Sie sind auf Seite 1von 37

ABSTRACT

Chronic pancreatitis is a progressive fibroinflammatory disease that exists in large-duct


(often with intraductal calculi) or small-duct form. In many patients this disease results from a
complex mix of environmental (eg, alcohol, cigarettes, and occupational chemicals) and genetic
factors (eg, mutation in a trypsin-controlling gene or the cystic fibrosis transmembrane
conductance regulator); a few patients have hereditary or autoimmune disease. Pain in the form
of recurrent attacks of pancreatitis (representing paralysis of apical exocytosis in acinar cells) or
constant and disabling pain is usually the main symptom. Management of the pain is mainly
empirical, involving potent analgesics, duct drainage by endoscopic or surgical means, and
partial or total pancreatectomy. However, steroids rapidly reduce symptoms in patients with
autoimmune pancreatitis, and micronutrient therapy to correct electrophilic stress is emerging as
a promising treatment in the other patients. Steatorrhoea, diabetes, local complications, and
psychosocial issues associated with the disease are additional therapeutic challenges.
BAB I

PENDAHULUAN

Pankreatitis adalah suatu penyakit inflamasi pankreas yang identik menyebabkan nyeri
perut dan terkait dengan fungsinya sebagai kelenjar eksokrin, (meskipun pada akhirnya fungsi
sebagai kelenjar endokrin juga terganggu akibat kerusakan organ pankreas).
The Second International Symposium on The Classification of Pancreatitis,
(Marseille,1980) membuat klasifikasi sebagai berikut:
Pankreatitis akut : Pankreatitis akut adalah pankreatitis yang dikarakterisasi oleh
nyeri berat di perut bagian atas dan meningkatnya level enzim pankreas di dalam darah.
Pankreatitis akut bisa ringan ataupun berat tergantung manifestasi klinis, tes laboratorium, dan
diagnosa. Perjalanan penyakit dari ringan self limited sampai berat yang disertai renjatan
gangguan ginjal dan paru-paru yang bisa berakibat fatal.
Pankreatitis kronik : Pankreatitis kronik merupakan peradangan pankreas menahun
yang biasanya menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi pankreas. Pada kebanyakan pasien
bersifat irreversible. Terjadi kerusakan permanen sehingga menyebabkan gangguan fungsi
eksokrin dan endokrin.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Pankreatitis Kronik

Pankreatitis kronis merupakan proses inflamasi pankreas yang progresif dan


menyebabkan kerusakan paenkim pankreas yang irreversibel berupa fibrosis serta
mengakibatkan disfungsi eksokrin dan endokrin.
Pankreatitis kronis adalah merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran
anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas (Brunner, Sudarth, 2002, KMB).

2.2. Epidemiologi

Insiden penyakit pankreatitis kronis di negara maju kira-kira 4-6 / 100.000 penduduk per
tahun dan makin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari rumah sakit di AS sekitar
87.000 kasus pankreatitis terjadi setiap tahun, dengan tingkat rawat inap untuk orang kulit hitam
adalah 3 kali lebih tinggi dari kuli putih, dimana perbandingan laki-laki dan perempuan 6,7 : 3,2
per 100.000 penduduk an rata-rata usia saat diagnosa adalah 46 tahun. Kejadian tahunan di eropa
barat sekitar 5 kasus baru per 100.000 penduduk. Rasio laki-laki : wanita 7:1 dan usia rata-rata
onset adalah 36 tahun dan 55 tahun.
Di Asia insiden pankreatitis kronik diperkirakan 14,4 per 100.000 penduduk dan hanya
18,8% disebabkan oleh alkohol, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 1,9 : 1.

2.3. Etiologi Pankreatitis Kronik

Di Amerika Serikat, penyebab paling sering dari pankreatitis kronis adalah alkoholisme.
Penyebab lainnya adalah faktor keturunan dan penyumbatan saluran pankreas yang disebabkan
oleh penyempitan saluran atau kanker pankreas. Pankreatitis akut jarang menyebabkan
penyempitan pada saluran pankreas yang akan mengarah pada terjadinya pankreatitis kronis.
Pada banyak kasus, penyebab pankreatitis kronis tidak diketahui. Di negara-negara tropis
(Indonesia, India, Nigeria), pankreatitis kronis dengan sebab yang tidak diketahui yang terjadi
pada anak-anak dan dewasa muda, bisa menyebabkan diabetes dan penumpukan kalsium di
pankreas. Keseluruhan penyebab pankreatitis kronik ditunjukkan pada Tabel 39-5.

