Sie sind auf Seite 1von 13

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jurnal Reading
14 Desember 2015

REABILITAS KOMPUTER TABLET DALAM MENUNJUKKAN LANDMARK


RADIOGRAFIK MAKSILOFASIAL
(The reliability of tablet computers in depicting maxillofacial radiographic
landmarks)

Nama : Mauliyani
Stambuk : J 111 06 014
Pembimbing : Prof. Dr. Drg. Barunawaty Yunus, Sp.RKG (K)

Sumber : Korean Academy of Oral and Maxillofacial


Radiology; April-Juni 2015

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
1
REABILITAS KOMPUTER TABLET DALAM MENUNJUKKAN LANDMARK
RADIOGRAFIK MAKSILOFASIAL
Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi reabilitas dari identifikasi
landmark anatomikal pada radiografi panoramik dan sephalometrik lateral dengan
tingkatan standar gambar medis monitor picturearchiving communication system
(PACS) dan komputer tablet (iPad 5).
Bahan dan metode : Total 1000 radiografi, terdiri dari 500 radiografi panoramik dan
500 sephalometri lateral, didapatkan dari set data yang telah diidentifikasi sebelumnya
pada bagian radiologi oral dan maksilofasial dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Connecticut. Landmark anatomikal radiografik utama secara independen ditinjau oleh
dua pemeriksa pada kedua display. Awalnya pemeriksa meninjau 10 gambar panoramik
dan 10 radiografi sephalometrik lateral menggunakan masing-masing sistem, dengan
tujuan untuk memverifikasi persetujuan interoperator dalam identifikasi landmark.
Gambar dinilai dalam empat skala nilai yang mencerminkan kualitas diagnostik gambar
dan tingkat paparan gambar.
Hasil : Analisis statistika menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua
display dalam visibilitas dan kejelasan dari landmark baik pada radiografi panoramik
atau sephalometrik.
Simpulan : Komputer tablet dapat menunjukkan landmark anatomikal yang dapat
diandalkan pada radiografi panoramik dan sephalometrik.
Kata kunci : PACS (radiologi); radiografi, Dental, Digital; radiografi, Panoramik

Pendahuluan

Kemajuan teknologi saat ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam praktek

kedokteran gigi. Inovasi teknologi terus berlanjut memberikan solusi inovatif dari

berbagai tantangan tradisional dalam praktek klinis kedokteran gigi rutin. Loncakan

arus inovasi teknologikal mengawali timbulnya sejumlah besar aplikasi yang dapat

berkontribusi terhadap penghantaran layanan kesehatan dengan kualitas yang terbaik.

Radiologi merupakan lapangan kerja yang digerakkan oleh mesin, dan modalitas

gambar baru dikembangkan secara konstan dengan tujuan untuk menyediakan layanan

yang lebih efisien dan efektif terhadap pasien.

2
Kemajuan utama dalam beberapa tahun terakhir adalah perkembangan dari komputer

tablet. Dengan display beresolusi tinggi dan permukaan layar sentuh , komputer tablet

menjadi bagian integral dari banyak industri, termasuk industri layanan kesehatan.

Komputer tablet dapat digunakan untuk multipel aplikasi klinis, seperti untuk

peninjauan radiograf dan mengakses rekam medis elektronik pasien baik yang

tersimpan dalam penyimpanan internal alat atau pada penyimpanan cloud server dan

dapat membantu dalam penjadwalan, konsultasi, dan edukasi pasien. Sebagai tambahan,

informasi dapat diakses dan dibagikan dengan lebih efisien menggunakan komputer

tablet, yang meniadakan keperluan untuk menggunakan catatan kertas yang berlebihan.

