PENDAHULUAN
Pankreatitis adalah suatu penyakit inflamasi pankreas yang identik menyebabkan nyeri
perut dan terkait dengan fungsinya sebagai kelenjar eksokrin, (meskipun pada akhirnya fungsi
sebagai kelenjar endokrin juga terganggu akibat kerusakan organ pankreas).
The Second International Symposium on The Classification of Pancreatitis,
(Marseille,1980) membuat klasifikasi sebagai berikut:
Pankreatitis akut : Pankreatitis akut adalah pankreatitis yang dikarakterisasi oleh
nyeri berat di perut bagian atas dan meningkatnya level enzim pankreas di dalam darah.
Pankreatitis akut bisa ringan ataupun berat tergantung manifestasi klinis, tes laboratorium, dan
diagnosa. Perjalanan penyakit dari ringan self limited sampai berat yang disertai renjatan
gangguan ginjal dan paru-paru yang bisa berakibat fatal.
Pankreatitis kronik : Pankreatitis kronik merupakan peradangan pankreas menahun
yang biasanya menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi pankreas. Pada kebanyakan pasien
bersifat irreversible. Terjadi kerusakan permanen sehingga menyebabkan gangguan fungsi
eksokrin dan endokrin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Epidemiologi
Insiden penyakit pankreatitis kronis di negara maju kira-kira 4-6 / 100.000 penduduk per
tahun dan makin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari rumah sakit di AS sekitar
87.000 kasus pankreatitis terjadi setiap tahun, dengan tingkat rawat inap untuk orang kulit hitam
adalah 3 kali lebih tinggi dari kuli putih, dimana perbandingan laki-laki dan perempuan 6,7 : 3,2
per 100.000 penduduk an rata-rata usia saat diagnosa adalah 46 tahun. Kejadian tahunan di eropa
barat sekitar 5 kasus baru per 100.000 penduduk. Rasio laki-laki : wanita 7:1 dan usia rata-rata
onset adalah 36 tahun dan 55 tahun.
Di Asia insiden pankreatitis kronik diperkirakan 14,4 per 100.000 penduduk dan hanya
18,8% disebabkan oleh alkohol, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 1,9 : 1.
Di Amerika Serikat, penyebab paling sering dari pankreatitis kronis adalah alkoholisme.
Penyebab lainnya adalah faktor keturunan dan penyumbatan saluran pankreas yang disebabkan
oleh penyempitan saluran atau kanker pankreas. Pankreatitis akut jarang menyebabkan
penyempitan pada saluran pankreas yang akan mengarah pada terjadinya pankreatitis kronis.
Pada banyak kasus, penyebab pankreatitis kronis tidak diketahui. Di negara-negara tropis
(Indonesia, India, Nigeria), pankreatitis kronis dengan sebab yang tidak diketahui yang terjadi
pada anak-anak dan dewasa muda, bisa menyebabkan diabetes dan penumpukan kalsium di
pankreas. Keseluruhan penyebab pankreatitis kronik ditunjukkan pada Tabel 39-5.
Untuk mengurangi serangan, dianjurkan makan 4-5 kali/hari, yang mengandung sedikit
lemak dan protein, dan banyak karbohidrat. Alkohol harus tetap dihindari.
Bila sakit berlanjut, kemungkinan telah terjadi komplikasi, seperti masa peradangan di
kepala pankreas atau suatu pseudokista. Masa peradangan memerlukan terapi pembedahan.
Pseudokista yang menyebabkan nyeri sejalan dengan perkembangannya, mungkin harus
menjalani dekompresi (pengurangan penekanan).
Pada pecandu alkohol yang mengalami penyembuhan, pengangkatan sebagian pankreas
dilakukan hanya pada mereka yang dapat mengatasi diabetes yang akan terjadi setelah
pembedahan.
B. Terapi Farmakologi
Tetapi pereda nyeri golongan narkotik, masih sering diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri.
