Sie sind auf Seite 1von 5

MATURITY PARAMETERS

BIOMARKER
Ide umum kematangan relative termal pada minyak/bitumen: melalui plot total sterane vs terpane
atau 17α-hopanes (diukur dalam ppm).

Beberapa minyak bisa sangat matang sehingga biomarker cyclic tidak ditemukan.

Beberapa parameter yang lebih reliable seperti C29-sterane isomerization ratios tidak berguna untuk
sampel yang sudah lewat peak oil generation (Ro ~0.9%) karena reaksinya sudah mencapai
equilibrium/endpoint. Biomarker yang baik untuk high level maturity sterane & hopane, tricyclics/17α-
hopanes, diasterane/sterane, & Ts/(Ts+Tm) ratio.

(SIM)/GCMS menghasilkan rapid, general assessment.

Untuk mature:

- Sterane: 20S/(20S+20R) C29 sterane; ββ/(ββ+αα) C29 sterane; 100Dia/(Dia + Reg) sterane
- Aromatic steroid
- Porphyrine

TERPANA

Ts/(Ts/Tm)

Parameter termal yang berdasarkan stabilitas relative C27 hopane dapat diaplikasikan pada sampel
immature-mature-postmature, namun sangat bergantung terhadap sumber. Diukur menggunakan
m/z 191 atau GCMS/MS (m/z 370  191).

Selama katagenesis, C27 17α-trisnorhopane (Tm atau 17α-22,29,30-trisnorhopane) lebih tidak stabil
daripada C27 18α-trisnorhopane II (Ts atau 18α-22,29,30-trisnorneohopane).

Ts/(Ts+Tm) bergantung pada sumber dan kematangan.

Ts/hopane

Mature-postmature. Diukur dengan m/z 191 chromatogram.

Ts/C30 17α-hopane sebagai parameter kematangan untuk minyak yang sangat matang serta
kondensat.

(BNH + TNH)/hopane

Merupakan (28,30-bisnorhopane + 25,28,30-trisnorhopane)/(C29+C30 17α-hopane).

Sangat spesifik untuk sampel immature-mature bila bisnorhopane dan trisnorhopane hadir. Diukur
dengan m/z 191 dan 163 fragmentogram. Juga ditulis sebagai C28/C30 hopane.

Contoh plot: (BNH + TNH)/hopane vs API gravity & TNH/(TNH + hopane)


POLYCADINENES DAN PRODUK YANG BERKAITAN

Isocadalene/(isocadalene + cadalene)

Parameter kematangan oil-window untuk input tanaman tingkat tinggi. Diukur dengan m/z 198 pada
fraksi aromat.

STERANE

20S/(20S + 20R) isomerization

Sangat spesifik untuk immature-mature. Diukur dengan m/z 217 atau preferably GCMS/MS C29
sterane. Juga ditulis sebagai %20S dan 20S/20R.

Sterane isomerization ratio umumnya dilakukan untuk C29 (24-ethylcholestane atau stigmastane)
karena kenyamanan penggunaan m/z 217 mass chromatogram. Namun, GCMS/MS bisa memberikan
akurasi yang baik untuk C27, C28, dan C29 20S (20S + 20R).

Faktor seperti perbedaan organofacies, pelapukan, dan biodegradasi dapat memberi dampak pada
sterane isomerization ratio.

ββ/(ββ + αα) isomerization

Sangat spesifik untuk immature-mature. Diukur dengan m/z 217 atau preferably GCMS/MS C29
sterane. Juga ditulis sebagai %ββ.

Rasio ββ/(αα+ββ) meningkat seiring kematangan yang bertambah. Reaksinya lebih lambat untuk
mencapat equilibrium dibanding 20S(20S + 20R) sehingga lebih efektif pada kematangan yang lebih
tinggi.

Plot ββ/(αα+ββ) vs 20S(20S+20R) untuk C29 sterana efektif untuk kematangan termal. Plot ini dapat
digunakan untuk mengecek satu parameter vs lainnya.

Biomarker maturation index

Sangat spesifik untuk immature-mature. Diukur dengan m/z 217 chromatogram atau preferably
GCMS/MS C29 sterane.

Seiring bertambah kematangan, minyak dan batuan induk akan lebih banyak mengandung 24-ethyl-
5α, 14α, 17α(H)-cholestane 20S dan 24-ethyl-5α, 14β, 17β(H)-cholestane 20R + 20S

Seifert dan Moldowan (1981) membuat theoretical maturity curve dengan mengeplot [5α,14β,17β(H)
20R]/ [5α,14α,17α(H) 20R] vs [5α,14α,17α(H) 20S]/ [5α,14α,17α(H) 20R] untuk C29 sterane. Jarak dari
kurva tersebut terhadap data menunjukkan parameter kematangan baru yakni BMAI. Plot ini serupa
dengan ββ(αα+ββ) vs 20S(20S+20R) namun ββ(αα+ββ) vs 20S(20S+20R) memberikan garis lurus.

Diasterane/sterane

Sterane diukur dengan m/z 217 mass chromatogram, atau preferably GCMS/MS (M+  m/z 217,
dimana M+ = m/z 400, 386, dan 372).