Komputer tablet mampu untuk memberikan inovasi dan solusi dalam menampilkan

gambar yang mobile, menyediakan akses cepat ke rekam medis pasien dan

memudahkan akses terhadap materi edukasi pasien. Namun, sebelum penggunaannya

dapat secara penuh diintegrasikan dengan layanan pasien, pengembangan display baru

ini perlu diuji untuk memastikan bahwa tidak menimbulkan compromise dari

keakuratan interpretasi. Tinjauan literatur hanya menampilkan penelitian dalam jumlah

kecil namun terus menjalani perkembangan dari artikel sains yang mengevaluasi

performa dari tablet komputer dalam peninjauan gambar radiografik. Namun,

kebanyakan dari penelitian ini mengulas radiografi dalam bidang kedokteran, dan bukan

dalam bidang kedokteran gigi. John dkk mengevaluasi perwakilan dari kondisi

kegawatdarutatan yang sering didapatkan pada tomografi komputer (CT) dan gambar

MRI, yang menemukan bahwa diagnosis yang dibuat menggunakan komputer tablet

sejalan dengan yang ditegakkan ketika menggunakan picture archiving communication

system (PACS) workstations. Johnson dkk menemukan bahwa embolism pulmonary


3
diidentifikasi secara akurat pada gambar CT yang dilihat pada iPad, dan diagnosis yang

ditegakkan dengan menggunakan iPad ekuivalen yang ditegakkan ketika menggunakan

PACS workstation. Dalam bidang kedokteran gigi, Shintaku dkk menemukan tidak ada

perbedaan yang signifikan antara komputer tablet (iPad 2) dan monitor LCD dalam

deteksi karies interproksimal pada radiografi intraoral digital.

Dalam penerahan terhadap berkembangnya popularitas dari alat portabel dan

kekurangan penelitian yang adekuat yang mengulas aplikasi dalam bidang kedokteran

gigi, peneliti memutuskan bahwa evaluasi keakuratan komputer tablet pada identifikasi

landmark anatomikal fundamental akan memberikan penilaian dasar yang tidak terdapat

dalam literatur pada saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan

membandingkan visibilitas diagnostik dari landmark anatomikal pada radiografi

panoramik dan sephalometrik lateral pada monitor standar kesehatan PACS dan pada

iPad 5.

Bahan dan metode

Set 1000 radiografi digital (500 radiografi panoramik dan 500 radiograf sephalometrik

lateral) didapatkan dari archive dari bagian radiologi oral dan maksilofasial dari fakultas

kedokteran gigi Universitas Connecticut. Gambar diambil antara tahun 2005 dan 2012

menggunakan teknik radiografi konvensional, dan menggunakan mesin Orthoralix 9200

(Gendex, Norcross, GA, USA). Parameter paparan sebesar 75 kVp, 5 mA, dan 12 detik

untuk radiografi panoramik dan 2.5 detik untuk radiografi sephalometrik lateral.

Gambar kemudian discan ke dalam komputer dan disimpan dalam bentuk file JPEG

dengan tingkat paparan yang tidak disesuaikan. Oleh karena itu, pengamat tidak

diperbolehkan untuk memanipulasi densitas dan kontras dari gambar. Gambar

4
diidentifikasi kembali untuk mengeluarkan nama, usia dan jenis kelamin dari tiap

pasien, dan ditinjau pada Microsoft Office PowerPoint 2010 (Microsoft, Redmond,WA,

USA). Gambar ditinjau pada monitor LCD menggunakan komputer PC HP Compaq

LA2205wg (96 DPI, 1680×1050 pixels, HP, Palo Alto, CA, USA) dan pada iPad Air

(generasi lima; tinggi, 240 mm, lebar, 169.5 mm;dimensi diagonal, 9.7 inchi; Cupertino,

CA,USA) dengan Retina display (2048×1536 pixels, 264 ppi). Pada gambar panoramik,

dilakukan identifikasi pada landmark berikut: sigmoid notch, kondilus mandibula,

ramus mandibula, sudut mandibula, tepi inferior mandibula, prosesus koronoid, foramen

mentalis, fossa glenoid, fisura pterygomaxillary, dasar sinus maksilaris, spina nasalis

anterior, fossa nasal, ridge obliq eksterna,crest alveolar, eminensia artikularis, dan arkus

zygomatic (gambar 1). Pada radiografi sephalometrik lateral, dilakukan identifikasi

pada landmark berikut : porion, orbita, molar, insisivus, sella, nasion, pogonion,

gnathion, menton, gonion, titik A, dan titik B (gambar 2). Dua pengamat (salah satu

merupakan residen radiologi senior dan satu mahasiswa klinik kedokteran gigi senior)

meninjau gambar pada kedua display secara independen dibawah cahaya lampu.