2.4. Patofisiologi Pankreatitis Kronik


Sebagian besar kasus pankreatitis kronis disebabkan oleh alkohol, tetapi mekanisme pasti
bagaimana alkohol menyebabkan pankreatitis kronis belu diketahui. Sepertinya alkohol
menginduksi pankreatitis bermula dari inflamasi yang berkembang menjadi nekrosis selular
dengan tahapan seperti yang ditunjukkan pada skema di bawah ini (Gambar 3.4).
Gambar 3.4 Patogeneis alkohol menginduksi Pankreatitis kronis
Kerusakan jaringan pankreas menyebabkan berkurangnya sekresi enzim pankreas dan
hormon-hormon seperti insulin. Malabsorpsi lemak dan protein terjadi jika sekresi enzim
berkurang sampai 90%.

2.5. Manifestasi Klinis


Gejala pankreatitis kronis umumnya terbagi dalam dua pola. Yang pertama, penderita
mengalami nyeri perut bagian tengah yang menetap, yang beratnya bervariasi. Yang kedua,
penderita mengalami episode pankreatitis yang hilang timbul, dengan gejala yang mirip dengan
pankreatitis akut ringan sampai sedang. Nyerinya kadang-kadang berat dan berlangsung selama
beberapa jam atau beberapa hari.
Pada kedua pola tersebut, sejalan dengan perkembangan penyakitnya, sel-sel yang
menghasilkan enzim pencernaan, secara perlahan mengalami kerusakan, sehingga akhirnya rasa
nyeri tidak timbul. Dengan menurunnya jumlah enzim pencernaan, makanan tidak diserap secara
optimal, dan penderita akan mengeluarkan tinja yang banyak dan berbau busuk. Tinja bisa
berwarna terang dan berminyak dan bahkan bisa mengandung tetesan-tetesan minyak. Gangguan
penyerapan juga menyebabkan turunnya berat badan.
Secara ringkas, terdapat empat gejala klasik pada pankreatitis kronis, yaitu:
- Nyeri perut epigastrium, sifatnya bisa turun naik dan timbul intermiten
dan dapat mengganggu kualitas hidup. Nyeri perut lokasinya berada di abdomen
tengah dan kiri atas, sering kali menyerang ke punggung. Nyeri dapat dipicu oleh
konsumsi alkohol dan atau makan berlemak yang banyak. Hanya 5-10% kasus
pankreatitis kronik tak mengalami nyeri perut.
- Diare, steatorea, berkurangnya sekresi enzim pankreas menimbulkan
gangguan pencernaan yang kemudian menimbulkan diare osmotik dan bila
kandungan lemak dalam tinja tinggi disebut steatorea.
- Berat badan turun, hal ini terjadi karena insufisiensi eksokrin pankreas
atau berkurangnya asupan makanan karena takut dan nyeri perut.
- Ikterus, ikterus ini dapat timbul sebagai akibat stenosis saluran bilier pada
fase eksaserbasi akut pankreatitis kronik. Bila inflamasi menghilang, ikterus juga
menghilang secara spontan.
2.6. Diagnosis Pankreatitis Kronik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala atau adanya riwayat pankreatitis akut.
Pemeriksaan darah kurang bermanfaat dalam mendiagnosis pankreatitis kronis, tetapi bisa
menunjukan adanya peningkatan kadar amilase dan lipase. Pemeriksaan darah juga dapat
digunakan untuk mengetahui kadar gula darah , yang mungkin akan meningkat.
Foto rontgen perut dan pemeriksaan USG bisa menunjukan adanya batu pada pankreas.
Endoskopi pankreatografi retrograd (tehnik sinar X yang memperlihatkan struktur dari saluran
pankreas) bisa memperlihatkan saluran yang melebar, penyempitan saluran atau batu pada
saluran. CT scan bisa memperlihatkan adanya perubahan ukuran, bentuk dan tekstur dari
pankreas.
Malabsorpsi lemak dapat diketahui dengan sudan staining pada feses. Pemeriksaan
adanya kalsifikasi, steatorrhea, dan diabetes dikenal sebagai diagnosis triad. Biopsi jaringan
pankreas melalui laparoskopi atau laparotomi adalah cara terbaik untuk menegaskan diagnosis
pankreatitis kronik. Jika tidak ada sampel histologi, teknik imaging sangat membantu mendeteksi
kalsifikasi, penyebab nyeri lainnya, dan untuk membedakan pankreatitis kronik dengan kanker
pankreas.