Diasterane diukur dengan m/z 259, atau preferably dengan GCMS/MS.

Hanya berlaku bila minyak atau bitumen yang dibandingkan berasal dari organofacies yang sama.
Meningkat secara drastic setelah lewat peak of oil generation.

Penggunaan GCMS/MS meningkatkan akurasi.

20S/(20S + 20R) 13β,17α(H)-diasterane

Mature-highly mature. Diukur dengan MRM/GCMS m/z 358  259 chromatogram.

Rasio 20S/(20S+20R) untuk C27-C29 diasterane meningkat seiring thermal maturity.

AROMATIC STEROID

TA/(MA + TA), monoaromatic steroid aromatization

Sangat spesifik untuk immature-mature. Diukur dengan m/z 253 (monoaromatic steroid) dan m/z 231
(triaromatic steroid).

Rasio ini meningkat dari 0 menjadi 100% selama thermal maturation. Dapat dipengaruhi ekspulsi.

MA(I)/MA(I+II)

Early-late mature. Terdapat interferensi dari sumber. Diukur dengan m/z 253 chromatogram.

Rasio ini meningkat dari 0 menjadi 100% selama thermal maturation.

Most useful pada late oil window, dimana most other biomarker sudah tidak efektif sebagai indicator
kematangan.

TA(I)/TA(I+II)

Peak-late mature. Terdapat interferensi dari sumber. Diukur dengan m.z 231 mass chromatogram.

Triaromatic steroid kemungkinan berasal dari monoaromatic steroid. Maka, rasio ini lebih sensitive
pada higher maturity daripada rasio MA(I)/MA(I+II).

C26 triaromatic 20S/(20S + 20R)

Sangat spesifik(?) untuk mature-highly mature. GCMS/MS M+  231.

Contoh plot: C26 triaromatic 20S/(20S + 20R) vs C29 sterane ββ/(ββ + αα); C26 triaromatic 20S/(20S +
20R) vs C29 sterane 20S/(20S + 20R). C26 triaromatic 20S/(20S + 20R) lebih sensitive pada higher level
maturity dibanding C29 sterane ratio.

NON-BIOMARKER MATURITY PARAMETERS


Secara umum: API gravity, rasio C19/C31, dan saturate/aromatic berkurang.

ALKANA & ISOPRENOID

Isoprenoid/n-alkane ratios

Spesifik untung kematangan, namun dipengaruhi sumber dan biodegradasi. Diukur dengan peak
height atau luas area dari GC.
Pr/n-C17 dan Ph/nC18 berkurang seiring kematangan termal karena semakin banyak n-alkana yang
dihasilkan melalui cracking pada kerogen.

CPI dan OEP

Spesifik untuk kematangan, namun dipengaruhi sumber dan biodegradasi. Diukur dengan peak height
atau luas area dari GC.

CPI atau EOP jauh di atas atau di bawah 1,0  low thermal maturity. Namun 1,0 tidak berarti minyak
atau batuan tersebut mature. Di bawah 1,0 jarang dan mengindikasikan minyak atau bitumen dari
karbonat atau hypersaline environment.

Input MO mempengaruhi CPI dan OEP.

AROMATIC HYDROCARBON

Distribusi methylhomolog dari naphthalene dan phenanthrene dikontrol oleh kematangan termal
pada range Rm kurang-lebih 0,6-1,7%.

MPI

Spesifik untuk kematangan, tapi harus dikalibrasi untuk setiap sistem petroleum. Diukur dengan tinggi
puncak atau luas area untuk phenanthrene dan methylphenanthrene melalui GC atau m/z 178 dan
192 mass chromatogram.

MPI-1 sama bergunanya dengan vitrinite reflectance untuk maturity assessment di beberapa field.

Terdapat korelasi antara MPI-1 dengan Mean Ro (%). Pada oil window (Rm = 0,6-1,35%) menunjukkan
positive linear correlation, dan pada higher maturity (Rm = 1,35-2%) menunjukkan negative
correlation. Korelasi ini diambil pada sampel shale dan coal dengan MO tipe III.

MPI-1 pada minyak dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan Rm pada batuan induknya
serta waktu ekspulsi.

MPI-1 dapat dihitung melalui peak area phenanthrene (dengan GC atau m/z 178) dan
methylphenanthrene (GC atau m/z 192).

Methyl- dan ethylnaphthalene

Spesifik untuk high thermal maturity. Diukur dengan peak height atau luas area dari GC pada fraksi
aromat.

Terdapat peningkatan 2-methylnaphthalene pada Rm di atas 0,9%.

Dimethylnaphthalene

Spesifik untuk high thermal maturity. Diukur dengan peak height atau luas area dari GC pada fraksi
aromat.

Terdapat hubungan antara DNR dan Rm. DNR juga menunjukkan peningkatan di atas Rm ~0,9%.

DNR-1 = (2,6-DMN + 2,7-DMN)/1,5-DMN

Trimethylnaphthalene
Spesifik untuk high thermal maturity. Diukur dengan peak height atau luas area dari GC pada fraksi
aromat.

TNR-1 = 2,3,6-TMN/(1,4,6-TMN + 1,3,5-TMN)

Das könnte Ihnen auch gefallen