Awalnya pengamat meninjau sepuluh gambar panoramik dan sepuluh gambar radiografi

sephalomterik lateral untuk memverifikasi kesepakatan interoperator identifikasi

landmark. Sistem penilai berikut digunakan untuk menilai visibiltas dari tiap landmark

pada dua display : 0, landmark tidak terlihat pada kedua display; 1, landmark terlihat

hanya pada satu display; 2, landmark terlihat pada kedua display dengan tingkat

kejelasan yang sesuai untuk penggunaan diagnostik; 3, landmark terlihat pada kedua

display, tetapi nampak lebih jelas pada salah satu display dibanding yang lainnya.

5
Gambar juga dinilai berdasarkan tingkat paparan, dan secara independen

diklasifikasikan oleh tiap pengamat sebagai normal, overekspose, atau underekspose.

Gambar dianggap underekspose jika terlalu terang dan perbedaan antara struktur

anatomikal tidak terdeteksi secara jelas. Gambar diklasifikasi overexpose jika terlalu

gelap dan perbedaan antara struktur anatomikal tidak terdeteksi secara jelas. Karena

gambar didapatkan menggunakan teknik konvensional, yang discan langsung ke dalam

komputer, dan disimpan dalam bentuk file JPEG, tidak ada pemprosesan gambar atau

pengaturan densitas dan kontras yang diperbolehkan. Semua perbedaan pendapat

diselesaikan dengan dirujuk ke ahli radiologi oral dan maksilofasial. Data dimasukkan

ke dalam Microsoft Office Excel 2010 (Microsoft, Redmond, WA, USA) dan dilakukan

analisis statistika menggunakan uji korelasi Pearson. Analisis Cohen’s kappa dilakukan

untuk memverifikasi reabilitas interoperator.

Gambar 1. Landmark antomikal yang dievaluasi pada radiografi panoramik. 1.


Sigmoid notch; 2. Kondilus mandibula; 3. Ramus mandibula; 4, sudut mandibula; 5,
tepi inferior mandibula; 6, prosesus koronoid; 7, foramen mental; 8, fossa glenoid; 9,
fisura pterygomaksilaris; 10, lantai sinus maksilaris; 11, spina nasalis anterior; 12,
fossa nasal; 13, ridge obliq eksterna; 14, crest alveolar; 15 eminensia artikularis; 16,
arkus zygomatikus

6
Gambar 2. Landmark anatomikal yang dievaluasi pada radiograf sephalometerik
lateral. 1, porion; 2, orbita; 3, molar; 4, insisivus; 5, sella; 6, nasion; 7, pogonion; 8,
gnathion; 9, menton; 10, gonion; 11, titik A; 12, titik B.

Total 1230 gambar didapatkan dari arsip dimana 730 dikeluarkan karena tidak memiliki

gambar yang baik praoperatif panoramik dan gambar sephalometrik lateral atau karena

gambar memiliki kualitas yang buruk. Dari 500 gambar sephalomterik yang dipilih, 30

mengalami underexpose dan 470 diantaranya normal. Dari 500 gambar panoramik, 10

mengalami underexpose, 24 overexpose dan 466 normal. Visibilitas dari landmark pada

monitor standar dan iPad dibandingkan menggunakan uji t student. Analisis statistika

gagal untuk menunjukkan perbedaan signifikan antara visibilitas dan kejelasan dari

landmark baik pada radiografi panoramik atau pada radiografi sephalometrik. Namun,

iPad mampu memberikan kejelasan dan visibilitas yang lebih baik untuk landmark

tertentu (spina nasal anterior, ridge obliq eksternal dan foramen mentale pada radiografi

panoramik, dan porion, orbital, dan molar pada radiograf sephalometrik) ( tabel 1-5).