Bila penderita terus menerus merasakan nyeri dan tidak ada komplikasi, biasanya dokter
menyuntikan penghambat nyeri ke saraf pankreas sehingga rangsangannya tidak sampai ke otak. Bila
cara ini gagal, mungkin diperlukan pembedahan. Jika saluran pankreasnya melebar, pembuatan jalan
pintas dari pankreas ke usus halus, akan mengurangi rasa nyeri pada sekitar 70-80% penderita. Jika
salurannya tidak melebar, sebagian dari pankreas mungkin harus diangkat. Bila kepala pankreas
terkena, bagian ini diangkat bersamaan dengan usus dua belas jari. Pembedahan ini dapat
mengurangi nyeri pada 60-80% penderita.
Dengan meminum tablet atau kapsul yang mengandung ekstrak enzim pankreas pada saat
makan, dapat membuat tinja menjadi kurang berlemak dan memperbaiki penyerapan makanan, tapi
masalah ini jarang dapat teratasi. Bila perlu, larutan antasid atau penghambat H2 dapat diminum
bersamaan dengan enzim pankreas. Dengan pengobatan tersebut, berat badan penderita biasanya
akan meningkat, buang air besarnya menjadi lebih jarang, tidak lagi terdapat tetesan minyak pada
tinjanya dan secara umum akan merasa lebih baik.
Jika pengobatan diatas tidak efektif, penderita dapat mencoba mengurangi asupan lemak. Mungkin
juga dibutuhkan tambahan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
2.8.KomplikasiOf Chronic
- Malnutrisi
- Abses pankreas
- Kanker pankreas
- Perdarahan.
- Abdominal Pain
- Melabsorption
- Diabetes
- Pseudocysts
- Pancreatic Calculi
- Biliary Obstruction
- Duodenal Obstruction
- Splanchnic and mesenteric venous obstruction
2.9 Prognosis
Sangat sedikit pasien meninggal karena pankreatitisnya sendiri. Penyebab utama dari
kematian adalah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Kurang baik pada penyalagunaan alkohol
terutama bila pasien tidak dapat menghentikan pemakaian alkohol. Sebagian membaik dengan
suplementasi enzim pankreas ataupun sesudah tindakan bedah. Sebagian tetap mempunyai
keluhan abdomen yang secara simtomatik sulit diperbaiki.
BAB III
LAPORAN KASUS
ANAMNESA PRIBADI :
Agama : Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
RM : 00.91.47.45
ANMANESA PRIBADI :
Telaah : Hal ini sudah dialami OS sejak 1 bulan ini, memberat dalam 1 hari ini. Mual (-),
muntah (-), batuk (-), demam (-). Riwayat merokok (+) ± 30 tahun. Riwayat minum
alkohol (+), BAB hitam (+), ± 1 hari ini, BAB mencret (+), konsistensi lembek (+). BAK
(+) normal.
STATUS PRESENS :
PEMERIKSAAN FISIK :
1. Kepala
a. Muka
Pertumbuhan rambut : Dalam Batas Normal
Muka sembab : Tidak dijumpai
Pucat : Dijumpai
Kuning : Tidak dijumpai
Parase : Tidak dijumpai
b. Mata
Stand mata : Dalam batas normal
Gerakan : Dalam batas normal
Exopthalmus : Tidak dijumpai
Ikterus : Tidak dijumpai
Anemia : Tidak dijumpai
Reaksi pupil : RC +/+ , pupil isokor
c. Telinga
Sekret : Tidak dijumpai
Radang : Tidak dijumpai
Bentuk : Dalam Batas Normal
Atrofi : Tidak dijumpai
d. Hidung
Sekret : Tidak dijumpai
Bentuk : Dalam batas normal
Benjolan-benjolan : Tidak dijumpai
e. Bibir
Sianosis : Tidak dijumpai
Pucat : Dijumpai
Kering : Dijumpai
Radang : Tidak dijumpai
f. Gigi
Karies :Tidak dijumpai
g. Lidah
Kering : Dijumpai
Pucat : Tidak dijumpai
Tremor : Tidak dijumpai
h. Tonsil
Merah : Tidak dijumpai
Bengkak : Tidak dijumpai
Beslag : Tidak dijumpai
2. Leher
a. Inspeksi