2.7. Prinsip Pengobatan

A. Terapi Non farmakologi


Selama suatu serangan, yang sangat penting adalah menghindari alkohol. Menghindari
semua makanan dan hanya menerima cairan melalui infus, dapat mengistirahatkan pankreas dan
usus juga bisa mengurangi rasa nyeri.

Untuk mengurangi serangan, dianjurkan makan 4-5 kali/hari, yang mengandung sedikit
lemak dan protein, dan banyak karbohidrat. Alkohol harus tetap dihindari.

Bila sakit berlanjut, kemungkinan telah terjadi komplikasi, seperti masa peradangan di
kepala pankreas atau suatu pseudokista. Masa peradangan memerlukan terapi pembedahan.
Pseudokista yang menyebabkan nyeri sejalan dengan perkembangannya, mungkin harus
menjalani dekompresi (pengurangan penekanan).
Pada pecandu alkohol yang mengalami penyembuhan, pengangkatan sebagian pankreas
dilakukan hanya pada mereka yang dapat mengatasi diabetes yang akan terjadi setelah
pembedahan.

B. Terapi Farmakologi

Tetapi pereda nyeri golongan narkotik, masih sering diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri.
Bila penderita terus menerus merasakan nyeri dan tidak ada komplikasi, biasanya dokter
menyuntikan penghambat nyeri ke saraf pankreas sehingga rangsangannya tidak sampai ke otak. Bila
cara ini gagal, mungkin diperlukan pembedahan. Jika saluran pankreasnya melebar, pembuatan jalan
pintas dari pankreas ke usus halus, akan mengurangi rasa nyeri pada sekitar 70-80% penderita. Jika
salurannya tidak melebar, sebagian dari pankreas mungkin harus diangkat. Bila kepala pankreas
terkena, bagian ini diangkat bersamaan dengan usus dua belas jari. Pembedahan ini dapat
mengurangi nyeri pada 60-80% penderita.

Dengan meminum tablet atau kapsul yang mengandung ekstrak enzim pankreas pada saat
makan, dapat membuat tinja menjadi kurang berlemak dan memperbaiki penyerapan makanan, tapi
masalah ini jarang dapat teratasi. Bila perlu, larutan antasid atau penghambat H2 dapat diminum
bersamaan dengan enzim pankreas. Dengan pengobatan tersebut, berat badan penderita biasanya
akan meningkat, buang air besarnya menjadi lebih jarang, tidak lagi terdapat tetesan minyak pada
tinjanya dan secara umum akan merasa lebih baik.

Jika pengobatan diatas tidak efektif, penderita dapat mencoba mengurangi asupan lemak. Mungkin
juga dibutuhkan tambahan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).

2.8.KomplikasiOf Chronic

- Malnutrisi
- Abses pankreas
- Kanker pankreas
- Perdarahan.
- Abdominal Pain
- Melabsorption
- Diabetes
- Pseudocysts
- Pancreatic Calculi
- Biliary Obstruction
- Duodenal Obstruction
- Splanchnic and mesenteric venous obstruction

2.9 Prognosis

Sangat sedikit pasien meninggal karena pankreatitisnya sendiri. Penyebab utama dari
kematian adalah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Kurang baik pada penyalagunaan alkohol
terutama bila pasien tidak dapat menghentikan pemakaian alkohol. Sebagian membaik dengan
suplementasi enzim pankreas ataupun sesudah tindakan bedah. Sebagian tetap mempunyai
keluhan abdomen yang secara simtomatik sulit diperbaiki.