Nilai 1 dihilangkan dalam analisis, karena tidak ada landmark yang terdeteksi dengan
7
nilai 1. Uji korelasi Pearson menemukan korelasi yang signifikan antara kemampuan

iPad untuk menunjukkan foramen mental dan tingkat paparan (P<0.05). Ipad

menunjukkan foramen mental yang lebih jelas pada gambar yang mengalami

underexpose. Korelasi Pearson juga menemukan korelasi yang signifikan secara statistik

antara kejelasan porion, orbitale, dan molar pada radiograf sephalometrik dan tingkat

paparan (P<0.05). Ipad mampu memperlihatkan landmark diatas secara lebih jelas pada

radiograf underexpose.

Diskusi

Evolusi dari teknologi alat mobile secara dramatis merubah bagaiman gambar dapat

dilihat dalam arah konsumer tekhnologi. Komputer tablet secara cepat menjadi

ubiquitous. Komputer tablet dengan layar beresolusi tinggi dan kemampuan memproses

dapat digunakan dalam praktek kedokteran gigi rutin untuk memvisualisasikan gambar

dan meninjau rekam medis elektronik. Keuntungan terbesar pada pengguna akhir,

bahwa alat ini bersifat mobile dan dengan berat yang ringan. Walau alat ini telah

digunakan secara luas pada industri lain, aplikasinya dalam bidang kedokteran gigi

masih terbatas.

Secara tradisional, LCD dan monitor CRT telah digunakan untuk evaluasi gambar.

Sangat terbatas jumlah penelitian yang menemukan keakuratan dalam deteksi karies

pada gambar intraoral yang tidak dipengaruhi oleh penggunaan display kelas konsumen

atau sistem display medis. Shintaku dkk mengevaluasi penggunaan iPad untuk

8
keperluan diagnostik, seperti deteksi karies pada gambar intraoral, dan menemukan

bahwa komputer tablet dapat diandalkan untuk deteksi karies. Penelitian terbaru oleh

Kallio-Pulkkinen dkk yang meneliti karies dan patologi apikal pada radiograf

panoramik yang ditinjau dengan komputer tablet dibawah cahaya lampu dan kondisi

suboptimal, dan menemukan bahwa komputer tablet efektif dalam deteksi patologi.

Dalam sepengetahuan peneliti, belum ada penelititan yang telah mengevaluasi radiograf

panoramik yang ditinjau menggunakan komputer tablet, yang menandakan bahwa

pengggunaan komputer tablet untuk mengevaluasi gambar panoramik dan

sephalometrik belum diteliti secara adekuat.

Terdapat kesenjangan yang timbul mengenai masalah fundamental dari identifikasi

landmark anatomikal pada gambar panoramik dan sephalometrik yang diperlihatkan

pada komputer tablet. Dalam penelitian ini, peneliti mengevaluasi 1000 radiograf, yang

terdiri dari 500 gambar panoramik dan 500 gambar sephalometrik. Visualisasi dari

landamark anatomikal penting untuk analisis gambar dan penegakkan diagnosis

selanjutnya. Visualisasi yang adekuat dari anatomi merupakan kunci untuk diagnosis

dari patologi yang berkaitan dengan daerah terkait. Dalam penelitian ini, didapatkan

bahwa komputer tablet mampu untuk memperlihatkan landmark anatomikal secara

adekuat, dengan kemampuan yang sepenuhnya dapat disandingkan dengan sistem

medical-grade PACS monitordisplay tradisional. Beberapa gambar yang akhirnya

dimasukkan dalam analisis ini mengalami underexpose dan overexpose, tetapi tingkat

paparan tidak mempengaruhi identifikasi landmark. Monitor PACS memberikan

kesempatan gambar untuk diperbesar menggunakan mouse, komputer tablet mudah

untuk navigasi yang disebabkan adanya kemampuan layar sentuh. Kemampuan untuk

9
memperbesar atau memindahkan gambar menggunakan fungsi pinch-screen dari

permukaan layar sentuh dilaporkan oleh pengamat dinyatakan sangat nyaman.

Hellen-Halme dkk menemukan bahwa cahaya ruang <50 lx, seperti yang

direkomendasikan oleh Asosiasi Dokter Amerika, tidak diamati adanya perbedaan

keakuratan diagnosis dari lesi karies proksimal yang diamati antar display berwarna

standar, display Digital Imaging and Communication in Medicine (DICOM) sebelum

kalibrasi, dan display monokhromatik. Dalam penelitian ini, peneliti menstandarisasi

cahaya ruang dan tingkat noise dan menggunakan pengaturan yang sama selama

evaluasi gambar pada kedua display dan kedua tipe gambar.