- Struma : Tidak dijumpai
- Kelenjar bengkak : Tidak dijumpai
- Venektasi : Tidak dijumpai
b. Palpasi
- Palpasi Trakea : Medial
- Nyeri tekan : Tidak dijumpai
- Tekanan vena jugularis: R-2 cmH2O
3. Thorak depan
a. Inspeksi
- Bentuk : Simetris Fusiformis
- Bendungan vena : Tidak dijumpai
- Ketinggalan bernafas : Tidak dijumpai
- Venektasi : Tidak dijumpai
- Pembengkakan : Tidak dijumpai
- Mamae : Dalam batas normal
- Pernafasan : Cepat dan dalam
b. Palpasi
- Nyeri tekan : Tidak dijumpai
- Fremitus suara : fremitus kanan =kiri
- Iktus : ICR V
c. Perkusi
- Suara perkusi paru : sonor pada kedua lapangan paru
- Batas paru hati
o Relative : ICR V
o Absolute : ICR VI
- Gerakan bebas :-
d. Auskultasi
- Suara pernafasan : Vesikuler pada kedua
lapangan paru
- Suara tambahan :-
- Jantung : HR : 88 x/i ,regular, desah(-)
4. Thorak belakang
a. Inspeksi
- Bentuk : Simetris fusiformis
- Bendungan vena : Tidak di jumpai
- Ketinggalan bernafas : Tidak dijumpai
- Venektasi : Tidak dijumpai
- Pembengkakan : Tidak dijumpai
b. Palpasi
- Nyeri tekan : tidak dijumpai
- Fremitus suara : Fremitus kanan=kiri
c. Perkusi
- Suara perkusi paru : sonor pada kedua lapangan paru
d. Auskultasi
- Suara pernafasan : vesikuler pada kedua lapangan paru
- Suara tambahan :-
5. Abdomen
a. Inspeksi
- Bengkak : Tidak dijumpai
- Venektasi : Tidak dijumpai
- Gembung : Tidak dijumpai
- Sirkulasi kolateral : Tidak dijumpai
- Pulsasi : Tidak dijumpai
b. Palpasi
Nyeri tekan : Dijumpai+regio epigastrium teraba
lunak
- Nyeri lepas : tidak dijumpai.
- Defence muskular : tidak dijumpai
- Hepar : Tidak teraba
- Lien : Tidak terba
- Ren :Tidak teraba
c. Perkusi
- Pekak hati : dijumpai
- Pekak beralih : Tidak dijumpai
d. Auskultasi
- Peristaltic usus : dijumpai
6. Genitalia
a. Luka : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Sikatriks : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Nanah : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Hernia : Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Ekstremitas
a. Atas
- Bengkak : Tidak dijumpai
- Merah : Tidak dijumpai
- Stand abnormal : Tidak dijumpai
- Gangguan fungsi : Tidak dijumpai
- Tes rumpelit : Peteckie (-)
- Refleks : Biceps (+), Triceps (+)
- Radio periost : Tidak dijumpai
b. Bawah
- Bengkak : Tidak dijumpai
- Merah : tidak dijumpai
- Oedem : Tidak dijumpai
- Pucat : Tidak dijumpai
- Gangguan fungsi : tidak dijumpai
- Varises : Tidak dijumpai
- Reflex : KPR (+), APR(+)
8. Kulit
- Inspeksi : kulit tampak kering
- Palpasi : kembali cepat
Darah Rutin :
WBC : 12.300
RBC : 3.210.000 /mm3
HGB : 10.1
HCT : 29.6 %
MCV : 92.2 um3
MCH : 31.5 pg
MCHC : 34.1 g/dl
PLT : 249.000
LFT :
SGOT : 28 U/I
SGPT : 40 U/I
Total Bilirubin : 0.42 mg/dl
Direct Bilirubin : 0.10 mg/dl
RFT :
Ureum : 60 mg/dl
Kreatinin : 1.39 mg/dl
KGD ad random : 112 mg/dl
Elektrolit : NA/K/Cl = 138 mmol/dl, 3,3 mmol/dl, 111 mmol/dl
AGDA :
pH : 7,4
PCO2 : 21,7 mmHg
PO2 : 140 mmHg
TCO2 : 17,6
HCO3 : 16,9 mmol/l
Base Excess : -6,6 mmol/l
O2 : 99,5 mmol/l
Diagnosa Banding :
- PSMBA ec like ulcer + anemia ec perdarahan
- PSMBB
Diagnosa Sementara
Terapi
- Tirah baring
- NGT dan kateter terpasang
- Diet sonde via NGT
- IVFD NaCl 0,9 % 30 gtt/i
- Inj Ozid 80 mg bolus iv selanjutnya 40 mg /12 jam
Injeksi tranexanet 1amp/8jam/iv
O: Sens : CM
