Sie sind auf Seite 1von 4

pakah Banjir itu?

Menurut ahli hidrologi banjir di Indonesia itu dibagi menjadi tiga jenis:
Pertama, banjir disebabkan sungai meluap, biasanya terjadi akib

at dari sungai tidak mampu lagi


menampung aliran air yang ada disungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Bila
telah seperti ini maka air akan mencari tempat lain, tempat itu ada di kanan kiri sungai yang
biasanya merupakan daerah dataran banjir. Luapan air ini bisa juga terjadi akibat kiriman, bila
curah hujan tinggi di hulu sungai dan sistem DAS (Daerah Aliran Air) dari sungai itu rusak
maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.
Kedua, banjir lokal, banjir ini merupakan banjir yang terjadi akibat air yang berlebihan
ditempat itu dan meluap juga ditempat itu. Pada saat curah hujan tinggi dilokasi setempat
dimana kondisi tanah dilokasi itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat,
bisa juga karena kondisinya lembab, dan bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal
sedikit) maka kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.
Ketiga, banjir akibat pasang surut air laut. Saat air pasang, ketinggian muka air laut akan
meningkat, otomatis aliran air di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila
saat laut surut. Selain melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat
yang datar atau cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan terjadilah
banjir.

Faktor Penyebab Banjir


Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau
sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yang rendah. Pada saat
air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan, maka air itu akan mengalir ketempat yang
lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan
sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan
menguap keudara (evapotranspirasi).
Faktor Alami
Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir. Karena
dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang
terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air
yang di bawa tapi juga tanah-tanah yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir
biasanya terbentuk di daerah pertemuan-pertemuan sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi
ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang
dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.
Faktor Perubahan
Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi. Pertama, perubahan lingkungan dimana
didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan
tata ruang. Kedua, adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri. Hujan merupakan faktor
utama penyebab banjir.
Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjadi
mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran-saluran
yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan dan tanah cepat
mengalami penjenuhan.
Perubahan lingkungan, tidak bisa kita pungkiri, dengan semakin meningkatnya populasi
manusia telah menyebabkan semakin terdesaknya kondisi lingkungan. Saat ini yang paling
hangat dibicarakan akibat dari perubahan lingkungan adalah terjadinya pemanasan global,
selain itu kita juga telah merubah penggunaan lahan yang berakibat pada berkurangnya
tutupan lahan. Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah
perkotaan.

Jenis Banjir
Terdapat berbagai jenis banjir yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
Banjir air
Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah meluapnya
air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan.
Umumnya banjir seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai
atau danau tidak mampu lagi menampung air.
Banjir “Cileunang”
Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir cileunang ini disebakan
oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi
karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan
di sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka banjir
cileunang adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba).

Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material air
berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang
tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri.
Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi.
Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor
karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang
ini akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar.
Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar
pegunungan.
Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti ini kerap
melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air
sungan yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi
daratan.
Banjir lahar dingin
Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya
hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari
puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini
mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat
meluber ke pemukiman warga.

Banjir lumpur
Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip
banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan
menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa,
tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini,
peristiwa banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi dengan baik, malah semakin
banyak titik-titik semburan baru di sekitar titik semburan lumpur utama.

KEBIJAKAN DAN STARTEGI

Untuk menanggulangi dan menguragi dampak dari banjir yang mengancam beberapa daerah di
kabupaten malang perlu diadakan perbaikan sarana dan prasarana pencega banjir. Terutama
melakukan penghijauan hutan yang berada di sekitar hulu sungai yang saat ini sudah banyak yang
gundul karena penebangan liar yang dilakukan oleh oknum warga yang tidak bertanggung jawab.

3.1.Kebijakan.

Beberapa kebijakanpenting yang harus diambil tersebut adalah :

1. Menetapkan masa tanggap darurat dengan Surat Keputusan Bupati Malang selama 7( tujuh )
hari.
2. Mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk dapat dipergunakan dalam penanganan
bencana.
3. Mengkoordinasikan kegiatan penanganan bencana yang dilakukan berbagai lembaga baik
pemerintah, swasta dan relawan.
4. Memastikan semua korban (dalam hal ini manusia), dapat segera di tolong. Bagi korban yang
luka-luka diberikan pengobatan dan korban yang kehilangan tempat tinggal ditampung pada
tempat-tempat pengungsian. Sedangkan yang meninggal dunia segera dimakamkan.
5. Apabila intensitas bencana cukup besar, maka perlu melakukan koordinasi dengan lembaga
lembaga internasional melalui BNPB.
6. Memantau dan melaporkan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana, baik harta benda maupun
jiwa.
7. Memastikan bantuan dapat sampai kedaerah pengungsian yang terisolir dengan mengerahkan
seluruh armada angkutan .
8. Mengatur bantuan baik dari dalam negeri maupun luar negeri dengan transparan sesuai dengan
aturan yang berlaku
9. Mengutamakan perlindungan terhadap masyarakat yang rentan terhadap ancaman bencana
gempa bumi.
10. Mengupayakan sterilisasi daerah bantaran sungai dari pemukiman yang berpotensi terkena
banjir bandang.
3.2.Strategi.

Adapun untuk merealisasikan kebijakan yang telah ditetapkan di atas, maka perlu dioperasionalkan
dalam beberapa strategi, yaitu :

1. Mendirikan Posko Penanggulangan Bencana sekaligus Posko Bantuan dari tingkat Desa dan
Kecamatan .
2. Merealisasikan prosedur tetap yang dibuat sebelum terjadinya bencana banjir.
3. Menentukan arah / langkah permasalahan yang akan dilaksanakan.
4. Membagi tugas pelaksanan kerja dari unsure yang terkait.
5. Memerintahkan seluruh Dinas instansi/lembaga/masyarakat untuk mengerahkan semua sumber
daya dengan mempergunakan sarana dan prasarana yang sudah disiapkan sebelumya.
6. Menginventarisir semua kerugian / korban yang ditimbulkan oleh bencana tersebut.
7. Menyediakan mobilisasi pengungsi antara lain Ambulance, tenaga medis/ obatobatan, tenda
pengungsi/ dapur umum, Pangan / air bersih/ MCK/sanitasi
8. Memperioritaskan perlindungan maupun pelayanan terhadap masyarakat yang rentan meliputi
Lansia, anak-anak, Pasien Rumah sakit, Penyandang cacat, Ibu Hamil, Orang Stres.
9. Apabila dampak yang ditimbulkan cukup besar, maka perlu dilakukan pengajuan bantuan yang
dibutuhkan kepada organisasi donatur.
10. Memberikan laporan pertanggung jawaban tugas yang diberikan.
11. Mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan yang sudah dilaksanakan serta tindak lanjut yang
direncanakan.

Das könnte Ihnen auch gefallen