Evaluasi gambar panoramik rutin, sekurangnya terdapat 20 landmark anatomikal yang

tipikal diamati sebagai bagian dari survei radiografik, dan peneliti mensimulasi proses

ini dengan mengevaluasi kemampuan operator menggunakan kedua display untuk

memvisualisasikan landmark tersebut secara adekuat. Untuk evaluasi gambar

sephalometrik, peneliti mengevaluasi semua landmark sephalometrik yang biasanya

digunakan dalam analisis ortodontik. Peneliti melakukan evaluasi terhadap kemampuan

operator dalam menggunakan kedua display untuk mengidentifikasi landmark tersebut,

dan didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik yang berasosiasi

baik dengan display gambar atau operator dalam evaluasi dari landmark tersebut.

Namun, beberapa landmark anatomikal, seperti foramen mentalis, spina nasal anterior,

dan ridge obliq eksterna terlihat lebih jelas pada tablet dibanding monitor PACS,

terutama pada gambar yang underexpose, tetapi tidak sampai mempengaruhi

kemampuan untuk mengidentifikasi landmark anatomikal menjadi meragukan. Dalam

analisis gambar sephalometrik, landmark anatomikal tertentu seperti porion, orbital, dan

10
molar jauh lebih mudah teridentifikasi dan secara jelas tervisualisasi pada tablet.

Spesifikasi teknikal dari sistem tablet terbaru yang secara signifikan lebih baik

dibanding monitor rata-rata namun tidak lebih baik dibanding sistem display tingkatan

medis. Dalam penelitian ini, walau spesifikasi teknikal dari sistem tablet tidak secara

signifikan superior dibanding monitor PACS, operator mengemukakan bahwa

kemampuan untuk memperbesar dan memanipulasi gambar secara mudah pada sistem

layar sentuh tablet secara signifikan berkontribusi terhadap penemuan beberapa

landmark yang dapat tervisulisasi dengan mudah pada tablet. Oleh karena itu,

kemampuan untuk mengidentifikasi landmark anatomikal tertentu tidak berbeda antara

sistem display.

Walau dalam penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap display gambar, beberapa

aplikasi dapat diinstal pada komputer tablet untuk meningkatkan layanan pasien. Akses

ke rekam medis elektronik pasien dan kemampuan untuk meninjau gambar radiografik

dan gambar dan video edukasi, termasuk potensial rencana perawatan, dapat menjadi

kemampuan yang sangat berharga. Dengan pertimbangan keuntungan dalam hal

kenyamanan dan mobilitas, alat tablet berpotensial menghilangkan keperluan dari

workstation disebelah tiap dental unit. Hal ini merupakan cara untuk menurunkan biaya

dan merupakan cara yang ekonomis dan fungsional dalam meningkatkan interaksi

pasien dan penyedia layanan kesehatan.

Aplikasi dental, seperti yang disebut sebagai ‘orthodontic apps’ dikembangkan untuk

komputer tablet dan smartphone, menjadi lebih dapat dapat diandalkan, dan frekuensi

penggunaannya meningkat pada praktek kedokteran gigi. Penelitian selanjutnya perlu

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi aplikasi lain dalam komputer tablet,

11
termasuk penggunaanya dengan modalitas pencitraan radiografik lain dan langkah

dalam mengakses sistem rekam medis elektronik.

Alat tablet, seperti iPad, dapat disandingkan dan pada saat tertentu lebih baik dalam hal

kemampuan untuk depict landmark anatomikal pada radiograf panoramik dan

sephalometrik. Disebabkan adanya kemampuan sseperti resolusi tinggi, permukaan

layar sentuh, masa hidup baterai panjang, dan ringan, alat ini sangat bersifat portabel

dan merupakan alternatif mobile baik terhadap sistem display monitor PACS

konvensional untuk evaluasi radiograf panoramik dan sephalometrik.

12
13

Das könnte Ihnen auch gefallen