TD : 100/50 mmhg
HR : 80 x/i
RR : 38 x/i
Temp : 370 C
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Ekstremitas :
Atas : sama seperti sebelumnya
Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal
O: Sens : CM
TD : 160/80 mmhg
HR : 116 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 38,50 C
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Ekstremitas :
Atas : sama seperti sebelumnya
Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
- Inspeksi : turgor kulit normal
P : therapi
- Tirah baring
- Three way
- Inj. Transamine 500mg/8jam/iv
- Inj. Ozid 40 mg/12j/iv
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Furosemid 1x40 mg
- Mucogard syr 3x1
Anjuran:
O: Sens : CM
TD : 150/90 mmhg
HR : 104 x/i
RR : 36 x/i
Temp : 36,40 C
Pemeriksaan fisik :
- Ekstremitas :
Atas : sama seperti sebelumnya
Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
- Inspeksi : turgor kulit normal
P : therapi
- Tirah baring
- Three way
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Mucogard syr 3x1
O: Sens : CM
TD : 150/90 mmhg
HR : 88 x/i
RR : 32 x/i
Temp : 37,10 C
LPD:107
LPT: 101
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Ekstremitas :
P : therapi
- Tirah baring
- Diet jantung III
- Three way
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Furosemid 1x40 mg
- Mucogard syr 3x1
HASIL USG ABDOMEN: hati(permukaan rata, pinggir tumpul, ukuran membesar), limpa
(normal), empedu (normal), ginjal (normal). Kesimpulan: hepatomegali
O: Sens : CM
TD : 130/80 mmhg
HR : 100 x/i
RR : 40 x/i
Temp : 36,20 C
LPD:109
LPT: 103
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Ekstremitas :
P : therapi
- Tirah baring
- Diet jantung III rendah garam
- Three way
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Mucogard syr 3x1
O: Sens : CM
TD : 120/70 mmhg
HR : 100 x/i
RR : 40 x/i
Temp : 36,30 C
Pemeriksaan Fisik
- Thorak :
- Ekstremitas :
Atas : sama seperti sebelumnya
Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal
P : therapi
- Tirah baring
- NGT terbuka
- Diet sonde via NGT
- IVFD NaCl 0,9% 20gtt/i
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Mucogard syr 3x1
+ Aminofusin L600
Anjuran : cek elektrolit, darah rutin, RFT, LFT, albumin, globulin,lipid profil
O: Sens : CM
TD : 140/70 mmhg
HR : 112 x/i
RR : 40x/i
Temp : 37,40 C
LPD: 110
LPT: 99
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Ekstremitas :
P : therapi
- Tirah baring
- NGT terbuka
- Diet sonde via NGT
- IVFD RL 20gtt/i mikro
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Mucogard syr 3x1
+ Aminofusin L600
Darah Rutin
WBC : 18580/mm3
HCT : 29,2 %
MCH : 31,6pg
MCHC:35,3 g/dl
RDW :12,8 %
PLT : 463.000/mm3
Kimia Klinik
- Glukosa Adr : 107
- SGOT : 46
- SGPT : 37
- Alkaline Phospate : 235
- Total Bilirubin : 0,56
- Direct Bilirubin : 0,22
- Globulin : 2.5
- Albumin : 2,2
- Total Protein :2,3
- Kolesterol Total : 161
- Trigliserida :192
- HDL : 28
- LDL : 95
- Ureum :31
- Creatinin :1,08
- Uric Acid : 5,4
- Natrium : 131
- Kalium : 2.7
- Chlorida : 99
O: Sens : CM
TD : 110/70 mmhg
HR : 88 x/i
RR : 24x/i
Temp : 37,30 C
LPD: 110
LPT: 99
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Ekstremitas :
P : therapi
- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD NaCl 0.9% 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Ketorolac 30mg/8j
