Sie sind auf Seite 1von 2

NAMA : NUR HAYATI

NIM : A31114039

Teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu adalah instinctoid, setara dengan
naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi yang sangat lemah yang kemudian kuno
sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila lingkungan yang benar, orang akan tumbuh lurus dan
indah, aktualisasi potensi yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak “benar” (dan
kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.

Teori belajar Behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori
perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif
bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya
mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang
baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.

Teori Belajar Konstruktivisme.Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat


pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan
hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)
pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Teori Motivasi isi

Teori Tata Tingkat-Kebutuhan . Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam
kondisi mengejar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan terpenuhi, langsung kebutuhan
tersebut diganti oleh kebutuhan lain.

Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan.Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG


sebagai singkatan dari Existence, Relatedness, dan Growth needs, dikembangkan oleh
Alderfer, dan merupakan satu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan
dari Maslow. Teori ERG menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan eksistensi, hubungan dan
pertumbuhan terletak pada satu kesinambungan kekonkretan, dengan kebutuhan eksistensi
sebagai kebutuhan yang paling konkret dan kebutuhan pertumbuhan sebagai kebutuhan yang
paling kurang konkret (abstrak).

Teori Dua Faktor.Teori dua faktor dinamakan teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh
Herzberg. Menggunakan metode insiden kritikal, ia mengumpulkan data dari 203 akuntan
dan sarjana teknik.Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor
motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik dari pekerjaan
Teori Motivasi Berprestasi (Achievement motivation).Teori motivasi berpretasi
dikembangkan oleh David McClelland. Sebenarnya lebih tepat teori ini disebut teori
kebutuhan dari McClelland , karena ia tidak saja meneliti tentang kebutuhan untuk
berprestasi (need for achievement), tapi juga tentang kebutuhan untuk berkuasa (need for
power), dan kebutuhan untuk berafiliasi/ berhubungan (need for affiliation). Penelitian paling
banyak dilakukan terhadap kebutuhan untuk berprestasi.

Teori Motivasi Proses

Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory).Teori pengukuhan berhubungan dengan teori


belajar operant conditioning dari Skinner. Teori ini mempunyai dua aturan pokok: aturan
pokok yang berhubungan dengan pemerolehan jawaban-jawaban yang benar, dan aturan
pokok lainnya berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah.

Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory). Locke mengusulkan model kognitif, yang
dinamakan teori tujuan, yang mencoba menjelaskan hubungan-hubungan antara niat/
intentions (tujuan-tujuan) dengan perilaku.Teori ini secara relatif lempang dan sederhana.
Aturan dasarnya ialah penetapan dari tujuan-tujuan yang cukup sulit (baca teori McClelland,
hlm 25), khusus dan yang pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga kerja, akan
menghasilkan unjuk-kerja yang lebih tinggi daripada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusus,
dan yang mudah dicapai. Teori tujuan, sebagaimana dengan teori keadilan didasarkan pada
dasar intuitif yang solid. Penelitian-penelitian yang didasarkan pada teori ini menggambarkan
kemanfaatannya bagi organisasi.

Teori Harapan (Expectancy). Model teori harapan dari Lawler mengajukan tiga asumsi:
1) Orang mempunyai pilihan-pilihan antara berbagai hasil-keluaran yang secara potensial
dapat mereka gunakan. Dengan perkataan lain, setiap hasil-keluaran alternatif mempunyai
harkat (valence =V), yang mengacu pada ketertarikannya bagi seseorang,
2) Orang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa hasil-hasil keluaran
(outcomes=O) tertentu akan diperoleh setelah unjuk-kerja (P) mereka. Ini diungkapkan dalam
rumusan harapan P-O.3)Dalam setiap situasi, tindakan-tindakan dan upaya yang berkaitan
dengan tindakan-tindakan tadi yang dipilih oleh seseorang untuk dilaksanakan ditentukan
oleh harapan-harapan (E-P, dan P-O) dan pilihan - pilihan yang dipunyai orang pada saat itu.

Teori Keadilan (Equity Theory).Teori keadilan yang dikembangkan oleh Adams bersibuk
diri dnegan memberi batasan tentang apa yang dianggap adil atau wajar oleh orang dalam
kebudayaan kita ini, dan dengan reaksi-reaksi mereka kalau berada dalam situasi-situasi yang
dipersepsikan sebagai tidak adil/wajar.Teori keadilan mempunyai empat asumsi dasar yaitu
1)Orang berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan satu kondisi keadilan,
2)Jika dirasakan adanya kondisi ketidakadilan, kondisi ini menimbulkan ketegangan yang
memotivasi orang untuk menguranginya atau menghilangkannya, 3)makin besar persepsi
ketidakadilannya, makin besar motivasinya untuk bertindak mengurangi kondisi ketegangan
itu,4) orang akan mempersepsikan ketidakadilan yang tidak menyenangkan (misalnya,
menerima gaji terlalu sedikit) lebih cepat daripada ketidakadilan yang menyenangkan
(misalnya, mendapat gaji terlalu besar).

Das könnte Ihnen auch gefallen