Sie sind auf Seite 1von 5

Vitamin D

Vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada

makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju.

Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang.

Vitamin D sebenarnya bukanlah vitamin karena dapat disintesis di dalam kulit, dan

dalam hampir semua kondisi ini merupakan sumber dari vitamin. Konsumsi vitamin

D hanya diperlukan jika tubuh tidak mendapat sinar matahari yang memadai. Sel

kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar

ultraviolet). Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi

tulang. Vitamin D2 ( ergocalciferol ) dan vitamin D3 ( cholecalciferol, merupakan

derivat steroid, yang terbentuk dari ergosterol dan 7-dehydrocholesterol. Vitamin D2

berbeda dari vitamin D3 dalam proses pembentukan rantai 19-carbon, tetapi dua

sterol mempunyai kesamaan dalam aktifitas sebagai anti rakhitis pada manusia.

Struktur metabolit aktifnya berupa 1,25-dihydroxyvitamin D3 (1,25(OH)2 D3.

Biosintesis Vitamin D

Vitamin D lebih tepat disebut sebagai hormon. Vitamin D adalah hormon.

Secosterol yang merupakan derivate 7-dehydrocholesterol (provitamin D), prekursor

langsung kolesterol. Di dalam tubuh vitamin D didapatkan dalam bentuk vitamin D

endogen (vitamin D3) dan eksogen (vitamin D2). Kedua bentuk tersebut untuk

menjadi vitamin D yang aktif memerlukan metabolisme lebih lanjut. Vitamin D larut

dalam lemak, dan oleh sebab itu untuk dapat ditransportasi dalam darah

membutuhkan vitamin D-binding protein yang spesifik (Rodwell dkk., 2015).

Bentuk vitamin D endogen, Cholecalciferol, disintesis di dalam hati di bawah

pengaruh radiasi ultraviolet (UV), dari metabolit cholesterol (7- dehydrocholersterol)


sedangkan bentuk eksogen vitamin diet. Ketika kulit terpapar oleh sinar matahari

atau sinar artificial tertentu, radiasi UV memasuki epidermis dan menyebabkan

transformasi 7-dehydrocholersterol menjadi vitamin D3. Dengan paparan sinar

matahari yang cukup suplementasi vitamin tidak diperlukan. Ketika tubuh terpapar

sinar matahari yang cukup (sampai menimbulkan sedikit eritema pada kulit) kadar

vitamin D di dalam darah meningkat setara dengan mengkonsumsi vitamin D 10.000

– 25.000 IU peroral. Suplementasi vitamin D diperlukan apabila irradiasi sinar

matahari tidak cukup. Produksi vitamin D3 yang berlebihan akibat paparan sinar

matahari yang terusmenerus dapat dicegah dengan siomerisasi fotokimiawi

provitamin D3 dan vitamin D3 menjadi produk yang secara biologis inert.

Metabolisme Vitamin D

Koekalsiferol, disintesis dalam kulit ataupun dari makanan, melewati 2 proses

hidoksilasi untuk menghasilkan metabolit aktif, 1,25 dihidroksivitamin D atau

kalsitriol. Ergokalsiferol dalam makanan suplemen mengalami beberapa proses

hidroksilasi untuk menghasilkan erkalsitrol. Dalam hati, kolekalsiferol dihdroksilasi

untuk menghasilkan turunan 25-hidroksi, calcidiol. Ini dilepaskan dalam sirkulasi

yang terikat dengan vitamin D yang mengikat globulin, yang merupakan bentuk

penyimpanan utama dari vitamin. Dalam ginjal, calcidiol dapat mengalami 1-

hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit aktif, 1,25-dihidroksivitamin D

(calcitriol), maupun 24-hdroksilasi untuk menghasilkan metabolit yang mungkin

tidak aktif, 24,25-dihidroksivitamin D (24-hidroksicalcidiol). Beberapa jaringan

selain yang terlibat dalam homeostatis kalsium, menggunakan calcidiol dari

peredaran dan mensintesis calcitriol yang bertindak dalam sel tempat disintesisnya

(Rodwell dkk., 2015).


Peranan Vitamin D

Terdapat bukti yang berkembang yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar

vitamin D dalam tubuh, lebih melindungi tubuh dari berbagai macam kanker,

termasuk kanker prostat, dan kolorektal, dan juga memerangi penyakit pra-diabetes

dan sindrom metabolisme. Asupan yang diinginkan dapat lebih tinggi dari pada

petunjuk asupan saat ini, dan tentu saja tidak dapat dipenuhi dari makanan yang tidak

difortifikasi. Meskipun peningkatan paparan sinar matahari dapat memenuhi

kebutuhan vitamin D, hal ini tetap memiliki resiko berkembangnya kanker kulit

(Rodwell dkk., 2015). Asupan vitamin D saat ini sudah dapat diperoleh melalui

makanan yang telah difortifikasi. Sebagai contoh, susu, telah difortifikasi hingga

10 µg per quart. Asupan vitamin D yang dianjurkan adalah 5 µg per quart hingga

usia 50 tahun, kemudian terus bertambah seiring dengan pertambahan usia (Berg

dkk., 2015).

Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian menunjukkan bahwa vitamin D dapat

memainkan peranan biokimia yang lebih besar dari sekedar metabolisme pengaturan

tulang. Otot nampak menjadi target dari aktivitas vitamin D. dalam otot, vitamin D
nampak mempengaruhi beberapa proses biokimia dengan meningkatkan performa

otot. Penelitian juga menyarankan bahwa vitamin D dapat mencegah penyakit

kardiovaskular, mengurangi beberapa macam kanker, dan melindungi dari penyakit

autoimmune termasuk diabetes (Berg dkk., 2015).

Fungsi utama vitamin D adalah pengendalian homeostatis kalsium, dan sebagai

balasannya, metabolisme vitamin D diatur oleh faktor yang merespon konsentrasi

plasma dari kalsium dan fosfat. Calcitriol berperan mengurangi sintesisnya sendiri

dengan menginduksi 24-hidroksilase dan menekan 1-hidroksilase dalam ginjal.

Fungsi dasar vitamin D adalah untuk menjaga konsentrasi kalsium plasma. Calcitriol

mencapai ini dengan 3 cara: meningkatkan penyerapan kalsium dalam usus,

mengurangi ekskresi kalsium, dan memobilisasi mineral tulang. Selain itu, calcitriol

juga terlibat dalam sekresi insulin, sintesis dan sekresi hormon paratiroid dan tiroid,

menghambat produksi interleukin dengan mengkatifkan T-limfosit dan

immunoglobulin dengan mengaktifkan B-limfosit, diferensiasi sel prekursor monosit,

dan modulasi poliferasi sel. Dalam kebanyakan aksi ini, nampaknya bertindak seperti

hormon steroid, terikat pada reseptor inti dan meningkatkan ekspresi gen, meskipun

juga memiliki efek pada pengangkut kalsium dalam mukosa usus (Rodwell dkk.,

2015).

Pengaruh kekurangan vitamin D terhadap anak-anak dan orang dewasa.

Dalam penyakit kekurangan vitamin D, rickets, tulang anak-anak mengalami

Underdemineralized sebagai hasil dari penyerapan kalsium yang kurang. Masalah

yang sama terjadi sebagai hasil dari pengurangan selama lonjakan pertumbuhan

reamaja. Osteomalacia terjadi pada orang dewasa sebagai akibat dari demineralisasi

tulang. Khususnya pada wanita yang kurang terkena paparan sinar matahari,
khususnya setelah beberapa kehamilan. Meskipun vitamin D penting untuk

pencegahan dan perawatan osteomalacia pada orang tua, hanya sedikit fakta yang

menyatakan bahwa vitamin D cocok untuk merawat osteoporosis (Rodwell dkk.,

2015).

Pengaruh Kelebihan Vitamin D

Beberapa bayi sensitif terhadap asupan vitamin D hingga 50 µg/d, menyebabkan

peningkatan konsentrasi plasma kalsium. Hal ini dapat menyebabkan kontraksi

pembuluh darah, tekanan darah tinggi, dan calcinosis (kalsifikasi jaringan halus).

Dalam beberapa kasus, hiperkalsemia sebagai akibat dari kekurangan asupan vitamin

D dikarenakan kecacatan gen kalsidiol dari 24-hidroksilase, enzim yang memicu

inaktivasi vitamin. Meskipun kelebihan asupan vitamin D itu beracun, paparan sinar

matahari berlebihan tidak memicu keracunan vitamin D, karena ada batas kapasitas

untuk membentuk prekursor, 7-dehidrokolesterol, dan paparan yang berkepanjangan

dari provitamin D ke sinar matahari menyebabkan pembentukan senyawa nonaktif

(Rodwell, dkk., 2015).

Dapus:

Berg, J.M., Tymoczko, J.L., Gatto, G.J., Stryer, L., 2015, Biochemistry Eighth
Edition, New York: W.H. Freeman Company.

Rodwell, V.W., Bender, D.A., Botham, K.M., Kennelly, P.J., Weil, P.A., 2015,
Harper’s Illustrated Biochemistry Thirtieth Edition, New York: McGraw-Hill
Education

Das könnte Ihnen auch gefallen