Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
The Correlation between Consumers’ Need for Uniqueness and Purchase Intention
in Online Customized Product
ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh fenomena penerapan sistem customization pada
dunia bisnis online. Sistem tersebut dianggap dapat menjadi kunci kesuksesan sebuah
perusahaan dalam menarik minta konsumennya. Peneliti ingin mengetahui latar
belakang dan motivasi konsumen dalam membeli produk customized secara online.
Ternyata, dikemukakan oleh penelitian Tian dkk. (2001) bahwa terdapat kebutuhan
akan keunikan pada setiap diri konsumen, atau disebut dengan consumers’ need for
uniqueness. Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
consumers’ need for uniqueness dan intensi membeli konsumen pada produk yang
bersifat customized secara online. Penelitian ini dilakukan kepada 529 partisipan yang
seluruhnya sudah pernah berbelanja online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara consumers’ need for uniqueness dan intensi
membeli pada produk customized secara online.
Kata kunci: uniqueness, intensi membeli, consumers’ need for uniqueness, online
customization.
ABSTRACT
This study is based on the phenomena of applying customization in the business world.
The system is believed to be the key of a successful way for a company to sell their
products to the consumers. Researcher wants to figure out the motivation behind
consumer decisions to buy an online customized product. Apparently, a research from
Tian et al. (2001) shows that there are needs for each consumes to be unique, or later to
be called as consumers’ need for uniqueness. The purpose of this study is to find out if
there is a significant correlation between consumers’ need for uniqueness and purchase
intention in an online customized products. This study conducted to 529 participants
which all of them have the experienced of online shopping. Result of the study shows
that there is a significant correlation between consumers’ need for uniqueness and
purchase intention in online customized product.
2.1. Hipotesis
Ho : “Tidak terdapat hubungan antara need for uniqueness dan intensi membeli
customized product pada konsumen belanja daring.”
Ha : “Terdapat hubungan antara need for uniqueness dan intensi membeli customized
product pada konsumen belanja daring.”
3. Metode
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel responden usia 18-30 tahun,
sudah pernah berbelanja daring, dan memiliki tingkat pendidikan minimal SMA.
Peneliti menggunakan teknik pengambilan data dengan kuesioner berbasi
web/kuesioner daring. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 529 sampel.
Consumers’ need for uniqueness diukur dengan alat ukur Consumers’ Need for
Uniqueness (Ruvio, Shoham, & Brencic, 2007), yang terdiri dari 12 item dan terbagi
dalam 3 dimensi yaitu creative choice, unpopular choice, dan avoidance of similarity.
Peneliti memilih untuk menggunakan skala Likert 1-6 pada alat ukur ini untuk
mencegah kecenderungan central tendency. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa
koefisien reliabilitas coefficient alpha alat ukur consumers’ need for uniqueness secara
keseluruhan adalah 0.875, dan uji validitas dengan metode internal consistency
menghasilkan koefisien validitas antara 0.335-0.620.
Dalam pengukuran intensi membeli, peneliti menggunakan alat ukur Purchase
Intention yang dikembangkan oleh Ko (2012). Alat ukur ini terdiri dari tiga pernyataan
terkait dengan intensi konsumen untuk membeli sebuah produk. Pada dasarnya, Ko
(2012) menggunakan skala Likert 1-7 pada alat ukur Purchase Intention. Namun,
peneliti memutuskan untuk melakukan modifikasi dengan merubah skala menjadi 1-6.
4. Hasil
Berikut merupakan gambaran umum karakteristik yang dimiliki responden
sebanyak 529:
Gambaran Umum Responden Penelitian (N=529)
Karakteristik N (%)
Jenis Kelamin
Perempuan 349 (66%)
Laki-laki 180 (34%)
Usia
18 tahun 4 (0.8%)
19 tahun 24 (4.5%)
20 tahun 62 (11.7%)
21 tahun 214 (40.5%)
22 tahun 151 (28.5%)
23 tahun 40 (7.6%)
24 tahun 22 (4.2%)
25 tahun 5 (0.9%)
26 tahun 3 (0.6%)
27 tahun 2 (0.4%
30 tahun 2 (0.4%)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t = 3.430 dengan nilai p = 0.001,
dimana angka tersebut < 0.05. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan skor rata-
rata consumers’ need for uniqueness yang signifikan antara laki-laki dan perempuan.
Sedangkan pada intensi membeli, hasil uji t-test menunjukkan nilai t = 0.040 dengan
nilai p = 0.968, yang berarti nilai tersebut > 0.05. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan skor rata-rata intensi membeli yang signifikan antara laki-laki dan
perempuan. Peneliti juga melakukan analisis hubungan antara usia dan consumers’ need
Hasil Uji Korelasi Usia dan Consumers’ Need for Uniqueness serta Intensi Membeli
Variabel r Sig (p) r²
Usia dan Consumers’ Need for Uniqueness 0.181 0.000** 0.03276
Usia dan Intensi Membeli 0.704 0.000** 0.49562
**Signifikan pada p < 0.01 (2-tailed)
Berdasarkan tabel diatas pada variabel intensi membeli diperoleh nilai F sebesar
3.489 dan signifikan pada los 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
mean intensi membeli yang signifikan antara enam kelompok pemasukan per bulan
responden. Sedangkan pada pada variabel consumers’ need for uniqueness, diperoleh
nilai F sebesar 2.660 dan signifikan pada los 0.05. Hal tersebut juga menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan mean consumers’ need for uniqueness yang signifikan antara
enam kelompok pemasukan per bulan responden.