- Ranitidin 50mg/12j
- KSR 1x1
Anjuran : Pemeriksaan amilase dan lipase
Hasil lab
Amilase : 50
Lipase : 48
O: Sens : CM
TD : 120/60 mmhg
HR : 88 x/i
RR : 36x/i
Temp : 37,50 C
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
P : therapi
- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD NaCl 0.9% 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Ketorolac 30mg/8j
- Inj Ceftriaxone 1gr/12j IV
- Ranitidin 50mg/12j
- KSR 1x1
Anjuran : Konsul gizi, Gastroskopi, CT-Scan
O: Sens : CM
TD : 110/50 mmhg
HR : 80 x/i
RR : 24x/i
Temp : 37,50 C
LPD : 103
LPT : 97
BB : 73
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Abdomen :
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : soepel, teraba hepar 5 jari BAC 3 Jari
BPX, tepi tumpul, pinggir rata, nyeri tekan
(+).
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik N
- Ekstremitas :
P : therapi
- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD NaCl 0.9% 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Ketorolac 30mg/8j
- Inj Ceftriaxone 1gr/12j IV
- KSR 1x1
Anjuran : Gastroskopi, CT-Scan
O: Sens : CM
TD : 120/60 mmhg
HR : 78 x/i
RR : 24x/i
Temp : 35,50 C
LPD : 103
LPT : 97
BB : 73
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Abdomen :
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : soepel, teraba hepar 5 jari BAC 3 Jari
BPX, tepi tumpul, pinggir rata, nyeri tekan
(+).
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik N
- Ekstremitas :
P : therapi
- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD RL 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Tramadol 50mg/8j
- Antasida sirup 3x1
- Alprazolam 1x0,5 mg
- Inj Ceftriaxone 1gr/12j IV
- KSR 1x1
Anjuran : Gastroskopi, CT-Scan
O: Sens : CM
TD : 120/70 mmhg
HR : 82 x/i
RR : 24x/i
Temp : 37,50 C
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Abdomen :
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : soepel, teraba hepar 5 jari BAC 3 Jari
BPX, tepi tumpul, pinggir rata, nyeri tekan
(+).
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik N
- Ekstremitas :
P : therapi
- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD RL 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Tramadol 50mg/8j
- Antasida sirup 3x1
- Alprazolam 1x0,5 mg
- Inj Ceftriaxone 1gr/12j IV
- KSR 1x1
- Novalgin 1 amp (k/p)
- Paracetamol 3x500 mg
TD : 130/80 mmhg
HR : 80 x/i
RR : 24x/i
Temp : 35,50 C
Pemeriksaan fisik :
- Thorak :
- Abdomen :
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : soepel, teraba hepar 5 jari BAC 3 Jari
BPX, tepi tumpul, pinggir rata, nyeri tekan
(+).
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik N
P : therapi
- Tirah baring
- IVFD RL 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Inj Tramadol 50mg/8j
- Antasida sirup 3x1
- Alprazolam 1x0,5 mg
- Inj Cefotaxim 1gr/8j IV
- KSR 1x1
- Novalgin bila temp >38 0c
Anjuran : Gastroskopi tanggal 21-2-2014, CT-Scan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002, Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Vol. 2, Jakarta : EGC.
Lewis, 2007, Medical Surgical Nursing. 5th edition, Vol. 2, Mosby Inc.
R. Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Sudoyo, W Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta : Interna Publishing