BAB III

LAPORAN KASUS

STATUS ORANG SAKIT

ANAMNESA PRIBADI :

Nama : Jaya Rebo Panjaitan


Umur : 51 tahun

Agama : Protestan

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : Tamat SLTA

Alamat : JL. Merak No 1 Perumnas Mandala Kec. Percut Sei Tuan

Tanggal masuk :10 Februari 2014

RM : 00.91.47.45

ANMANESA PRIBADI :

Keluhan Utama : Nyeri Ulu Hati

Telaah : Hal ini sudah dialami OS sejak 1 bulan ini, memberat dalam 1 hari ini. Mual (-),
muntah (-), batuk (-), demam (-). Riwayat merokok (+) ± 30 tahun. Riwayat minum
alkohol (+), BAB hitam (+), ± 1 hari ini, BAB mencret (+), konsistensi lembek (+). BAK
(+) normal.

STATUS PRESENS :

 Sensorium : Compos  Anemis : (-)


Mentis
 Tekanan Darah: 130/80 mmHg  Ikterus : (-)
 Pulse : 88 x/i  Sianosis : (-)
 Pernafasan : 20 x/i  Dispnoe : (-)
 Suhu : 36.50C  Edema : (-)

o Refleks Fisiologis : Normal pada ekstremitas superior dan inferior


o BB : 85 kg
o TB : 170 cm
o BB ideal :(TB-100)-10% = (170-100)-10% =63
o IMT : BB/TB dalam meter xTB dalam meter =
85/1,7x1,7 = 29,4
o Kesan : Overweight

PEMERIKSAAN FISIK :
1. Kepala
a. Muka
Pertumbuhan rambut : Dalam Batas Normal
Muka sembab : Tidak dijumpai
Pucat : Dijumpai
Kuning : Tidak dijumpai
Parase : Tidak dijumpai
b. Mata
Stand mata : Dalam batas normal
Gerakan : Dalam batas normal
Exopthalmus : Tidak dijumpai
Ikterus : Tidak dijumpai
Anemia : Tidak dijumpai
Reaksi pupil : RC +/+ , pupil isokor
c. Telinga
Sekret : Tidak dijumpai
Radang : Tidak dijumpai
Bentuk : Dalam Batas Normal
Atrofi : Tidak dijumpai
d. Hidung
Sekret : Tidak dijumpai
Bentuk : Dalam batas normal
Benjolan-benjolan : Tidak dijumpai
e. Bibir
Sianosis : Tidak dijumpai
Pucat : Dijumpai
Kering : Dijumpai
Radang : Tidak dijumpai
f. Gigi
Karies :Tidak dijumpai
g. Lidah
Kering : Dijumpai
Pucat : Tidak dijumpai
Tremor : Tidak dijumpai
h. Tonsil
Merah : Tidak dijumpai
Bengkak : Tidak dijumpai
Beslag : Tidak dijumpai
2. Leher
a. Inspeksi
- Struma : Tidak dijumpai
- Kelenjar bengkak : Tidak dijumpai
- Venektasi : Tidak dijumpai

b. Palpasi
- Palpasi Trakea : Medial
- Nyeri tekan : Tidak dijumpai
- Tekanan vena jugularis: R-2 cmH2O
3. Thorak depan
a. Inspeksi
- Bentuk : Simetris Fusiformis
- Bendungan vena : Tidak dijumpai
- Ketinggalan bernafas : Tidak dijumpai
- Venektasi : Tidak dijumpai
- Pembengkakan : Tidak dijumpai
- Mamae : Dalam batas normal
- Pernafasan : Cepat dan dalam
b. Palpasi
- Nyeri tekan : Tidak dijumpai
- Fremitus suara : fremitus kanan =kiri
- Iktus : ICR V
c. Perkusi
- Suara perkusi paru : sonor pada kedua lapangan paru
- Batas paru hati
o Relative : ICR V
o Absolute : ICR VI
- Gerakan bebas :-

d. Auskultasi
- Suara pernafasan : Vesikuler pada kedua
lapangan paru
- Suara tambahan :-
- Jantung : HR : 88 x/i ,regular, desah(-)

