= Yd – a – byd -a + (1-b)yd.
Pertemuan ke- 6 Pengganti (23 April 2014)
Investasi (I)
3. Perkembangan Teknologi
4. Ramalan atau perkiraan masa yang akan datang.
Contoh:
Fungsi Investasi I = Rp 20 T + 0,20 Y
Y I
500 T 120
1000 T 220
1500 T 320
Perekonomian 2 sektor Syarat S=I
I sebagai Variabel endogen S0 + sY = I0 + ∝ 𝑦
I = F (Y) sY - ∝ 𝑦 = I0 + S0
Fungsi investasi I = I0 + ∝ 𝑦 Y (s - ∝ ) = I0 + S0
𝐼−𝑠
Fungsi Saving S = S0 + SY y = 𝑠− ∝
(𝐼+ ∆𝐼)− 𝑠
Y + ∆𝑦 = Yeq setelah ∆𝐼
𝑠− ∝
𝐼+ ∆𝐼−𝑠
=
𝑠− ∝
𝐼−𝑠 ∆𝐼
Y + ∆𝑦 = +
𝑠− ∝ 𝑠−∝
∆𝐼
Y + ∆𝑦 = 𝑦 +
𝑠− ∝
1
∆𝑦 = . ∆𝐼
𝑠−∝
Δ𝑦 1
∆𝑦 = 𝐾𝐼 . ∆𝐼 → 𝐾𝐼 = =
Δ𝐼 𝑠− ∝
Contoh:
Data ekonomi Makro
a. Fungsi Konsumsi C = 200T + 0,75y
b. Fungsi Investasi I = 20T + 0,20y
Dit:
1. Y = C + I
Y = (200T + 0,75Y) + (20T + 0,20y)
Y = 280T + 0,95y
Y = 4400T
= 20 = - 200
Y2 = y1 + ∆𝑦 C = 10 + 0,20y
= 4400 + (-200) = 850
= 4200
S = Y2 – C2
= 4200 – 850
= 3300
Contoh :
Investasi I = 400 T
JAWAB:
𝑎+𝐼+𝐺
Yeq = 1−𝑏+𝑏𝑡 yd = y - T
200+400+500
= (1−0,75)+ (0,75 .0,20) = 2750 - 550
1100
= 0,90
= 2750 = 2200
T = 0,20Y
= 0,20 (2750)
= 550T
=1850
Seq = Yd - Ceq
=2200 – 1850
Syarat eq Y S + T = I + G
350 + 550 = 400 + 500
900 = 900
Y=C+I+G
2750 = 2750
C = 200 +0,75Yd
= 1985 T
Contoh :
Fungsi saving S = yd – c yd = c + s
= Yd – (a + byd)
= yd – a – byd
S = - a + (1-b) yd
S = S0 + sYd
Soal :
C : 200 T + 0,75 yd
I : 200 T + 0,20 y
G : 500 T
Tr : 300 T
X : 800 T
M: 650 T
Tx : 0,25 y
Jawab :
Y = C + I + G + (X-M)
=1275 + 0, 76 y
0,24y = 1275
Y = 5.312,5
I = 200 + 0,20 y yd = y – Tx + Tr
= 1.262,5 = 0, 75 y – tr
= 200 + 0, 75 (4.284, 4)
= 3.413,3
S = yd – C
= 4.284,4 – 3.413,3
= 871,1
Pertemuan ke- 12 (6 Juni 2014)
Keseimbangan umum dapat terjadi jika pasar barang berada dalam keseimbangan dan pada
kondisi itu pula dipasar uang berada dalam keseimbangan, dalam keseimbangan umum ini
besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang terjadi akan mencerminkan
pendapatan nasional dan tingkat bunga keseimbangan baik dipasar barang maupun dipasar
uang.
1. Yang dimaksud dengan penawaran uang ialah jumlah uang kartal dan uang giral yang
beredar dimasyarakat.
2. Melalui kebijakan-kebijakan moneter pemerintah diasumsikan mampu mempengaruhi
jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Terdapat 4 cara untuk mempengaruhi jumlah
uang yang beredar yang bisa disebut penawaran uang (money supply), keempat cara
tersebut dapat dipakai oleh suatu perekonomian tergantung kepada :
Perundang – undangan yang berlaku
Kebiasaan masyarakat dalam mengadaan transaksi perbankan dan surat-surat
berharga.
1. Rediscount policy
Jika bank central menaikkan tingkat diskontonya maka jumlah uang nominal yang
beredar cenderung berkurang, sebaliknya jika pemerintah mekhendaki jumlah
uang yang beredar bertambah maka suku bunga diskontonya perlu diturunkan.
Kebijakan ini disebut credit control policy
2. Open market operation
Jika pemerintah mekhendaki jumlah uang yang beredar menurun, maka
pemerintah harus menjual surat-surat berharga yang dimiliki dipasar bebas,
tindakan ini disebut open market selling. Sebaiknya jika pemerintah mekhendaki
bertambah uang yang beredar maka pemerintah perlu melakukann pembelian
surat-surat berharga, khusunya obligasi dipasar bebas tindakan ini disebut open
market buying .
