Sie sind auf Seite 1von 3

RESUME: “Pharmaceutically active secondary metabolites of marine

Actinobacteria”.
Manivasagan P, Venkatesan J, Sivakumar K, Kim S. 2014. Microbiological Research.
169: 262-278.
Oleh: Dwi Retnowati
Resistensi mikroba patogen terhadap berbagai antibiotik menyebabkan semakin
banyak penyakit yang sulit untuk diobati. Pencarian obat baru saat ini dibutuhkan untuk
melawan berbagai macam penyakit yang ada. Aktinomisetes adalah prokariot yang
berharga dan bertanggungjawab sebagai produsen senyawa bioaktif termasuk antibiotik.
Saat ini pencarian senyawa obat yang berasal dari aktinomisetes masih berfokus pada
isolasi aktinomisetes tanah. Kondisi laut yang berbeda dari kondisi daratan
memungkinkan aktinomisetes yang diperoleh akan berbeda, sehingga berbeda pula
metabolit sekunder yang dihasilkan.
Laut memiliki kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti ketersediaan cahaya
terbatas, kadar oksigen rendah, pergerakan air, salinitas, dan suhu rendah..
Aktinomisetes mampu hidup pada lingkungan laut yang ekstrim kondisinya dikarenakan
kemampuannya dalam menghasilkan spora. Jumlah aktinomisetes pada lingkungan laut
diketahui berkisar antara 0,36%-8,63% dari populasi mikroba laut. Biodiversitas
ekosistem laut sangat besar, seperti diketahui tingkat kedalaman laut, kadar garam, dan
pertemuan arus laut berpengaruh terhadap populasi biota laut. Semakin besar
keragaman ekologi dalam habitat tertentu maka tingkat keragaman metabolit sekunder
semakin tinggi. Dengan demikian masih banyak peluang untuk mendapatkan senyawa
aktif baru atau bahkan spesies baru yang berasal dari aktinomisetes laut. Diversitas
aktinomisetes berkaitan erat dengan jenis metabolit sekunder yang dihasilkan, demikian
juga habitatnya. Ekskresi metabolit sekunder oleh mikroorganisme merupakan fungsi
dari lingkungan tempat hidupnya. Berikut adalah beberapa potensi aktinomisetes laut
dalam menghasilkan berbagai senyawa bioaktif:
1. Aktinomisetes laut penghasil antibakteri
Abyssomicin merupakan senyawa poliketida polisiklik baru yang diproduksi oleh
strain Verrucosispora sp. Senyawa tersebut diketahui dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif, termasuk Staphylococcus aureus yang resisten
terhadap vancomycin. Selain itu senyawa baru yang diketahui sebagai bonactin
diperoleh dari kultur cair Streptomyces sp. yang diisolasi dari sedimen pada Pantai
Kailua, Hawaii. Senyawa tersebut diketahui memiliki aktifitas antimikroba pada
bakteri Gram negatif dan Gram positif serta antifungi. Kedua senyawa tersebut
diketahui menghambat kerja dari enzim fosfodiesterase. Sedimen kaya akan materi
organik dan mikroba yang berada didalamnya memiliki aktivitas yang tinggi dalam
menguraikan bahan organik tersebut. Kepadatan bakteri yang diisolasi dari sedimen
laut dangkal dapat mencapai 1012 sel per gram sedimen.
2. Aktinomisetes laut sebagai penghasil antifungi
Streptomyces yang berasal dari laut yang berasosiasi dengan spons Carniella
australiensis diketaui memproduksi enzim kitinase yang berkhasiat dalam
antifungsi yang menghambat Aspergillus niger dan Candida albcians. Aktifitas
antifungsi pada kitin dan turunannya sangat berguna pada biomedik, seperti
penyembuhan luka, jaringan kartilago(tulang lunak), dan regenerasi syaraf. Selain
itu kitin juga berfungsi pada pertanian, industri makanan dan kosmetik.
3. Aktinomisetes laut sebagai penghasil antikanker
Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
Salinosporamide A merupakan senyawa bisiklik beta-lactone gamma-lactam baru
yang diisolasi dari aktinomisetes laut Streptomyces tropica. Senyawa tersebut
merupakan inhibitor proteasom yang menginduksi apoptosis sel dengan mekanisme
yang berbeda dari obat antikanker komersial.
4. Aktinomisetes laut penghasil antitumor
Marinispora sp. di isolasi dari sedimen pada kedalaman 56 m diketahui mampu
menghasilkan Marinomycins yang diketahui memiliki aktifitas antitumor.
Marinomycins merupakan salah satu senyawa makrolida dengan kemampuan yang
signifikan mematikan enam dari delapan sel melanoma.
5. Aktinomisetes laut penghasil antiinflamasi
Salinamida A dan B merupakan senyawa metabolit yang berpotensi sebagai
antibakteri dan sebagai agen inflamasi. Senyawa metabolit ini diperoduksi oleh
isolat Streptomyces sp. CNB-091 yang berhasil diisolasi dari ubur-ubur.
6. Aktinomisetes laut sebagai penghasil antioksidan
Dermacozine A-G diketahui sebagai senyawa fenazin baru yang dihasilkan oleh
spesies aktinomisetes baru yaitu Dermacoccus barathri sp. nov. dan Dermacoccus
profundi sp. nov. yang diisolasi dari sedimen laut dalam (10898 m) Mariana Trench.
Hasil HPLC dari ekstrak senyawa tersebut menunjukkan adanya perbedaan struktur
dan teridentifikasi sebagai senyawa fenazin baru.
Bukti bahwa sangat potensialnya aktinomisetes laut dalam menghasilkan berbagai
macam senyawa bioaktif menjadikan eksplorasi terhadap aktinomsetes laut sangat
menarik untuk diteliti. Aktinomisetes terdistribusi secara luas pada lingkungan laut,
terdapat pada sedimen, spons, ikan, moluska, dan rumput laut. Aktinomisetes laut
diduga berasal dari daratan, yang terbawa oleh runoff dan aliran sungai. Namun isolasi
aktinomisetes laut memang masih sulit untuk dilakukan, karena diduga adanya nutrisi
khusus yang belum diketahui. Oleh karena itu saat ini diperlukan adanya pengembangan
metode isolasi, kultivasi dan produksi yang baik untuk meningkatkan yield dari setiap
tahapan proses untuk memperoleh metabolit sekunder yang potensial.

Gambar 1. Diagram alir teknik pencarian senyawa bioaktif baru dari aktinomisetes laut (isolasi,
screening awal, ekstraks, karakterisasi senyawa bioaktif, hingga pengembangan
untuk produk farmasi).

Das könnte Ihnen auch gefallen