4. Thorak belakang
a. Inspeksi
- Bentuk : Simetris fusiformis
- Bendungan vena : Tidak di jumpai
- Ketinggalan bernafas : Tidak dijumpai
- Venektasi : Tidak dijumpai
- Pembengkakan : Tidak dijumpai

b. Palpasi
- Nyeri tekan : tidak dijumpai
- Fremitus suara : Fremitus kanan=kiri
c. Perkusi
- Suara perkusi paru : sonor pada kedua lapangan paru
d. Auskultasi
- Suara pernafasan : vesikuler pada kedua lapangan paru
- Suara tambahan :-
5. Abdomen
a. Inspeksi
- Bengkak : Tidak dijumpai
- Venektasi : Tidak dijumpai
- Gembung : Tidak dijumpai
- Sirkulasi kolateral : Tidak dijumpai
- Pulsasi : Tidak dijumpai

b. Palpasi
Nyeri tekan : Dijumpai+regio epigastrium teraba
lunak
- Nyeri lepas : tidak dijumpai.
- Defence muskular : tidak dijumpai
- Hepar : Tidak teraba
- Lien : Tidak terba
- Ren :Tidak teraba
c. Perkusi
- Pekak hati : dijumpai
- Pekak beralih : Tidak dijumpai
d. Auskultasi
- Peristaltic usus : dijumpai
6. Genitalia
a. Luka : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Sikatriks : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Nanah : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Hernia : Tidak dilakukan pemeriksaan

7. Ekstremitas
a. Atas
- Bengkak : Tidak dijumpai
- Merah : Tidak dijumpai
- Stand abnormal : Tidak dijumpai
- Gangguan fungsi : Tidak dijumpai
- Tes rumpelit : Peteckie (-)
- Refleks : Biceps (+), Triceps (+)
- Radio periost : Tidak dijumpai
b. Bawah
- Bengkak : Tidak dijumpai
- Merah : tidak dijumpai
- Oedem : Tidak dijumpai
- Pucat : Tidak dijumpai
- Gangguan fungsi : tidak dijumpai
- Varises : Tidak dijumpai
- Reflex : KPR (+), APR(+)

8. Kulit
- Inspeksi : kulit tampak kering
- Palpasi : kembali cepat

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN FOLLOW UP


8 Februari 2014

Darah Rutin :
WBC : 12.300
RBC : 3.210.000 /mm3
HGB : 10.1
HCT : 29.6 %
MCV : 92.2 um3
MCH : 31.5 pg
MCHC : 34.1 g/dl
PLT : 249.000

LFT :
SGOT : 28 U/I
SGPT : 40 U/I
Total Bilirubin : 0.42 mg/dl
Direct Bilirubin : 0.10 mg/dl

RFT :
Ureum : 60 mg/dl
Kreatinin : 1.39 mg/dl
KGD ad random : 112 mg/dl
Elektrolit : NA/K/Cl = 138 mmol/dl, 3,3 mmol/dl, 111 mmol/dl

AGDA :
pH : 7,4
PCO2 : 21,7 mmHg
PO2 : 140 mmHg
TCO2 : 17,6
HCO3 : 16,9 mmol/l
Base Excess : -6,6 mmol/l
O2 : 99,5 mmol/l

Diagnosa Banding :
- PSMBA ec like ulcer + anemia ec perdarahan
- PSMBB

Diagnosa Sementara

- PSMBA ec like ulcer + anemia perdarahan

Terapi

- Tirah baring
- NGT dan kateter terpasang
- Diet sonde via NGT
- IVFD NaCl 0,9 % 30 gtt/i
- Inj Ozid 80 mg bolus iv selanjutnya 40 mg /12 jam
 Injeksi tranexanet 1amp/8jam/iv

Follow up Tanggal : 9 Februari 2014

S : BAB hitam +, nyeri ulu hati +

O: Sens : CM

TD : 100/50 mmhg

HR : 80 x/i

RR : 38 x/i
Temp : 370 C

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :
Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen : sama seperti sebelumnya

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :
Atas : sama seperti sebelumnya
Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal

A : PSMBA ec like ulcer + anemia ec perdarahan

P : sama dengan sebelumya

Follow up Tanggal : 10 Februari 2014

S : BAB hitam -, nyeri ulu hati +

O: Sens : CM
TD : 160/80 mmhg

HR : 116 x/i

RR : 24 x/i

Temp : 38,50 C

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :
Inspeksi : lidah kering (-)
- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen : sama seperti sebelumnya