3. Manipulasi legal reserve ratio
Bank central pada umumnya menentukan angka banding minimum antara uang
tunai dengan kewajiban-kewajiban giral bank , angka banding itu disebut dengan
minimum legal reserve ratio .
Jika pemerintah menurunkan minimum legal ratio maka dengan uang tunai yang
sama bank dapat menciptakan uang dengan jumlah yang lebih banyak daripada
sebelumnya. Sebaliknya jika pemerintah menghendaki berkurangnya jumlah uang
yang beredar yang disebut kebijakkan uang ketat dapat dicapai dengan jalan
menaikkan minimum legal deserve ratio bank
4. Selective credit control
Salah satu pengawasan kredit secara selective yaitu menggunakan cara moral
situation. Dimana bank central secara informal. Mempengaruhi kebijakan bank-
bank umum khususnya mengenai kebijakkan pengkreditan. Kredit macet / kredit
bermasalah disebut non performing loan.
Pada tahun 1958 pada dasawarsa mana para pemimpin ekonomi sedang rame-ramenya
bertukar pikiran mengenai teori inflasi “cost push” dan “demand pull”. A.w. Philips seorang
akademi dari londong school of economics berhasil menemukan hubungan yang erat antara
tingkat pengangguran dan perubahan tingkat upah minimal. Penemuannya tersebut diperoleh
dari hasil pengolahan data empiric perekonomian Inggris untuk masa 1861-1957
Kurva Philips tersebut tergambar sebagai berikut. Setiap titik yang terdapat dalam gambar
menunjukkan kombinasi persentase perubahan upah nominal dengan persentasi
pengangguran yang terjadi pada tahun bersangkutan. Semua titik yang terdapat dalam kudrat
dalam gambar membentuk yang disebut diagram pencar (scatter diagram), dari diagram
pancar tersebut ditarik garis regresinya, garis regresi pada dasarnya merupakan garis yang
mewakili titik titik yang membentuk scatter diagram. Garis regresi yang dihasilkan dari data
persentasi perubahan upah nominal dengan persentasi tingkat pengangguran pula yang dalam
gambar terlihat seperti kurva WB merupakan apa yang disebut sebagai kurva Philips.
Digambar terlihat bahwa angka persentase kenaikkan angka upah dengan angka persentase
pengangguran mempunyai hubungan yang negatif (-) yaitu meningkatnya tingkat upah
nominal yang tinggi disertai tingkat rendah pengangguran. Sebaliknya tingkat upah nominal
yang rendah cenderung disertai tingkat pengangguran
Dari gambar terlihat bahwa persentase kenalkan upah dengan angka persentase
pengganguran mempunyai hubungan yang negative yaitu dengan meningkatkan tingkat upah
nominal yang tinggi disertai rendahnya pengganguran sebaliknya persentase kenaikan
tingkat upah nominal yang renddah cenderung disertai oleh tingginya tingkat pengganguran
terhadap keyakinan ini Philips menduga bahwa hal tersebut timbul karena pada waktu tingkat
pengganguran rendah dan permintaan tenaga kerja kuat mempuyai tendensi mengakibatkan
meningkatnya tinggkat upah kejadian yang serupa yaitu meningkatnya upah nominal, kecil
kemungkinannya untuk terjadi pada masa-masa dimana dalam perekonomian dijumpai
banyak pengganguran yang disertai oleh lemanya permintaan akan tenga kerja .
Kurva philips dalam bentuk yang baru terlihat sebagai kurva HP pada gambar diatas
dimana sumbu vertical tidak lagi digunakan unuk menunjukan perubahan tingkat upah
nominal akan tetepi akan digunakan untuk mengukur persentase perubahan tingkat harga-
harga yang secarasingkat dapat disebut tingkat inflasi. Kurva Philips dalam bentuk yang
sudah direvisi ada hubungannya dengan kurva Philips yang asli hal ini mudah dipahami,
mengingat bahwa perubahan tingkat harga kecendrungan adalah setinggi tingkat kenaikan
tingkah upah nominal dikurangi dengan tidak kenaikan produktifitas kerja. Selanjutnya dari
gambar kurva Philips yang sudah direvisi dapat kecendrungan adanya trade-off antara tingkat
pengganguran dengan tingkat inflasi
Investasi : I = 150-600i
Dit :
b) hitung besarnya tingkat pendapatan nasional dan tingkat bunga yang menunjukan
keseimbangan dipasar barang maupul dipasar uang
Jawab
Y= C+I+G
a. Md =M1+M2
=(100+0,80 Yd)+(150-600 i)+10
= (0,20Y)+(50-400i)
=260+0,80 Yd-600 i
= 0,20Y + 50-400 i
0,20 Y = 260-600 i
1300-3000 i
Md=Ms
0,20Y+50-400i = 200T
Y= 750+2000(0,11)
0,20 Y= 150T+400i
= 970
Y= 750+ 2000i
b. LM => Y= 75+2000i
IS => Y= 1300-3000 -
0=-550-+5000
550= 5000i
11% = 0,11 = i
Monetery Fiscal
Policy Policy