Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
delusi somatik lainnya oleh karena gangguan ini dihubungkan dengan pengalaman
lainnya tidak menunjukkan gejala fisik di dalam dirinya. Gejala yang timbul bisa
saja merupakan pernyataan gejala fisik yang dilebih-lebihkan, yang justru akan
memperberat gejala fisik yang disebabkan oleh keyakinan bahwa pasien tersebut
sedang sakit dan keadaannya lebih buruk dari keadaan yang sebenarnya.
psikiatri paling sulit dan kompleks untuk diterapi secara medis. Gangguan
somatoform sendiri adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik
perencanaan terapi yang kreatif, kaya dan bersifat biopsikososial oleh klinisi yang
1
Hipokondriasis adalah kekhawatiran berlebihan bahwa penderita
sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh
kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Hipokondriasis
B. Epidemiologi
medis umum, namun demikian angka presentase ini dapat mencapai 15%.
Beberapa derajat preokupasi dengan penyakit ini mulai terlihat umum, karena
10-20% dari pasien yang sehat dan 45% dari pasien dengan tanpa gangguan
3
Laki-laki dan wanita mempunyai perbandingan yang sama untuk
Memon, 2009).
sering pada kelompok kulit hitam dibandingkan kulit putih, tetapi status
C. Etiologi
somatiknya. Mereka memiliki ambang dan toleransi yang lebih rendah dari
umumnya terhadap gangguan fisik, dan menjadi tersinyal oleh hal tersebut
4
Gangguan yang paling sering dihipotesiskan berhubungan dengan
4. Psikodinamika
keburukan yang melekat, suatu ekspresi harga diri yang rendah, dan tanda
al., 1997).
D. Patofisiologi
tubuh terlihat sama dengan gangguan mood dan cemas (Kayet al., 2006).
HT) dalam plasma dibandingkan dengan subjek kontrol. NT-3 adalah marker
dari fungsi neuronal sementara trombosit 5-HT adalah marker penting untuk
5
E. Gambaran Klinis
penyakit yang serius yang belum pernah dideteksi dan tidak dapat menerima
sensasi fisik, seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit rasa
sakit serta nyeri. Orang dengan hipokondriasis dapat menjadi marah saat
gejala fisik tersebut. Mereka sering ‘belanja dokter’ dengan harapan bahwa
dapat muncul setelah stress yang berat.Paling sering adalah akibat kematian
atau penyakit yang sangat serius dari seseorang yang sangat penting bagi
pasien ataupun penyakit serius yang pernah diderita oleh pasien namun telah
sembuh. Apabila keadaan diatas berlangsung kurang dari enam bulan, maka
al., 2008).
6
F. Pemeriksaan Psikiatri
ditenangkan
suara yang tegang atau gemetar, dan tatapan mata yang tajam.
2. Status psikomotor
c. Agitasi
4. Proses berpikir
7
a. Berbicara spontan dengan kadang-kadang secara tiba-tiba mengubah
5. Isi pikiran
ia merasakannya
c. Dapat merasa putus asa dan tidak ada lagi harapan tentang penyakitnya,
terdapat depresi
6. Fungsi kognitif
a. Penuh perhatian
7. Insight
8. Daya nilai
8
G. Laboratorium
penyebab organik pada pasien (Botella et al., 2000; Pilowsky et al., 1997).
H. Tes Psikologi
preokupasi akan gejala somatik dan dapat disertai dengan depresi dan
I. Kriteria Diagnosis
waham);
melandasi keluhan-keluhannya.
9
Sementara itu, berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
tertentu.
delusi, tipe somatik) dan tidak terpusat pada satu kelainan yang tampak
lain.
J. Diagnosis Banding
10
a. Gangguan somatisasi
Kelainan ini ditandai dengan onset yang dini (<30 hari), dapat
yang terjadi adalah preokupasi tentang bebepara gejala yang timbul, bukan
Gejala yang timbul haruslah memenuhi pola yang spesifik untuk dapat
pada 50% kasus). Wanita lebih sering terkena, rasio wanita : laki-laki;
10:1. Perbedaan yang lain juga adalah pada gangguan somatisasi, pasien
mendasarinya.
b. Gangguan nyeri
Pasien dengan gangguan nyeri lebih terfokus pada nyeri yang muncul
11
saraf, lupus eritematosus sistemik, dan gangguan neoplastik yang tidak
jelas.
penyakitnya.
K. Penatalaksanaan
bersedia menerima terapi psikiatrik apabila dilakukan pada setting medis dan
2012).
ahli untuk semua pasien seperti ini, terutama jika sebagian besar gejala
antidepresan tentu saja merupakan pilihan terapi lini kedua jika terapi
psikoterapi terpilih meskipun tujuan utama terapi ini biasanya suportif bukan
kuratif(Abramowitz, 2012).
sosial dan tidak adanya intervensi bedah atau medis spesifik yang dapat
12
menyembuhkan keinginan untuk sakit haruslah diingat. Tujuannya adalah
agar dapat fokus terhadap pasien secara menyeluruh. Pasien harus dipantau
secara teratur dan perhatian harus diberikan pada keadaan sosial dan personal
2012).
ada. Teknik yang diajarkan kepada pasien adalah teknik relaksasi dan
L. Prognosis
dengan status sosioekonomi yang tinggi, awal yang tiba-tiba, tidak adanya
13
gangguan kepribadian dan tidak adanya kondisi medis nonpsikiatri yang
menyeluruh atau depresif, prognosis adalah lebih baik (Puriet al., 2011).
14
BAB III
KESIMPULAN
sebanding dengan penyakit medis sebenarnya, serta yang muncul hampir setiap
penyakit yang serius yang belum pernah dideteksi dan tidak dapat menerima
dan tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter
bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-
pemberian anti depresan dan psikoterapi. Prognosis pasien baik apabila status
15
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, H.I., Benjamin J. S., dan Jack A. G. 1997. Dalam: Kaplan dan
Sadock Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri. Jakarta:
Binarupa Aksara. Hal: 771-5.
16
Xiong, G. L., dan Bienenfeld. 2011. Hypochondriasis. Diambil dari:
http://www.emedicine.medscape.com/article/290955-overview#showall.
Diakses tanggal : 31 Oktober 2012.
17