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :
Atas : sama seperti sebelumnya
Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
- Inspeksi : turgor kulit normal

A : Post PSMBA ec like ulcer + anemia ec perdarahan + CHF Fc I/II

P : therapi

- Tirah baring
- Three way
- Inj. Transamine 500mg/8jam/iv
- Inj. Ozid 40 mg/12j/iv
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Furosemid 1x40 mg
- Mucogard syr 3x1

 HASIL FOTO THORAK: susp.cardiomegali, bronkhitis


 HASIL FOTO POLOS ABDOMEN: tidak tampak kelainan plain abdomen foto

Anjuran:

- Urinalisa, feses rutin


- HbsAg
- USG abdomen
- Gastroskopi
- Morfologi drah tepi

Follow up Tanggal : 11 Februari 2014

S : BAB hitam -, nyeri ulu hati +, nyeri perut kanan +

O: Sens : CM

TD : 150/90 mmhg

HR : 104 x/i

RR : 36 x/i

Temp : 36,40 C

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :

Inspeksi : bibir kering (-)


b.Lidah :
Inspeksi : lidah kering (-)
- Leher : sama seperti sebelumnya
- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen : sama seperti sebelumnya

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :
Atas : sama seperti sebelumnya
Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
- Inspeksi : turgor kulit normal

A : Post PSMBA ec like ulcer + anemia ec perdarahan + CHF Fc I/II

P : therapi

- Tirah baring
- Three way
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Mucogard syr 3x1

Follow up Tanggal : 12 Februari 2014

S : BAB hitam -, nyeri ulu hati +,nyeri perut kanan atas

O: Sens : CM

TD : 150/90 mmhg
HR : 88 x/i

RR : 32 x/i

Temp : 37,10 C

LPD:107

LPT: 101

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :
Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen : sama seperti sebelumnya

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :

Atas : sama seperti sebelumnya


Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
- Inspeksi : turgor kulit normal
A : Post PSMBA ec like ulcer + anemia ec perdarahan + CHF Fc I/II

P : therapi

- Tirah baring
- Diet jantung III
- Three way
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Furosemid 1x40 mg
- Mucogard syr 3x1

HASIL USG ABDOMEN: hati(permukaan rata, pinggir tumpul, ukuran membesar), limpa
(normal), empedu (normal), ginjal (normal). Kesimpulan: hepatomegali

Follow up Tanggal : 13 Februari 2014

S : nyeri ulu hati +,nyeri perut kanan atas

O: Sens : CM

TD : 130/80 mmhg

HR : 100 x/i

RR : 40 x/i

Temp : 36,20 C

LPD:109

LPT: 103

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :

Inspeksi : lidah kering (-)


- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen : sama seperti sebelumnya

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :

Atas : sama seperti sebelumnya


Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal

A : Post PSMBA ec like ulcer + CHF Fc I/II

P : therapi

- Tirah baring
- Diet jantung III rendah garam
- Three way
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Mucogard syr 3x1

+ Inj. Metoclopramide 1 amp/8j/iv

+IVFD NaCl 0,9% 20gtt/i

+pasang NGT terbuka

Anjuran: konsul bedah digestive, cek elektrolit ulang


Jawaban dari Dept. Bedah digestive: tidak ditemukan tanda-tanda kegawat daruratan

Follow up Tanggal : 14 Februari 2014

S : nyeri ulu hati +,nyeri perut kanan atas

O: Sens : CM

TD : 120/70 mmhg

HR : 100 x/i

RR : 40 x/i

Temp : 36,30 C

Pemeriksaan Fisik

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :

Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen : sama seperti sebelumnya

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :
Atas : sama seperti sebelumnya
Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal

A : Post PSMBA ec like ulcer + fatty liver

P : therapi

- Tirah baring
- NGT terbuka
- Diet sonde via NGT
- IVFD NaCl 0,9% 20gtt/i
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Mucogard syr 3x1