Hasil Uji Korelasi antara CNFU dan Intensi Membeli pada Responden yang Pernah dan Belum
Pernah Membeli Customized Product secara Daring
Variabel r Sig (p) r²
CNFU dan Intensi Membeli Responden yang Pernah 0.270 0.000** 0.0729
Membeli
CNFU dan Intensi Membeli Responden yang Belum 0.385 0.000** 0.1482
Pernah Membeli
**Signifikan pada p<0.01 (2-tailed)
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh
kesimpulan bahwa hipotesis null ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Hasil
penelitian dan analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara consumers’ need for uniqueness dan intensi membeli customized product yang
dilakukan secara daring.
Peneliti juga melakukan analisis korelasi masing-masing dimensi consumers’
need for uniqueness dan intensi membeli. Hasilnya menunjukkan bahwa ketiga dimensi
consumers’ need for uniqueness memiliki hubungan secara signifikan dengan intensi
6. Diskusi
Pada analisis utama penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
Pearson’s product moment correlation, terdapat hubungan yang positif secara
signifikan antara consumers’ need for uniqueness dan intensi membeli pada 529
responden. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
consumers’ need for uniqueness maka akan semakin tinggi pula intensi membelinya.
7. Saran
Peneliti menyarankan beberapa hal untuk penelitian selanjutnya, yaitu untuk
lebih memperhatikan penyebaran data demografis supaya lebih merata, karena hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Misalnya, jumlah responden laki-
laki dan perempuan harus lebih diperhatikan supaya lebih seimbang. Selain itu, Jika
ingin menggunakan kuesioner daring, disarankan untuk lebih memperketat kontrol saat
menyebarkan kuesioner, agar kuesioner diisi oleh responden dengan karakteristik yang
benar-benar sesuai. Selanjutnya, berdasarkan teori dikemukakan bahwa tingkah laku
berbelanja seorang konsumen dibentuk dari berbagai tahapan proses kognitif. Selain
intensi, terdapat proses kognitif lain seperti sikap atau norma subjektif individu yang
juga dianggap penting pembentukan tingkah laku berbelanja seorang konsumen. Kedua
aspek tersebut dapat dibahas dalam penelitian selanjutnya mengenai consumers’ need
for uniqueness dan tingkah laku berbelanja. Kemudian, Untuk penelitian selanjutnya
dapat dilakukan penelitian mengenai hubungan antara consumers’ need for uniqueness
dan intensi membeli pada produk customized yang dijual secara online antara laki-laki
dan perempuan. Berdasarkan hasil analisis tambahan, dapat dilihat bahwa tingkat
consumers’ need for uniqueness pada laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan skor
rata-rata yang signifikan. Diduga diantara laki- laki dan perempuan memiliki
kecenderungan yang berbeda pula terkait dengan kebutuhannya untuk menjadi unik dan
intensi membeli produk customized.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa consumers’ need for uniqueness memiliki
hubungan yang signifikan dengan intensi membeli produk customized yang dijual
secara online. Bagi para pelaku bisnis online, khususnya yang menerapkan sistem
online customization dapat menetapkan target pasar secara lebih spesifik berdasarkan
hasil penelitian, seperti kelompok usia mana yang sesuai untuk dijadikan target, atau
kelompok konsumen dengan tingkat ekonomi mana kah yang paling sesuai untuk
dijadikan target pasar bagi produk customized yang dijual secara online. Hasil penelitian
Daftar Pustaka
Aiken, L. R. & Groth-Marnat, G. (2006). Psychological testing and assesment, 12th
edition. USA: Pearson Education Group, Inc.
Ajzen, I. (1988). Attitudes, personality, and behavior. Chicago: Dorsey Press.
Armitage, C. J. Conner, M., Loach, J., & Willetts, D. (1999). Different perceptions of
control: Applying an extended theory of planned behavior to legal and illegal
drug use. Basic and Applied Social Psychology, 21(4)
Belk, R. W., (1988). Possessions and the extended self. Journal of Consumer Research,
15, 139-145
Budiman, A. S. (2013, Juli 5). 2014, Transaksi Online Capai 28.648 juta. Retreived
December 22, 2013, from: http://indotelko.com/kanal_industry?it=2014-
Transaksi-Online-Capai-28-648-juta
Chen, Y. T. (2011). The external factors that influence taiwanese college students’
athletic shoe purchase intention, Department of Kinesiology, 15-24
Cho, H. (2007). Consumer acceptance of online customization for apparel. Department
of Textiles and Consumer Sciences, 4-15
Cohen, R. J. & Swerdlik, M. (2010). Psychological testing and assessment: an
introduction to tests and measurements (7th ed.). New York: McGraw-Hill.
Dharmawirya, M. & Smith, B. A. (2012). Analysis of Consumer Repurchase Intention
towards Online Shopping in Indonesia’s Online Retail Business Market.
International Journal of e-Education, e-Business, e-Management and e-
Learning, 2(3), 202-205