Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju.
Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang.
Vitamin D sebenarnya bukanlah vitamin karena dapat disintesis di dalam kulit, dan
dalam hampir semua kondisi ini merupakan sumber dari vitamin. Konsumsi vitamin
D hanya diperlukan jika tubuh tidak mendapat sinar matahari yang memadai. Sel
kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar
berbeda dari vitamin D3 dalam proses pembentukan rantai 19-carbon, tetapi dua
sterol mempunyai kesamaan dalam aktifitas sebagai anti rakhitis pada manusia.
Biosintesis Vitamin D
endogen (vitamin D3) dan eksogen (vitamin D2). Kedua bentuk tersebut untuk
menjadi vitamin D yang aktif memerlukan metabolisme lebih lanjut. Vitamin D larut
dalam lemak, dan oleh sebab itu untuk dapat ditransportasi dalam darah
matahari yang cukup suplementasi vitamin tidak diperlukan. Ketika tubuh terpapar
sinar matahari yang cukup (sampai menimbulkan sedikit eritema pada kulit) kadar
matahari tidak cukup. Produksi vitamin D3 yang berlebihan akibat paparan sinar
Metabolisme Vitamin D
yang terikat dengan vitamin D yang mengikat globulin, yang merupakan bentuk
peredaran dan mensintesis calcitriol yang bertindak dalam sel tempat disintesisnya
Terdapat bukti yang berkembang yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar
vitamin D dalam tubuh, lebih melindungi tubuh dari berbagai macam kanker,
termasuk kanker prostat, dan kolorektal, dan juga memerangi penyakit pra-diabetes
dan sindrom metabolisme. Asupan yang diinginkan dapat lebih tinggi dari pada
petunjuk asupan saat ini, dan tentu saja tidak dapat dipenuhi dari makanan yang tidak
kebutuhan vitamin D, hal ini tetap memiliki resiko berkembangnya kanker kulit
(Rodwell dkk., 2015). Asupan vitamin D saat ini sudah dapat diperoleh melalui
makanan yang telah difortifikasi. Sebagai contoh, susu, telah difortifikasi hingga
10 µg per quart. Asupan vitamin D yang dianjurkan adalah 5 µg per quart hingga
usia 50 tahun, kemudian terus bertambah seiring dengan pertambahan usia (Berg
dkk., 2015).
memainkan peranan biokimia yang lebih besar dari sekedar metabolisme pengaturan
tulang. Otot nampak menjadi target dari aktivitas vitamin D. dalam otot, vitamin D
nampak mempengaruhi beberapa proses biokimia dengan meningkatkan performa
plasma dari kalsium dan fosfat. Calcitriol berperan mengurangi sintesisnya sendiri
Fungsi dasar vitamin D adalah untuk menjaga konsentrasi kalsium plasma. Calcitriol
mengurangi ekskresi kalsium, dan memobilisasi mineral tulang. Selain itu, calcitriol
juga terlibat dalam sekresi insulin, sintesis dan sekresi hormon paratiroid dan tiroid,
dan modulasi poliferasi sel. Dalam kebanyakan aksi ini, nampaknya bertindak seperti
hormon steroid, terikat pada reseptor inti dan meningkatkan ekspresi gen, meskipun
juga memiliki efek pada pengangkut kalsium dalam mukosa usus (Rodwell dkk.,
2015).
yang sama terjadi sebagai hasil dari pengurangan selama lonjakan pertumbuhan
reamaja. Osteomalacia terjadi pada orang dewasa sebagai akibat dari demineralisasi
tulang. Khususnya pada wanita yang kurang terkena paparan sinar matahari,
khususnya setelah beberapa kehamilan. Meskipun vitamin D penting untuk
pencegahan dan perawatan osteomalacia pada orang tua, hanya sedikit fakta yang
2015).
pembuluh darah, tekanan darah tinggi, dan calcinosis (kalsifikasi jaringan halus).
Dalam beberapa kasus, hiperkalsemia sebagai akibat dari kekurangan asupan vitamin
inaktivasi vitamin. Meskipun kelebihan asupan vitamin D itu beracun, paparan sinar
matahari berlebihan tidak memicu keracunan vitamin D, karena ada batas kapasitas
Dapus:
Berg, J.M., Tymoczko, J.L., Gatto, G.J., Stryer, L., 2015, Biochemistry Eighth
Edition, New York: W.H. Freeman Company.
Rodwell, V.W., Bender, D.A., Botham, K.M., Kennelly, P.J., Weil, P.A., 2015,
Harper’s Illustrated Biochemistry Thirtieth Edition, New York: McGraw-Hill
Education