+ Aminofusin L600

Anjuran : cek elektrolit, darah rutin, RFT, LFT, albumin, globulin,lipid profil

Hasil HbsAG: nonreaktif

Anti HCV: nonreaktif

Follow up Tanggal : 15 Februari 2014

S : nyeri perut kanan atas (+) berkurang

O: Sens : CM

TD : 140/70 mmhg

HR : 112 x/i

RR : 40x/i
Temp : 37,40 C

LPD: 110

LPT: 99

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :

Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen : sama seperti sebelumnya

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :

Atas : sama seperti sebelumnya


Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal

A : fatty liver + Post PSMBA ec like ulcer

P : therapi
- Tirah baring
- NGT terbuka
- Diet sonde via NGT
- IVFD RL 20gtt/i mikro
- Inj. Cefotaxim 1gr/8j/iv
- Captopril 3x 6,25 mg
- Spironolakton 1x 20 mg
- Mucogard syr 3x1

+ Aminofusin L600

+ Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam

+ Inj Metoclopramid 1 amp /8j

+ Furosemid tab 1x40mg (pagi)

+ Inj Ketorolac 30mg/8j

Hasil Lab Tanggal 15-2-2014

Darah Rutin

WBC : 18580/mm3

RBC : 3.260.000 /mm3

HGB : 10.3 g/dl

HCT : 29,2 %

MCV : 89,6 um3

MCH : 31,6pg

MCHC:35,3 g/dl

RDW :12,8 %

PLT : 463.000/mm3

Kimia Klinik
- Glukosa Adr : 107
- SGOT : 46
- SGPT : 37
- Alkaline Phospate : 235
- Total Bilirubin : 0,56
- Direct Bilirubin : 0,22
- Globulin : 2.5
- Albumin : 2,2
- Total Protein :2,3
- Kolesterol Total : 161
- Trigliserida :192
- HDL : 28
- LDL : 95
- Ureum :31
- Creatinin :1,08
- Uric Acid : 5,4
- Natrium : 131
- Kalium : 2.7
- Chlorida : 99

Follow up Tanggal : 16 Februari 2014

S : nyeri perut kanan atas (+), perut kembung (+)

O: Sens : CM

TD : 110/70 mmhg

HR : 88 x/i

RR : 24x/i

Temp : 37,30 C

LPD: 110

LPT: 99

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :
Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen : sama seperti sebelumnya

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :

Atas : sama seperti sebelumnya


Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal

A : Post PSMBA ec like ulcer + dispepsia tipe mixed + hipoalbuminemia + hperkalemi +


susp Pankreatitis

P : therapi

- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD NaCl 0.9% 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Ketorolac 30mg/8j
- Ranitidin 50mg/12j
- KSR 1x1
Anjuran : Pemeriksaan amilase dan lipase
Hasil lab
Amilase : 50
Lipase : 48

Follow up Tanggal : 17 Februari 2014

S : nyeri perut kanan atas (+)

O: Sens : CM

TD : 120/60 mmhg

HR : 88 x/i

RR : 36x/i

Temp : 37,50 C

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :

Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen : sama seperti sebelumnya

- Genitalia : sama seperti sebelumnya


- Ekstremitas :

Atas : sama seperti sebelumnya


Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal

A : Pankreatitis kronis + hepatomegali +Post PSMBA ec like ulcer + hipoalbuminemia +

P : therapi

- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD NaCl 0.9% 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Ketorolac 30mg/8j
- Inj Ceftriaxone 1gr/12j IV
- Ranitidin 50mg/12j
- KSR 1x1
Anjuran : Konsul gizi, Gastroskopi, CT-Scan

Follow up Tanggal : 18 Februari 2014

S : nyeri perut kanan atas (+)

O: Sens : CM

TD : 110/50 mmhg

HR : 80 x/i

RR : 24x/i

Temp : 37,50 C

LPD : 103
LPT : 97

BB : 73

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :

Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen :
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : soepel, teraba hepar 5 jari BAC 3 Jari
BPX, tepi tumpul, pinggir rata, nyeri tekan
(+).
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik N

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :

Atas : sama seperti sebelumnya


Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal
A : Pankreatitis kronis + hepatomegali +Post PSMBA ec like ulcer + hipoalbuminemia +

P : therapi

- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD NaCl 0.9% 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Ketorolac 30mg/8j
- Inj Ceftriaxone 1gr/12j IV
- KSR 1x1
Anjuran : Gastroskopi, CT-Scan

Follow up Tanggal : 19 Februari 2014

S : nyeri perut kanan atas (+)

O: Sens : CM

TD : 120/60 mmhg

HR : 78 x/i

RR : 24x/i

Temp : 35,50 C

LPD : 103

LPT : 97

BB : 73

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :
Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen :
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : soepel, teraba hepar 5 jari BAC 3 Jari
BPX, tepi tumpul, pinggir rata, nyeri tekan
(+).
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik N

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :

Atas : sama seperti sebelumnya


Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal

A : Pankreatitis kronis + hepatomegali +Post PSMBA ec like ulcer + hipoalbuminemia +

P : therapi

- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD RL 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Tramadol 50mg/8j
- Antasida sirup 3x1
- Alprazolam 1x0,5 mg
- Inj Ceftriaxone 1gr/12j IV
- KSR 1x1
Anjuran : Gastroskopi, CT-Scan

Follow up Tanggal : 20 Februari 2014

S : nyeri perut kanan atas (+)

O: Sens : CM

TD : 120/70 mmhg

HR : 82 x/i

RR : 24x/i

Temp : 37,50 C

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :

Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya


Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen :
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : soepel, teraba hepar 5 jari BAC 3 Jari
BPX, tepi tumpul, pinggir rata, nyeri tekan
(+).
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik N

- Genitalia : sama seperti sebelumnya

- Ekstremitas :

Atas : sama seperti sebelumnya


Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal

A : Pankreatitis kronis + hepatomegali +Post PSMBA ec like ulcer + hipoalbuminemia +

P : therapi

- Tirah baring
- Diet MII
- IVFD RL 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Metoclopramid 3x10 mg
- Inj Tramadol 50mg/8j
- Antasida sirup 3x1
- Alprazolam 1x0,5 mg
- Inj Ceftriaxone 1gr/12j IV
- KSR 1x1
- Novalgin 1 amp (k/p)
- Paracetamol 3x500 mg

Follow up Tanggal : 18 Februari 2014

S : nyeri perut kanan atas (+)


O: Sens : CM

TD : 130/80 mmhg

HR : 80 x/i

RR : 24x/i

Temp : 35,50 C

Pemeriksaan fisik :

- Kepala : sama seperti sebelumnya


a. Bibir :
Inspeksi : bibir kering (-)
b. Lidah :

Inspeksi : lidah kering (-)

- Leher : sama seperti sebelumnya

- Thorak :

Inspeksi : simetris fusiformis

Palpasi : sama seperti sebelumnya

Perkusi : sama seperti sebelumnya

Auskultasi : sama seperti sebelumnya

- Abdomen :
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : soepel, teraba hepar 5 jari BAC 3 Jari
BPX, tepi tumpul, pinggir rata, nyeri tekan
(+).
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik N

- Genitalia : sama seperti sebelumnya


- Ekstremitas :

Atas : sama seperti sebelumnya


Bawah : sama seperti sebelumnya
- Kulit :
Inspeksi : turgor kulit normal

A : Pankreatitis kronis + hepatomegali +Post PSMBA ec like ulcer + hipoalbuminemia +

P : therapi

- Tirah baring
- IVFD RL 20gtt/i mikro
- Mucogard syr 3x1
- Aminofusin L600
- Drip Ciprofloxacin 200mg / 12 jam
- Inj Tramadol 50mg/8j
- Antasida sirup 3x1
- Alprazolam 1x0,5 mg
- Inj Cefotaxim 1gr/8j IV
- KSR 1x1
- Novalgin bila temp >38 0c
Anjuran : Gastroskopi tanggal 21-2-2014, CT-Scan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002, Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Vol. 2, Jakarta : EGC.

Ilmu Penyakit Dalam, 1990, Jilid I, Jakarta : FKUI.

Lewis, 2007, Medical Surgical Nursing. 5th edition, Vol. 2, Mosby Inc.

Price & Wilson, 1995, Patofisiologi. Jakarta : EGC.

R. Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC.

S. Victor, 2004, Anatomi Abdomen dan Sistem Persarafan. Jakarta : FK Trisakti.

Sudoyo, W Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta : Interna Publishing

Das könnte Ihnen auch gefallen